KIMIA
PERCOBAAN
GEOMETRI MOLEKUL
OLEH :
Disetujui,
Dosen/Asisten
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar.
Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang
tidak sama terhadap elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda
keelektronegatifan antara atom-atom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub
positif dan negatif. Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif
elekton persekutuan berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.
Isomer adalah jenis molekul yang memiliki rumus kimia tetapi memiliki
geometri yang berbeda, menghasilkan sifat yang sangat berbeda:
1. Suatu zat murni terdiri dari hanya satu jenis isomer dari molekul (semuanya
memiliki struktur geometris yang sama).
2. Isomer struktural memiliki rumus kimia yang sama namun pengaturan fisiknya
berbeda, sering membentuk geometri molekul alternatif dengan sifat yang sangat
berbeda. Atom tidak terikat (terhubung) bersamaan dalam urutan yang sama.
3. Isomer fungsional adalah jenis khusus isomer struktural, di mana beberapa kelompok
atom menunjukkan jenis perilaku khusus, seperti eter atau alkohol.
4. Stereoisomer mungkin memiliki banyak sifat fisikokimia serupa (titik leleh, titik
didih) dan pada saat yang sama aktivitas biokimia yang sangat berbeda. Ini karena
mereka menunjukkan kiralitas yang biasa ditemukan dalam sistem kehidupan. Salah
satu manifestasi dari kiralitas ini adalah bahwa mereka memiliki kemampuan untuk
memutar cahaya terpolarisasi ke arah yang berbeda.
5. Pelipatan protein menyangkut geometri kompleks dan isomer yang berbeda yang
dapat dimiliki protein.
Untuk mengamati rumus molekul tersebut digunakan model molekul (bentuk
bola sebagai atomnya dan bentuk batang merupakan ikatan/ penghubung antar atomnya).
Dimana atom tersebut tersusun dari 2 (C) Karbon, 6 (H) Hidrogen dan 1 (O) Oksigen.
Perbedaan sifat fisik etanol dengan sifat fisik dimetil eter dapat dilihat dari tabel berikut:
Sifat Etanol Dimetil Eter
Dari data tersebut alkana rantai lurus (n-alkana) yang mengandung C1 sampai
dengan C4 berwujud gas, C5 sampai dengan C17 berwujud cair, dan mulai C 18
berwujud padat. Titik didih n-alkana bertambah sesuai dengan kenaikan Mr
senyawanya. Titik didih alkana bercabang lebih rendah dari titik didih rantai lurus.
Titik leleh alkana tidak seperti titik didihnya yaitu sesuai dengan Mr nya. Massa
jenis alkana umumnya lebih rendah dari 1,00 g mL–1(massa jenis air pada suhu 4 rC).
Buktinya minyak terapung di atas air. Alkana tidak larut di dalam air sebab termasuk
senyawa nonpolar. Alkana larut di dalam pelarut nonpolar seperti karbon tetraklorida,
kloroform, dan benzena.
Alkena mempunyai sifat tidak larut dalam air, massa jenis lebih kecil dari satu,
dan titik didih bertambah tinggi dengan meningkatnya jumlah atom C. Perhatikan tabel
titik didih dan massa jenis alkana berikut ini.
Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu,
alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang
membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang
bermuatan positif sebagian.
Sifat fisik alkuna mirip dengan sifat-sifat alkana maupun alkena. Berdasarkan titik
didihnya, tiga senyawa alkuna terpendek berwujud gas. Perhatikan tabel berikut.
Alkuna sangat sukar larut dalam air tetapi larut di dalam pelarut organik seperti
karbon tetraklorida. Massa jenis alkuna sama seperti alkana dan alkena lebih dari air.
Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C
harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
B. Jenis-Jenis Isomer
Jenis-jenis isomer terdiri atas isomer struktur dan isomer ruang, dimana kedua-
nya memiliki klasifikasi isomer lainnya.
1. Isomer Struktur
Jika senyawa-senyawa dengan rumus molekul yang sama itu memiliki urutan
atom yang berlainan, maka mereka mempunyai struktur (bangun) yang berlainan dan
disebut isomer structural satu terhadap yang lain. (Fessenden dan Fessenden, 1986)
Ada tiga jenis isomer structural yang perlu dipelajari : isomer rantai, isomer
posisi, dan isomer fungsional. Tipe keempat, yang dikenal sebagai tautomerisme
(dimana ada dua isomer dikenal sebagai keto dan enol isomer) tetapi anda tidak akan
menemukan ini di sekolah (Saunders, 2008). Isomer structural terjadi ketika dua atom
lebih senyawa organic memiliki rumus molekul yang sama, tetapi struktur yang
berbeda. Perbedaan-perbedaan ini cenderung memberikan molekul kimia dan sifat fisik
yang berbeda.
a. Isomer Rantai
Isomer-isomer ini muncul karena adanya kemungkinan dari percabangan rantai
karbon. Sebagai contoh, ada dua buah isomer dari butane (C 4H10). Pada salah
satunya rantai karbon berada dalam bentuk rantai panjang. Dimana yang satunya
berbentuk rantai karbon bercabang.
Hati-hati untuk tidak menggambar isomer yang salah yang hanya merupakan
rotasi sederhana dari molekul awal. Sebagai contoh, struktur di bawah ini
merupakan versi lain dari rantai panjang butane yang diputar apa daerah tengah
dari rantai karbon. Anda dapat melihatnyadengan jelas pada model di bawah ini.
Ini merupakan contoh yang sebelumnya telah kita gunakan di atas.
Pentana (C5H12) mempunyai tiga rantai isomer. Jika anda berpikir anda bisa
menemukan yang lain, maka yang anda temukan hanyalah molekul yang sama
yang diputar. Jika anda masih meragukannya gunakanlah sebuah model (Clarck,
2000). Isomer rantai muncul karena susunan yang berbeda dari atom karbon yang
mengarah ke rantai linear dan bercabang. Isomer rantai memiliki rumus molekul
yang sama tetapi berbagai jenis rantai yaitu linier dan bercabang. Isomer rantai
memiliki sifat kimia yang hampir sama tetapi sifat fisik yang berbeda. Sebagai
contoh, isomer rantai bercabang memiliki titik didih lebih rendah daripada rekan-
rekan linier mereka. Hal ini karena, yang linier memiliki luas permukaan lebih
banyak kontak dan karenanya kekuatan tarik antar molekul yang maksimum.
Misalnya isomer rantai dua mungkin dengan rumus molekul C 4H12 yaitu n-butana
suatu isomer rantai linier, isobutana (atau 2-metil propane) suatu isomer bercabang
(adicchemistry.com)
b. Isomer Posisi
Pada isomer posisi, kerangka utama karbon tetap tidak berubah. Namun atom-
atom yang penting bertukar posisi pada kerangka tersebut. sebagai contoh, ada dua
isomer struktur dengan formula molekul C3H7Br. Pada salah satunya bromine
berada di ujung dari rantai. Dan yang satunya lagi pada bagian tengah dari rantai
(Clark, 2000)
Jika anda membuat model, tidak mungkin anda bisa mendapatkan molekul yang
kedua dari molekul yang pertama dengan hanya memutar ikatan-ikatan tunggal.
Anda harus memutuskan ikatan bromine di bagian ujung dan memasangkannya ke
bagian tengah. Pada saat yang sama anda harus memindahkan hydrogen dari
tengah ke ujung (Clarck, 2000). Contoh lain terjadi pada alcohol, seperti pada
C4H9OH
Hanya kedua isomer ini yang bisa anda dapatkan dari rantai dengan empat buah
karbon bilamana anda tidak mengubah rantai karbon ini sendiri. Anda boleh
mengubahnya dan menghasilkan 2 buah isomer lagi (Clark, 2000).
Anda juga bisa mendapatkan isomer posisi dari rantai benzene. Contoh pada
formula molekul C7H8Cl. Ada empat isomer berbeda yang bisa anda buat
tergantung pada posisi dari atom klorin. Pada sebuah kasus terikat pada atom dari
karbon yang berikatan dengan cincin, dan ada tiga buah lagi kemungkinan saat
berikatan dengan cincin karbon. Lihat gambar (Clark, 2000).
c. Isomer Fungsional
Pada variasi dari struktur isomer ini, isomer mengandung grup fungsional yang
berbeda-yaitu isomer dari dua jenis kelompok molekul yang berbeda. Sebagai
contoh, sebuah formula molekul C3H6O dapat berarti propanal (aldehid) atau
propanon (keton). Clark, 2000
Ada kemungkinan yang lain untuk formula molekul ini. Sebagai contoh anda
dapat mengikat rangkap rantai-rantai karbon dan menambahkan OH di molekul
yang sama. (Clark, 2000)
2. Isomer Ruang
Isomer ruang adalah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi
strukturnya berbeda.
a. Isomer Geometris
Senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi memiliki penataan atom
dengan ruang yang berbeda. Isomer geometric (juga dikenal sebagai isomer cis-
trans atau EZ isomer) adalah suatu bentuk stereoisomer. Isomer ini terjadi dimana
Anda telah membatasi rotasi suatu tempat dalam suatu molekul (Saunders, 2008).
1) Isomer Cis-Trans
Syarat terbentuknya isomer cis-trans adalah terdapat tingkatan rangkap dua
(C=C) yang tiap-tiap karbon (C) dalam ikatan rangkap tersebut mengikat atom
atau gugus atom yang berbeda. Isomer geometric ialah isomer yang
diakibatkan oleh ketegangan dalam molekul dan hanya dijumpai dalam dua
kelas senyawa, alkena dan senyawa siklik. Persyaratan isomer geometric
dalam alkena ialah bahwa tiap atom karbon yang terlibat dalam ikatan pi
mengikat dua gugus yang berlainan (Fessenden dan Fessenden, 1986)
2) Sistem Tata Nama E dan Z
Sistem (E) dan (Z) didasarkan pada suatu pemberian prioritas (jangan
dikelirukan dengan prioritas tata nama) kepada atom atau gugus yang terikat
pada masing-masing karbon ikatan rangkap. Jika atom atau gugus yang
berprioritas tinggi berada pada posisi yang berlawanan pada ikatan pi maka
isomer itu adalah (E). jika gugus-gugus prioritas tinggi itu berada dalam satu
sisi, maka isomer itu (Z). Huruf (E) berasal dari “entgegen”, kata Jerman
untuk bersebrangan huruf (Z) berasal dari “Zusammen” kata Jerman untuk
bersama-sama. Jika kedua atom pada masing-masing karbon ikatan rangkap
itu berbeda, prioritas didasarkan pada bobot-bobot atom yang langsung terikat
pada karbon ikatan rangkap itu. Atom dengan bobot atom lebih tinggi
memperoleh prioritas tinggi. (Fessenden dan Fessenden, 1986)
b. Isomer Optis
Ciri senyawa yang mempunyai isomer optic yaitu dapat memutar bidang polarisasi
cahaya (eksperimen) dan mempunyai atom C asimetris atom C kiral yaitu atom C
yang mengikat empat gugus yang berbeda.
V. Alat dan Bahan
Satu set model molekul
Atom C Hitam
Atom H Kuning
Atom Cl Hijau
VII. Tugas
Gambarlah model molekul tersebut pada kertas gambar dan beri keterangan
sifat-sifat fisika dan kimianya!
1. Alkana
Jumlah Isomer Alkana
2. Alkena
Jumlah Isomer Alkena
No Rumus Molekul Isomer
1 C3H6 2
2 C4H8 5
3 C5H10 10
4 C6H12 25
3. Alkuna
Jumlah Isomer Alkuna
No Rumus Molekul Isomer
1 C2H2 1
2 C3H4 3
3 C4H6 9
4. Turunan Benzene
Nama : Benzen
Rumus Molekul : C6H6
Isomer : banyak (dengan kemungkinan spesi-spesi yang berbeda)
IX. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Untuk menggambarkan bentuk molekul dapat menggunakan 2 metode, yaitu:
Berdasarkan teori VSEPR yakni menjelaskan susunan geometri
berdasarkan tolakan pasangan elektron kulit valensi.
Berdasarkan konsep hibridisasi (distribusi orbital atom pusat)
b. Bentuk dari senyawa hidrokarbon rangkap tunggal maupun dua/tiga
bervariasi dan berbeda-beda dengan karakteristik dan sifat fisik serta kimia
yang mewakili ikatannya.
c. Jumlah isomer dari setiap senyawa hidrokarbon dipengaruhi oleh banyaknya
gugus C dan H serta bentuk ikatannya.
d. Benzena yang termasuk dalam golongan senyawa aromatik mempunyai
rumus molekul C6H6. Dalam penyusunan benzena menggunakan pusat atom
yang trigonal. Lingkaran yang di dalamnya menunjukkan delokalisasi enam
elektron dalam orbital p yang saling berintikan.
X. Daftar Pustaka
Achamad, Hiskia dan M. S. Tupamahu. 1992. Struktur Atom Struktur Molekul
Sistem Periodik . Citra Aditya : Bali.
Bresnick, Stephen, M.D., 2004. Intisari Kimia Organik. Hipokrates. Jakarta.
Chang, Raymond.2004. Kimia Dasar :Konsep – Konsep Inti Jilid I Edisi
Ketiga.Erlangga : Jakarta.
Fassenden dan Fassenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph.H, 1999, “KIMIA DASAR - Prinsip dan Terapan Modern”,
Edisi Keempat-Jilid 2, Erlangga: Jakarta.
Syukri, Unggul.1999.Kimia DasarI. ITB : Bandung.