Anda di halaman 1dari 52

HALOGENASI

PENGERTIAN HALOGENASI

Halogenasi diambil dari kata halogen yaitu anggota golongan unsur yang sangat aktif,
terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang mempunyai sifat kimia sama.
Sedangkan halogenasi tersebut merupakan prosesnya yaitu pemasukan halogen ke dalam
senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun secara penggantian (substitusi).

Halogenasi adalah pemasukan halogen (VII A) ke dalam senyawa organik, baik secara
penambahan (adisi) maupun secara penggantian (substitusi).

Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon rangkap (C=C)
pada senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti klorin, bromin
dan iodin.

JENIS-JENIS HALOGENASI

Halogenasi berdasarkan jenis halogen

Fluorinasi

Senyawa organik, jenuh dan tak jenuh, mudah bereaksi, biasanya eksplosif, dengan fluor.
Fluorinasi dengan fluor elemental (F2) memerlukan kondisi dan peralatan yang sangat khusus.

Banyak senyawa organik penting secara komersial difluorinasi secara elektrokimia


menggunakan hidrogen fluorida sebagai sumber fluor. Metode ini disebut
fluorinasi elektrokimia. Selain F2 dan sejenisnya secara elektrokimia yang dihasilkan,
berbagai reagen pengfluorinasi yang dikenal seperti xenon difluorida dan kobalt(III) fluorida.

Klorinasi

Klorinasi secara umum sangat eksotermik. Baik senyawa jenuh dan tak jenuh bereaksi secara
langsung dengan klor, yang pertama biasanya membutuhkan cahaya UV untuk memulai
homolisis klor.
Klorinasi dilakukan dalam skala besar secara industri; proses utama termasuk rute pada 1,2-
dikloroetana (prekursor bagi PVC), serta beragam etana terklorinasi, sebagai pelarut.

Brominasi

Brominasi lebih selektif dibandingkan klorinasi karena reaksinya yang kurang eksotermik.
Brominasi umumnya dilakukan melalui adisi Br2 pada alkena. Sebagai contoh brominasi
adalah sintesis organik pada halotana anestetik dari trikloroetilena:

Senyawa organobromin merupakan organohalida yang paling umum di alam. Penbentukannya


dikatalisis oleh enzim bromoperoksidase yang memanfaatkan bromida dikombinasikan dengan
oksigen sebagai oksidan. Lautan diperkirakan melepaskan 1-2 juta ton bromoform dan 56.000
ton bromometana per tahun.[3]

Iodinasi

Iodinasi adalah halogen paling reaktif dan enggan untuk bereaksi dengan sebagian besar
senyawa organik. Penambahan iodin pada alkena merupakan dasar dari metode analisis yang
disebut bilangan iodin, ukuran tingkat ketidakjenuhan pada lemak. Reaksi iodoform melibatkan
degradasi metil keton.

ZAT-ZAT PEREAKSI

Zat-zat pereaksi untuk halogenasi:


1. Cl2, Br2, I2 dan F2
I2 reaksinya lambat karena reaksinya adalah reaksi setimbang.
F2 reaksinya hebat sekali karena itu sangat berbahaya.

2. HX
Digunakan untuk mengganti gugus O

3. NaOX

Biasa dipakai untuk memperlambat reaksi. Bahan ini harganya mahal maka hanya
digunakan untuk keperluan tertentu saja.
4. Ca(OX)2, harganya
lebih murah

Zat-zat yang dapat di halogenasi


1. Alkana secara substitusi, biasanya sebagai hasil antara untuk memperoleh
hasil akhir.
Reaksi: RH + Cl2 RCl + HCl
CH4 + Cl2 CH3Cl + CH2Cl2 + HCl
2. Olefin, secara addisi dan substitusi
Reaksi: RCH = CH2 + X2 RCHX CH2X
RCH = CH2 + HX RCH2 CH2X
3. Alkohol
Reaksi: ROH + HX RX + H2O
RCH2OH + X2 RCHXOH + HX

6. Senyawa aromatik, secara addisi atau substitusi


Reaksi:

7. Senyawa aromatik yang mempunyai rantai cabang


Halogenasi bisa terhadap inti dan bisa terhadap cabang.
a. Substitusi pada inti, secara katalitik
Reaksi:

X
Kat. AlCl3
H3C + X2 H3C + HX
T<

b. Substitusi pada cabang, secara termal dan foto reaksi


Reaksi:

CH3 + X2 CH2X + HX
T>

Adisi sukar terjadi sebab inti lebih sukar diserang halogen.

8. Naphtalin, secara addisi akan diperoleh octachlor naphtalen


Reaksi:

Cl Cl
Cl Cl
+ Cl2 + 8HCl
Cl Cl Cl
Cl

9. Karbon disulfida
Reaksi: CS2 + 3Cl2 CCl4 + S2Cl
10. Antroquinon
Reaksi:

O NH2 O NH2
Katalisator + Cl
Cl2
Cl
nitrobzen O NH2
O NH2
KINETIKA DAN MEKANISME REAKSI
Reaksi-reaksi antara Alkena dengan Unsur-unsur Halogen

1. Etena dengan fluorin


Etena bereaksi ledakan (eksplosif) dengan fluorin menghasilkan karbon
dan gas hidrogen fluoride. Reaksi ini bukan merupakan reaksi yang
bermanfaat, dan jarang dibahas pada pembahasan tingkat dasar.

2. Etena dengan klorin atau bromin atau iodin


Reaksi yang terjadi antara etena dengan klorin atau bromin atau iodin
adalah reaksi adisi.
Sebagai contoh, bromin ditambahkan membentuk 1,2-dibromoetana.

Reaksi dengan bromin terjadi pada suhu kamar.


Klorin bereaksi lebih cepat dibanding bromin, tapi sifat kimia reaksi
cukup mirip.
Iodin bereaksi jauh lebih lambat, tapi sifat kimia reaksi juga mirip.
Reaksi dengan bromin jauh lebih mungkin ditemui dibanding reaksi
dengan klorin dan iodin.

Penggunaan air bromin sebagai sebuah reaksi uji untuk alkena


Jika menggoncang sebuah alkena dengan air bromin atau
menggelembungkan sebuah alkena wujud gas (seperti etena) melalui
bromin cair murni atau melalui sebuah larutan bromin dalam sebuah
pelarut organik seperti tetraklorometana, maka bromin yang berwarna
coklat kemerah-merahan akan berubah warna (tidak berwarna).
Sifat kimia reaksi uji
Reaksi uji ini menjadi rumit dengan adanya fakta bahwa produk utama
yang dihasilkan bukan 1,2-dibromoetana. Air juga terlibat dalam reaksi,
dan kebanyakan hasil reaksi adalah 2-bromoetanol.

Reaksi-reaksi antara Alkana dengan Unsur-unsur Halogen

1. Alkana dengan fluorin


Reaksi ini menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan
ruang gelap, dan cenderung dihasilkan karbon dan hidrogen fluoride.
Sebagai contoh:

2. Alkana dengan iodin


Iodin tidak bereaksi dengan alkana sekurang-kurangnya pada kondisi
laboratorium yang normal.

3. Alkana dengan klorin atau bromin


Tidak ada reaksi yang terjadi dalam kondisi gelap (tanpa cahaya).
Jika terdapat cahaya, reaksi yang terjadi sedikit mirip dengan fluorin,
yakni menghasilkan sebuah campuran karbon dan hidrogen halida.
Keagresifan reaksi berkurang tajam semakin ke bawah golongan mulai
dari fluorin sampai klorin sampai bromin.
Reaksi-reaksi yang menarik terjadi dengan adanya sinar ultraviolet
(begitu juga sinar matahari). Reaksi-reaksi ini disebut reaksi fitokimia,
dan terjadi pada suhu kamar.

Metana dengan klorin


Reaksi substitusi terjadi dengan mekanisme dimana atom-atom hidrogen
dalam metana digantikan oleh atom-atom klorin. Hasil reaksi adalah
campuran klorometana, diklorometana, triklorometana dan
tetraklorometana.

Campuran antara gas tidak berwarna dengan sebuah gas berwarna hijau
ini akan menghasilkan hidrogen klorida dalam bentuk uap asap dan kabut
cairan-cairan organik. Semua produk organik berbentuk cair dalam suhu
kamar terkecuali klorometana yang merupakan sebuah gas.
Jika klorin diganti dengan bromin, kita bisa mencampur metana dengan
uap bromin, atau menggelembungkan metana melalui cairan bromin
paparkan kedua prosedur ini terhadap sinar UV. Campuran gas yang
terbentuk akan berwarna merah-coklat dan bukan hijau.
Reaksi-reaksi ini tidak bisa digunakan untuk membuat senyawa-senyawa
organik yang dihasilkan dalam laboratorium karena campuran hasil
reaksinya sangat sulit dipisahkan.

Reaksi alkana-alkana yang lebih besar dengan klorin


Sebagai contoh, dengan propana, akan diperoleh salah satu dari dua
isomer berikut:

Jika salah satu dari dua isomer yang terbentuk ini hanya secara kebetulan
tanpa ada faktor lain, maka bisa diperoleh jumlah isomer yang tiga kali
lebih banyak dengan klorin pada atom karbon ujung. Ada 6 hidrogen yang
bisa terganti pada atom-atom karbon ujung dan hanya 2 pada atom karbon
tengah.
Sebenarnya, jumlah setiap dari dua isomer ini yang diperoleh hampir
sama.
Jika digunakan bromin, kebanyakan hasil reaksi adalah isomer dimana
bromin terikat pada atom karbon tengah, bukan pada atom karbon ujung.

2.3.2 Reaksi-reaksi antara Sikloalkana dengan Unsur-unsur Halogen


Dibawah sinar UV, siklopropana akan mengalami reaksi substitusi dengan
klorin atau bromin. Akan tetapi, sikloalkana juga memiliki kemampuan untuk
bereaksi dalam kondisi tanpa cahaya.
Dengan adanya sinar UV, siklopropana bisa mengalami reaksi adisi dimana
cincinnya terputus. Sebagai contoh, dengan bromin, siklopropana
menghasilkan 1,3-dibromopropana.

Reaksi ini masih bisa terjadi dengan adanya sinar biasa tetapi reaksi
substitusi juga terjadi pada kondisi ini.
Struktur cincin terputus karena siklopropana mengalami regangan cincin.
Sudut-sudut ikatan dalam cincin menjadi 60 dan tidak normal lagi yaitu
sekitar 109.5 ketika karbon membentuk empat ikatan tunggal.
Timpang tindih antara orbital-orbial atom dalam pembetukan ikatan C-C
tidak lagi seperti pada keadaan normal, dan terjadi tolak-menolak yang cukup
besar antara pasangan-pasangan elektron ikatan. Sistem akan menjadi lebih
stabil jika cincin terputus.
Kecepatan Reaksi Halogenasi
Kecepatan reaksi dinyatakan oleh besarnya tenaga aktivasi yang biasa dinyatakan
sebagai berikut:
k=

RH + X2 RX +HX
dan r = k [RH][X2]

dengan: k = konstanta kecepatan reaksi


E = tenaga aktivasi
A = tetapan = konstanta tumbukan

Makin kecil harga E maka reaksi akan makin cepat. Harga E ini merupakan fungsi
yang kompleks dari tenaga pemecahan ikatan dan tenaga pembentukan dalam reaksi.
Sehingga untuk kebanyakan reaksi harga E diperoleh secara eksperimental.

Pada umumnya reaksi halogenasi adalah reaksi berantai. Ada tiga bentuk mekanisme
reaksi yaitu:
1. CH4 + X2 CH3X + HX q1 kalori
Reaksi ini berjalan cepat karena reaksinya berantai dan berjalan secara termis
dan yang bereaksi adalah radikal bebas.

2. a. X2 X q2 kalori
b. CH3 : H + X H3C + HX
c. H3C + X2 CH3X + X

Radikal bebas X akan menarik elektron lagi dari CH4, terjadi radikal bebas
CH3, yang bereaksi lagi dengan X2, terbentuk radikal bebas X dan
seterusnya, terjadi reaksi berantai.


3. a. X2 X q3 kalori

b. CH3 : H + X CH3X + H

c. H + X2 HX + X

Dari ketiga reaksi 1, 2 dan 3, reaksi yang paling cepat akan mengalahkan yang
lainnya.
Dari persamaan k = A. e-E/RT; untuk E positif maka reaksi yang paling cepat adalah
yang memerlukan tenaga aktivasi paling kecil.
Melihat dari panas reaksinya, misalkan nilai q2<q3<q1, maka bila kita memberikan
panas q1 kalori, tetapi baru sampai q2 kalori sudah terjadi reaksi yaitu reaksi 2 dan
sudah selesai reaksinya.

Untuk menentukan harga E:


1. Dari persamaan konstanta kecepatan reaksi:
ln k ER T1 ln A
Buat grafik ln k dengan 1/T akan diperoleh garis lurus dengan koefisien tangen arah
sebesar E/R, sehingga harga E dapat dihitung.

Tetapi pada beberapa reaksi harga k sukar menentukannya.

Slope -E/R = tg
ln k

1/T

2. Menggunakan mekanika kuantum, sukar dilakukan dalam praktek.


3. Dengan bantuan tenaga ikatan.
Dianggap bahwa radikal bebas aktif sekali sehingga tidak memerlukan tenaga
ikat, harga E = 0
Juga kalau reaksinya eksotermis E = 0, sedang kalau reaksinya endotermis,
harga E = H. Untuk tenaga ikat diperlukan data.

Tenaga Ikatan pada 25 oC (Kkal.)


Jenis Ikatan F Cl Br I

XX 63,5 57,8 46,1 36,3


HX 147,6 102,9 87,4 71,6
C-X 103,8 66,6 53,0 38,7
CC 56,2
I Br 42,9
C=C 95,0
I Cl 51,0
C C 124,5
Br Cl 52,7
CH 87,7
Cl F 86,4
HH 103,0

Misal reaksi antara CH4 dengan Cl2 dalam fase gas, homogen, katalisator Fe.
Ada beberapa kemungkinan mekanisme reaksi:
a. CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
Untuk menghitung tenaga aktivasi atau panas reaksi dari percobaan
laboratorium.

b. 1) Cl : Cl Cl
Cl reaktif sekali, Cl ini akan menyerang apa saja.
Pecahnya ikatan Cl : Cl tenaga dibutuhkan = (57,8) = 28,9 Kkal

2) CH4 + Cl CH3 + HCl


Pecahnya ikatan C H, tenaga dibutuhkan = 87,7 Kkal
Timbulnya ikatan H Cl, tenaga keluar = -102,9 Kkal
Ada selisih tenaga keluar = -15,2 Kkal

3) CH3 + Cl2 CH3X + Cl


Pecahnya ikatan Cl Cl, tenaga yang dibutuhkan = 57,8 Kkal
Timbulnya ikatan C Cl, tenaga yang dikeluarkan = -66,6 Kkal
Ada selisih tenaga keluar = -8,8 Kkal

c. 1) Cl : Cl Cl
Pecahnya ikatan Cl : Cl, tenaga yang dibutuhkan = 28,9 Kkal

2) CH4 + Cl CH3Cl + H
Pecahnya ikatan C H, tenaga dibutuhkan = 87,7 Kkal
Timbulnya ikatan C Cl, tenaga keluar = -66,6 Kkal
Ada selisih tenaga yang dibutuhkan = 21,1 Kkal
3) H + Cl : Cl HCl + Cl
Pecahnya ikatan C Cl, tenaga dibutuhkan = 57,8 Kkal
Timbulnya ikatan H Cl, tenaga dikeluarkan = -102,9 Kkal
Ada selisih tenaga yang dikeluarkan = -45,1 Kkal

Mekanisme bagian c membutuhkan tenaga aktivasi 28,9 + 21,1 = 50 Kkal,


sedangkan mekanisme bagian b hanya membutuhkan tenaga 28,9 Kkal. Oleh
karena itu mekanisme yang dipilih untuk reaksi tersebut adalah mekanisme
bagian b (yang mempunyai tenaga aktivasi terkecil).

Panas reaksi pada mekanisme bagian b adalah:


= 87,7 102,9 + 57,8 66,6 = -24 Kkal

Adanya peroksida akan mempermudah reaksi karena tak memerlukan tenaga yang
besar untuk membentuk radikal bebas. Peroksida berfungsi sebagai katalisator yang
membantu pembentukan radikal bebas.
ROOR RO + OR, reaktif sekali.

Untuk Iodium karena reaksinya lambat, kemungkinan reaksinya mengikuti


mekanisme bagian a. Mekanisme bagian b tenaga aktivasinya lebih kecil daripada
yang bagian c.
Untuk F : E2 = E3
Cl : E2 < E3
Br : E2 < E3
I : E2 < E3,

tetapi untuk I kemungkinan reaksinya mengikuti mekanisme bagian a.


Halogenasi ini reaksinya cepat karena berjalan dengan radikal bebas sehingga akan
timbul panas besar. Kalau tidak disiapkan dengan baik maka timbunan panasnya
akan banyak sekali dan bisa timbul bahaya peledakan. Jadi pada reaksi halogenasi
harus ditambah katalisator negatif yang akan memperlambat jalannya reaksi. Atau
ditambah bahan lain, misalnya O2, yang akan memperlambat reaksi karena dapat
bereaksi dengan radikal bebas membentuk oksida atau alkohol, sehingga radikal
bebasnya habis dan untuk berjalannya reaksi lagi harus dari permulaan lagi. Bisa
juga dengan penambahan Na dan K (yang mungkin akan mempercepat atau
memperlambat) tergantung kepada zat yang akan bereaksi. Misal:
X2 X+X
Na Na+ + e
X+e X-

X- di sini tidak bereaksi dengan alkana, maka kecepatan reaksi diperkecil.


Atau dengan penambahan benzil oksida.

-C O O C - 2 -CO

O O O

Maka reaksi dipercepat.

Bukti-bukti bahwa halogenasi adalah reaksi berantai:


1. Dengan penambahan O2 reaksi menjadi lambat.
2. Dengan penambahan Na dan K.
3. Dengan penambahan benzil oksida.

Reaksi substitusi terhadap ikatan rangkap


Kemungkinan mekanisme reaksi sebagai berikut:
a. CH2 = CH2 + X : X CH2 = CHX +
HX Termasuk reaksi bimolekuler.
Dilihat apakah bisa bereaksi secara radikal bebas untuk X = Cl.

Kka
b. Cl2 Cl Dibutuhkan 28,9 l

CH2 = CH2 + Cl CH2 = CH + HCl


Kka
Dikeluarkan -15,2 l
Kka
Pecahnya ikatan C H 87,7 l
Kka
Terbentuknya H Cl -102,9 l

CH2 = CH + Cl2 CH2 = CHCl + Cl


Kka
Dikeluarkan -8,8 l
Kka
Pecahnya ikatan Cl Cl 57,8 l
Kka
Terbentuknya C Cl -66,6 l
Kka
c. Cl2 Cl Dibutuhkan 28,9 l

CH2 = CH2 + Cl CH2 = CHCl + H


Kka
Dibutuhkan 21,1 l
Kka
Pecahnya ikatan C H 87,7 l
Kka
Terbentuknya ikatan C Cl -66,6 l

H + Cl2 HCl + Cl
Dikeluarkan -45,1 Kkal
Pecahnya ikatan Cl Cl 57,8 Kkal
-102, 9
Terbentuknya ikatan H Cl Kkal

Mekanisme bagian b membutuhkan tenaga aktivasi lebih kecil = 28,9 Kkal.


Mekanisme bagian c membutuhkan tenaga aktivasi 28,9 + 21,1 = 50 Kkal.
Mekanisme yang terjadi adalah mekanisme bagian b
Reaksi addisi terhadap ikatan rangkap
Kemungkinan mekanisme reaksi sebagai berikut:
a. CH2 = CH2 + Cl2 CH2Cl CH2Cl
Termasuk reaksi bimolekuler. Timbul panas dari reaksinya tetapi
memerlukan panas/tenaga aktivasi. Kemungkinan reaksi ini adalah reaksi
berantai.

Kka
b. Cl2 Cl Dibutuhkan 28,9 l

Cl + CH2 = CH2 CH2Cl CH2


Kka
Dikeluarkan tenaga -27 l
Kka
Pecahnya ikatan rangkap C = C 95,8 l
Kka
Timbulnya ikatan C C -56,2 l
Kka
Timbulnya ikatan C Cl -66,6 l

CH2Cl CH2 + Cl : CH2Cl CH2Cl + Cl


Cl
Kka
Dikeluarkan tenaga -8,8 l
Kka
Pecahnya ikatan Cl Cl 57,8 l
Kka
Timbulnya ikatan C Cl -66,6 l

Tenaga aktivasi dibutuhkan = 28,9 Kkal.


Panas reaksi = 27 8,8 = -35,8 Kkal.

Ternyata reaksi adisi ikatan rangkap lebih mudah daripada reaksi substitusi, karena
panas reaksi untuk reaksi adisi lebih besar. Kerman menghitung tenaga aktivasi untuk
substitusi halogenasi etilin menggunakan mekanika kuantum (dengan satuan Kkal).
Reaksi Cl Br I
Bimolekuler 43,4 46,0 51,2
Rantai 45,0 47,0 54,0
Reaksi adisi pada Br2 dan I2 lebih mudah daripada Cl2. Reaksi adisi memerlukan
tenaga aktivasi yang lebih kecil daripada reaksi substitusi. Jadi reaksi adisi lebih
mudah daripada reaksi substitusi.

Pada reaksi adisi:


Untuk Brom dan Iodium, reaksi rantai lebih mungkin terjadi daripada reaksi
bimolekuler. Sedang untuk khlor, mungkin terjadi reaksi rantai, mungkin reaksi
bimolekuler, mungkin juga reaksi tidak berjalan.
Jadi pada suhu rendah terjadi reaksi adisi sedang pada suhu tinggi terjadi reaksi
substitusi, tetapi juga tergantung pada bahannya.
Jadi halogenasi pada suhu rendah:
- Untuk alkana reaksinya substitusi.
- Untuk olefin reaksinya adisi.
Jika halogenasi pada suhu tinggi:
- Untuk alkana reaksinya substitusi.
- Untuk olefin reaksinya substitusi.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada halogenasi lebih mungkin reaksinya


reaksi rantai sebab terjadi radikal bebas.
Dehidrohalogenasi, terjadi reaksi secara radikal bebas.

CH2X CH2X CH2 = CHX + HX


Reaksinya endotermis, jadi perlu panas.
Terjadinya juga secara radikal bebas dan berantai sebagai berikut:

X2 X , X2 hanya ditambahkan sedikit sebagai katalisator.


CH2X CH2X + X
HX + CH2X - CHX
CH2X - CHX
CH2 = CHX + X
Inilah mekanisme reaksi rantai dehidrohalogenasi dengan katalisator (penambahan
halogen sedikit).

Mekanisme halogenasi benzena


Bisa secara radikal bebas dan bisa secara ion.

Secara Radikal Bebas:


X2 X
C H C
H Kalau didekatnya
+ X ada X:X lagi maka
akan
X
b
C e
r
g
a
b
u
n
g

l
a
g
i
.

X
Radikal bebas X akan menyerang benzena asli, sampai habis dan bila benzena
sudah habis dan radikal bebas X masih ada, baru akan menyerang kepada benzena
yang sudah terhalogenasi.

H
C X
+ X:
+X X
C X
H C H H C
C C
X H
H

+X
H
C C X
H C
H X

Jika masih ada lagi halogen yang dapat menjadi benzen yang sudah terhalogenasi,
dan akhirnya akan terjadi benzena hexahalogenasi. Untuk memecah halogen menjadi
radikal bebas, bisa dipakai katalisator (misal peroksida), juga panas (suhu yang
tinggi), tetapi karena benzena pada suhu tinggi rusak, maka tidak dapat dipakai suhu
tinggi. Dapat dipakai sinar tertentu dengan panjang gelombang tertentu, sehingga
dinamakan foto halogenasi.

Secara Ionik:
Mekanismenya mirip dengan nitrasi tetapi disini diinginkan ion halogen. Disini
diperlukan senyawa yang mempunyai unsur dimana bisa menampung lebih dari 8
elektron pada kulit terluarnya. Unsur-unsur tersebut adalah logam-logam pada kolom
III pada sistem periodik.
X2 + AlX3 X+ + AlX4-
X+ ini sangat reaktif dan sangat memerlukan elektron, jadi akan mencari tempat-
tempat yang banyak elektronnya supaya menjadi stabil.

Jika halogennya masih banyak


H+ + X2 HX + X+
H+ disini akan menyerang lagi gugus-gugus lain, menuju pada tempat-tempat yang
rapat elektronnya terbesar.

Mudah masuk ke orto dan para


tetapi dengan adanya + + X
mesomeri maka lebih mudah
masuk ke posisi
para.

Untuk benzena yang sudah tersubstitusi, misalnya:


CH3 CH3

X : X + AlX3
X
+ atau +H +

H+ + AlX4 -

Gugus CH3 - mempermudah masuknya gugus yang baru dan masuk pada letak orto
dan para.
Untuk:

O
- C - OC2H5

Sukar untuk masuknya gugus baru dan kalaupun bisa akan masuk ke posisi meta.
Halogenasi toluen, secara radikal bebas.
X2 X
Dijalankan pada suhu yang tinggi (adisi lebih sulit terjadi), maka cabangnya yang
diserang.

- CH3 + X - H2C + HX

Jika suhunya rendah maka kemungkinan masuknya halogen pada inti dan
masuknya pada posisi di mana rapat elektronnya besar yang dipengaruhi oleh
substituen mula-mula.

- CH2X + X
- H2C + X : X

Untuk:
T>
+X:X - CH2CH2CH2X + HX
- CH2CH2CH3

Untuk alkohol:
CH3CH2OH + X : CH2XCH2OH + HX
X

Radikal bebas sukar didapat. Kalau reaksinya dilakukan pada suhu tinggi bisa terjadi
radikal bebas, tetapi alkoholnya rusak. Dengan foto/sinar mungkin bisa, tetapi jarang
dilakukan.

Jika halogenasi alkohol diteruskan dan kemudian dihidrolisa akan didapatkan:

O
XCH2 C H . H2O (kloral hidrat)

Jika terhadap alkohol ini digunakan asam halogenida maka akan terjadi:
CH3CH2OH + HX CH3CH2X + H2
Tetapi ini tidak dilakukan sebab alkohol harganya mahal dan asam juga mahal, lebih
baik digunakan alkana sampai menjadi alkil halida.

Dalam reaksi rantai, salah satu sumber tenaga aktivasi khlorin sudah digunakan,
kecepatan reaksi gas khlor dengan uap hidrokarbon parafin sama dengan fungsi
komposisi molar campuran. Dalam batas tertentu reaksi ini akan menjadi begitu cepat
sehingga campuran akan terjadi karena hamburan kebocoran panas dan masih dalam
dekat batas-batas kecepatan nyala api akan naik ke daerah kecepatan peledakan.

Karena radikal bebas reaksinya cepat dan eksotermis sehingga reaksinya harus
diawasi. Beberapa cara pencegahan antara lain:
1. Panas yang timbul harus diserap sebaik-baiknya, misal dengan penambahan zat
yang langsung bersentuhan, sehingga terjadi penyerapan panas langsung.
2. Membatasi kesempurnaan reaksi RH.
3. Memilih zat pereaksi yang tidak terlalu aktif.
4. Waktu reaksi dibatasi.

Keterangan:
1. Panas diambil langsung dari reaktornya denan penambahan zat penyerap.
Reaktor C
A
B
a. Salah satu pereaksi berlebihan. Karena hidrokarbon relatif lebih murah
maka hidrokarbonnya yang berlebihan.
Biasanya HC : X2 = 15 : 1
Kelebihan panas dapat diserap oleh kelebihan hidrokarbonnya.
Kalau pada reaksi:
1 gmol X2 + 1 gmol RH 1 gmol RX + 1 gmol HX + Q

Disini Q hanya diserap oleh 1 gmol RX + 1 gmol HX sehingga kelebihan


panas masih cukup besar.
Cl2/C3
H8

Kalau reaksinya:
1 gmol X2 + 15 gmol RH 1 gmol RX + 1 gmol HX + 14 gmol RH + Q
Disini Q diserap oleh 1 gmol RX, 1 gmol HX dan oleh 14 gmol RH sisa,

sehingga kelebihan panas jadi kecil.


<1,2
100
merupakan
propana/menit% hilangnya
daerah yang dipilih
daerah peledakan sebab harga HC murah
dan kalau bocor HC
50 tidak berbahaya

daerah
mudah
menyala
0
10 20
Perbandingan mol
Cl2 : C3H8
Grafik Efek Perbandingan Mol Pada Kecepatan Reaksi Khlor dan Propana

Cl2
Kalau dipakai harga -19,2 harga halogen mahal dan kalau terjadi
C3 H 8
kebocoran berbahaya dan kelebihan X2 mengganggu dan juga ada
kemungkinan didapatkan hasil lain, yaitu Polihalogenida.

b. Dengan penambahan gas inert misalnya NO2, CO2, H2O, tetapi karena gas
inert ini mahal harganya, maka proses ini jarang/tidak dilakukan.

2. Berhubungan dengan keterangan 1.

3. Biasanya pada fluorinasi.


a. RH dibuat besar, ditambah inert, tetapi masih reaktif. Biasanya F 2 dan inert
ditambah, maka keaktifan dikurangi.
b. Menggunakan senyawa gabungan, misalnya FeF3, CoF3. Tetapi harga
senyawa ini mahal.
c. RH + Pelarut + F2
Harus dipilih pelarut yang benar-benar stabil sebab F2 ini sangat reaktif,
sehingga kalau salah memilih maka kemungkinan zat pelarutnya akan juga
diserang.

Untuk gugus alkil primer, sekunder dan tertier; gugus alkil primer yang lebih
mudah diserang. Untuk suhu yang tinggi substitusi lebih mudah.

4. Waktu reaksi kecil dan waktu tinggal reaksi dalam reaktor kecil, hasil reaksi cepat
didinginkan, sehingga reaksi tidak sempurna.

Dalam foto halogenasi diperlukan cahaya dengan panjang gelombang tertentu, biasa
dipakai lampu Cl sebagai sumber sinar. Dalam reaksi ini akan timbul HX maka
bahan reaktor harus tahan korosi.

Reaktor:
1. Bahannya harus tahan korosi.
2. Harus tahan suhu tinggi.
Untuk 1 dan 2 bisa dipilih dari bahan keramik.
3. Panas yang ada harus lebih mudah dikeluarkan artinya daya hantar panas
harus baik.
Untuk syarat no.3 keramik tidak baik sama sekali, selain itu keramik tidak
tahan tekanan, maka keramik tidak dapat digunakan. Agar perpindahan panas
yang lebih baik, maka diberi kasa layer dari bahan yang tahan korosi tetapi
harganya mahal.

Reaktor Alir : berbentuk pipa, kolom dan tangki berikut pipa-pipanya


Reaktor Batch : tangki

Katalisator yang digunakan biasanya garam logam dari halogen dengan valensi 2
dan 3, misal AlX3 dan FeX3.
PELARUT HALOGENASI
Menurut Dr. Dmitri Kopeliovich : Pelarut terhalogenasi adalah pelarut yang
molekulnya mengandung atom halogenic: klorin (Cl), fluor (F), brom (Br) atau
yodium (I).
Jenis-jenis pelarut terhalogenasi
1. Pelarut Diklorinasi
Pelarut diklorinasi umum adalah Trichlorethylene (ClCH-CCl2),
Perchlorethylene (tetrakloroetilena, Cl2C-CCl2), Metilen klorida (CH2Cl2), Karbon
tetraklorida (CCl4), Kloroform (CHCl 3), 1,1,1-trikloroetana (kloroform metil, CH3-
CCl). Diklorinasi pelarut digunakan dalam pembersihan kering, pembersih logam,
degreasing, aerosol otomotif, percetakan, kertas dan industri tekstil, penghapusan cat,
industri mebel, Termoplastik produksi.
Pengaruh pelarut diklorinasi bagi kesehatan:
1) Mempengaruhi sistem saraf pusat, ginjal dan hati, menyebabkan dermatitis dan
iritasi kulit, mata, saluran pernapasan atas dan selaput lendir.
2) Lebih-paparan di ruang berventilasi buruk dapat mengakibatkan depresi, sakit
kepala, mengantuk, ketidaksadaran dan bahkan kematian.
3) Beberapa pelarut klor menyebabkan kanker pada tikus dan mencit pada tingkat
eksposur yang tinggi.
Menurut Institut Nasional untuk Keselamatan Occupatuional (NIOSH), Program
Toksikologi Nasional (NTP), Badan Internasional untuk Penelitian pada Konferensi
Kanker (IARC) dan Amerika Hygienists Industri Pemerintah (ACGIH) :
a) Trichlorethylene adalah senyawa karsinogenik
b) Perchlorethylene tidak diklasifikasikan sebagai karsinogenik.
c) Metilen klorida merupakan karsinogenik potensial (ACGIH)
d) Karbon tetraklorida adalah senyawa karsinogenik, Cat karsinogen. 3 (ACGIH); 3
(ACGIH).
e) Kloroform adalah senyawa karsinogenik.
f) 1,1,1-trikloroetana tidak terdaftar sebagai karsinogenik.
Pengaruh pelarut diklorinasi bagi lingkungan:
Uap dari pelarut menurunkan diklorinasi di atmosfer untuk jangka waktu antara satu
minggu (trichlorethylene), untuk 5-6 bulan (perchlorethylene dan metilen klorida).
Potensi Penipisan ozon (ODP) dari karbon tetraklorida dan kloroform tinggi (lebih
dari 0,2) dan penggunaannya dilarang. ODP dari trichlorethylene, perchlorethylene
dan metilen klorida rendah dan mereka tidak diatur oleh Montreal Protokol.
Tumpahan pelarut diklorinasi ke tanah atau air menyebabkan kontaminasi. Metilen
klorida adalah biodegradable. Pelarut diklorinasi lain menurunkan hanya setelah
reavaporation ke atmosfer.
Kontribusi pelarut diklorinasi untuk pemanasan global, hujan asam produksi dan
pembentukan asap rendah.

2. Pelarut Fluorocarbon
Contoh pelarut fluorocarbon: Dichlorofluoromethane (freon 21, CHCl2 F),
Trichlorofluoromethane (Freon 11, CCl3 M), Tetrafluoromethane (Freon 14, CF4),
Difluorodichloromethane (Freon 12, CHCl2F2), Hydrochlorofluorocarbon
(Chlorodifluoromethane, Freon 22, CHClF2).
Pelarut fluorocarbon banyak digunakan sebagai refrigeran.
Pengaruh pelarut fluorocarbon bagi kesehatan: dapat menyebabkan kerusakan
jantung, pusing, sakit kepala, mual.
Pengaruh pelarut fluorocarbon bagi lingkungan: beberapa pelarut fluorocarbon (freon
11, freon 21) dilarang di sebagian besar negara karena potensi mereka yang tinggi
ozon penipisan (Montreal Protocol).

3. Pelarut Brominated
Contoh pelarut brominated: Etilen Dibromide (1,2-dibromoethane, BrCH2-
CH2Br), chlorobromide metilen (Bromochloromethane, CH2BrCl), bromin metil
(bromomethane, CH2Br).
Pelarut brominated digunakan sebagai aditif dalam bensin bertimbal, sterilants tanah,
untuk manufaktur pestisida dan Fumigan.
Pengaruh pelarut brominated bagi kesehatan : mempengaruhi hati dan ginjal,
menyebabkan dermatitis dan iritasi kulit, mata, saluran pernapasan atas dan selaput
lendir. Menghirup brominated pelarut dapat menyebabkan pusing, kelemahan,
depresi, sakit kepala, mengantuk.
Pengaruh pelarut brominated bagi lingkungan: beberapa pelarut brominated (metilen
chlorobromide, bromin metil) yang dilarang di sebagian besar negara karena potensi
mereka yang tinggi ozon deplesi (Montreal Protocol).
4. Pelarut Iodinasi
Contoh pelarut iodinasi:-butil iodida n (1-iodobutane, CH3CH2CH2CH2I),
Metil iodida (iodomethane, CH3I), etil iodida (iodoethane, C2H5I), n-propil iodida
(1-iodopropane, CH3CH2CH2I).
Iodinasi pelarut digunakan sebagai intermediet untuk berbagai bahan kimia, pewarna,
Fumigan, media kontras X-ray, antiseptik, insektisida, senyawa surfaktan, citarasa
dan aroma dan farmasi dalam pengujian untuk piridin.
Pengaruh pelarut iodinasi bagi kesehatan: Mereka diduga karsinogen dan dapat
menyebabkan iritasi kulit dan mata.
TERMODINAMIKA
RH + X2 RX + HX
Ditinjau dari panas reaksi yang menyertai maka untuk substitusi, reaksi yang bersifat eksotermik
adalah flourinasi, chlorinasi, brominasi sedangkan iodinasi adalah endotermik, sebab ikatan
antara F F sangat kuat dan terbentuknya senyawa baru juga diikuti panas yang tinggi.

2Fo + oHR HF + RF Ikatan kuat


Sedangkan Iodium jari-jari atomnya besar, jadi ikatan antara I I lemah.

Menyempurnakan reaksi:
1. Untuk F2, Cl2 dan Br2 reaksi sudah sempurna jadi tidak perlu disempurnakan, bahkan
perlu dibatasi.
2. Untuk I2, reaksi setimbang oleh karenanya perlu diusahakan ke kanan, yaitu dengan
mengikat HI yang terbentuk atau mengoksidasinya.
I : I + RH RI + HI HI + NaOH
NaI + H2O
Dioksidasi
HI + HNO3 I2 + NO + H2O

Cara oksidasi lebih efisien karena I2 yang timbul dapat dipakai lagi.
Untuk reaksi adisi semua eksotermis. Kesetimbangan terletak di kanan pada semua suhu,
yaitu untuk Cl2 sampai 1000oC untuk I2 sampai suhu 50oC, Br2 sampai suhu 700oC.

APLIKASI HALOGEN

KEGUNAAN HALOGEN: FLUORIN


Polimer CF2CF2 digunakan sebagai lapisan anti lengket pada panci teflon.
Pasta gigi mengandung senyawa fluorida untuk mencegah kerusakan gigi.
Fluorin digunakan sebagai pendingin (refrigeran)
Gas F2 merupakan oksidator kuat sehingga hanya dapat dibuat melalui elektrolisis
garamnya, yaitu larutan KF dalam HF cair. Dalam elektrolisis dihasilkan gas H 2 di katode
dan gas F 2 di anode. Perhatikan gambar disamping.
Gas F2 diproduksi secara komersial untuk bahan bakar nuklir uranium. Logam uranium
direaksikan dengan gas fluorin berlebih menghasilkan uranium heksafluorida, UF 6 (padatan
berwarna putih dan mudah menguap).
Dengan senyawanya digunakan untuk pembuatan uranium
Untuk memisahkan U-235 dan U-238 dalam teknologi nuklir dalam proses difusi gas.
Fluoro-Kloro-Hidrokarbon (freon 12) sebagai pendingan pada kulkas dan AC
Garam Fluorida untuk pasta gigi mencegahkerusakan gigi
Asam fluorida, digunakan untuk mengukir (mensketsa) kaca karena dapatbereaksi dengan kaca.
Reaksi : CaSiO3 + 8HF H2SiF6 + CaF2 + 3H2O
Belerang hexafluorida ( SF6 ) sebagai insulator.
Kriolit ( Na3AlF6 ) sebagai bahan pelarut dalam pengolahan bahan alumunium.
Na2SiF6 dicampur dengan pasta gigi yang berfungsi sebagai penguat gigi
NaF sebagai pengawet kayu dari serangga
Gas F2 dalam proses pengolahan isotop uranium sebagai bahan bakar reaksi nuklir
CF2Cl (freon-12) sebagai pendingin kulkas dan AC
Teflon sebagai plastik tahan panaS
Membuat senyawa CFC (CCl2F2)sebagai pendingin ruangan, lemari es, dan mesin-mesin
pendingin lainnya.
Untuk memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui difusi gas dalam teknologi nuklir
Garam fluorida (NaF) untuk mencegah kerusakan gigi pada pasta gigi
Hidrogen Fluorida (HF) untuk membuat tulisan/lukisan di atas kaca (mengetsa)
Magnesium Fluorida (MgF2) digunakan dalam bidang optik, seperti pembuatan lensa.
Lithium Fluorida (LiF) digunakan sebagai katode untuk PLED (LED organik), sebagai reaktor
nuklir, pendeteksi radiasi, dalam optik, dan lelehan garam.
Ammonium Bifluorida (NH4HF2) sebagai salah satu komponen mengetsa
Berillium Fluorida (BeF2), dalam biokimia, ADP dan BeF2 akan mengikat ATP
Banyak digunakan dalam bentuk senyawanya semisal freon-11 (CFCl3) dan freon-12 (CFCl2)
yang dipergunakan sebagai zat pendingin dalam alat-alat pendingin seperti lemari es dan AC
Politetrrafluoreoetilena (PTFE) dengan nama dagang teflon merupakan bahan plastik yang sangat
kuat, tidak bereaksi dengan zat kimia, punya titik leleh yang tinggi, digunakan untuk membuat
bejanan yang tahan terhadap zat kimia dan korosi.

KEGUNAAN HALOGEN: KLORIN


Cl2 adalah bahan baku pembuatan plastik PVC (CH2CHCl).
NaOCl digunakan sebagai pemutih pakaian, antiseptik, dan dalam konsentrasi yang rendah untuk
sterilisasi botol bayi.

Klorin (Cl2) ditambahkan ke air minum dan kolam renang membentuk senyawa HCl dan HOCl.
Keduanya memiliki daya oksidasi tinggi dan dapat membunuh bakteri. Cl 2(g) + H2O(l) > HCl(aq) +
HOCl(aq)

NaClO3 digunakan untuk membasmi tanaman liar, klorin untuk pemutih kertas, agen dry-
clean dan untk produksi bromin

KCl untuk campuran dalam pestisida

Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya:

Anode: Cl (l) Cl2(g)


Katode: Na +(l) Na(s)

CaOCl2/( Ca2+ )( Cl- )( ClO- ) sebagai serbuk pengelontang atau kapur klor.

Kalsium hipoklorit [Ca(OCl2 )2 ] sebagai zat disenfekton pada air ledeng.

Seng klorida (ZnCl2) sebagai bahan pematri (solder).

Asam klorida ( HCl ) digunakan pada industri logam. Untuk mengekstrasi logam tersebut.

Kalium klorida ( KCl ) sebagai pupuk tanaman.


Amoniumklorida ( NH4Cl ) sebagai bahan pengisi batu baterai.

Gas Cl2 digunakan sebagai bahan dasar industri plastik, seperti vinil klorida, CH 2=CHCl
(untuk PVC), CCl 4 (untuk fluorokarbon), dan CH 3Cl (untuk silikon dan TEL). Dalam jumlah
besar, klorin digunakan untuk desinfektan, pemutih, pulp kertas, dan tekstil.

Cl2 sebagai desinfektan / DDT (Dikloro Difenil Trikloro) pembunuh kuman yang dapat
menyebabkan penyakit atau sebagai insektisida.

NaCl sebagai garam dapur

KCl untuk pupuk

NH4Cl sebagai elektrolit pengisi batu baterai

NaClO sebagai bleaching agent (pemutih), yakni pengoksidasi zat warna

Ca(OCl)2 atau kaporit sebagai desinfektan pada air

ZnCl2 sebagai bahan pematri atau solder

PVC (Polivinil klorida) digunakan sebagai plastik untuk pipa pralon.

KClO3 digunakan dalam industri korek api.

Membuat garam dapur NaCl

Klorinasi hidrokarbon untuk bahan baku industri plastik serta karet sintesis

Pembuatan tetraklormetana (CCl4) dan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan untuk membuat TEL

Desinfektan (Cl2) dan kaporit (CaCl(OCl))

HCl untuk membersihkan permukaan logam dari karat

KCl sebagai pupuk

MgCl2 sebagai penghancur esCaCl2 untuk menambah massa jenis zat padat yang bebas air garam

NH4Cl, sebagai bahan pembuatan kembang api dan obat batuk

ZnCl2 untuk membuat bom asap

BaCl2 untuk menguji ion sulfat

HClO4 untuk bahan bakar roket

HClO sebagai sanitizer aktif dalam penanganan air

NaClO sebagai pemutihPbCl2 untuk memproduksi gelas infrared transmisi

KEGUNAAN HALOGEN: BROMIN


AgBr (dan AgI) sensitif terhadap cahaya dan digunakan dalam film fotografi dan sinar X. Dalam
prosesnya, senyawa akan tereduksi menjadi Ag dan halogen dimana Ag akan menghitamkan kertas.
Senyawa bromin digunakan pada pestisida, obat-obatan dan dalam pembuatan plastik dan tekstil
tahan api.
Etilen bromida, C2H4Br2, dicampurkan ke bensin bertimbal untuk mengikat timbal (Pb) agar tidak
melekat pada mesin.

Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.

Uap air panas dan gas Cl 2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks,
gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair
berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.

Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi. Bromin digunakan dalam industri untuk
membuat senyawa metil bromida, CH 3Br (sebagai pestisida), perak bromida (untuk film
fotografi), dan alkali bromida (untuk sedatif).

Digunakan dalam pengasapan, bahan anti api

Natrium bromide (NaBr)sebagai obat penenang saraf

Perak bromide(AgBr)disuspensikan dalam gelatin untuk film fotografi

Metil bromide(CH3Br)zat pemadam kebakaran

Etilen dibromida(C2H4Br2)ditambahkan pada b

ensin untuk mengubah Pb menjadi PbBr2

Etilen Bromida sebagai aditif pada bensin bertimbal yaitu untuk mengikat timbal agar tidak
melekat pada piston dan silinder

NaBr digunakan dalam kedokteran sebagai obat penenang saraf

AgBr untuk film fotografi, karena AgBr memiliki kepekaan terhadap cahaya

CH3Br sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran

C2H4Br2 ditambahkan pada bensin agar timbal dalam bensin tidak mengendap, karena diubah
menjadi PbBr2

Untuk membuat etil bromida (C2H5Br) yang dicampurkan ke dalam bensin bertimbel

AgBr sebagai bahan sensitif terhadap cahaya pada film fotografi

HBr untuk produksi bromida alkil

LiBr digunakan untuk pengondisian udara

NaBr sebagai desinfektan pada kolam renang

KBr untuk menahan resep-resep pengembangan hitam-putih pada fotografi

MgBr2 sebagai katalis untuk beberapa reaksi


BaBr2 untuk pemurnian radium

NH4Br untuk fotografi

KEGUNAAN HALOGEN: IODIN


Senyawa Iodin (NaI, NaIO3, KI, dan KIO3) juga ditambahkan pada garam dapur untuk mencegah
penyakit gondok dan keterbelakangan mental.
Iodin digunakan untuk membuat filter polarisasi pada kacamata hitam, untuk mengurangi cahaya
yang menyilaukan.

Iodin adalah antiseptik yang dilarutkan ke dalam alkohol dan diusapkan pada luka.

Gas I 2diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida dengan oksidator gas Cl 2. Iodin
juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam , NaNO 3) melalui
reduksi ion iodat oleh NaHSO 3. Iodin digunakan untuk membuat senyawa AgI sebagai film
fotografi dan KI sebagai nutrisi dan makanan ternak. Beberapa kegunaan senyawa halogen
dijabarkan pada tabel disamping.

Digunakan dalam industri obat seperti iodoform (CHI3) untuk antiseptik, tinktur iodin

AgI bersama AgBr dalam bidang fotografi untuk menangkap cahaya masuk

NaIO3atau NaI dengan campuran garam dapur untuk mencegahgondok dan penurunan
intelegensia

Dalam bidang kesehatan, industri kimia, radiologi analisis kimia dll

I2 dalam alkohol sebagai anti septik luka agar tidak terkena infeksi

KIO3 sebagai tambahan yodium dalam garam dapur

I2 digunakan untuk mengetes amilum dalam industri tepung

NaI ditambahkan garam dapur untuk mengurangi kekurangan yodium

Asam Iodida (HI) untuk mensintesis NaI dan KI

KI untuk fotografi

NH4I untuk fotografi dan medis


BAHAYA HALOGEN

1. Flour
a. Fluorida memiliki racun yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika dalam bentuk murni dia
sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah bila bersentuhan langsung
dengan kulit.
b. Adanya komponen fluorin dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan
kehitaman pada gigi.
c. Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung masuk ke dalam daun-
daun sehingga menyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Jika daun tersebut dimakan oleh
binatang maka bisa menyebabkan penyakit gigi rontok.

2. Klor
a. Menurut para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau keringat,
maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat mengakibatkan iritasi
hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat bereaksi menjadi gas di kolam tertutup dan
membawa dampak terhadap sel-sel tubuh yang melindungi paru-paru.
b. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cahaya dapat
membakar kulit dan bersifat sangat beracun.
c. CFC (Chloro Fluoro Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan kerusakan pada lapisan
ozon.
d. Kloramina, NH4Cl zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air lainnya.
e. Kloroform CHCl3, yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap , mutagenik (dapat
menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan pada kelahiran) atau karsiogenik
(menimbulkan kangker).

3. Brom
a. Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik
b. Dalam bentuk cairan zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya
menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
c. Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan
bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama
menanganinya.
d. Timbal bromida yang terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta sifatnya yang
mudah menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat mencemari atmosfer.
4. Iodin
a. Kristal iodin dapat melukai kulit
b. Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir
c. Pada saat ini dikenal suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium yaitu Gaky
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium merupakan penyakit yang dapat menyebabkan retardasi
mental. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Saat ini
diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta
menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap
tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau
lumpuh.Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan menjadi
anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya.
d. Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran
kelenjar tiroid di daerah leher.

PABRIK KIMIA YANG MENGGUNAKAN PROSES


HALOGENISASI

a. Pabrik Hexachlorobenzena

b. Pabrik Vinyl Chloride

c. Pabrik Tetrachloroethane

d. Pabrik Allyl Chloride


MEKANISME PEMBENTUKAN

PEMBENTUKAN HALOGEN SECARA REKAYASA


Senyawa Halogen. Garis besar materi yang akan disampaikan sebagai berikut :Unsur halogen disebut
halogen (Yunani; halogen = garam), karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal
dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk membentuk
ikatan kovalen. Yang termasuk unsur Halogen adalah lima unsur yang berada pada deret ke tujuh tabel
periodik unsur kimia. Masing-masing Fluor, Chlor, Brom, Iod, dan Astatin.
Halogen dibuat dari senyawa halida yang ada dialam. Caranya adalah dengan mengoksidasi ion-ion
halida. Proses pembuatan halogen tersebut dapat dilakukan dengan elektrolisis dan reaksi redoks
(reduksi-oksidasi), namun tidak dengan cara elektrolisis saja, banyak cara digunakan dalam proses
pembuatan halogen baik dalam lingkup industri maupun labolatorium.

Di Laboratorium
Pembuatan senyawa halogen untuk skala laboratotium bisa dilakukan dengan cara mengoksidasi senyawa
halida dengan MnO2 atau KmnO4 dalam asam (H2SO4pekat).

X- + MnO4 + H+ X2 + Mn2+ + H2 O

Cl2 : Mereaksikan suatu halida dengan H2so4 encer dan Mn02


2CL + MnO2 + 4H+ Mn2+ + 2H2O + Cl2

Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 encer dan Mn04

2Mn04+ + 10 Cl- + 16H - 2Mn2+ + 8H2O +5CL2

Br2 : Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 encer dan MnO2


Mn O2 + 4H+ + 2BR Mn2+ + 2H2O + Br2

Oksidasi Bronda dengan KHLOR

Cl2 + Br - 2Cl- + Br2

I2 : Mereaksikan suatu halide dengan H2SO4 dan MnO2


Mn O2 + 4H+ + 2I - 2Mn2 + + 2H2O + I2

Oksidasi iodida dengan gas kalor

Cl2 + I- 2Cl - + I2
Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya yang biasanya digunakan untuk
eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat yang sederhana. Klorin, bromin, dan iodine dapat
dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2 atau KMnO2 dalam lingkungan
asam. Senyawa halide dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO2 ditambahkan H2SO4pekat, kemudian
dipanaskan. Reaksi yang berlangsung secara umum :

2X- + MnO2 + 4H+ X2 + Mn2+ + 2H2O

10X- + 2MnO4- + 16H+ 5X2 + 2Mn2+ + 8H2O

1. Flour

Senyawa HF dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (NaF) dengan asam
sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksiberikut :

2NaF + H2SO4 Na2SO4 + 2HF

2. Klorin

Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala laboratorium dengan cara :

Proses Weldon
Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl

MnO2(s) + 2H2SO4(aq) + 2 NaCl(s) Na2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 2H2O(aq) + Cl2(g)

Mereaksikan CaOCl2 dan H2SO4


CaOCl2(aq) + H2SO4(aq) CaSO4(aq) + H2O(aq) + Cl2(g)

Mereaksikan KMnO4 dan HCl


KMnO4(s) + HCl(aq) 2KCl(aq) + MnCl2(aq) + 8H2O(aq) + 5Cl2(g)

Proses untuk medapatkan unsur klorin adalah melalui elektrolisis larutan natrium klorida pekat(br
in e) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan H2 serta OH pada katode.
Anoda : 2 Cl- Cl- + 2 e-

Katoda : 2 H2O + 2 e- H2 + OH- +

2 Cl- + 2 H2O Cl2 + H2 + 2 OH-

Senyawa HCl dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (CaCl2)
dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksi berikut
CaCl2(s) + H2SO4(aq) CaSO4(aq) +2HCl(aq)
3. Brom

Dalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara :

Proses untuk mendapatkan bromin adalah dengan mereaksikan garam bromin dengan zat
pengoksidasi, biasanya menggunakan zat pengoksidasi gas Cl2 agar tidak mengoksidasi ion
klorida. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2Br(s) + Cl2(g) Br2(s) + 2Cl(g)

Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.


CaOCl2(s) + H2SO4(aq) CaSO4(aq) + H2O(aq) + Cl2(g)

Cl2(g) + 2Br-(s) Br2(s) + 2Cl-(g)

Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.


2KMnO4(s) + 16HBr(l) 2KBr(aq) + 2MnBr2(aq) + 8H2O(aq) + 5Br2(g)

Mencampurkan bromide, H2SO4, dan MnO2.


2NaBr(s) + H2SO4(aq) + MnO2 (s) Na2SO3(aq) + Br2(g) + H2O(aq)

Senyawa HBr biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4.


3NaBr(s) + H3PO4(aq) Na3PO4(aq) + 3HBr(aq)

Senyawa HBr tidak dapat dibuat dengan mereaksikan garam dan asam sulfat karena Br- akan
dioksidasi oleh H2SO4.
2NaBr(s) + H2SO4(aq) Na2SO3(aq) + Br2(g) + H2O(aq)

4. Iodin

Unsur iodin dapat dibuat dengan cara sebagai berikut :

Iodin diperoleh dari elektrolisis garam pekat ( brine ) seperti pada proses untuk mendapatkan
klorin. Adapun untuk mendapatkan iodin dari natrium iodat adalah dengan penambahan zat
pereduksi natrium bisulfit, NaHSO3, dengan reaksi sebagai berikut :
2NaIO3(s) + 5NaH2SO3(aq) 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq) + H2O (aq) + I2(g)

Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan bromin, hanya saja
bromida diganti dengan iodida.
Senyawa HI tidak dapat dibuat dengan mereaksikan garam dan asam sulfat karena I- akan
dioksidasi oleh H2SO4.
MgI2(s) + H2SO4(aq) MgSO3(aq) + I2(g) + H2O(aq)

Senyawa HI biasanya dibuat dengan pereaksi H3PO4


3MgI2(s) + 2H3PO4(aq) Mg3(PO4)2(aq) + 6HI(aq)

Skala industri
1) Pembuatan fluorin (F2)

Fluorin dibuat dari elektrolisis asam fluorida(HF). Sebagai bahan baku untuk mendapatkan HF diperoleh
dari fluorspar(CaF2) yang direaksikan dengan H2SO4 pekat. HF yang diperoleh dicampur dengan
KHF2 cair(bebas air), ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 1000 . Wadah untuk reaksi
elektrolisis terbuat dari logam monel(campuran Cu dan Ni), campuran tersebut tidak boleh mengandung
air karena F2 yang terbentuk akan mengoksidasinya. Dalam elektrolisis dihasilkan gas H2 di katoda dan
gas F2 di anoda. Wadahnya menjadi katode, sedangkan anodenya adalah grafit.

Persamaan reaksi elektrolisis HF sebagai berikut.

2HF(aq) 2H+(aq) + 2F-(aq)

katode(-) : 2H+(aq) + 2e- H2(g)

anode(+) : 2F-(aq) F2(g) + 2e-

2HF(aq) H2(g) + F2(g)

2) Pembuatan Klorin(Cl2)

Pembuatan klorin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara reaksi redoks dan dengan cara
elektrolisis.

Cara reaksi redoks

Dalam laboratorium, klorin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion klorida. Sebagai oksidator dapat
digunakan MnO2(batu kawi), KMnO4, K2CrO7, atau CaOCl2.

Contoh:

MnO2(s) + 2H2SO4(aq)+ 2NaCl(s) Na2SO4(aq)+MnSO4(aq)+2H2O(l)+Cl2(g)

CaOCl2(aq) + H2SO4(aq) CaSO4(aq) + H2O(l) + Cl2(g)

CaOCl2(aq) + 2HCl(aq) CaCl2(s) + H2O(l) + Cl2(g)

2KMnO4(s) + 16HCl(aq) 2KCl(aq) + 2MnCl2(aq) + 8H2O(l) + 5Cl2(g)

Cara Elektrolisis

Dalam industri, klorin dibuat dengan mengelektrolisis larutan natrium klorida pekat dengan
mengguanakan elektrode inert(tidak ikut bereaksi) dan menggunakan diafragma. Sebagai elektrode
dipakai grafit.
Persamaan reaksi sebagai berikut.

2NaCl(aq) 2Na+(aq) + 2Cl-(aq)

Katode(-): 2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)

Anode(+): 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-

2NaCl(aq) + 2H2O(l0 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + Cl2(g) + H2(g)

OH- yang diperoleh bereaksi dengan Na+ membentuk larutan NaOH.

3) Pembuatan Bromin (Br2)

Pembuatan Bromin juga dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara reaksi redoks dan dengan
cara elektrolisis.

Cara reaksi Redoks

a) Dalam Industri, bromin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion bromida yang terdapat dalam air
laut dengan klorin. pembuatan gas Br2 sebagai berikut:

Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks, gas
Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di
dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.
Reaksi yang terjadi adalah

Cl2(g) + 2Br-(aq) Br2(g) + 2Cl-(aq)

Dengan mengalirkan udara kedalam air bromin, brominnya dapat dikeluarkan karena mudah menguap.

Cara elektrolisis

Bromin dapat dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam MgBr2 dengan menggunakan electrode inert.

Persamaan reaksi elektrolisisnya :

MgBr2(aq) Mg2+(aq) + 2Br-(aq)

Katode (-) : 2 H2O (l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)

Anode (+) : 2 Br-(aq) Br2(l) + 2e-

MgBr2(aq) + 2H2O(l) Mg2+ (aq) + 2OH-(aq) + Br2(l) + H2 (g) Mg(OH)2(aq)

4) Pembuatan Iodin ( I2 )

Iodin dapat dibuat dengan dua cara, baik di laboratorium ataupun dalam industry. Cara tersebut adalah
dengan cara redoks dan dengan cara elektrolisis.

Cara reaksi redoks


a) Secara komersial Iodin dapat dibuat dengan mengoksidasi ion iodide yang terdapat dalam air laut
dengan klorin.

Cl2 (g) + 2 I- (aq) I2 (s) + 2 Cl-(aq)

b) Iodin dapat dibuat dengan mereduksi NaIO3 dengan NaHSO3 dalam suasana asam. Persamaan
reaksinya :

IO3-(aq) + 3 HSO3-(aq) I-(aq) + 3 H+(aq) + 3 SO42-(aq)

I-(aq) + IO3-(aq) + 6 H+(aq) I2(s) + 3 H2O (l)

c) Dilaboratorium iodine dibuat dari MnO4 + KI + H2SO4 pekat yang dipanaskan.

Persamaan reaksinya :

2 KI(s) + MnO4 (s) + 2 H2SO4 (l) K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + 2H2O(l) +I2(s)

I2 yang terbentuk akan mengkristal pada bagian bawah cawan ( terjadi sublimasi ).

Cara elektrolisis

Iodin dapat dibuat dengan cara elektrosis larutan garam pekat NaI dengan menggunakan electrode inert.
Persamaan reaksinya

2 NaI(aq) 2Na+(aq) + 2I-(aq)

Katode (-) : 2 H2O (l) + 2e- H2(g) + 2 OH-(aq)

Anode (+) : 2I-(aq) I2(s) + 2e-

2NaI(aq) + 2 H2O (l) 2Na+(aq) + 2 OH-(aq) + I2(s) + H2(g)


PEMBENTUKAN HALOGEN SECARA ALAMI
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur-unsur yang
paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1), kecuali fluor yang
selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III), (+V) dan
(+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO 2, Cl2O6,
dan BrO3. Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron mengakibatkan bentuk
yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F - dan Cl-, serta kesulitan dalam pembuatan unsur
murni dari bentuk ionnya.

Unsur Halogen adalah unsur yang sangat reaktif sehingga halogen ditemukan di alam dalam bentuk
senyawanya, yakni:
1. Bentuk Garam
Garam dapat dibentuk dari:
a. Halogen + unsur logam garam
b. Contoh :
Br2 + 2 Na (s) 2 NaBr (s)
3 Cl2 + 2 Fe (s) 2 FeCl3(l)
c. Asam halida + basa Garam Halida + air
Contoh :
HCl + NaOH NaCl + H2O
HBr + NaOH NaBr + H2O

2. Bentuk Asam
a. Asam Halida (HX)
Terbentuk dari halogen yang bereaksi dengan hydrogen membentuk hidrogen halida.
H2 + X2 2 HX
Contoh :
H2 + Cl2 2 HCl
H2 + I2 2 HI
Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine bereaksi dengan
lambat.
Data sifat hidrogen halida

Asam Halida % Disosiasi


HF Sangat kecil
HCl 0,0014
HBr 0,5
HI 33
Dari data % disosiasi hidrogen halida dapat diketahui urutan keasaman hidrogen halida adalah
HF < HCl < HBr < HI.

b. Asam Oksihalida (HXO)


Terbentuk hanya pada halogen yang mempunyai bilangan oksidasi positif yang bereaksi dengan air.
Contoh reaksi oksida halogen dengan air:
Cl2O + H2O 2 HCl
Cl2O3 +H2O 2 HClO2
Cl2O5 +H2O 2 HClO3
Cl2O7 +H2O 2 HClO4
Kekuatan asam oksi bertambah dengan bertambahnya oksigen pada asam tersebut.
HClO < HClO2 < HClO3 < HClO4

Bilangan oksidasi halogen, oksi halogen dan asam oksi halogen

Bilangan Oksidasi halogen Asam oksi halogen Nama umum


oksidasi F Cl Br I Cl Br I
+1 - Cl2O Br 2O I 2O HClO* HBrO* HIO* Asam hipohalit
+3 - Cl2O3 Br 2O3 I 2O3 HClO2* HBrO2* HIO2* Asam halit
+5 - Cl2O5 Br 2O5 I 2O5 HClO3* HBrO3* HIO3* Asam halat
+7 - Cl2O7 Br 2O7 I 2O7 HClO4* HBrO4* HIO4* Asam perhalat
*
) hanya terdapat sebagian larutan encer dan ti dak stabil

3. Senyawa Antarhalogen
Dapatdinyatakan:
X2 + nY2 2XYn
Halogen dengan keelektronegatifan besar + Halogen dengan Keeloktronegatiafan kecil
Antar Halogen dapat mengalami reaksi kimia. Oleh karena kekuatan oksidator menurun dari Fluor
sampai Iod,Halogen dapat mengoksidasi Ion Halida yang terletak di bawahnya (displacement reaction).
Dengan demikian, reaksi yang terjadi antar Halogen dapat disimpulkan dalam beberapa pernyataan di
bawah ini :
1. F2 dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2, Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2.
2. Cl2 dapat mengoksidasi Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2. Cl2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadiF2.
3. Br2 dapat mengoksidasi I- menjadi I2. Br2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadi F2 maupun Cl- menjadi
Cl2.
4. I2 tidak dapat mengokisdasi F- menjadi F2, Cl- menjadi Cl2, serta Br- menjadi Br2.
Gas F2 dapat diperoleh dari elektrolisis cairan (bukan larutan) Hidrogen Fluorida yang diberi sejumlah
padatan Kalium Fluorida untuk meningkatkan konduktivitas pada temperatur di atas 70C. Di katoda, ion
H+ akan tereduksi menjadi gas H2, sedangkan di anoda, ion F- akan teroksidasi menjadi gas F2.
Gas Cl2 dapat di peroleh melalui elektrolisis lelehan NaCl maupun elektrolisis larutan NaCl. Melalui
kedua elektrolisis tersebut, ion Cl- akan teroksidasi membentuk gas Cl2 di anoda. Gas Cl2 juga dapat
diperoleh melalui proses klor-alkali, yaitu elektrolisis larutan NaCl pekat (brine). Reaksi yang terjadi
pada elektrolisis brine adalah sebagai berikut :
2 NaCl(aq) + 2 H2O(l) > 2 NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Di laboratorium, unsur Klor, Brom, dan Iod dapat diperoleh melalui reaksi alkali halida (NaCl, NaBr,
NaI) dengan asam sulfat pekat yang dipercepat dengan penambahan MnO 2 sebagai katalis. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaCl(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Cl2(g)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaBr(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Br2(l)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaI(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + I2(s)
Halida dibedakan menjadi dua kategori, yaitu halida ionik dan halida kovalen. Fluorida dan klorida dari unsur
logam, terutama unsur Alkali dan Alkali Tanah (kecuali Berilium) merupakan halida ionik. Sementara, flurida
dan klorida dari unsur nonlogam, seperti Belerang dan Fosfat merupakan halida kovalen. Bilangan oksidasi
Halogen bervariasi dari -1 hingga +7 (kecuali Fluor). Unsur Fluor yang merupakan unsur dengan
keelektronegatifan terbesar di alam, hanya memiliki bilangan oksidasi 0 (F 2) dan -1 (fluorida).
Halogen dapat bereaksi dengan Hidrogen menghasilkan Hidrogen Halida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
X2(g) + H2(g) > 2 HX(g)
X = F, Cl, Br, atau I

Contoh senyawa antar halogen :


Fluor lebih negative dibandingkan dengan Iodium
F- + I+ IF
3F- + I3+ IF3
Contoh lain :
IF5, BrCl, BrCl3, CIF3, CIF, IF7

4. Oksida halogen
Semua halogen dapat membentuk senyawa oksida. Fluorin dapat membentuk oksida OF 2dan O2F2 yang
dikenal sebagai oksigen fluoride. Senyawa O 2F2 dibuat dengan mengalirkan gas F2 secara cepat melalui
larutan NaOH 2%. Senyawa O 2F2 merupakan zat padat kuning jingga yang digunakan sebagai bahan
bakar roket.
Oksida klorin lebih banyak jenisnya, yaitu Cl 2O, Cl2O3, ClO2, Cl2O4, Cl2O6, dan Cl2O7. Oksida
klorin tidak stabil dan cenderung meledak. ClO 2 merupakan oksidator sangat kuat dan digunakan untuk
pemutih bubur kertas (pulp). ClO2 dibuat sesaat akan digunakan dengan reaksi :
2NaClO3 + SO2 + H2SO4 2ClO2 + 2NaHSO4
Iodin dapat membentuk I2O5 dengan memanaskan asam iodat pada suhu 2400 C menurut reaksi :
2HIO3 I2O5 + H2O

5. Senyawa Halida
Senyawa halida merupakan senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1, dan merupakan
senyawa yang paling banyak di antara senyawa halogen. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi
senyawa hidrogen halida dan garam halida.
a. Hidrogen halida
Hidrogen halida (HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air. Larutannya
dalam air bersifat asam, sehingga sering disebut asam halide. HF dikelompokkan sebagai asam lemah,
sedangkan HCl, HBr, dan HI merupakan asam kuat, dan kekuatan asamnya meningkat dari HF ke HI.
Peningkatan kekuatan asam ini berhubungan dengan jari-jari atom yang semakin panjang, sehingga
kekuatan ikatan H-X semakin lemah. Semakin lemahnya kekuatan ikatan tersebut mengakibatkan ion
H+ semakin mudah terlepas bila berinteraksi dengan H 2O dalam larutan.
Titik didih dan titik lebur HX semakin besar dari HCl ke HI. Hal itu disebabkan semakin kuatnya
gaya Van der Waals, sedangkan titik didih HF paling tinggi di antara hidrogen halide yang lain karena
pada HF bekerja gaya ikatan hidrogen.
b. Garam halida
Garam halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logam dengan halogen. Semua garam
halide mudah larut dalam air, kecuali garam halide dari perak (I), timbal (II), raksa (I), dan tembaga (I).
Warna endapan perak halida dan timbal (II) halide dari reaksiion halide dengan ion perak dan ion timbal
(II) digunakan untuk identifikasi adanya ion halide di dalam suatu larutan.
Larutan perak klorida dapat larut dalam ammonia encer. Perak bromida tidak larut dalam ammonia
encer, tetapi larut dalam ammonia pekat, sedangkan perak iodide tidak dapat larut dalam ammonia encer
pekat. Perak klorida dan perak bromida dapat larut dalam ammonia dikarenakan membentuk ion
kompleks dengan reaksi sebagai berikut.
AgCl(s) + NH3(aq) [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq)
Untuk mengidentifikasi adanya ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan
2+
Pb (misalnya sebagai Pb(NO2)2). Apabila terjadi endapan putih maka kemungkinan ion halidanya adalah
F- atau Cl--, tetapi bila endapannya berwarna kuning yang berarti yang ada Br - atau I-, dan bila tidak ada
endapan berarti tidak ada ion halide dalam larutan.
Untuk membedakan ion F- atau Cl- maka larutan ditambahkan Ag+(misalnya AgNO3). Apabila tidak
ada endapan, berarti halidanya adlah F - dan bila ada endapan putih berarti Cl -. Untuk membedakan ion
Br- dan I- maka larutan direaksikan dengan Ag+ dan endapan didekantasi kemudian ditambahkan
NH3 pekat, bila larut berarti yang ada dalam larutan Br - dan bila tidak larut berarti yang ada dalam larutan
ion F-.
Halide padat dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (misalnya MnO 2, KMnO4,K2Cr2O7, dalam
H2SO4 pekat) menghasilkan gas halogen, kecuali fluoride.

6. Senyawa Oksihalogen
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan oksidasi
( +1,+3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan. Selain membentuk oksida dan
halide,halogen dapat membentuk senyawa-senyawa oksihalida. Garam oksihalogen lebih stabil daripada
asamnya. Asam oksihalogen sedikit larut dalam air.Asam oksi mempunyai struktur umum: H-O-X
Kekuatan asam oksi halogen ditentukan oleh kekuatan ikatan H-O dan ikatan O-X. jika ikatan O-X kuat
maka ikatan H-O lemah. Semakin lemah ikatan H-O semakin mudah asam tersebut terionisasi,dan berarti
semakin kuat asamnya.Kekuatan ikatan X-O dipengaruhi oleh dua factor, pertama keelektronegatifan dari
X dan banyak sedikitnya atom oksigen yang mengelilingi X.Semua halogen dapat membentuk senyawa
oksihalogenida, kecuali fluorin. Larutan ion oksihalogenida dapat diperoleh dengan meraksikan halogen
dengan basa.
Pembentukannya :
Biloks Asam oksilklorida Asam oksilbromida Asam oksiliodida
+1 HClO HBrO HIO
+3 HClO2 HBrO2 HIO2
+5 HClO3 HBrO3 HIO3
+7 HClO4 HBrO4 HIO4
X2O + H2O 2HXO
X2O3 + H2O 2HXO2
X2O5 + H2O 2HXO3
X2O7 + H2O 2HXO4 Makin banyak Onya maka makin kuat asamnya, begitu pula oksidanya.

d. Kekuatan asam
Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut
akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas.
Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO
Asam terkuat dalam asam oksilhalida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat)

7.PEMBUATAN HALOGEN
Halogen dapat dibuat melalui reaksi antara mangan (IV) oksida atau kalium permanganat dengan asam
klorida, asam bromida atau asam iodida.
Reaksinya :
MnO2 + AHX Mn X2 + X2 + 2H2O.
2KMnO4 + 16 HX 2 Mn X2 + 2 KX + 5X2 + 8H2O
Fluor (F)
Beberapa mineral penting untuk F yaitu :
CaF2 fhuspat
CaF2 3Ca3 (PO4)2 garam rangkapnya adalah Ca5 (PO4)3 (F) Fluoroapatik
Fluor biasanya dibuat dari K2MnF6, bisa juga dengan elektrolisis dan yang lebih praktis adalah
dengan menggunakan K2MnF6 yang reaksinya sebagai berikut :
K2MnF6 + 2SbF6 2KSbF6 + MnF3 + F2
Cara membuat K2MnF6 adalah dengan menggunakan KMnO4 reaksinya adalah sebagai berikut :
KMnO4 + 2KF + 10HF + 3H2O2 2K2MnF6
8 H2O + 3 O2
Cara membuat SbF5 adalah dengan SbCl5 + 5 HF SbF5 + 5HCl
Khlor (Cl)
Cara memproduksi Cl :
1. Elektrolisa : Membuat Cl2 lebih banyak menggunakan elektrolisa NaCl.
Elektrolisa 2NaCl + 2H2O 2NaOH + H2 + Cl2
2. Cara Dekon yaitu : mereaksikan HCl dengan oksigen
2HCl + O2 Cl2 + H2O
3. Cara Weldon
Cara ini merupakan cara/proses yang di terapkan dalam laboratorium.
Mn + HCl Cl + MnCl2 + H2O2
4. Dengan mereaksikan KMnO4 dengan HCl
2KMnO4 +16HCl 5Cl + 2MnCl2 + 2 KCl + 8H2O
Brom (Br)
Br2 dibuat dengan HBr + H2SO4 Br2 + SO2 + H2O. Brom terdapat sebagai bromida, dalam
jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom juga dapat di peroleh dari air laut melalui
reaksi.: 2Br- + Cl2 2Cl- + Br2
Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut
dalam air & dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti Cs2 dan CCl4.
Yod (I)
Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam chili (guano). Iod adalah
padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Ia menyublim tanpa meleleh pada tekanan atmosfer. I2
dapat dibuat dengan mereaksikan iodat (HIO3) dengan HI.
HIO3 + H2SO4 Hl + SO2 + H2O
I2 susah larut dalam air, sehingga untuk menggunakan I2 maka di larutkan dalam KI.
KI (aq) + I2 (s) I3- (aq) + K (aq)
KI inilah yang menyebabkan I2 larut. Ion I3- ini dikenal dengan ion polihalogenida.

Anda mungkin juga menyukai