Anda di halaman 1dari 22

PEMBUATAN DAN REAKSI

SENYAWA KOMPLEKS

FARIDA NURAENI,S.SI,M.Si
DUA GOLONGAN SENYAWA
KOMPLEKS
a. Kompleks Werner :
Adalah senyawa kompleks yang tidak berisi
ikatan logam- karbon dan kompleks sianida.

b. Kompleks
logam karbonil ( senyawa
organometalik)
Adalah kompleks yang paling sedikit berisi satu ikatan
logam- karbon.
PERBEDAAN KOMPLEKS WERNER DAN ORGANOMETALIK

 Kompleks Werner  Organometalik

Memiliki sifat garam Bersifat kovalen


Umumnya larut dalam
pelarut non polar
Memiliki titik lebur dan
titik leleh yang tinggi.
CARA ISOLASI KOMPLEKS WERNER
 Penguapan pelarut dan pendinginan larutan yg pekat
dalam campuran pendingin es- garam. Kristalisasi
dapat dipercepat dengan penambahan sedikit kristal
senyawa yang bersangkutan dan dengan menggores
dinding bejana bagian dalam.
 Penambahan pelarut yang bercampur dengan pelarut
semula, tetapi tidak melarutkan zat yg terlarut.
 Bila kompleksnya berupa kation ke dalam larutan dapat
ditambah kan anion yg dapat menyebabkan terjadinya
endapan, demikian pula sebaliknya.
CARA ISOLASI KOMPLEKS
ORGANOMETALIK

Senyawa kompleks organometalik dapat


diisolasi dengan cara-cara seperti isolasi
senyawa kompleks werner, disamping itu
dapat pula diisolasi dengan cara destilasi,
Sublimasi dan kromatografi.
REAKSI PEMBUATAN KOMPLEKS WERNER
 Reaksi Substitusi dalam larutan air.

Reaksi terjadi antara larutan garam logam di dalam air


dengan pereaksi koordinasi.
Misal : Pembentukan kompleks tetraamine tembaga (II)
[Cu(OH2)4]SO4 + NH3 [Cu(NH3)4]SO4 + 4H2O
biru tua
+ C2H5OH
[ Cu(NH3)4]SO4
kristal
REAKSI PEMBUATAN KOMPLEKS WERNER

 Reaksi yang berjalan lambat dapat dipercepat dengan


jalan pemanasan, misalnya :

(H2O, 2 JAM, 100O C)

K3[RhCl6] + 3K2C2O4 K3[Rh(C2O4)3] + 6KCl


Merah anggur kuning

Reaksi tersebut sebenarnya berjalan bertahap, artinya melalui hasil


antara. Dengan menggunakan gugus koordinasi yg berlebihanan maka
reaksi dapat berjalan sempurna dapat dicegah adanya hasil-hasil antara
REAKSI SUBSTITUSI DALAM LARUTAN
BUKAN AIR
 Penggunaan pelarut-pelarut bukan air tidak banyak
dilakukan. Cara ini dilakukan jika :
1. Ion logam memiliki afinitas besar terhadap air.
2. Ligan yang dipakai tidak larut dalam air.

Ion-ion yang mempunyai afinitas besar terhadap air dan membentuk


ikatan logam-oksigen yg kuat ialah Al3+, Fe3+ dan Cr 3+.

Penambahan ligan yg bersifat basa tidak membentuk kompleks,


tetapi endapan basa yg gelatinous. Dalam hal ini hidrat dari ion
diatas bersifat sebagai asam protonik.
CONTOH
H2O
[Cr(OH2)6]3+ + 3 en [Cr(OH2)3(OH)3] + 3 en H+
Violet hijau (solid)

Bila sebagai ganti reaksi diatas dipakai garam Cr (III) yg anhidrous


dan pelarutnya bukan air, reaksi akan berjalan secara perlahan-lahan
membentuk kompleks [Cr(en)3]3+

eter
Cr Cl3 + 3 en [Cr(en)3]Cl3
Ungu kuning
REAKSI SUBSTITUSI TANPA PELARUT
 Reaksi antara garam anhidrous dan suatu li gan cair dapat
dipakai untuk membuat kompleks logam. Dalam banyak
hal ligan cair yang jumlahnya berlebihan dapat berfungsi
sebagai pelarut untuk campuran reaksi.

Misal : [Ni(NH3)6]Cl dpt dibuat dengan mereaksikan NiCl2 dengan


NH3 cair dan menguapkan sisa NH3

NiCl2(s) + 6 NH3 (l) [Ni(NH3)6]Cl2


Kuning violet
DISOSIASI TERMAL KOMPLEKS PADAT
 Disosiasi termal jg merupakan substitusi dalam
keadaan padat.

Misal : pemanasan [Rh(NH3)5OH2]L3


menyebabkan H2O lepas dan diganti
oleh I
100oC
[Rh(NH3)5 OH2]I3 [Rh(NH3)5]I2 + H2O (g)
Tidak berwarna kuning
REAKSI OKSIDASI REDUKSI
 Senyawa kompleks kobal (III) selalu dibuat dari garam kobal (II).
Senyawa kompleks kobal (III) stabil jika memiliki gugus koordinasi
tertentu. Reaksi kobal (II) dengan ligan berlangsung cepat dan kemudian
dapat berubah menjadi kompleks kobal (III) dengan jalan oksidasi.

[Co(OH2)6]Cl2 + 6NH3 [Co(NH3)6]Cl2 + 6H2O


Pink rose

[Co(NH3)6]Cl2 + 4NH4Cl + O2 4[Co(NH3)6]Cl3 +4NH3 + 2 H2O

Sebagai oksidator biasanya dipakai O2 udara atau H2O2 karena setelah oksidasi tidak
meninggalkan zat dalam larutan. Tidak menutup kemungkinan dipakai PbO 2 yg
menghasilkan endapan PbCl2 atau SeO2 yg menghasilkan sisa berupa Se yang tidak
larut.
REAKSI OKSIDASI REDUKSI

Pembuatan kompleks dengan reduksi ion


pusatnya jarang dilakukan, ini disebabkan karena
hasil oksidasinya tidak stabil sehingga harus
disimpan dalam tempat yg inert.
REAKSI KATALISIS
 Reaksi-reaksi yang berjalan lambat dapat dipercepat dengan
menaikkan temperatur reaksi. Reaksi demikian juga dapat
dipercepat dengan penambahan katalisator yang sesuai.
Katalisator yang dipakai bisa katalisator homogen atau
heterogen. Suatu katalisator disebut homogen jika katalisator
tersebut membentuk satu fase dengan pereaksi dan disebut
heterogen bila membentuk fase lain dengan pereaksi.
REAKSI KATALISIS
 Contoh pemakaian katalisator heterogen:

NH3,H2O,O2,HCl
[Co(OH2)6Cl3] [Co(NH3)5Cl]Cl2
Pink ungu

NH4Cl

NH3,H2O,O2,HCl
Co(NH3)6Cl3
[Co(OH2)6Cl3]
NH4Cl charcoal

Reaksi pertama berjalan lambat sedang reaksi ke dua berjalan cepat.


REAKSI KATALISIS

 Contoh pemakaian katalisator homogen:


Katalisator homogen antara lain terdapat pada pembentukan
kompleks Pt(IV) dengan katalisator Pt (II).

[Pt(NH3)4}2+

Trans- [Pt(NH3)4Cl2]2+ + 2Br- trans-[Pt(NH3)4(Br)2]2+ + 2 Cl –


Kuning orange
REAKSI SUBSTITUSI TANPA
PEMECAHAN IKATAN LOGAM-LIGAN
 Pembentukan beberapa kompleks ternyata dapat terjadi tanpa
pemutusan ikatan logam-ligan, misalnya :

[(NH3)5Co-O-CO2]+ + 2H+ [(NH3)5Co-OH2]3+ + CO2


pink pink

Reaksi yang mirip ialah perubahan dari


[(NH3)5Co-OSO2]+ dan [(NH3)5Co-ONO]2+ yang menghasilkan
[ (NH3)5CoOH2]+ dan SO2 serta NO.
EFEK TRANS
 Ligan-ligan tertentu memiliki kecenderungan membentuk senyawa
trans. Ligan-ligan yang menyebabkan gugus yang letaknya trans
terhadapnya bersifat labil, dikatakan mempunyai efek trans yang
kuat.

 Dari penyelidikan diperoleh bahwa urutan efek trans adalah sebagai


berikut :

CN - ≈ Co ≈ C2H4 > PH3 ≈ SH2 > NO2 - > I - > Br- > Cl- > NH3 ≈ py > OH - > H2O

Kecuali efek trans, stabilitas ikatan logam-ligan memegang peranan


penting dalam reaksi. Makin tidak stabil ikatan logam-ligan, makin
mudah ligan tersebut diganti dengan ligan lain.
PEMBUATAN ISOMER CIS-TRANS
 Bila pada suatu reaksi terbentuk campuran isomer cis dan trans,
maka untuk memperoleh masing-masing isomer perlu diadakan
pemisahan. Pemisahan dapat dilakukan dengan jalan kristalisasi
bertingkat, kromatografi penukar ion atau cara-cara fisika yang lain.

 Untuk menetapkan apakah satu isomer berbentuk cis atau trans, dapat
dipakai bermacam-macam cara, seperti :
1. dengan reaksi kimia
2. dengan menentukan sifat optis aktif dari isomer.
3. dengan cara-cara kimia fisika seperti diffraksi sinar X,
spektroskopi dan pengukuran momen dipol.
PEMBUATAN ISOMER CIS-TRANS

 Cis dan trans – [Pt(NH3)2Cl2] dapat dibedakan dengan


mereaksikan zat tersebut dengan asam oksalat. Pada
senyawa cis dapat diikat satu gugus oksalat sedang pada
senyawa trans dapat diikat dua gugus oksalat.

 Pengukuran momen dipol merupakan cara yang sederhana


untuk menetapkan isomer cis dan trans. Biasanya momen
dipol isomer cis dan trans sangat berbeda.
PEMBUATAN SENYAWA OPTIS AKTIF
 Banyak molekul-molekul optis aktif terdapat pada
tanaman dan hewan, kadang-kadang zat ini dapat
diisolasikan sehingga diperoleh hasil yang murni.
 Pada pembuatan senyawa-senyawa kompleks yang
optis aktif selalu terjadi campuran rasemis, hingga
diperoleh zat yang tidak optis aktif.
 Untuk mendapatkan zat yang optis aktif langkah utama
ialah memisahkan isomernya dari campuran rasemis
yang terjadi.
SELESAI………
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai