Anda di halaman 1dari 22

TITRASI ASAM BASA

(Laporan Praktikum Kimia Dasar)

Oleh

Faridh Akhmad Yusuf Efendi


2214111017
Kelompok 5

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Titrasi Asam Basa

Tempat : Laboratorium Analisis Hasil Pertanian

Hari, tanggal : Senin, 10 Oktober 2022

Nama : Faridh Akhmad Yusuf Efendi

Jurusan : Perikanan dan Kelautan

Fakultas : Pertanian

Universitas : Universitas Lampung

Kelompok :5

Bandar Lampung, 10 Oktober 2022


Mengetahui,
Asisten Dosen

Dika Pandu Herkoto


NPM.2114111012
I. PENDAHULUAN

Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan di
laboratorium untuk menentukan konsentrasi suatu reaktan. Reaksi kimia yang
digunakan sebagai dasar titrasi adalah reaksi yang melibatkan asam kuat dan basa
kuat, reaksi yang melibatkan asam lemah dengan basa kuat,dan reaksi yang
melibatkan asam kuat dan basa lemah. Tujuan dari titrasi untuk menentukan secara
kuantitatif suatu zat dalam larutan dengan zat/larutan lain yang konsentrasinya telah
diketahui melalui reaksi secara bertahap hingga mencapai titik stoikhiometri
(Setiawati, 2020). Titrasi asam basa memanfaatkan perubahan besar dalam pH, untuk
menetapkan kapan titik kesetaraan itu dicapai (Latifah, 2015). Keberhasilan dalam
titrasi asam-basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu menunjukkan
titik akhir dari titrasi. Indikator merupakan suatu zat yang ditambahkan ke dalam
larutan sampel sebagai penanda yang menunjukkan telah terjadinya titik akhir titrasi
pada analisis volumetrik (Amalia, 2016).

Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di
netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH
pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi
asam basa. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki
rentang pH dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut
sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi
sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik
akhir titrasi
tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi tidak
selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita
dapat memperkecil kesalahan titrasi (Dimas, 2015)

Titrasi asam basa merupakan contoh analisis glumetri, yaitu suatu cara atau  metode
yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas
yang disebut buret. Titik dalam titrasi dimana titran yang telah ditambahkan cukup
untuk bereaksi secara tepat dengan senyawa yang ditentukan disebut titik ekivalen
atau titik stoikhiometri, titik ini sering ditandai dengan perubahan warna senyawa
yang disebut indikator. Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Tritasi
merupakan suatu proses analisis di mana suatu volume larutan standar ditambahkan
ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal. Larutan
standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. (Underwood,
2018).

1.2 Tujuan Praktikum

Pada praktikum pembuatan larutan mempunyai tujuan, yaitu Mahasiswa diharapkan


dapat menjelaskan tentang cara menentukan konsentrasi cuka yang ada di pasar
dengan metode titrasi asam basa.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin, 10 Oktober 2022 pada pukul
10:00 sampai dengan 12:50 WIB dan berketempatan di Laboratorium Analisis
Hasil Pertanian Gedung Teknologi Hasil Pertanian.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikumkali titrasi asam basa kali ini adalah
erlenmeyer, pipet tetes, seperangkat buret, gelas ukur, dan corong. Bahan yang
digunakan adalah cuka pasar, NaOH 0,1 N, aquades, dan indikator PP.

2.3 Prosedur Kerja


Cara kerja dari pratikum ini, Sebagai berikut :

Masukkan ke dalam Erlenmeyer 2 ml asam cuka pasar.

Tambahkan 10 ml aquades.
Tambahkan 2-3 tetes indicator pp.

Titrasi dengan NaOH 0,1 N.

Hitung persen cuka pasar tersebut.

Hasil
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari pratikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan
Percobaan Hasil Pengamatan
Warna Sebelum Warna Sesudah
Cuka pasar + Aquades + Warna larutan bening Larutan setelah dititrasi
Indikator PP + NaOH berwarna bening agak
0,1 N merah muda

Tabel 2. Besaran Konsentrasi Cuka Pasar


Hasil Besaran Konsentrasi Cuka Pasar
Volume %
Titrasi Asam Basa 2 mL 3,8 %

3.2 Pembahasan

Diketahui :
NaOH 0,1 N 50 mL
CH3COOH 2 mL

V1M1 = V2M2
−3
2 ×10 . M1 = 50 ×10−3 . 0,1
−4
50× 10
M1 =
2 ×10−3
M1 = 25 ×10−1
M1 = 2,5 N

n
MCH3COOH =
V
n
2,5 =
2× 10−3
n = 5 ×10−3

m
nCH3COOH =
mr
−3 m
5 ×10 =
60
m = 3 ×10−1
m = 0,3 gram

V CH 3COOH
% CH3COOH = ×100 %
V CH 3 COOH +V NaOH
2 ×10−3
% CH3COOH = ×100 %
2× 10−3 +5 ×10−3
2× 10−3
% CH3COOH = −3
×100 %
52×10
2
% CH3COOH = ×100 %
52
% CH3COOH = 0 , 038 ×100 %
% CH3COOH = 3,8 %

Perubahan larutan pada titik ekuivalen digunakan indikator, yaitu suatu senyawa
organik asam atau basa lemah yang mempunyai warna molekul (warna asam)
berbeda dengan warna ion (warna basa), dimana indikator ini memperlihatkan
perubahan warna pada pH tertentu. Secara umum, untuk titrasi asam basa,
indikator yang digunakan adalah indikator penolftalaen, yang mempunyai trayek
8,3-10,5 dimana senyawa ini tidak bewarna pada larutan asam melainkan bewarna
merah jambu pada larutan basa (Marwati, 2012).
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak
dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
secara
pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar dibedakan menjadi larutan
standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan
standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan
kemurnian tinggi (konsentrasi diketahui dari massa – volume larutan). Larutan
standar sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang
dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood. 1999 ).

Titrasi adalah suatu cara untuk memnetukan konsentrasi asam atau basa dengan
menggunakan larutan standar . larutan standasr dapat berupa asam atau basa yang
telah diketahui konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar asam diperlukan
untuk menetapkan konsentrasi asam keadaan dengan jumlah ekivalen asam sama
dengan basa disebut titik ekivalen pH larutan mengalami perubaha selanma titrasi
dan titrasi diakhiri pada saat pH titik ekivalen telah tercapai ( Supardi &
Luhbandjono. 2006 ).

Mengingat titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi yang memerlukan


tingkat ketelitian tinggi, contoh faktor kegagalan saat dilakukannya praktikum
titrasi asam basa yaitu:
a. Kesalahan dalam membaca skala ukur di buret.
b. Kesalahan dalam menentukan titik ekivalen dan titik akhir titrasi.
c. Kesalahan dalam menghitung M1V1 = M2V2
maka kesalahan-kesalahan yang berasal dari praktikan perlu diminimalisir dengan
melakukan pengecekan bahan dan alat sebelum memulai titrasi, seperti mengecek
larutan standar (titran) apakah masih layak digunakan dengan melakukan
standarisasi larutan, kemudian mengecek kondisi buret terutama pada bagian kran
dan ujung buret tempat keluarnya larutan, dan menghitung dengan teliti karena
akan berpengaruh terhadap penentuan titik akhir titrasi dan penentuan konsentrasi
sampel. Pemilihan indikator juga berpengaruh terhadap penentuan titik akhir
titrasi. Indikator yang dipilih haruslah sesuai dengan jenis titrasi dan jenis larutan
yang dipakai agar dapat memberikan hasil yang optimal dan akurat.
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa data banyaknya
larutan NaOH 0,1 N yang digunakan agar terjadi perubahan warna menjadi merah
muda yaitu NaOH 0,1 N sebanyak 50 mL dan CH3COOH 2 mL, sehingga
didapatkan konsentrasi yang sudah dihitung berdasarkan metode titrasi asam basa
sebesar 3,8 % dan molar larutannya yaitu 5 ×10−3pada NaOH 0,1 N dan
CH3COOH.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan kepada praktikan adalah praktikan diharapkan lebih
focus, teliti, dan tertib, saat proses praktikum berlangsung agar praktikum dapat
terlaksana dengan baik tanpa kendala. Selama praktikum harus diperhatikan
bahwa alat-alat yang digunakan dalam keadaan bersih.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, V,. Suhendar, D,. Ratnasari, S. Studi Potensi Ekstrak Daun Adam Hawa
(Rhoeo Discolor) Sebagai Indikator Titrasi Asam-Basa. Chimica et Natura
Acta Vol.4 No.1.

Maryani. 2012. Modul Menerapkan Dasar-Dasar Kerja di Laboratorium Resep


dan Kimia. Erlangga. Jakarta.

Setiawati, T. 2020. Titrasi Asam Basa. KEMDIKBUD PPPPTK IPA. Bandung.

Syarif. 2011. Syarat – Syarat Titrasi . Bandung. Themegaller.


LAMPIRAN

Gambar Keterangan

Dimasukkan NaOH
ke dalam buret.

Diteteskan NaOH
ke erlenmeyer yang
berisi CH3COOH
yang telah
dihomogenkan
dengan indikator
pp.
Digoyangkan atau
dihomogenkan
erlenmeyer berisi
CH3COOH, NaOH,
dan indikator pp.

Dimasukkan NaOH
ke dalam buret.
Dipasangkan buret
pada tiang buret.

Diketahui :
NaOH 0,1 N 50 mL
CH3COOH 2 mL

V1M1 = V2M2
−3
2 ×10 . M1 = 50 ×10−3 . 0,1
−4
50× 10
M1 =
2 ×10−3
M1 = 25 ×10−1
M1 = 2,5 N

n
MCH3COOH =
V
n
2,5 =
2× 10−3
n = 5 ×10−3

m
nCH3COOH =
mr
−3 m
5 ×10 =
60
m = 3 ×10−1
m = 0,3 gram

V CH 3COOH
% CH3COOH = ×100 %
V CH 3 COOH +V NaOH
2 ×10−3
% CH3COOH = ×100 %
2× 10−3 +5 ×10−3
2× 10−3
% CH3COOH = −3
×100 %
52×10
2
% CH3COOH = ×100 %
52
% CH3COOH = 0 , 038 ×100 %
% CH3COOH = 3,8 %

Anda mungkin juga menyukai