Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KIMIA

ISOMER

Anggota Kelompok :

Anjeli Antika
Bagas Devano Akbar
Dianna Meylona
Fishella Winenti
M Ramadhan Rizqy
Raditya Wibowo
Sephia Auralita M
Tesya Maretauli
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan Praktikum Kimia ini dapat
terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlihat dalam
proses pembuatan Laporan Praktikum Kimia ini.
Demikianlah Laporan Praktikum Kimia kami buat dengan sepenuh hati. Tidak lupa kritik dan
saran kami harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku penulis. Terima Kasih.

Bekasi, 14 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum.................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN………………..................................................................................... 3
A. Teori………….......................................................................................................................... 2
B. Alat dan Bahan.…………......................................................................................................... 4
C. Cara Kerja.…………................................................................................................................. 4

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. ....... 7


A. Kesimpulan.............................................................................................................................. 7
B. Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bidang Kimia dibagi dalam dua kelompok besar yang disebut Kimia Organik dan Anorganik,
karena senyawa organic mengandung karbon, Kimia Organik dapat didefinisikan sebagai Kimia
Karbon.

Unsur senyawa karbon sangat unik karena dapat berikatan dengan sesamanya membentuk senyawa
rantai dan cincin yang mantap , n-heksana, C6H12, dan Sikloheksana, C6H12 adalah contoh
molekul rantai cincin dengan karbon.

Isomer adalah molekul-molekul yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi strukturnya
yang berbeda (atau susunan atomnya dalam molekul berbeda).

Dalam ilmu kimia, isomer ialah molekul-molekul dengan rumus kimia yang sama (dan sering
dengan jenis ikatan yang sama), namun memiliki susunan atom yang berbeda(dapat diibaratkan
sebagai sebuah anagram). Kebanyakan isomer memiliki sifat kimia yang mirip satu sama lain. Juga
terdapat istilah isomer nuklir, yaitu initi-inti atom yang memiliki tingkat eksitasi yang berbeda.

B. Tujuan Praktikum

Untuk membuat isomer dari alkana, alkena, dan alkuna.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori
Isomer adalah hubungan antara dua senyawa atau lebih yang memiliki rumus kimia sama, namun
memiliki struktur atau konfigurasi yang berbeda disebut keisomeran (isomerisme).

Keisomeran dapat di golongkan menjadi :


a. Isomer Struktur
Keisomeran struktur terjadi akibat perbedaan susunan ikatan antar atom-atom ataupun
gugus-gugus fungsi dalam suatu molekul. Walaupun komposisi jumlah atom sama persis,
belum tentu molekul-molekul isomer struktur mempunyai sifat yang sama. Sebagai contoh,
sifat kimia siklobutana berbeda dengan butena. Padahal keduanya mempunyai rumus kimia
yang sama yaitu C4H8.
Beberapa jenis isomer struktural yaitu :

 Isomer Ionisasi
Dua senyawa koordinasi yang rumusnya mempunyai ion pusat yang sama (Cr3+)
dan lima dari enam ligannya (molekul NH3) adalah sama. Senyawa ini berbeda
karena isomer pertama mempunyai ion SO42-sebagai ligan keenam, dengan ion
netral Cl- menetralkan muatan ion kompleks, sedangkan isomer kedua memiliki
Cl- sebagai ligan keenam dengan SO42- menetralkan muatan ion kompleks.[2]
- [CrSO4(NH3)5Cl] {pentaaminasulfatokromium(III) klorida}
- [CrCl(NH3)5]SO4 {pentaaminaklorokromium(III) sulfat}
 Isomer Koordinasi
Isomer koordinasi dapat muncul jika senyawa koordinasi tersusun atas kation
kompleks dan anion kompleks. Ligan dapat dikontribusikan secara berbeda di
antara kedua ion, seperti NH3(aq) dan CN-.[2]
- [Co(NH3)6][Cr(CN)6] {heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III) }
- [Cr(NH3)6][Co(CN)6] {heksaaminakromium(III) heksasianokobaltat(III)
}
 Isomer Tautan
Beberapa ligan dapat melekat pada ion logam atom pusat suatu ion kompleks
dengan cara berbeda.[2]
- [Co(NO2)(NH3)5]2+ { ion pentaaminanitrito-N-kobalt(III) }

b. Isomer Ruang
Keisomeran ruang terjadi akibat perbedaan konfigurasi atau susunan atom-atom dalam
ruang.
Keisomeran ruang dapat dibedakan menjadi :

 Isomer Geometri
Keisomeran geometri terjadi karena keterbatasan rotasi bebas pada suatu ikatan
dalam molekul. Pada ikatan tunggal C–C, atom karbon dapat berotasi bebas
terhadap atom karbon lainnya. Namun, pada ikatan rangkap dua C=C, rotasi atom
karbon cenderung terbatas oleh karena adanya ikatan pi. Oleh karena itu, posisi
atom atau gugus atom yang terikat pada kedua atom C pada ikatan C=C tidak dapat
berubah.
Keisomeran geometri umumnya ditemukan pada senyawa-senyawa dengan ikatan
C=C di mana masing-masing atom C mengikat dua atom atau gugus atom yang
berbeda. Berdasarkan posisi atom atau gugus atomnya, isomer-isomer geometri
dibedakan menjadi bentuk cis dan bentuk trans.

2
- Isomer cis yaitu isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak
pada sisi yang sama.
- Isomer trans yaitu isomer di mana atom atau gugus atom sejenis terletak
pada sisi bersebrangan.

Sebagai contoh, cis-2-butena dengan trans-2-butena merupakan pasangan isomer geometri cis-trans.

 Isomer Optis
Keisomeran optis terjadi jika senyawa memiliki suatu atom asimetris. Pada
senyawa karbon, keisomeran optis terjadi pada senyawa yang mempunyai atom
karbon asimetris, yaitu atom karbon yang terikat pada 4 atom atau gugus atom
yang berbeda. Jika dua gugus pada atom asimetris tersebut ditukarkan posisinya,
maka akan terbentuk dua molekul berbeda yang merupakan bayangan cermin dari
satu sama lainnya. Kedua molekul ini tidak dapat saling ditindihkan satu sama lain
(non-superimposable). Sifat tidak saling tumpang tindih seperti tangan kiri di atas
tangan kanan dan sebaliknya disebut sebagai kiral.
Sebagai contoh, 2-butanol memiliki satu atom karbon kiral yaitu atom karbon
nomor 2 seperti terlihat pada gambar berikut. Atom karbon tersebut berikatan
dengan empat gugus berbeda, antara lain –C2H5, –H, –OH, dan –CH3.

Isomer-isomer optis tidak dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat fisis seperti titik
didih dan titik leleh, sebagaimana isomer-isomer jenis lainnya yang telah
dijelaskan sebelumnya. Satu-satunya sifat fisis yang dapat membedakan isomer
optis adalah sifat optis, yaitu kemampuan untuk memutar (merotasikan) bidang
cahaya terpolarisasi. Senyawa yang dapat memutar polarisasi cahaya disebut
bersifat optis aktif.
Menurut aturan Le Bel–van’t Hoff, jumlah maksimum isomer optis dari senyawa
karbon yang tidak memiliki bidang simetri internal adalah sebanyak 2n, di mana n
adalah jumlah atom karbon kiral. Jadi, senyawa yang mempunyai 3 atom karbon
kiral akan memiliki sebanyak-banyaknya 23 = 8 isomer optis.
Pasangan isomer optis yang merupakan bayangan cermin satu dengan yang lainnya
disebut pasangan enansiomer. Isomer-isomer optis yang bukan bayangan cermin
satu sama lain (bukan enansiomer) disebut diastereoisomer (diastereomer). Pada
senyawa dengan satu atom karbon kiral, maka akan terdapat 2 isomer optis
menurut aturan Le Bel–van’t Hoff. Kedua isomer optis ini merupakan pasangan
enansiomer.

3
Namun, pada senyawa dengan lebih dari satu atom karbon kiral, dari sejumlah
isomer optis akan terdapat pasangan enansiomer dan juga diastereomer. Hal ini
terjadi karena adanya kemungkinan perbedaan konfigurasi absolut R/S masing-
masing atom karbon kiral sehingga membentuk isomer yang bukan bayangan
cerminnya (diastereomer).
Sebagai contoh, senyawa 2,3,4-trihidroksibutanal memiliki dua atom karbon kiral,
yaitu atom C nomor 2 dan C nomor 3. Oleh karena itu, menurut aturan Le Bel–
van’t Hoff, senyawa ini memiliki 22 = 4 isomer optis seperti terlihat pada gambar
berikut. Dari keempat isomer tersebut, terdapat dua pasangan enansiomer yaitu
pasangan (i) dengan (ii) dan pasangan (iii) dengan (iv). Masing-masing dari
pasangan enansiomer satu dengan pasangan enansiomer lainnya merupakan
stereoisomer bukan enansiomer, yang disebut juga dengan diastereomer. Masing-
masing isomer optis ini tidak bisa mengalami interkonversi menjadi isomer lainnya
dengan konfigurasi berbeda tanpa melalui pemutusan ikatan.

B. Alat dan Bahan


Molymod adalah suatu alat peraga untuk menggambarkan bentuk suatu molekul. Molymod
biasanya terbuat dari plastic berupa bulatan- bulatan yang dihubungkan oleh suatu batangan..
Bulatan tersebut bertindak sebagai suatu atom sedangkan batangannya sebagai ikatan.

C. Cara Kerja
Buatlah Isomer di bawah ini menggunakan Molymod berikan nama dan buatlah tabel!
1. Buatlah Isomer dari C5H12!
2. Buatlah Isomer dari C5H10!
3. Buatlah Isomer dari C5H8!

4
NO RUMUS RS/ISOMER/NAMA GAMBAR

1 C5H15
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3
n-pentana

CH3-CH-CH2-CH3

CH3

2-metil butana

CH3

CH3-C-CH3

CH3

2,2-dimetil propana

NO RUMUS RS/ISOMER/NAMA GAMBAR

2 C5H10
CH2=CH-CH2-CH2-CH3
1-pentena

CH3-CH=CH-CH2-CH3
2-pentena

CH2=C-CH2-CH3
CH3

2metil-1butena

CH3-C=CH-CH3
CH3

2metil-1butena

CH2=CH-CH-CH3

CH3

3metil-1butena

5
NO RUMUS RS/ISOMER/NAMA GAMBAR

3 C5H8
CH3-CH2-CH2-C=CH
1pentuna

CH3-CH2-C=C-CH3
2pentuna

CH3-CH-C=CH
CH3

3metil-1butuna

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Melalui model molekul (molymod) dapat mempermudah dalam memahami struktur tiga
dimensi suatu molekul, baik isomer maupun struktur dari molekul itu sendiri.
2. Visualisasi atau penggambaran senyawa-senyawa organic dengan menggunakan molymod
jauh lebih memudahkan kita untuk mengetahui posisi stabil yang dapat dibentuk oleh suatu
senyawa.
3. Reaksi-reaksi kimia dapat dipelajari dari molymod adalah pemutusan ikatan rangkap dan
pembentukan kembali ikatan yang baru, dengan sifat senyawa yang berbeda.

B. Daftar Pustaka
https://www.studiobelajar.com/isomer/
http://hamid-majelis.blogspot.com/2012/04/rumus-struktur-dan-isomer.html?m=1
https://www.academia.edu/29496499/makalah-isomer-2.doc

Anda mungkin juga menyukai