Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KIMIA KOMPLEKS

ISOMERISASI DALAM SENYAWA KOMPLEKS KOORDINASI


Dosen Pembimbing : Eka Putra Ramdhani, S,T., M. Si

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


MAIMUN

140384204008

MELANI SEKAR NOVIANTI

140384204025

NOVIA ARISKA

140384204005

RICKI VALENTINO

140384204030

VATAWARI

140384204037

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul Isomerasi Dalam Senyawa Kompleks Koordinasi. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.
Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Kompleks. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan
kerabat yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
saran demi kelancaran penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun.

Tanjungpinang, 06 Oktober 2016

Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Isomer...........................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Isomer...........................................................................................3
2.2.1 Isomer Struktural.....................................................................................3
2.2.2 Stereoisomer............................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kimia memiliki berbagai cabang bidang ilmu. Salah satu bidang kajian
dalam ilmu kimia adalah kimia koordinasi. Kimia kordinasi mencakup banyak
hal diantaranya adalah tentang isomerisasi yang merupakan salah satu
pembahasan dalam kimia koordinasi. Isomer adalah senyawa yang memiliki
rumus kimia yang sama, akan tetapi memiliki penataan struktur yang berbeda.
Tidak hanya dalam senyawa-senyawa organik, senyawa kompleks juga
mengalami isomerisasi. Banyak senyawa koordinasi dengan rumus atau
struktur kimia yang cukup rumit. Selain itu bervariasinya jenis ikatan dan
struktur geometris yang mungkin terbentuk memungkinkan banyaknya jenis
isomer yang berbeda dalam senyawaan kompleks.
Banyak ilmuwan yang telah menggolongkan tentang isomeri ini.
Diantaranya adalah Alfred Wenner yang telah berusaha mengklasifikasikan
jenis-jenis isomeri yang terjadi dalam senyawa kompleks. Wenner
menggolongkan isomeri senyawa kompleks menjadi beberapa macam, yaitu
isomer polimerasi, ionisasi, ikatan hidrat, koordinasi, posisi koordinasi, isomer
geometris dan isomer optis. Sampai saat ini, penggolongan isomer yang telah
dilakukan oleh Wenner tersebut masih dipakai secara luas di bidang kimia.
Pada hakekatnya penggolongan isomer terbagi menjadi dua yaitu isomer
struktur dan isomer ruang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian isomer ?
2. Apa saja jenis-jenis isomer ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari isomer.
4

2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari isomer.

1.4 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari isomer.
2. Agar dapat mengetahui jenis-jenis dari isomer.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Isomer


Komposisi kimia sendiri sering tidak dapat menjelaskan sifat senyawa-senyawa
koordinasi. Kadang kita menemukan dua senyawa yang mempunyai komposisi
kimia sama, tetapi sifat fisik atau sifat kimianya tidak sama. Perbedaan sifat ini
dimulai dari perbedaan arah penataan atom dalam materi ion kompleks. Perbedaan
ini yang dinyatakan isomer.
Isomer adalah dua atau lebih molekul atau ion yang mengandung jumlah
dan jenis atom yang sama, tetapi atom-atom tersusun berbeda ( dalam hal ini,
strukturnya non-superimposible). Senyawa-senyawa yang

berisomer memilki

rumus molekul yang sama, tetapi dengan sifat fisika atau kimia yang berbeda.
Tidak semua senyawa koordinasi memiliki isomer. Keadaan dimana terdapat
isomer disebut dengan isomeri.
2.2 Jenis-Jenis Isomer
Banyak senyawa koordinasi yang menunjukkan gejala isomerisasi. Terdapat dua
kelas utama isomer yaitu, isomer struktural dan stereoisomer.
2.2.1 Isomer Struktural
Isomer struktural adalah senyawa-senyawa yang mengandung jumlah dan jenis
atom-atom yang sama, tetapi satu atau lebih ikatan berbeda ( dalam hal ini,
penghubung antar atom-atom berbeda ).
Beberapa tipe dari isomer struktural adalah :
a) Isomer Koordinasi
Isomer koordinasi adalah senyawa-senyawa mengandung bagian anion dan kation
kompleks terjadi pergantian pada beberapa ligan dari bagian kationik menjadi
anionik. Dimana ligan yang terikat pada satu atom pusat dapat dipertukarkan
dengan ligan yang terikat pada atom pusat lainnya. Jumlah ligan yang
6

dipertukarkan tidak harus semuanya, dapat sebagian, asalkan tetap merupakan


kompleks ionik.
[M(A)x]+a[M(B)y] -b membentuk isomer [M(B)y]+b[M(A)x] -a
Contoh :

[ Co (NH3)6 ] [ Cr (CN)6 ] dan [ Co (CN)6 ] [ Cr (NH3)6 ]


[ Cu (NH3)4 ] [ PtCl4 ] dan [ Pt(NH3)4 ][ CuCl4 ]
b) Isomer Ionisasi

Isomerisasi jenis ini menunjukkan isomer-isomer dari suatu kompleks yang jika
dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion yang berbeda. Dimana isomer-isomer
terjadi karena terbentuknya ion-ion yang berbeda dalam larutan. Hanya terjadi
pada senyawa kompleks yang terdiri dari kation kompleks dan anion bukan
kompleks, dimana terjadi pertukaran dua macam ion dengan muatan yang sama
atau berbeda. Anion bukan ligan berubah menjadi anion ligan dan begitu
sebaliknya.
Misalnya kompleks [Co(NH3)5Br]SO4 yang berwarna merah-violet. Suatu
larutan berair dari kompleks ini akan menghasilkan endapan putih BaSO 4 dengan
larutan BaCl2, yang memastikan adanya ion SO 42- bebas. Sebaliknya
[Co(NH3)5SO4]Br berwarna merah. Larutan dari kompleks ini tidak memberikan
hasil positif terhadap uji sulfat dengan BaCl2. Larutan akan memberikan endapan
AgBr berwarna krem dengan AgNO3, yang memastikan adanya ion Br- bebas.
Berarti pada kompleks [Co(NH3)5Br]SO4 dilepaskan ion SO42-, sedangkan
kompleks [Co(NH3)5SO4]Br melepaskan Br-.
Contoh :

[ Co (NH3)5Br ] SO4

[ Co (NH3)5Br ]2+ + SO42-

[ Co (NH3)5(SO4) ] Br

[ Co (NH3)5(SO4) ]+ + Br-

[ Pt (NH3)4 Cl2 ] Br2


[ Pt (NH3)4 Br2 ] Cl2

[ Pt (NH3)4 Cl2 ]2+ + 2Br


[ Pt (NH3)4 Br2 ]2+ + 2Cl-

Kedua anion diperlukan untuk menyeimbangkan muatan kompleks, mereka


dibedakan keterikatannya terhadap logam pusat yang satu langsung dan lainnya
tidak. Hal yang sama terjadi pada pergeseran gugus koordinasi oleh molekul
pelarut. Untuk kasus air, disebut isomer hidrasi.
c) Isomer Pelarut
Isomer pelarut adalah terjadi akibat pertukaran ligan netral dengan anion bukan
ligan dan sebaliknya. Apabila ligan netral tersebut adalah air, disebut dengan
isomer hidrasi. Adanya isomer hidrasi dapat dicirikan antara lain dari perubahan
warna, pengukuran konduktivitas, ataupun pengukuran kuantitas ion yang
terendapkan. Contohnya yang dikenal adalah pada Kromium Klorida
CrCl3.6H2O yang mempunyai 4, 5, atau 6 molekul air terkoordinasi.

[ Cr (H2O)4 Cl2 ] Cl.2H2O hijau tua, satu mol Cl terendapkan


[Cr (H2O)5 Cl ] Cl2.H2O hijau, 2 mol Cl terendapkan
[ Cr (H2O)6 ] Cl3 ungu, 3 mol Cl terendapkan

Isomer-isomer ini mempunyai sifat kimia yang sangat berbeda dan reaksinya
dengan AgNO3 untuk tes ion Cl, akan ditemukan ion Cl dalam larutan 1, 2, dan 3.
d) Isomer Pertalian
Isomer pertalian atau pertautan adalah memiliki ligan sejenis namun ikatan antara
atom pusat dengan ligan terjadi melalui atom donor yang berbeda . Terjadi pada
ligan ambidentat. Ligan semacam ini memiliki lebih dari satu atom yang dapat
menyumbangkan pasangan elektron bebas dalam pembentukan ikatan, hal ini
dimungkinkan terjadi karena ligan tersebut memiliki lebih dari satu atom donor.
Logam pusat dapat terikat dengan atom yang berbeda pada ligan tersebut.
Misalnya :

Ligan SCN- ( atom donor S atau N )


Ligan NO2- ( atom donor N atau O )
Ligan p-carboxylic pyridine ( atom donor N atau O )

Ligan monodentat yang terlibat SCN-/NCS- dan NO2-/ONO-. Contoh :


8

[ Co (NH3)5 ONO ] Cl
[ Co (NH3)5 NO2 ] Cl

Tabel 2.2.1.d Jenis-jenis Ligan Ambidentat

Gambar 2.2.1.d Contoh Isomer Pertautan atau Pertalian

e) Isomer Ligan
Isomer ligan adalah terjadi apabila dua ligan berbeda membentuk kompleks
dengan atom pusat yang sama pada posisi dan struktur yang sama.
Contoh :

[M(tn)2 Cl2 ] dengan [ M (pn)2 Cl2 ]

Gambar 2.2.1.e Contoh Isomer Ligan

f) Isomer Posisi Koordinasi Ligan


Isomer posisi koordinasi ligan adalah hanya teramati pada senyawa kompleks
yang memiliki lebih dari satu atom pusat (polymetal) , dimana posisi koordinasi
ligan mengalami perubahan.
Contoh :

[ Co2 (CO)8 ]

ligan CO berubah menjadi ligan jembatan menjadi

ligan
terminal

Gambar 2.2.1.f Contoh Isomer Posisi Koordinasi Ligan

10

2.2.2 Stereoisomer
Stereoisomer mengandung jumlah dan jenis atom yang sama, serta jumlah dan
jenis ikatan yang sama ( yaitu penghubung antar atom sama ), tetapi atom-atom
disusun berbeda dalam ruang. Stereoisomer pertama kali ditemukan Jorgensen
tahun 1889 adalah garam berwarna hijau dari [ Co (en) 2Cl2 ]+ , yang selanjutnya
diidentifikasi Werner sebagai isomer geometri cis- dan trans. Pada tahun 1911,
isomer optik ditemukan Werner raja kompleks cis- [ CoNH 3(en)2X ]2+ , dimana
X=Cl- atau Br-. Terdapat dua jenis stereoisomer, yaitu :
1. Isomer Geometri
Isomer geometri adalah perbedaan letak atom atau gugus atom dalam ruang.
Isomer geometri mungkin terjadi pada segiempat planar dan kompleks oktahedral,
tetapi tidak pada tetrahedral. Isomer geometri terdiri dari :
a) Isomer cis- dan transIsomer cis- dan trans- banyak dijumpai pada senyawa kompleks berbentu bujur
sangkar atau oktahedral. Apabila dua ligan yang sama posisinya berdekatan
disebut dengan cis, sedangkan apabila dua ligan yang sama posisinya berlawanan
disebut dengan trans.

Contoh :

11

Gambar A menunjukkan isomer cis- trans pada [ Pt (NH3)2 Cl2 ] sedangkan


gambar B menunjukkan isomer cis-trans dari [ Co (NH3)4 Cl2 ] +
b) Isomer Facial dan Meridinal
Banyak dijumpai pada molekul atau ion kompleks berbentuk oktahedral, dimana
hanya terdapat 2 jenis ligan dan masing-masing jenis ligan berjumlah 3. Apabila
tiga ligan sejenis membentuk segitiga sama sisi ( tidak melewati atom pusat ) dan
terletak pada salah satu muka oktahedral disebut dengan fac ( facial ). Apabila tiga
ligan sejenis membentuk segitiga sama kaki ( melewati atom pusat ) disebut
dengan mer ( meridional ).
Contoh :

fac- [ Co (NH3)3 (NO2)3 ]


fac- [ Ir (H2O)3 Cl3 ]
fac- [ Pt (NH3)3 X3 ]-

dan
dan
dan

mer- [ Co (NH3)3 (NO2)3 ]


mer- [ Ir (H2O)3 Cl3 ]
mer- ( Pt (NH3)3 X3 ]+

12

Gambar 2.2.2.b Contoh Isomer fac- dan mer-

c) Isomer Lat-Diag
Banyak dijumpai pada senyawa kompleks organologam. Apabila ada dua ligan
sejenis yang bersebelahan maka termasuk lat ( lateral ), sedangkan apabila ada
dua ligan sejenis yang berseberangan termasuk diag ( diagonal ). Isomer jenis ini
dianggap juga sebagai isomer cis - trans.
Contoh :

Gambar 2.2.2.c Contoh Isomer Lat-Diag

d) Isomer Konformasional
Apabila satu senyawa kompleks memiliki lebih dari satu bentuk atau struktur,
disebut juga sebagai isomer politopal.
Contoh : [ Ni (CN)5 ] 3-

13

Gambar 2.2.2.d Contoh Isomer Konfarmosional


Dua struktur berbeda dari kompleks dengan rumus kimia sama dan memiliki
isomer konformasional disebut dengan alogon, apabila dua macam alogon berada
dalam satu kristal maka disebut sebagai kristal interalogon.
Contoh : kristal [ Cr (en)3 ] [ Ni (CN)5 ] 1,5 H2O
2. Isomer Optik
Isomer optik memungkinkan pada kompleks tetrahedral dan oktahedral tetapi
tidak pada segiempat planar. Isomer optik berkaitan dengan bayangan cermin dan
dibedakan oleh arah putaran bidang polarisasi cahaya. Isomer ini mencakup
enantiomer atau enantiomorp satu terhadap lainnya dan struktur nonsuperimposible digambarkan sebagai asimetrik.
Isomer optik adalah apabila suatu senyawa kompleks tidak dapat
mengadakan superimposition dengan bayangan cerminnya, atau dengan kata
lain isomer optik terjadi ketika molekul dan bayangannya tidak menghasilkan
bentuk yang sama. Banyak dijumpai pada senyawa kompleks oktahedral, disebut
juga sebagai enansiomer. Kompleks yang memiliki isomer optik merupakan
kompleks kiral ( tidak memiliki bidang cermin atau pusat simetri atau keduanya )
sedangkan kompleks yang tidak memiliki isomer optik merupakan kompleks
akiral.
Kedua isomer

mempunyai sifat kimia yang sama, kedua isomer

dipisahkan oleh arah bidang putar yang berdasarkan pengukuran dapat diketahui
14

memutar ke kanan ( dextro (+) ) atau ke kiri ( laevo (-) ). Contoh kompleks
anorganik yang tidak mengandung atom C mempunyai isomer optik adalah
( NH4)2 Pt(S2).2H2O .

Pada bentuk I tidak sama dengan bentuk II yang merupakan bayangan dari
bentuk I dan juga bentuk III juga tidak sama dengan bentuk II yang merupakan
perputaran dari bentuk I.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Isomer adalah dua atau lebih molekul atau ion yang mengandung jumlah dan jenis
atom yang sama, tetapi atom-atom tersusun berbeda ( dalam hal ini, strukturnya
non-superimposible). Secara umum isomer terbagi dua yaitu isomer struktur dan
stereoisomer. Isomer struktur meliputi isomer koordinasi, ionisasi, pelarut, ligan,
pertalian, dan posisi koordinasi ligan. Sedangkan stereoisomer terbagi dua yaitu
isomer geometri dan isomer optis.

15

3.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa mempelajari materi isomerisasi dalam senyawa kompleks
koordinasi dan melakukan penelitian serta mencari dari berbagai sumber baik
buku maupun literatur-literatur lainnya untuk mengetahui lebih dalam mengenai
materi tersebut sehingga diharapkan perkembangan materi tentang isomerasi
dalam senyawa kompleks koordinasi ada peningkatan dalam ilmu pengetahuan,
sains, dan teknologi.

16

DAFTAR PUSTAKA

Destia,

N.F.

2012.

Senyawa

Koordinasi.

(online)

((http://tekim.undip.ac.id/staf/istadi/files/2012/10/Destia-NurFathana_21030112110056_Rabu1.pdf)
Kyoshiro. 2010. Diktat Kimia Koordinasi, Bab V Isomeri Dalam Bentuk Senyawa
Kompleks.

(online)

(https://kyoshiro67.files.wordpress.com/2010/04/bab-v-

isomeri-dalam-senyawa-kompleks.doc)
Meidianto,

Alwi.

2012.

Senyawa

Koordinasi.

(online).

(http://tekim.undip.ac.id/staf/istadi/files/2012/10/AlwiMeidianto_21030112130103_Rabu-10.30.pdf)
Novridha, Rezki. 2011. Tatanama Dan Isomerisasi Senyawa Kompleks Ponco.
(online)

https://www.scribd.com/doc/106801290/Tatanama-Dan-Isomerisasi-

Senyawa-Kompleks-Ponco)
Nuraeni,Farida.

2013.

Isomeri

Dalam

Senyawa

Kompleks.

(online)

(http://documents.tips/documents/isomeri-dalam-senyawa-kompleks.html)
Retno, D.S.

2008. Kimia Koordinasi Pendukung Kimia Anorganik Fisik.

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai