KIMIA LINGKUNGAN
MATERI
Disusun oleh :
Nama : Indah Fitrianing Riyadi
NIM : 205100900111030
Kelompok : M3
Asisten :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
AlCl3 merupakan molekul yang kekurangan elektron. Keduanya mirip, karena alumunium
dan boron terletak pada golongan yang sama pada tabel periodik, sama halnya juga dengan
fluor dan klor. Pengukuran massa atom relatif rumus alumunium klorida menunjukkan bahwa
rumus alumunium klorida dalam bentuk uap pada temperatur sublimasi bukan AlCl3,
melainkan Al2Cl6. Alumuniun klorida eksis sebagai dimer (dua molekul bergabung menjadi
satu). Ikatan antara dua molekul ini merupakan ikatan kovalen koordinasi, penggunaan
pasangan elektron mandiri pada atom klor.
Satu diantara kemasan produk yang umum dijumpai terbuat dari bahan aluminium.
Kemasan produk ini biasanya oleh konsumen dibuang begitu saja ketika tidak dibutuhkan
lagi, sehingga membuka peluang terjadinya pencemaran karena kemasan ini sangat sulit
terurai oleh mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah. Oleh karena itu, cara yang
dilakukan yaitu dengan mengolah limbah. Pengolahan limbah dapat dilakukan secara kimia
salah satunya dengan cara koagulasi dan flokulasi. Koagulasi merupakan proses yang
memanfaatkan ion-ion yang mempunyai muatan berlawanan dengan muatan koloid yang
terdapat dalam limbah cair sehingga meniadakan kestabilan ion sedangkan flokulasi
merupakan kelanjutan dari proses koagulasi dimana mikroflok hasil koagulasi mulai
menggumpalkan partikel-partikel koloidmenjadi flok-flok besar yang dapat diendapkan dan
proses ini dibantu dengan pengadukan lambat proses koagulasi dan flokulasi tidak dapat
dipisahkan dalam proses pengolahan limbah cair industri karena kedua proses ini selalu
dilakukan bersama.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui cara pembuatan AlCl3
b. Untuk mengetahui peran AlCl3 dalam pengolahan air
c. Untuk menentukan dosis optimum AlCl3 sebagai koagulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Koagulasi yaitu proses pencampuran koagulan atau pengendap ke dalam air baku
dengan kecepatan perputaran yang tinggi dalam waktu yang singkat. Koagulasi bisa juga
merupakan proses pengolahan air dimana zat padat melayang ukuran sangat kecil dan
koloid digabungkan dan membentuk flok-flok dengan cara penambahan zat kimia (misalnya
PAC dan Tawas) sehingga flok-flok yang dihasilkan dapat di saring. Prinsip dari koagulasi
yaitu di dalam air baku terdapat partikel-partikel padatan yang sebagian besar bermuatan
listrik negatif. Proses Koagulasi dapat dilakukan melalui tahap pengadukan antara koagulan
dengan air baku dan netralisasi muatan (Andriansyah, 2020).
2.3.1 Aluminum
Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan manusia.
Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodik unsur, dengan
nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol (sma). Struktur kristal aluminium
adalah struktur kristal FCC, sehingga aluminium tetap ulet meskipun pada temperatur
yang sangat rendah. Keuletan yang tinggi dari aluminium menyebabkan logam tersebut
mudah dibentuk atau mempunyai sifat mampu bentuk yang baik. Aluminium memiliki
karakteristik sebagai logam ringan dengan densitas 2,7 g/cm3 (Setyaji, 2012).
2.3.2 HCl (1 Sitasi)
HCL adalah rumus kimia dari asam monoprotic dengan kepanjangan dari Hidrogen
klorida. Asam ini dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan
asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hydronium, H3O+. ion
lain yang terbentuk adalah ion klorida Cl-. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan
untuk membuat garam klorida seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat
karena ia berdisosiasi penuh dalam air. Asam monoprotic memiliki satu tetapan disosiasi
asam yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. HCl memeiliki nilai
Ka yang cukup tinggi sehingga paling sulit menjalani reaksi redoks. Walaupun termasuk
asam kuat, asam klorida merupakan senyawa kuat yang tidak berbahaya ditangani (Zidni,
2016).
AlCl3 dalam mereaksikan dirinya dengan oksidasi dan membuatnya menjadi kuat
untuk menjernihkan sesuatu.. Persamaan reaksi 4Al(OH)3 + 12 HCl 4 AlCl3 + 12 H2O
sehingga 4Al(OH)3+ 6 H2SO4 2Al2(SO4)3 + 12 H2O. Dari sinilah reaksi koagulasi berlanjut
terus menerus PAC cair jernih yang sudah terpisah dari gipsum. PAC cair dapat
dikeringkan dalam spray drier menghasilkan PAC bubuk, sedangkan padatan gipsum
basah dikeringkan dalam pengering menghasilkan gipsum kering. Bila dikehendaki
konsentrasi tertentu, PAC dapat diencerkan sampai konsentrasi tertentu sesuai dengan
spesifikasi yang dikehendaki (Husaini, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, F., Darundriati, Y., Dangiran, H. 2017. Efektivitas Pac (Poly Aluminium Chloride)
Dalam Menurunkan Kadar Fosfat Pada Limbah Cair Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo
Magelang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal) 5(5) : 659-665
Andriansyah, M. 2020. Potensi Bahan Koagulan Pac (Poly Aluminium Chloride) Untuk
Beberapa Sungai Di Wilayah Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Sarjana Terapan
Sanitasi Lingkungan, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Martina, A., Effendy, DS., Soetedjo, M. 2018. Aplikasi Koagulan Biji Asam Jawa dalam
Penurunan Konsentrasi Zat Warna Drimaren Red pada Limbah Tekstil Sintetik pada
Berbagai Variasi Operasi. Jurnal Rekayasa Proses 12(2) : 98-103
Setyaji, EF. 2012. Pengaruh Temperatur Tuang Stir Casting Terhadap Densitas, Porositas,
Konduktivitas Termal Dan Struktur Mikro Pada Komposit Alumunium Yang Diperkuat
Serbuk Besi. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Dipenogoro
Semarang
Zidni, N. 2016. Optimalisasi Penggunaan Hcl Dalam Pengolahan Air Limbah Pada
Penambangan Emas Di Tambang Bawah Tanah Pt Cibaliung Sumberdaya, Kecamatan
Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Skripsi. Program Studi Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung
LAMPIRAN