Anda di halaman 1dari 49

Coordination Chemistry

FARIDA NURAENI, S.SI, M.SI


ISOMERISME SENYAWA
KOMPLEKS
Tujuan Pembelajaran
o Menjelaskan pengertian isomerisme dalam
senyawa kompleks
o Menjelaskan faktor-faktor penyebab
terjadinya isomerisme pada senyawa
kompleks
o Menyebutkan jenis-jenis isomerisme senyawa
kompleks.
o Menjelaskan jenis-jenis isomerisme senyawa
kompleks dan contohnya.
INTRODUCTION
Sebagaimana senyawa-senyawa organik,
dalam senyawa kompleks dikenal juga adanya
isomer atau isomerisme.

Apa yang dimaksud


dengan ISOMER atau
ISOMERISME…?
INTRODUCTION
 Isomerisme merupakan fenomena/gejala
pada molekul-molekul atau ion-ion yang
mempunyai rumus kimia sama tetapi
strukturnya berbeda.
 Isomerisme dalam senyawa kompleks
terjadi pada senyawa-senyawa kompleks
atau ion kompleks yang mempunyai rumus
kimia sama tetapi strukturnya berbeda.
INTRODUCTION
Faktor-faktor apa yang menyebabkan
senyawa-senyawa ataupun ion-ion
kompleks memiliki isomer

?
INTRODUCTION
Senyawa atau ion kompleks dapat
memiliki isomer terutama disebabkan
oleh :
1. Perbedaan distribusi ligan di dalam
dan di luar bola-koordinasi.
2. Perbedaan distribusi ligan pada dua
atau lebih atom pusat.
3. Isomer ligan.
INTRODUCTION
Senyawa kompleks yang mempunyai
isomerisme hanya kompleks-komleks yang
bereaksi sangat lambat atau kompleks inert.

Mengapa……?
INTRODUCTION
Kompleks-kompleks yang bereaksi
cepat atau kompleks-kompleks yang
labil, sering bereaksi lebih lanjut
membentuk isomer yang stabil.
INTRODUCTION
Pada dasarnya isomer senyawa kompleks
dibedakan atas sifat ikatannya, yaitu :
o Isomer ruang (stereo isomerism) jika ikatan-
ikatannya identik, dan
o Isomer struktur (structural isomerism) jika
ikatan-ikatannya berbeda.
INTRODUCTION
Isomerisme pada senyawa kompleks dapat
dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Isomerisme struktural
2. Isomerisme ruang
3. Isomerisme optik
(sumber lain menyatakan bahwa isomerisme
optik termasuk isomerisme ruang), sehingga
isomerisme dalam senyawa kompleks hanya
isomerisme struktural dan isomerisme ruang).
ISOMERISME STRUKTURAL

 Senyawa-senyawa kompleks yang menunjukkan


gejala isomerisme struktural adalah memiliki rumus
kimia sama akan tetapi strukturnya berbeda.

 Gejala isomerisme yang termasuk isomerisme


struktural adalah :
1. Isomerisme Tautan
2. Isomerisme Koordinasi
3. Isomerisme Ionisasi
4. Isomerisme Solvat (Hidrasi)
1. Isomerisme Tautan (Linkage
Isomerism)

Senyawa-senyawa kompleks yang


menunjukkan gejala isomerisme tautan
akan memiliki ligan yang sama akan
tetapi ikatan antara ion pusat dan ligan
adalah melalui atom donor yang
berbeda.
1. Isomerisme Tautan (lanjutan)
 Ligan-ligan yang memiliki atom-atom donor yang
berbeda seperti ligan SCN dan NO2- dapat berikatan
dengan ion pusat melalui atom donor yang berbeda.
 Ligan :SCN (sebagai ligan tiosianato) dapat berikatan
dengan ion pusat melalui atom S dan :NCS (sebagai
ligan isotiosianato) dapat berikatan dengan ion pusat
melalui atom N.
 Ligan :NO2- (sebagai ligan nitro) dapat berikatan
dengan ion pusat melalui atom N dan :ONO- (sebagai
ligan nitrito) dapat berikatan dengan ion pusat melalui
atom O.
1. Isomerisme Tautan (lanjutan)

Contoh Isomerisme Tautan :


 Senyawa kompleks [Co(NH3)5(ONO)]Cl2
yang berwarna merah merupakan pasangan
isomerisme tautan dari [Co(NH3)5(NO2)]Cl2
yang berwarna kuning.
1. Isomerisme Tautan (lanjutan)

Contoh senyawa kompleks lain adalah :


 [(NH3)2(py)2Co (NO2)2]NO3 dan
[(NH3)2(py)2Co (ONO)2]NO3
 [(NH3)5Ir NO2]Cl2 dan [(NH3)5Ir ONO]Cl2
 [(OC)5Mn SCN] dan [(OC)5Mn NCS]
1. Isomerisme Tautan (lanjutan)

Gejala isomerisme Tautan telah


dikenal sejak zaman Jorgensen
dan Werner.
2. Isomerisme Koordinasi

 Gejala isomerisme koordinasi hanya terjadi


pada senyawa-senyawa kompleks yang
terdiri dari kation dan anion kompleks.

 Isomerisme ini terjadi apabila ligan-ligan


yang terikat pada suatu ion pusat dapat
dipertukarkan dengan ligan-ligan yang
terikat pada ion pusat yang lain.
2. Isomerisme Koordinasi (lanjutan)

Senyawa kompleks dengan rumus


CoCr(NH3)6(CN)6 mempunyai dua kemungkinan
isomerisme, yaitu :

[Co(NH3)6][Cr(CN)6] dan
[Cr(NH3)6][Co(CN)6]
2. Isomerisme Koordinasi (lanjutan)

Senyawa isomer [Co(NH3)6][Cr(CN)6] dan


[Cr(NH3)6][Co(CN)6], Keduanya berwarna kuning
dan hanya sedikit larut dalam air, tetapi diperoleh
dengan metode preparasi yang berbeda, yaitu :

[Co(NH3)6]Cl3 + K3[Cr(CN)6]  [Co(NH3)6]


[Cr(CN)6] + 3 KCl
 [Cr(NH3)6]Cl3 + K3[Co(CN)6]  [Cr(NH3)6]
[Co(CN)6] + 3 KCl
2. Isomerisme Koordinasi (lanjutan)

Contoh isomerisme koordinasi pada senyawa


lain adalah :

 [Co(NH3)4][PtCl4] dan [Pt(NH3)4][CoCl4]


 [Co(NH3)6][Cr(NO2)6] dan [Cr(NH3)6][Co(NO2)6]
 [Cr(NH3)6][Cr(SCN)6] dan [Cr(NH3)4(SCN)2]
[Cr(NH3)2(SCN)4]
3. Isomerisme Ionisasi
 Gejala isomerisme ionisasi hanya terjadi pada senyawa
kompleks ionik.

 Senyawa kompleks ionik menunjukkan gejala isomerisme


ionisasi apabila terjadi pertukaran antara dua macam ion
dengan muatan yang sama ataupun berbeda.

 Pada pertukaran tersebut, anion bukan ligan berubah


menjadi ligan, sebaliknya anion yang merupakan ligan
berubah menjadi anion bukan ligan sehingga diperoleh
ion-ion kompleks yang sama atau berbeda muatan.
3. Isomerisme Ionisasi (lanjutan)

Contoh :
[Co(NH3)5Br] SO4 (berwarna violet tua) dengan
[Co(NH3)5OSO3] Br (berwarna merah violet)

Bagaimana penjelasannya….?
3. Isomerisme Ionisasi (lanjutan)
 Pada kedua kompleks tersebut bilangan
oksidasi ion pusat adalah sama, yaitu +3.
 Kompleks pertama kation kompleksnya adalah
[Co(NH3)5Br]2+, sedangkan pada kompleks
kedua kation kompleksnya adalah
[Co(NH3)5OSO3]+.
 Dua kompleks tersebut dapat larut dalam air
dan anion-anion bukan ligan yang ada dapat
dikenali dengan menambahkan pereaksi-
pereaksi tertentu.
3. Isomerisme Ionisasi (lanjutan)

 Kompleks pertama dapat dikenali berdasarkan


terjadinya warna putih yang timbul pada
penambahan larutan barium nitrat.
[Co(NH3)5Br]SO4(aq) + Ba(NO3)2(aq) 
[Co(NH3)5Br](NO3)2(aq) + BaSO4(s) putih

[Co(NH3)5(OSO3)]Br2(aq) + Ba(NO3)2(aq)
3. Isomerisme Ionisasi (lanjutan)

 Kompleks kedua dapat dikenali berdasarkan


terjadinya warna kuning pucat yang timbul
pada penambahan larutan perak nitrat.
[Co(NH3)5(OSO3)]Br(aq) + AgNO3(aq) 
[Co(NH3)5(OSO3)]NO3(aq) + AgBr(s) kuning
pucat

[Co(NH3)5Br]SO4(aq) + AgNO3(aq)
3. Isomerisme Ionisasi (lanjutan)

Contoh lain adalah :


 [Pt(NH3)4Cl2]Br2 dan [Pt(NH3)4Br2]Cl2.
 [Co(NH3)4Cl2]NO2 dan [Co(NH3)4ClNO2]Cl.
 [Co(en)2ClSCN]NO2, [Co(en)2NO2SCN]Cl, dan
[Co(en)2Clno2]SCN.
 Bagaimana reaksi ionisasi dari isomer-isomer
kompleks tersebut?
4. Isomerisme Hidrasi (Solvat)
 Isomerisme ini terjadi akibat adanya pertukaran
antara ligan netral dengan anion bukan ligan dan
sebaliknya seperti pada senyawa-senyawa :
[Co(H2O)5Cl]Cl2.H2O, dan [Co(H2O)4Cl2]Cl.2H2O.

 Pada senyawa tersebut H2O yang semula terikat pada


ion Co 3+ digantikan oleh anion bukan ligan Cl-.
Molekul air yang digantikan berubah fungsinya dari
ligan menjadi air hidrat atau air kristal.
4. Isomerisme Solvat (lanjutan)
Nama dari senyawa-senyawa tersebut adalah :
 [Cr(H2O)6]Cl3 : heksaakuakromium(III) klorida atau
heksaakuakromium(3+) klorida.

 [Cr(H2O)5Cl]Cl2.H2O : pentaakuaklorokromium(III)
klorida monohidrat atau
pentaakuaklorokromium(2+) klorida monohidrat.

 [Cr(H2O)4Cl2]Cl.2H2O :
tetraakuadiklorokromium(III) klorida dihidrat atau
tetraakuadiklorokromium91+) klorida dihidrat.
4. Isomerisme Solvat (lanjutan)

 Isomer hidrasi melukiskan cara molekul


air terikat dalam kompleks yang
bersangkutan.

 Senyawa CrCl3.6H2O memiliki tiga


isomer yaitu :
4. Isomerisme Solvat (lanjutan)
1.anhidrat [Cr(H2O)6]Cl3 berwarna violet
2.monohidrat [Cr(H2O)5Cl]Cl2.H2O berwarna biru-
hijau, dan
3. dihidrat [Cr(H2O)4Cl2]Cl.2H2O berwarna hijau.

 Masing-masing isomer tersebut dalam larutannya


ternyata menghasilkan ion kompleks dan
stoikiometri anion Cl- yang berbeda-beda yang
dapat diendapkan oleh ion Ag+ berlebihan. Secara
berurutan yaitu 3Cl-, 2Cl- dan Cl-.
ISOMERISME RUANG

 Senyawa-senyawa kompleks yang menunjukkan


gejala isomerisme ruang disamping memiliki
rumus kimia yang sama, jenis-jenis ikatan antara
ion pusat dan ligan-ligan yang ada juga sama,
akan tetapi susunan dalam ruang dari ligan-ligan
yang ada adalah berbeda.
 Isomerisme ruang meliputi :
1. Isomerisme cis-trans (geometrik)
2. Isomerisme facial-meridional
3. Isomerisme lateral-diagonal
1. Isomerisme Geometrik (isomerisme
cis-trans)
 Isomerisme geometrik disebut juga
isomerisme cis-trans.
 Isomer cis-trans banyak dijumpai pada
senyawa-senyawa atau ion-ion kompleks
yang berbentuk bujur sangkar (kompleks
dengan bilangan koordinasi 4 tipe [ML2X2])
atau oktahedral (kompleks dengan
bilangan koordinasi 6 tipe [ML4X2]).
1. Isomerisme Geometrik (lanjutan)

Contoh :
 [Pt(NH3)2Cl2] dalam bentuk cis-
diaminadikloroplatina(II) berwarna kuning, dan
dalam bentuk trans-diaminadikloroplatina(II)
berwarna kuning pucat.
 [Co(NH3)4Cl2] + dalam bentuk ion cis-
tetraaminadiklorokobalt(III) berwarna violet,
dan dalam bentuk ion trans-
tetraaminadiklorokobalt(III) berwarna hijau.
 Bagaimana rumus strukturnya….?
2. Isomerisme Facial-Meridional
(Isomerisme fac-mer)
 Isomerisme ini hanya terjadi pada senyawa-
senyawa atau ion-ion kompleks yang
berbentuk oktahedral (kompleks dengan
bilangan koordinasi 6 tipe [ML3X3]) yang
memiliki 3 ligan yang sama dan 3 ligan lain
yang sama pula.
2. Isomerisme Facial-Meridional
(Ianjutan)
Cara membedakan fac- dan mer-
Metode 1 : Pada isomer fac- tiga ligan yang sama
terletak pada segitiga sama sisi yang merupakan muka
dari oktahedral, sedangkan pada isomer mer- tiga ligan
yang sama terletak pada segitiga sama kaki.

Metode 2 : Pada isomer fac- tiga atom donor yang sama


menempati bidang permukaan segitiga, sedangkan
isomer mer- tiga atom donor yang sama membentuk
bidang segitiga yang membujur melalui atom pusat.
2. Isomerisme Facial-Meridional
(Ianjutan)

Contoh :
 [Ru(H2O)3Cl3]
 [Pt(NH3)3Br3]
 [Pt(NH3)3I3]
 [Co(NH3)3(NO2)3]
 [Ir(H2O)3Cl3]
3. Isomerisme Lateral-Diagonal
(Isomerisme lat-diag)
 Contoh senyawa kompleks yang
menunjukkan gejala isomerisme lateral-
diagonal adalah :
3. Isomerisme Lateral-Diagonal
(Ianjutan)
 Isomerisme ini dapat juga dikategorikan
sebagai isomerisme geometrik.

 Isomerisme lateral dapat dianggap sebagai


isomer cis-, sedangkan isomer diagonal dapat
dianggap sebagai isomer trans-.
ISOMERISME OPTIK
 Gejalaisomerisme optik timbul apabila suatu
senyawa atau ion kompleks tidak dapat
mengadakan penindih tepatan
(superimposition) dengan bayangan cerminnya.

 Isomerisme ini dapat terjadi pada senyawa atau


ion kompleks yang berbentuk oktahedral,
trigonal bipiramidal, bujur sangkar dan
tetrahedral.
ISOMERISME OPTIK (lanjutan)

 Pada senyawa kompleks oktahedral,


isomerisme optik hanya muncul pada isomer
cis- seperti pada ion cis-
diakuadiaminadibromokromium(III).
ISOMERISME OPTIK (lanjutan)

 Dari kedua pasang isomer cis- yang ada bentuk satu


disebut isomer d (dextro) dan yang lain disebut isomer l
(levo).

 Penentuan bentuk d dan l tersebut hanya dapat


dilakukan berdasarkan eksperimen dengan
menggunakan metode polarimetri.

 Gejala isomerisme optik juga timbul pada senyawa


kompleks trigonal bipiramidal terdistorsi seperti
senyawa berikut :
ISOMERISME OPTIK (lanjutan)

 Gejala isomerisme optik tidak terjadi pada


senyawa kompleks berbentuk bujur sangkar
apabila semua atom-atom yang ada terletak
dalam satu bidang datar .
ISOMERISME OPTIK (lanjutan)

 Hal ini disebabkan karena adanya bidang


cermin vertikal atau horizontal yang melalui
atom-atom yang ada.

 Gejala isomerisme optik baru terjadi apabila


atom-atom yang ada tidak terletak pada satu
bidang datar .
ISOMERISME OPTIK (lanjutan)

 Pada senyawa kompleks yang berbentuk


tetrahedral, gejala isomerisme optik baru
terjadi apabila atom atau ion pusat yang ada
mengikat empat ligan yang berbeda.
 Senyawa kompleks semacam ini sampai
sekarang belum berhasil disintesis.
 Senyawa kompleks berikut jika seandainya
dapat disintesis akan menunjukkan gejala
isomerisme optik.
ISOMERISME POLIMERISASI

 Isomer ini pada dasarnya bukanlah


isomerisme yang sebenarnya karena terjadi
antara senyawa-senyawa kompleks yang
memiliki rumus empirik yang sama tetapi
berbeda masa molekulnya.

 Contoh :
 [Pt(NH3)3Cl2], [Pt(NH3)4][PtCl4], [Pt(NH3)4]
[Pt(NH3)Cl3I2 dan [Pt(NH3)Cl]2[PtCl4].
ISOMERISME POLIMERISASI

 Rumus empiris senyawa tersebut adalah


H6Cl2N2Pt.
 Isomerisme polimerisasi dapat disebabkan
karena senyawa kompleks yang ada memiliki
ion pusat yang sama.
 Contoh :
ISOMERISME POLIMERISASI

 Ion kompleks pertama memiliki dua ion pusat


sedangkan ion kompleks kedua memiliki
empat ion pusat. Rumus empiris kedua ion
kompleks tersebut adalah H21Co2N6O3.
RANGKUMAN
 Senyawa kompleks atau ion kompleks dapat
mengalami gejala isomerisme.
 Isomerisme senyawa kompleks dapat dikategorikan
dalam tiga kategori, yaitu isomerisme struktural,
isomerisme ruang dan isomerisme optik.
 Di samping ketiga kategori isomerisme tersebut,
dikenal juga isomerisme polimerisasi.
 Isomerisme polimerisasi dapat dianggap bukan
sebagai isomerisme sebenarnya karena antara satu
isomer dengan isomer yang lain hanya sama rumus
empirisnya tetapi berbeda massa molekulnya.

Anda mungkin juga menyukai