Anda di halaman 1dari 58

9.

Struktur dan Kompleks Logam


Kimia Dasar IA
Institut Teknologi Bandung
Course Learning Outcome
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan:
1. Memahami berbagai aspek struktur kompleks logam: struktur kompleks, tata nama, isomer,
tipe-tipe ligan, kestabilan kompleks.
2. Menerapkan teori medan kristal untuk menerangkan sifat kemagnetan dan warna dari
kompleks.

2/58
Beberap de nisi dalam materi kompleks logam
ligan: Bilangan koordinasi:

- molekul netral atau ion yang memiliki Jumlah ikatan kovalen koordinasi
pasangan elektron non-ikatan yang yang terikat pada ion logam sebagai atom
dapat digunakan untuk membentuk ikatan pusat.
dengan logam.

- merupakan basa Lewis: donor pasangan


elektron

Logam:

- sebagai pusat kompleks dan dapat


berikatan dengan lebih dari satu lignd
Bilangan koordinasi besi dalam
- merupakan asam Lewis: aseptor [Fe(H O) ]
2 6
2 +
adalah enam

pasangan elektron dari lignd (basa Lewis)

3/58
Struktur dan bilangan koordinasi

4/58
Struktur dan bilangan koordinasi

5/58
Tipe ligan
1. ligan monodentat: satu ligan hanya
menyumbangkan satu ikatan kovalen
koordinasi (satu donor pasangan elektron)

2 lignd polidentat: satu ligan dapat


menyumbang lebih dari satu ikatan kovalen
koordinasi dalam satu molekul/ion

6/58
Ligan monodentat

7/58
Contoh kompleks logam-(ligan monodentat)
Contoh kompleks dengan bilangan koordinasi 4

Geometri (a) tetrahedra dan (b) kotak

8/58
Contoh kompleks logam-(ligan monodentat)
Contoh kompleks dengan bilangan koordinasi 6

9/58
Ligan bidentat

10/58
Contoh kompleks logam-(ligan bidentat)
Kompleks bilangan koordinasi 4: Pt(Gly)2

Kompleks bilangan koordinasi 6: Co(en)3

11/58
Ligan polidentat

ligan polidentat dikenal sebagai agen pengkhelat (penjepit) logam

12/58
Ligan polidentat

13/58
Contoh kompleks logam-(ligan polidentat)
Kompleks Metal-EDTA: Kompleks Co-EDTA:

14/58
Contoh kompleks biologi
Kompleks pada hemoglobin:

15/58
Efek jepitan (khelat) ligan polidentat
Jepitan ligan pooidentat memberikan kestabilan ekstra pada senyawa kompleks yang
dibentuknya:

2 + 2 + 8
Ni (aq) + 6 NH (aq) −

↽− [Ni(NH ) ] (aq) K form = 2.0 × 10
3 3 6

2 + 2 + 17


Ni (aq) + 3 en(aq) ↽− [Ni(en) ] (aq) K form = 1.4 × 10
3

[Ni(en) ]
3
2 +
lebih stabil 2 x 109 kali dibanding [Ni(NH3 )6 ]2 +

Dari mana asal kestabilan ekstra ini?

· Faktor entropi merupakan penyebab disosiasi senyawa kompleks.

· Senyawa kompleks yang mengikat ligan polidentat akan menghasilkan lebih sedikit
spesi hasil penguraian dibanding senyawa kompleks yang mengikat ligan monodentat. Oleh
karena itu, efek entropi akan lebih kecil pada senyawa kompleks yang mengikat lignd
polidentat dibanding yang mengikat lignd monodentat.

16/58
Tatanama kompleks
Aturan IUPAC untuk tatanama senyawa kompleks

1. Nama kation ditulis pertama, kemudian diikuti dengan nama anion.

2 ligan anion diberi nama dengan akhiran -o

(a) ligan dengan akhiran -ida berubah menjadi -o. Contoh:

17/58
Tatanama kompleks
(b) ligan dengan akhiran -ate berubah menjadi -ato

18/58
19/58
3. ligan netral diberi nama seperti pada molekul, kecuali untuk:

H O : aqua NH : amin
2 3

4. Bila ada lebih dari satu ligan, tambahkan awalan berikut sesuai dengan jumlah ligan

JUMLAH LIGAN AWALAN LIGND SEDERHANA AWALAN UNTUK LIGND RUMIT

2 di‑ bis‑

3 tri‑ tris‑

4 tetra‑ tetrakis‑

5 penta‑

6 hexa‑

5. urutan penamaan ligan:

- Dalam rumus: simbol logam diikuti nama lignd dengan urutan lignd anion disebutkan
terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan lignd netral. Keduanya mengikuti urutan alfabet.
- Dalam nama kompleks: lignd diberi nama terlebih dahulu dengan urutan sesuai alfabet,
kemudian diikuti nama logam.

20/58
6. Bila ion kompleks bermuatan negatif, maka nama logam diberi akhiran -at.

LOGAM NAMA DALAM KOMPLEKS ANION

Aluminum Aluminat

Kromium Kromat

Mangan Manganat

Nikel Nikelat

Cobalt Cobaltat

Zinc Zincat

Platina Platinat

Vanadium Vanadat

7. Nama logam ditulis dalam bahasa latin dan bilangan oksidasinya dituliskan menggunakan
huruf romawi dalam kurung.

21/58
Contoh nama senyawa kompleks

[Ag(CN) ] : ion disianoargentat
2

2 −
[Zn(OH) ] : ion tetrahidroksoozincat(II)
4

3 +
[Co(NH ) ] : ion heksaaminkobalt(III)
3 6

[Mn(en) ]Cl : tris(etilenediamin)mangan(II) klorida


3 2

22/58
Latihan 1
Berapakah bilangan oksidasi besi dalam kompleks K 3 [Fe(CN)6 ]?

A. 6+

B. 3+

C. 3-
D. 0

E. 2+
Submit Show Hint Show Answer Clear

23/58
Latihan 2
Apa rumus kompleks yang terdiri dari ion Cr dan enam molekul amonia? tambahkan ion
2 +

klorida atau kalium agar membentuk garam yang sesuai.

A. K 2 [Cr(NH3 )6 ]

B. [Cr(NH3 )6 ]

C. [Cr(NH3 )6 ]Cl2

D. [Cr(NH3 )6 ]Cl

E. K[Cr(NH3 )6 ]
Submit Show Hint Show Answer Clear

24/58
Latihan 3
Apa nama yang tepat untuk senyawa kompleks: Ni(Br)(CN)(NH3 )2 ?

A. nikel(II)sianobromodiamin

B. diaminbromosianonikel(II)

C. aminebromosianonikel

D. bromosianodiamminnikel(II)

E. bromosianoamminnikel(II)
Submit Show Hint Show Answer Clear

25/58
Latihan 5
Berapakah bilangan koordinasi kobalt pada [CoCl2 (en)2 ] ?
+

A. 2

B. 3

C. 4
D. 5

E. 6
Submit Show Hint Show Answer Clear

26/58
Latihan 6
Senyawa kompleks koordinasi manakah yang diharapkan paling stabil (memiliki nilai K f orm

paling besar)?

A. Co(NH3 )6
3 +

B. CoF36 −

C. Co(en)3
3 +

D. Co(dien)2
3 +

E. Co(EDTA)
Submit Show Hint Show Answer Clear

27/58
Latihan 7
Spesi mana yang dapat berfungsi sebagai ligan pengkhelat (penjepit)?

A. NH3

B. NH+
4

C. CN

D. CH3 −CH2 −CH2 −NH2

E. NH2 −CH2 −CH2 −NH2


Submit Show Hint Show Answer Clear

28/58
Latihan 8
Nama yang tepat untuk [CrCl2 (en)2 ]2 C2 O 4 adalah ...

A. diklorobis(etilenediamin)krom(III) oksalat

B. bis(etolenediamin)diklorokromat(III) oksalat

C. diklorobis(etilenediamin)oksalatokromium(III)

D. diklorobis(etilenediamin)oksalatokromat(III)

E. bis(diklorobis(etilenediamin)kromium(III)) oksalat
Submit Show Hint Show Answer Clear

29/58
Latihan 9
Nama yang tepat untuk [Co(NH3 )6 ]2 [PtCl4 ]3 adalah ...

A. kobalt(III) heksamin tetrakloroplatinat(II)

B. kobalt(II) heksamin tetrakloroplatinat(II)

C. kobalt(III) heksamin platina(II) tetraklorida

D. heksaminkobalt(III) tetrakloroplatinat(II)

E. heksaminekobalt(III) platina(II) tetraklorida


Submit Show Hint Show Answer Clear

30/58
Latihan 10
Nama senyawa, (NH4 )3 [FeF6 ] adalah ...

A. amonium heksa uorobesi(III)


B. ammnium heksa uoroferat(III)

C. amonium besi(III) heksa uorida

D. heksa uoroibesi(III) amonium

E. triamonium heksa uorobesi(III)


Submit Show Hint Show Answer Clear

31/58
Isomer
Isomer adalah senyawa-senyawa dengan rumus kimia yang sama tetapi memiliki sifat sik
yang berbeda.

Contoh ada 3 senyawa kompleks dengan rumus CrCl3 ⋅ 6H O


2
:

1. [Cr(H 2 O)6 ]Cl3 (ungu)

2. [Cr(H 2 O)5 Cl]Cl2 ⋅ H O


2
(biru kehijauan)

3. [Cr(H 2 O)4 Cl2 ]Cl ⋅ 2 H 2 O (hijau)

Contoh lain:

- [Co(NH3 )5 Br](SO4 ) (violet)

- [Co(NH3 )5 (SO4 )]Br (merah)

32/58
Isomer geometri
Bilangan koordinasi 4 Bilangan koordinasi 6

Bentuk trans: Bentuk trans:

Bentuk cis: Bentuk cis:

33/58
Isomer geometri
Bentuk trans Bentuk cis

34/58
Khiralitas
Kiralitas merujuk pada struktur yang banyangan cerminnya tidak saling tumpangsuh.

Enansiomer adalah dua isomer bayangan cermin yang tidak saling tumpangsuh.

Enansiomer: Non enansiomer:

35/58
Menentukan khiralitas secara eksperimen
Untuk menentukan apakah suatu senyawa khiral atau tidak, dapat diuji apakah senyawa
tersebut dapat memutar bidang polarisasi atau tidak (optik aktif). Bidang polarisasi adalah
vektor medan magnet atau listrik dari radiasi elektromagnetik (cahaya)

Polarimeter adalah alat yang dapat menentukan putaran bidang polarisasi. Sampel
ditempatkan dalam ruang sampel polarimeter, kemudian cahaya monokromatik (cahaya yang
mengandung satu bidang polarisasi) dilewatkan pada ruang sampel. Enansiomer akan
memutar bidang polarisasi.

36/58
Latihan 11
Kompleks manakah yang memiliki isomer cis- dan trans-?

A. [Fe(H 2 O)6 ]
3 +

B. [CuCl4 ]
2 −

C. [NiBr(NH3 )5 ] +

D. [Mn(NH3 )4 Cl2 ]

E. [Pt(en)2 ]
2 +

Submit Show Hint Show Answer Clear

37/58
Latihan 12
Tentukan jumlah isomer geometri untuk senyawa koordinasi dari platina yang memiliki
geometri kotak berikut:

Masukan nilai angka ke dalam kotak

1. [Pt(Br)(Cl)(I)(NH3 )]

2. [PtCl(NH3 )2 Br]

3. [PtBr(CN)3 ]+

Submit Show Hint Show Answer Clear

38/58
Latihan 13
Tentukan jumlah isomer geometri untuk senyawa koordinasi dari platina yang memiliki
geometri kotak berikut:

Masukan nilai angka ke dalam kotak

1. [CoCl2 (NH3 )4 ]

2. [CoCl3 (NH3 )3 ]

Submit Show Hint Show Answer Clear

39/58
Latihan 14
Ion kompleks manakah yang merupakan isomer khiral?

A. segiempat datar [Pt(en)2 ]


2 +

B. tetrahedral [NiCl4 ]2

C. oktahedral [Co(en)3 ]3 +

D. oktahedral [Co(NH3 )4 Cl2 ]+

E. segiempat datar [Pt(NH3 )ClBrI]


Submit Show Hint Show Answer Clear

40/58
Teori medan kristal
1. Kompleks logam transisi umumnya berwarna

ligan berbeda memberikan warna yang berbeda

2. Adanya orbital d yang belum lengkap pada logam transisi membuat sebagian senyawa
kompleksnya bersifat paramagnetik.

Teori medan kristal mencoba menjelaskan ikatan pada kompleks logam transisi dan
menerangkan warna dan sifat magnetiknya.

41/58
Teori medan kristal
Teori medan kristal memandang interaksi antara ligan dan ion logam transisi murni sebagai
interaksi elektrostatik (ionik) dengan mengabaikan interaksi kovalen.

Ligan dianggap sebagai titik muatan negatif yang saling tolak menolak ketika berinteraksi
dengan orbital d dari ion logam transisi.

Pada kompleks oktahedral, ligan kontak secara elektrostatik dengan sumbu pada orbital d
logam, sehingga orbital dx 2 −y2 dan dz2 akan merasakan tolakan lebih besar dibanding orbital
dxy , dxz , dyz . Hal ini menyebabkan adanya pemisahan orbital d.

42/58
Faktor yang mempengaruhi besarnya nilai Δ
1. Faktor ligan

Ada ligan yang menghasilkan Δ besar dan ada yang kecil. Berikut adalah deret spektroskopi
yang susun berdasarkan penurunan kekuatan ligan:

− − 2 − − − − − −
CN > NO2 > en > NH > H O > C O > OH > F > Cl > B > I
3 2 2 4

Pada logam yang sama, CN



merupakan ligan penghasil nilai Δ terbesar dan I

yang paling
kecil

2. Faktor Bilangan Oksidasi Logam

Nilai Δ bertambah dengan naiknya bilangan oksidasi. Mengapa?

Kenaikan bilangan oksidasi menyebabkan bertambahnya muatan positif dan mengecilnya


ukuran ion logam sehingga ligan akan terikat lebih kuat dan lebih dekat. Hal ini
menyebabkan bertambah kuatnya tolak menolak antara ligan dan orbital dz dan dx 2 2 2
−y

43/58
3. Faktor posisi logam dalam sistem periodik

Nilai Δ meningkat dengan bertambahnya baris dalam satu golongan. Contoh:

- Nilai ΔFe3 + 3 +
< Ru
3 +
< Os

- Ion dengan ukuran besar memiliki orbital d yang lebih yang lebih besar dan semakin jauh dari
inti. Hal ini menyebabkan meningkatkan tolak-menolak elektrostatik antara elektron ligan dan
elektron pada orbital d.

44/58
Aplikasi Teori Medan Kristal
dengan mudah dioksidasi menjadi Cr dalam [Cr(H 2 O)6 ] dan [Cr(H 2 O)6 ] . Teori
2 + 3 + 2 + 3 +
Cr

medan kristal dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena ini.

- Kon gurasi elektron Cr : [Ar] 3d5 4s1

- Kon gurasi elektron Cr2+ : [Ar] 3d4

Ligan H O
2
merupakan ligan lemah sehingga nilai Δ yang dihasilkan relatif rendah. Hal ini
memungkinkan elektron ke empat untuk dipromosikan ke orbital dx 2 −y2 atau dz2 . Oleh karena
itu pelepasan 1 elektron lebih disukai karena meninggalkan tiga elektron tidak berpasangan
pada orbital dxy , dxz , dyz .

45/58
Aplikasi Teori Medan Kristal
Ketika foton cahaya memiliki energi yang sama dengan Δ , maka cahaya akan diserap dan
elektron ditransfer dari orbital dxy , dxz , atau dyz ke orbital dx −y atau dz .
2 2 2

- Bila Δ besar, maka foton berenergi tinggi dari cahaya UV yang diperlukan. Kompleks akan
berwaran putih karena tidak ada cahaya pada daerah sinar tampak yang diserap

- Bila Δ kecil, maka foton dari cahaya sinar tampak yang diserap, kompleks akan berwarna.

46/58
Roda warna
· Bila cahaya putih mengenai benda,
sebagian akan diserap dan sebagian akan
dipantulkan atau diteruskan. Cahaya yang
dipantulkan atau diteruskan adalah
cahaya komplemen.

· Warma hijau-biru adalah komplemen dari


warna merah. Bila cahaya merah
diserap, maka warna benda akan nampak
hijau-biru.

· Kuning adalah komplemen dari warna


violet. Bila warna violet yang diserap,
maka warna benda akan kuning.

47/58
Efek ligan pada warna kompleks krom

48/58
Aplikasi Teori Medan Kristal
· Sifat kemagnetan: [Fe(H O) ]
2 6
2 +
bersifat paramagnetik, tetapi [Fe(CN) ]
6
4 −
bersifat
diamagnetik.

· Teori medan kristal dapat menerangkan perbedaan sifat kemagnetan tersebut.

· Kon gurasi elektron Fe : [Ar] 3d6 4s2

· Kon gurasi elektron Fe2+ : [Ar] 3d6

· kekuatan ligan CN− ≫ H O


2
, sehingga nilai Δ([Fe(CN)6 ]
4 −
) > Δ([Fe(H O) ]
2 6
2 +
)

· Pairing energy = P = energi yang diperlukan untuk mengatasi gaya tolak menolak dua
elektron yang diletakan secara berpasangan dalam satu orbital.

- Bila Δ > P maka elektron akan lebih stabil berpasangan pada orbital d bawah.

- Bila Δ < P maka elektron akan cenderung tersebar hingga mengisi orbital d atas.

49/58
Perbandingan Sifat kemagnetan

[Fe(H O) ]
2 6
2 +
memiliki lebih banyak elektron tidak berpasangan (spin tinggi) dibanding
[Fe(CN) ]
6
4 −
yang tidak memiliki elektron tidak berpasangan (spind rendah), sehingga
[Fe(H O) ]
2 6
2 +
bersifat paramagnetik.

50/58
Latihan 15
Kompleks berwarna merah, sedangkan kompleks berwarna hijau.
3 + 3 +
[CoA ] [CoB ]
6 6

Ligan manakah, A atau B, yang menghasilkan nilai Δ lebih besar?

A. ligan A, karena warna merah energinya lebih tinggi

B. ligan B, karena warna hijau energinya lebih tinggi

C. kedua ligan menghasilkan nilai Δ yang sama

D. ligan A, karena menyerap cahaya hijau yang berenergi lebih tinggi


E. ligan B, karena menyerap cahaya merah yang berenergi lebih tinggi
Submit Show Hint Show Answer Clear

51/58
Teori medan kristal untuk geometri kotak
· Geometri kotak atau segiempat datar
terbentuk dari geometri oktahedral yang
kehilangan orbital pada z, akibatnya:

- orbital d pada sumbu z energinya


turun

- orbital d pada bidang xy (dxy ) lebih


kuat terikat sehingga lebih kuat tolak-
menolak elektrostatiknya.

- kenaikan tolak menolak elektrostaik


orbital d pada sumbu x dan y (dx −y )
2 2

semakin meningkat energinya

52/58
Contoh distribusi elektron pada geometri kotak
· Contoh: ion yang diketahui

[Ni(CN) ]
4 2

memiliki geometri kotak


· Ni
2 +
memiliki 8 elektron valensi

· ligan CN adalah ligan bermedan kuat


sehingga elektron cenderung dipasangkan

53/58
Teori medan kristal untuk geometri tetrahedral
· Pada geometri tetrahedral ligan
mendekat pada atom pusat pada posisi
antar sumbu, sehingga tolak-menolak
dengan orbital dxy , dxz , dyz menjadi lebih
tinggi dibanding dengan orbital dx 2 −y2 dan
dz2 .

· Nilai Δ untuk tetrahedral lebih kecil


dibanding oktahedral: Δ tet
4
≈ Δ okt
9

· Nilai Δ tet < P sehingga tetrahedral


cenderung spin tinggi

54/58
Teori medan kristal untuk geometri tetrahedral
· [CoCl ]
4
2 −
adalah contoh kompleks
dengan geometri tetrahderal

· Kon gurasi elektron Co2+ : [Ar] 3d7

55/58
Latihan 16
Ni(CN) Br
2 2
bersifat diamagnetik dan merupakan kompleks berwarna merah. Apa warna
cahaya yang diserap oleh senyawa kompleks ini dan apa geometrinya?

A. Merah, tetrahedral

B. Hijau, segiempat datar

C. Merah, segiempat datar


D. Hijau, tetrahedral

E. Tidak cukup informasi


Submit Show Hint Show Answer Clear

56/58
Latihan 17
Di bawah ini adalah deret spektroskopi untuk ligan

2 − − − − −
CN > NO > en > NH > H O > C O > OH > F > Cl > Br > I
2 3 2 2 4

Berdasarkan deret ini, manakah yang akan menyerap cahaya dengan energi paling tinggi?

A. [Fe(NH3 )6 ]
2 +

B. [Fe(NH3 )6 ]
3 +

C. [Os(CN)6 ]4 −

D. [Os(NH3 )6 ]
2 +

E. [Fe(CN)6 ]
3 −

Submit Show Hint Show Answer Clear

57/58
Latihan 18
Di bawah ini adalah deret spektroskopi untuk ligan

2 − − − − −
CN > NO > en > NH > H O > C O > OH > F > Cl > Br > I
2 3 2 2 4

dan keduanya adalah kompleks bermuatan negatif. Pernyataan


3 − 3 −
FeF Fe(CN)
6 6

manakah yang benar dalam menggambarkan sifat kemagnetan kedua kompleks ini?

A. FeF6 dan Fe(CN)6 bersifat diamagnetik.


3 − 3 −

B. FeF363− bersifat diamagnetik sedangkan Fe(CN)36 − bersifat paramagnetik.

C. FeF36 − bersifat paramagnetik sedangkan Fe(CN)36 − bersifat diamagnetik.

D. Keduanya bersifat paramagnetik, tetapi FeF


3 −
6
memiliki jumlah elektron tidak
berpasangan lebih banyak dibanding Fe(CN)36 −

E. Keduanya bersifat paramagnetik, tetapi memiliki jumlah elektron tidak


3 −
Fe(CN)
6

berpasangan lebih banyak dibanding Fe(F)6 .


3 −

Submit Show Hint Show Answer Clear

58/58

Anda mungkin juga menyukai