Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

Setelah membaca bab 1 diharapkan pembaca dapat

1. Memahami pengertian senyawa koordinasi


2. Memahami latar belakang digunakannya istilah senyawa
kompleks dan senyawa koordinasi
3. Mengetahui beberapa senyawa kompleks penting secara
historis
4. Memahami bahwa atom pusat pada senyawa kompleks
dapat merupakan unsur logam transisi atau unsur logam
golongan utama
5. Memahami bahwa atom pusat pada senyawa kompleks
dapat memiliki bilangan oksidasi positifnol atau negatif
6. Memahami manfaat yang diperoleh dari mempelajari
kimia koordinasi

Suatu senyawa dapat tersusun atas atom atom atau ion-ion. Senyawa yang tersusun atas
atom atom contohnya adalah H2O, HCl, NH3, dan PCl5; senyawa yang tersusun atas ion ion
contohnya adalahNaCl, KCl, (NH4)NO3 dan [Co(NH3)6][Co(CN)6]. Senyawa yang tersusun atas
atom atom merupakan senyawa kovalen sedangkan yang tersusun atas ion-ion merupakan
senyawa ionik.
Di dalam senyawa kovalen atom atom berikatan satu dengan yang lain melalui ikatan kovalen.
Pada waktu terbentuk ikatan kovalen terjadi pemakaian bersama pasangan elektron, yang
dinyatakan dengan dua titik (:) atau dengan garis ikatan ( )antara dua atom seperti diberikan
pada dua contoh di bawah.

Pada pembentukan ikatan kovalen dalam molekul hf dan f2 masing-masing atom menyumbang
satu elektron.
Ikatan kovalen dapat juga terbentuk dengan pasangan elektron berasal dari salah satu
atom seperti ikatan kovalen yang terjadi antara atom nitrogen dan atom boron dalam H3NBF3
yang diperoleh dari reaksi antara NH3 dan BF3.

Reaksi di atas dapat dituliskan dengan persamaan berikut.

𝑁𝐻3 + 𝐵𝐹3 → 𝐻3 𝑁 − 𝐵𝐹3 (1)

Ikatan kovalen dengan pasangan elektron berasal dari salah satu atom yang berkaitan disebut
ikatan kovalen koordinasi.

Ditinjau dari konsep asam-basa, pada pembentukan H3NBF3 dari reaksi antara NH3 dan
BF3 yang menyumbangkan pasangan elektron bebas berlaku sebagai basa lewis, sedangkan
molekul BF3 yang menerima pasangan elektron bebas berlaku sebagai asam lewis. Reaksi
pembentukan H3NBF3 di atas merupakan salah satu contoh dari reaksi asam basa lewis reaksi di
atas termasuk reaksi adisi sehingga H3NBF3 dapat disebut sebagai hasil adisi asam-basa Lewis
(lewis acid-base adduct).

1.1 Pengertian Senyawa Koordinasi


Pada reaksi antara NH3 dan BF3, terjadi ikatan kovalen koordinasi antara atom nitrogen
dan atom boron. Senyawa yang terbentuk, yaitu H3NBF3 (aminanatrifluoroboron), merupakan
salah satu contoh dari senyawa koordinasi. Contoh-contoh yang lain adalah hasil dari reaksi-
reaksi berikut.
Senyawa-senyawa yang terbentuk, yaitu diaminaperak (I) klorida pada reaksi (2) dan
tetrakarbonilnikel pada reaksi (3), juga merupakan senyawa-senyawa koordinasi. Secara umum,
senyawa pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi dapat dianggap
sebagai senyawa koordinasi. Dalam konteks yang lebih khusus, senyawa koordinasi adalah
senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara ion
logam atau atom logam dengan atom nonlogam, seperti diberikan contohnya pada reaksi (2) dan
(3). Senyawa Koordinasi yang dihasilkan pada reaksi (2) dan (3) lebih dikenal sebagai senyawa
kompleks. Sampai saat ini di dalam buku-buku dan jurnal-jurnal kimia istilah senyawa
komp].leks atau kompleks cenderung lebih sering digunakan dibandingkan senyawa koordinasi.
Pada pembahasan dalam buku ini istilah senyawa koordinasi, senyawa kompleks atau kompleks
digunakan secara bergantian dengan pengertian yang sama.
Senyawa kompleks dapat merupakan senyawa kompleks netral seperti [Ni(CO) 4] atau
senyawa kompleks ionik seperti [Ag(NH3) 2]Cl. Senyawa kompleks ionik terdiri atas ion positif
(kation) dan ion negatif (anion). Dalam senyawa kompleks ionik salah satu dari ion tersebut atau
keduanya dapat merupakan ion kompleks. Senyawa kompleks ionik yang kationnya merupakan
ion kompleks contohnya adalah [Ag(NH3) 2]Cl dan [Co(NH3)6](NO3)3. Senyawa kompleks ionik
yang anionnya merupakan ion kompleks contohnya K3[Fe(CN)6], dan K2[PtCl4]. Senyawa
kompleks ionik yang kation dan anionnya merupakan ion-ion kompleks contohnya adalah
[Co(NH3)6][Cr(CN)6], dan [Pt(NH3)4][PtCl4].
Dalam pembentukan senyawa kompleks netral atau senyawa kompleks ionik, atom logam
atau ion logam disebut sebagai atom pusat, sedangkan atom yang dapat mendonorkan
elektronnya ke atom pusat disebut atom donor. Atom donor terdapat pada suatu ion atau molekul
netral. Ion dan molekul netral yang memiliki atom-atom donor yang dikoordinasikan pada atom
pusat disebut dengan ligan.

1.2 latar belakang digunakannya istilah senyawa kompleks


Sebelum senyawa kompleks dikenal, telah dikenal banyak senyawa senyawa seperti
NaCl, MgCl2, AlCl3, FeCl2, dan FeCl3. Dalam senyawa tersebut banyak atom yang diikat oleh
atom lain adalah tergantung pada kapasitas gabung (combining capacity) atau valensi dari
masing-masing atom yang berikatan. Dalam NaCl valensi atom natrium adalah 1, valensi atom
Klorin adalah 1, sehingga satu atom natrium dapat berikatan dengan satu atom klorin. Valensi
atom besi adalah 2 dan 3, sehingga besi dengan Klorin dapat membentuk dua senyawa klorida
yaitu FeCl2 dan FeCl3.Senyawa-senyawa yang terbentuk dengan jumlah atom atom dalam
senyawa nya tergantung pada valensi yang dikatakan sebagai senyawa sederhana. Pada waktu
itu juga dikenal adanya garam rangkap seperti besi (II) amonium sulfat heksahidrat yang rumus
kimianya ditulis FeSO4. (NH)4.6H2O. Sifat larutan garam rangkap ini dalam air adalah sama
dengan sifat larutan yang dibuat dengan mencampurkan larutan FeSO4 dan larutan (NH4)2SO4
dalam pelarut yang sama.
Fakta eksperimen berikutnya menunjukkan bahwa AgCl bila dimasukkan dalam larutan
amonia dengan pelarut air adalah larut. Larutan yang diperoleh tersebut sifatnya berbeda dengan
sifat AgCl dalam air. AgCl merupakan senyawa yang sangat sukar larut dalam air. Sifat larutan
yang diperoleh juga berbeda dengan sifat larutan amonia dalam air. Rumus senyawa yang
terbentuk dalam larutan menunjukkan bahwa perbandingan jumlah mol AgCl dan NH3 adalah
1:2 sehingga ditulis sebagai AgCl.2NH3. Penulisan rumus senyawa ini adalah mengacu pada
penulisan rumus kimia garam rangkap meskipun senyawa tersebut bukan merupakan garam
rangkap.
Fakta lain adalah berkaitan dengan berhasil disintesisnya senyawa-senyawa baru,
misalnya Fe(CN)2.4KCN dan CoCl3.6NH3. Larutan Fe(CN)2. 4KCN dalam air ternyata tidak
menghasilkan ion CN-. Hal ini menunjukkan bahwa Fe(CN)2. 4KCN bukan merupakan garam
rangkap. Larutan CoCl3.3NH3 dalam pelarut air sifatnya berbeda dengan sifat larutan CoCl3 atau
larutan NH3 dalam pelarut yang sama, dan bila ditambah dengan larutan perak nitrat dalam
pelarut air tidak menghasilkan endapan putih dari AgCl. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
CoCl3.3NH3, klorin tidak terdapat sebagai ion Cl- bebas.
Pembentukan AgCl.2NH3 dari AgCl dan NH3 yang merupakan senyawa-senyawa netral;
pembentukan Fe(CN)2.4KCN dari Fe(CN)2 dan KCN yang merupakan senyawa-senyawa netral;
dan pembentukan CoCl3.3NH3 dari CoCl3.3NH3 dari CoCl3 dan NH3 yang juga merupakan
senyawa-senyawa netral tidak dapat dijelaskan berdasarkan konsep valensi yang telah dikenal
pada waktu itu. Di samping itu, model ikatan antara senyawa- senyawa wa ne tral tersebut pada
saat itu juga tidak dapat dijelaskan. AgCl.2NH3, Fe(CN)2.4KCN, dan CoCl3.3NH3 disebut
sebagai senyawa yang rumit atau senyawa kompleks.
Pada tahun 1893 Warner mengemukakan gagasannya bahwa pada CoCl 3, 3NH3, baik
molekul-molekul NH3 maupun ion-ion Cl- terikat atau terkoordinasi pada ion Co3+ pada posisi
tertentu. Sejak itulah digunakan istilah senyawa koordinasi. Rumus senyawa-senyawa di atas
ditulis sebagai [Ag(NH3)2]Cl, K4[Fe(CN)6], dan [Co(NH3)3Cl3]. Tanda kurung [] menunjukkan
bahwa spesies yang dikurung merupakan suatu ion kompleks atau molekul kompleks. Sifat
larutan [Ag(NH3)2]Cl berbeda dengan sifat larutan NH3 karena molekul-molekul NH3 terikat
pada ion Ag+. Larutan K4[Fe(CN)6] tidak dapat menghasilkan ion CN- karena ion CN- terikat
pada ion Fe2+. [Co(NH3)3Cl3] bila ditambah larutan perak nitrat tidak menghasilkan endapan
AgCl karena ion-ion Cl- terikat pada ion Co3+.
Istilah senyawa koordinasi dipakai dalam buku-buku ilmu kimia, khususnya untuk nama
bab yang mengupas tentang senyawa koordinasi. Akan tetapi bila isi dari bab tersebut dibaca
secara cermat tampak bahwa istilah yang cenderung lebih banyak digunakan didalam bab
tersebut adalah senyawa kompleks atau bahkan kompleks saja dibandingkan istilah senyawa
koordinasi. Dalam publikasi di jurnal-jurnal internasional pun istilah yang sering digunakan juga
senyawa kompleks atau kompleks dibandingkan senyawa koordinasi. Hal ini mungkin karena
istilah senyawa kompleks atau kompleks dirasa lebih nyaman atau lebih mudah untuk digunakan
dalam komunikasi tertulis, apalagi dalam komunikasi lisan. Belakangan ini perkembangan dalam
kimia koordinasi, khususnya yang berkaitan dengan senyawa organometalik, tampaknya semakin
mendorong lebih seringnya istilah senyawa kompleks atau
kompleks digunakan dari pada istilah senyawa koordinasi. Hal ini
disebabkan semakin banyaknya senyawa-senyawa kompleks yang
baru yang berhasil disintesis yang strukturnya cenderung sulit
untuk dijelaskan berdasarkan teori-teori ikatan kimia yang ada.
Misalnya saja seprti yang diberikan contohnya pada Gambar 1.1.
Pada contoh-contoh yang diberikan pada Gambar 1.1,
terlihat adanya atom karbon dengan jumlah ikatan lebih dari empat
buah. Jumlah ikatan pada atom karbon lebih dari empat ini
menyimpang dari jumlah ikatan yang biasa teramati pada senyawa-
senyawa karbon, yaitu empat buah, dan cenderung sulit untuk
diterangkan. Oleh karena itu molekul atau ion tersebut betul-betul
merupakan molekul-molekul atau ion yang rumit atau kompleks
untuk diterangkan bagaimana pembentukan ikatannya.
Fakta-fakta seperti terlihat pada Gambar 1.1 mendorong
untuk lebih seringnya istilah senyawa kompleks atau kompleks
digunakan daripada istilah senyawa koordinasi. Istilah senyawa
kompleks atau kompleks di masa yang akan datang tampaknya
akan lebih sering digunakan karena hasil-hasil penelitian pada
akhir-akhir ini menunjukkan semakin banyaknya senyawa baru
yang pembentukannya cenderung sulit untuk diterangkan
berdasarkan teori-teori ikatan kimia yang telah ada.

1.3 Beberapa Senyawa Kompleks Penting Secara Historik


Beberapa senyawa kompleks penting secara historik adalah
zat warna alizarin, ion tetraaminatembaga(II), ion
heksaaminakobalt(III), biru prusia, garam Vauquelin dan garam
hijau Magnus, senyawa-senyawa Gmelin, garam Zeise, garam
Peyrone dan Reiset, serta senyawa-senyawa kompleks hasil
penelitian Gibbs dan Genth.

1.3.1 Zat Warna Alizarin


Pakar dalam bidang senyawa kompleks berbeda
pendapat tentang senyawa kompleks yang pertama kali
dikenal. Mungkin senyawa kompleks yang pertama dikenal
adalah zat warna alizarin yang memiliki warna merah
menyala. Alizarin atau 1,2-dihidroksiantrakuinon
merupakan zat padat yang berwarna jingga tua (orange).
Zat warna alizarin merupakan senyawa kompleks sepit dari
aluminium dan kalsium dengan1,2-dihidroksiantrakuinon. Senyawa ini pertama kali digunakan
sebagai zat warna dari India. Zat warna alizarin telah dikenal di Persia dan Mesir jauh sebelum
digunakan oleh orang-orang Yunani dan Romawi. Jubah nabi Yususf yang indah yang dikenal
sebagai ‘coat of many colors’ mungkin diwarnai dengan zat warna alizarin (Kauffman, 1987).

1.3.8 Garam Peyrone dan Klorida Kedua Reiset


Ada dua senyawa kompleks dari platina yang amat
penting dalam perkembangan teori isomerisme (keisomeran)
dalam kimia anorganik pada paroh pertama abad 19. Dua
senyawa tersebut memiliki rumus kimia yang sama yaitu
[PtCl2(NH3)2] dan dibuat pada tahun yang sama, 1844. Dua
senyawa tersebut memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang
berbeda. Salah satu dari senyawa tersebut disebut
platosemidiamina klorida atau garam Peyrone yang dibuat
oleh Peyrone dengan mereaksikan larutan amonia dalam air
dan kalium tetrakloroplatinat(II), K2[PtCl4]. Yang lain disebut
platosamina klorida atau klorida kedua Reiset yang dibuat
oleh Reiset dengan mereaksikan asam klorida pekat atau panas
dan tetraaminaplatina(II)klorida. Werner dalam makalah
pertamanya tentang teori koordinasi menerangkan bahwa dua
senyawa tersebut merupakan pasangan isomer geometrik.
Platosemidiamina klorida merupakan isomer trans, sedangkan
platosamina klorida merupakan cis, dengan struktur seperti
pada Gambar 1.8. Klorida kedua Reiset dikenal sebagai
cisplatin dan merupakan senyawa kompleks pertama yang
digunakan untuk mengobati penyakit kanker.

1.3.9 Senyawa-senyawa kompleks hasil penelitian Genth dan Gibbs


Sintesis senyawa kompleks kobalt-amina selain dilakukan oleh Gmelin juga dilakukan
oleh Gibbs dan Genth (1820-1893). Pada tahun 1847 secara tidak sengaja Genth berhasil
memperoleh dua senyawa kompleks kobalt-amina yang mengandung kation kompleks yang
diberi nama roseocobalt dan luteocobalt. Reseocobalt adalah ion pentaaminaaquakobalt(III),
[Co(NH3)5(H2O)]3+, sedangkan leteocobalt adalah ion heksaaminakobalt(III), [Co(NH3)6]3+.
Pada tahun 1852 Gibbs bergabung dengan Genth. Mereka secara intensif melakukan
penelitian tentang sintesis, sifat-sifat, analisis, dan reaksi dari 35 senyawa kompleks yang
mengandung empat kation kompleks kobalt-amina. Empat kation kompleks tersebut adalah: (1)
roseocobalt atau ion pentaaminaaquakobalt(III), [Co(NH3)5(H2O)]3+, (2) luteocobalt atau ion
heksaaminakobalt(III), [Co(NH3)6]3+, (3) purpureocobalt atau ion pentaaminaklorokobalt(III),
[Co(NH3)5Cl]2+, (4) xanthocobalt atau ion pentaaminanitrocobalt(III), [Co(NH3)5(NO2)]2+.
Purpurecobalt diteliti oleh Genth, Gibbs dan Claudet.
1.4 Apakah Senyawa Kompleks Hanya Dapat dibuat dari Unsur Transisi?
Pada awal perkembangan kimia koordinasi, senyawa-senyawa koordinasi yang dibuat
pada umumnya adalah dengan atom pusat unsur-unsur transisi. Disamping itu, atom-atom pusat
senyawa tersebut adalah memiliki bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi positif. Persoalannya
adalah: apakah senyawa koordinasi hanya dapat dibuat dengan atom pusat unsur-unsur
transisi?
Senyawa koordinasi
atau senyawa kompleks atom
pusatnya tidak harus merupakan
unsur transisi. Atom pusat
senyawa kompleks dapat juga
merupakan atom-atom dari
unsur-unsur golongan alkali,
alkali tanah atau atom logam
dari golongan utama yang lain.
Senyawa kompleks dengan atom pusat natrium telah
dikenal sejak tahun 1840. Senyawa tersebut adalah
salisilalaldehidatosalisilaldehidnatrium(I) dengan stuktur
ditunjukan pada gambar 1.9.
Sebelum tahun 1985 penelitian tentang sintesis dan
penentuan stuktur senyawa kompleks dari logam alkali,khususnya
dengan ligan –ligan nitrogen, cenderung dilakukan secara tidak
sistematik . penelitian sistematik baru dilakukakan oleh C.R
Whitaker,C.L. Raston,B.W Skelton dan A.H White mulai tahun
1985. Salah satu senyawa kompleks yang berhasil disintesis
olehnya adalah iodotriskuinolinalitium(I),[Lil(quin)3] dengan
stuktur tetrahedral terdistorsi seperti ditunjukkan pada gambar
1.10.
Setiap hari ita memakan makanan yang mengandung
garam dapur,NaCl,NaCl juga terdapat dalam kuah masakan yang
kita makan. Dalam air atau kuah makanan,NaCL membentuk ion
kompleks heksaaquanatrium(I) [Na(H2O6]+ dengan stuktur
octahedral seperti ditunjukan pada gambar 1.11 . ion inilah yang
menjadi salah satu menu kita sehari hari. Ion [Na(H206]+ juga terdpat dalam Kristal Na2sO4.
10H20. Sehingga hidrat ini sebetulnya merupakan suatu senyawa kompleks.
Contoh hidrat yang lain adalah CaKAsO48H2O. Didalam hidrat tersebut terdapat ion
kompleks [K(H2O)8]+ dengan stuktur antiprisma bujur sangkar seperti ditunjukan pada gambar
1.12 . ion k+ dapat mengikat H2O lebih banyak dari dibandibgkan ion Na+. Karena ukuran k+
lebih besar dibandingkan dengan ukuran ion Na+
.
Salah satu senyawa kompleks yang kelimpahannya dialam sangant tinggi adalah klorofil.
Senyawa kompleks ini pusatnya adalah ion Mg2+ dengan struktur seperti pada Gambar1.13.
Klorofil merupakan senyawa kompleks yang sangat penting untuk berlangsungnya fotosintesis
pada tumbuh-tumbuhan.
Selain klorofil yang merupakan senyawa komoleks
alami, senyawa kompleks dengan atom pusat logam alkali
tanah juga telah banyak disintesis dan ditentukan strukturnya
dengan menggunakan berbagai metode. Senyawa yang
pertamakali ditentukan strukturnya berdasarkan metode
difraksi sinar X adalah Be(NO3)2. 4H2O dan BeSO4. 4H2O.
Dua senyawa tersebut mengandung ion kompleks
tetraaquaberilium( II), [Be(H2O)4]2+, dengan struktur
tetrahedral seprti ditunjukkan Gambar 1.14

Sintesis dan penentuan struktur


senyawa kompleks dari logam alkali tanah
dengan ligan ligan nitrogen secara sistematik
dilakukan oleh A.F Waters, B.W. Skelton dan
A.H. White mulai tahun 1991. Salah satu
sennyawa kompleks yang berhasil disintesis
olehnya adalah trans
dibromotetrapiridinmagnesium(II),
[MgBr2(py)4], dengan struktur oktahedral
terdistori seperti ditunjukkan paga gambar
1.15
Senyawa kompleks juga dapat dibuat
dengan atom pusat unsur-unsur golongan
utama yang lain, misalnya aluminium.
Beberapa contohnya adalah ion
tetrakloroaluminat(III), [AlCl4]-, dengan
struktur tetrahedral dan trisklorobis
(trimetilamina) aluminium(III),
[AlCl3(Nme3)2], dengan struktur trigonal
bipiramidal seperti gambar 1.16
Contoh-contoh diatas menunjukkan
bahwa senyawa kompleks dapat dibuat tidak
hanya dengan atom pusat unsur unsur logam
transisi saja, tetapi juga dengan unsur unsur
logam bukan transisi atau unsur unsur logam
golongan utama.
1..5 Apakah Atom Pusat Suatu Kompleks Hanya Memiliki Bilangan Oksidasi Berharga
Positif?
Pada awal perkembangan senyawa kompleks,senyawa-senyawa kompleks yang berhasil
disintesis atom pusatnya cenderung memiliki bilangan oksidasi yang harganya positif. Hal ini
ditunjukkan dengan ion-ion kompleks penting secara historic yang telah dijelaskan dimuka
dimana atom-atom pusatnya memiliki bilangan oksidasi yang harganya positif seperti
ditunjukkan pada Tabel 1. 1

Table 1.1 Bilangan oksidasi ion-ion kompleks penting secara historic


Ion Kompleks Atom pusat Bilangan oksidasi atom pusat

[Co(NH3)6]3= Co3= =3
[Co(H2O)(NH3)5]3= Co3= =3
3- 3=
[Co(CN)6] Co =3
[Cu(NH3)4]2= Cu2= =2
[Fe(CN)6]4- Fe2= =2
3- 3=
[Fe(CN)6] Fe =3
[Pd(NH3)4]2= Pd2= =2
[PdCl4]2- Pd2= =2
[Pt(NH3)4]2= Pt2= =2
2- 2=
[PtCl4] Pt =2
[PtCl3(C2H4)]- Pt2= =2
Atom pusat suatu kompleks tidak harus memiliki bilangan oksidasi yang harganya positif. Atom
pusat suatu kompleks dapat memiliki bilangan oksidasi nol seperti yang terdapat pada tetrakarbonilnikel,
[Ni(CO)4], pentakarbonilbesi [Fe(CO)5], dan heksakarbonilbesi [Cr(CO)6], yang strukturnya diberikan
pada Gambar 1.17.

Atom pusat suatu kompleks terdapat juga memiliki bilangan oksidasi yang harganya
negatif seperti yang terdapat pada ion tetrakarbonilkobaltat (-I),[Co(CO)4]-,dan ion
pentakarbonilmanganat (-I),[Mn(CO)5]- yang terstrukturnya diberikan pada gambar1.18

Pada Tabel 1.2 diberikan contoh –contoh kompleks yang atom pusatnya memliki
bilangan oksidasi nol atau negatif

Tabel 1.2 Contoh –contoh kompleks dengan atom pusat memiliki bilangan oksidasi (b.o) nol
atau negatif

Kompleks b.o atom pusat Kompleks b.o atom pusat


[V(CO)6] 0 [Fe(Cp)2] 0
[Cr(CO)6] 0 [Ni(Cp)2] 0
[Cr(C6H6)(CO)3] 0 [V(CO)6] -1
[Fe(CO)5] 0 [Co(CO)4]- -1
[Fe(CO)2(NO)3] 0 [Cr(CO)5]2- -2
[Co(Cp)2] 0 [Mn(CO)5]- -1
[Co(CO)3(NO)] 0 [Fe(CO)4]2- -2
[Ni(CO)4] 0 [Re(CO)4]3- -3

Pada Tabel 1.2 CO adalah ligan karbonil ,Cp adalah ligan siklopentadienil, dan NO adalah ligan
nitrosil .Tiga ligan tersebut merupakan ligan netral.

1.6 Mengapa Kita Perlu Mempelajari Kimia Koordinasi?


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas daari senyawa koordinasi atau
senyawa kompleks. Setiap hari kita mengkomsumsi NaCl. NaCl yang masuk kedalam tubuh
adalah dalam bentuk ion kompleks [Na(H2O)6] pada waktu bernapas kita memerlukan oksigen,
O2, dan mengeluarkan karbon dioksida, CO2,. Dan proses pengambilan O2 di paru-paru oleh
hemoglobin untuk dibawa kejaringan tubuh dan pengambila CO2 dari jaringan tubuh untuk
dibawa ke paru-paru adalah melalui pembentukan senyawa koordinasi. Dengan memahami kimia
koodinasi kimta dapat menjelaskan mengapa pada proses pernapasan perlu pembentukan
senyawa koordinasi. Proses fotografi yang sering menjadi obyeknyaadalah tidak lepas dari
pembentukan senyawa koordinasi. Dengan memahami kimia koordinasi kita dapat menjelaskan
terjadinya proses fotografi. Diantara kita mungkin ada yang menyenangi permata tertentu seperti
rubi, sapphire, atau emerald. Warn-warna yang indah dari permata tersebut adalah karena adanya
senyawa koordinasi. Dengan memahami kimia koordinasi kita dapat menjelakan permata -
permata tersebut memiliki warna - warna tertentu yang menarik. Beberapa dari saudara atau
teman kita mungkin mungin ada yang terkena penyakit kanker. Salah satu obat yang digunakan
untuk penyakit kanker adalah cisplatin atau cis-diaminadikloroplatina(II) yang merupaka
senyawa koordinasi. Dengan memahami kimia koordinasi kita dapat menjelsakan mengapa cis-
diaminadikloroplatina(II) aktif terhapap sel-sel kanker, sedangkan isomer yang lainnya, yaitu
trans-diaminadikloroplatina(II) tidak aktif. Oleh karena itu mempelajari kimia koordinasi
merupakan salah satu tugas penting bagi setiap orang yang mempelajari ilmi kimia.

1.8 Rangkuman
Secara umum, senyawa pembentukannya melibatkan pembentukan ikata kovalen
kooordinasi dapat dianggap sebagai senyawa koordinasi. Dalam komteks yang lebih khusus,
senyawa koordinasi adalah senyawa yang pembentukannya melibatkan pembentukan ikatan
kovalen koordinasi antara ion logam atau atom logam dengan atom nonlogam. Pada wal
perkembangannya, senyawa koordinasi disebut dengan senyawa kompleks karena
pembentukannya sulit untuk di jelaskan dengan konsep valensi atau teori ikata kimia yang ada.
Istilah senyawa koordinasi digunkan setelah werner menjelaskan bahwa ligan-ligan terkoordinasi
pada atom pusat. Pada posisi tertentu. Fakta -fakta eksperimen baru menunjukan bahwa senyawa
kompleks yang sulit dijelaskan pembentukannya dengan teori ikatan yang ada, sehingga dimasa
yang akan datang tampaknya istilah senyawa kompleks atau kompleks cenderung lebih banyak
dipakai dibandingkan senyawa koordinasi.
Senyawa kompeks dapat merupakan senyawa kompleks netral atau senyawa kompleks
ionik. Senyawa kompleks ionik terdiri atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion), dimana
salah satu atau kedua ion tersebut dapat merupakan ion kompleks. Dalam pembentukan senyawa
kompleks atom logam atau ion logam disebut sebagai atom pusat. Sedangkan atom yang dapat
mendonorkan elektronnya ke atom logam atau ion logam disebut atom donor. Ion dan molekul
netral yang memiliki ato-atom donor disebut dengan ligan. Atom pusat senyawa kompleks dapat
merupakan unsur-unsur logam transisi atau unsur-unsur logam gologan utama. Atom pusat suatu
senyawa kompleks dapat meiliki bilangan oksidasi yang harganya positif, nol atau negatif.
1.8 Soal-Soal Latihan
1. Jelaskan apa yang dimasksud dengan ikatan kovalen koordinasi. Beri dua contoh.
2. Jelaskan mengapa sifat larutan garam rangkap berbeda dengan sifat larutan senyawa
kompleks. Berikan sebuah contoh.
3. Jelaskan mengapa pada masa yang akan datang istilah senyawa kompleks atau
kompleks cenderung lebih banyak digunakan dibandingkan senyawa koordinasi.
Berikan contoh dua fakta yang mendukung pernyataan tersebut.
4. Berikan sebuah contoh kompleks yang penting secara historis yang atom pusatnya
adalah fe, Co, Pd dan Pt.
5. Berikan masing -masing tiga contoh kompleks yang atom pusatnya memiliki bilangan
oksidasi positif, nol, dan negatif.

Anda mungkin juga menyukai