DISUSUN OLEH :
NIM : 195100901111004
KELOMPOK :O-1
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui cara pengambilan sampel tanah dengan menggunakan
Auger Soil Sampel
b. Mahasiswa mampu menentukan besarnya kemiringan lahan dan mengukur
ketinggian lahan dengan menggunakan alat Abney Level dan Clinometer
c. Mahasiswa mampu membandingkan hasil pengukuran sudut lereng dengan
berbagai alat
d. Mahasiswa mampu menghitung indeks erodibilitas tanah dengan rumus K
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengukur pohon dengan menggunakan sistem trigonometri maka kita perlu
mengukur jarak datar dari pangkal pohon yang akan diukur tingginya ke tempat
berdirinya si pengukur. Abney level adalah sebuah alat yang dipakau untuk mengukur
ketinggian yang terdiri dari skala busur derajat. Beberapa kelebihan abney level adalah
mudah untuk digunakan, relative murah dan akurat. Abney level digunakan untuk
mengukur derajat, elevasi topografi dan metode pengukuran klinometer. Pengukuran
klinometer digunakan untuk mengukur sudut vertikal. Karena beda tinggi antara dua titik
dapat dihitung apabila diketahui jarak dan sudut vertikal antara dua titik tersebut.
Pengukuran jarak menggunakan pita ukur, sehingga pada pengukuran klinometer alat
utamanya adalah abney level dan alat bantu pengukuran adalah pita ukur. Cara
penggunaan alat ini adalah letakkan bagian A ke mata kemudian bidik ke puncak
pohon/bebas cabang (B) setelah sesuai alat tersebut dikunci (E), setelah dikunci maka
baca sudut , kemudian kunci dibuka dan lakukan hal yang sama ke pangkal pohon,
kemudian dikunci dan baca sudut . Setelah itu ukur jarak datar dari tempat pengukuran
ke posisi pohon yang diukur (Mardiatmoko et al., 2014).
𝑏
𝑎= 𝑥 100%
𝑐
keterangan:
a: Kemiringan Lereng
b: Beda Tinggi
c: Jarak
Disiapkan
Alat
Dirangkai
Ring silinder
Sampel tanah
Ditentukan tiitk pengambilannya
Disiapkan
Air
Sebanyak 900 ml dituang ke dalam
gelas beker
Sampel tanah
Sebanayak 100 ml dimasukkan
kedalam gelas beker
Pengaduk
Digunakan untuk
menghomogenkan tanah didalam
media pelarut air
Kerucut Imhoff
Disiapkan dengan diletakkan
dengan bantuan penyangga
Campuran tanah dan air
Kerucut imhoff
Dicatat volume yang terukur
Hasil
Gambar 3.31 Cara kerja uji coba erodibilitas tanah
Sumber: Data diolah, 2021
3.2.2 Kemiringan Lereng
a. Clinometer
Disiapkan
Alat
Dirangkai
Ditentukan
Hasil
Gambar 3.32 Cara kerja penggunaan clinometer
Sumber: Data diolah, 2021
b. Abney Level
Disiapkan
Pengamat
Memposisikan diri dibawah objek dan
membidik kearah lereng atas melalui
celah pada alat
Sekrup
D PERHITUNGAN
1. Perhitungan LS
a. Abney Level
- Titik 1
𝐿
𝐿𝑆 = ( 22)𝑚 𝑥 (0,065 + 0,045 𝑠 + 0,065𝑠 2 )
7
𝐿𝑆 = ( 22)0,5 𝑥 (0,065 + 0,045 (8) + 0,065(8)2 )
𝐿𝑆 = 0,474
- Titik 2
𝐿 𝑚
𝐿𝑆 = ( ) 𝑥 (0,065 + 0,045 𝑠 + 0,065𝑠 2 )
22
8 0,5
𝐿𝑆 = ( 22
) 𝑥 (0,065 + 0,045 (5) + 0,065(5)2 )
𝐿𝑆 = 0,272
- Titik 3
𝐿
𝐿𝑆 = ( 22)𝑚 𝑥 (0,065 + 0,045 𝑠 + 0,065𝑠 2 )
8,8 0,5
𝐿𝑆 = ( 22
) 𝑥 (0,065 + 0,045 (57) + 0,065(57)2 )
𝐿𝑆 = 15,019
b. Clinometer
- Titik 1
LS = Tan X0 x 100%
LS = Tan 3,5 x 100%
LS = 6,12%
- Titik 2
LS = Tan X0 x 100%
LS = Tan 4,5 x 100%
LS = 7,87%
2. Tinggi Gedung
Tinggi Gedung = Tinggi mata pengamat +(tan alpha x jarak)
Tinggi Gedung = 1,55 + (tan 350 x 9)
= 1,55 + (0,7 x 9)
= 7,85 m
3. Erodibilitas
𝑉 𝑐𝑙𝑎𝑦 3,5 𝑚𝑙
% Clay = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100% = 675 𝑚𝑙 𝑥 100% = 0,51 %
𝑉 𝑠𝑖𝑙𝑡 575 𝑚𝑙
% Silt = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100% = 675 𝑚𝑙 𝑥 100% = 85,18 %
𝑉 𝑠𝑎𝑛𝑑 96,5 𝑚𝑙
% Sand = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 14,29 %
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 675 𝑚𝑙
Maka,
% 𝑆𝑖𝑙𝑡+% 𝑆𝑎𝑛𝑑
𝐸=
% 𝐶𝑙𝑎𝑦
85,18%+14,29%
𝐸= 0,51 %
𝐸 = 195,039
5.1 Kesimpulan
Praktikum Teknik konservasi lingkungan materi 1 membahas terkait identifiaksi sifat fisik
lahan melalui pengukuran erodibilitas tanah dan kemiringan lereng. Tujuan praktikum kali ini
ialah agar mahasiswsa mampu menghitung indeks erodibilitas tanah dengan rumus K, agar
mahasiswa mampu mengetahui cara pengambilan sampel tanah dengan menggunakan
auger soil sampel, agar mahasiswa mampu menentukan besarnya kemiringan lahan dan
mengukur ketinggian lahan dengan menggunakan alat abney level dan clinometer. Serta
mahasiswa mampu membandingkan hasil pengukuran sudut lereng dengan berbagai alat.
Untuk menentukan sifat fisik lahan, dapat dilihat kemiringan dan erodibilitasnya. Kemiringan
lahan dapat diukur dengan menggunakan abney level dan klinometer. Sedangkan
erodibilitas tanah dapat diukur dengan menggunakan auger soil sampler dan ring sampler
kemudian dihitung dengan rumus. Data hasil praktikum, diketahui besar volume komponen
tanah yang terbaca pada kerucut imhoff. Komponen tanah tersebut adalah clay, silt dan
sand. Clay berupa tanah liat, silt adalah debu dan sand berupa pasir. Terdapat volume clay
sebesar 3,5 ml, volume debu adalah 575 ml dan volume pasir sebesar 96,5 ml. Lalu, dicari
besar persen tiap komponen tersebut dan nilai erodibilitas dihitung menggunakan
persamaan E. Rumus erodibilitas tanah dapat dihitung dengan menjumlahkan persentase
debu dan pasir lalu dibagi dengan persentasi liat. Perhitungan indeks erodibilitas tanah dari
percobaan didapatkan nilai erodibilitas sebesar 195, 039%
5.2 Saran
Praktikum dilaksanakan dengan lancar dan baik. Sebaiknya video praktikum bisa dibuat
lebih detail lagi agar praktikan dapat lebih banyak menyerap ilmu ketika menyimak video
praktikum. Dalam pengambilan sampel tanah dengan auger soil sampler dan ring sampler
diperlukan kesabaran karena tanah yang digali tidak boleh ada batu dibawahnya sehingga
harus dilakukan penggalian ulang dilokasi berbeda setiap ada batu. Semoga ilmu yang
diberikan asisten dapat membuat kami praktikan lebih faham lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anasiru, Rahmat Hanif. 2015. Perhitungan Laju Erosi Metode Usle untuk Pengukuran Nilai
Ekonomi Ekologi di Sub DAS Langge, Gorontalo. Jurnal Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian 18(3): 273-289
Andrian, Supriadi, Purba Marpaung. 2014. Pengaruh Ketinggian Tempat dan Kemiringan
Lereng terhadap Produksi Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) di Kebun Hapesong
PTPN III Tapanuli Selatan. Jurnal Online Agroekoteknologi 2(3): 981 – 989
Ashari, Arif. 2013. Kajian Tingkat Erodibilitas Beberapa Jenis Tanah di Pegunungan
Baturagung Desa Putat dan Nglanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul.
Informasi 1(2): 23-31
Ayuningtyas, Efrinda Ari, Ainul Fahmi Nur Ilma, dan Rindhang Bima Yudha. 2018. Pemetaan
Erodibilitas Tanah dan Korelasinya Terhadap Karakteristik Tanah di Das Serang,
Kulonprogo. Jurnal Nasional Teknologi Terapan 2(1): 37 – 46
Faridlah, Mela. 2016. Studi Karakteristik Tanah Residual Vulkanik Berdasarkan Sifat
Magnetik dan Sifat Keteknikan Tanah (Studi kasus daerah Longsor desa langen sari
kabupaten Bandung Barat). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia
Kurnia Undang, Fahmuddin Agus, Abdurrachman Adimihardja, Ai Dariah. 2011. Sifat Fisik
Tanah dan Metode Analisisnya. Irsal Las. Departemen Pertanian
Manurung, Ridho, Niken Silmi, dan Noegroho Djarwati. 2016. Analisis Stabilitas Lereng
Berdasarkan Hujan 3 Hari Berurutan di Das Tirtomoyo (Studi Kasus Desa Damon,
Hargorejo, Wonogiri) Jurnal Matriks 2(3): 97-107
Mardiatmoko, Gun, Pieterzs dan Boreal. 2014. Ilmu Ukur Kayu dan Invetarisasi Hutan.
Ambon: Badan Penerbit Fakultas Pertanianuniversitas Pattimura
Nurana. 2014. Enumerasi Jamur di Tanah Gambut Pada Beberapa Macam Tipe
Penggunaan Lahan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sultan Sarif Kasim. Riau
Pangemanan, Violetta Gabriella Margaretha, A.E Turangan, dan O.B.A Sompie. 2014.
Analisis Kestabilan Lereng Dengan Metode Fellenius (Studi Kasus: Kawasan
Citraland). Jurnal Sipil Statik 2(1): 37-46
Pitaloka, Inneke Astrid, Andri Suprayogi dan Arief Laila Nugraha. 2018. Identifikasi Daerah
Rawan Longsor dengan Menggunakan Metode Smorph dan SIG (Studi Kasus :
Kecamatan Semarang Barat). Jurnal Geodesi 7(4): 30-46
Sandrawati, Apong, Ade Setiawan, dan Gilang Kesumah. 2016. Pengaruh Kelas Kemiringan
Lereng dan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Fisik Tanah di Kawasan Penyangga
Waduk Cirata Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Soilrens 14(1): 34-
45
Santoso, Anton. 2019. Erodibilitas Tanah di Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi Propinsi
Jawa Timur. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Santoso, Avianta Anggoro, Arief Laila Nugraha ,dan Arwan Putra Wijaya. 2014. Analisis
Ancaman Bencana Erosi pada Kawasan DAS Beringin Kota Semarang Menggunakan
Sistem Informasi Geografis. Jurnal Geodesi 3(4): 60-73
Simanjuntak, Hengki, Hendrayanto dan Nining Puspaningsih. 2017. Modifikasi Metode
Perhitungan Faktor Topografi Menggunakan Digital Elevation Model (DEM) dalam
Menduga Erosi. Jurnal Media Konservasi 22(3): 242-251
Suhanto, 2019. Prototype Clinometer Digital Sebagai Alat Kalibrasi Sudut Precision
Approach Path Indicator. Jurnal Penelitian 2(3): 8-15
Sulistyaningrum, Dina, Liliya Dewi Susanawati, dan Bambang Suharto. 2014. Pengaruh
Karakteristik Fisika-Kimia Tanah Terhadap Nilai Indeks Erodibilitas Tanah dan Upaya
Konservasi Lahan. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2(3): 38-46
Syah, Mega Wahyu, dan Teguh Hariyanto. 2013. Klasifikasi Kemiringan Lereng dengan
Menggunakan Pengembangan Sistem Informasi Geografis sebagai Evaluasi
Kesesuaian Landasan Pemukiman Berdasarkan Undang-Undang Tata Ruang dan
Metode Fuzzy (Studi Kasus: Donggala, Sulawesi Tengah). Jurnal Teknik Pomits
10(10): 45-60
Winandra, Anggini. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Beda Tinggi Menggunakan
APP Inventor pada Mata Kuliah Geomatika I. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
Yumai, Yanuarius, Sonny Tilaar, dan Vicky H. Makarau. 2019. Kajian Pemanfaatan Lahan
Permukiman Di Kawasan Perbukitan Kota Manado. Jurnal Spasial 6(3): 24-35
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Alhakim, Euis Etty. 2013. Pengaruh Kestabilan Lereng Terhadap Kerentanan Gerakan
Massa Tanah di Sub DAS Progo Hulu Kabupaten Temanggung. Jurnal Teknik
Pengairan 2(1):26-27
Ashari, Arif. 2013. Kajian Tingkat Erodibilitas Beberapa Jenis Tanah di Pegunungan
Baturagung Desa Putat dan Nglanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten
Gunungkidul. Jurnal Informasi, 1(13): 45-62
Soniari, Nengah. 2016. Korelasi Fraksi Partikel Tanah dengan Kadar Air Tanah, Erodibilitas
Tanah dan Kapasitas Tukar Kation Tanah pada Beberapa Contoh Tanah di Bali.
Skripsi. Universitas Udayana. Bali
Turangan, Octovian Cherianto Parluhutan Rajagukguk, dan Sartje Monintja. 2014. Analisis
Kestabilan Lereng dengan Metode Bishop (Studi Kasus: Kawasan Citraland
Sta.1000m). Jurnal Sipil Statik 2(3): 139-147
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
DATA HASIL PRAKTIKUM
ACC (15/9/2021)
Pengukuran Kemiringan Lahan
Abney Level
Titik 1 (parkiran)
Sudut a = 3
Kelerengan = 8%
L=7m
Sudut a = 4
Kelerenegan = 5%
L=8m
Sudut a = 300
Kelerengan = 57%
L = 8,8 m
Clinometer
Titik 1 (parkiran)
L = 11,9 m
X (sudut) = 3,5
L = 8,1 m
X = 4,5
Alpha = 350
Jarak = 9 m
V. Clay = 3,5 ml
V. Silt = 575 ml
V. Sand = 96,5 ml
PERHITUNGAN
4. Perhitungan LS
c. Abney Level
- Titik 1
𝐿
𝐿𝑆 = ( 22)𝑚 𝑥 (0,065 + 0,045 𝑠 + 0,065𝑠 2 )
7 0,5
𝐿𝑆 = ( ) 𝑥 (0,065 + 0,045 (8) + 0,065(8)2 )
22
𝐿𝑆 = 0,474
- Titik 2
𝐿
𝐿𝑆 = ( )𝑚 𝑥 (0,065 + 0,045 𝑠 + 0,065𝑠 2 )
22
8 0,5
𝐿𝑆 = ( 22
) 𝑥 (0,065 + 0,045 (5) + 0,065(5)2 )
𝐿𝑆 = 0,272
- Titik 3
𝐿
𝐿𝑆 = ( 22)𝑚 𝑥 (0,065 + 0,045 𝑠 + 0,065𝑠 2 )
8,8 0,5
𝐿𝑆 = ( 22
) 𝑥 (0,065 + 0,045 (57) + 0,065(57)2 )
𝐿𝑆 = 15,019
d. Clinometer
- Titik 1
LS = Tan X0 x 100%
LS = Tan 3,5 x 100%
LS = 6,12%
- Titik 2
LS = Tan X0 x 100%
LS = Tan 4,5 x 100%
LS = 7,87%
5. Tinggi Gedung
Tinggi Gedung = Tinggi mata pengamat +(tan alpha x jarak)
Tinggi Gedung = 1,55 + (tan 350 x 9)
= 1,55 + (0,7 x 9)
= 7,85 m
6. Erodibilitas
𝑉 𝑐𝑙𝑎𝑦 3,5 𝑚𝑙
% Clay = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 0,51 %
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 675 𝑚𝑙
𝑉 𝑠𝑖𝑙𝑡 575 𝑚𝑙
% Silt = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 85,18 %
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 675 𝑚𝑙
𝑉 𝑠𝑎𝑛𝑑 96,5 𝑚𝑙
% Sand = 𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100% = 675 𝑚𝑙 𝑥 100% = 14,29 %
Maka,
% 𝑆𝑖𝑙𝑡+% 𝑆𝑎𝑛𝑑
𝐸= % 𝐶𝑙𝑎𝑦
85,18%+14,29%
𝐸= 0,51 %
𝐸 = 195,039