Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA
PERCOBAAN
PENGENALAN BAHAN-BAHAN KIMIA

OLEH :

NAMA : YUNIA SARIFRANSISKA


NIM : 2020312011P
NO. GRUP :
ASISTEN/DOSEN : Dr. NENY ROCHYANI, S.T., M.T
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN : 01 PENGENALAN BAHAN-BAHAN KIMIA

Nama : Yunia Sarifransiska


Nomor Induk Mahasiswa : 2020312011P
Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Kimia
Hari/Kelompok : Senin
Tgl. Praktikum : Oktober 2020
Tgl. Penyerahan :
Dosen/Asisten : Dr. Neny Rochyani, S.T., M.T

Disetujui,
Dosen/Asisten

(Dr. Neny Rochyani, S.T., M.T)


I. Nomor Percobaan : 01 (Satu)

II. Nama Percobaan : Pengenalan Bahan-Bahan Kimia

III. Tujuan Percobaan


Tujuan praktikum ini supaya mahasiswa dapat :
 Mengenal berbagai macam bahan/senyawa kimia yang sering dipakai dalam analisis
atau percobaan kimia serta penggunaannya
 Menjelaskan karakteristik bahan/senyawa kimia seperti rumus molekul dan kimia,
berat molekul, nama IUPAC dan Latin, fase serta kegunaannya

IV. Dasar Teori


Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja,
serta fungsi dan alat-alat maupun bahan-bahan kimia di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat dan
bahan, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Pengenalan alat dan bahan kimia laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan
sangatlah penting, agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan
praktikum dan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum dapat langsung diatasi
dengan cepat dan sebaik mungkin.
Laboratorium kimia merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu
percobaan dan penelitian yang disebut praktikum. Praktikum di laboratorium sangat dibutuhkan
untuk mempelajari ilmu-ilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam melakukan suatu percobaan, kita tentunya harus mengetahui
alat-alat dan bahan kimia yang digunakan dalam praktikum. Alat-alat dan bahan kimia yang
digunakan tersebut disesuaikan dengan tujuan percobaan. Akan tetapi, selain sudah mengetahui
masing-masing namanya, praktikan juga harus mengetahui fungsi alat-alat maupun bahan kimia
yang digunakan dan bagaimana cara menggunakannya (Achmad, 1993).
Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga
mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman menuju
generalisasi yang lebih abstrak yang memumungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman
secara dekat adalah titik awal untuk generalilsasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik
di laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran sains
(Wahyudi, 2011).
Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi hasil praktikum.
Bahan yang mudah menguap diletakan di dalam wadah, bahan kimia yang dapat menimbulkan
bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari asam (Neinlands, 1990).
Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada di
laboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam
melakukan pengukuran dan perhitungan (Ibnu, 1976).
Sebagian besar alat-alat yang dipakai dalam analisis kimia baik yang klasik maupun
instrumental dari tahap persiapan sampai tahap pengukuran sebagian besar terbuat dari gelas.
Selain itu ada pula alat yang terbuat dari porselin besi dan karet (Tim Kimia, 2015).
Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan di dalam laboratorium tersebut terbuat
dari gelas (kaca). Meskipun alat-alat tersebut telah siap dipakai, namun dalam pemasangan alat
untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan  sambungan-sambungan dengan gelas atau alat
lain untuk membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imam, 2010). Pemakaian bahan kimia
akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-
bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas, kayu, porselen, aluminium, plastik dan lain-lain
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan
terhadap asam, tahan terhadap panas dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh
sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian
(Waltor, 2010).
Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam laboratorium terutama
laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan pada hal-hal yang berhubungan dengan
bahan-bahan kimia, peralatan yang dapat berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan sekitar bila tidak digunakan dengan baik. Seperti pekerjaan lainnya, bekerja
dalam laboratorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini dapat disebabkan
karena factor ketidaksengajaan, ketelodoran dan sebab-sebab lain yang diluar kendali manusia.
Terutama disebabkan karena kesalahan penggunaan alat dan bahan, sehingga menjadi sangat
penting untuk mengetahui setiap kemungkinan bahaya (Setiawati, 2009). Dalam mengukur suatu
zat atau bahan hendaknya menggunakan suatu alat. Alat yang digunakan untuk mengukur suatu
zat kimia adalah gelas ukur. Akan tetapi, pengukuran dari gelas ukur ini penggunaannya tidaklah
terlalu teliti. Salah satu contoh alat praktikum pengukuran yang mempunyai tingkat ketelitian
tinggi yaitu pipet ukur. Namun pengukuran dengan pipet ukur ini tidak terlepas juga dari
ketelitian praktikan (Rohman, 2011).
Bahan kimia atau kemikalia yang sering dipakai dalam analisis-analisis kimia tersedia
dalam bentuk-bentuk cair atau padat, dan dikemas dalam botol plastik atau botol gelas yang
gelap. Semua kemikali dibuat oleh pabrik dengan kemurnian yang berbeda-beda. Derajat
kemurnian kemikalia yang dibuat di pabrik harus dicantumkan padda label botol kemas bahan
tersebut (Tim Kimia, 2014).
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal maupun sakit
atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa
khawatir akan kecelakaan dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif dan
efisien (Khasani, 1990). Pekerjaan dalam labortorium biasanya sering menggunakan beberapa
alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut
dapat diciptakan apabila ada kemauan dari praktikan, pekerja, pengguna maupun kelompok
pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa
kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya. Tujuan
dari praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas yang
sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaannya (Ginting, 2000).

V. Bahan yang Digunakan


Fase Padat :
 Aluminium Klorida
 Aluminium Hidroksida
 Aluminium Sulfat
 Amonium Klorida
 Ammonium Nitrat
 Barium Klorida
 Barium Oksida
 Barium Sulfat
 Kalsium Karbonat
 Kalsium Klorida
 Kalsium Sianamida
 Kalsium Fluorida
 Kalsium Oksida
 Kalsium Sulfat
 Kalium Klorida
 Kalium Sianida
 Kalium Hidroksida
 Natrium Bromida
 Natrium Klorida
 Natrium Sulfat
Fase Cair :
 Benzaldehida
 Benzoilklorida
 Boron Triklorida
 Bromoetana
 Bromometana
 Butanol
 Air
 Asam Butanoat
 Klorobenzena
 Asam Klorida
 Methanol
 Posforus (III) Bromida
 Posforus (III) Klorida
 Asam Sulfat
 Asam Nitrat
 Etanol
 Ammonia
 Ammonium Hidroksida
 Kloroform
Fase Gas :
 Hydrogen Fluorida
 Hydrogen Klorida
 Hydrogen Bromida
 Hydrogen Iadida
 Karbon Monoksida
 Karbon Dioksida
 Ammonia
 Oksida Nitrat
 Nitrogen Dioksida
 Oksida Nitrit
 Belerang Dioksida
 Hydrogen Sulfida
 Hydrogen Sianida
 Arsina
 Klorin Dioksida
 Formaldehida
 Ozon
 Metana
 Sulfur Heksafluorida
 Etilen

VI. Prosedur Percobaan


1. Menentukan bahan/senyawa yang akan dipilih dalam praktikum kimia kali ini
2. Mencari apa saja karakteristik dan kegunaannya serta keterangan lainnya
3. Menuliskan masing-masing 20 bahan/senyawa kimia berdasarkan fasenya

VII. Tugas
Tuliskan masing-masing 20 nama-nama bahan/senyawa kimia berdasarkan fasenya yaitu
padat, cair dan gas.
Jawab :
Senyawa Kimia/Bahan Kimia Berwujud Padat :
1. Aluminium Klorida
Aluminium klorida (AlCl3) adalah senyawa kimia utama dari aluminium dan klorin.
Senyawa ini berwarna putih, tetapi sampelnya sering terkontaminasi dengan besi triklorida, yang
memberikan pewarnaan kuning. Padatannya mempunyai titik leleh dan titik didih rendah.
Rumus Molekul : AlCl3
Rumus Kimia : AlCl3
Berat Molekul : 2,48 g/cm3
Nama Latin :  Aluminium(III) Klorida atau Aluminum triklorida
Nama IUPAC : Aluminium Klorida
Fase : Padat, Cair, dan Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
AlCl3 mungkin merupakan asam Lewis yang paling banyak digunakan dan juga salah
satu yang paling kuat. Senyawa ini banyak ditemukan dalam aplikasi industri
kimia sebagai katalis untuk reaksi Friedel–Crafts, baik asilasi maupun alkilasi. Produk
pentingnya adalah deterjen dan etilbenzena. Ia juga digunakan dalam
reaksi polimerisasi dan isomerisasi hidrokarbon. Reaksi Friedel–Crafts merupakan pengguna
utama aluminium klorida, misalnya dalam preparasi antrakuinon (untuk bahan pewarna industri)
dari benzena dan fosgen. Reaksi alkilasi lebih banyak digunakan daripada reaksi asilasi,
meskipun praktiknya lebih menuntut perhatian teknis karena reaksi lebih lamban. Aluminium
klorida dapat juga digunakan untuk memasukkan gugus aldehida ke dalam cincin aromatik
Aluminium klorida banyak digunakan dalam berbagai macam aplikasi kimia
organik lainnya. Misalnya, ia dapat mengkatalisis "reaksi ena", seperti adisi 3-buten-2-on (metil
vinil keton) menjadi karvona:
AlCl3 juga banyak digunakan untuk reaksi polimerisasi dan isomerisasi hidrokarbon.
Contoh penting antara lain pembuatan etilbenzena, yang digunakan untuk
membuat stirena sebagai bahan baku polistirena, dan juga produksi dodesilbenzena, yang
digunakan untuk pembuatan deterjen.
Aluminium klorida yang dikombinasikan dengan aluminium dan dengan adanya suatu
arena dapat digunakan untuk mensintesis kompleks logam bis(arena),
misalnya bis(benzena)kromium, dari halida logam tertentu melalui apa yang disebut
sintesis Fischer-Hafner.

2. Aluminium Hidroksida
Aluminium hidroksida adalah suatu senyawa kimia dengan rumus kimia Al(OH)3,
ditemukan di alam sebagai mineral gibbsite (dikenal pula sebagai hydrargillite) dan tiga
polimorfnya yang langka: bayerit, doyleit, dan nordstrandit. Aluminium hidroksida
bersifat amfoterik di alam, yaitu, senyawa ini memiliki sifat asam dan basa. Senyawa terkait
yang berhubungan dengan senyawa ini seperti aluminium oksida hidroksida, AlO(OH),
dan aluminium oksida atau alumina (Al2O3), yang terakhir juga bersifat amfoterik. Senyawa ini
bersama-sama merupakan komponen utama dari bijih bauksit aluminium.
Rumus Molekul : Al(OH)3
Rumus Kimia : Al(OH)3
Berat Molekul : 78 g/mol
Nama Latin : Aluminium(III) hidroksida atau Aluminium hidroksida
Nama IUPAC : Aluminium hydroxide
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Salah satu kegunaan utama aluminium hidroksida adalah sebagai bahan baku untuk
pembuatan senyawa aluminium lainnya: alumina khusus aluminium, aluminium sulfat,
polialuminium klorida, aluminium klorida, zeolit, natrium aluminat, alumina aktif,
dan aluminium nitrat.
Bentuk aluminium hidroksida yang diendapkan dengan gel baru, yang merupakan dasar
penerapan garam aluminium sebagai flokulan dalam pemurnian air. Gel ini mengkristal dengan
waktu. Gel aluminium hidroksida dapat mengalami dehidrasi (misal: menggunakan pelarut berair
non-air yang mudah larut seperti etanol) untuk membentuk bubuk amoniak hidroksida amorf,
yang mudah larut dalam asam. Bubuk aluminium hidroksida yang telah dipanaskan sampai suhu
tinggi dalam kondisi yang dikontrol dengan hati-hati dikenal sebagai alumina aktif dan
digunakan sebagai desikan, sebagai adsorben dalam pemurnian gas, sebagai pendukung
katalis Claus untuk pemurnian air, dan sebagai penyerap katalis selama
pembuatan polietilena oleh proses Sclairtech.

3. Aluminium Sulfat
Aluminium sulfat adalah senyawa kimia dengan rumus Al2(SO4)3. Senyawa ini larut
dalam air dan terutama digunakan sebagai agen koagulasi (mempromosikan tumbukan partikel
dengan menetralkan muatan) dalam pemurnian air minum dan pabrik pengolahan air limbah,
serta di pabrik kertas.
Bentuk anhidrat muncul secara alami sebagai mineral millosevichite langka, ditemukan
misalnya di lingkungan vulkanik dan pembakaran tempat pembuangan limbah penambangan
batubara. Aluminium sulfat jarang, jika pernah, ditemui sebagai garam anhidrat. Senyawa ini
membentuk sejumlah hidrat yang berbeda, di antaranya heksadekahidrat Al2(SO4)3•16H2O dan
oktadekahidrat Al2(SO4)3•18H2O adalah yang paling umum. Heptadekahidrat, yang rumusnya
dapat ditulis sebagai [Al(H2O)6]2(SO4)3•5H2O, terdapat secara alami sebagai mineral alunogen.
Aluminium sulfat terkadang disebut alum (tawas) atau papermaker's alum dalam industri
tertentu. Namun, nama "tawas" lebih umum dan tepat digunakan untuk garam sulfat ganda
dengan formula generik XAl(SO4)2·12H2O, dimana  X  merupakan  kation  monovalensi  seperti 
kalium atau amonium.
Rumus Molekul : Al2(SO4)3
Rumus Kimia : Al2(SO4)3
Berat Molekul : 342,15 g/mol
Nama Latin : Aluminum sulfat
Nama IUPAC : Aluminium sulfat
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Senyawa ini terkadang digunakan dalam industri pangan sebagai agen pengencang untuk
pati makanan, di mana senyawa ini memiliki nomor E E520, dan dalam pakan ternak
sebagai bakterisida. Aluminium sulfat dapat digunakan sebagai deodoran, zat, atau sebagai obat
penahan darah untuk luka cukur yang dangkal.
Senyawa ini meningkatkan vaksin imunogenisitas sebagai vaksin pembantu “dengan
memfasilitasi pelepasan antigen dari depot vaksin yang terbentuk di lokasi inokulasi secara
lambat”.

4. Amonium Klorida
Amonium klorida, adalah senyawa anorganik dengan rumus NH 4Cl, berupa garam kristal
putih yang sangat mudah larut dalam air. Larutan amonium klorida bersifat asam lemah. Sal
amoniak adalah nama alami, bentuk mineral amonium klorida. Mineral ini umum terbentuk pada
pembakaran batubara akibat kondensasi gas-gas yang dihasilkan. Mineral ini juga ditemukan di
sekitar beberapa jenis lubang vulkanik. Amonium klorida digunakan sebagai bahan penyedap
pada beberapa jenis liquorice. Amonium klorida merupakan produk reaksi asam
klorida dan amonia.
Rumus Molekul : NH4Cl
Rumus Kimia : NH4Cl
Berat Molekul : 53,491 g/mol
Nama Latin : Sal amoniak
Nama IUPAC : Ammonium chloride
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Aplikasi utama amonium klorida adalah sebagai sumber nitrogen pada pupuk (mencakup
90% produksi amonium klorida dunia), misalnya kloroamonium fosfat. Amonium klorida pernah
digunakan dalam piroteknik pada abad ke-18 tetapi digantikan dengan bahan kimia yang lebih
aman dan kurang higroskopis. Fungsinya sebagai donor klor untuk meningkatkan warna hijau
dan biru dari ion tembaga dalam nyala api.
Penggunaan sekunder adalah untuk menghasilkan asap putih, tetapi karena reaksi
dekomposisi ganda yang sangat mudah terjadi dengan kalium klorat menghasilkan amonium
klorat yang sangat tidak stabil, membuat penggunaannya menjadi sangat langka.
Di karya logam, amonium klorida digunakan sebagai fluks pada preparasi logam yang
akan dilapis dengan timah secara galvanis. Di bagian pengobatan sebagai ekspektoran pada obat
batuk.
Kemudian sebagai sal amoniak yang digunakan sebagai bahan tambahan
makanan dengan kode E510. Umum digunakan sebagai nutrisi ragi pada pembuatan roti,
merupakan suplemen makanan untuk ternak dan merupakan zat gizi pada media ragi dan
mikroorganisme. Amonium klorida digunakan untuk memberikan rasa pedas pada permen hitam
disebut salty liquorice (sangat populer di negara-negara Skandinavia, terutama Finlandia),
memberikan tekstur krispi pada biskuit, dan menambah rasa pada vodka Salmiakki
Koskenkorva. Di India dan Pakistan, amonium klorida disebut "Noshader" dan digunakan untuk
menambah kerenyahan snack seperti samosas dan jalebi.
Di laboratorium, amonium klorida digunakan untuk menghasilkan temperatur rendah
pada penangas dingin (cooling bath). Larutan amonium klorida dan amonia digunakan sebagai
larutan penyangga (buffer).
Dan beberapa penggunaan lainnya, larutan amonium klorida ~5% digunakan pada
pekerjaan kilang minyak yang mempunyai masalah lempung. Digunakan pula sebagai elektrolit
pada batere zinc-karbon. Penggunaan lainnya antara lain shampo rambut, perekat kayu lapis, dan
produk-produk pembersih. Di dalam shampo, amonium klorida berfungsi sebagai zat pengikat
dalam sistem surfaktan berbasis amonia seperti amonium lauril sulfat. Amonium klorida
digunakan dalam industri tekstil dan kulit untuk bahan pewarna, penggelap, percetakan tekstil,
dan pengilau kapas.

5. Amonium Nitrat
Amonium nitrat adalah suatu senyawa kimia, yang merupakan
garam nitrat dari kation amonium. Senyawa ini memiliki rumus kimia NH4NO3, disederhanakan
menjadi N2H4O3. Senyawa ini adalah padatan kristal putih dan sangat larut dalam air. Senyawa
ini utamanya digunakan dalam pertanian sebagai pupuk kaya-nitrogen. Penggunaan utama
lainnya adalah sebagai komponen campuran peledak yang digunakan dalam
konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil. Senyawa ini adalah penyusun
utama ANFO, sebuah industri peledak populer yang menyumbang 80% bahan peledak yang
digunakan di Amerika Utara; formulasi serupa telah digunakan dalam alat peledak
terimprovisasi. Banyak negara menghapusnya dalam aplikasi konsumen karena kekhawatiran
akan potensi penyalahgunaannya.
Rumus Molekul : NH4NO3
Rumus Kimia : NH4NO3
Berat Molekul : 80,043 g/mol
Nama Latin : Ammonium saltpeter
Nama IUPAC : Ammonium nitrate
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Amonium nitrat merupakan pupuk penting dengan peringkat NPK 34-0-0 (34%
nitrogen). Keunggulan amonium nitrat dibandingkan urea adalah lebih stabil dan tidak cepat
kehilangan nitrogen ke atmosfer. Ammonium nitrat juga digunakan sebagai bahan peledak dan
campuran dengan bahan bakar minyak.

6. Barium Klorida
Barium Klorida adalah senyawa anorganik dengan rumus molekul BaCl 2 yang dapat
ditemukan dalam bentuk hidratnya BaCl2.2H2O. Barium klorida merupakan salah satu garam
borium yang paling umum larut dalam air.
Rumus Molekul : BaCl2
Rumus Kimia : BaCl2
Berat Molekul : 208,23 g/mol
Nama Latin : Barium muriat
Nama IUPAC : Barium(2+) Dichloride
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Sering digunakan sebagai tes untuk ion sulfat
 Pengerasan baja
 Pembuatan garam barium lainnya
 BaCl2 dapat dijadikan bahan untuk mendapatkan logam Barium dengan cara elektrolisis
 BaCl2 juga digunakan dalam kembang api untuk memberikan warna hijau terang
 Sebagai pletisida, pigmen, deterjen boiler, pemurnian gula, dan dalam pembuatan soda
 Serta polimer dan stabilisator.
Namun, toksisitas membatasi penerapannya.

7. Barium Oksida
Barium hidroksida (BaO) adalah senyawa higroskopik putih yang tidak mudah terbakar.
Senyawa ini memiliki struktur kubik. Senyawa ini digunakan di dalam tabung sinar katode.
Barium hidroksida dapat membahayakan kulit, dan jika ditelan dalam jumlah yang besar dapat
mengakibatkan iritasi. Jika ditelan dalam jumlah yang terlalu besar juga dapat mengakibatkan
kematian.
Rumus Molekul : BaO
Rumus Kimia : BaO
Berat Molekul : 153,33 g/mol
Nama Latin : Barium monoksida
Nama IUPAC : Barium Oksida
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Barium oksida digunakan sebagai pelapis untuk katoda panas, contohnya, yang
digunakan dalam tabung sinar katoda. Barium oksida juga digunakan sebagai katalis etoksilasi
dalam reaksi etilen oksida dan alkohol, yang berlangsung antara suhu 150 dan 200°C. Barium
oksida juga merupakan sumber oksigen murni melalui fluktuasi panas.

8. Barium Sulfat
Barium sulfat adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia BaSO4. Barium sulfat
merupakan kristalin putih yang tidak berbau dan tidak dapat larut dalam air.
Rumus Molekul : BaSO4
Rumus Kimia : BaSO4
Berat Molekul : 233,38 g/mol
Nama Latin : Barium Sulfat
Nama IUPAC : Barium Sulfate
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Barium sulfat digunakan sebagai media kontras dalam prosedur pemeriksaan dengan
menggunakan sinar X, karena barium memiliki nomor atom yang relatif tinggi (Z = 56) dan
dapat menyerap sinar X dengan baik. Selain itu, sekitar 80% hasil produksi barium sulfat dunia
digunakan sebagai komponen cairan pengebor di sumur minyak. Bahan ini meningkatkan
kepadatan cairan, memperkuat tekanan hidrostatik di sumur dan mengurangi risiko blow out.
Kegunaan lain barium sulfat adalah sebagai komponen pigmen putih dalam cat dan juga sebagai
pencerah kertas.

9. Kalsium Karbonat
Kalsium karbonat ialah senyawa kimia dengan formula CaCO3. Senyawa ini merupakan
bahan yang umum dijumpai pada batu di semua bagian dunia, dan merupakan komponen
utama cangkang organisme laut, siput, bola arang, mutiara, dan kulit telur. Kalsium karbonat
ialah bahan aktif di dalam kapur pertanian, dan tercipta apabila ion Ca di dalam air
keras bereaksi dengan ion karbonat menciptakan limescale. Ini biasanya digunakan dalam
pengobatan sebagai tambahan kalsium atau sebagai antasida, tetapi konsumsi berlebihan bisa
berbahaya.
Rumus Molekul : CaCO3
Rumus Kimia : CaCO3
Berat Molekul : 100,0869 g/mol
Nama Latin : Kalsium Karbonat
Nama IUPAC : Calcium carbonate
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Pada bidang farmasi, kalsium karbonat digunakan sebagai bahan antacid atau zat anti asam.
Kalsium karbonat juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan suplemen kalsium untuk
pengobatan osteoporosis.
 Pada bidang pertanian, Kalsium Karbonat digunakan untuk meningkatkan penyerapan zat-zat
hara penting, seperti nitrogen, fosfat dan kalium dari dalam tanah yang bersifat asam oleh
tanaman.
 Pada bidang pertambangan, kalsium karbonat dimanfaatkan untuk proses pemurnian dan
pemisahan besi dari bijih besi.
 Pada industri gelas, baja dan kertas, kalsium karbonat digunakan dengan cara
didekomposisikan menjadi karbon dioksida dan kapur. Kalsium Karbonat digunakan pada
pembuatan glossy paper dan kertas bebas asam.
 Pada bidang lingkungan, untuk menetralisir pH asam pada air sungai karena hujan asam,
maka digunakanlah kalsium karbonat.
 Kalsium karbonat adalah mineral terbaik, yang digunakan sebagai bahan coating pada
industri kertas.
 Kalsium karbonat adalah salah satu bahan yang digunakan pada industri pembuatan semen
portland.
 Bahan pengembang untuk kue yaitu baking powder terbuat dari kalsium karbonat.
 Kapur papan tulis yang digunakan di sekolah juga terbuat dari kalsium karbonat.
 Bahan pembuat Pasta Gigi atau odol juga menggunakan bahan kimia ini sebagai bahan
bakunya.

10. Kalsium Klorida


Kalsium klorida adalah senyawa anorganik, sebuah garam dengan rumus kimia CaCl2. Ia
adalah padatan kristal tak berwarna pada suhu kamar, sangat larut dalam air. Kalsium klorida
sering dijumpai sebagai hidrasi padat dengan rumus umum CaCl2(H2O)x dengan x = 0, 1, 2, 4,
dan 6. Senyawa ini terutama digunakan untuk penghilang es dan pengendali debu. Karena
garam anhidrat adalah higroskopis, ia digunakan sebagai desikan (bahasa Inggris: dessicant).
Rumus Molekul : CaCl2
Rumus Kimia : CaCl2
Berat Molekul : 110,98 g/mol
Nama Latin : Kalsium Karbonat
Nama IUPAC : Calcium chloride
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Penghilang es dan penurunan titik beku : Dengan menekan titik beku air, kalsium klorida
digunakan untuk mencegah pembentukan es dan digunakan untuk penghilang es (bahasa
Inggris: de-ice).
 Permukaan jalan : Aplikasi kalsium klorida terbesar kedua memanfaatkan
sifat higroskopis dan sifat hidratnya. Larutan pekat membentuk lapisan cairan pada
permukaan jalan tanah, yang menekan pembentukan debu. Ini menahan partikel debu halus
di jalan, memberikan lapisan bantalan.
 Pengolahan air : Kalsium klorida digunakan untuk meningkatkan kesadahan air di kolam
renang. Proses ini mengurangi erosi beton di kolam renang.
 Makanan : Sebagai bahan peramu (ingredient), ini terdaftar sebagai bahan makanan yang
diizinkan di Uni Eropa untuk digunakan sebagai sekuestran dan bahan
pengukuh dengan nomor E E509. Sebagai bahan pengukuh, kalsium klorida digunakan
dalam sayuran kaleng, untuk mengencangkan dadih kedelai ke dalam tahu dan dalam
memproduksi pengganti kaviar dari jus sayuran atau buah. Dalam bir brewing, kalsium
klorida terkadang digunakan untuk memperbaiki defisiensi mineral dalam air brewing.
Dalam pembuatan keju, kalsium klorida kadang-kadang ditambahkan ke dalam susu olahan
(pasteurisasi/homogenasi) untuk mengembalikan keseimbangan alami kalsium dan protein
dalam kasein dalam rangka pembuatan beragam keju, seperti brie, Pélardon dan Stilton.
 Operasional laboratorium dan pengeringan lainnya : Tabung pengering sering diisi dengan
kalsium klorida. Kelp dikeringkan dengan kalsium klorida untuk digunakan dalam
produksi natrium karbonat.
 Sains : Kalsium klorida hidrat digunakan dalam transformasi genetika sel dengan
meningkatkan permeabilitas sel membran, mendorong kompetensi untuk pengambilan DNA
(memungkinkan fragmen DNA memasuki sel lebih mudah).

11. Kalsium Sianamida


Kalsium sianamida adalah senyawa anorganik dengan rumus CaCN2. Senyawa ini sering
digunakan sebagai pupuk. Kalsium sianamida pertama kali disintesiskan pada tahun 1898
oleh Adolph Frank dan Nikodem Caro (proses Frank-Caro). Secara komersial dikenal sebagai
nitrolime.
Rumus Molekul : CaCN₂
Rumus Kimia : CaCN₂
Berat Molekul : 80,102 g/mol
Nama Latin : Garam kalsium sianamida
Nama IUPAC : Kalsium sianamida
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Kegunaan utama kalsium sianamida adalah sebagai pupuk. Saat bersentuhan dengan air,
senyawa ini akan mengeluarkan amonia. Senyawa ini juga digunakan untuk
menghasilkan natrium sianida dari reaksi dengan natrium karbonat, natrium sianida sendiri
digunakan dalam proses sianida untuk menambang emas.

12. Kalsium Fluorida


Kalsium fluorida adalah senyawa anorganik yang terdiri dari
unsur kalsium dan fluor dengan rumus CaF2. Senyawa padat ini tidak dapat larut dalam air. Di
alam, senyawa ini dapat ditemui dalam mineral fluorit.
Rumus Molekul : CaF2
Rumus Kimia : CaF2
Berat Molekul : 78,07 g/mol
Nama Latin : Kalsium Fluorida
Nama IUPAC : Calcium fluoride
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Kalsium fluorida merupakan sumber utama hidrogen fluorida, bahan kimia yang
digunakan untuk menghasilkan berbagai macam materi. Hidrogen fluorida dikeluarkan dari
mineral tersebut oleh asam sulfat.
13. Kalsium Oksida
Kapur tohor, atau dikenal pula dengan nama kimia kalsium oksida (CaO), adalah hasil
pembakaran kapur mentah (kalsium karbonat atau CaCO3) pada suhu kurang lebih 90 derajat
Celcius.[5] Jika disiram dengan air, maka kapur tohor akan menghasilkan panas dan berubah
menjadi kapur padam (kalsium hidroksida, CaOH).
Rumus Molekul : CaO
Rumus Kimia : CaO
Berat Molekul : 56,0774 g/mol
Nama Latin : Kapur Tohor atau Kapur Bakar
Nama IUPAC : Oxocalcium
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Reaksi kapur tohor dengan air yang memberikan energi berupa panas, telah lama
diketahui dan dimanfaatkan untuk memasak dengan biaya yang murah. Kapur tohor yang
dipanaskan hingga suhu 2400 derajat Celcius menghasilkan cahaya terang. Sifat ini
dimanfaatkan dalam pembuatan panggung teater sebelum adanya lampu listrik. Kapur tohor
dengan sifat basanya juga dimanfaatkan dalam pembuatan telur bitan. Kapur tohor adalah bahan
penting dalam pembuatan semen. Komposisi dan jenis kapur yang digunakan akan
mempengaruhi hasil semen yang dihasilkan.

14. Kalsium Sulfat


Kalsium sulfat adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia CaSO 4. Dalam bentuk
anhidratnya, senyawa ini digunakan sebagai bahan pengering. Salah satu hidrat kalsium sulfat
dikenal dengan sebutan Plaster Paris, sementara jenis hidrat yang lain dikenal sebagai
mineral gipsum yang dapat ditemui di alam. Semua jenis kalsium sulfat merupakan senyawa
padat berwarna putih yang sulit larut dalam air. Kalsium sulfat dapat mengakibatkan kesadahan
permanen pada air.
Rumus Molekul : CaSO4
Rumus Kimia : CaSO4
Berat Molekul : 136,14 g/mol
Nama Latin : Kalsium Sulfat
Nama IUPAC : Calsium Sulfate
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Kegunaan utama kalsium sulfat adalah untuk menghasilkan plester Paris dan plesteran.
Kalsium sulfat hidrat digunakan sebagai koagulan dalam produk seperti tahu . Kalsium sulfat
memiliki sejarah panjang digunakan dalam kedokteran gigi. Telah digunakan dalam regenerasi
tulang sebagai bahan cangkok dan pengikat / pemanjang cangkok dan sebagai penghalang dalam
regenerasi jaringan terpandu. Ketika dijual dalam keadaan anhidrat sebagai pengering dengan
agen penunjuk warna dengan nama Drierite, akan tampak biru (anhidrat) atau merah muda
(terhidrasi) karena impregnasi dengan kobalt (II) klorida, yang berfungsi sebagai indikator
kelembaban.

15. Kalium Klorida


Kalium klorida adalah senyawa garam alkali tanah dengan halida yang terbentuk dari
unsur kalium dan klor. Wujud umumnya adalah garam kristal berwarna putih atau tak berwarna.
Senyawa ini sangat mudah larut dalam air dan terasa asin di lidah, serupa garam dapur. Di alam,
kalium klorida terkandung dalam mineral silvit dan silvinit.
Rumus Molekul : KCl
Rumus Kimia : KCl
Berat Molekul : 74,5513 g/mol
Nama Latin : Kalium Klorida
Nama IUPAC : Calium Chloride
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Kegunaannya yang paling luas adalah untuk pupuk kimia, sebagai infus dalam
pengobatan, reaktan dalam laboratorum, pengolahan makanan, dan sebagai salah satu dari tiga
senyawa untuk eksekusi mati menggunakan injeksi.

16. Kalium Sianida


Kalium sianida adalah senyawa dengan rumus KCN . Garam kristal tak bewarna ini,
mirip dengan gula, sangat larut dalam air. Kebanyakan KCN digunakan dalam penambangan
emas, sintesis organik, dan pelapisan listrik. Aplikasi yang lebih kecil
termasuk perhiasan untuk penyepuhan kimiawi dan buffing. Potasium sianida sangat beracun.
Padatan lembab mengeluarkan sejumlah kecil hidrogen sianida karena hidrolisis, yang berbau
seperti almond pahit. Namun, tidak semua orang bisa mencium bau ini; kemampuan untuk
melakukannya adalah sifat genetik. Rasa kalium sianida digambarkan sebagai rasa pedas dan
pahit, dengan sensasi terbakar yang mirip dengan alkali.
Rumus Molekul : KCN
Rumus Kimia : KCN
Berat Molekul : 65,12 g/mol
Nama Latin : Kalium Sianida
Nama IUPAC : Potassium cyanide
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
KCN dan natrium sianida (NaCN) banyak digunakan dalam sintesis organik untuk
pembuatan nitril dan asam karboksilat, khususnya dalam reaksi von Richter. Ia juga digunakan
untuk sintesis hidantoin, yang dapat menjadi zat antara sintetik yang berguna, ketika bereaksi
dengan senyawa karbonil seperti aldehida atau keton dengan adanya amonium karbonat. KCN
digunakan sebagai fiksasi fotografi dalam proses collodion pelat basah. KCN melarutkan perak
yang belum dibuat tidak larut oleh pengembang. Ini mengungkapkan dan menstabilkan gambar,
membuatnya tidak lagi peka terhadap cahaya. Fotografer piring basah modern mungkin lebih
memilih pemecah masalah yang tidak terlalu beracun, sering kali memilih natrium tiosulfat
yang tidak terlalu beracun, tetapi KCN masih digunakan. Itu banyak digunakan oleh pejabat
tinggi Nazi untuk bunuh diri di hari-hari terakhir Perang Dunia II.

17. Kalium Hidroksida


Kalium hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia KOH, dan
umumnya disebut sebagai potash kaustik. Bersama dengan natrium hidroksida (NaOH), padatan
tak berwarna ini adalah suatu basa kuat. Senyawa ini memiliki banyak aplikasi industri dan
niche, sebagian besar yang memanfaatkan sifat korosif dan reaktivitasnya terhadap asam.
Diperkirakan 700,000 hingga 800,000 ton telah diproduksi pada tahun 2005. Sekitar 100 kali
lebih banyak NaOH dibanding KOH diproduksi setiap tahunnya. KOH penting sebagai prekursor
dalam pembuatan sabun yang paling lembut dan cair serta berbagai bahan kimia yang
mengandung kalium.

Rumus Molekul : KOH


Rumus Kimia : KOH
Berat Molekul : 56,1056 g/mol
Nama Latin : Kalium hidrat
Nama IUPAC : Potassium hydroxide
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Precursor bagi senyawa kalium lain : Banyak garam kalium dibuat dengan reaksi netralisasi
melibatkan KOH. Garam kalium dari karbonat, sianida, permanganat, fosfat, dan berbagai
silikat disusun dengan cara memperlakukan baik oksidanya atau asamnya dengan
KOH. Kelarutan tinggi kalium fosfat diharapkan dalam pupuk.
 Pembuatan biodiesel : Meskipun lebih mahal daripada menggunakan natrium hidroksida,
KOH bekerja dengan baik dalam pembuatan biodiesel melalui transesterifikasi dari
trigliserida dalam minyak nabati. Gliserin dari biodiesel diproses-kalium hidroksida berguna
sebagai suplemen makanan murah untuk ternak, setelah metanol beracun dihilangkan.
 Pembuatan sabun : Saponifikasi dari lemak dengan KOH digunakan untuk mempersiapkan
"sabun kalium" yang sesuai, yang lebih lembut dibandingkan sabun pada umumnya - berasal
dari natrium hidroksida. Karena kelembutan dan kelarutan yang lebih besar, sabun kalium
membutuhkan lebih sedikit air untuk mencairkan, dan dengan demikian dapat berisi agen
pembersih lebih banyak dibandingkan sabun cair natrium.

18. Natrium Bromida


Natrium bromida adalah senyawa anorganik dengan rumus NaBr. Senyawa ini
merupakan senyawa padat kristalin berwarna putih yang menyerupai natrium klorida. Senyawa
ini sering digunakan untuk memperoleh ion bromida. Natrium bromida dibuat dengan
mereaksikan natrium hidroksida dengan hidrogen bromida. Senyawa ini juga dapat digunakan
untuk membuat unsur brom, hal ini dapat dilakukan dengan mereaksikan natrium bromida
dengan klor.
Rumus Molekul : NaBr
Rumus Kimia : NaBr
Berat Molekul : 102,894 g/mol
Nama Latin : Natrium Bromida
Nama IUPAC : Natrium bromida
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Natrium bromida dapat dimanfaatkan sebagai obat antikonvulsan. Senyawa ini juga
digunakan bersama dengan klor sebagai disinfektan di kolam renang. Selain itu, di bidang
perminyakan, natrium bromida digunakan untuk menyiapkan cairan padat yang digunakan di
sumur minyak.

19. Natrium Klorida


Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa
kimia dengan rumus molekul NaCl, mewakili perbandingan 1:1 ion natrium dan klorida. Dengan
massa molar masing-masing 22,99 dan 35,45 g/mol, 100 g NaCl mengandung 39,34 g Na dan
60,66 g Cl. Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraselular pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur,
natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Sejumlah besar
natrium klorida digunakan dalam banyak proses industri, dan merupakan sumber utama senyawa
natrium dan klorin yang digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis kimia lebih lanjut.
Aplikasi utama kedua natrium klorida adalah untuk menghilangkan lapisan jalan pada cuaca sub-
beku.
Rumus Molekul : NaCl
Rumus Kimia : NaCl
Berat Molekul : 58,44 g/mol
Nama Latin : Natrium Klorida atau Garam Biasa
Nama IUPAC : Sodium chloride
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Garam natrium klorida digunakan, secara langsung atau tidak langsung, dalam produksi banyak
bahan kimia, yang mengkonsumsi sebagian besar produksi natrium klorida dunia.
 Industri klor-alkali : Senyawa ini merupakan bahan pemula bagi proses kloralkali, yang
menghasilkan klorin dan natrium hidroksida. Beberapa aplikasi klorin termasuk PVC,
desinfektan, dan pelarut. Natrium hidroksida memungkinkan industri yang menghasilkan
kertas, sabun, dan aluminium.
 Industry soda abu : Natrium klorida digunakan dalam proses Solvay untuk
menghasilkan natrium karbonat dan kalsium klorida. Natrium karbonat, pada gilirannya,
digunakan untuk memproduksi kaca, natrium bikarbonat, dan pewarna, serta segudang bahan
kimia lainnya. Dalam proses Mannheim dan dalam proses Hargreaves, natrium klorida
digunakan untuk produksi natrium sulfat dan asam klorida.
 Pelembut air : Air sadah mengandung ion kalsium dan magnesium yang mengganggu
aksi sabun dan berkontribusi pada penumpukan skala atau lapisan endapan mineral alkali
dalam peralatan rumah tangga dan industri serta pipa. Unit pelembut air komersial dan
residensial menggunakan resin penukar ion untuk menghilangkan ion yang menyebabkan
kesadahan tersebut. Resin ini dihasilkan dan diregenerasi menggunakan natrium klorida.
 Homeopati : Ketika digunakan dan dijual sebagai obat homeopati, obat ini diberi label
Natrum Muriaticum (Nat-mur). Obat ini diresepkan untuk luka dingin, menstruasi yang berat,
gangguan pencernaan yang menyakitkan, tetesan hidung karena alergi, dan migrain di mana
sensasi seolah-olah ada ribuan palu yang mengetuk kepala. Obat ini juga telah diresepkan
untuk gejala emosional yang berasal dari kesedihan kronis dan kelelahan.

20. Natrium Sulfat


Natrium sulfat adalah garam natrium dari asam sulfur. Dalam bentuk anhidratnya,
senyawa ini berbentuk padatan kristal putih dengan rumus kimia Na 2SO4, atau lebih dikenal
dengan mineral tenardit; sedangkan bentuk dekahidratnya mempunyai rumus kimia
Na2SO4·10H2O yang lebih dikenal dengan nama garam Glauber atau sal mirabilis. Bentuk
heptahidratnya juga berbentuk padatan, yang akan berubah menjadi mirabilit ketika didinginkan.
Dengan produksi sebesar 6 juta ton per tahunnya, natrium sulfat merupakan salah
satu komoditas bahan kimia utama.
Rumus Molekul : Na2SO4
Rumus Kimia : Na2SO4
Berat Molekul : 142,04 g/mol
Nama Latin : Garam Glauber (dekahidrat)
Nama IUPAC : Natrium Sulfate
Fase : Padat
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Natrium sulfat digunakan dalam pembuatan deterjen dan pembuatan pulp kertas (proses
kraft). Natrium sulfat juga banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri, antara lain
yaitu industri kertas dan pulp, deterjen, pembuatan flat glass, tekstil, farmasi, keramik, zat
pewarna dan sebagai reagent di laboratorium kimia.

Senyawa Kimia/Bahan Kimia Berwujud Cair :


1. Benzaldehida
Benzaldehida (C6H5CHO) adalah sebuah senyawa kimia yang terdiri dari
cincin benzena dengan sebuah substituen aldehida. Ia merupakan aldehida aromatik yang paling
sederhana. Pada suhu kamar, ia berupa cairan tidak berwarna dengan aroma
seperti badam (almond). Ia merupakan komponen utama pada ekstrak kacang almond, dan dapat
diekstraksi dari beberapa sumber alami seperti aprikot, ceri, dan biji persik. Pada saat ini,
benzaldehida pada umumnya dibuat dari toluena menggunakan berbagai macam proses yang
berbeda.
Rumus Molekul : C₇H₆O
Rumus Kimia : C₇H₆O
Berat Molekul : 106,12 g/mol
Nama Latin : Benzoat aldehida
Nama IUPAC : Benzenecarbaldehyde
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Benzaldehida biasanya digunakan untuk memberi rasa almond pada makanan dan produk
beraroma. Kadang-kadang digunakan dalam produk kosmetik. Dalam pengaturan industri,
benzaldehida digunakan terutama sebagai prekursor senyawa organik lainnya, mulai dari obat-
obatan hingga aditif plastik. Benzaldehida digunakan sebagai pengusir lebah. Selain itu,
benzaldehida juga digunakan sebagai bahan kimia perasa dalam polong rokok elektrik JUUL ,
terutama varietas "Cool Mint", "Cool Cucumber", dan "Fruit Medley".

2. Benzoilklorida
Benzoil klorida, juga dikenal sebagi benzenakarbonil klorida, adalah cairan tak berwarna
dan berkabut C6H5COCl dengan bau yang menusuk.
Rumus Molekul : C7H5ClO
Rumus Kimia : C7H5ClO
Berat Molekul : 140,57 g/mol
Nama Latin : benzenakarbonil klorida
Nama IUPAC : Benzoil klorida
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Senyawa ini digunakan sebagai bahan kimia antara dalam pembuatan zat
warna, parfum, peroksida, obat-obatan, dan resin. Ia juga digunakan dalam bidang fotografi dan
digunakan dalam proses pembuatan tanin sintetik. Ia sebelumnya digunakan sebagai gas iritan
dalam peperangan.

3. Boron Triklorida
Boron triklorida adalah senyawa anorganik dengan rumus BCl3. Gas tidak berwarna ini
merupakan reagen dalam sintesis organik. Senyawa ini sangat reaktif dengan air.
Rumus Molekul : BCl3
Rumus Kimia : BCl3
Berat Molekul : 117,17 g/mol
Nama Latin : Boron(III) klorida
Nama IUPAC : Boron triklorida
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Boron triklorida adalah bahan awal untuk produksi unsur boron. Ini juga digunakan
dalam pemurnian aluminium, magnesium, seng, dan paduan tembaga untuk
menghilangkan nitrida , karbida , dan oksida dari logam cair. Ini telah digunakan sebagai fluks
penyolderan untuk paduan aluminium, besi, seng, tungsten, dan monel. Pengecoran aluminium
dapat ditingkatkan dengan mengolah lelehan dengan uap boron triklorida. Dalam pembuatan
resistor listrik, film karbon perekat yang seragam dan tahan lama dapat diletakkan di atas
dasar keramik menggunakan BCl3. Telah digunakan di bidang bahan bakar energi tinggi dan
propelan roket sebagai sumber boron untuk menaikkan nilai BTU. BCl 3 juga digunakan
dalam etsa plasma dalam pembuatan semikonduktor . Gas ini mengetsa oksida logam dengan
pembentukan senyawa BOClx yang mudah menguap.
BCl3 digunakan sebagai reagen dalam sintesis senyawa organik. Seperti bromida yang sesuai, ia
memotong ikatan CO dalam eter.

4. Bromoetana
Bromoetana, juga dikenal sebagai etil bromida, adalah senyawa kimia dari kelompok
haloalkana. Ini disingkat oleh ahli kimia sebagai EtBr (yang juga digunakan sebagai singkatan
dari ethidium bromide). Senyawa yang mudah menguap ini memiliki bau seperti eter.
Rumus Molekul : C2H5Br
Rumus Kimia : C2H5Br
Berat Molekul : 108,97 g/mol
Nama Latin : Ethyl bromide
Nama IUPAC : Bromoethane
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Dalam sintesis organik, EtBr adalah ekuivalen sintetis dari sintesis etil karbokation (Et
+). Pada kenyataannya, kation semacam itu sebenarnya tidak terbentuk. Misalnya, garam
karboksilat diubah menjadi etil ester, karbanion menjadi turunan teretilasi, tiourea menjadi
garam etilisotiouronium, dan amina menjadi etilamina.

5. Bromometana
Bromometana, umumnya dikenal sebagai metil bromida, adalah senyawa
organobromin dengan rumus CH3Br. Gas tak berwarna, tak berbau dan tidak mudah terbakar ini
diproduksi baik dalam industri dan khususnya secara biologis. Senyawa ini memiliki bentuk
tetrahedral dan merupakan bahan kimia penipis ozon yang diakui. Senyawa ini digunakan secara
luas sebagai pestisida sampai dihentikan oleh sebagian besar negara pada awal 2000-an.
Rumus Molekul : CH3Br
Rumus Kimia : CH3Br
Berat Molekul : 94,94 g/mol
Nama Latin : metil bromida
Nama IUPAC : Bromomethane
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Bromometana secara luas diterapkan sebagai sterilan tanah, terutama untuk produksi
benih tetapi juga untuk beberapa tanaman seperti stroberi dan almond. Bromometana juga
digunakan sebagai fumigan untuk membunuh berbagai hama termasuk tikus dan serangga.
Bromometana digunakan untuk menyiapkan lapangan golf, khususnya untuk
mengendalikan rumput Bermuda. Bromometana juga merupakan prekursor dalam pembuatan
bahan kimia lain sebagai agen metilasi, dan telah digunakan sebagai pelarut
untuk mengekstrak minyak dari biji dan wol.
Bromometana pernah digunakan dalam bidang pemadam api khusus, sebelum munculnya
halon yang kurang beracun, karena non-konduktif dan tidak meninggalkan residu. Senyawa ini
digunakan terutama untuk gardu listrik, pesawat militer, dan bahaya industri lainnya.

6. Butanal
Butyraldehyde, juga dikenal sebagai butanal, adalah senyawa organik dengan rumus CH3
(CH2) 2CHO. Senyawa ini merupakan turunan aldehida dari butana. Ini adalah cairan tidak
berwarna yang mudah terbakar dengan bau yang tidak sedap. Ini dapat larut dengan sebagian
besar pelarut organik.
Rumus Molekul : C4H8O
Rumus Kimia : C4H8O
Berat Molekul : 72.11 g/mol
Nama Latin : Butyraldehyde
Nama IUPAC : Butanal
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Sebagai plasticiser digunakan untuk menambah flexibilitas dan memudahkan dalam proses
pengolahan plastik.
 Bahan baku polivinil butiral
 Kondensasi butiraldehid dengan phenol fan HCl atau NaOH serta formaldehid membentuk
resin yang digunakan sebagai molding powder.
 Bahan baku butilamina yang digunakan sebagai zat warna, bahan insektisida dan zatfloatasi
 Bahan baku 2-etil-1-heksanol yang merupakan solvent defoaming, dispersing, dan wetting
agent.
 Surface coating agent, digunakan untuk pelarut tinta printing

7. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat
tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa
(1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-
garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Rumus Molekul : H2O
Rumus Kimia : H2O
Berat Molekul : 18.0153 g/mol
Nama Latin : dihidrogen monoksida
Nama IUPAC : Hidrogen hidroksida
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan
lainnya,
 keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah,
hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
 keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik.
 keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll.
 keperluan pertanian dan peternakan
 keperluan pelayaran dan lain sebagainya

8. Asam Butanoat
Asam butirat, atau asam butanoat, disingkat BTA, adalah asam karboksilat dengan
formula CH3CH2CH2-COOH. Garam dan ester dari asam butirat dikenal sebagai butirat atau
butanoat. Asam butirat ada di susu (kambing, domba, bison), mentega, keju parmesan, dan
sebagai produk dari fermentasi anaerobik (termasuk kolon), dan sebagai bau badan. Baunya tidak
enak dan berasa tajam, dengan aftertaste yang manis seperti dietil eter. Manusia dapat
mendeteksi baunya pada konsentrasi > 10 ppm. Asam butirat, bisa ada di muntahan manusia.
Rumus Molekul : C4H8O2
Rumus Kimia : C4H8O2
Berat Molekul : 88,11 g/mol
Nama Latin : Asam butirat
Nama IUPAC : Butanoic acid
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Digunakan dalam pembuatan varian lainnya dari ester butirat, seperti metil butirat.

9. Klorobenzena
Klorobenzena adalah senyawa organik aromatik dengan rumus kimia C6H5Cl. Cairan
tidak berwarna dan mudah terbakar ini adalah pelarut yang umum dan perantara yang banyak
digunakan dalam pembuatan bahan kimia lainnya.
Rumus Molekul : C6H5Cl
Rumus Kimia : C6H5Cl
Berat Molekul : 112,56 g/mol
Nama Latin : Phenyl chloride
Nama IUPAC : Chlorobenzene
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Klorobenzena banyak digunakan dalam pembuatan pestisida, seperti DDT yang
penggunaannya telah dilarang di seluruh dunia. Senyawa ini juga digunakan dalam pembuatan
fenol. Saat ini, klorobenzena digunakan sebagai produk antara pada pembuatan
nitroklorobenzena dan difeniloksida. Nitroklorobenzena dan difeniloksida merupakan bahan
baku pembuatan herbisida, zat pewarna, dan karet. Klorobenzena juga digunakan sebagai pelarut
dalam kimia organik, di antaranya pelarut untuk cat.

10. Asam Klorida


Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam
kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara
luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan mewanti keselamatan yang tepat
karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Rumus Molekul : HCl
Rumus Kimia : HCl
Berat Molekul : 36,46 g/mol
Nama Latin : Klorana
Nama IUPAC : Asam klorida
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Pengawetan baja : Salah satu aplikasi yang paling penting dari asam klorida yaitu
dalam pengawetan baja, untuk menghilangkan karat atau kerak oksida dari besi atau baja
sebelum pengolahan selanjutnya, seperti ekstrusi, rolling, galvanisasi, dan teknik
lainnya. HCl berderajat kemurnian teknis dengan konsentrasi 18% adalah yang paling umum
digunakan sebagai pengawet untuk pengawetan baja karbon.
 Produksi senyawa organic : Penggunaan utama lain asam klorida adalah dalam
produksi senyawa organik, seperti vinil klorida dan dikloroetana untuk PVC. Ini adalah
penggunaan yang pasti namun terbatas, mengkonsumsi secara lokal produk asam klorida
yang tidak pernah sampai ke pasar terbuka. Senyawa organik lainnya yang diproduksi
dengan asam klorida termasuk bisphenol A untuk polikarbonat, karbon aktif, dan asam
askorbat, serta berbagai produk farmasi.
 Produksi senyawa anorganik : Berbagai produk dapat diproduksi dengan asam klorida
melalui reaksi asam-basa normal, menghasilkan senyawa anorganik. Ini termasuk bahan
kimia pengolahan air seperti besi(III) klorida dan polialuminium klorida (PAC). Senyawa
anorganik lain yang diproduksi dengan asam klorida termasuk kalsium klorida untuk aplikasi
jalan, nikel(II) klorida untuk elektroplating, dan seng klorida untuk industri galvanis dan
produksi baterai.
 Pengendali pH dan netralisasi : Dalam industri yang menuntut kemurnian tinggi (makanan,
farmasi, air minum), asam klorida berkualitas tinggi digunakan untuk mengontrol pH aliran
air proses. Dalam industri yang tidak menuntut kualitas terlalu tinggi, asam klorida teknis
cukup untuk menetralisir aliran limbah dan pengendalian pH kolam renang.
 Regenerasi penukar ion : Asam klorida berkualitas tinggi digunakan dalam regenerasi resin
penukar ion. Pertukaran kation banyak digunakan untuk mengusir ion seperti Na+ dan
Ca2+ dari larutan akuatiknya, menghasilkan akua demineralisata. Asam ini digunakan untuk
mencuci kation dari resin. Na+ digantikan dengan H+ dan Ca2+ dengan 2 H+. Penukar ion dan
akua demineralisata digunakan dalam seluruh industri kimia, produksi air minum, dan
sebagian besar industri pangan.

11. Metanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa
kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada
"keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah
terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). metanol
digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif
bagi etanol industri.
Rumus Molekul : CH3OH
Rumus Kimia : CH3OH
Berat Molekul : 32,04 g/mol
Nama Latin : Hidroksimetana
Nama IUPAC : methanol
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Bahan bakar untuk kendaraan bermotor : Metanol digunakan secara terbatas dalam mesin
pembakaran dalam, dikarenakan metanol tidak mudah terbakar dibandingkan dengan bensin.
Metanol juga digunakan sebagai campuran utama untuk bahan bakar model radio
kontrol, jalur kontrol, dan pesawat model. Metanol juga digunakan sebagai pelarut dan
sebagai antibeku, dan fluida pencuci kaca depan mobil.
 Bahan utama untuk bahan lain : Penggunaan metanol terbanyak adalah sebagai bahan
pembuat bahan kimia lainnya. Sekitar 40% metanol yang ada diubah menjadi formaldehid,
dan dari sana akan dihasilkan berbagai macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak,
dan tekstil. Senyawa kimia lainnya yang merupakan turunan dari metanol adalah dimetil eter,
yang telah menggantikan klorofluorokarbon sebagai bahan campuran pada aerosol, dan asam
asetat. Dimetil eter juga dapat dicampur dengan gas alam terkompresi (LPG) untuk
memanaskan masakan, dan juga bisa digunakan sebagai bahan bakar pengganti diesel. Dalam
beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan ke air
limbah sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang
mengubah nitrat menjadi nitrogen.

12. Etanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah
sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol
yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat
psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol
adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH
dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering
disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
Rumus Molekul : C2H5OH
Rumus Kimia : C2H5OH
Berat Molekul : 46,06844 g/mol
Nama Latin : Etil alkohol
Nama IUPAC : ethanol
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Pelarut
 Campuran minuman (intoxicant)
 Sintesis bahan kimia lain
13. Posforus (III) Bromida
Fosfor tribromida adalah cairan tidak berwarna dengan rumus PBr3. Uap cair di udara
lembab karena hidrolisis dan memiliki bau yang menusuk. Ini digunakan di laboratorium untuk
konversi alkohol menjadi alkil bromida.
Rumus Molekul : PBr3
Rumus Kimia : PBr3
Berat Molekul : 270,69 g/mol
Nama Latin : phosphorus(III) bromide
Nama IUPAC : Phosphorus tribromide
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Penggunaan utama untuk tribromida fosfor adalah untuk konversi alkohol primer atau
sekunder menjadi alkil bromida. PBr3 biasanya memberikan hasil yang lebih tinggi daripada
asam hidrobromat, dan ini menghindari masalah penataan ulang karbokation- misalnya bahkan
neopentil bromida dapat dibuat dari alkohol dalam hasil 60%.
Penggunaan lain untuk PBr3 adalah sebagai katalis untuk α-brominasi asam karboksilat.
Meskipun asil bromida jarang dibuat dibandingkan dengan asil klorida, mereka digunakan
sebagai perantara dalam halogenasi Hell-Volhard-Zelinsky. Awalnya PBr 3 bereaksi dengan asam
karboksilat membentuk asil bromida, yang lebih reaktif terhadap brominasi.
Pada skala komersial, tribromida fosfor digunakan dalam pembuatan obat-obatan seperti
alprazolam, methohexital dan fenoprofen. Itu juga merupakan agen pencegah kebakaran ampuh
yang dipasarkan dengan nama PhostrEx.

14. Posforus (III) Klorida


Fosforus triklorida adalah senyawa kimia yang tersusun atas atom P dan Cl. Senyawa ini
termasuk senyawa nonlogam. Rumus molekul fosforus triklorida adalah PCl3. Pada suhu kamar,
PCl3 berupa gas/asap cair. Senyawa ini termasuk senyawa polar karena momen dipolnya tidak
sama dengan nol.
Rumus Molekul : PCl3
Rumus Kimia : PCl3
Berat Molekul : 137,33 g/mol
Nama Latin : Fosforus(III) klorida
Nama IUPAC : Phosphorus trichloride
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Fosforus triklorida digunakan untuk menghasilkan bahan kimia lain. Biasanya senyawa
ini digunakan untuk produksi pestisida. Selain itu, PCl 3 juga digunakan dalam produksi aditif
plastik, minyak pelumas dan cat.

15. Asam Sulfat


Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut
dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan
salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165
juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan
bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
Rumus Molekul : H2SO4
Rumus Kimia : H2SO4
Berat Molekul : 98,079 g/mol
Nama Latin : Asam sulfat
Nama IUPAC : Sulfuric acid
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan sebenarnya pula,
produksi asam sulfat suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri
negara tersebut. Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah
dalam "metode basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan
juga trinatrium fosfat untuk deterjen. Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh
industri besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke
industri otomobil. Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk
pembuatan aluminium sulfat. Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia.
Sebagai contoh, asam sulfat merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk
mengubah sikloheksanonoksim menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon. Ia
juga digunakan untuk membuat asam klorida dari garam melalui proses Mannheim. Banyak
H2SO4 digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya sebagai katalis untuk
reaksi isobutana dengan isobutilena yang menghasilkan isooktana.

16. Asam Nitrat


Senyawa kimia asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan
merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam nitrat dengan
kandungan asam nitrat lebih dari 86% disebut sebagai asam nitrat berasap, dan dapat dibagi
menjadi dua jenis asam, yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah.
Rumus Molekul : HNO₃
Rumus Kimia : HNO₃
Berat Molekul : 63,01 g/mol
Nama Latin : Hidrogen Nitrat
Nama IUPAC : Nitric acid
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Asam nitrat biasanya digunakan di laboratorium sebagai reagen. Larutan ini juga dipakai
untuk memproduksi bahan-bahan yang meledak seperti nitrogliserin, trinitrotoluena (TNT)
dan Siklotrimetilenatrinitramin (RDX), dan juga untuk pembuatan amonium nitrat. Asam nitrat
juga digunakan di bagian metalurgi dan pengilangan karena dapat bereaksi dengan metal. Ketika
dicampurkan dengan asam klorida, maka campuran ini akan membentuk aqua regia, satu dari
sedikit reagen yang dapat melarutkan emas dan platinum. Asam nitrat juga merupakan
komponen dari hujan asam.

17. Amonium Hidroksida


Amonium hidroksida, dikenal pula sebagai larutan amonia, air amonia, larutan
amoniakal, amonia encer, akua amonia, amonia berair, atau secara sederhana hanya disebut
sebagai amonia, adalah larutan amonia dalam air. Senyawa ini disimbolkan sebagai NH3(aq).
Meskipun nama amonium hidroksida menunjukkan suatu alkali dengan komposisi [NH4+][OH−],
sebenarnya sangat sulit untuk mengisolasi sampel NH4OH, karena ion ini tidak terdiri dari
bagian yang signifikan dari jumlah total amonia kecuali dalam larutan yang sangat encer.
Rumus Molekul : NH4OH
Rumus Kimia : NH4OH
Berat Molekul : 35,04 g/mol
Nama Latin : ammonium hidroksida
Nama IUPAC : Sodium hydroxide
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Pembersih rumah tangga : Amonia rumah tangga adalah amonium hidroksida encer, yang
juga merupakan bahan dari berbagai agen pembersih lainnya, termasuk banyak formula
pembersih jendela. Selain digunakan sebagai bahan dalam pembersih dengan bahan-bahan
pembersih lainnya, amonium hidroksida dalam air juga dijual sebagai agen pembersih
dengan sendirinya, biasanya diberi label sebagai hanya "amonia". Zat ini dapat dijual polos,
beraroma lemon (dan biasanya berwarna kuning), atau beraroma pinus (hijau). Biasanya
disediakan amonia dengan sabun yang ditambahkan yang dikenal sebagai "Cloudy-
ammonia".
 Penggelapan perabot : Dalam pembuatan perabot, amonium hidroksida secara tradisional
digunakan untuk menggelapkan atau berwarna kayu yang mengandung asam tanat. Setelah
disegel di dalam sebuah wadah dengan kayu, asap dari amonium hidroksida bereaksi dengan
asam tanat dan garam besi yang secara alami ditemukan dalam kayu, menciptakan kayu yang
kaya, terlihat berwarna gelap. Hal ini umum digunakan dalam gerakan seni dan kerajinan
tangan pada perabot - gaya perabot yang terutama dibuat dari kayu ek dan diwarnai
menggunakan metode ini.
 Produksi pangan : Amonium hidroksida digunakan sebagai agen ragi atau pengatur
keasaman dan diklasifikasikan oleh Food and Drug Administration sebagai umumnya diakui
sebagai aman (GRAS). Kemampuan kontrol pH membuatnya menjadi agen
antimikroba yang efektif.

18. Kloroform
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3). Kloroform dikenal karena
sering digunakan sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah dilarang karena telah
terbukti dapat merusak liver dan ginjal. Kloroform kebanyakan digunakan sebagai pelarut
nonpolar di laboratorium. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan bening, mudah menguap,
dan berbau khas.
Rumus Molekul : CHCl₃
Rumus Kimia : CHCl₃
Berat Molekul : 119,38 g/mol
Nama Latin : ammonium hidroksida
Nama IUPAC : Trichloromethane
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Pelarut : Kloroform dapat digunakan untuk mengekstraksi komponen yang tidak larut dalam
air seperti lipid dalam proses isolasi DNA. Kloroform digunakan untuk
mengekstraksi kafeina dalam minuman. Kloroform dapat digunakan untuk campuran untuk
menentukan konsentrasi detergen anionik seperti ''sodium dodesil sulfat''. Kloroform juga
dapat digunakan untuk mengkuantifikasi secara kasar kandungan lipid dalam suatu sampel.
 Reagen : Sebagai reagen, kloroform menyediakan gugus diklorokarben CCl 2. Kloroform
bereaksi dengan natrium hidroksida berair biasanya dengan adanya katalis transfer fase untuk
menghasilkan dikklorokarben CCl2. Reagen ini memengaruhi ortho-formilasi cincin aromatik
teraktivasi seperti fenol, menghasilkan aril aldehida dalam reaksi yang dikenal sebagai reaksi
Reimer-Tiemann. Atau, karbena dapat terjebak oleh alkena untuk membentuk turunan
siklopropana. Dalam reaksi adisi Kharasch, kloroform membentuk radikal bebas CHCl2 di
samping alkena.
 Anestesi : Kloroform termasuk dalam anestesi umum yang bekerja pada sistem saraf pusat.

19. Formaldehid
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal
sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane.
Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tetapi
diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh
sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan
terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau.
Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi
cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme,
termasuk manusia.
Rumus Molekul : CH2O
Rumus Kimia : CH2O
Berat Molekul : 30,03 g/mol
Nama Latin : metil aldehida
Nama IUPAC : Metanal
Fase : Cair, Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering
digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan,
Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai,
kapal, gudang dan pakaian.
Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis,
larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari
formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara
mengawetkan bangkai.
Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-
rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida
menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang
dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih
dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.
Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk
produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan
peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting
dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-
formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak).
Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta
bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak.

20. Asam Laktat


Asam laktat (Nama IUPAC: asam 2-hidroksipropanoat (CH3-CHOH-COOH), dikenal
juga sebagai asam susu) adalah senyawa kimia penting dalam beberapa proses biokimia. Seorang
ahli kimia Swedia, Carl Wilhelm Scheele, pertama kali mengisolasinya pada tahun 1780. Secara
struktur, ia adalah asam karboksilat dengan satu gugus hidroksil yang menempel pada
gugus karboksil. Dalam air, ia terlarut lemah dan melepas proton (H+), membentuk ion laktat.
Asam ini juga larut dalam alkohol dan bersifat menyerap air (higroskopik).
Rumus Molekul : C3H6O3
Rumus Kimia : C3H6O3
Berat Molekul : 90,08 g/mol
Nama Latin : lactic acid
Nama IUPAC : 2-Hydroxypropanoic acid
Fase : Cair
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Asam Laktat atau lactic acid adalah obat yang memiliki 2 tipe komposisi yaitu emolien
dan keratolytic. Kedua kandungan utama di dalam asam laktat ini yang bekerja berbarengan
untuk bantu mengobati atau mencegah kulit kering, kasar, bersisik, dan gatal. Kondisi ini
biasanya disebabkan oleh berbagai masalah kulit seperti eksim, keratosis, dan xerosis. Kulit yang
kering disebabkan oleh hilangnya air di lapisan atas kulit. Untuk melembapkannya, dibutuhkan
zat khusus salah satunya emolien. Emolien adalah zat yang melembutkan dan melembabkan kulit
serta mengurangi gatal dan membantu pengelupasan kulit. Emolien atau pelembab bekerja
dengan membentuk lapisan berminyak di bagian atas kulit yang memerangkap air di kulit.
Asam Laktat, asam salisilat, dan urea adalah keratolytic. Ketiga zat ini meningkatkan
kelembapan pada kulit dengan melembutkan atau melarutkan zat keras (keratin) yang
mempertahankan lapisan atas sel kulit. Dengan begitu, sel kulit mati bisa terlepas dan membantu
kulit untuk menyimpan air lebih banyak di dalamnya.

Senyawa Kimia/Bahan Kimia Berwujud Gas :


1. Hidrogen Fluorida
Hydrogen fluoride adalah senyawa kimia dengan rumus kimia HF. Senyawa ini
merupakan gas atau cairan tidak berwarna dan merupakan sumber utama dari industry fluor,
biasanya sebagai larutan encer yang disebut asam fluoride. Maka senyawa ini adalah precursor
banyak senyawa penting seperti obat-obatan dan polimer (misalnya Teflon). HF digunakan
secara luas dalam industri petrokimia sebagai komponen superasam. Hidrogen fluorida menguap
pada suhu kamar, jauh lebih tinggi dibandingkan hidrogen halida lainnya. Tidak seperti hidrogen
halida lain, HF lebih ringan dari udara.
Hidrogen fluorida adalah gas yang sangat berbahaya, bersifat korosif dan menembus
asam fluorida ketika kontak dengan uap. Gas ini juga dapat menyebabkan kebutaan dengan
merusak kornea mata dengan cepat. Kimiawan Prancis Edmond Frémy (1814-1894) adalah
orang yang menemukan anhidrat hidrogen fluorida ketika mencoba untuk mengisolasi fluor,
meskipun Carl Wilhelm Scheele berhasil membuat asam fluorida dalam jumlah besar pada tahun
1771.
Rumus Molekul : HF
Rumus Kimia : HF
Berat Molekul : 20,01 g/mol
Nama Latin : hydronium fluoride
Nama IUPAC : fluorane
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Anhidrat senyawa hidrogen fluorida lebih sering digunakan daripada bentuk larutan
encernya, asam fluorida. HF berfungsi sebagai katalis dalam proses alkilasi dalam kilang
minyak. Komponen bensin oktan tinggi yang disebut "alkilat" yang dihasilkan di unit alkilasi
yang menggabungkan olefin C3 dan C4 dan iso-butana untuk menghasilkan bensin.
HF adalah pelarut reaktif dalam fluorinasi elektrokimia dari senyawa organik. Dalam
pendekatan ini, HF teroksidasi dengan adanya hidrokarbon dan fluor akan menggantikan ikatan
C–H dengan ikatan C-F. Asam karboksilat terperfluorinasi dan asam sulfonat dihasilkan dengan
cara ini. Unsur fluor, F2, dibuat dengan elektrolisis larutan HF dan kalium bifluorida. Kalium
bifluorida diperlukan karena anhidrat hidrogen fluorida tidak menghantarkan listrik. Beberapa
juta kilogram F2 diproduksi setiap tahunnya.

2. Hidrogen Klorida
Senyawa hidrogen klorida mempunyai rumus HCl. Pada suhu kamar, HCl adalah gas
tidak berwarna yang membentuk kabut putih Asam klorida ketika melakukan kontak dengan
kelembaban udara. Gas hidrogen klorida dan asam klorida adalah senyawa yang penting dalam
bidang teknologi dan industri. Rumus HCl sering kali, walaupun tidak tepat, ditulis untuk
merujuk pada asam klorida.
Rumus Molekul : HCl
Rumus Kimia : HCl
Berat Molekul : 36,4606 g/mol
Nama Latin : klorana
Nama IUPAC : asam klorida
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk
berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk
plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan
dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan.

3. Hidrogen Bromida
Hidrogen bromida adalah senyawa kimia dengan rumus HBr. Senyawa ini adalah cairan
tak berwarna dan termasuk dalam hidrogen halida. Asam bromida adalah larutan HBr dalam air.
Anhidrat dan larutan HBr adalah reagen umum dalam pembuatan senyawa bromida. HBr sangat
larut dalam air, membentuk larutan asam bromida, jenuh pada 68.85%wt HBr pada suhu kamar.
Rumus Molekul : HBr
Rumus Kimia : HBr
Berat Molekul : 80,91 g/mol
Nama Latin : bromide
Nama IUPAC : bromane
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Hidrogen bromida dan asam bromida adalah reagen penting dalam produksi organik dan
anorganik senyawa bromine. Penambahan radikal bebas HBr ke alkena menghasilkan terminal
alkil bromida:
RCH=CH2 + HBr → RCH2–CH2Br
Agen alkilasi ini merupakan prekursor untuk turunan amina lemak. Penambahan radikal ke alil
klorida serta stirena akan berturut-turut menghasilkan 1-bromo-3-kloropropana dan
feniletilbromida.
Hidrogen bromida bereaksi dengan diklorometana menghasilkan bromoklorometana dan
dibromometana, secara berurutan:
HBr + CH2Cl2 → HCl + CH2BrCl
HBr + CH2BrCl → HCl + CH2Br2
Alil bromida dibuat dengan mencampur alil alkohol dengan HBr:
CH2=CHCH2OH + HBr → CH2=CHCH2Br + H2O
Reaksi lainnya
Meskipun tidak banyak digunakan industri, HBr ditambahkan ke alkena untuk
menghasilkan bromoalkana, kelompok organobromina penting. Demikian pula, HBr
ditambahkan ke haloalkena untuk membentuk geminal dihaloalkana. (Tipe adisi ini mengikuti
aturan Markovnikov):
RC(Br)=CH2 + HBr → RC(Br2)–CH3
HBr juga menambah alkuna untuk menghasilkan bromoalkena. Stereokimia dari tipe adisi ini
biasanya anti:
RC≡CH + HBr → RC(Br)=CH2
Juga, HBr digunakan untuk membuka epoksida dan lakton dan dalam sintesis bromoasetal.
Selain itu, HBr mengkatalisis berbagai reaksi organik.

4. Hidrogen Iodida
Hidrogen iodida adalah molekul diatomik dan hidrogen halida. Larutan berair HI dikenal
sebagai asam hidroodat atau asam hidriodat, asam kuat. Akan tetapi, hidrogen iodida dan asam
hidroodik berbeda karena yang pertama adalah gas dalam kondisi standar, sedangkan yang lain
adalah larutan gas dalam air. Mereka dapat dipertukarkan. HI digunakan
dalam sintesis organik dan anorganik sebagai salah satu sumber utama yodium dan sebagai agen
pereduksi.
Rumus Molekul : HI
Rumus Kimia : HI
Berat Molekul : 127,911 g/mol
Nama Latin : Yodium Hidrida
Nama IUPAC : Iodane
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
HI juga digunakan dalam kimia organik untuk mengubah alkohol primer menjadi alkil
halida. HI (atau HBr) juga dapat digunakan untuk membelah eter menjadi alkil iodida dan
alkohol, dalam reaksi yang mirip dengan substitusi alkohol. Jenis pembelahan ini penting karena
dapat digunakan untuk mengubah eter yang stabil secara kimiawi [9] dan inert menjadi spesies
yang lebih reaktif. Meskipun keras menurut standar modern, HI umumnya digunakan sebagai
agen pereduksi sejak awal sejarah kimia organik.

5. Karbon Monoksida
Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak
berasa. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen.
Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom
karbon dan oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari senyawa karbon,
sering terjadi pada mesin pembakaran dalam. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat
kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan
menghasilkan lidah api berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida. Walaupun ia
bersifat racun, CO memainkan peran yang penting dalam teknologi modern, yakni merupakan
prekursor banyak senyawa karbon.
Rumus Molekul : CO
Rumus Kimia : CO
Berat Molekul : 28,01 g/mol
Nama Latin : Karbonat Oksida
Nama IUPAC : Carbon monoxide
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Karbon monoksida adalah gas industri utama yang memiliki banyak kegunaan dalam
produksi bahan kimia pukal (bulk chemical). Sejumlah aldehida dengan hasil volume yang
tinggi dapat diproduksi dengan reaksi hidroformilasi dari alkena, CO, dan H2.
Metanol diproduksi dari hidrogenasi CO. Pada reaksi yang berkaitan, hidrogenasi CO
diikuti dengan pembentukan ikatan C-C, seperti yang terjadi pada proses Fischer-Tropsch, CO
dihirogenasi menjadi bahan bakar hidrokarbon cair. Teknologi ini mengizinkan batu
bara dikonversikan menjadi bensin.
Pada proses Monsanto, karbon monoksida bereaksi dengan metanol dengan
keberadaan katalis rodium homogen dan HI, menghasilkan asam asetat. Proses ini digunakan
secara meluas dalam produski asam asetat berskala industri. Karbon monoksida merupakan
komponen dasar dari syngas yang sering digunakan untuk tenaga industri. Karbon monoksida
juga digunakan pada proses pemurnian nikel.

6. Karbon Dioksida
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa
kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah
atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir
di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira
387 ppm berdasarkan volume  walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan
waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap
gelombang inframerah dengan kuat.
Rumus Molekul : CO2
Rumus Kimia : CO2
Berat Molekul : 44,01 g/mol
Nama Latin : Gas Asam Karbonat
Nama IUPAC : Karbon Dioksida
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Peranan pada fotosintesis : Tumbuh-tumbuhan mengurangi kadar karbon dioksida di
atomosfer dengan melakukan fotosintesis, disebut juga sebagai asimilasi karbon, yang
menggunakan energi cahaya untuk memproduksi materi organik dengan mengkombinasi
karbon dioksida dengan air. Oksigen bebas dilepaskan sebagai gas dari penguraian molekul
air, sedangkan hidrogen dipisahkan menjadi proton dan elektron, dan digunakan untuk
menghasilkan energi kimia via fotofosforilasi. Energi ini diperlukan untuk fiksasi karbon
dioksida pada siklus Kalvin untuk membentuk gula. Gula ini kemudian digunakan untuk
pertumbuhan tumbuhan melalui repirasi.
 Sebagai bahan tambahan makanan : gas ini termasuk sebagai bahan tambahan pangan yang
diizinkan, yaitu sebagai bahan pengarbonasi dan pengisi kemasan.

7. Amonia
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati
berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki
sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan
dapat merusak kesehatan.
Rumus Molekul : NH3
Rumus Kimia : NH3
Berat Molekul : 17.0306 g/mol
Nama Latin : Hidrogen nitrida
Nama IUPAC : Amonia
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Zat Amonia biasanya digunakan sebagai obat obatan, bahan campuran pupuk urea
(CO(NH2)2) dan ZA (Zwvelamonia) ((NH4) 2SO4), bahan pembuatan amonium klorida
(NH4Cl) pada baterai, asam nitrat (HNO3), zat pendingin, membuat hidrazin (N2H4) sebagai
bahan bakar roket, bahan dasar pembuatan bahan peledak, kertas pelastik, dan detergen dan jika
dilarutkan kedalam air maka zat tersebut akan dapat menjadi pembersih alat perkakas rumah
tangga.

8. Oksida Nitrat
Nitrogen monoksida adalah senyawa dengan rumus kimia berupa NO yang berfungsi
sebagai molekul sinyal intraselular pada mamalia termasuk manusia dengan modulasi
berupa aliran darah, trombosis dan aktivitas neural. Molekul NO sering juga diproduksi oleh
polutan dari asap rokok, kendaraan dan lain-lain, sehingga sering dianggap bersifat toksik dan
sangat reaktif, namun penggunaan gas NO konsentrasi rendah untuk
perawatan hipertensi paru pada bayi yang baru dilahirkan, mendapatkan persetujuan
dari FDA. Selain itu, NO dapat diproduksi oleh neuron selama 80 tahun di dalam otak manusia
tanpa menimbulkan efek keracunan, kadar NO yang cukup diperlukan tubuh untuk
memelihara hati dari kerusakan iskemik akibat sepsis, namun produksi NO saat
terjadi iskemia otak akan merusak neuron yang sama.
Rumus Molekul : NO
Rumus Kimia : NO
Berat Molekul : 30,01 g/mol
Nama Latin : Nitrogen Monoxide
Nama IUPAC : Nitric oxide
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Nitrat oksida dapat membuat arteri dan vena menjadi lebih lebar, dampaknya bisa
menurunkan tekanan darah pada manusia. Nitrat oksida ini juga dapat mencegah terjadinya
penyumbatan pada darah. Fakta tersebutlah yang membuat nitrat oksida bisa mencegah stroke
dan serangan jantung. Karena dua jenis penyakit kardiovaskular ini biasanya disebabkan oleh
penyumbatan pada pembuluh darah.

9. Nitrogen Dioksida
Nitrogen dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus NO2. Satu dari beberapa oksida
nitrogen, NO2 digunakan sebagai bahan sintesis untuk pembuatan asam nitrit, yang produksinya
mencapai jutaan ton tiap tahunnya. Gas ini berwarna merah-kecoklatan dan merupakan gas
beracun, baunya menyengat, dan merupakan salah satu polutan udara utama.
Rumus Molekul : NO2
Rumus Kimia : NO2
Berat Molekul : 46,0055 g/mol
Nama Latin : Nitrogen(II) oxide
Nama IUPAC : Dioksidonitrogen
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Nitrogen oksida atau nitric oxide adalah gas yang diberikan bersama alat bantu napas
untuk mengatasi gagal napas pada bayi baru lahir, terutama yang terlahir prematur. Nitrogen
oksida berfungsi melebarkan pembuluh darah di paru-paru, sehingga bayi yang baru lahir bisa
mendapat oksigen lebih banyak.

10. Oksida Nitrit


Dinitrogen oksida, dikenal luas sebagai gas tertawa,
adalah senyawa kimia dengan rumus N2O. Pada suhu ruang, ia berwujud gas tak berwarna dan
tidak mudah terbakar. Apabila dihirup atau dicecap terasa sedikit aroma dan rasa manis.
Rumus Molekul : N2O
Rumus Kimia : N2O
Berat Molekul : 44,013 g/mol
Nama Latin : Gas Tertawa
Nama IUPAC : Dinitrogen monoxide
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Dinitrogen oksida juga dipakai dalam mobil balap yang dikenal sebagai NOS (Nitrous
Oxide System). Dalam NOS, dinitrogen oksida dapat mempercepat kecepatan mobil dan
mendorong proses pembakaran pada mesin.
Gas ini dipakai luas dalam pembiusan (anestesi) dan pematirasaan (analgesik). Sebutan
"gas tertawa" merujuk pada efek kegirangan (euforia) yang dialami manusia apabila
menghirupnya, sehingga dulu pernah digunakan sebagai halusinogen rekreatif (hiburan). Pada
suhu tinggi, N2O memiliki perilaku oksidator sekuat oksigen, sehingga dipakai dalam
pembakaran roket dan motor balap untuk meningkatkan tenaga yang dikeluarkan mesin. Gas ini
juga menjadi penanda bagi ranjau atau peledak lainnya yang gagal atau belum meledak.

11. Belerang Dioksida


Belerang dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus SO2. Senyawa ini
merupakan gas beracun dengan bau menyengat yang dilepaskan oleh gunung berapi dan
beberapa pemrosesan industri. Karena batu bara dan minyak bumi juga mengandung senyawa
belerang, hasil pembakarannya juga menghasilkan gas belerang dioksida walaupun senyawa
belerangnya telah dipisahkan dulu sebelum dibakar. Oksidasi lanjut dari SO2, dibantu dengan
katalis seperti NO2, akan membentuk H2SO4, sehingga akan membentuk hujan asam.
Rumus Molekul : SO2
Rumus Kimia : SO2
Berat Molekul : 64,066 g/mol
Nama Latin : Belerang Anhidrida
Nama IUPAC : Sulfur dioxide
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Penggunaan sulfur dioksida yang dominan dan menyeluruh adalah dalam produksi asam sulfat.
 Prekursor asam sulfat : Sulfur dioksida adalah perantara dalam produksi asam sulfat, diubah
menjadi sulfur trioksida, dan kemudian menjadi oleum, yang dibuat menjadi asam
sulfat. Sulfur dioksida untuk tujuan ini dibuat saat belerang bergabung dengan
oksigen. Metode pengubahan sulfur dioksida menjadi asam sulfat disebut dengan proses
kontak.
 Sebagai pengawet : Sulfur dioksida kadang-kadang digunakan
sebagai pengawet untuk aprikot kering, buah ara kering, dan buah-buahan kering lainnya,
karena sifat anti mikroba dan kemampuannya untuk mencegah oksidasi
 Sebagai agen pereduksi : Sulfur dioksida juga merupakan reduktor yang baik. Dengan
adanya air, sulfur dioksida mampu menghilangkan warna zat. Secara khusus, ini berguna
mengurangi pemutih untuk kertas dan bahan halus seperti pakaian.

12. Hidrogen Sulfida


Hidrogen sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan
berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai
bahan organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran
pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung
berapi dan gas alam.
Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas asam (sour
gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas limbah (sewer gas). IUPAC menerima
penamaan "hidrogen sulfida" dan "sulfana"; kata terakhir digunakan lebih eksklusif ketika
menamakan campuran yang lebih kompleks.
Rumus Molekul : H2S
Rumus Kimia : H2S
Berat Molekul : 34,1 g/mol
Nama Latin : Dihidrogen Monosulfida
Nama IUPAC : Hidrogen Sulfida
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Gas-gas tersebut sangat berperan dalam penyampaian sinyal antar sel saraf serta dapat
membangkitkan atau meredam aktivitas pemikiran di otak. Selain berperan dalam pengaturan
tekanan darah, gas hidrogen sulfida juga ternyata lebih aman dan efektif sebagai obat anti-
pembengkakan (anti-inflamasi).
13. Hidrogen Sianida
Hidrogen sianida (HCN) (juga dikenal sebagai Asam Sianida) adalah senyawa
anorganik dengan rumus molekul HCN. Senyawa ini berbentuk cairan tak berwarna, dan sangat
beracun, dengan titik didih sedikit di atas suhu ruangan, 25,6 °C (78,1 °F). HCN diproduksi
dalam skala industri dan sangat bernilai karena digunakan sebagai bahan baku banyak senyawa
kimia mulai polimer sampai obat-obatan.
Rumus Molekul : HCN
Rumus Kimia : HCN
Berat Molekul : 27,0253 g/mol
Nama Latin : Formic Anammonide
Nama IUPAC : formonitrile
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Asam sianida juga digunakan untuk membunuh hama, kuman, tikus-tikus dalam ruangan,
gudang dan juga kapal. Dalam dunia penyepuhan dan pewarnaan logam pun,
asam sianida digunakan untuk proses pembersihan, pengerasan dan penyepuhan logam untuk
mendapatkan emas murni dari biji-biji logam.
14. Asenik Hidrida
Arsine (nama IUPAC: arsane) adalah senyawa anorganik dengan rumus AsH3. Gas
pnictogen hidrida yang mudah terbakar, piroforik, dan sangat beracun ini adalah salah satu
senyawa arsenik yang paling sederhana. Meskipun mematikan, ia menemukan beberapa aplikasi
dalam industri semikonduktor dan untuk sintesis senyawa organoarsen. Istilah arsin biasanya
digunakan untuk mendeskripsikan kelas senyawa organoarsen dari rumus AsH3 − xRx, di mana
R = aril atau alkil. Misalnya, As (C6H5) 3, disebut triphenylarsine, disebut sebagai "arsine".
Rumus Molekul : AsH3
Rumus Kimia : AsH3
Berat Molekul : 77,95 g/mol
Nama Latin : Arsenous hydride
Nama IUPAC : Arsene
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Aplikasi Mikroelektronika : AsH3 digunakan dalam sintesis bahan semikonduktor yang
terkait dengan mikroelektronika dan laser solid-state. Terkait dengan fosfor, arsenik adalah
n-dopan untuk silikon dan germanium. Lebih penting lagi, AsH3 digunakan untuk membuat
GaA semikonduktor dengan deposisi uap kimia (CVD) pada 700–900 °C.
 Ilmu forensic dan tes Marsh : AsH3 juga terkenal dalam ilmu forensik karena merupakan
bahan kimia perantara dalam mendeteksi keracunan arsenic dengan menggunakan uji Marsh.

15. Klorin Dioksida


Klorin dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus ClO2 yang ada sebagai gas
berwarna hijau kekuningan di atas 11 ° C, cairan berwarna coklat kemerahan antara −59 ° C dan
11 ° C, dan kristal berwarna oranye terang jika lebih dingin.
Rumus Molekul : ClO2
Rumus Kimia : ClO2
Berat Molekul : 67.45 g/mol
Nama Latin : Chlorine(IV) oxide
Nama IUPAC : Chlorine dioxide
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
 Klorin dioksida digunakan untuk pemutihan pulp kayu dan untuk desinfeksi (disebut
klorinasi) air minum kota. Sebagai disinfektan, ia efektif bahkan pada konsentrasi rendah
karena keunikannya kualitas.
 Klorin dioksida dapat digunakan sebagai pengobatan fumigan untuk "membersihkan" buah-
buahan seperti blueberry, raspberry, dan stroberi yang mengembangkan jamur dan ragi.
 Klorin dioksida dapat digunakan untuk mendisinfeksi unggas dengan menyemprot atau
merendamnya setelah disembelih.
 Klorin dioksida dapat digunakan untuk desinfeksi endoskopi, seperti dengan nama dagang
Tristel.
 Klorin dioksida dapat digunakan untuk mengendalikan kerang zebra dan quagga dalam
asupan air.
 Klorin dioksida terbukti efektif dalam pemberantasan kutu busuk.

16. Formaldehida
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin),
merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal
sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane.
Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tetapi
diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh
sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan
terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau.
Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi
cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer.
Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme,
termasuk manusia.
Rumus Molekul : HCHO
Rumus Kimia : HCHO
Berat Molekul : 30,03 g/mol
Nama Latin : Metil Aldehida
Nama IUPAC : Methanal
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering
digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan,
Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai,
kapal, gudang dan pakaian.
Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis,
larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari
formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara
mengawetkan bangkai.
Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-
rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida
menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang
dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih
dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.
Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk
produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan
peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting
dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-
formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak). Sebagai formalin, larutan senyawa kimia
ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan
peledak.

17. Ozon
Ozon (O3) terdiri dari tiga molekul oksigen dan amat berbahaya pada kesehatan manusia.
Secara alamiah, ozon dihasilkan melalui percampuran cahaya ultraviolet dengan
atmosfer bumi dan membentuk suatu lapisan ozon pada ketinggian 50 kilometer.
Rumus Molekul : O3
Rumus Kimia : O3
Berat Molekul : 48 g/mol
Nama Latin : Ozon
Nama IUPAC : Trioxygen
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien dengan cara terawasi
dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di Jerman. Di antaranya ialah untuk perawatan
kulit terbakar.
Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk:
 mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik),
 menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit, dan bahan
organik kompleks yang dikenal sebagai warna),
 membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk membantu penapis
menghilangkan besi dan arsenik),
 mencuci, dan memutihkan kain (dipaten),
 membantu mewarnakan plastik,
 menentukan ketahanan getah.

18. Metana
Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus
kimia CH4. Metana murni tidak berbau, tetapi jika digunakan untuk keperluan komersial,
biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.
Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah sumber bahan bakar utama.
Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan melepaskan satu molekul
CO2 (karbondioksida) dan dua molekul H2O (air).
Rumus Molekul : CH4
Rumus Kimia : CH4
Berat Molekul : 16,04 g/mol
Nama Latin : Karbon Tetrahidrida
Nama IUPAC : Methane
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Metana digunakan dalam proses industri kimia dan dapat diangkut sebagai cairan yang
dibekukan (gas alam cair, atau LNG). Ketika dalam bentuk cairan yang dibekukan, metana akan
lebih berat daripada udara karena gas metana yang didinginkan akan mempunyai massa jenis
yang lebih besar, . Metana yang berada pada suhu ruangan biasa akan lebih ringan daripada
udara. Metana dalam bentuk gas alam terkompresi digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan dan telah terbukti juga sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan daripada
bahan bakar fosil lain macam bensin dan diesel.

19. Belerang Heksafluorida


Belerang heksafluorida (SF6) adalah suatu gas anorganik yang tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mudah terbakar, dan sangat berpotensi merupakan gas rumah kaca, yang mana ia
merupakan insulator listrik yang baik. SF6 memiliki geometri molekul oktahedral, terdiri dari
enam atom fluor yang menempel pada atom pusat belerang. Senyawa ini adalah molekul
hipervalen. Khas pada gas nonpolar, senyawa ini sangat buruk larut dalam air namun cukup
mudah larut dalam pelarut organik nonpolar. Senyawa ini umumnya diangkut sebagai gas cair
yang dikompres. Senyawa ini memiliki kerapatan 6.12 g/L pada kondisi permukaan laut, jauh
lebih tinggi dari kepadatan udara (1.225 g/L).
Rumus Molekul : SF6
Rumus Kimia : SF6
Berat Molekul : 146,06 g/mol
Nama Latin : esaflon
Nama IUPAC : belerang heksafluorida
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Lebih dari 10,000 ton SF6 diproduksi tiap tahunnya, kebanyakan diantaranya (lebih dari
8,000 ton) digunakan sebagai medium gas dielektrik pada industri listrik. Penggunaan utama
lainnya termasuk gas inert untuk pengecoran magnesium, dan sebagai pengisi inert untuk jendela
kaca terinsulasi.

20. Etena
Etena atau etilena adalah senyawa alkena paling sederhana yang terdiri dari empat atom
hidrogen dan dua atom karbon yang terhubungkan oleh suatu ikatan rangkap. Karena ikatan
rangkap ini, etena disebut pula hidrokarbon tak jenuh atau olefin. Pada suhu kamar, molekul
etena tidak dapat berputar pada ikatan rangkapnya sehingga semua atom pembentuknya berada
pada bidang yang sama. Sudut yang dibentuk oleh dua ikatan karbon-hidrogen pada molekul
adalah 117°, sangat dekat dengan sudut 120° yang diperkirakan berdasarkan hibridisasi ideal
sp2.
Etena digunakan terutama sebagai senyawa antara pada produksi senyawa kimia lain
seperti plastik (polietilena). Etena juga dibentuk secara alami oleh tumbuhan dan berperan
sebagai hormon. Ia diketahui terutama merangsang pematangan buah dan pembukaan kuncup
bunga.
Rumus Molekul : C2H4
Rumus Kimia : C2H4
Berat Molekul : 28,05 g/mol
Nama Latin : Etilena
Nama IUPAC : Ethene
Fase : Gas
Kegunaannya adalah sebagai berikut :
Etilena merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal dalam
tanaman. Etilena berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun. Etilena disebut juga
ethane. Senyawa etilena pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas
etilena. Gas etilena tidak berwarna dan mudah menguap.
Etilena memiliki struktur yang cukup sederhana dan diproduksi pada tumbuhan tingkat
tinggi. Etilena sering dimanfaatkan oleh para distributor dan importir buah. Buah dikemas dalam
bentuk belum masak saat diangkut pedagang buah. Setelah sampai untuk diperdagangkan, buah
tersebut diberikan etilena (diperam) sehingga cepat masak. Dalam pematangan buah, etilena
bekerja dengan cara memecahkan klorofil pada buah muda, sehingga buah hanya memiliki
xantofil dan karoten. Dengan demikian, warna buah menjadi jingga atau merah. Pada aplikasi
lain, etilena digunakan sebagai obat bius (anestesi).

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam menggunakan bahan-bahan kimia di laboratorium harus sesuai dengan petunjuk
seperti cara penggunaan bahan kimia.
2. Perlu memperhatikan sifat dari bahan kimia karena ada yang berbahaya.
3. Bahan-bahan kimia yang mempunai derajat kemurnian yang berbeda-beda dan sifat yang
berbeda seperti beracun, berbahaya, korodif, dan mudah terbakar.

IX. Daftar Pustaka

Achmad, H. 1993. Penuntun Dasar-dasar Praktikum Kimia. ITB, Bandung.

Ginting, T. 2000. Penuntun Kimia Dasar I. Unsri, Palembang.

Ibnu. 1976. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga,Jakarta.

Imam, K, 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta.

Khasani. 1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Liberty, Yogyakarta

Neinlands. 1990. Analisa Kimia. Erlangga, Jakarta.

Prabowo, E. 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung Mangkurat,Banjar


baru.

Rohman, T. , 2011. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan
Karbon Akibat Kontak dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen
Biokimia, Banjarbaru.

Setiawati. 2009.  Biokimia I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Tim Kimia. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed, Purwokerto.

Tim Pengampu. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed,Purwokerto.

Waltor, M. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta,Jakarta.

Waltor M. , 2010. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai