KLIMATOLOGI
ACARA: IX
“KLASIFIKASI IKLIM”
Di susun oleh:
Nama : Cahya Ningrum
Npm : E1K021016
Hari/Tanggal : Sabtu 01 Oktober 2022
Shift : 3 (Tiga)
Coass : 1. Muhammad Nur Alif ( E1F019023)
2. Reni Nabella (E1F019027)
Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. Ir., M.Sc Dwinardi Apriyanto
2. Dr. Ir., M.Sc, Priyono Prawito
1.2. Tujuan
Menentukan kelas iklim suatu tempat dengan menggunakan cara klasifikasi schmit dan
ferguson dan cara klasifikasi oldemann
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr
menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB
dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode
pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. Dimana bulan kering adalah
bulan dengan curah hujan < 60mm, bulan lembab yaitu bulan dengan curah hujan antara 60mm-
100mm, dan bulan basah adalah bulan dengan curah hujan > 100m (Guslim,2012 ).
Iklim Mohr adalah penggolongan iklim berdasarkan rata-rata pengelompokan jumlah bulan
basah dan bulan kering pertahun lalu dirata-rata. Bulan basah yaitu bulan yang jumlah curah
hujannya lebih dari 100 mm/bulan, sedangkan bulan kering adalah bulan yang curah hujannya
kurang dari 60 mm/tahun (Indiyanti, 2011). Tipe iklim Schmidt-Ferguson merupakan perbaikan
dari tipe iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan basah dan bulan kering atau nilai Q dalam
klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson dilakukan dengan cara membandingkan jumlah bulan kering
dengan bulan basah selama pengamatan (Syakur, 2012). Klasifikasi iklim yang tepat digunakan
untuk pemetaan pola tanam pada bidang pertanian adalah klasifikasi iklim menurut Oldeman.
Klasifikasi iklim Oldeman memakai unsur curah hujan sebagai dasar penentuan klasifikasi
iklimnya. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan
lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif
dan kebutuhan air tanaman (Fadholi dan Supriyatin, 2012).
Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim
tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan
tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah)
jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya
dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak
kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe
iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis
vegetasinya adalah padang ilalang (Setiawan 2010).
Filter Kalman menggabungkan pendekatan model fisik dan statistik menjadi model stokastik
yang dapat diperbarui setiap saat untuk tujuan peramalan segera (on line forecasting). Model
prediksi hujan dengan metode Filter Kalman dibangun untuk memenuhi kebutuhan terhadap
perencanaan tanam yang selama ini masih bertumpu pada pola hujan setempat dan belum
memperhitungkan aspek prediksi. Hasil validasi model prediksi hujan mingguan dengan metode
filter Kalman memperlihatkan nilai koefisien korelasi validasi sebagian besar antara 50-80%.
Sedangkan hasil validasi untuk curah hujan bulanan, menunjukkan nilai koefisien korelasi yang
lebih tinggi, yang sebagian besar lebih dari 80%.( Estiningtyas et al, 2013).
Pada dasarnya Oldeman bersama-sama dengan beberapa kawannya melakukan klasifikasi
terutama atas dasar curah hujan bhubungannya dengan kebutuhan air tanaman khususnya
tanaman panagan semusim yaitu padi dan palawija. Oldeman ama halnya dengan Schmidt dan
Ferguson maupun Mohr juga menggunakan istilah bulan basah dan bulan kering dalam
penggolongannya. Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan
pada beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang digunakan.
Namun demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam
klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia. Ia membuat dan menggolongkan tipe-
tipe iklim di Indonesia berdasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering
secara berturut-turut ( Dewi ,2012 ).
Kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman
palawija adalah 70 mm/bulan, dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah
75% maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan
sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija
diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga menurut Oldeman suatu bulan dikatakan
bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan
bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm (Tjasyono, 2014)
BAB III
METODEOLOGI
3.2 Cara Kerja
1. Mengumpulkan data hujan dari beberapa stasiun dalam kawasan berdekatan yang
mempunyai masa pendapatan tahun 2017 – 2021.
2. Membuat rataan bulanan masing-masing data tersebut
3. Mengklasifikasikan data iklim tersebut menurut cara klasifikasi schmit dan ferguson dan
cara klasifikasi oldemann
4. Mengamati hasil dua macam klasifikasi tersebut sama. Jika berbeda dijelaskan mengapa
apabila terjadi perbedaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahun/Bulan 2017 2018 2019 2020 2021
Januari 246,8 253,7 238 451 500,5
Tipe Iklim
A <14
B 14 – 33
C 33 – 60
D 60 – 100
E 100 – 170
F 170 – 300
G 300 – 700
H >700
Klasifikasi menurut oldemaan
Tahun Bulan basah Bulan kering
2017 8 4
2018 6 4
2019 6 6
2020 8 1
2021 10 1
Rata-rata bulan basah
= Jumlah bulan basah
Jumlah tahun
= 38/5 = 7,6
Rata-rata bulan kering
= Jumlah bulan kering
Jumlah tahun
= 16/5 = 3,2
Dikatakan BK = 100 mm
Dikatakan BB = 200 mm
B 7-9 2 2–3
C 5–6 3 3–4
D 3–4 4 4-6
E 3
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan dapat disimpulkan bahwa pengklasifikasian iklim sangat diperlukan untuk
mengembangkan pertanian terkait pemilihan jenis tanaman yang sesuai dan untuk menentukan
jenis iklim dapat digunakan metode shmidth-Ferguson dan Oldeman
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan dalam praktikum ini antara lain adalah:
Kepada praktikan untuk bisa lebih aktif dalam pelaksanaan praktek ini serta menanyakan hal
– hal yang tidak diketahui, dan diharapkan kepada praktikan untuk selalu datang tepat waktu
agar praktikum yang di laksanakan berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Indiyanti, D. 2012. Perbandingan Hasil Penentuan Curah Hujan Bulanan Menurut Teori Mohr
Dan Oldeman Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis. UIN Syarif Hidayatullah:
Jakarta.
Praptono, B. 2010. Kajian Pola Bertani Padi Sawah Di Kabupaten Pati Ditinjau Dari Sistem
Pertanian Berkelanjutan. Universitas Diponegoro: Semarang
Wiyono, S. 2013. Perubahan Iklim Dan Ledakan Hama Dan Penyakit Tanaman. Institut
Pertanian Bogor.