PENGERTIAN HALOGENASI
Halogenasi diambil dari kata halogen yaitu anggota golongan unsur yang sangat aktif,
terdiri dari fluorin, bromin, iodin, klorin, atau astatin, yang mempunyai sifat kimia sama.
Sedangkan halogenasi tersebut merupakan prosesnya yaitu pemasukan halogen ke dalam
senyawa organik, baik secara penambahan (adisi) maupun secara penggantian (substitusi).
Halogenasi adalah pemasukan halogen (VII A) ke dalam senyawa organik, baik secara
penambahan (adisi) maupun secara penggantian (substitusi).
Halogenasi merupakan reaksi yang terjadi antara ikatan karbon-karbon rangkap (C=C)
pada senyawa-senyawa alkena seperti etena dengan unsur-unsur halogen seperti klorin, bromin
dan iodin.
JENIS-JENIS HALOGENASI
Fluorinasi
Senyawa organik, jenuh dan tak jenuh, mudah bereaksi, biasanya eksplosif, dengan fluor.
Fluorinasi dengan fluor elemental (F2) memerlukan kondisi dan peralatan yang sangat khusus.
Klorinasi
Klorinasi secara umum sangat eksotermik. Baik senyawa jenuh dan tak jenuh bereaksi secara
langsung dengan klor, yang pertama biasanya membutuhkan cahaya UV untuk memulai
homolisis klor.
Klorinasi dilakukan dalam skala besar secara industri; proses utama termasuk rute pada 1,2-
dikloroetana (prekursor bagi PVC), serta beragam etana terklorinasi, sebagai pelarut.
Brominasi
Brominasi lebih selektif dibandingkan klorinasi karena reaksinya yang kurang eksotermik.
Brominasi umumnya dilakukan melalui adisi Br2 pada alkena. Sebagai contoh brominasi
adalah sintesis organik pada halotana anestetik dari trikloroetilena:
Iodinasi
Iodinasi adalah halogen paling reaktif dan enggan untuk bereaksi dengan sebagian besar
senyawa organik. Penambahan iodin pada alkena merupakan dasar dari metode analisis yang
disebut bilangan iodin, ukuran tingkat ketidakjenuhan pada lemak. Reaksi iodoform melibatkan
degradasi metil keton.
ZAT-ZAT PEREAKSI
2. HX
Digunakan untuk mengganti gugus O
3. NaOX
Biasa dipakai untuk memperlambat reaksi. Bahan ini harganya mahal maka hanya
digunakan untuk keperluan tertentu saja.
4. Ca(OX)2, harganya
lebih murah
X
Kat. AlCl3
H3C + X2 H3C + HX
T<
CH3 + X2 CH2X + HX
T>
Cl Cl
Cl Cl
+ Cl2 + 8HCl
Cl Cl Cl
Cl
9. Karbon disulfida
Reaksi: CS2 + 3Cl2 CCl4 + S2Cl
10. Antroquinon
Reaksi:
O NH2 O NH2
Katalisator + Cl
Cl2
Cl
nitrobzen O NH2
O NH2
KINETIKA DAN MEKANISME REAKSI
Reaksi-reaksi antara Alkena dengan Unsur-unsur Halogen
Campuran antara gas tidak berwarna dengan sebuah gas berwarna hijau
ini akan menghasilkan hidrogen klorida dalam bentuk uap asap dan kabut
cairan-cairan organik. Semua produk organik berbentuk cair dalam suhu
kamar terkecuali klorometana yang merupakan sebuah gas.
Jika klorin diganti dengan bromin, kita bisa mencampur metana dengan
uap bromin, atau menggelembungkan metana melalui cairan bromin
paparkan kedua prosedur ini terhadap sinar UV. Campuran gas yang
terbentuk akan berwarna merah-coklat dan bukan hijau.
Reaksi-reaksi ini tidak bisa digunakan untuk membuat senyawa-senyawa
organik yang dihasilkan dalam laboratorium karena campuran hasil
reaksinya sangat sulit dipisahkan.
Jika salah satu dari dua isomer yang terbentuk ini hanya secara kebetulan
tanpa ada faktor lain, maka bisa diperoleh jumlah isomer yang tiga kali
lebih banyak dengan klorin pada atom karbon ujung. Ada 6 hidrogen yang
bisa terganti pada atom-atom karbon ujung dan hanya 2 pada atom karbon
tengah.
Sebenarnya, jumlah setiap dari dua isomer ini yang diperoleh hampir
sama.
Jika digunakan bromin, kebanyakan hasil reaksi adalah isomer dimana
bromin terikat pada atom karbon tengah, bukan pada atom karbon ujung.
Reaksi ini masih bisa terjadi dengan adanya sinar biasa tetapi reaksi
substitusi juga terjadi pada kondisi ini.
Struktur cincin terputus karena siklopropana mengalami regangan cincin.
Sudut-sudut ikatan dalam cincin menjadi 60 dan tidak normal lagi yaitu
sekitar 109.5 ketika karbon membentuk empat ikatan tunggal.
Timpang tindih antara orbital-orbial atom dalam pembetukan ikatan C-C
tidak lagi seperti pada keadaan normal, dan terjadi tolak-menolak yang cukup
besar antara pasangan-pasangan elektron ikatan. Sistem akan menjadi lebih
stabil jika cincin terputus.
Kecepatan Reaksi Halogenasi
Kecepatan reaksi dinyatakan oleh besarnya tenaga aktivasi yang biasa dinyatakan
sebagai berikut:
k=
RH + X2 RX +HX
dan r = k [RH][X2]
Makin kecil harga E maka reaksi akan makin cepat. Harga E ini merupakan fungsi
yang kompleks dari tenaga pemecahan ikatan dan tenaga pembentukan dalam reaksi.
Sehingga untuk kebanyakan reaksi harga E diperoleh secara eksperimental.
Pada umumnya reaksi halogenasi adalah reaksi berantai. Ada tiga bentuk mekanisme
reaksi yaitu:
1. CH4 + X2 CH3X + HX q1 kalori
Reaksi ini berjalan cepat karena reaksinya berantai dan berjalan secara termis
dan yang bereaksi adalah radikal bebas.
2. a. X2 X q2 kalori
b. CH3 : H + X H3C + HX
c. H3C + X2 CH3X + X
Radikal bebas X akan menarik elektron lagi dari CH4, terjadi radikal bebas
CH3, yang bereaksi lagi dengan X2, terbentuk radikal bebas X dan
seterusnya, terjadi reaksi berantai.
3. a. X2 X q3 kalori
b. CH3 : H + X CH3X + H
c. H + X2 HX + X
Dari ketiga reaksi 1, 2 dan 3, reaksi yang paling cepat akan mengalahkan yang
lainnya.
Dari persamaan k = A. e-E/RT; untuk E positif maka reaksi yang paling cepat adalah
yang memerlukan tenaga aktivasi paling kecil.
Melihat dari panas reaksinya, misalkan nilai q2<q3<q1, maka bila kita memberikan
panas q1 kalori, tetapi baru sampai q2 kalori sudah terjadi reaksi yaitu reaksi 2 dan
sudah selesai reaksinya.
Slope -E/R = tg
ln k
1/T
Misal reaksi antara CH4 dengan Cl2 dalam fase gas, homogen, katalisator Fe.
Ada beberapa kemungkinan mekanisme reaksi:
a. CH4 + Cl2 CH3Cl + HCl
Untuk menghitung tenaga aktivasi atau panas reaksi dari percobaan
laboratorium.
b. 1) Cl : Cl Cl
Cl reaktif sekali, Cl ini akan menyerang apa saja.
Pecahnya ikatan Cl : Cl tenaga dibutuhkan = (57,8) = 28,9 Kkal
c. 1) Cl : Cl Cl
Pecahnya ikatan Cl : Cl, tenaga yang dibutuhkan = 28,9 Kkal
2) CH4 + Cl CH3Cl + H
Pecahnya ikatan C H, tenaga dibutuhkan = 87,7 Kkal
Timbulnya ikatan C Cl, tenaga keluar = -66,6 Kkal
Ada selisih tenaga yang dibutuhkan = 21,1 Kkal
3) H + Cl : Cl HCl + Cl
Pecahnya ikatan C Cl, tenaga dibutuhkan = 57,8 Kkal
Timbulnya ikatan H Cl, tenaga dikeluarkan = -102,9 Kkal
Ada selisih tenaga yang dikeluarkan = -45,1 Kkal
Adanya peroksida akan mempermudah reaksi karena tak memerlukan tenaga yang
besar untuk membentuk radikal bebas. Peroksida berfungsi sebagai katalisator yang
membantu pembentukan radikal bebas.
ROOR RO + OR, reaktif sekali.
-C O O C - 2 -CO
O O O
Kka
b. Cl2 Cl Dibutuhkan 28,9 l
H + Cl2 HCl + Cl
Dikeluarkan -45,1 Kkal
Pecahnya ikatan Cl Cl 57,8 Kkal
-102, 9
Terbentuknya ikatan H Cl Kkal
Kka
b. Cl2 Cl Dibutuhkan 28,9 l
Ternyata reaksi adisi ikatan rangkap lebih mudah daripada reaksi substitusi, karena
panas reaksi untuk reaksi adisi lebih besar. Kerman menghitung tenaga aktivasi untuk
substitusi halogenasi etilin menggunakan mekanika kuantum (dengan satuan Kkal).
Reaksi Cl Br I
Bimolekuler 43,4 46,0 51,2
Rantai 45,0 47,0 54,0
Reaksi adisi pada Br2 dan I2 lebih mudah daripada Cl2. Reaksi adisi memerlukan
tenaga aktivasi yang lebih kecil daripada reaksi substitusi. Jadi reaksi adisi lebih
mudah daripada reaksi substitusi.
l
a
g
i
.
X
Radikal bebas X akan menyerang benzena asli, sampai habis dan bila benzena
sudah habis dan radikal bebas X masih ada, baru akan menyerang kepada benzena
yang sudah terhalogenasi.
H
C X
+ X:
+X X
C X
H C H H C
C C
X H
H
+X
H
C C X
H C
H X
Jika masih ada lagi halogen yang dapat menjadi benzen yang sudah terhalogenasi,
dan akhirnya akan terjadi benzena hexahalogenasi. Untuk memecah halogen menjadi
radikal bebas, bisa dipakai katalisator (misal peroksida), juga panas (suhu yang
tinggi), tetapi karena benzena pada suhu tinggi rusak, maka tidak dapat dipakai suhu
tinggi. Dapat dipakai sinar tertentu dengan panjang gelombang tertentu, sehingga
dinamakan foto halogenasi.
Secara Ionik:
Mekanismenya mirip dengan nitrasi tetapi disini diinginkan ion halogen. Disini
diperlukan senyawa yang mempunyai unsur dimana bisa menampung lebih dari 8
elektron pada kulit terluarnya. Unsur-unsur tersebut adalah logam-logam pada kolom
III pada sistem periodik.
X2 + AlX3 X+ + AlX4-
X+ ini sangat reaktif dan sangat memerlukan elektron, jadi akan mencari tempat-
tempat yang banyak elektronnya supaya menjadi stabil.
X : X + AlX3
X
+ atau +H +
H+ + AlX4 -
Gugus CH3 - mempermudah masuknya gugus yang baru dan masuk pada letak orto
dan para.
Untuk:
O
- C - OC2H5
Sukar untuk masuknya gugus baru dan kalaupun bisa akan masuk ke posisi meta.
Halogenasi toluen, secara radikal bebas.
X2 X
Dijalankan pada suhu yang tinggi (adisi lebih sulit terjadi), maka cabangnya yang
diserang.
- CH3 + X - H2C + HX
Jika suhunya rendah maka kemungkinan masuknya halogen pada inti dan
masuknya pada posisi di mana rapat elektronnya besar yang dipengaruhi oleh
substituen mula-mula.
- CH2X + X
- H2C + X : X
Untuk:
T>
+X:X - CH2CH2CH2X + HX
- CH2CH2CH3
Untuk alkohol:
CH3CH2OH + X : CH2XCH2OH + HX
X
Radikal bebas sukar didapat. Kalau reaksinya dilakukan pada suhu tinggi bisa terjadi
radikal bebas, tetapi alkoholnya rusak. Dengan foto/sinar mungkin bisa, tetapi jarang
dilakukan.
O
XCH2 C H . H2O (kloral hidrat)
Jika terhadap alkohol ini digunakan asam halogenida maka akan terjadi:
CH3CH2OH + HX CH3CH2X + H2
Tetapi ini tidak dilakukan sebab alkohol harganya mahal dan asam juga mahal, lebih
baik digunakan alkana sampai menjadi alkil halida.
Dalam reaksi rantai, salah satu sumber tenaga aktivasi khlorin sudah digunakan,
kecepatan reaksi gas khlor dengan uap hidrokarbon parafin sama dengan fungsi
komposisi molar campuran. Dalam batas tertentu reaksi ini akan menjadi begitu cepat
sehingga campuran akan terjadi karena hamburan kebocoran panas dan masih dalam
dekat batas-batas kecepatan nyala api akan naik ke daerah kecepatan peledakan.
Karena radikal bebas reaksinya cepat dan eksotermis sehingga reaksinya harus
diawasi. Beberapa cara pencegahan antara lain:
1. Panas yang timbul harus diserap sebaik-baiknya, misal dengan penambahan zat
yang langsung bersentuhan, sehingga terjadi penyerapan panas langsung.
2. Membatasi kesempurnaan reaksi RH.
3. Memilih zat pereaksi yang tidak terlalu aktif.
4. Waktu reaksi dibatasi.
Keterangan:
1. Panas diambil langsung dari reaktornya denan penambahan zat penyerap.
Reaktor C
A
B
a. Salah satu pereaksi berlebihan. Karena hidrokarbon relatif lebih murah
maka hidrokarbonnya yang berlebihan.
Biasanya HC : X2 = 15 : 1
Kelebihan panas dapat diserap oleh kelebihan hidrokarbonnya.
Kalau pada reaksi:
1 gmol X2 + 1 gmol RH 1 gmol RX + 1 gmol HX + Q
Kalau reaksinya:
1 gmol X2 + 15 gmol RH 1 gmol RX + 1 gmol HX + 14 gmol RH + Q
Disini Q diserap oleh 1 gmol RX, 1 gmol HX dan oleh 14 gmol RH sisa,
daerah
mudah
menyala
0
10 20
Perbandingan mol
Cl2 : C3H8
Grafik Efek Perbandingan Mol Pada Kecepatan Reaksi Khlor dan Propana
Cl2
Kalau dipakai harga -19,2 harga halogen mahal dan kalau terjadi
C3 H 8
kebocoran berbahaya dan kelebihan X2 mengganggu dan juga ada
kemungkinan didapatkan hasil lain, yaitu Polihalogenida.
b. Dengan penambahan gas inert misalnya NO2, CO2, H2O, tetapi karena gas
inert ini mahal harganya, maka proses ini jarang/tidak dilakukan.
Untuk gugus alkil primer, sekunder dan tertier; gugus alkil primer yang lebih
mudah diserang. Untuk suhu yang tinggi substitusi lebih mudah.
4. Waktu reaksi kecil dan waktu tinggal reaksi dalam reaktor kecil, hasil reaksi cepat
didinginkan, sehingga reaksi tidak sempurna.
Dalam foto halogenasi diperlukan cahaya dengan panjang gelombang tertentu, biasa
dipakai lampu Cl sebagai sumber sinar. Dalam reaksi ini akan timbul HX maka
bahan reaktor harus tahan korosi.
Reaktor:
1. Bahannya harus tahan korosi.
2. Harus tahan suhu tinggi.
Untuk 1 dan 2 bisa dipilih dari bahan keramik.
3. Panas yang ada harus lebih mudah dikeluarkan artinya daya hantar panas
harus baik.
Untuk syarat no.3 keramik tidak baik sama sekali, selain itu keramik tidak
tahan tekanan, maka keramik tidak dapat digunakan. Agar perpindahan panas
yang lebih baik, maka diberi kasa layer dari bahan yang tahan korosi tetapi
harganya mahal.
Katalisator yang digunakan biasanya garam logam dari halogen dengan valensi 2
dan 3, misal AlX3 dan FeX3.
PELARUT HALOGENASI
Menurut Dr. Dmitri Kopeliovich : Pelarut terhalogenasi adalah pelarut yang
molekulnya mengandung atom halogenic: klorin (Cl), fluor (F), brom (Br) atau
yodium (I).
Jenis-jenis pelarut terhalogenasi
1. Pelarut Diklorinasi
Pelarut diklorinasi umum adalah Trichlorethylene (ClCH-CCl2),
Perchlorethylene (tetrakloroetilena, Cl2C-CCl2), Metilen klorida (CH2Cl2), Karbon
tetraklorida (CCl4), Kloroform (CHCl 3), 1,1,1-trikloroetana (kloroform metil, CH3-
CCl). Diklorinasi pelarut digunakan dalam pembersihan kering, pembersih logam,
degreasing, aerosol otomotif, percetakan, kertas dan industri tekstil, penghapusan cat,
industri mebel, Termoplastik produksi.
Pengaruh pelarut diklorinasi bagi kesehatan:
1) Mempengaruhi sistem saraf pusat, ginjal dan hati, menyebabkan dermatitis dan
iritasi kulit, mata, saluran pernapasan atas dan selaput lendir.
2) Lebih-paparan di ruang berventilasi buruk dapat mengakibatkan depresi, sakit
kepala, mengantuk, ketidaksadaran dan bahkan kematian.
3) Beberapa pelarut klor menyebabkan kanker pada tikus dan mencit pada tingkat
eksposur yang tinggi.
Menurut Institut Nasional untuk Keselamatan Occupatuional (NIOSH), Program
Toksikologi Nasional (NTP), Badan Internasional untuk Penelitian pada Konferensi
Kanker (IARC) dan Amerika Hygienists Industri Pemerintah (ACGIH) :
a) Trichlorethylene adalah senyawa karsinogenik
b) Perchlorethylene tidak diklasifikasikan sebagai karsinogenik.
c) Metilen klorida merupakan karsinogenik potensial (ACGIH)
d) Karbon tetraklorida adalah senyawa karsinogenik, Cat karsinogen. 3 (ACGIH); 3
(ACGIH).
e) Kloroform adalah senyawa karsinogenik.
f) 1,1,1-trikloroetana tidak terdaftar sebagai karsinogenik.
Pengaruh pelarut diklorinasi bagi lingkungan:
Uap dari pelarut menurunkan diklorinasi di atmosfer untuk jangka waktu antara satu
minggu (trichlorethylene), untuk 5-6 bulan (perchlorethylene dan metilen klorida).
Potensi Penipisan ozon (ODP) dari karbon tetraklorida dan kloroform tinggi (lebih
dari 0,2) dan penggunaannya dilarang. ODP dari trichlorethylene, perchlorethylene
dan metilen klorida rendah dan mereka tidak diatur oleh Montreal Protokol.
Tumpahan pelarut diklorinasi ke tanah atau air menyebabkan kontaminasi. Metilen
klorida adalah biodegradable. Pelarut diklorinasi lain menurunkan hanya setelah
reavaporation ke atmosfer.
Kontribusi pelarut diklorinasi untuk pemanasan global, hujan asam produksi dan
pembentukan asap rendah.
2. Pelarut Fluorocarbon
Contoh pelarut fluorocarbon: Dichlorofluoromethane (freon 21, CHCl2 F),
Trichlorofluoromethane (Freon 11, CCl3 M), Tetrafluoromethane (Freon 14, CF4),
Difluorodichloromethane (Freon 12, CHCl2F2), Hydrochlorofluorocarbon
(Chlorodifluoromethane, Freon 22, CHClF2).
Pelarut fluorocarbon banyak digunakan sebagai refrigeran.
Pengaruh pelarut fluorocarbon bagi kesehatan: dapat menyebabkan kerusakan
jantung, pusing, sakit kepala, mual.
Pengaruh pelarut fluorocarbon bagi lingkungan: beberapa pelarut fluorocarbon (freon
11, freon 21) dilarang di sebagian besar negara karena potensi mereka yang tinggi
ozon penipisan (Montreal Protocol).
3. Pelarut Brominated
Contoh pelarut brominated: Etilen Dibromide (1,2-dibromoethane, BrCH2-
CH2Br), chlorobromide metilen (Bromochloromethane, CH2BrCl), bromin metil
(bromomethane, CH2Br).
Pelarut brominated digunakan sebagai aditif dalam bensin bertimbal, sterilants tanah,
untuk manufaktur pestisida dan Fumigan.
Pengaruh pelarut brominated bagi kesehatan : mempengaruhi hati dan ginjal,
menyebabkan dermatitis dan iritasi kulit, mata, saluran pernapasan atas dan selaput
lendir. Menghirup brominated pelarut dapat menyebabkan pusing, kelemahan,
depresi, sakit kepala, mengantuk.
Pengaruh pelarut brominated bagi lingkungan: beberapa pelarut brominated (metilen
chlorobromide, bromin metil) yang dilarang di sebagian besar negara karena potensi
mereka yang tinggi ozon deplesi (Montreal Protocol).
4. Pelarut Iodinasi
Contoh pelarut iodinasi:-butil iodida n (1-iodobutane, CH3CH2CH2CH2I),
Metil iodida (iodomethane, CH3I), etil iodida (iodoethane, C2H5I), n-propil iodida
(1-iodopropane, CH3CH2CH2I).
Iodinasi pelarut digunakan sebagai intermediet untuk berbagai bahan kimia, pewarna,
Fumigan, media kontras X-ray, antiseptik, insektisida, senyawa surfaktan, citarasa
dan aroma dan farmasi dalam pengujian untuk piridin.
Pengaruh pelarut iodinasi bagi kesehatan: Mereka diduga karsinogen dan dapat
menyebabkan iritasi kulit dan mata.
TERMODINAMIKA
RH + X2 RX + HX
Ditinjau dari panas reaksi yang menyertai maka untuk substitusi, reaksi yang bersifat eksotermik
adalah flourinasi, chlorinasi, brominasi sedangkan iodinasi adalah endotermik, sebab ikatan
antara F F sangat kuat dan terbentuknya senyawa baru juga diikuti panas yang tinggi.
Menyempurnakan reaksi:
1. Untuk F2, Cl2 dan Br2 reaksi sudah sempurna jadi tidak perlu disempurnakan, bahkan
perlu dibatasi.
2. Untuk I2, reaksi setimbang oleh karenanya perlu diusahakan ke kanan, yaitu dengan
mengikat HI yang terbentuk atau mengoksidasinya.
I : I + RH RI + HI HI + NaOH
NaI + H2O
Dioksidasi
HI + HNO3 I2 + NO + H2O
Cara oksidasi lebih efisien karena I2 yang timbul dapat dipakai lagi.
Untuk reaksi adisi semua eksotermis. Kesetimbangan terletak di kanan pada semua suhu,
yaitu untuk Cl2 sampai 1000oC untuk I2 sampai suhu 50oC, Br2 sampai suhu 700oC.
APLIKASI HALOGEN
Klorin (Cl2) ditambahkan ke air minum dan kolam renang membentuk senyawa HCl dan HOCl.
Keduanya memiliki daya oksidasi tinggi dan dapat membunuh bakteri. Cl 2(g) + H2O(l) > HCl(aq) +
HOCl(aq)
NaClO3 digunakan untuk membasmi tanaman liar, klorin untuk pemutih kertas, agen dry-
clean dan untk produksi bromin
CaOCl2/( Ca2+ )( Cl- )( ClO- ) sebagai serbuk pengelontang atau kapur klor.
Asam klorida ( HCl ) digunakan pada industri logam. Untuk mengekstrasi logam tersebut.
Gas Cl2 digunakan sebagai bahan dasar industri plastik, seperti vinil klorida, CH 2=CHCl
(untuk PVC), CCl 4 (untuk fluorokarbon), dan CH 3Cl (untuk silikon dan TEL). Dalam jumlah
besar, klorin digunakan untuk desinfektan, pemutih, pulp kertas, dan tekstil.
Cl2 sebagai desinfektan / DDT (Dikloro Difenil Trikloro) pembunuh kuman yang dapat
menyebabkan penyakit atau sebagai insektisida.
Klorinasi hidrokarbon untuk bahan baku industri plastik serta karet sintesis
Pembuatan tetraklormetana (CCl4) dan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan untuk membuat TEL
MgCl2 sebagai penghancur esCaCl2 untuk menambah massa jenis zat padat yang bebas air garam
Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
Uap air panas dan gas Cl 2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks,
gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair
berada di dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi. Bromin digunakan dalam industri untuk
membuat senyawa metil bromida, CH 3Br (sebagai pestisida), perak bromida (untuk film
fotografi), dan alkali bromida (untuk sedatif).
Etilen Bromida sebagai aditif pada bensin bertimbal yaitu untuk mengikat timbal agar tidak
melekat pada piston dan silinder
AgBr untuk film fotografi, karena AgBr memiliki kepekaan terhadap cahaya
C2H4Br2 ditambahkan pada bensin agar timbal dalam bensin tidak mengendap, karena diubah
menjadi PbBr2
Untuk membuat etil bromida (C2H5Br) yang dicampurkan ke dalam bensin bertimbel
Iodin adalah antiseptik yang dilarutkan ke dalam alkohol dan diusapkan pada luka.
Gas I 2diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida dengan oksidator gas Cl 2. Iodin
juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam , NaNO 3) melalui
reduksi ion iodat oleh NaHSO 3. Iodin digunakan untuk membuat senyawa AgI sebagai film
fotografi dan KI sebagai nutrisi dan makanan ternak. Beberapa kegunaan senyawa halogen
dijabarkan pada tabel disamping.
Digunakan dalam industri obat seperti iodoform (CHI3) untuk antiseptik, tinktur iodin
AgI bersama AgBr dalam bidang fotografi untuk menangkap cahaya masuk
NaIO3atau NaI dengan campuran garam dapur untuk mencegahgondok dan penurunan
intelegensia
I2 dalam alkohol sebagai anti septik luka agar tidak terkena infeksi
KI untuk fotografi
1. Flour
a. Fluorida memiliki racun yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika dalam bentuk murni dia
sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah bila bersentuhan langsung
dengan kulit.
b. Adanya komponen fluorin dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan
kehitaman pada gigi.
c. Dalam bentuk fluorine, zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung masuk ke dalam daun-
daun sehingga menyebabkan daun berwarna kuning kecoklatan. Jika daun tersebut dimakan oleh
binatang maka bisa menyebabkan penyakit gigi rontok.
2. Klor
a. Menurut para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau keringat,
maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat mengakibatkan iritasi
hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat bereaksi menjadi gas di kolam tertutup dan
membawa dampak terhadap sel-sel tubuh yang melindungi paru-paru.
b. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cahaya dapat
membakar kulit dan bersifat sangat beracun.
c. CFC (Chloro Fluoro Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan kerusakan pada lapisan
ozon.
d. Kloramina, NH4Cl zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air lainnya.
e. Kloroform CHCl3, yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap , mutagenik (dapat
menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan pada kelahiran) atau karsiogenik
(menimbulkan kangker).
3. Brom
a. Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik
b. Dalam bentuk cairan zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya
menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.
c. Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan
bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama
menanganinya.
d. Timbal bromida yang terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta sifatnya yang
mudah menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat mencemari atmosfer.
4. Iodin
a. Kristal iodin dapat melukai kulit
b. Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir
c. Pada saat ini dikenal suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium yaitu Gaky
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium merupakan penyakit yang dapat menyebabkan retardasi
mental. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Saat ini
diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta
menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap
tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau
lumpuh.Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan menjadi
anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya.
d. Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran
kelenjar tiroid di daerah leher.
a. Pabrik Hexachlorobenzena
c. Pabrik Tetrachloroethane
Di Laboratorium
Pembuatan senyawa halogen untuk skala laboratotium bisa dilakukan dengan cara mengoksidasi senyawa
halida dengan MnO2 atau KmnO4 dalam asam (H2SO4pekat).
X- + MnO4 + H+ X2 + Mn2+ + H2 O
Cl2 + I- 2Cl - + I2
Di laboratorium, zat-zat kimia dibuat dalam jumlah seperlunya yang biasanya digunakan untuk
eksperimen/praktikum dengan cara yang cepat dan alat yang sederhana. Klorin, bromin, dan iodine dapat
dihasilkan dari oksidasi terhadap senyawa halida dengan oksidator MnO2 atau KMnO2 dalam lingkungan
asam. Senyawa halide dicampurkan dengan MnO2 atau KMnO2 ditambahkan H2SO4pekat, kemudian
dipanaskan. Reaksi yang berlangsung secara umum :
1. Flour
Senyawa HF dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (NaF) dengan asam
sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksiberikut :
2. Klorin
Senyawa klorin juga dapat dibuat dalam skala laboratorium dengan cara :
Proses Weldon
Dengan memanaskan campuran MnO2, H2SO4, dan NaCl
Proses untuk medapatkan unsur klorin adalah melalui elektrolisis larutan natrium klorida pekat(br
in e) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan H2 serta OH pada katode.
Anoda : 2 Cl- Cl- + 2 e-
Senyawa HCl dapat dibuat juga di laboratorium dengan mereaksikan garam halide (CaCl2)
dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan sesuai dengan persamaan reaksi berikut
CaCl2(s) + H2SO4(aq) CaSO4(aq) +2HCl(aq)
3. Brom
Proses untuk mendapatkan bromin adalah dengan mereaksikan garam bromin dengan zat
pengoksidasi, biasanya menggunakan zat pengoksidasi gas Cl2 agar tidak mengoksidasi ion
klorida. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2Br(s) + Cl2(g) Br2(s) + 2Cl(g)
Senyawa HBr tidak dapat dibuat dengan mereaksikan garam dan asam sulfat karena Br- akan
dioksidasi oleh H2SO4.
2NaBr(s) + H2SO4(aq) Na2SO3(aq) + Br2(g) + H2O(aq)
4. Iodin
Iodin diperoleh dari elektrolisis garam pekat ( brine ) seperti pada proses untuk mendapatkan
klorin. Adapun untuk mendapatkan iodin dari natrium iodat adalah dengan penambahan zat
pereduksi natrium bisulfit, NaHSO3, dengan reaksi sebagai berikut :
2NaIO3(s) + 5NaH2SO3(aq) 3NaHSO4(aq) + 2Na2SO4(aq) + H2O (aq) + I2(g)
Dalam skala laboratorium pembuatan iodin analog dengan pembuatan bromin, hanya saja
bromida diganti dengan iodida.
Senyawa HI tidak dapat dibuat dengan mereaksikan garam dan asam sulfat karena I- akan
dioksidasi oleh H2SO4.
MgI2(s) + H2SO4(aq) MgSO3(aq) + I2(g) + H2O(aq)
Skala industri
1) Pembuatan fluorin (F2)
Fluorin dibuat dari elektrolisis asam fluorida(HF). Sebagai bahan baku untuk mendapatkan HF diperoleh
dari fluorspar(CaF2) yang direaksikan dengan H2SO4 pekat. HF yang diperoleh dicampur dengan
KHF2 cair(bebas air), ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 1000 . Wadah untuk reaksi
elektrolisis terbuat dari logam monel(campuran Cu dan Ni), campuran tersebut tidak boleh mengandung
air karena F2 yang terbentuk akan mengoksidasinya. Dalam elektrolisis dihasilkan gas H2 di katoda dan
gas F2 di anoda. Wadahnya menjadi katode, sedangkan anodenya adalah grafit.
2) Pembuatan Klorin(Cl2)
Pembuatan klorin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara reaksi redoks dan dengan cara
elektrolisis.
Dalam laboratorium, klorin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion klorida. Sebagai oksidator dapat
digunakan MnO2(batu kawi), KMnO4, K2CrO7, atau CaOCl2.
Contoh:
Cara Elektrolisis
Dalam industri, klorin dibuat dengan mengelektrolisis larutan natrium klorida pekat dengan
mengguanakan elektrode inert(tidak ikut bereaksi) dan menggunakan diafragma. Sebagai elektrode
dipakai grafit.
Persamaan reaksi sebagai berikut.
Pembuatan Bromin juga dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara reaksi redoks dan dengan
cara elektrolisis.
a) Dalam Industri, bromin dapat dibuat dengan cara mengoksidasi ion bromida yang terdapat dalam air
laut dengan klorin. pembuatan gas Br2 sebagai berikut:
Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak menara.
Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah terjadi reaksi redoks, gas
Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di
dasar tangki, sedangkan air di atasnya.
Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.
Reaksi yang terjadi adalah
Dengan mengalirkan udara kedalam air bromin, brominnya dapat dikeluarkan karena mudah menguap.
Cara elektrolisis
Bromin dapat dibuat dengan cara elektrolisis larutan garam MgBr2 dengan menggunakan electrode inert.
4) Pembuatan Iodin ( I2 )
Iodin dapat dibuat dengan dua cara, baik di laboratorium ataupun dalam industry. Cara tersebut adalah
dengan cara redoks dan dengan cara elektrolisis.
b) Iodin dapat dibuat dengan mereduksi NaIO3 dengan NaHSO3 dalam suasana asam. Persamaan
reaksinya :
Persamaan reaksinya :
2 KI(s) + MnO4 (s) + 2 H2SO4 (l) K2SO4 (aq) + MnSO4 (aq) + 2H2O(l) +I2(s)
I2 yang terbentuk akan mengkristal pada bagian bawah cawan ( terjadi sublimasi ).
Cara elektrolisis
Iodin dapat dibuat dengan cara elektrosis larutan garam pekat NaI dengan menggunakan electrode inert.
Persamaan reaksinya
Unsur Halogen adalah unsur yang sangat reaktif sehingga halogen ditemukan di alam dalam bentuk
senyawanya, yakni:
1. Bentuk Garam
Garam dapat dibentuk dari:
a. Halogen + unsur logam garam
b. Contoh :
Br2 + 2 Na (s) 2 NaBr (s)
3 Cl2 + 2 Fe (s) 2 FeCl3(l)
c. Asam halida + basa Garam Halida + air
Contoh :
HCl + NaOH NaCl + H2O
HBr + NaOH NaBr + H2O
2. Bentuk Asam
a. Asam Halida (HX)
Terbentuk dari halogen yang bereaksi dengan hydrogen membentuk hidrogen halida.
H2 + X2 2 HX
Contoh :
H2 + Cl2 2 HCl
H2 + I2 2 HI
Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine bereaksi dengan
lambat.
Data sifat hidrogen halida
3. Senyawa Antarhalogen
Dapatdinyatakan:
X2 + nY2 2XYn
Halogen dengan keelektronegatifan besar + Halogen dengan Keeloktronegatiafan kecil
Antar Halogen dapat mengalami reaksi kimia. Oleh karena kekuatan oksidator menurun dari Fluor
sampai Iod,Halogen dapat mengoksidasi Ion Halida yang terletak di bawahnya (displacement reaction).
Dengan demikian, reaksi yang terjadi antar Halogen dapat disimpulkan dalam beberapa pernyataan di
bawah ini :
1. F2 dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2, Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2.
2. Cl2 dapat mengoksidasi Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2. Cl2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadiF2.
3. Br2 dapat mengoksidasi I- menjadi I2. Br2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadi F2 maupun Cl- menjadi
Cl2.
4. I2 tidak dapat mengokisdasi F- menjadi F2, Cl- menjadi Cl2, serta Br- menjadi Br2.
Gas F2 dapat diperoleh dari elektrolisis cairan (bukan larutan) Hidrogen Fluorida yang diberi sejumlah
padatan Kalium Fluorida untuk meningkatkan konduktivitas pada temperatur di atas 70C. Di katoda, ion
H+ akan tereduksi menjadi gas H2, sedangkan di anoda, ion F- akan teroksidasi menjadi gas F2.
Gas Cl2 dapat di peroleh melalui elektrolisis lelehan NaCl maupun elektrolisis larutan NaCl. Melalui
kedua elektrolisis tersebut, ion Cl- akan teroksidasi membentuk gas Cl2 di anoda. Gas Cl2 juga dapat
diperoleh melalui proses klor-alkali, yaitu elektrolisis larutan NaCl pekat (brine). Reaksi yang terjadi
pada elektrolisis brine adalah sebagai berikut :
2 NaCl(aq) + 2 H2O(l) > 2 NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Di laboratorium, unsur Klor, Brom, dan Iod dapat diperoleh melalui reaksi alkali halida (NaCl, NaBr,
NaI) dengan asam sulfat pekat yang dipercepat dengan penambahan MnO 2 sebagai katalis. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaCl(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Cl2(g)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaBr(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Br2(l)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaI(aq) > MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + I2(s)
Halida dibedakan menjadi dua kategori, yaitu halida ionik dan halida kovalen. Fluorida dan klorida dari unsur
logam, terutama unsur Alkali dan Alkali Tanah (kecuali Berilium) merupakan halida ionik. Sementara, flurida
dan klorida dari unsur nonlogam, seperti Belerang dan Fosfat merupakan halida kovalen. Bilangan oksidasi
Halogen bervariasi dari -1 hingga +7 (kecuali Fluor). Unsur Fluor yang merupakan unsur dengan
keelektronegatifan terbesar di alam, hanya memiliki bilangan oksidasi 0 (F 2) dan -1 (fluorida).
Halogen dapat bereaksi dengan Hidrogen menghasilkan Hidrogen Halida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
X2(g) + H2(g) > 2 HX(g)
X = F, Cl, Br, atau I
4. Oksida halogen
Semua halogen dapat membentuk senyawa oksida. Fluorin dapat membentuk oksida OF 2dan O2F2 yang
dikenal sebagai oksigen fluoride. Senyawa O 2F2 dibuat dengan mengalirkan gas F2 secara cepat melalui
larutan NaOH 2%. Senyawa O 2F2 merupakan zat padat kuning jingga yang digunakan sebagai bahan
bakar roket.
Oksida klorin lebih banyak jenisnya, yaitu Cl 2O, Cl2O3, ClO2, Cl2O4, Cl2O6, dan Cl2O7. Oksida
klorin tidak stabil dan cenderung meledak. ClO 2 merupakan oksidator sangat kuat dan digunakan untuk
pemutih bubur kertas (pulp). ClO2 dibuat sesaat akan digunakan dengan reaksi :
2NaClO3 + SO2 + H2SO4 2ClO2 + 2NaHSO4
Iodin dapat membentuk I2O5 dengan memanaskan asam iodat pada suhu 2400 C menurut reaksi :
2HIO3 I2O5 + H2O
5. Senyawa Halida
Senyawa halida merupakan senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1, dan merupakan
senyawa yang paling banyak di antara senyawa halogen. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi
senyawa hidrogen halida dan garam halida.
a. Hidrogen halida
Hidrogen halida (HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air. Larutannya
dalam air bersifat asam, sehingga sering disebut asam halide. HF dikelompokkan sebagai asam lemah,
sedangkan HCl, HBr, dan HI merupakan asam kuat, dan kekuatan asamnya meningkat dari HF ke HI.
Peningkatan kekuatan asam ini berhubungan dengan jari-jari atom yang semakin panjang, sehingga
kekuatan ikatan H-X semakin lemah. Semakin lemahnya kekuatan ikatan tersebut mengakibatkan ion
H+ semakin mudah terlepas bila berinteraksi dengan H 2O dalam larutan.
Titik didih dan titik lebur HX semakin besar dari HCl ke HI. Hal itu disebabkan semakin kuatnya
gaya Van der Waals, sedangkan titik didih HF paling tinggi di antara hidrogen halide yang lain karena
pada HF bekerja gaya ikatan hidrogen.
b. Garam halida
Garam halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logam dengan halogen. Semua garam
halide mudah larut dalam air, kecuali garam halide dari perak (I), timbal (II), raksa (I), dan tembaga (I).
Warna endapan perak halida dan timbal (II) halide dari reaksiion halide dengan ion perak dan ion timbal
(II) digunakan untuk identifikasi adanya ion halide di dalam suatu larutan.
Larutan perak klorida dapat larut dalam ammonia encer. Perak bromida tidak larut dalam ammonia
encer, tetapi larut dalam ammonia pekat, sedangkan perak iodide tidak dapat larut dalam ammonia encer
pekat. Perak klorida dan perak bromida dapat larut dalam ammonia dikarenakan membentuk ion
kompleks dengan reaksi sebagai berikut.
AgCl(s) + NH3(aq) [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq)
Untuk mengidentifikasi adanya ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan
2+
Pb (misalnya sebagai Pb(NO2)2). Apabila terjadi endapan putih maka kemungkinan ion halidanya adalah
F- atau Cl--, tetapi bila endapannya berwarna kuning yang berarti yang ada Br - atau I-, dan bila tidak ada
endapan berarti tidak ada ion halide dalam larutan.
Untuk membedakan ion F- atau Cl- maka larutan ditambahkan Ag+(misalnya AgNO3). Apabila tidak
ada endapan, berarti halidanya adlah F - dan bila ada endapan putih berarti Cl -. Untuk membedakan ion
Br- dan I- maka larutan direaksikan dengan Ag+ dan endapan didekantasi kemudian ditambahkan
NH3 pekat, bila larut berarti yang ada dalam larutan Br - dan bila tidak larut berarti yang ada dalam larutan
ion F-.
Halide padat dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (misalnya MnO 2, KMnO4,K2Cr2O7, dalam
H2SO4 pekat) menghasilkan gas halogen, kecuali fluoride.
6. Senyawa Oksihalogen
Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan oksidasi
( +1,+3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan. Selain membentuk oksida dan
halide,halogen dapat membentuk senyawa-senyawa oksihalida. Garam oksihalogen lebih stabil daripada
asamnya. Asam oksihalogen sedikit larut dalam air.Asam oksi mempunyai struktur umum: H-O-X
Kekuatan asam oksi halogen ditentukan oleh kekuatan ikatan H-O dan ikatan O-X. jika ikatan O-X kuat
maka ikatan H-O lemah. Semakin lemah ikatan H-O semakin mudah asam tersebut terionisasi,dan berarti
semakin kuat asamnya.Kekuatan ikatan X-O dipengaruhi oleh dua factor, pertama keelektronegatifan dari
X dan banyak sedikitnya atom oksigen yang mengelilingi X.Semua halogen dapat membentuk senyawa
oksihalogenida, kecuali fluorin. Larutan ion oksihalogenida dapat diperoleh dengan meraksikan halogen
dengan basa.
Pembentukannya :
Biloks Asam oksilklorida Asam oksilbromida Asam oksiliodida
+1 HClO HBrO HIO
+3 HClO2 HBrO2 HIO2
+5 HClO3 HBrO3 HIO3
+7 HClO4 HBrO4 HIO4
X2O + H2O 2HXO
X2O3 + H2O 2HXO2
X2O5 + H2O 2HXO3
X2O7 + H2O 2HXO4 Makin banyak Onya maka makin kuat asamnya, begitu pula oksidanya.
d. Kekuatan asam
Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut
akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas.
Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO
Asam terkuat dalam asam oksilhalida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat)
7.PEMBUATAN HALOGEN
Halogen dapat dibuat melalui reaksi antara mangan (IV) oksida atau kalium permanganat dengan asam
klorida, asam bromida atau asam iodida.
Reaksinya :
MnO2 + AHX Mn X2 + X2 + 2H2O.
2KMnO4 + 16 HX 2 Mn X2 + 2 KX + 5X2 + 8H2O
Fluor (F)
Beberapa mineral penting untuk F yaitu :
CaF2 fhuspat
CaF2 3Ca3 (PO4)2 garam rangkapnya adalah Ca5 (PO4)3 (F) Fluoroapatik
Fluor biasanya dibuat dari K2MnF6, bisa juga dengan elektrolisis dan yang lebih praktis adalah
dengan menggunakan K2MnF6 yang reaksinya sebagai berikut :
K2MnF6 + 2SbF6 2KSbF6 + MnF3 + F2
Cara membuat K2MnF6 adalah dengan menggunakan KMnO4 reaksinya adalah sebagai berikut :
KMnO4 + 2KF + 10HF + 3H2O2 2K2MnF6
8 H2O + 3 O2
Cara membuat SbF5 adalah dengan SbCl5 + 5 HF SbF5 + 5HCl
Khlor (Cl)
Cara memproduksi Cl :
1. Elektrolisa : Membuat Cl2 lebih banyak menggunakan elektrolisa NaCl.
Elektrolisa 2NaCl + 2H2O 2NaOH + H2 + Cl2
2. Cara Dekon yaitu : mereaksikan HCl dengan oksigen
2HCl + O2 Cl2 + H2O
3. Cara Weldon
Cara ini merupakan cara/proses yang di terapkan dalam laboratorium.
Mn + HCl Cl + MnCl2 + H2O2
4. Dengan mereaksikan KMnO4 dengan HCl
2KMnO4 +16HCl 5Cl + 2MnCl2 + 2 KCl + 8H2O
Brom (Br)
Br2 dibuat dengan HBr + H2SO4 Br2 + SO2 + H2O. Brom terdapat sebagai bromida, dalam
jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom juga dapat di peroleh dari air laut melalui
reaksi.: 2Br- + Cl2 2Cl- + Br2
Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut
dalam air & dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti Cs2 dan CCl4.
Yod (I)
Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam chili (guano). Iod adalah
padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Ia menyublim tanpa meleleh pada tekanan atmosfer. I2
dapat dibuat dengan mereaksikan iodat (HIO3) dengan HI.
HIO3 + H2SO4 Hl + SO2 + H2O
I2 susah larut dalam air, sehingga untuk menggunakan I2 maka di larutkan dalam KI.
KI (aq) + I2 (s) I3- (aq) + K (aq)
KI inilah yang menyebabkan I2 larut. Ion I3- ini dikenal dengan ion polihalogenida.