Anda di halaman 1dari 12

PETUNJUK KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

(Laporan Praktikum Kimia Dasar)

Oleh

Frido Yoga Saputra


2014111019

JURUSAN PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah suatu tempat mahasiswa, dosen, dan peneliti melakukan


percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia,
peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan kecelakaan
bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan terjadi karena kelalaian
atau kecerobohan dalam bekerja. Kecelakaan tidak hanya dapat terjadi terhadap
praktikan saja, tetapi dapat berimbas bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja
di laboratorium merupakan hal yang ingin dicapai oleh setiap individu yang sadar
akan kepentingan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan
selamat dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan (Muhtaridi, 2011).

Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat.
Faktor-faktor terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah : 1) Faktor manusia;
2) Bahan kimia; 3) Alat dan instrumentasi; 4) Sarana dan prasarana penunjang;
(Suwahono. 2012).
Kecelakaan akibat bahan-bahan kimia dapat terjadi jika bahan-bahan masuk ke
dalam tubuh praktikan melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Bahan kimia yang
masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dapat berakibat sebagai:
a) asphyxiant: bahan kimia yang menyebabkan kehilangan kesadaran karena
kekurangan oksigen dalam darah, misalnya nitrogen, hidrogen, dan karbon
monoksida.
a) Irritant: bahan kimia yang melukai jaringan sistem pernafasan dan paru paru,
misalnya hidrogen khlorida yang merupakan bahan korosif. (Enri Damanhuri,
2008).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari dilaksanakannya Praktikum Kimia Dasar meliputi:


1. Mengetahui petunjuk keselamatan kerja di laboratorium.
2. Mengenal alat-alat laboratorium dan menjelaskan fungsinya.
3. Menggunakan alat-alat laboratorium tersebut dengan benar.
BAB II
BAHAN DAN METODE

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Sumber listrik (power supply)


2. Laptop/pc
3. Handphone/hp
4. Alat tulis
5. Kuota cukup
6. Aplikasi Google Zoom

2.2 Metode

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti kuota cukup, sumber
listrik terpasang dengan baik, laptop/pc, handphone/hp, alat tulis dan aplikasi
zoom;
2. Masuk ke zoom yang telah dishare/telah disediakan oleh pihak asisten dosen
3. Pembukaan praktikum yang disampaikan oleh asisten dosen;
4. Mendengarkan arahan tentang keselamatan kerja di laboratorium dari asisten
dosen;
5. Menonton video tentang lokasi laboratorium dan larangan yang dilakukan
selama di laboratorium yang diberikan oleh asisten dosen;
6. Mencatat semua hal penting yang terdapat di video tersebut;
7. Asisten dosen memberi tugas praktikum tentang;
8. Asisten dosen menjelaskan tentang prosedur pembuatan laporan praktikum;
9. Sesi tanya jawab tentang “Petunjuk Keselamatan Kerja Di Laboratorium”;
10. Mengisi pretest yang diberikan oleh asisten dosen.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Laboratorium kimia dasar Universitas Lampung berada di jurusan Ilmu Tanah,


program studi Agroteknologi lantai satu, lebih tepatnya berada di ruang
laboratorium Ilmu tanah ruang kimia tanah.

Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan uji praktikum, yaitu:
1. Keselamatan kerja dalam menggunakan peralatan laboratorium dan bahan
kimia
2. Standar keselamatan untuk mengatasi terjadinya kecelakaan pada saat
pelaksanaan praktikum.

Petunjuk petunjuk keselamatan kerja di laboratorium kimia meluputi:


1. Gunakanlah jas laboratorium, masker, sarung tangan karet, sepatu tertutup
sebelum memasuki laboratorium;
2. Tidak makan, minum ataupun merokok selama berada di ruangan
laboratorium;
3. Mengetahui letak dan cara penggunaan dari P3K dan alat pemadam api;
4. Menganggap semua bahan kimia berbahaya;
5. Jika bahan kimia mengenai mata, bilas dengan air sebanyak banyaknya dan
laporkan ke asisten praktikum;
6. Jangan langsung mencium uap atau gas yang berasal dari bahan atau larutan
kimia;
7. Jangan mengarahkan tabung reaksi ke arah wajah, tetapi arahkanlah ke
tempat yang aman;
8. Jangan menggunakan atau meletakkan bahan yang mudah terbakar seperti
alkohol, aseston, eter, dan bahan mudah terbakar yang lain didekat nyala api;
9. Saat akan menggunakan neraca analitik, selalu gunakan spatula yang telah
dibersihkan untuk mengambil bahan kimia yang akan ditimbang dan letakkan
baan kimia tersebut pada kertas minyak. Segera bersihkan bahan kimia yang
tercecer di neraca analitik;
10. Setiap kelebihan bahan kimia yang telah diambil dari botol, tidak
diperbolehkan untuk dikembalikan ke dalam botol kemasan bahan kimia
tersebut;
11. Gunakan alat gelas yang telah kering pada saat menyiapkan larutan kimia,
jangan gunakan tisu untuk mengeringkan alat gelas tersebut;
12. Dilarang mengerjakan yang tidak dijadwalkan dalam praktikum;
13. Laporkan setiap kecelakaan sekecil apapun kepada asisten praktikum. Untuk
luka goresan, balut dengan plester. Bila kulit terkena benda panas, siramlah
dengan air dingin dan jangan olesi dengan sembarang minyak. Untuk
kecelakaan berat hubungi tenaga medis;
14. Segera cuci alat gelas setelah digunakan, jika ditunda akan mempersulit
waktu pembersihan;
15. Rapihkan kembali meja kerja setelah selesai percobaan atau praktikum.

3.2 Pembahasan

Hal hal yang perlu di perhatikan ketika bekerja di laboratorium, yaitu:

1. Gunakanlah jas laboratorium, masker, sarung tangan karet, sepatu tertutup


sebelum memasuki laboratorium;
2. Tidak makan, minum ataupun merokok selama berada di ruangan
laboratorium;
3. Mengetahui letak dan cara penggunaan dari P3K dan alat pemadam api;
4. Menganggap semua bahan kimia berbahaya;
5. Jika bahan kimia mengenai mata, bilas dengan air sebanyak banyaknya dan
laporkan ke asisten praktikum;
6. Jangan langsung mencium uap atau gas yang berasal dari bahan atau larutan
kimia;
7. Jangan mengarahkan tabung reaksi ke arah wajah, tetapi arahkanlah ke
tempat yang aman;
8. Jangan menggunakan atau meletakkan bahan yang mudah terbakar seperti
alkohol, aseston, eter, dan bahan mudah terbakar yang lain didekat nyala api;
9. Saat akan menggunakan neraca analitik, selalu gunakan spatula yang telah
dibersihkan untuk mengambil bahan kimia yang akan ditimbang dan letakkan
bahan kimia tersebut pada kertas minyak. Segera bersihkan bahan kimia yang
tercecer di neraca analitik;
10. Setiap kelebihan bahan kimia yang telah diambil dari botol, tidak
diperbolehkan untuk dikembalikan ke dalam botol kemasan bahan kimia
tersebut;
11. Gunakan alat gelas yang telah kering pada saat menyiapkan larutan kimia,
jangan gunakan tisu untuk mengeringkan alat gelas tersebut;
12. Dilarang mengerjakan yang tidak dijadwalkan dalam praktikum;
13. Laporkan setiap kecelakaan sekecil apapun kepada asisten praktikum. Untuk
luka goresan, balut dengan plester. Bila kulit terkena benda panas, siramlah
dengan air dingin dan jangan olesi dengan sembarang minyak. Untuk
kecelakaan berat hubungi tenaga medis;
14. Segera cuci alat gelas setelah digunakan, jika ditunda akan mempersulit
waktu pembersihan;
15. Rapihkan kembali meja kerja setelah selesai percobaan atau praktikum.

Tujuan mengetahui pentingnya keselamatan kerja di laboratorium karena salah


satu tempat kerja yang memiliki potensi bahaya tinggi adalah laboratorium.
Laboratorium merupakan sarana yang sangat penting pada lingkungan sekolah,
karena sebagai tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan. Bekerja
di laboratorium tidak boleh bertindak ceroboh dalam memperlakukan dan
mempergunakan peralatan dan bahan-bahan yang terdapat di laboratorium. Hal itu
bertujuan mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan di laboratorium.
Potensi bahaya yang dapat terjadi pada laboratorium, antara lain, bahaya
kebakaran, keracunan, dan kerusakan alat (Suyitno A. & Sukirman, 2008).

Jenis laboratorium dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya, antara lain


sebagai berikut

a. Laboratorium Riset, yaitu laboratorium yang digunakan untuk melakukan riset-


riset ilmiah dalam bidang ilmu tertentu. Contoh:
 Laboratorium Naval Medical Research Unit 2 (NAMRU-2) milik
Angkatan Laut AS di Jakarta
 Laboratorium Lab. Fisika Teoretik Energi Tinggi, ITB

b. Laboratorium Analisis, yaitu laboratorium tempat menganalisis kandungan


bahan (sampel) tertentu. Laboratorium kategori ini banyak bergerak dalam
bidang kesehatan dan lingkungan. Contoh:
 Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung
 Laboratorium Prodia Lampung

c. Laboratorium Uji, yaitu Laboratorium tempat menguji kualitas atau kekuatan


produk/barang tertentu. Contoh:
 Laboratorium beton pada beberapa Fakultas Teknik Sipil Perguruan tinggi
 Laboratorium uji mutu kopi milik Nestle

d. Laboratorium Pengajaran, yaitu Laboratorium tempat berlangsungnya


pembelajaran secara praktek dalam bidang ilmu tertentu. Laboratorium di
lembaga-lembaga pendidikan: sekolah (SD-SMA), politeknik, akademi,
institut, atau universitas. Laboratorium pengajaran biasanya klasifikasikan
menurut bidang ilmu tertentu. Contoh:
 Laboratorium IPA (di SD/MI dan SMP/MTs)
 Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi (di SMA/MA)
 Laboratorium Botani, Zoologi, Genetika, Ekologi (Jurusan Biologi FMIPA
universitas)
BAB IV
KESIMPULAN

Setelah melaksanakan Praktikum Kimia Dasar tentang Petunjuk Keselamatan


Kerja Di Laboratorium, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Mengetahui petunjuk keselamatan kerja di laboratorium yang meliputi:


a. Gunakanlah jas laboratorium, masker, sarung tangan karet, sepatu tertutup
sebelum memasuki laboratorium;
b. Tidak makan, minum ataupun merokok selama berada di ruangan
laboratorium;
c. Mengetahui letak dan cara penggunaan dari P3K dan alat pemadam api;
d. Menganggap semua bahan kimia berbahaya;
e. Jika bahan kimia mengenai mata, bilas dengan air sebanyak banyaknya dan
laporkan ke asisten praktikum;
f. Jangan langsung mencium uap atau gas yang berasal dari bahan atau larutan
kimia;
g. Jangan mengarahkan tabung reaksi ke arah wajah, tetapi arahkanlah ke
tempat yang aman;
h. Jangan menggunakan atau meletakkan bahan yang mudah terbakar seperti
alkohol, aseston, eter, dan bahan mudah terbakar yang lain didekat nyala
api;
i. Saat akan menggunakan neraca analitik, selalu gunakan spatula yang telah
dibersihkan untuk mengambil bahan kimia yang akan ditimbang dan
letakkan baan kimia tersebut pada kertas minyak. Segera bersihkan bahan
kimia yang tercecer di neraca analitik;
j. Setiap kelebihan bahan kimia yang telah diambil dari botol, tidak
diperbolehkan untuk dikembalikan ke dalam botol kemasan bahan kimia
tersebut;
k. Gunakan alat gelas yang telah kering pada saat menyiapkan larutan kimia,
jangan gunakan tisu untuk mengeringkan alat gelas tersebut;
l. Dilarang mengerjakan yang tidak dijadwalkan dalam praktikum;
m. Laporkan setiap kecelakaan sekecil apapun kepada asisten praktikum. Untuk
luka goresan, balut dengan plester. Bila kulit terkena benda panas, siramlah
dengan air dingin dan jangan olesi dengan sembarang minyak. Untuk
kecelakaan berat hubungi tenaga medis;
n. Segera cuci alat gelas setelah digunakan, jika ditunda akan mempersulit
waktu pembersihan;
o. Rapihkan kembali meja kerja setelah selesai percobaan atau praktikum.

2. Mengenal dan dapat menjelaskan fungsi dari peralatan yang terdapat di


laboratorium yaitu sebagai berikut:
a. Rak tabung reaksi, berfungsi sebagai wadah/tempat meletakkan tabung
reaksi;
b. Tabung reaksi, berfungsi untuk mencampur, menampung, dan memanaskan
bahan kimia dalam jumlah yang kecil.
c. Gelas ukur, berfungsi sebagai alat ukur volume, untuk sampel bahan cair
dengan ketelitian rendah.
d. Labu erlenmeyer, berfungsi sebagai tempat menampung bahan kimia untuk
sementara, tempat menghomogenkan larutan atau media, tempat untuk
menyimpan media.
e. Gelas piala (gelas beaker), berfungsi sebagai penampung sample atau bahan
sementara, atau bisa digunakan sebagai penyimpan zat sementara.
f. Labu ukur (volumetric flask), berfungsi untuk mengukur volume bahan
kimia cair dengan ketelitian rendah.
g. Corong, berfungsi sebagai alat bantu untuk memindah /memasukkan larutan
ke wadah/tempat yang mempunyaai dimensi pemasukkan sampel bahan
kecil.
h. Pipet ukur/pipet Mohr, berfungsi untuk mengambil larutan dan mengukur
volume larutan pada berbagai skala/ukuran dengan ketelitian tinggi.
i. Pipet volumetrik, berfungsi untuk mengambil bahan dan mengukur volume
larutan hanya satu skala ukuran dengan ketelitian tinggi (ketelitian lebih
tinggi dibanding pipet ukur).
j. Bola karet (rubber bulb), berfungsi untuk membantu mengambil larutan
kimia yang berbahaya dengan cara disambungkan dengan pipet ukur atau
pipet volume.
k. Pipet tetes, berfungsi untuk mengambil bahan dalam jumlah sedikit atau
tetesan. Tidak ada skala ukuran volume pada pipet tetes.
l. Seperangkat buret, berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk melakukan
tetrasi.
m. Botol semprot, berfungsi sebagai tempat untuk Menyimpan air tawar.
n. Batang pengaduk, berfungsi untuk Menghomogenkan larutan kimia.
o. Cawan porselein/krus dan tutup, berfungsi sebagai mereaksikan zat kimia
pada suhu tinggi,sebagai tempat mengarangkan bahan yang kemudian
sekaligus tempat untuk mengabukkan bahan.
p. Penjepit/klem, berfungsi sebagai menyangga bagian bagian alat destilasi dan
juga berfungsi sebagai menyangga bagian bagian alat destilasi
q. Pembakar bunsen, berfungsi untuk menghasilkan nyala api gas tunggal yang
terbuka, digunakan untuk pemanasaan, sterilisasi, dan pembakaran.
r. Penyangga kaki tiga dan kawat, berfungsi sebagai penahan kawat kasa dan
penyangga ketika proses pemanasan.

3. Dapat menggunakan alat-alat laboratorium tersebut dengan benar sehingga


dapat menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi selama praktikum atau
dapat mengatasi kecelakaan jika telah terjadi di ruang laboratorium
DAFTAR PUSTAKA

E Damanhuri. 2010. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3). Journal


Bandung: Institusi Teknologi Bandung
Muhtaridi, 2011. Keselamatan Kerja Di Laboratorium. Makalah dalam pelatihan
laporan di Makasar.

Suwahono. 2012. Analisis Pengetahuan Mahasiswa Tentang Dampak Penggunaan


Bahan Kimia Dalam Praktikum Kimia Organik Terhadap Kesehatan. Journal
undiksha

Suyitno A., Sukirman. 2008. Biologi untuk SMP Sekolah. Bogor. Yudhistira.

Anda mungkin juga menyukai