PELARUT TAK
BERPROTON
LELEHAN GARAM
ANOR2
Lelehan Garam
Kimia dari lelehan garam mulai dipelajari sebagai
sistem pelarut tak berair mulai dipelajari sejak
tahun 1960 an.
Perbedaan utama dibandingkan sistem larutan
aqueous adalah ikatan yang kuat dan stabil dari
pelarut yang digunakan dan ketahanan terhadap
destruksi terhadap pelarut yang digunakan
dengan berbagai reaksi dan konsentrasi tinggi
dari anion dibandingkan menggunakan air
sebagai pelarut.
Anor2
Lelehan Garam
Berdasarkan strukturnya, lelehan garam secara
garis besar dapat dikelompokkan dalam 2
golongan besar.
Golongan pertama biasanya berupa senyawa
alkali halida yang terikat kuat melalui ikatan
ion.
Pada pelelehan, tidak banyak terjadi perubahan
struktur dalam golongan ini.
Anor2
Lelehan Garam
Biasanya ikatan koordinasi dari ion turun dari
6 dalam keadaan kristal murni menjadi 4
dalam bentuk lelehan.
Selain itu dalam golongan ini, susunan panjang
dari kristal pecah, dan terbentuk struktur
lokal yang berupa kation yang dikelilingi
anion.
Anor2
Lelehan Garam
Misal kita lihat ilustrasi dari struktur NaCl dalam
keadaan kristal dan yang telah dilelehkan
Anor2
Lelehan Garam
Dengan terurainya menjadi struktur lebih kecil,
maka lelehan garam merupakan elektrolit
yang sangat baik, karena banyaknya jumlah
ion yang terdapat dalam lelehan garam.
Jumlah ion dalam sistem ini dihitung dengan
cara yang sama dalam pelarut asam sulfat.
Misalkan dalam NaCl, untuk KF memiliki v =
2; VBaF2 = 3
Anor2
Lelehan Garam
Golongan kedua dari lelehan garam berupa
senyawa yang terikat melalui ikatan kovalen.
Senyawa golongan ini akan meleleh
menghasilkan ion yang berlainan.
Kadangkala juga dapat terjadi reaksi
autoionisasi. Misalnya merkuri(II) halida
akan mengalami ionisasi seperti:
2HgX2 HgX+ + HgX3-
Anor2
Lelehan Garam
Hal ini mirip dengan pelarut aprotik yang
dibahas sebelumnya.
Lelehan yang bersifat asam dapat dibuat
dengan meningkatkan konsentrasi HgX+ dan
larutan basa dibuat dengan meningkatkan
konsentrasi HgX3-.
Hg(ClO4)2 + HgX2 2HgX+ + 2ClO4-
KX + HgX2 K+ + HgX3-
Anor2
Lelehan Garam
Reaksi netralisasi dapat dilakukan dengan
mencampurkan kedua jenis lelehan:
HgX+ + ClO4-+ K+ + HgX3- 2HgX2 + K+ + ClO4-
Anor2
Sifat Kimia Pelarut Berair dan Tak Berair
PELARUT TAK
BERPROTON
LELEHAN GARAM
Pada Suhu Kamar
ANOR2
Lelehan Garam Suhu Kamar
Bicara istilah lelehan garam akan terbayang
suhu yang tinggi.
Namun demikian terdapat, beberapa garam
yang berbentuk cairan pada rentang suhu
kamar.
Bila NaAlCl4 memiliki suhu 175°C, maka bila
garam alkil-piridinium klorida ditambahkan ke
dalam Al2Cl6, akan menghasilkan senyawa
yang mirip dengan NaAlCl4 dan berbentuk
cairan. Anor2
Lelehan Garam Suhu Kamar
Hal ini seperti ditunjukan oleh reaksi berikut
ini:
2 R N Cl + Al 2 Cl 6 2 R N [AlCl 4 ]
Anor2
Lelehan Garam Suhu Kamar
Bukti dari reaksi di atas adalah dengan spektra
Raman dari puncak serapan [Cu2Cl3]-.
Mengapa demikian? Karena penambahan CuCl
atau Cl- menyebabkan peningkatan puncak
serapan dari [Cu2Cl3]-.
Sistem ini diduga sedikitnya memiliki empat
anion seperti reaksi di atas, dan karena adanya
campuran pengotor empat anion ini
menyebabkan lelehan ini rendah suhunya.
Anor2
Sifat Kimia Pelarut Berair dan Tak Berair
Ketidakreaktifan
LELEHAN GARAM
ANOR2
Ketidakreaktifan Lelehan Garam
Banyak reaksi tidak dapat dilakukan dalam
larutan berair karena kereaktifan dari air.
Reaksi tersebut dengan mudah dilakukan dalam
lelehan garam.
Seperit klor dan flor yang bereaksi dahsyat
dengan air terutama flor.
Cl2 + H2O → HOCl + HCl
2F2(g)+2H2O(l) 4HF(aq)+O2(g)
Anor2
Ketidakreaktifan Lelehan Garam
Secara umum reaksi di atas menghasilkan
hidrogen halida, dan hal ini bukan yang
diinginkan.
Sehingga misalnya dalam pembuatan unsur
halogen, lebih baik menggunakan lelehan
garamnya supaya tidak terganggu
pembentukan produk yang diinginkan.
Elektrolisis
KHF2 ½F2 + ½ H2 + KF
Anor2
Ketidakreaktifan Lelehan Garam
Elektrolisis
NaCl ½Cl2 + Na
Anor2