2.1 Penetrometer
Penetrometer merupakan suatu alat yang digunakan dalam bidang perminyakan atau
bidang yang berhubungan dengan bidang pertanahan. Alat ini digunakan untuk
menetukan resistansi tanah, tetapi dalam bidang industri yang lain alat ini digunakan untuk
menentukan nilai kekenyalan atau kekerasan dari sejumlah bahan. Nilai kekerasan dan
kekenyalan ini disebut dengan konsistensi bahan (Suwanto, 2012).
Penetrometer adalah alat untuk mengukur kekuatan tanah yang disebabkan karena
adanya tahanan penetrasi tanah. Dengan data tahanan penetrasi tanah dapat dihitung
indeks kerucut (cone index). Cone index merupakan besaran yang menunjukkan harga
tahanan tanah terhadap gaya penetrasi dari cone (vertikal) dibagi luas dasar cone. Satuan
besaran ini dinyatakan dalam satuan gaya per satuan luas (kg/cm2 ). Cone index atau
indeks kerucut suatu tanah adalah nilai gaya penetrasi kerucut dibagi luas dari kerucut
yang digunakan pada saat menguji (Putra, 2012).
Cone index merupakan gambaran tingkat kepadatan tanah dari besarnya resistensi
yang diterima permukaan kerucut cone penetrometer. Pengukuran terhadap tahanan
penterasi dengan menggunakan cone penetrometer untuk mengetahui besarnya cone
index pada permukaan tanah sampai dengan kedalaman 50 cm. Semakin besar nilai cone
index semakin padat tanah tersebut (Matangaran dan Suwarna, 2012).
Menurut Tafsir (2011), Pengukuran cone index terbagi atas :
- Uji Penetrasi atau Uji duga
Gaya yang diperlukan untuk menekan atau memancang sebuah alat duga
kedalam tanah merupakan ukuran kekuatan tanah.
- Uji Penetrasi Standar
Dalam pengujian ini biasanya sebuah sampel tanah terganggu tetapi
representative didapatkan dari tabung alat sampel guna identifikasi visual. Pengujian
penetrasi standar paling sering digunakan untuk mengukur kepadatan relative tanah-
tanah granular.
Berbagai faktor dapat mempengaruhi hitungan pukulan yang diperoleh, sehingga perlu
bertindak hati-hati saat mengevaluasi hasil-hasil pengujian, seperti kerikil dalam tanah,
penggunaan batang bor yang lebih berat, sepatu alat sampel yang tumpul, kecerobohan
menjatuhkan palu terhadap tinggi jatuh yang dipersyaratkan.
Karena ekonomis dan kesederhanaannya, pemahaman yang lebih baik dari hasil
DCPT dapat mengurangi secara signifikan tenaga dan biaya yang terlibat dalam
evaluasi tanah perkerasan dan tanah dasar. Pengujian cara dinamis ini dikembangkan
oleh TRLL (Transport and Road Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai
diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk
menentukan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan, dan atau
suatu sistem perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah sampai
kedalaman + 70 cm di bawah permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan
tanah dasar. Pengujian ini dilakukan dengan mencatat data masuknya konus yang
tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer
yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula.
- Penetograf
Penetograf merupakan salah satu alat dari penetrometer yang digunakan
untukmengukur ketahanan penetrasi tanah. Penetrograf merupakan penetrimeter jenis
mekanik. Batas maksimal penetrograf adalah 0,80 m.
2.3 Klasifikasi Jenis Tanah Berdasarkan Nilai Tahanan Penetrasi
Klasifikasi tanah berdasarkan SNI 1726-2002 adalah seperti pada tabel dibawah ini
3 1 1.8
4 1,75 1.6
1,6 1.4
5
Tekanan (kPa)
1.2
6 1,6
1
7 0,75
0.8
8 1,75
0.6
9 0,75
0.4
10 1,25
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
Titik
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa Prosedur
Pada praktikum kali ini, pertama siapkan alat ukur pocket penetrometer.
Selanjutnya lepas pelindung merah pada penekan. Selanjutnya kalibrasikan
penetrometer dengan mengarahkan ring ke posisi “0”. Selanjutnya, secara perlahan
tekan tanah hingga piston bergerak dan menunjukkan level tanah. Lakukan penekanan
pada 10 titik yang berbeda. Penekanan dilakukan hanya pada garis indikator. Skala yang
terbaca ada pada bagian bawah ring “low side of ring”. Catat hasil yang didapatkan.
5.1 Kesimpulan
1. Praktikum ini bertujuan untuk memahami fungsi dan tujuan implemen alat
penetrometer yang diaplikasikan pada tanah serta untuk mengetahui tahanan
penetrasi tanah menggunakan alat penetrometer
2. Penetrometer merupakan suatu alat yang digunakan dalam bidang perminyakan atau
bidang yang berhubungan dengan bidang pertanahan. Alat ini digunakan untuk
menentukan penetrasi tanah. Penetrasi tanah adalah daya yang dibutuhkan oleh
sebuah benda untuk masuk ke dalam tanah.
3. Pada titik ke-1 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,3 kPa. Pada titik ke-2
didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,25 kPa. Pada titik ke-3 didapatkan hasil
penetrasi tanah sebesar 1,0 kPa. Pada titik ke-4 didapatkan hasil penetrasi tanah
sebesar 1,75 kPa. Pada titik ke-5 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,6 kPa.
Pada titik ke-6 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,6 kPa. Pada titik ke-7
didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 0,75 kPa. Pada titik ke-8 didapatkan hasil
penetrasi tanah sebesar 1,75 kPa. Pada titik ke-9 didapatkan hasil penetrasi tanah
sebesar 0,75 kPa. Pada titik ke-10 didapatkan hasil penetrasi tanah sebesar 1,25 kPa.
4. Tahanan penetrasi tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, contohnya kadar air pada
tanah dan porositas tanah. Semakin besar porositas tanah, maka tahanan penetrasi
tanah semakin kecil. Semakin besar kadar air pada tanah, maka tahanan penetrasi
tanah semakin kecil.
5.2 Saran
Untuk praktikum, sebaiknya dilakukan pada hari yang tidak mendekati jadwal UAS. Dan
tempat yang digunakan praktikum sebaiknya ditentukan terlebih dahulu sehingga data
praktikum yang didapatkan baik. Terimakasih
DAFTAR PUSTAKA
BSN. 2002. SNI 1726-2002 Tentang Klasifikasi Tanah. Badan Standarisasi Nasional
Indonesia.
Budi, Hadi A.,et al. 2012. Analisis Sifat Fisika Tanah Akibat Lintasan Dan Bajak Traktor Roda
Empat. Vol (1): Hal. 43-53
Muzani, Ahmad. 2012. Desain Penterometer Digital Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535.
Vol. (-). Institut Pertanian Bogor.
Ozoemena Ani. Development and Comparative Test of a Proctor type Cone Penetrometer.
Department of Agricultural and Bioresources Engineering University of Nigeria, Nsukka
Putra, Tofan Argandhi. 2012. Pengujian Kinerja Penetrometer Digital Berbasis Mikrokontroler
ATMEGA 8535. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Risman. 2008. Kajian Kuat Geser Dan CBR Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Abu
Terbang Dan Kapur. Vol.13 No.2 : Hal 99-110
R, J, Matangaran dan U, Suwarna. 2012. Kepadatan Tanah Oleh Dua Jenis Forwarder Dalam
Pemanenan Hutan. Vol.14 No.2 : Hal. 115-124
Suprayogo, Didik, et. al. 2004. Degradasi Sifat Fisik Tanah Sebagai Akibat Alih Guna Lahan
Hutan Menjadi Sistem Kopi Monokultur : Kajian Perubahan Makroporositas Tanah.
Agrivita Vol. 26 No. 1 : Hal. 60-68
Suwanto, Edwin Pondi. 2012. Studi Dan Perancangan Penetrometer Digital Sebagai Alat Uji
Konsistensi Bahan Berbasis Mikrokontroler. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh
November
Tafsir. 2011. Laporan Cone Idex. https://www.scribd.com/doc/109318284/Laporan-2-mp2.
Diakses pada tanggal 10 Desember 2018
Lengkong, et al. 2013. Hubungan Kuat Geser Pada Tanah Dengan Hasil Percobaan Dynamic
Cone Penetrometer Pada Ruas Jalan Wori-Likupang Kabupaten Minahasa Utara. Vol.
(1). Hal. 360