LABORATORIUM LINGKUNGAN
PENGENALAN ALAT SAMPLING LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :
Nazarina Firda
Nina Wahtuwardani
Rafika Aisha Damayanti
Zalfa Karina
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling air
Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling tanah
Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling udara
Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis alat sampling
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian sampel air
Menurut Debataraja (2018), sampel air yang diambil nantinya adalah sampel air
permukaan yang mengalir. Kemudian dari masing-masing sub populasi diambil titik-titik
lokasi yang menjadi sampel. Melalui metode ini, terpilih jumlah lokasi sebanyak 58 titik
lokasi. Air tanah adalah semua air yang meresap dari permukaan tanah sampai lapisan
batuan,air yang terdapat dalam pori-pori, celah batuan dan tanah. Sedangkan air
permukaan adalah semua air yang permukaannya terbuka terhadap atmosfer Penentuan
lokasi pengambilan sampel air dilakukan melalui tiga tahap yaitu koreksi geometrik, digitasi,
overlay serta analisis lokasi. Koreksi geometrik dilakukan dengan rektifikasi dengan
menggunakan sistem koordinat geografis dengan referensi World Geodetic System 1984
(WGS1984).
Menurut Wulandari (2014), materi penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
sampel air dan sampel sedimen dasar perairan yang diambil dari sejumlah stasiun penelitian
yang telah ditentukan sebelumnya sebanyak 11 stasiun Sampel air diambil untuk dianalisa
konsentrasi sejumlah parameter kualitas air, meliputi: Muatan Padatan Tersuspensi, Bahan
organik, nitrat, fosfat dan bahan organik, yang diambil secara langsung dengan
menggunakan botol-botol sampel dari bahan polyethilen, dengan pertimbangan kedalaman
air relatif dangkal kurang dari 5 meter. Sedangkan parameter lain seperti temperatur, pH,
salinitas, oksigen terlarut diukur secara langsung (insitu). Sedimen diambil dengan grab
untuk mengetahui jenis sedimen, total bahan organik sedimen dan Kandungan Pb
disedimen. Metode pengambilan sampel air dilakukan pada lapisan permukaan, mengingat
kedalaman air relatif dangkal
b. Current meter
Salah satu alat yang digunakan dalam pengukuran debit di suatu saluran air atau
sungai adalah dengan menggunakan current meter. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut,
debit aliran air dihitung menggunakan metode yang sudah ada. Mengingat muka air sungai
dapat berubah sangat cepat terutama saat banjir, maka kepraktisan dan kecepatan
pengukuran, serta penghitungan debit sangat diperlukan. Untuk menjawab tantangan
tersebut diperlukan alat ukur Current Meter yang lebih praktis dan cepat dalam pengukuran
dan perhitungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe Counter Current
Meter berbasis mikrokontroller yang dapat menyimpan data kecepatan air, menghitung data
debit secara semi otomatis, dan dapat mengunduh data yang disimpan ke komputer. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa fungsi penghitung debit otomatis pada Counter hasil
pengembangan dan perangkat lunak Counter pada komputer telah bekerja sesuai dengan
perancangan. Perbedaan hasil perhitungan debit yang sangat kecil diantara perhitungan
manual dengan perhitungan otomatis diduga disebabkan oleh perbedaan proses
pembulatan yang mempengaruhi akurasi pada perhitungan (Arkom, 2015).
Pengukuran hidrometri dilakukan untuk mendapatkan data kecepatan aliran dan data
penampang aliran sumber air baku guna memperoleh gambaran besarnya volume air dalam
aliran di sumber air baku pada waktu tertentu (debit = Q). Pengukuran kecepatan aliran (v)
dilakukan dengan menggunakan currentmeter di titik yang kondisi alirannya agak tenang,
tidak berkelok, dan tidak terlalu berbatu. Pengukuran dengan currentmeter ini dilakukan
sebanyak tiga kali untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat (Sulisuka, 2014).
c. Roll meter
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga
sebagai Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50
meter. Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan.
Ketelitian pengukuran dengan roll meter hingga 0,5 mm. Roll meter ini pada umumnya
dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis. Satuan yang dipakai dalam roll meter yaitu mm
atau cm, feet tau inch. Pita ukur atau roll meter tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15
meter, 30 meter sampai 50 meter. Pita ukur umumnya dibagi pada interval 5 mm atau 10
mm. Roll meter juga memiliki daya muai dan daya regang. Daya muai ialah tingkat
pemuaian dikarenakan perubahan suhu udara. Dan daya regang ialah perubahan panjang
disebabkan regangan atau tarikan. Daya muai dan daya regang meteran dipengaruhi oleh
jenis roll meter, yang dibagi berdasarkan bahan yang dipakai dalam pembuatannya.
Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk mengukur sudut,
membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran. Pada ujung pita
dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah ketika sedang melakukan
pengukuran, dan pita tidak lepas ketika mengukur (Lestari, 2017).
Roll meter disebut juga sebagai meteran atau disebut juga sebagai pita ukur atau
tape adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang. Roll meter juga
berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat digunakan untuk
membuat lingkaran. Satuan yang digunakan dalam meteran adalah mm atau cm, feet atau
inch. Pita ukur atau meteran tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30 meter
sampai 50 meter. Pita ukur biasanya dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm. Roll meter juga
memiliki daya muai dan daya regang. Daya muai adalah tingkat pemuaian akibat perubahan
suhu udara. Dan daya regang adalah perubahan panjang akibat regangan atau tarikan.
Daya muai dan daya regang meteran dipengaruhi oleh jenis meteran, yang dibedakan
berdasarkan bahan yang digunakan dalam pembuatan (Hidayat, 2018).
2.3 Pengertian sampel tanah
Terdapat beberapa tahap dalam penelitian ini, yaitu tahap pertama merupakan
pengambilan sampel tanah. Sampel tanah diambil di dua area, area A merupakan area
terdampak longsor dan area B merupakan area yang tidak mengalami longsor. Pada area A,
sampel tanah yang diambil adalah sampel tanah permukaan dalam satu lintasan sepanjang
60 meter dengan jarak antar titik sampel adalah 10 meter, sehingga pada area A terdapat 7
sampel tanah permukaan. Pengambilan sampel di area B adalah pengambilan sampel
permukaan dan sampel kedalaman menggunakan bor tangan (coring) pada satu lintasan
sepanjang 60 meter. Jarak antar sampel permukaan adalah 10 meter, sedangkan jarak
antar sampel core adalah 20 meter, sehingga terdapat 7 sampel tanah permukaan dan 4 titik
core yang dicuplik tiap kedalaman 10 cm sehingga diperoleh 22 sampel core (Pratiwi, 2016).
Setelah diperoleh lahan yang dianggap representatif sebagai pewakil, maka
dilakukan pengambilan sampel tanah. Sampel tanah diambil dengan metode acak
sistematik, yaitu titik pengamatan diambil secara acak,sedangkantitik pengamatan lainnya di
tentukan dengan jarak yang teratur dari lahan pewakil tersebut. Kemudian sampel tanah
diambilsecara komposit. Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu
sampel tanah utuh menggunakan ring sampel dan tanah biasa (Arifin, 2010).
d. Impinger
Menurut Iswantoro (2013) kualitas udara di Indonesia mulai mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh dominan, diantaranya adalah
peningkatan tranportasi akibat pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi yang tinggi,
ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar minyak, serta masih rendahnya tingkat
kesadaran pemerintah dan masyarakat. Pencemaran udara yang semakin memburuk ini
berdampak pada kesehatan masyarakat dan beban tinasial. Peningkatan urbanisasi,
aktivitas ekonomi, pertumbuhan penduduk dan tranportasi menyebabkan polusi udara.
Parameter polusi udara yang utama disamping CO, SO2, NO dan 03, komponen terbesar
adalah particulate matter (PM). Parlikel dengan diameter aerodinamik 10 11m disebut PM-lO
sedllEgkan parlikel mempunyai diameter aerodinamik 2,5 11m disebut PM-2,S atau partikel
halus. Konsentrasi PM-2,S potensial mempengaruhi kesehatan karena bersifat karsinogetik
dan mampu bemetrasi ke dalam paruparu. Oleh karena itu penanggulangan secara dini dan
tepat perlu dilakukan dengan penentuan sumber pencemar, untuk menekan tingkat
pencemaran. Alat yang digunakan untuk menguji kualitas udara salah satunya adalah
Ambient Gas Impinger Sampler adalah alat yang digunakan untuk memantau kualitas
udara di dalam ruangan, di lingkungan ambien, dan emisi dari saluran lemari asam dll.
Instrumen ini lengkap, ringan dan hadir dengan pilihan operasi baterai (B) atau listrik (M).
Setiap Portable Gas Sampler terdiri dari kereta sampling dari 5 tabung impinger dan
manifold katup 5 arah untuk kontrol aliran independen untuk setiap tabung impinger. Ini
memfasilitasi sampling simultan dari 5 gas. Pereaksi yang sesuai ditempatkan dalam tabung
impinger untuk menjebak polutan tertentu yang diinginkan. Larutan penyerap dianalisis
di laboratorium untuk menentukan konsentrasi polutan spesifik.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat, Gambar, dan Fungsi
Alat Gambar Fungsi
Sebagai tempat
Coolbox
penyimpanan botol sampel
Sebagai bahan yang akan
Tanah sampel
diuji
Botol sampel
Diikat dengan tali rafia
Dimasukkan kedalam air hingga terisi penuh
Air
Dibuang
Dilakukan kembali seperti langkah sebelumnya
Botol sampel
Ditutup
Botol sampel
Ditandai dengan label
Disimpan di coolbox
Hasil
Larutan penangkap
Hasil
3.3 Analisa Prosedur Pengambilan Sampel
3.3.1 Sampling Air
Pertama, alat dan bahan disiapkan. Lalu praktikan menggunakan alat dan
bahan berupa botol sampel sebagai wadah sampel, tali rafia untuk mengikat botol
sampel saat dimasukkan kedalam air, air sampel sebagai bahan yang akan diuji,
label untuk memberi nama atau menandai botol sampel dan coolbox sebagai
tempat penyimpanan botol sampel. Kedua adalah botol sampel diikat dengan rafia
untuk mempermudah proses pengambilan air sampel. Botol sampel diisi air sampel
hingga penuh. Setelah itu air tersebut dibuang dan diisi kembali dengan air sampel.
Tujuan dari pembuangan air sampel ini adalah untuk kalibrasi botol sampel
sehingga botol sampel tersebut terisi oleh air sampel murni. Setelah botol penuh,
botol ditutup dengan rapat supaya air sampel tidak tumpah. Botol sampel diberi
nama atau label sebagai tanda dan tidak terjadi kekeliruan.Label biasanya berisi
waktu , tempat pengambilan lokasi dan jenis sampel. Botol sampel tersebut
kemudian disimpan di dalam coolbox dan siap untuk diuji. Coolbox bertujuan untuk
menjaga suhu sampel atau mengawetkan sampel agar tidak terpapar sinar
matahari langsung.
5.2 Saran
Praktikum berjalan lancar. Mungkin dapat di sajikan video saat pengambilan sampel.
Sebaiknya untuk materi pengenalan alat laporan dan tiket masuknya digabung dengan
pengambilan sampel air dan tanah. Terimakasih, semangat mas-mba.
DAFTAR PUSTAKA
Akrom, I. F., & Soewaeli, A. S. 2015. Pengembangan Prototipe Cpunter Current Meter
Dengan Perhitungan Debit Secara Otomatis. Jurnal Teknik Hidraulik, 6(1), 51-62.
Arifin, M. 2010. Kajian Sifat fisik tanah dan berbagai penggunaan lahan dalam
hubungannya dengan pendugaan erosi tanah. Mapeta, 12(2).
Debataraja, N. N., Kusnandar, D., & Nusantara, R. W. 2018. Identifikasi Lokasi Sebaran
Pencemaran Air di Kawasan Permukiman Kota Pontianak. Jurnal Matematika,
Statistika dan Komputasi, 15(1), 37-41.
Hidayat, D., Triatmodjo, M. C., & Ansyori, A. 2018. Modifikasi Mesin Pengupas Kulit Luar
Buah Melinjo Model Rol Gerigi Dengan Penambahan Silinder Pengupas dan
Saluran Keluar Untuk Pemisah Kulit dan Biji Kapasitas 75 Kg/. JURNAL
MAHASISWA TEKNIK, 1(1).
Hilmy, Nizar, Moch. Waisul Karomi, dan Ridho Rizkiantoro. 2017. Pengambilan Contoh
Tanah Dan Penyandraan Profil Tanah. Jember : Universitas Jember
Kurniawati, Rizki Taher Dwi, Rita Rahmawati, dan Yucina Wilandari. 2015.Pengelo Mpokan
Kualitas Udara Ambien Menurut Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah Menggunakan
Analisis Klaster. Jurnal Gaussian Vol.4 No.2 : 393-402
Lestari, Inggit Dewi. 2017. Modifikasi Penggunaan Laser Distance Meter Untuk Mengukur
Hasil Lompat Jauh Dan Lompat Jangkit. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Noor, S. Y. 2019. Konsentrasi logam berat Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada air,
sedimen dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn.) di Danau Limboto.
In SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Vol. 1, No. 1).
Pratiwi, R. A., Prakoso, A. G., Darmasetiawan, R., Agustine, E., Kirana, K. H., & Fitriani, D.
2016. Identifikasi Sifat Magnetik Tanah di Daerah Tanah Longsor. In PROSIDING
SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) (Vol. 5, pp. SNF2016- EPA).
Prayudi, Teguh dan Joko Prayitno Susanto. 2011. Kualitas Debu Dalam Udara Sebagai
Dampak Industri Pengecoran Logam Ceper. Jurnal Teknologi Pertanian Vol.2 No.2 :
168-174
Rachmawati, S., Masykuri, M., & Sunarto, S. 2013. Pengaruh Emisi Udara Pada Sentra
Pengolahan Batu Kapur Terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja Dan Masyarakat Di
Desa Karas Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 11(1), 16-23.
Ruslinda, Y., Gunawan, H., Goembira, F., & Wulandari, S. 2016. Pengaruh Jumlah
Kendaraan Berbahan Bakar Bensin terhadap Konsentrasi Timbal (Pb) di Udara
Ambien Jalan Raya Kota Padang. In Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Lingkungan II (pp. 2541-3880)
Saleh, Ayuko Hirani. 2015. Studi Tingkat Kualitas Udara Pada Kawasan Rs. Dr. Wahidin
Sudirohusodo Di Makassar. Makassar : Universitas Hasanuddin
Sulistyaningrum, Dina, Liliya Dewi Susanawati, dan Bambang Suharton. 2014. Pengaruh
Karakteristik Fisika-Kimia Tanah Terhadap Nilai Indeks Erodibilitas Tanah Dan
Upaya Konservasi Lahan. Malang : Universitas Brawijaya
Suryono, Joko, Koko Kusuma, dan Mulyadi. 2012. Pengambilan Contoh Tanah untuk
Penelitian Kesuburan Tanah. Ballitanah : Bogor
Sulisuka, E. E., Fitria, L., & Kadaria, U. 2014. Rancangan Teknik Penyediaan Air Bersih Ibu
Kota Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Jurnal TeknologiLingkungan
Lahan Basah, 1(1).
Wulandari, S. Y., Yusuf, M., & Muslim, M. 2014. Kajian Konsentrasi Dan Sebaran
Parameter Kualitas Air Di Perairan Pantai Genuk, Semarang. Buletin Oseanografi
Marina, 3(1), 9-19.
LAMPIRAN
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip kerja dari Auger Soil Sampler!
2. Jelaskan prinsip kerja dan perbedaan dari alat pengambilan sampel udara
dibawah ini:
a. High Volume Sampler
b. Middle Volume Sampler
c. Low Volume Sampler
d. Impinger
3. Jelaskan teknik pengambilan sampel udara emisi dan ambien!
JAWAB :
1. tentukan titik suatu lahan untuk pengambilan sampel tanah, pasang soil sampling
ring pada soil sampling auger, tancapkan soil sampling auger ke dalam tanah hingga
kedalaman 5 cm, lepaskan soil sampling ring yang sudah berisi sampel tanah,
2.
a.High Volume Sampler adalah alat portable yang digunakan untuk mengukur atau
mengambil konsentrasi Particulate Matter (PM) atau sampel partikulat segala ukuran
di udara ambien. Ukuran filter yang digunakan adalah PM2.5 dan PM10. Angka 2.5
dan 10 menunjukkan ukuran partikel dalam mikrometer. Biasanya 10 menit atau 30
menit dengan flowrate ~ 1 L/menit
b. Midle Volume Sampler fungsinya sama seperti HVS yang memberdakan adalah
Terdapat filter berbentuk lingkaran (Bulat) dengan porositas 0,3-0,45 µm, kecepatan
pompa yang dipakai untuk pengangkapan suspensi Particulate Matter ini adalah 50 –
500 lpm.
c. Low VolumeSsampler fungsinya sama seperti HVS yang memberdakan adalah
alat ini juga menggunakan filter berbentuk lingkaran (Bulat) namun dengan porositas
0,3-0,45 µm, kecepatan pompa yang dipakai untuk pengangkapan Suspensi
Partikulate Matter ini adalah 10 – 30 lpm
3. Sampling udara emisi adalah teknik sampling udara pada sumbernya seperti
cerobong pabrik dan saluran knalpot kendaraan bermotor. Teknik sampling kualitas
udara ambien adalah sampling kualitas udara pada media penerima polutan
udara/emisi udara. Untuk sampling kualitas udara ambien, teknik pengambilan
sampel kualitas udara ambien saat ini terbagi dalam dua kelompok besar yaitu
pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional) dan secara pasif.