Kelompok 3B :
Arinatus Shofifah Yushan 09040520054
Dara Rizky Rivaldo R 09020520026
Devi Eka Puspandari 09040520060
Erica Nanda Kurnia 09020520028
Faishal Choiri Efendi 09010520008
Husnul Lailatus Syafa'ah 09040520064
M. Fithroni Ramadhani 09040520068
M. Arsyad Sa’dy 09040520066
Dosen Pengampu :
Shinfi Wazna Auvaria, S.T, M.T
1. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui warna sampel air dengan membandingkan sampel air dengan
larutan standar yang diketahui konsentrasinya.
2. Mengetahui kekeruhan sampel air dengan berdasarkan intensitas cahaya
yang dipendarkan oleh suspensi dalam sampel air.
3. Untuk menentukan tingkat keasaman atau basa dalam suatu larutan
melalui konsentrasi ion Hidrogen (H+).
2. Prinsip Percobaan
Prinsip pada praktikum ini dilakukan dengan menggunakan pengukuran
spektrofotometer untuk mengetahui absorban pada sampel air serta
menggunakan pH meter, TDS Meter, dan DO Meter untuk mengetahui pH dan
suhu pada sampel air. Serta dapat mengetahui konsentrasinya dengan
membuat sederetan hasil pengukuran absorbansi.
3. Dasar Teori
Air merupakan materi penting dalam kehidupan. Semua makhluk hidup
membutuhkan air. Bagi manusia, kebutuhan akan air adalah mutlak karena
70% zat pembentuk tubuh manusia terdiri dari air. kebutuhan air untuk
kebutuhan sehari-hari berbeda untuk setiap tempat dan setiap tingkatan
kehidupan. Biasanya semakin tinggi taraf kehidupan, semakin tinggi pula
jumlah kebutuhan air (Apriliana E, M. R. Ramadhian, M Gapila dalam Fitri
Mairizka, 2017).
Menurut Earnestly dalam Arief Yandra pada tahun 2019, Kadar zat
terlarut dan zat tidak terlalut yang diperbolehkan ada dalam air telah ditetap
oleh menteri kesehatan dengan istilah nilai ambang (NAB) atau baku mutu
yang tidak mengganggu kesehatan manusia sehingga air tersebut dikatakan
sebagai air bersih.
Air sumur adalah air yang berasal dari air hujan yang meresap kedalam
tanah dan kontak dengan bermacam-macam zat yang terdapat pada lapisan
tanah. Umumnya kualitas air tanah lebih baik jika dibandingkan dengan air
permukaan. Karena resapan air dalam tanah mengakibatkan terjadinya
penyaringan dari bakteri-bakteri atau organisme lainnya. Serta dari segi
kimiawi air sumur banyak mengandung mineral (Lestari dan Ziad Thoriq,
2017). pH digolongkan sebagai salah satu parameter kualitas air yang paling
penting. Pengukuran pH harus dilakukan dengan menjaga keasaman air atau
kadar air. Jika pH dibawah 7,0 sementara itu bersifat basa jika pH lebih tinggi
dari 7,0 air asam dapat menimbulkan korosi pada pipa logam dan sistem
plumbingnya. Kisaran pH air minum normal yang disebutkan dalam pedoman
WHO dan NDWQS adalah antara 6,5 dan 8,5 (N Rahmania, 2015).
Pengukuran absorsan dilakukan pada Spektrofotometer Unicam UV atau
Vis UV2 200 menggunakan kuvet kuarsa panjang jalur 1 cm.
Spektrofotometer dilengkapi dengan penampung kuvet temostatis yang diatur
oleh penangas air eksternal perangkat lunak UV – probe digunakan untuk
mengontrol pengukuran dan merekan spektrum absorbansi. (Unicam, UK
dalam Emilio Garcia Robledo, 2014). (ditaroh di pembahasan saja)
4. Alat dan Bahan
4.1. Alat
4.1.1. pH meter
4.1.2. Spektrofotometer
4.1.3. TDS Meter
4.1.4. DO Meter
4.1.5. Kuvet
4.1.6. Gelas beker
4.1.7. Pipet tetes
4.1.8. Botol Bekas
4.2. Bahan
4.2.1. Sampel (Air sumur)
4.2.2. Aquades (Blanko)
5. Skema Kerja
5.1. Analisa pH, suhu, dan Kekeruhan
Aquades
Dimasukkan ke dalam gelas ukur
Dinetralkan pH meter, TDS Meter, DO Meter dengan
menyelupkan ke aquades (blanko)
Sampel
7. Pembahasan
Praktikum Metode Analisis Pencemaran Lingkungan pada hari Kamis, 25
November 2021. Membahas mengenai analisa sifat fisik air yang meliputi
warna, pH, suhu, dan kekeruhan. Praktikum dilakukan di Laboratorium
Teknik Lingkungan dan Ilmu Kelautan yang dimulai pada pukul 08.00 sampai
selesai.
Tujuan pada praktikum kali inin ada 3 yaitu mengetahui warna sampel air
dengan membanding sampel air dengan larutan standar yang diketahui
konsentrasinya, mengetahui suhu dalam sampel air dan untuk menentukan
tingkat keasaman atau basa dalam suatu larutan melalui konsentrasi ion
Hidrogen (H+).
Sebelum melakukan praktikum mahasiswa menggunakan jas laboratorium
yang sudah ditentukan. Kemudian mahasiswa menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk praktikum kali ini. Alat yang digunakan yaitu pH
meter, TDS meter, DO meter, Spektrofotometer, Kuvet, Gelas beker, Pipet
tetes, Botol bekas. Sebelum itu mahasiswa harus menyiapkan sampel bahan
yaitu air permukaan dan juga aquades (blanko). Untuk praktikum kali ini titik
lokasi pengambilan sampel yaitu drainase Desa kramat jegu Rt 03 Rw 0,
Sidoarjo.
Kemudian mahasiswa mulai melakukan percobaan dengan tahap pertama
yaitu memindahkan sampel air permukaan dan juga aquades (blanko) ke
dalam gelas beker yang berbeda. Selanjutnya memasukkan pH meter, TDS
meter, dan DO meter ke dalam gelas beker yang berisi aquades (blanko) guna
untuk menstrerilkan sebelum digunakan mengukur sampel air permukaan.
Setelah itu masukkan ketiga alat pengukur tersebut ke dalam gelas beker yang
berisi sampel air permukaan untuk diukur pH, suhu dan kekeruhan. Setelah di
ukur kemudian dilakukan pencatatan hasil pengukuran tersebut.
Selanjutnya, tahap kedua praktikum kali ini dilakukan analisis warna pada
sampel air permukaan. Dengan langkah pertama menuangkan aquades dan
sampel air permukaan ke dalam kuvet yang berbeda menggunakan pipet tetes
yang akan digunakan sebagai blanko. Setelah itu, memasukkan kuvet aquades
ke dalam spektrofotometer dengan mengatur panjang gelombang yang
diinginkan guna untuk meng 0 (nol) setkan spektrofotometer. Kemudian
memasukkan kuvet sampel air sungai ke dalam spektrofotometer dan
mengatur panjang gelombang berbeda-beda sebanyak 5 kali.
Data nilai absorbansi yang didapat dalam pengukuran spektrofotometri
dengan menggunakan alat spektrofotometer yaitu sebegai berikut :
Panjang gelombang 380 nm = 0,183
Panjang gelombang 390 nm = 0,091
Panjang gelombang 400 nm = 0,028
Panjang gelombang 410 nm = 0,004
Panjang gelombang 420 nm = 0,010
Hasil Absorbansi
0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
380 nm 390 nm 400 nm 410 nm 420 nm
Hasil Absorbansi
Jadi, nilai absorbansi maksimumnya yaitu 0,183 dengan panjang
gelombang 380 nm, dan untuk nilai absorbansi minimumnya yaitu 0,004
dengan panjang gelombang 410 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi makan
semakin tinggi tingkat kekeruhan sampel airnya.
8. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa air permukaan yang
digunakan sebagai sampel mendapatkan pH sebesar 6,8 dan kadar oksigen 286
mg/L serta suhu 23,60 C yang dimana sampel air tersebut dapat diartikan cukup
baik untuk di konsumsi untuk mencuci, mandi, dan sebagainya, akan tetapi
tidak baik untuk dikonsumsi sebagai air minum. Dan untuk dari data
absorbansi yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
nilai absorbansi makan semakin tinggi tingkat kekeruhan sampel airnya.
Daftar Pustaka
García-Robledo, E., Corzo, A., & Papaspyrou, S. (2016). A fast and direct
spectrophotometric method for the sequential determination of nitrate and
nitrite at low concentrations in small volumes. Marine Chemistry.
Lestari, & Thoriq, Z. (2017). KUALITAS AIR SUMUR-SUMUR PENDUDUK
DI KELURAHAN JATI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR. Jurnal
Petro, 4, 59-65.
Mairizki, F. (2017). ANALISIS KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG DI
SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM RIAU. Journal
Katalisator, 2, 9-19.
Putra, A. Y., & Marizki, F. (2019). Analisis Warna, Derajat Keasaman dan Kadar
Logam Besi Air Tanah Kecamatan Kubu Babussalam, Rokan Hilir, Riau.
Journal Katalisator, 4, 9-14.
Rahmania, N., Hajar Bt Ali, S., Homayoonfard, M., Ali, N., Rehan, M., Sadef, Y.,
& Nizami, A. (2016). Analysis of Physiochemical Parameters to Evaluate
the Drinking Water Quality in the State of Perak, Malaysia. Research
Article Journal Of Chemistry.
9. Pertanyaan
1. Sebutkan perbedaan antara warna sejati dan warna semu
2. Apa yang digunakan sebagai unit standar warna
3. Apa saja penyebab terjadinya kekeruhan?
4. Sebutkan sifat-sifat bahan yang menyebabkan kekeruhan pada:
a. Air limbah domestik
b. Air Sungai
5. Bagaimana hubungan antara:
a. pH dengan konsentrasi ion H+
b. pH dengan konsentrasi ion OH
6. Berapakah kira-kira nilai pH larutan HCl 2N?
Jawaban
1. Warna sejati adalah warna dari air yang sebenarnya tanpa adanya kekeruhan,
warna sejati biasanya disebabkan adanya senyawa-senyawa organik yang
mudah larut dan beberapa ion logam
2. Blanko dengan panjang gelombang 380 nm – 420 nm
3. Kekeruhan air disebabkan oleh penurunan zat padat baik tersuspensi maupun
koloid. Partikel koloid penyebab kekeruhan ini memiliki muatan yang stabil
sehingga sulit untuk hilangkan.
4. a. Banyaknya bahan organik di dalam air membutuhkan suplai oksigen yang
tinggi. Apabila kebutuhan oksigen tidak mencukupi maka proses
pembusukan terjadi secara anaerobik.
b. Meningkatnya suhu air dapat menyebabkan metabolisme dan respirasi
organisme air meningkat sehingga akan cenderung menambah kekeruhan.
Selain suhu, banyak sedikitnya cahaya juga memengaruhi terhadap tingkat
kekeruhan.
5. Ion H+ merupakan pembawa sifatasam dari suatu zat. Semakin banyak ion H+
dalam suatu larutan maka semakin asam larutan tersebut.
Suatu larutan memiliki kelarutan tinggi jika jumlah ion yang terbentuk
semakin banyak. Maka semakin banyak ion OH- maka semakin tinggi pH
larutan.
6. Untuk larutan asam klodia (HCL) umumnya memiliki pH dibawah 7, jadi
HCL 2N memiliki pH dibawah 7