Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

DINAMIKA MESIN DAN TANAH


“Tahanan Penetrasi Tanah”

Alvian Deny Irfany


155100200111011
E / E1

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penetrasi tanah adalah daya yang dibutuhkan oleh sebuah benda untuk masuk ke
dalam tanah. Penetrasi tanah merupakan refleksi atau gambaran dari kemampuan akar
tanaman menembus tanah. Masuknya akar tanaman ke dalam tanah tergantung dari
kemampuan akar itu sendiri, sifat-sifat fisik tanah seperti struktur, tekstur dan kepadatan
tanah, retakan retakan yang ada di dalam tanah, kandungan bahan organik tanah, dan
kondisi kelembapan tanah.
Dalam bidang pertanian, untuk mengetahui ketahanan tanah terhadap penetrasi akar
tanaman digunakan penetrometer atau penetrograph. Penggunaan penetrometer
dimaksudkan untuk menilai kondisi tanah dalam hubungannya dalam pertumbuhan dan
perkembangan akar di dalam tanah, hasil panen dan sifat-sifat fisik tanah lainnya yang
berhubungan dengan produksi pertanian. Di bidang teknik sipil, penetrometer dirancang
untuk mengetahui ketahanan tanah sampai kedalaman lebih dari satu meter

1.2 Tujuan Praktikum


1. Memahami fungsi dan tujuan implemen alat penetrometer yang diaplikasikan pada
tanah
2. Mengetahui tahanan penetrasi tanah menggunakan alat penetrometer
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penetrometer
Penetrometer merupakan suatu alat yang digunakan dalam bidang perminyakan atau
bidang yang berhubungan dengan bidang pertanahan. Alat ini digunakan untuk
menetukan resistansi tanah, tetapi dalam bidang industri yang lain alat ini digunakan untuk
menentukan nilai kekenyalan atau kekerasan dari sejumlah bahan. Nilai kekerasan dan
kekenyalan ini disebut dengan konsistensi bahan (Suwanto, 2012).
Penetrometer adalah alat untuk mengukur kekuatan tanah yang disebabkan karena
adanya tahanan penetrasi tanah. Dengan data tahanan penetrasi tanah dapat dihitung
indeks kerucut (cone index). Cone index merupakan besaran yang menunjukkan harga
tahanan tanah terhadap gaya penetrasi dari cone (vertikal) dibagi luas dasar cone. Satuan
besaran ini dinyatakan dalam satuan gaya per satuan luas (kg/cm2 ). Cone index atau
indeks kerucut suatu tanah adalah nilai gaya penetrasi kerucut dibagi luas dari kerucut
yang digunakan pada saat menguji (Putra, 2012).
Cone index merupakan gambaran tingkat kepadatan tanah dari besarnya resistensi
yang diterima permukaan kerucut cone penetrometer. Pengukuran terhadap tahanan
penterasi dengan menggunakan cone penetrometer untuk mengetahui besarnya cone
index pada permukaan tanah sampai dengan kedalaman 50 cm. Semakin besar nilai cone
index semakin padat tanah tersebut (Matangaran dan Suwarna, 2012).
Menurut Tafsir (2011), Pengukuran cone index terbagi atas :
- Uji Penetrasi atau Uji duga
Gaya yang diperlukan untuk menekan atau memancang sebuah alat duga
kedalam tanah merupakan ukuran kekuatan tanah.
- Uji Penetrasi Standar
Dalam pengujian ini biasanya sebuah sampel tanah terganggu tetapi
representative didapatkan dari tabung alat sampel guna identifikasi visual. Pengujian
penetrasi standar paling sering digunakan untuk mengukur kepadatan relative tanah-
tanah granular.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi hitungan pukulan yang diperoleh, sehingga perlu
bertindak hati-hati saat mengevaluasi hasil-hasil pengujian, seperti kerikil dalam tanah,
penggunaan batang bor yang lebih berat, sepatu alat sampel yang tumpul, kecerobohan
menjatuhkan palu terhadap tinggi jatuh yang dipersyaratkan.

2.2 Macam dan Jenis Penetrometer


Menurut Ozoemena et al. tipe penetrometer dibedakan sebagai berikut:
- Static cone penetrometer
Penetrometer jenis ini memiliki logam kerucut dibagian bawah untuk menembus
tanah. Selain itu penetrometer jenis statis dilekngakpi dengan tranducer tekanan dan
sistem digital. Pemilihan cone sangat bergantung pada sifat fisik tanah seperti bulk
density, tekstur dan kelembaban tanah.
- Dynamic cone penetrometer
Penetrometer jenis ini sangat berbeda dengan model statis. Penetrometer tidak
bergantung pada kecepatan konstan karena penetrometer bersifat dinamis
menggunakan palu untuk menembus tanah hingga ke dalam. Tentunya berat palu,
jarak geser, dan sudut kerucut sangat mempengaruhi hasil penetrasi tanah. Menurut
Lengkong et al., (2013) Tes Penetrasi Kerucut Dinamis (DCPT) pada awalnya
dikembangkan sebagai alternatif untuk mengevaluasi sifat-sifat perkerasan lentur atau
tanah dasar. Pendekatan konvensional untuk mengevaluasi sifat kekuatan dan
kekakuan tanah aspal dan tanah dasar melibatkan prosedur inti sampling dan
pengujian program laboratorium yang rumit seperti modulus resilien, tes Marshall dan
lainnya (Livneh dkk. 1994).

Karena ekonomis dan kesederhanaannya, pemahaman yang lebih baik dari hasil
DCPT dapat mengurangi secara signifikan tenaga dan biaya yang terlibat dalam
evaluasi tanah perkerasan dan tanah dasar. Pengujian cara dinamis ini dikembangkan
oleh TRLL (Transport and Road Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai
diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk
menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan, dan atau
suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah sampai
kedalaman + 70 cm di bawah permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan
tanah dasar. Pengujian ini dilakukan dengan mencatat data masuknya konus yang
tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer
yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula.

- Drop Cone Penetrometer


Penetrometer jenis ini sangat mudah digunakan. Kelebihan penetrometer ini ini
adalah dapat memperoleh data dengan waktu yang singkat. Penetrometer jenis drop
cone bersifat dinamis.

- Penetograf
Penetograf merupakan salah satu alat dari penetrometer yang digunakan
untukmengukur ketahanan penetrasi tanah. Penetrograf merupakan penetrimeter jenis
mekanik. Batas maksimal penetrograf adalah 0,80 m.
2.3 Klasifikasi Jenis Tanah Berdasarkan Nilai Tahanan Penetrasi
Klasifikasi tanah berdasarkan SNI 1726-2002 adalah seperti pada tabel dibawah ini

Kecepatan Rambat Nilai hasil test Kuat Geser Niralir


Jenis Tanah gelombang geser rata – rata penetrasi standar Rata – rata Su (kPa)
Vs (m/s) rata – rata N
Tanah Keras Vs 350 N 50 100
Tanah Sedang 175 ≤ N < 350 15 ≤ N < 50 50 ≤ Su < 100
Tanah Lunak N < 175 N < 15 Su < 50
Atau, setiap profil tanah dengan tanah lunak yang tebal total lebih dari 3 m
dengan PI > 20, wn 40% dan Su < 25 kPa
Tanah Khusus Diperlukan evaluasi khusus di setiap kota

2.4 Tahanan Penetrasi Tanah


Menurut Muzani (2012), Tahanan penetrasi tanah merupakan nilai yang dapat
mengetahui kepadatan tanah dan tahanan tanah. Pegukuran tanah dengan
menggunakan penetrometer sangat mudah untuk memperoleh data tahanan tanah. Cone
index merupakan besaran yang menunjukkan harga ketahanan tanah terhadap gaya
penetrasi dari cone (vertikal) dibagi luas dasar cone. Satuan besaran ini dinyatakan
dalam satuan gaya persatuan luas (kg/cm2).
Menurut LPT (1979) dalam Budi et al. (2012) , Pengukuran tahanan penetrasi tanah
dilakukan pada selang kedalaman (0-10, 10-20, 20-30, 30-40, 40-50 dan 50-60) cm. Alat
yang digunakan adalah penetrometer dengan tahanan penetrasi (CI) dihitung dengan
rumus:
CI = (98Fp)
Dimana : CI (Cone Indeks) = tahanan penetrasi (kPa)
Fp = Gaya tahanan penetrasi (kgf)
BAB 3
METODE KEGIATAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 09 Desember 2018 di Lahan Lapang
Universitas Brawijaya – Malang dan Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian.
3.2 Alat dan Bahan
Pada praktikum ini alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Alat
Pocket penetrometer : Sebagai alat untuk mengukur ketahanan penetrasi tanah
- Bahan
Lahan/ tanah : Sebagai sampel pengambilan data

3.3 Gambar alat, bagian, dan fungsi

1. Handle : untuk tempat pegangan pada alat penetrometer


2. Pegas : untuk meneruskan gaya tahan tanah
3. Ujung aplikator : bagian yang ditekan ke tanah yang akan diuji
4. Skala : untuk tempat pembacaan hasil gaya tanah yang didapat

3.4 Langkah Pengujian Tahanan Penetrasi Tanah


a. Siapkan alat pocket penetrometer
b. Lepas pelindung merah pada penekan
c. Kalibrasi dengan mengarahkan ring ke posisi “0”
d. Perlahan tekan tanah hingga piston bergerak dan menunjukkan level tanah
e. Penekanan hanya pada garis indikator
f. Skala yang terbaca ada pada bagian bawah ring “low side of ring”
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data


titik ke - tekanan (kPa)
1 1,3
Grafik Hasil Pembacaan Penetrometer
2 1,25 2

3 1 1.8

4 1,75 1.6

1,6 1.4
5

Tekanan (kPa)
1.2
6 1,6
1
7 0,75
0.8
8 1,75
0.6
9 0,75
0.4
10 1,25
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
Titik

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa Prosedur
Pada praktikum kali ini, pertama siapkan alat ukur pocket penetrometer.
Selanjutnya lepas pelindung merah pada penekan. Selanjutnya kalibrasikan
penetrometer dengan mengarahkan ring ke posisi “0”. Selanjutnya, secara perlahan
tekan tanah hingga piston bergerak dan menunjukkan level tanah. Lakukan penekanan
pada 10 titik yang berbeda. Penekanan dilakukan hanya pada garis indikator. Skala yang
terbaca ada pada bagian bawah ring “low side of ring”. Catat hasil yang didapatkan.

4.2.2 Analisa hasil


Pada pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil pengukuran sebagai
berikut. Pada titik ke-1 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,3 kPa. Pada titik ke-
2 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,25 kPa. Pada titik ke-3 didapatkan hasil
penetrasi tanah sebesar 1,0 kPa. Pada titik ke-4 didapatkan hasil penetrasi tanah
sebesar 1,75 kPa. Pada titik ke-5 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,6 kPa.
Pada titik ke-6 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,6 kPa. Pada titik ke-7
didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 0,75 kPa. Pada titik ke-8 didapatkan hasil
penetrasi tanah sebesar 1,75 kPa. Pada titik ke-9 didapatkan hasil penetrasi tanah
sebesar 0,75 kPa. Pada titik ke-10 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,25 kPa.
Dari data yang didapatkan, maka rata-rata besar tahanan penetrasi tanah yang diukur
yaitu sebesar 1,3 kPa.

4.3 Perbandingan Dengan Jurnal


Tahanan penetrasi tanah mengalami peningkatan dan penurunan, hal ini dikarenakan
tanah mengalami land slide. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suprayogo,et al. (2004)
bahwa land slide merupakan terjadinya kerusakan partikel tanah sebagai akibat kerusakan
ikatan partikel tanah. Kerusakan ikatan antar partikel yang terjadi di lahan yang mengalami
land slide menyebabkan tanah relatif gembur sehingga ketahanan penetrasi relatif lebih
rendah.
Menurut Budi et al. (2012), penetrasi tanah mengalami penurunan dikarenakan faktor
kadar air tanah, hasil tahanan penetrasi berbanding terbalik dengan besar kadar air. Bahwa
semakin kecil kadar air maka tahanan penetrasi semakin besar, dikarenakan tanah
semakin padat. Selain itu, faktor porositas tanah juga sangat berpengaruh. Semakin kecil
porositas tanah maka tahanan penetrasi semakin tinggi dan kepadatan tanah semakin
besar. Hal ini dapat dilihat pada data yang didapat, terdapat beberapa titik yang mengalami
penurunan. Ini menunjukkan bahwa titik pengukuran tersebut memiliki tingkat tahanan
penetrasi tanah lebih kecil daripada titik pengukuran yang lain. Bisa disebabkan karena
porositas tanahnya yang berbeda atau kadar air yang dikandung tanah tersebut berbeda.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Praktikum ini bertujuan untuk memahami fungsi dan tujuan implemen alat
penetrometer yang diaplikasikan pada tanah serta untuk mengetahui tahanan
penetrasi tanah menggunakan alat penetrometer
2. Penetrometer merupakan suatu alat yang digunakan dalam bidang perminyakan atau
bidang yang berhubungan dengan bidang pertanahan. Alat ini digunakan untuk
menentukan penetrasi tanah. Penetrasi tanah adalah daya yang dibutuhkan oleh
sebuah benda untuk masuk ke dalam tanah.
3. Pada titik ke-1 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,3 kPa. Pada titik ke-2
didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,25 kPa. Pada titik ke-3 didapatkan hasil
penetrasi tanah sebesar 1,0 kPa. Pada titik ke-4 didapatkan hasil penetrasi tanah
sebesar 1,75 kPa. Pada titik ke-5 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,6 kPa.
Pada titik ke-6 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,6 kPa. Pada titik ke-7
didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 0,75 kPa. Pada titik ke-8 didapatkan hasil
penetrasi tanah sebesar 1,75 kPa. Pada titik ke-9 didapatkan hasil penetrasi tanah
sebesar 0,75 kPa. Pada titik ke-10 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,25 kPa.
4. Tahanan penetrasi tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, contohnya kadar air pada
tanah dan porositas tanah. Semakin besar porositas tanah, maka tahanan penetrasi
tanah semakin kecil. Semakin besar kadar air pada tanah, maka tahanan penetrasi
tanah semakin kecil.

5.2 Saran
Untuk praktikum, sebaiknya dilakukan pada hari yang tidak mendekati jadwal UAS. Dan
tempat yang digunakan praktikum sebaiknya ditentukan terlebih dahulu sehingga data
praktikum yang didapatkan baik. Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA

BSN. 2002. SNI 1726-2002 Tentang Klasifikasi Tanah. Badan Standarisasi Nasional
Indonesia.
Budi, Hadi A.,et al. 2012. Analisis Sifat Fisika Tanah Akibat Lintasan Dan Bajak Traktor Roda
Empat. Vol (1): Hal. 43-53
Muzani, Ahmad. 2012. Desain Penterometer Digital Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535.
Vol. (-). Institut Pertanian Bogor.
Ozoemena Ani. Development and Comparative Test of a Proctor type Cone Penetrometer.
Department of Agricultural and Bioresources Engineering University of Nigeria, Nsukka
Putra, Tofan Argandhi. 2012. Pengujian Kinerja Penetrometer Digital Berbasis Mikrokontroler
ATMEGA 8535. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Risman. 2008. Kajian Kuat Geser Dan CBR Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Abu
Terbang Dan Kapur. Vol.13 No.2 : Hal 99-110
R, J, Matangaran dan U, Suwarna. 2012. Kepadatan Tanah Oleh Dua Jenis Forwarder Dalam
Pemanenan Hutan. Vol.14 No.2 : Hal. 115-124
Suprayogo, Didik, et. al. 2004. Degradasi Sifat Fisik Tanah Sebagai Akibat Alih Guna Lahan
Hutan Menjadi Sistem Kopi Monokultur : Kajian Perubahan Makroporositas Tanah.
Agrivita Vol. 26 No. 1 : Hal. 60-68
Suwanto, Edwin Pondi. 2012. Studi Dan Perancangan Penetrometer Digital Sebagai Alat Uji
Konsistensi Bahan Berbasis Mikrokontroler. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh
November
Tafsir. 2011. Laporan Cone Idex. https://www.scribd.com/doc/109318284/Laporan-2-mp2.
Diakses pada tanggal 10 Desember 2018
Lengkong, et al. 2013. Hubungan Kuat Geser Pada Tanah Dengan Hasil Percobaan Dynamic
Cone Penetrometer Pada Ruas Jalan Wori-Likupang Kabupaten Minahasa Utara. Vol.
(1). Hal. 360

Anda mungkin juga menyukai