Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

RADIASI SURYA

Disusun Oleh :

Nama : Harun Al Rasyid

Npm : E1K020030

Coass : 1. Muhammad Andre Akbar E1F020012

2. Habib Abdul Aliy Sofyan Salim E1F020015

3. Costan Ridwan Pardede E1F020037

Dosen Pengampu : 1. Prof. Ir. Priyono Prawito, M.Sc

2. Prof. Ir. Dwinardi Apriyanto, M.Sc

LABORATORIUM ILMU TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

SEPTEMBER 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Energi Matahari merupakan sumber energi utama untuk proses–proses yang terjadi di
Bumi. Energi matahari sangat membantu berbagai proses fisis dan biologis di Bumi. Radiasi
adalah suatu proses perambatan energi (panas) dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang
tanpa memerlukan zat perantara. Energi Matahari bisa sampai ke permukaan Bumi adalah
dengan cara radiasi (pancaran), karena diantara Bumi dan Matahari terdapat ruang hampa
(tidak ada zat perantara) (Priatam et.al., 2017).
Radiasi matahari merupakan salah satu parameter cuaca yang paling berpengaruh dalam
sistem iklim, dimana seluruh fenomena cuaca dan iklim pada mulanya disebabkan oleh variasi
distribusi penerimaan radiasi matahari. Fluktuasi intensitas radiasi matahari yang diterima di
permukaan bumi membentuk pola iklim dalam berbagai skala waktu. Tidak hanya
mempengaruhi sistem cuaca dan iklim, pola radiasi matahari juga memberikan informasi
penting dalam berbagai sektor, seperti pertanian, sumber daya air, dan energi (Sianturi, Y :
2021). Secara tidak langsung pengaruh radiasi juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam
ilmu pertanian sebagai dasar strategi dalam penyusunan rencana dan kebijakan pengelolaan
usaha tani pertanian dan peternakan. Lingkup kebijakan dapat meliputi sebidang lahan, suatu
wilayah atau teritorial pertanian (Koesmaryono, Y : 2013).
Perubahan iklim menyebabkan terjadinya perubahan pola hujan, pergeseran musim,
kenaikan suhu, dan kenaikan muka air laut. Salah satu dampak perubahan iklim di sektor
pertanian yaitu kegagalan panen akibat kejadian iklim ekstrim semakin sering terjadi dan
semakin meluas (Boer, et al.,2015). Maka dari itu perlu adanya perhatian dalam pemahaman
mengenai perubahan iklim akibat dari radiasi surya, semua ilmu yang mempelajari tentang
pengaruh iklim terhadap sektor pertanian disebut juga dengan ilmu klimatologi pertanian.
Informasi cuaca yang selalu yang terkini (up to date), bimbingan teknis kepada petani agar
lebih baik lagi mengelola resiko iklim dan mengurangi dampak ekonomi dari perubahan iklim
seperti kebanjiran atau kekeringan, peningkatan dan pengembangan pemodelan iklim untuk
membuat gambaran iklim pada masa yang akan dating (Anwar et al., 2018).
1.2. Tujuan
1. Menentukan intensitas radiasi dan lama penyinaran surya pada suatu hari.
2. Menghitung data intensitas dan lama penyinaran surya untuk periode selama 1 bulan
dan diperkirakan fluktuasi tahunannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peranan iklim sangat menentukan bagi semua sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor
pertanian, terkhusus diwilayah tropis yang sangat bergantung pada keadaan iklim setempat.
Iklim ini bisa menjadi penentu keberhasilan maupun kegagalan dalam suatu produk pertanian
yang akhirnya akan menjadi pengaruh dalam stabilitas produk pangan hasil pertanian dalam
suatu wilayah (Nugroho : 2021).
Penyinaran matahari sering ditempatkan pertama dalam kaitan pembahasan unsur
cuaca dan iklim. Matahari telah menggerakkan hampir semua yang ada di Bumi sejak
kehidupan dimulai, termasuk iklimnya. Matahari juga memberikan dampak tahunan dan
musiman, mengubah karakter setiap belahan Bumi saat orientasi Bumi bergeser sepanjang
tahun. Penggerak utama dinamika cuaca dan iklim adalah radiasi matahari yang sampai ke
Bumi yang menghangatkan atmosfer, dan menyebabkan suhu udara berubah. Perbedaan suhu
udara pada permukaan Bumi akan diikuti oleh perbedaan tekanan udara yang kemudian
menyebabkan terjadinya angin. Adanya pemanasan dari matahari juga menyebabkan
masuknya uap air ke atmosfer vana akan mempengaruhi kelembanan udara dan sterusnya
(Sujalu et,al.,2020). Radiasi matahari atau radiasi surya ini diukur menggunakan beberapa alat-
alat dalam lingkup ilmu klimatologi diantaranya adalah :
A. Campbell stokes
Campbell Stokes Recorder adalah alat yang digunakan secara resmi oleh Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam kegiatan pengukuran lamanya penyinaran
matahari (Atina et,al., 2022). Pengukuran ini sangat bergantung dengan keadaan awan/cuaca.
Intensitas Penyinaran matahari dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya posisi bumi
mengelilingi matahari dan keadaan awan di atmosfer. Campbell Stokes Recorder memiliki
beberapa komponen, yang pertama ada bola pejal dengan diameter 10-15 cm yang berfungsi
sebagai lensa cembung, kedua kertas pias sebagai indikasi pengukur, ketiga plat logam
berbentuk mangkuk bercelah untuk meletakkan kertas pias dan yang keempat ada penyanggah
tempat bola kaca, dilengkapi dengan skala bentuk derajat yang disesuaikan dengan posisi
lintang stasiun. Saat matahari tepat di atas kepala kita (membentuk sudut 900) maka penyinaran
matahari yang terjadi secara maksimal sehingga suhu suatu area akan maksimal, sedangkan
pada suhu kurang dari dan lebih dari 900, penyinaran matahari yang diperoleh permukaan bumi
akan minimal sehingga suhu suatu area akan minimal pula (Sandi, 2017). Bekas terbakar pada
kertas pias menunjukkan lamanya matahari bersinar di hari itu (Asri, 2013).
B. Gun bellani
Gunn Bellani merupakan alat konvensional untuk mengukur intensitas cahaya radiasi
matahari bersifat manual karena memerlukan tenaga manusia dalam pengoperasiannya
(Sashiomarda dan Prabowo, 2016). Cahaya matahari dihitung dari selisih pembacaan skala
dikalikan dengan konstanta kemudian dibagi 21 yang dinyatakan dalam satuan kalori/cm2
(Langley). Untuk mengukur intensitas cahaya matahari, Gun Bellani selalu diamati setiap pagi
pada jam 07.00 waktu setempat. Keseluruhan cara kerja Gun Bellani memerlukan tenaga
manusia untuk mengoperasikannya, yaitu dengan pemasangan alat di pagi hari, dan dibalik
pada sore hari kemudian dikembalikan agar permukaan air dalam tabung mendekati nol,
volume air dalam alat konstan dan akan menguap bila terkena cahaya matahari yang kemudian
akan terjadi kondensasi dan air akan turun (Raharjo et,al., 2021)
C. Actinograph Bimetal
Actinograph Bimetal adalah alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari dan
lamanya penyinaran matahari. Actinograph Bimetal berfungsi untuk mengukur pencahayaan
matahari dan juga radiasi matahari secara otomatis (Pratiwi. D : 2022). Alat ini menggunakan
sensor bimetal dengan satuan K Cal/cm2 (Langley). Lempeng logam bimetal akan memuai
apabila terjadi perubahan suhu panas dan pena yang ada di dalam Actinograph Bimetal akan
bergerak dan melukis kertas pias karena adanya perbedaan suhu (Putra. A et,al., 2016). Prinsip
kerja alat ini adalah bila kedua lempengan logam berada pada temperatur yang sama maka pena
akan menunjukkan angka nol. Lempengan yang berwarna hitam berukuran lebih panjang
karena menyerap panas apabila terkena radiasi matahari, diantara lempengan tersebut ada pena
yang akan bergerak naik turun Besarnya intensitas radiasi matahari yang mengenai lempengan
logam berbanding lurus dengan perbedaan temperatur logam dan perbedaan panjang yang akan
menggerakkan pena ( Hamdi. S : 2014)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan diantaranya:
1. Solarimeter atau solarigraf
2. Campbell stokes
3. Pias masing-masing alat
4. data hasil pengukuran selama satu bulan
5. Alat tulis

3.2 Prosedur kerja


Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini diantaranya:
1. Memasang alat Campbell stokes ditempat yang sudah disediakan oleh co-ass
2. Memastikan alat benar benar terpasang secara horizontal sempurna.
3. Memasang kertas pias yang sesuai dengan Campbell stokes.
4. Menghitung intensitas radiasi dan lama penyinaran surya yang terekam pada hari
pengukuran .
5. Mencatat kejernihan langit pada saat dilapangan.
6. Membahas data yang anda peroleh dengan mempertimbangkan catatan yang tersedia.
7. Menghitung total energi radiasi selama satu tahun dan membandingkan jumlah radiasi
yang diterima dilintang tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari praktikum kali ini yaitu:
1. Radiasi surya merupakan salah satu parameter cuaca yang paling berpengaruh dalam
sistem iklim, dimana seluruh fenomena cuaca dan iklim pada mulanya disebabkan oleh
variasi distribusi penerimaan radiasi matahari.
2. Intensitas Cahaya surya ini dapat diukur menggunakan beberapa alat-alat klimatologi
yang diantaranya adalah Campbell stokes, Gun bellani, dan Antinoghrap bimetal.
3. Campbell stokes adalah alat Pengukuran yang sangat bergantung dengan keadaan
awan/cuaca. Intensitas Penyinaran matahari dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya posisi bumi mengelilingi matahari dan keadaan awan di atmosfer
4. Gunn Bellani merupakan alat konvensional untuk mengukur intensitas cahaya radiasi
matahari bersifat manual karena memerlukan tenaga manusia dalam pengoperasiannya
5. Actinograph Bimetal mrupakan alat yang berfungsi untuk mengukur pencahayaan
matahari dan juga radiasi matahari secara otomatis.

5.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum kali ini yaitu sebaiknya
untuk praktikum selanjutnya co-ass agar bisa lebih mengarahkan praktikan, entah
secara langsung ataupun melalui via grup WA.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A., Sudjatmiko, S., & Barchia, M. F. (2018). Pergeseran klasifikasi iklim oldeman
dan schmidth-fergusson sebagai dasar pengelolaan sumberdaya alam di
Bengkulu. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan, 7(1), 59-68.
Asri, N. 2013. Dasar-dasar Klimatologi. Yogjakarta : Universitas Gadjah Mada.
Atina, A., & Prasetio, H. (2022). Pengamatan Lamanya Penyinaran Matahari di BMKG
Kelas II Kota Palembang Menggunakan Alat Campbell Stokes. Jurnal
Penelitian Fisika dan Terapannya (JUPITER), 3(2), 42-47.
Boer, R., Perdinan, F. A., Amanah, S., A., 2015. Kerentanan Dan Pengelolaan Risiko Iklim
Pada Sektor Pertanian, Sumberdaya Air & Sumber Kehidupan Masyarakat
Nusa Tenggara Timur, UNDP-SPARC Project. Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Jakarta
Hamdi, S. (2014). Mengenal lama penyinaran matahari sebagai salah satu parameter
klimatologi. Berita Dirgantara, 15(1).
Koesmaryono, Y., & Askari, M. (2013). Pengertian dan Ruang Lingkup Klimatolog
Pertanian, dan Pengaruh Atmosfer terhadap Kehidupan dan Pertanian.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Nugroho, B. D. A. (2021). Penerapan Klimatologi Dalam Pertanian 4.0. Deepublish.
Pratiwi, D. (2022). SKRIPSI: UJI DAYA HASIL 10 GENOTIPE NILAM (Pogostemon
cablin Benth.) PADA MUSIM KEMARA (Doctoral dissertation, Politeknik
Negeri Lampung).
Priatam, P. P. T. D., Zambak, M. F., Suwarno, S., & Harahap, P. (2021). Analisa Radiasi
Sinar Matahari Terhadap Panel Surya 50 WP. RELE (Rekayasa Elektrikal dan
Energi): Jurnal Teknik Elektro, 4(1), 48-54.
Putera, A. P., & Toruan, K. L. (2016). Rancang Bangun Alat Pengukur Suhu, Kelembaban
Dan Tekanan Udara Portable Berbasis Mikrokontroler Atmega16. Jurnal
Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika, 3(2), 42-50.
Raharjo, M. R., Saputra, R. E., Harjupa, W., & Fathrio, I. (2021). Perancangan Prediktor
Hujan Deras Menggunakan Metode Logika Fuzzy Mamdani. eProceedings of
Engineering, 8(5).
Sandi, D. A. (2017). Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Perubahan Suhu,
Kelembaban Udara, dan Tekanan Udara. Skripsi. Universitas Jember.
Sashiomarda, J. A., & Prabowo, D. (2016). Perancangan Peralatan Untuk Pengukuran
Radiasi Gelombang Pendek Matahari. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika, 3(3), 52-59.
Sianturi, Y. (2021). Pengukuran dan Analisa Data Radiasi Matahari di Stasiun Klimatologi
Muaro Jambi. Megasains, 12(1), 40-47.
Sujalu, A. P., Pulihasih, A. Y., & Biantary, M. P. (2020). Instrumentasi Klimatologi Dan
Meteorologi. Zahir Publishing.

Anda mungkin juga menyukai