Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN
PENGENALAN ALAT SAMPLING LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :

NAMA : Kania Mutiawati


NIM : 185100907111014
KELOMPOK : O4
ASISTEN :
Ahmad Raihan Darmawan
Dinda Amelia Ramadhani
Dianita Dwi Agustin
Made Dewi Suastini

Nazarina Firda
Nina Wahtuwardani
Rafika Aisha Damayanti
Zalfa Karina

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Laboratorium merupakan tempat yang memiliki bermacam-macam alat yang digunakan


untuk penelitian, dari yang sederhana, seperti alat-alat dari gelas, sampai kepada alat yang
cukup besar, seperti inkubator ataupun alat lainnya. Alat-alat sederhana di laboratorium
tersebut ada yang terbuat dari kaca, plastik, karet, kuarsa, platina, logam, dan lain-lain.
Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai wadah, alat bantu, dan lain-lain. Pengenalan
alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian.
Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya
tidak sesuai dengan prosedur.
Mahasiswa akan diperkenalkan dan diajarkan macam dan cara menggunakan alat-alat
yang umum dipakai dalam praktikum. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar dapat diketahui fungsi maupun penjelasan lainnya tentang alat
tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat
diminimalisasi sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data yang
diperoleh akan benar pula, data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian
seseorang, selain itu dengan mempelajari macam dan fungsi peralatan yang ada diharapkan
mahasiswa akan mahir dan terampil dalam penggunaan alat tersebut sehingga praktikum
maupun penelitian akan berjalan dengan lebih lancar.

1.2 Tujuan

 Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling air
 Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling tanah
 Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling udara
 Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis alat sampling
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian sampel air
Menurut Debataraja (2018), sampel air yang diambil nantinya adalah sampel air
permukaan yang mengalir. Kemudian dari masing-masing sub populasi diambil titik-titik
lokasi yang menjadi sampel. Melalui metode ini, terpilih jumlah lokasi sebanyak 58 titik
lokasi. Air tanah adalah semua air yang meresap dari permukaan tanah sampai lapisan
batuan,air yang terdapat dalam pori-pori, celah batuan dan tanah. Sedangkan air
permukaan adalah semua air yang permukaannya terbuka terhadap atmosfer Penentuan
lokasi pengambilan sampel air dilakukan melalui tiga tahap yaitu koreksi geometrik, digitasi,
overlay serta analisis lokasi. Koreksi geometrik dilakukan dengan rektifikasi dengan
menggunakan sistem koordinat geografis dengan referensi World Geodetic System 1984
(WGS1984).
Menurut Wulandari (2014), materi penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah
sampel air dan sampel sedimen dasar perairan yang diambil dari sejumlah stasiun penelitian
yang telah ditentukan sebelumnya sebanyak 11 stasiun Sampel air diambil untuk dianalisa
konsentrasi sejumlah parameter kualitas air, meliputi: Muatan Padatan Tersuspensi, Bahan
organik, nitrat, fosfat dan bahan organik, yang diambil secara langsung dengan
menggunakan botol-botol sampel dari bahan polyethilen, dengan pertimbangan kedalaman
air relatif dangkal kurang dari 5 meter. Sedangkan parameter lain seperti temperatur, pH,
salinitas, oksigen terlarut diukur secara langsung (insitu). Sedimen diambil dengan grab
untuk mengetahui jenis sedimen, total bahan organik sedimen dan Kandungan Pb
disedimen. Metode pengambilan sampel air dilakukan pada lapisan permukaan, mengingat
kedalaman air relatif dangkal

2.2 Pengertian alat sampel air dan cara


a. Botol sampel
Pengambilan sampel air, sedimen dan ikannila dilakukan di 3 (tiga) stasiun yang
berbeda di daerah danau limboto. Setiap stasiun pengambilan sampel dibagi lagi menjadi 2
sub stasiun untu masing-masing logam berat. Pada saat pengambilan sampel juga
dilakukan pengukuran beberapa kualitas air seperti suhu, pH dan Oksigen terlarut (DO).
Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan botol sampel pada kedalaman 5 m
daripermukaan air, botol sampel yang berisi sampel air dibungkus dengan aluminium voil
dan disimpan pada coolbox agar sampel air terlindung dari kontaminasi bakteri dan kondisi
kualitas air sampel tidak berubahsampel (Noor, 2019).
Muatan Padatan Tersuspensi, Bahan organik, nitrat, fosfat dan bahan organik, yang
diambil secara langsung dengan menggunakan botol-botol sampel dari bahan polyethilen,
dengan pertimbangan kedalaman air relatif dangkal kurang dari 5 meter. Sedangkan
parameter lain seperti temperatur, pH, salinitas, oksigen terlarut diukur secara langsung
(insitu). Sedimen diambil dengan grab untuk mengetahui jenis sedimen, total bahan organik
sedimen dan Kandungan Pb disedimen (Wulandari, 2014).

b. Current meter
Salah satu alat yang digunakan dalam pengukuran debit di suatu saluran air atau
sungai adalah dengan menggunakan current meter. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut,
debit aliran air dihitung menggunakan metode yang sudah ada. Mengingat muka air sungai
dapat berubah sangat cepat terutama saat banjir, maka kepraktisan dan kecepatan
pengukuran, serta penghitungan debit sangat diperlukan. Untuk menjawab tantangan
tersebut diperlukan alat ukur Current Meter yang lebih praktis dan cepat dalam pengukuran
dan perhitungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe Counter Current
Meter berbasis mikrokontroller yang dapat menyimpan data kecepatan air, menghitung data
debit secara semi otomatis, dan dapat mengunduh data yang disimpan ke komputer. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa fungsi penghitung debit otomatis pada Counter hasil
pengembangan dan perangkat lunak Counter pada komputer telah bekerja sesuai dengan
perancangan. Perbedaan hasil perhitungan debit yang sangat kecil diantara perhitungan
manual dengan perhitungan otomatis diduga disebabkan oleh perbedaan proses
pembulatan yang mempengaruhi akurasi pada perhitungan (Arkom, 2015).
Pengukuran hidrometri dilakukan untuk mendapatkan data kecepatan aliran dan data
penampang aliran sumber air baku guna memperoleh gambaran besarnya volume air dalam
aliran di sumber air baku pada waktu tertentu (debit = Q). Pengukuran kecepatan aliran (v)
dilakukan dengan menggunakan currentmeter di titik yang kondisi alirannya agak tenang,
tidak berkelok, dan tidak terlalu berbatu. Pengukuran dengan currentmeter ini dilakukan
sebanyak tiga kali untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat (Sulisuka, 2014).

c. Roll meter
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga
sebagai Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50
meter. Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan.
Ketelitian pengukuran dengan roll meter hingga 0,5 mm. Roll meter ini pada umumnya
dibuat dari bahan plastik atau plat besi tipis. Satuan yang dipakai dalam roll meter yaitu mm
atau cm, feet tau inch. Pita ukur atau roll meter tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15
meter, 30 meter sampai 50 meter. Pita ukur umumnya dibagi pada interval 5 mm atau 10
mm. Roll meter juga memiliki daya muai dan daya regang. Daya muai ialah tingkat
pemuaian dikarenakan perubahan suhu udara. Dan daya regang ialah perubahan panjang
disebabkan regangan atau tarikan. Daya muai dan daya regang meteran dipengaruhi oleh
jenis roll meter, yang dibagi berdasarkan bahan yang dipakai dalam pembuatannya.
Berfungsi untuk mengukur jarak atau panjang. Meteran juga berguna untuk mengukur sudut,
membuat sudut siku-siku, dan juga dapat dipakai untuk membuat lingkaran. Pada ujung pita
dilengkapi dengan pengait dan diberi magnet agar lebih mudah ketika sedang melakukan
pengukuran, dan pita tidak lepas ketika mengukur (Lestari, 2017).
Roll meter disebut juga sebagai meteran atau disebut juga sebagai pita ukur atau
tape adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang. Roll meter juga
berguna untuk mengukur sudut, membuat sudut siku-siku, dan juga dapat digunakan untuk
membuat lingkaran. Satuan yang digunakan dalam meteran adalah mm atau cm, feet atau
inch. Pita ukur atau meteran tersedia dalam ukuran panjang 10 meter, 15 meter, 30 meter
sampai 50 meter. Pita ukur biasanya dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm. Roll meter juga
memiliki daya muai dan daya regang. Daya muai adalah tingkat pemuaian akibat perubahan
suhu udara. Dan daya regang adalah perubahan panjang akibat regangan atau tarikan.
Daya muai dan daya regang meteran dipengaruhi oleh jenis meteran, yang dibedakan
berdasarkan bahan yang digunakan dalam pembuatan (Hidayat, 2018).
2.3 Pengertian sampel tanah
Terdapat beberapa tahap dalam penelitian ini, yaitu tahap pertama merupakan
pengambilan sampel tanah. Sampel tanah diambil di dua area, area A merupakan area
terdampak longsor dan area B merupakan area yang tidak mengalami longsor. Pada area A,
sampel tanah yang diambil adalah sampel tanah permukaan dalam satu lintasan sepanjang
60 meter dengan jarak antar titik sampel adalah 10 meter, sehingga pada area A terdapat 7
sampel tanah permukaan. Pengambilan sampel di area B adalah pengambilan sampel
permukaan dan sampel kedalaman menggunakan bor tangan (coring) pada satu lintasan
sepanjang 60 meter. Jarak antar sampel permukaan adalah 10 meter, sedangkan jarak
antar sampel core adalah 20 meter, sehingga terdapat 7 sampel tanah permukaan dan 4 titik
core yang dicuplik tiap kedalaman 10 cm sehingga diperoleh 22 sampel core (Pratiwi, 2016).
Setelah diperoleh lahan yang dianggap representatif sebagai pewakil, maka
dilakukan pengambilan sampel tanah. Sampel tanah diambil dengan metode acak
sistematik, yaitu titik pengamatan diambil secara acak,sedangkantitik pengamatan lainnya di
tentukan dengan jarak yang teratur dari lahan pewakil tersebut. Kemudian sampel tanah
diambilsecara komposit. Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu
sampel tanah utuh menggunakan ring sampel dan tanah biasa (Arifin, 2010).

2.4 Pengertian dan prinsip kerja alat sampel tanah


a. Augler soil sampler
Desain, konstruksi, dan pengujian semprotan auger tanah yang mampu menghancurkan
berbagai tanah menjadi sampel biji-bijian yang lebih halus dengan keseragaman dan
gradasi yang bervariasi untuk tujuan pengujian tanah dijelaskan. Desain dihasilkan setelah
penelitian menyeluruh dilakukan untuk memeriksa model yang ada. Sebagian besar
pulverizer komersial saat ini sangat mahal karena proses operasinya yang rumit. Komponen
utama dari mesin ini termasuk drum silinder (housing), auger dan poros yang didukung pada
ujungnya oleh dua bantalan blok bantal, hopper, pelat keluar berlubang, pelat kisi-kisi dan
kerangka utama. Alat Sampling Tanah adalah pengumpulan sebagian material pada suatu
lahan / tempat yang akan digunakan pengujian di laboratorium. Fungsi Alat sampling Tanah
adalah untuk mengetahui informasi baik secara kualitatif atau kuantitatif suatu Tanah.
Persyaratan pengambilan sample (Ekwue, 2011).
Sand dan Clay Auger manual ini bisa disebut juga sebagai bor sampling pasir dan tanah
liat. Sand dan clay auger ini biasa digunakan untuk pengambilan sampel pasir dan tanah liat
di kedalaman tertentu, tergantung kebutuhan para surveyor untuk mengambil sampel pasir
dan tanah liat tersebut dalam kegiatan analisis lahan yang akan di garap. Langkah-langkah
dalam pengambilan sampel tanah yaitu tentukan titik suatu lahan untuk pengambilan sampel
tanah, pasang soil sampling ring pada soil sampling auger, tancapkan soil sampling auger
ke dalam tanah hingga kedalaman 5 cm, lepaskan soil sampling ring yang sudah berisi
sampel tanah, lakukan pengukuran titik koordinat lahan pengambilan sampel tanah dengan
menggunakan GPS (Sulistyaningrum, 2014).
b. Ring soil sampler
Menurut Suryono (2012), hasil pengambilan contoh tanah yang dilakukan harus dalam
keadaan utuh, terutama keadaan fisik tanah harus sama dengan keadaan di lapangan pada
saat pengambilan. Dalam penelitian kesuburan tanah, maksud dari pengambilan contoh
tanah ini adalah untuk mengetahui tingkat pencucian hara yang terjadi dalam tanah,
penyebaran pupuk yang terjadi dalam tanah, dan untuk mengetahui jumlah hara yang dapat
dimanfaatkan tanaman atau hara yang hilang melalui pencucian. Alat yang digunakan
adalah ring dari kuningan dengan dimensi tertentu. Beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum dilaksanakan pengambilan contoh tanah komposit adalah menyatukan
kesamaan/homogenitas/keselarasan yang dijumpai di lapangan ke dalam satuan
pengambilan contoh tanah. Tujuan penyamaan adalah pengambilan contoh yang lebih
seragam dan mewakili kondisi setempat. Semakin seragam keadaan lahan semakin luas
satuan pengambilan dan semakin kecil jumlah anak contoh yang diambil. Anak-anak contoh
tersebut digabungkan, dicampur, diaduk merata, dan kemudian diambil sebagian untuk
menjadi contoh. Beberapa faktor digunakan untuk menyeragamkan / menyelaraskan satuan
luas pengambilan antara lain, topografi, tekstur tanah, keadaan air drainase, dan
penggunaan lahan.
Pengambilan sampel tanah dengan alat ring sampel tanah (soil ring sample) bertujuan
untuk mendapatkan contoh tanah yang akan di gunakan untuk kepentingan analisis tanah di
laboratorium. Sampel tanah yang diambil dengan menggunakan ring sampel tanah (soil ring
sample) dapat digunakan untuk mengetahui BI dan BJ agregat, mengetahui struktur tanah
komposit, untuk analisis kimia, dan untuk penetapan berat isi, susunan pori tanah, dan
permeabilitas. Pengangkutan contoh tanah terutama contoh tanah dalam ring harus
dilakukan dengan hati-hati. Perlu dijaga agar tidak mendapat goncangan-goncangan yang
merusak ms truktur tanah. Dianjurkan menggunakan kotak tempat ring sampel. Dalam
pengangkutan dengan kendaraan, diusahakan supaya kotak tersebut diletakkan mendatar
(Hilmy, 2017).

2.5 Pengertian sampel udara


Pengambilan sampel udara ambien difokuskan pada 3 zona yang dibagi menjadi 6
titik pada pengolahan batu kapur. Uji kualitas udara ambien diuji di Laboratorium Pusat
MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta. Teknik sampling responden menggunakan
teknik purposive sampling sehingga sampel yang menjadi objek penelitian berjumlah 73
orang laki-laki. Teknik pengolahan dan analisis data untuk mengetahui pengaruh emisi
udara terhadap kapasitas vital paru dilakukan dengan uji statistik Chi Square Test, Kruskall
Wallis dan Odds Ratio. (Rachmawati, 2013).
Lokasi Pengambilan Contoh Uji Pemantauan Kualitas Udara Roadside. Sesuai SNI,
lokasi pengambilan sampel udara harus tegak lurus dengan arah angin dominan dan
penempatan alat pengambilan sampel pada jarak 1-5 meter dari pinggir jalan raya dan
ketinggian 1,5-3 meter dari permukaan tanah, serta berjarak minimal 25 m dari
persimpangan dan bebas dari gangguan fisik dan kimia Data primer yang diambil di ketiga
lokasi penelitian adalah partikel Pb dalam PM10 di udara ambien jalan raya, data kondisi
meteorologi serta data jumlah kendaraan berbahan bakar bensin yang melintasi ketiga jalan.
Pengambilan sampel dilakukan secara bersamaan untuk ketiga parameter tersebut
(Ruslinda, 2016).

2.6 Pengertian dan prinsip kerja alat sampel udara


a. High Volume Sampler (HVS)
Pencemaran udara mempunyai berbagai dampak terhadap semua segi kehidupan,
antar lain terhadap kesehatan manusia, hewan, tanaman maupun dampak terhadap
material. Dampak bagi kesehatan manusia seperti gangguan pernapasan, gangguan emosi,
anorexia, depresi mental di pusat pernapasan dan pusat sistem syaraf. Diantara sekian
banyak bahan yang menyebabkan pencemaran udara, partikel/ debu termasuk dalam
kelompok yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena besarnya dampak yang dapat
ditimbulkan, baik terhadap makhluk hidup maupun lingkungan fisik lainnya. Dalam hal ini
yang dimaksud dengan partikel/debu adalah benda padat yang terjadi karena proses
mekanis (pemecahan reduksi) terhadap massa padat yang masih dipengaruhi oleh gaya
gravitasi. High Volume Sampler (HVS) adalah alat portable yang digunakan untuk mengukur
konsentrasi Particulate Matter (PM) segala ukuran. Ukuran PM yang dapat diukur
tergantung pada ukuran filter yang digunakan, namun yang sering digunakan sebagai
indikator adalah PM2.5 dan PM10. Angka 2.5 dan 10 menunjukkan ukuran partikel dalam
mikrometer. HVS digunakan dalam kurun waktu tertentu, biasanya 10 menit atau 30 menit
dengan flowrate ~ 1 L/menit (Prayudi, 2011).

b. Middle Volume Sampler (MVS)


Menurut (Kurniawati, 2015) dari hasil pengukuran kualitas udara ambien tersebut dapat
diketahui kualitas udara ambien jenis kawasan dan jenis polutan. Untuk mengetahui jenis
kawasan dan jenis polutan yang dapat mempengaruhi kualitas udara ambien, salah satunya
dapat dilakukan dengan mengelompokkan jenis kawasan dan jenis polutan tersebut. Dari
hasil pengelompokan kemudian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mencari solusi untuk mengatasi kualitas udara ambien yang mulai menurun. Salah satu
instrument dalam pengolahan sampel udara adalah Middle Volume Sampler (MVS) Cara ini
menggunakan filter berbentuk lingkaran (Bulat)  dengan porositas 0,3-0,45 µm, kecepatan
pompa yang dipakai untuk pengangkapan suspensi Particulate Matter ini adalah 50 – 500
lpm. Operasional  alat ini sama dengan High Volume Sampler, hanya yang membedakan
dari ukuran filter membrannya.  HVS ukuran A4 persegi panjang, sedang MVS ukuran bulat
diameter 12 cm.

c. Low Volume Sampler (LVS)


Seiring dengan meningkatnya aktifitas kehidupan manusia terutama yang dirasakan
oleh beberapa kota di Indonesia dengan tingkat permasalahan udara yang tinggi. Dengan
perubahan komposisi udara terhadap lingkungan ini biasanya disebabkan oleh pencemaran
udara yang dimana masuknya pencemar berbentuk gas, sehingga sumber pencemaran
udara yang paling utama berasal dari sumber yang bergerak (mobile source) yaitu emisi
kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami makhluk hidup. Emisi
pencemaran udara biasanya berasal dari pembakaran bahan bakar minyak diberbagai
kegiatan industri termasuk pembangkit tenaga listrik, produksi kimia dan lainnya,
pengolahan logam, insinerasi, penggunaan bahan bakar industri, dan lain-lainnya.
Instrument lain yang digunakan untuk melakukan pengujian terhadap udara adalah low
volume sampler (LVS). Berbeda dengan HVS dan MVS, Cara ini menggunakan filter
berbentuk lingkaran (Bulat) dengan porositas 0,3-0,45 µm, kecepatan pompa yang dipakai
untuk pengangkapan Suspensi Partikulate Matter ini adalah 10 – 30 lpm (Saleh, 2015).

d. Impinger
Menurut Iswantoro (2013) kualitas udara di Indonesia mulai mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh dominan, diantaranya adalah
peningkatan tranportasi akibat pertumbuhan penduduk dan tingkat urbanisasi yang tinggi,
ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar minyak, serta masih rendahnya tingkat
kesadaran pemerintah dan masyarakat. Pencemaran udara yang semakin memburuk ini
berdampak pada kesehatan masyarakat dan beban tinasial. Peningkatan urbanisasi,
aktivitas ekonomi, pertumbuhan penduduk dan tranportasi menyebabkan polusi udara.
Parameter polusi udara yang utama disamping CO, SO2, NO dan 03, komponen terbesar
adalah particulate matter (PM). Parlikel dengan diameter aerodinamik 10 11m disebut PM-lO
sedllEgkan parlikel mempunyai diameter aerodinamik 2,5 11m disebut PM-2,S atau partikel
halus. Konsentrasi PM-2,S potensial mempengaruhi kesehatan karena bersifat karsinogetik
dan mampu bemetrasi ke dalam paruparu. Oleh karena itu penanggulangan secara dini dan
tepat perlu dilakukan dengan penentuan sumber pencemar, untuk menekan tingkat
pencemaran. Alat yang digunakan untuk menguji kualitas udara salah satunya adalah
Ambient Gas Impinger Sampler adalah alat yang digunakan untuk memantau kualitas
udara di dalam ruangan, di lingkungan ambien, dan emisi dari saluran lemari asam dll.
Instrumen ini lengkap, ringan dan hadir dengan pilihan operasi baterai (B) atau listrik (M).
Setiap Portable Gas Sampler terdiri dari kereta sampling dari 5 tabung impinger dan
manifold katup 5 arah untuk kontrol aliran independen untuk setiap tabung impinger. Ini
memfasilitasi sampling simultan dari 5 gas. Pereaksi yang sesuai ditempatkan dalam tabung
impinger untuk menjebak polutan tertentu yang diinginkan. Larutan penyerap dianalisis
di laboratorium untuk menentukan konsentrasi polutan spesifik.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat, Gambar, dan Fungsi
Alat Gambar Fungsi

Botol sampel Sebagai wadah sampel,

Untuk mengikat botol


Tali rafia sampel saat dimasukkan
kedalam air

Sebagai bahan yang akan


Air sampel
diuji

Untuk memberi nama atau


Label
menandai botol sampel

Sebagai tempat
Coolbox
penyimpanan botol sampel
Sebagai bahan yang akan
Tanah sampel
diuji

Untuk menusuk permukaan


Benda tajam
tanah

Auger soil Untuk menggali tanah

Sebagai wadah sampel


Ring sampler
tanah

Sebagai tempat reaksi


Impinger antara kontaminan udara
dengan larutan penangkap

3.2 Diagram Alir


3.2.1 Sampling Air

Alat dan bahan


Disiapkan

Botol sampel
Diikat dengan tali rafia
Dimasukkan kedalam air hingga terisi penuh

Air

Dibuang
Dilakukan kembali seperti langkah sebelumnya
Botol sampel

Ditutup

Diulangi untuk pengambilan sampel di


permukaan, tengah dan dasar

Botol sampel
Ditandai dengan label
Disimpan di coolbox

Hasil

3.2.2 Sampling Tanah


Alat dan bahan
Disiapkan
Permukaan tanah
Ditusuk dengan benda tajam untuk
mengecek ada tidaknya batu di dalam
tanah
Tanah

Digali dengan augler soil sampler hingga


kedalaman 15 cm
Ring sampler
Dimasukkan pada auger soil sampler
Tanah

Diambil untuk dijadikan sampel


Hasil
3.2.3 Sampling Udara (Impinger)
Alat dan bahan
Disiapkan

Larutan penangkap

Dimasukkan sebanyak 10 mL kedalam 1


atau 2 impinger
Pompa
Dihidupkan pada kecepatan yang telah
ditentukan
Waktu mulai sampling
Dicatat

Waktu gas bereaksi dengan larutan penangkap


Dihitung

Kecepatan alir udara


Diukur setiap saat menggunakan flow meter

Waktu selesai sampling


Dicatat

Larutan penangkap yang telah


bereaksi dengan gas
Dianalisa di laboratorium
Kadar gas dalam udara
Dihitung secara stokiometrik

Hasil
3.3 Analisa Prosedur Pengambilan Sampel
3.3.1 Sampling Air
Pertama, alat dan bahan disiapkan. Lalu praktikan menggunakan alat dan
bahan berupa botol sampel sebagai wadah sampel, tali rafia untuk mengikat botol
sampel saat dimasukkan kedalam air, air sampel sebagai bahan yang akan diuji,
label untuk memberi nama atau menandai botol sampel dan coolbox sebagai
tempat penyimpanan botol sampel. Kedua adalah botol sampel diikat dengan rafia
untuk mempermudah proses pengambilan air sampel. Botol sampel diisi air sampel
hingga penuh. Setelah itu air tersebut dibuang dan diisi kembali dengan air sampel.
Tujuan dari pembuangan air sampel ini adalah untuk kalibrasi botol sampel
sehingga botol sampel tersebut terisi oleh air sampel murni. Setelah botol penuh,
botol ditutup dengan rapat supaya air sampel tidak tumpah. Botol sampel diberi
nama atau label sebagai tanda dan tidak terjadi kekeliruan.Label biasanya berisi
waktu , tempat pengambilan lokasi dan jenis sampel. Botol sampel tersebut
kemudian disimpan di dalam coolbox dan siap untuk diuji. Coolbox bertujuan untuk
menjaga suhu sampel atau mengawetkan sampel agar tidak terpapar sinar
matahari langsung.

3.3.2 Sampling Tanah


Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel tanah adalah
tanah sampel sebagai bahan yang akan diuji, benda tajam untuk menusuk
permukaan tanah, auger soil untuk menggali tanah, dan ring sample sebagai
wadah sampel tanah. Setelah itu, tusuk permukaan tanah dengan menggunakan
benda tajam seperti pisau. Fungsi penusukan ini untuk mengecek apakah pada
tanah yang akan digali terdapat batu atau tidak. Apabila terdapat batu, maka
dianjurkan untuk berpindah lokasi pengambilan sampel tanah. Apabila tidak
terdapat batu, maka dapat dilakukan penggalian dengan menggunakan auger soil
sedalam 15 cm. Kemudian ring sampler dimasukkan pada auger soil. Tanah
dapat diambil untuk dijadikan sampel dan siap untuk diuji. Tanah yg diuji kali ini
adalah tanah tidak utuh, dimana tanah hanya diambil dengan kedalaman 15 cm
dari permukaan. Maka dari itu, masih terdapat material-material lain dan tidak
adanya usaha dalam menjaga tanah

3.3.3 Sampling Udara (Impinger)


Pertama, alat dan bahan disiapkan. Alat dan bahan yang digunakan yaitu
Larutan penangkap, pompa dan flow meter, atau tabung impinger. Tabung
impinger berfungsi sebagai tempat reaksi antara gas atau udara dengan larutan
penangkap. Kedua, larutan penangkap dimasukkan kedalam tabung impinger
sebanyak 10 mL. Pompa dihidupkan sesuai kecepatan yang telah ditentukan. Lalu
waktu kapan sampling dimulai dicatat. Waktu gas bereaksi dengan larutan
penangkap dicatat. Kecepatan alir udara diukur dengan menggunakan flow meter
yang telah tersedia. Dicatat waktu kapan sampling tersebut selesai. Larutan
penangkap yang telah bereaksi dengan gas tersebut dibawa ke laboratorium
untuk dianalisa. Kadar gas dalam udara yang telah diuji ini dihitung secara
stoikiometrik.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Praktikum ini bertujuan supaya mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi
dan prinsip kerja alat sampling air, mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan
prinsip kerja alat sampling tanah, mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan
prinsip kerja alat sampling udara dan mahasiswa mampu memahami jenis-jenis alat
sampling. Sampel air yang representative dapat diperoleh dengan mencampur sampel
yang diambil dari periode waktu tertentu atau dari beberapa titik atau tempat
pengambilan sampel yang berlainan. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan
dengan dua teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh dan
pengambilan contoh tanah secara tidak utuh. Pengambilan contoh tanah disesuaikan
dengan sifat-sifat yang akan diteliti. Untuk memantau atau mengukur kualitas udara
dapat digunakan sampel udara. Sampel udara merupakan sebagian dari populasi
udara yang akan diukur kualitasnya dimana bagian dari populasi udara tersebut dapat
mewakili karakteristik dari seluruh populasi udara yang akan diukur kualitasnya.

5.2 Saran
Praktikum berjalan lancar. Mungkin dapat di sajikan video saat pengambilan sampel.
Sebaiknya untuk materi pengenalan alat laporan dan tiket masuknya digabung dengan
pengambilan sampel air dan tanah. Terimakasih, semangat mas-mba.
DAFTAR PUSTAKA
Akrom, I. F., & Soewaeli, A. S. 2015. Pengembangan Prototipe Cpunter Current Meter
Dengan Perhitungan Debit Secara Otomatis. Jurnal Teknik Hidraulik, 6(1), 51-62.
Arifin, M. 2010. Kajian Sifat fisik tanah dan berbagai penggunaan lahan dalam
hubungannya dengan pendugaan erosi tanah. Mapeta, 12(2).
Debataraja, N. N., Kusnandar, D., & Nusantara, R. W. 2018. Identifikasi Lokasi Sebaran
Pencemaran Air di Kawasan Permukiman Kota Pontianak. Jurnal Matematika,
Statistika dan Komputasi, 15(1), 37-41.
Hidayat, D., Triatmodjo, M. C., & Ansyori, A. 2018. Modifikasi Mesin Pengupas Kulit Luar
Buah Melinjo Model Rol Gerigi Dengan Penambahan Silinder Pengupas dan
Saluran Keluar Untuk Pemisah Kulit dan Biji Kapasitas 75 Kg/. JURNAL
MAHASISWA TEKNIK, 1(1).
Hilmy, Nizar, Moch. Waisul Karomi, dan Ridho Rizkiantoro. 2017. Pengambilan Contoh
Tanah Dan Penyandraan Profil Tanah. Jember : Universitas Jember
Kurniawati, Rizki Taher Dwi, Rita Rahmawati, dan Yucina Wilandari. 2015.Pengelo Mpokan
Kualitas Udara Ambien Menurut Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah Menggunakan
Analisis Klaster. Jurnal Gaussian Vol.4 No.2 : 393-402
Lestari, Inggit Dewi. 2017. Modifikasi Penggunaan Laser Distance Meter Untuk Mengukur
Hasil Lompat Jauh Dan Lompat Jangkit. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Noor, S. Y. 2019. Konsentrasi logam berat Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada air,
sedimen dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus Linn.) di Danau Limboto.
In SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Vol. 1, No. 1).
Pratiwi, R. A., Prakoso, A. G., Darmasetiawan, R., Agustine, E., Kirana, K. H., & Fitriani, D.
2016. Identifikasi Sifat Magnetik Tanah di Daerah Tanah Longsor. In PROSIDING
SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) (Vol. 5, pp. SNF2016- EPA).
Prayudi, Teguh dan Joko Prayitno Susanto. 2011. Kualitas Debu Dalam Udara Sebagai
Dampak Industri Pengecoran Logam Ceper. Jurnal Teknologi Pertanian Vol.2 No.2 :
168-174
Rachmawati, S., Masykuri, M., & Sunarto, S. 2013. Pengaruh Emisi Udara Pada Sentra
Pengolahan Batu Kapur Terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja Dan Masyarakat Di
Desa Karas Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 11(1), 16-23.
Ruslinda, Y., Gunawan, H., Goembira, F., & Wulandari, S. 2016. Pengaruh Jumlah
Kendaraan Berbahan Bakar Bensin terhadap Konsentrasi Timbal (Pb) di Udara
Ambien Jalan Raya Kota Padang. In Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Lingkungan II (pp. 2541-3880)
Saleh, Ayuko Hirani. 2015. Studi Tingkat Kualitas Udara Pada Kawasan Rs. Dr. Wahidin
Sudirohusodo Di Makassar. Makassar : Universitas Hasanuddin
Sulistyaningrum, Dina, Liliya Dewi Susanawati, dan Bambang Suharton. 2014. Pengaruh
Karakteristik Fisika-Kimia Tanah Terhadap Nilai Indeks Erodibilitas Tanah Dan
Upaya Konservasi Lahan. Malang : Universitas Brawijaya
Suryono, Joko, Koko Kusuma, dan Mulyadi. 2012. Pengambilan Contoh Tanah untuk
Penelitian Kesuburan Tanah. Ballitanah : Bogor
Sulisuka, E. E., Fitria, L., & Kadaria, U. 2014. Rancangan Teknik Penyediaan Air Bersih Ibu
Kota Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Jurnal TeknologiLingkungan
Lahan Basah, 1(1).
Wulandari, S. Y., Yusuf, M., & Muslim, M. 2014. Kajian Konsentrasi Dan Sebaran
Parameter Kualitas Air Di Perairan Pantai Genuk, Semarang. Buletin Oseanografi
Marina, 3(1), 9-19.
LAMPIRAN
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip kerja dari Auger Soil Sampler!
2. Jelaskan prinsip kerja dan perbedaan dari alat pengambilan sampel udara
dibawah ini:
a. High Volume Sampler
b. Middle Volume Sampler
c. Low Volume Sampler
d. Impinger
3. Jelaskan teknik pengambilan sampel udara emisi dan ambien!

JAWAB :

1. tentukan titik suatu lahan untuk pengambilan sampel tanah, pasang soil sampling
ring pada soil sampling auger, tancapkan soil sampling auger ke dalam tanah hingga
kedalaman 5 cm, lepaskan soil sampling ring yang sudah berisi sampel tanah,
2.
a.High Volume Sampler adalah alat portable yang digunakan untuk mengukur atau
mengambil konsentrasi Particulate Matter (PM) atau sampel partikulat segala ukuran
di udara ambien. Ukuran filter yang digunakan adalah PM2.5 dan PM10. Angka 2.5
dan 10 menunjukkan ukuran partikel dalam mikrometer. Biasanya 10 menit atau 30
menit dengan flowrate ~ 1 L/menit
b. Midle Volume Sampler fungsinya sama seperti HVS yang memberdakan adalah
Terdapat filter berbentuk lingkaran (Bulat)  dengan porositas 0,3-0,45 µm, kecepatan
pompa yang dipakai untuk pengangkapan suspensi Particulate Matter ini adalah 50 –
500 lpm.
c. Low VolumeSsampler fungsinya sama seperti HVS yang memberdakan adalah
alat ini juga menggunakan filter berbentuk lingkaran (Bulat) namun dengan porositas
0,3-0,45 µm, kecepatan pompa yang dipakai untuk pengangkapan Suspensi
Partikulate Matter ini adalah 10 – 30 lpm
3. Sampling udara emisi adalah teknik sampling udara pada sumbernya seperti
cerobong pabrik dan saluran knalpot kendaraan bermotor. Teknik sampling kualitas
udara ambien adalah sampling kualitas udara pada media penerima polutan
udara/emisi udara. Untuk sampling kualitas udara ambien, teknik pengambilan
sampel kualitas udara ambien saat ini terbagi dalam dua kelompok besar yaitu
pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional) dan secara pasif.

Anda mungkin juga menyukai