Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR

KIMIA TERAPAN DAN KEWIRAUSAHAAN


Dosen Pembimbing : Friska Septiani Silitonga, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

ARI ANDESTA M (150384204002)


CICI SAHRIANI (150384204026)
EDDO NUGROHO (140384204048)
RISMAWATY RUTH (150384204018)
SILVIA WULANDARI P (140384204033)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2017
PERCOBAAN I
PEMBUATAN SABUN CAIR

TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara pembuatan sabun cair.
2. Untuk mengetahui bahan-bahan dasar dalam pembuatan sabun cair.
3. Untuk mengetahui cara kerja sabun.

DASAR TEORI
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi,
terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C 16 dan
sodium atau potasium. Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi
kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau
lemak hewani. Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras
(hard soap), sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabun
lunak (soft soap). Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan
proses netralisasi minyak. Proses saponifikasi minyak akan memperoleh produk
sampingan yaitu gliserol, sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh
gliserol. Proses saponifikasi terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali,
sedangkan proses netralisasi terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali
Sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak
yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali
(seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80100 C melalui suatu
proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional, alkali yang
digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan, atau dari
arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak
zaitun. Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah
adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan
sabun dan gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk
samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari
asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah
larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan
yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil,
melainkan larut dalam bentuk ion. Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua
yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun
berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan
pendukung.
Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan
senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan
untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya
tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di
antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Sabun dapat digunakan sebagai pembersih kotoran, terutama yang bersifat
seperti lemak atau minyak karena sabun dapat berperan sebagai emulgator
(Pengemulsi). Pada proses pembentukan emulsi ini, bagian hidrofob sabun masuk
ke dalam lemak sedangkan ujung yang bermuatan egatif ada di bagian luar. Oleh
karena adanya gaya tolak meolak antara muatan listrik negatif ini maka kotoran
akan terpecah menjadi partikel-partikel kecil dan membentuk emulsi lalu kotoran
akan mudah terlepas dari tangan kita (Anna, 2006). Tidak hanya itu mikroba-
mikroba yang berada pada tangan kita akan ikut terlepas dan terperangkap dalam
busa sabun lalu mikroba dan kotoran-kotoran yang ada di tangan kita hilang
setelah dibilas air.Fungsi utama dari sabun sebagai zat pencuci adalah sifat
surfaktan yang terkandung di dalamnya. Surfaktan merupakan molekul yang
memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang
suka minyak (hidrofobik) sekaligus, sehingga dapat mempersatukan campuran
yang terdiri dari minyak dan air.
ALAT DAN BAHAN
Alat
No Alat Jumlah
1 Timbangan 1 buah
2 Gayung 1 buah

3 Ember 1 buah

4 Baskom 2 buah

5 Gunting 1 buah
6 Sendok 3 buah
7 Gelas aqua 3 buah
8 Alat pengaduk 1 buah
Bahan
No Bahan Jumlah
1 SLES (Sodium Lauryl Ether Sulfat)

100 gram

2 Texapon

200 gram

3 NaCl

200 gram

4 Essence Lemon

5 cc

5 Pengawet

5 cc

6 Aquades
1L
7 Pewarna Hijau
PROSEDUR KERJA
1. Sebelum melakukan pembuatan sabun cair pastikan alat dan bahan yang
digunakan sudah tersedia dan dalam keadaan bersih.
2. Timbang 100 gr SLES dengan menggunkan timbangan kemudian masukkan ke
dalam wadah ember yang telah dalam keadaan bersih.
3. Setelah itu, tambahkan 500 mL air ke dalam wadah yang berisi SLES dan aduk
hingga merata.
4. Timbang 200 gr Texapon dengan menggunakan timbangan kemudian
masukkan ke dalam wadah ember yang sudah berisi larutan SLES, tambahkan
250 mL air dan aduk hingga merata.
5. Timbang 200 gr NaCl dengan menggunakan timbangan kemudian masukkan
ke dalam wadah yang berupa baskom kecil.
6. Didihkan 250 mL air untuk melarutkan 200 gr NaCl, kemudian aduk hingga
merata dan tuang larutan NaCl kedalam wadah pembuatan sabun cair.
7. Aduk seluruh bahan hingga merata.
8. Kemudian, larutkan 15 gram pewarna dan 30 mL air dan tuang ke dalam
wadah pembuatan sabun cair.
9. Kemudian, tambahkan pengawet sebanyak 5 cc, aduk hingga merata.
10. Tambahkan essence lemon sebanyak 5 cc, aduk hingga merata.
11. Kemudian biarkan campuran bahan selama 1 x 24 jam dan masukkan ke dalam
wadah botol sabun dan sabun siap digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1 Timbang 100 gr SLES Berat SLES : 100 gram
2 Tambahkan 500 mL air ke Campuran berwarna putih dan sedikit
dalam wadah yang berisi SLES berbusa
dan aduk hingga merata

3 Timbang 200 gram Texapon Berat Texapon : 200 gram


dengan menggunakan
timbangan
4 Masukkan 200 gram Texapon Campuran menghasilkan lebih banyak
yang telah ditimbang ke dalam busa
ember yang sudah berisi
larutan SLES, tambahkan 250
mL air dan aduk hingga merata

5 Timbang 200 gram NaCl Berat NaCl : 200 gram

6 Didihkan 250 mL air untuk Campuran menjadi lebih kental


melarutkan 200 gr NaCl,
kemudian aduk hingga merata
dan tuang larutan NaCl
kedalam wadah pembuatan
sabun cair. Aduk seluruh bahan
hingga merata.

7 Larutkan 15 gram pewarna Campuran menjadi bewarna hijau muda


hijau dan 30 mL air dan tuang
ke dalam wadah pembuatan
sabun cair

8 Tambahkan pengawet sebanyak Campuran menjadi lebih harum dan


5 cc, aduk hingga merata dan warna sabun menjadi hijau muda.
tambahkan essence lemon
sebanyak 5 cc, aduk hingga
merata.

9 Diamkan campuran selama 1 x Busa pada campuran sudah tidak ada


24 jam dan tutup wadah lagi setelah didiamkan selama 1 x 24
campuran bahan pembuatan Jam. Warna campuran menjadi hijau
sabun. pekat.

PEMBAHASAN
Pada saat dilakukan proses pembuatan sabun cair, bahan yang pertama kali
dimasukkan dalam wadah pembuatan sabun cair adalah SLES yang telah
ditimbang sebanyak 100 gram sebanyak 500 ml. Setelah itu diaduk hingga merata
hingga SLES larut. Dari pengamatan diperoleh larutan yang berwarna putih.
Kemudian, ditambahkan 200 gram Texapon ke dalam wadah pembuatan sabun
cair dan ditambahkan air sebanyak 250 mL dan diaduk hingga merata. Hasil
pengamatan yang diperoleh larutan menjadi berbusa dengan jumlah yang cukup
banyak. Kemudian, larutkan NaCl sebanyak 200 gram dalam 250 mL air dan
kemudian dimasukkan ke dalam wadah wadah pembuatan sabun cair dan aduk
hingga merata. Hasil pengamatan yang diperoleh larutan menjadi lebih kental
setelah penambahan larutan NaCl. Setelah itu larutkan pewarna hijau sebanyak 15
gram dalam 30 mL air dan tambahkan ke dalam wadah pembuatan sabun cair dan
aduk hingga merata. Hasil pengamatan yang diperoleh larutan berubah menjadi
bewarna hijau muda. Kemudian tambahkan 5 cc Essence lemon dan 5 cc
pengawet ke dalam wadah pembuatan sabun cair dan aduk hingga merata.
Diamkan campuran tersebut hingga 24 jam dan tutup wadah pembuatan sabun
cair dan simpan ditempat kering. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu
campuran sudah tidak berbusa lagi dan warnanya berubah menjadi hijau gelap.
Pada proses pembuatan sabun cair menggunakan bahan-bahan seperti
SLES, Air, Texapon, NaCl, Essence lemon, Pengawet, Parfum dan Pewarna. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar. Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.
SLES (Sodium Lauryl Ether Sulfat) adalah surfaktan yang biasa digunakan di
produk-produk kosmetik dan karena memiliki sifat pembersih dan pengemulsi.
Sifat dari surfaktan ini mirip dengan sabun. Hal ini yang menyebabkan ketika
ditambahkan dengan air, menghasilkan sedikit busa. Texapon adalah sufraktan
buatan yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun cair Texapon adalah
bahan kimia yang mempunyai fungsi salah satunya mengankat lemak dan kotoran
atau zat yang memiliki sifat surfaktan. Texapon sudah sangat di kenal dalam
industri pembuatan bahan untuk kebersihan seperti cairan pencuci piring, cairan
pencuci tangan, shampoo dan lain sebagainya. Texapon adalah surfaktan buatan
yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun cair, sampo, dan
pasta gigi. Texapon disebut juga sodium laurilsulfate (C12H25SO4Na). Texapon
mempunyai bentuk berupa gel dengan warna bening. Texapon merupakan bahan
yang menghasilkan busa. Sehingga ketika proses penambahan Texapom campuran
menghasilkan lebih banyak busa.
Bahan selanjutnya yang digunakan dalam proses pembuatan sabun adalah
NaCl. Natrium klorida biasa dikenal sebagai garam dapur merupakan senyawa
ionik dengan rumus NaCl. NaCl adalah garam yang paling bertanggung jawab
atas salinitas dari laut dan dari cairan extrakulikuler dari multiser banyak
organisme sebagai bahan utama dalam garam yang dapat dimakan ini, biasanya
digunakan sebagai bumbu makan dan makanan pengawet. Dalam pembuatan
sabun cair fungsinya sebagai pengental sabun yang masih berupa air. NaCl pada
proses pembuatan sabun digunakan sebagai pengental, semakin banyak NaCl
maka sabun yang dihasilkan semakin kental. Sebelumnya, NaCl dilarutkan dalam
air mendidih agar lebih cepat larut. Garam ini mudah larut dalam air, sedikit lebih
mudah larut dalam air mendidih dan larut dalam gliserin dan sukar larut dalam
etanol.
Bahan selanjutnya adalah pewarna hijau. Pewarna berfungsi untuk
mempercantik produk yang dibuat sehingga terlihat lebih menarik. Kemudian,
ditambahkan pengawet pada campuran bahan pembuatan sabun cair. Bahan
selanjutnya yang digunakan adalah Essence lemon atau parfum lemon yang
berguna sebagai pewangi pada sabun yang dihasilkan. Sabun yang diperoleh
memiliki wangi aroma lemon. Hal ini dikarenakan ditambah parfum lemon pada
campuran bahan pembuatan sabun. Parfum merupakan salah satu bahan
pendukung dalam proses pembuatan sabun. Isi sabun tidak lengkap bila tidak
ditambahkan parfum sebagai pewangi. Pewangi ini harus berada dalam pH dan
warna yang berbeda pula. Setiap pabrik memilih bau dan warna sabun bergantung
pada permintaan pasar atau masyarakat pemakainya. Biasanya dibutuhkan wangi
parfum yang tidak sama untuk membedakan produk masing-masing.
Berdasarkan proses pembuatan sabun yang telah dilakukan setelah
didiamkan satu malam sehingga busa pada sabun cair sudah menghilang,
diperoleh sabun cair dengan kekentalan sabun yang cukup tinggi. Hal ini
dikarenakan jumlah NaCl yang terlalu banyak digunakan. NaCl ditambahkan
kedalam sabun untuk mengontrol viskositas larutan. Garam NaCl adalah
larutan elektrolit yang biasa digunakan untuk mempertahankan agar viskositas
sabun tetap rendah.
Berdasarkan proses pembuatan sabun cair dapat diketahui cara kerja sabun
dalam membersihkan kotoran yaitu sabun terdiri dari ujung hidrokarbon yang
bersifat hidrokarbon yang bersifat non polar dan ujung satunya besifat polar.
Bagian non polar akan mengelilingi tetesan minyak dan melarutkannya sesuai
dengan asas like dissolved like, sedangkan ujung polar dari molekul tersebut
segera akan terlarut dalam air.
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus
ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut
dalam zat-zat non-polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam
air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan
tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air
karena membentuk misel (micelles), yakni segerombol (50-150) molekul sabun
yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya
menghadap ke air.

KESIMPULAN
Berdasarkan proses pembuatan sabun yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan:
1. Proses pembuatan sabun cair sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan dan
pelarut yang digunkan untuk menghasilkan suatu prosuk sabun cair yang
berkualitas.
2. Bahan-bahan yang digunakan pada proses pembuatan sabun cair m seperti
SLES, Air, Texapon, NaCl, Essence lemon, Pengawet, Parfum dan
Pewarna.
3. Berdasarkan proses pembuatan sabun cair dapat diketahui cara kerja sabun
dalam membersihkan kotoran yaitu sabun terdiri dari ujung hidrokarbon
yang bersifat hidrokarbon yang bersifat non polar dan ujung satunya
besifat polar. Bagian non polar akan mengelilingi tetesan minyak dan
melarutkannya sesuai dengan asas like dissolved like, sedangkan ujung
polar dari molekul tersebut segera akan terlarut dalam air.

DAFTAR PUSTAKA
Chang,R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga (jilid 2). Jakarta :
Erlangga.
Poedjiadi, A dan Titi ,S. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Wirahadikusumah, M. 1985. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat dan
lipid. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17239/4/Chapter%20II.pdf,
diakses tanggal 15 November 2016.
PROSEDUR PERCOBAAN

A. OLAHAN DODOL SUKUN

Anda mungkin juga menyukai