Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA
MATERI
DIMENSI SALURAN TERBUKA

Disusun oleh:
NAMA : TEGUH MUJI WIJAKSONO

NIM : 195100207111012

KELOMPOK : B7

HARI, TANGGAL : SELASA, 27 OKTOBER 2020

ASISTEN :
Dzaky Abiyyu Alwasi Ling Rina
Afifah Nahda Amalia Citra Handayani
Hafizh Nur Salam Ryan Fauzi
Safira Nurlita Lutfia Nurlatipah
Savira Meidita Rizka Amalia Safitri
Avisenna Divaldi Michelle Maria

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era yang serba teknologi saat ini, kemajuan bidang pendidikan sangatlah
bertambah dari waktu ke waktu. Kemajuan yang dicapai oleh umat manusia, baik itu bidang
sosial, bidang informasi maupun bidang pendidikan. Salah satunya dalam makalah ini akan
dipaparkan elemen-elemen mekanika fluida yang memungkinkan kita untuk memecahkan
rnasaIah-masalah yang kita temui sehari-hari yang relatif sederhana seperti misalnya aliran
melalui pipa, saluran dan aliran di sekitar bola dan silinder.
Aliran terbuka adalah saluran yang mengalirkan air dengan permukaan bebas. saluran
terbuka dapat terjadi dalam bentuk yang bervariasi cukup besar, mulai dari aliran di atas
permukaan tanah yang terjadi pada waktu hujan, sampai aliran dengan kedalaman air konstan
dalam saluran prismatis. Masalah aliran saluran terbuka banyak dijumpai dalam aliran sungai,
aliran saluran-saluran irigasi, aliran saluran pembuangan dan saluran-saluran lain yang bentuk
dan kondisi geometrinya bermacam-macam.

1.2 Tujuan Praktikum


a. Mahasiswa mampu menghitung besarnya koefisien manning.
b. Mahasiswa mampu menentukan kedalaman dan jumalah aliran pada berbagai debit aliran
dan berbagai kemiringan saluran.
c. Mahasiswa mampu menentukan dimensi/penampang lintang terbaik /termurah pada berbagai
debit aliran untuk saluran segi empat dan saluran trapezoidal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Aliran Terbuka


Aliran terbuka adalah aliran yang mengalirkan air dengan permukaan bebas. saluran
terbuka dapat terjadi dalam bentuk yang bervariasi cukup besar, mulai dari aliran di atas
permukaan tanah yang terjadi pada waktu hujan, sampai aliran dengan kedalaman air konstan
dalam saluran prismatis. Masalah aliran saluran terbuka banyak dijumpai dalam aliran sungai,
aliran saluran-saluran irigasi, aliran saluran pembuangan dan saluran-saluran lain yang bentuk
dan kondisi geometrinya bermacam-macam(Bambang, 2011).
Aliran terbuka karena aliran tidak tertutup sehingga atmosfer juga turut mempengaruhi
aliran tersebut. Sehingga aliran tersebut terjadi perbedaan kerapatan. Perbedaan kerapatan
tersebut terjadi antara cairan dan udara(Rafly, 2011).

2.2 Perbedaan Aliran Terbuka Dengan Aliran Tertutup


Aliran terbuka adalah aliran yang mengalirkan air dengan permukaan bebas. saluran
terbuka dapat terjadi dalam bentuk yang bervariasi cukup besar, mulai dari aliran di atas
permukaan tanah yang terjadi pada waktu hujan, sampai aliran dengan kedalaman air konstan
dalam saluran prismatis. Masalah aliran saluran terbuka banyak dijumpai dalam aliran sungai,
aliran saluran-saluran irigasi, aliran saluran pembuangan dan saluran-saluran lain yang bentuk
dan kondisi geometrinya bermacam-macam. Aliran tertutup adalah aliran yang mengalirkan air
dengan permukaan tidak bebas saluran tertutup dapat terjadi dalam bentuk variasi yang tidak
cukup besar. Mulai dari atas aliran saluran hingga bawah aliran tertutup. Masalah aliran saluran
terbuka bisa ditemui di system perpipaan(Alex, 2014).
Mekanika aliran saluran terbuka lebih sulit dibanding dengan mekanika saluran tertutup.
Pada aliran saluran tertutup tidak terdapat permukaan bebas sehingga tidak terdapat pengaruh
langsung dari tekanan atmosfer, pengaruh yang ada hanyalah tekanan hidraulik yang besarnya
dapat lebih besar atau lebih kecil daripada tekanan atmosfer. Sedangkan pada aliran saluran
terbuka terdapat permukaan bebas yang berhubungan dengan atmosfer dimana permukaan
bebas tersebut merupakan suatu batas antara dua fluida yang berbeda kerapatannya yaitu
cairan dan udara, dan pada permukaan ini terdapat tekanan atmosfer. Dalam hal ini
hubungannya dengan atmosfer perlu adanya pertimbangan bahwa kerapatan udara jauh lebih
rendah daripada kerapatan air(Fathur, 2014).

2.3 Penjelasan Rumus Menghitung Kecepatan dan Debit Aliran


Kecepatan adalah satuan untuk mengukur kecepatan benda. Untuk mencari kecepatan
digunakan rumus sebagai berikut:
𝑉 = 𝐶√𝑅𝑆
Dimana : V = kecepatan rata-rata (m/s)
C = koefisien Chezy
R = jari-jari hidraulik
S = kemiringan dasar saluran

Nilai C (Koefisien Chezy) dapat diperoleh dari salah satu rumus berikut:
8𝑔
𝐶=√
𝑓
(0,00155
23+
1
𝑆)+( )
𝑛
𝐶= 𝑛 0,00155 (Kuttens)
1+(( )(23+( )))
√𝑅 𝑆
𝑅 1/𝑡
𝐶= (Manning)
𝑛
87
𝐶 = (1+𝑚/√𝑅) (Bazin)
1
𝑓𝑡 2 𝐶 𝜀
𝐶( ) = −42𝑙𝑜𝑔⁡(𝑅 + 𝑅) (Powell)
5 𝐸

(Gurum, 2015)

Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang per
satuan waktuSedangkan rumus untuk mencari debit digunakan rumus:

𝐴 2/3 1/2
𝑄 = 𝐴𝑉 = 𝑅 𝑆
𝑛
Untuk mencari koefisien gesekan manning digunakan
2 1
𝐴
n = 𝑄 . 𝑅3 . 𝑆 2
Q= Debit Aliran
R = jari-jari hidraulik
S = kemiringan dasar saluran
A= luas penampang
n= koefisien gesekan manning
(Kalpataru, 2015)

2.4 Pengertian Aliran Subkritis, Kritis, dan Super Kritis


Aliran kritis merupakan kondisi aliran yang dipakai sebagai pegangan dalam menentukan
dimensi bangunan ukur debit. Pada kondisi tersebut, yang disebut sebagai keadaan aliran
modular bilamana suatu kondisi debitnya maksimum dan energy spesifiknya adalah
minuman(Cahyono, 2014).
Bilangan Froude adalah bilangan yang tidak bersatuan yang digunakan untuk mengukur
resistensi dari sebuah benda yang bergerak melalui air dan membandingkan benda-benda
dengan ukuran yang berbeda dan bilangan ini biasanya digunakan dalam pekerjaan mengenai
drainase(Joko, 2014).
Aliran subkritis dan aliran superkritis dapa diketahui melalui nilai bilangan Froude (F).
Bilangan Froude tersebut membedakan jenis aliran menjadi tiga jenis yaitu: aliran kritis,
subkritis, dan superkritis
a) Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan 1 (Fr=1) dan gangguan permukaan tidak
akan bergerak/menyebar melawan arah arus.
b) Aliran subkritis, jika bilangan Froude lebih kecil dari 1 (Fr<1). Untuk aliran subkritis,
kedalaman biasanya lebih besar dan kecepatan aliran rendah. Kecepatan air <
kecepatan gelombang hulu aliran dipengaruhi pengendali hilir.
c) Aliran superkritis, jika bilangan Froude lebih besar dari 1 (Fr>1). Untuk aliran superkritis
kedalaman relative lebih kecil dan kecepatan relative tinggi. Kecepatan air > kecepatan
gelombang hulu aliran tidak dipengaruhi pengendali hilir.
(Fadli, 2014)

2.5 Aplikasi Aliran Terbuka pada Bidang Teknik Lingkungan/Teknik Pertanian


Pengaplikasian aliran terbuka pada bidang teknik pertanian maupun teknik lingkungan
yaitu irigasi lahan, sanitasi air, pemurnian air. Irigasi lahan menggunakan aliran terbuka yang
mana air tercamur dengan atmosfer sehingga kerapatan air bercampur dengan kerapatan
udara. Pada pemurnian air menggunakan aliran terbuka, karena system untuk mengalirkan air
terbuka(Edy, 2016).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum tersebut dilaksanakan pada selasa, 27 Oktober 2020 di laboratorium teknik
sumber daya alam dan lingkungan oleh Asisten Praktikum. Selanjutnya kegiatan praktikum
tersebut di rekam gambar. Selanjutnya di share di Google Classroom dan dipelajari oleh
praktikan.

3.2 Fungsi Alat dan Bahan

Alat dan Bahan Fungsi


Saluran air trapezoid dan segi empat Sebagai tempat perlakuan
Air dalam bak penampung Sebagai perlakuan
Pengukur debit (current meter) Sebagai pengukur kecepatan arus
Pasak Sebagai penanda jarak yang akan diukur
Meteran (pengukur kedalaman) Sebagai pengukur kedalaman air

3.3 Gambar Alat

Alat dan Bahan Gambar


Saluran air trapezoid dan segi empat

Air dalam bak penampung

Pengukur debit (current meter)

Pasak
Meteran (pengukur kedalaman)

3.4 Cara Kerja


3.4.1 Pengukuran Koefisien Manning (n)

Alat dan Bahan

Disiapkan

Saluran Pendek

Disiapkan yang diperlukan

Air

Disiapkan yang diperlukan

Debit, Kemiringan
ermukaan air,
Kedalaman aliran

- Diukur besarnya
- Dihitung nilai n dengan
rumus: n = (A/Q) x R^2/3 x
S^1/2
- Diulangipenentuan sebanyak
3x dengan kemiringan
berbeda
- Dihitung rata-rata n

Hasil
3.4.2 Desain Berdasarkan E Minimal dan Penampang Terkecil

Alat dan Bahan

Disiapkan

Saluran segi empat


dan tripezodial

Ditentukan dimensinya

Debit Aliran

Dialirkan Q=500L/detik dengan


kemiringan permukaan (s) = 0,01
dan n sama dengan hasil
pengukuran pada point A

Hasil

3.4.3 Desain Berdasarkan Penampang Terbaik

Alat dan Bahan

DIsiapkan

Saluran segi empat


dan tripezodial

Ditentukan dimensinya

Debit Aliran
Dialirkan Q=500L/detik dengan
kemiringan permukaan (s) = 0,01
dan n sama dengan hasil
pengukuran pada point A

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DHP (data sekunder)


Panjang permukaan saluran (a) = 4,88 meter
Panjang dasar saluran (b) = 4,42 meter
Panjang permukaan segmen 1dan 4 (x) = 0,23 meter
Panjang sisi miring saluran (z) = 0,5 meter
Slope (s) = 0,04
Kedalaman (y) = 0,31 meter

Pengukuran Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4


Luas penampang (m2) 0,03565 0,6851 0,6851 0,03565
V permukaan (m/s) 0,1 0,4 0,4 0,2
V tengah (m/s) 0,1 0,2 0,2 0,1
V dasar (m/s) 0,1 0,1 0,1 0,1
V rata-rata (m/s) 0,1 0,2333 0,2333 0,1333
Debit aliran (m3/s) 0,0036 0,16 0,16 0,0036

4.2 Data Hasil Perhitungan


4.2.1 Koefisien Manning (n)
Perhitungan :
Luas Penampang (m²)
y = 0,31 meter
Segmen 1 : ½ × Alas × Tinggi
= ½ × 0,23 × 0,31
= 0,03565 m²
Segmen 2 : Alas × Tinggi
= 2, 21 × 0,31
= 0,6851 m²
Segmen 3 : Alas × Tinggi
= 2, 21 × 0,31
= 0,6851 m²
Segmen 4 : ½ × Alas × Tinggi
= ½ × 0,23 × 0,31
= 0,03565 m²

V rata-rata (m/s)
Segmen 1 : 0,1+0,1+0,1⁄3
= 0,1 m/s
Segmen 1 : 0,4+0,2+0,1⁄3
= 0,2333 m/s
Segmen 1 : 0,4+0,2+0,1⁄3
= 0,2333 m/s
Segmen 1 : 0,2+0,1+0,1⁄3
= 0,1333 m/s

A total = A1+A2+A3+A4 = 0,03565 + 0,6851 + 0,6851 + 0,03565 = 1,4415 m²


Q total = (Q1+Q2+Q3+Q4) = 0,0036 + 0,16 + 0,16 + 0,0036 = 0,3272 m²⁄s

Mencari P terlebih dahulu dengan :


P = 2z + b
= 2(0,5) + 4,42
= 5,42
Kemudian mencari R, dengan :
R=A/P
= 1,4415 / 5,42
= 0,266
R=A/P
R = jari-jari hidraullik
A = luas penampang total
P = keliling basah = 2z+b

n= A/Q R^(2/3) S^(1/2)


n= 1,4415/0,3272 × 0,266⅔ × 0,04½
= 4,405562347 × 0,4136068833 × 0,2
= 0,3644341823

4.2.2 Desain E Minimal Saluran Drainase Penampang Trapezoidal


4.2.3 Desain Saluran Drainase Kecil Penampang Segi Empat
A total = A1+A2+A3+A4 = 0,03565 + 0,6851 + 0,6851 + 0,03565 = 1,4415 m²
Q total = (Q1+Q2+Q3+Q4) = 0,0036 + 0,16 + 0,16 + 0,0036 = 0,3272 m²⁄s
Mencari P terlebih dahulu dengan :
P = 2z + b
= 2(0,5) + 4,42
= 5,42
Kemudian mencari R, dengan :
R=A/P
= 1,4415 / 5,42
= 0,266
R=A/P
R = jari-jari hidraullik
A = luas penampang total
P = keliling basah = 2z+b

n= A/Q R^(2/3) S^(1/2)


n= 1,4415/0,3272 × 0,266⅔ × 0,04½
= 4,405562347 × 0,4136068833 × 0,2
= 0,3644341823

4.3 Desain Saluran Terbuka


4.3.1 Saluran Trapezoidal Aktual
Saluran trapezoidal aktual adalah saluran yang berbentuk trapezium. Saluran ini
mempunyai fungsi yaitu menampung aliran air dengan fluktuasi yang kecil. Saluran seperti ini
digunakan pada lahan yang masih luas.

4.3.2 Saluran Segi Empat Perencanaan

Saluran segi empat perencanaan merupakan saluran yang memiliki bentuk segi empat.
Saluran ini mempunyai fungsi yaitu menampung debit aliran air yang besar dengan fluktuasi
yang kecil. Saluran seperti ini cocok untuk diaplikasikan pada keterbatasan lahan.

4.4 Analisa Data Hasil Praktikum


Dari data hasil praktikum diperoleh: panjang permukaan saluran (a) sebesar 4,88 meter,
panjang dasar saluran (b) sebesar 4,42 meter, panjang permukaan segmen 1 dan 4 (x) sebesar
0,23 meter, panjang sisi miring saluran (z) sebesar 0,5 meter, slope (s) sebesar 0,04,
kedalaman (y) sebesar 0,31 meter. Lalu untuk pengukuran dengan segmen 1, 2, 3, 4 diperoleh
data yang berurutan luas penampang (m^2) diperoleh 0,03565; 0,6851; 0,6851; 0,03565. V
permukaan (m/s) diperoleh 0,1; 0,4; 0,4; 0,2. V tengah (m/s) diperoleh 0,1; 0,2; 0,2; 0,1. V dasar
(m/s) diperoleh 0,1; 0,1; 0,1; 0,1. V rata-rata (m/s) diperoleh 0,1; 0,2333; 0,2333; 0,1333.

4.5 Analisa Perhitungan


Untuk menghitung koefisien manning menggunakan diperoleh A total sebesar 1,4415 m2
dan Q total sebesar 0,3275 m2/s. Untuk mencari P digunakan rumus P = 2z+b ditemukan hasil
sebesar 5,42. Untuk mencari R digunakan rumus R = A/P ditemukan hasil sebesar 0,266. Lalu
mencari koefisien manning (n) menggunakan rumus n = (A/Q) x R^2/3 x S^1/2 ditemukan hasil
sebesar 0,3644341823.

Untuk menghitung E minimal saluran drainase penampang trapezoidal dicari Yc terlebih


dahulu menggunakan rumus

Sehingga ditemukan Yc sebesar 0,08235772629, untuk m ditemukan 0,178978583, untuk Ac


ditemukan 0,466459036, Untuk b’ ditemukan sesar 9,3 m, untuk Vc ditemukan hasil sebesar
0,701454951, untuk E minimal ditemukan hasil sebesar 0,107436.

4.6 Pembahasan Saluran Trapezoidal dengan Nilai E Minimal dan Saluran Segi Empat
dengan Desain Ekonomis berdasarkan Data Hasil Praktikum
Saluran trapezoidal dengan Nilai E minimal adalah saluran yang berbentuk trapezium.
Saluran ini mempunyai fungsi yaitu menampung aliran air dengan fluktuasi yang kecil. Saluran
seperti ini digunakan pada lahan yang masih luas. Untuk mencari nilai E minimal digunakan
rumus E minimal = Yc + Vc^2 / 2g(Turyanto, 2012).
Saluran segi empat merupakan saluran yang memiliki bentuk segi empat. Saluran ini
mempunyai fungsi yaitu menampung debit aliran air yang besar dengan fluktuasi yang kecil
Saluran seperti ini cocok untuk diaplikasikan pada keterbatasan lahan(Alfian, 2012).
Kedua saluran tersebut juga memiliki desain ekonomis. Desain saluran trapezoidal
memiliki desain untuk diaplikasikan pada lahan yang luas. Desain saluran segi empat memiliki
desain untuk diaplikasikan pada lahan yang terbatas. Kedua saluran tersebut sama-sama dapat
menampung aliran air dengan fluktuasi kecil dan hanya berbeda pada luas lahannya(Yayuk,
2012).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Aliran terbuka adalah aliran yang mengalirkan air dengan permukaan bebas. saluran
terbuka dapat terjadi dalam bentuk yang bervariasi cukup besar, mulai dari aliran di atas
permukaan tanah yang terjadi pada waktu hujan, sampai aliran dengan kedalaman air konstan
dalam saluran prismatis. Masalah aliran saluran terbuka banyak dijumpai dalam aliran sungai,
aliran saluran-saluran irigasi, aliran saluran pembuangan dan saluran-saluran lain yang bentuk
dan kondisi geometrinya bermacam-macam(Bambang, 2011).
Bilangan Froude adalah bilangan yang tidak bersatuan yang digunakan untuk mengukur
resistensi dari sebuah benda yang bergerak melalui air dan membandingkan benda-benda
dengan ukuran yang berbeda dan bilangan ini biasanya digunakan dalam pekerjaan mengenai
drainase(Joko, 2014). Aliran kritis, jika bilangan Froude sama dengan 1 (Fr=1) dan gangguan
permukaan tidak akan bergerak/menyebar melawan arah arus. Aliran subkritis, jika bilangan
Froude lebih kecil dari 1 (Fr<1). Untuk aliran subkritis, kedalaman biasanya lebih besar dan
kecepatan aliran rendah. Kecepatan air < kecepatan gelombang hulu aliran dipengaruhi
pengendali hilir. Aliran superkritis, jika bilangan Froude lebih besar dari 1 (Fr>1). Untuk aliran
superkritis kedalaman relative lebih kecil dan kecepatan relative tinggi. Kecepatan air >
kecepatan gelombang hulu aliran tidak dipengaruhi pengendali hilir (Fadli, 2014).
Dari data hasil praktikum diperoleh: panjang permukaan saluran (a) sebesar 4,88 meter,
panjang dasar saluran (b) sebesar 4,42 meter, panjang permukaan segmen 1 dan 4 (x) sebesar
0,23 meter, panjang sisi miring saluran (z) sebesar 0,5 meter, slope (s) sebesar 0,04,
kedalaman (y) sebesar 0,31 meter. Lalu untuk pengukuran dengan segmen 1, 2, 3, 4 diperoleh
data yang berurutan luas penampang (m^2) diperoleh 0,03565; 0,6851; 0,6851; 0,03565. V
permukaan (m/s) diperoleh 0,1; 0,4; 0,4; 0,2. V tengah (m/s) diperoleh 0,1; 0,2; 0,2; 0,1. V dasar
(m/s) diperoleh 0,1; 0,1; 0,1; 0,1. V rata-rata (m/s) diperoleh 0,1; 0,2333; 0,2333; 0,1333. Untuk
menghitung koefisien manning menggunakan diperoleh A total sebesar 1,4415 m2 dan Q total
sebesar 0,3275 m2/s. Untuk mencari P digunakan rumus P = 2z+b ditemukan hasil sebesar
5,42. Untuk mencari R digunakan rumus R = A/P ditemukan hasil sebesar 0,266. Lalu mencari
koefisien manning (n) menggunakan rumus n = (A/Q) x R^2/3 x S^1/2 ditemukan hasil sebesar
0,3644341823. Untuk menghitung E minimal saluran drainase penampang trapezoidal
ditemukan Yc. Sehingga ditemukan Yc sebesar 0,08235772629, untuk m ditemukan
0,178978583, untuk Ac ditemukan 0,466459036, Untuk b’ ditemukan sesar 9,3 m, untuk Vc
ditemukan hasil sebesar 0,701454951, untuk E minimal ditemukan hasil sebesar 0,107436.

5.2 Saran
Diharapkan praktikan dapat teliti dalam pembacaan alat current meter dan meteran.
Karena, jika pembacaan kurang teliti maka hasilnya akan kurang akurat. Dari hasil yang kurang
akurat ini akan menyebabkan perhitungan mencari meaning, E minimal dan debit aliran menjadi
kurang akurat. Sebaiknya rangkaian alat lebih diperbarui dan lebih di cek lagi agar praktikum
berjalan dengan lancar dan meminimalisir faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Agus Kironoto, Rafly Sunoto. 2011. Konsentrasi Sedimen Suspensi Rata-rata Keda
-laman Berdasarkan Pengukuran 1, 2, Dan 3 Titik Pada Aliran Seragam Saluran
Terbuka. Dinamika Teknik Sipil (8)1: 59-71.
Alex Binilang, Fathur Amir. 2014. Perilaku Hubungan Antar Parameter Hidrolisis Air Loncat
Melalui Pintu Sorong Pada Saluran Terbuka. Jurnal Ilmiah Media Engineering (4)1:
41-45.
Gurum A.P., Kalpataru I., Warsito. 2015. Perhitungan Debit Aliran Pada Sistem Aliran Terbu
-ka Melalui Pengukuran Tinggi Muka Air Menggunakan Tranduser Ultrasonik.
Jurnal MIPA UTP (6)3: 157-68.
Cahyono Ikhsan, Fadli Fani, Joko Pranoto. 2014. Pengaruh Variasi Debit Air Terhadap Laju
Bed Load Pada Saluran Terbuka Dengan Pola Aliran Steady Flow. Media Teknik
Sipil (7)7: 63-67.
Edy Harseno, Setdin Jonas V.L. 2016. Studi Eksperimental Aliran Berubah Beraturan Pada
Saluran Terbuka Bentuk Prismatis. Majalah Ilmiah UKRIM (2)12: 1-27.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Turyanto, Yayuk Sri Sundari, Alpian Nur. 2012. Perencanaan Saluran Drainase Pada Peruma
-han Bumi Alam Indah Kebun Agung Kecamatan Samarinda Utara. Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil (5)3: 1-16.
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
B7
DATA HASIL PRAKTIKUM
ACC 29-10-2020
Panjang permukaan saluran (a) = 4,88 meter
Panjang dasar saluran (b) = 4,42 meter
Panjang permukaan segmen 1dan 4 (x) = 0,23 meter
Panjang sisi miring saluran (z) = 0,5 meter
Slope (s) = 0,04
Kedalaman (y) = 0,31 meter

Pengukuran Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4


Luas penampang (m2) 0,03565 0,6851 0,6851 0,03565
V permukaan (m/s) 0,1 0,4 0,4 0,2
V tengah (m/s) 0,1 0,2 0,2 0,1
V dasar (m/s) 0,1 0,1 0,1 0,1
V rata-rata (m/s) 0,1 0,2333 0,2333 0,1333
Debit aliran (m3/s) 0,0036 0,16 0,16 0,0036

Perhitungan : b. V rata-rata (m/s)


a. Luas Penampang (m²)
y = 0,31 meter - Segmen 1 : 0,1 + 0,1 + 0,1 ⁄ 3
= 0,1 m/s
- Segmen 1 : ½ × Alas × Tinggi - Segmen 1 : 0,4 + 0,2 + 0,1 ⁄ 3
= ½ × 0,23 × 0,31 = 0,2333 m/s
= 0,03565 m² - Segmen 1 : 0,4 + 0,2 + 0,1 ⁄ 3
- Segmen 2 : Alas × Tinggi = 0,2333 m/s
= 2, 21 × 0,31 - Segmen 1 : 0,2 + 0,1 + 0,1 ⁄ 3
= 0,6851 m² = 0,1333 m/s
- Segmen 3 : Alas × Tinggi
= 2, 21 × 0,31
= 0,6851 m²
- Segmen 4 : ½ × Alas × Tinggi
= ½ × 0,23 × 0,31
= 0,03565 m²
B7
DATA HASIL PERHITUNGAN

A total = A1+A2+A3+A4 = 0,03565 + 0,6851 + 0,6851 + 0,03565 = 1,4415 m²


Q total = (Q1+Q2+Q3+Q4) = 0,0036 + 0,16 + 0,16 + 0,0036 = 0,3272 m²⁄s

A. Koefisien Manning (n)


Mencari P terlebih dahulu dengan : 𝐴
𝑅=𝑃
P = 2z + b
R = jari-jari hidraullik
= 2(0,5) + 4,42
A = luas penampang total
= 5,42
P = keliling basah = 2z+b
Kemudian mencari R, dengan :
𝐴
𝑅=
𝑃
= 1,4415 / 5,42
= 0,266

𝐴
𝑛= 𝑅 2/3𝑆 1/2
𝑄
1,4415
𝑛= × 0,266⅔ × 0,04½
0,3272
= 4,405562347 × 0,4136068833 × 0,2
= 0,3644341823

B. Desain E minimal Saluran Drainase Penampang Trapezoidal

𝑄 2
3
√ 𝑏)
( 3 ( 0,3272 ⁄ 4,42 )2
𝑦𝑐 = =√
𝑔 9,81
= 0,08235772629
𝑦 > 𝑦𝑐 , aliran subkritis 𝑦 < 𝑦𝑐 , aliran superkritis
𝑦 konstruksi = 𝑦𝑘 = 𝑦𝑐 + 0,1 𝑦𝑐 = 0,08235772629+ (0,1) (0,08235772629)
= 0,090593499
𝑚 = 𝑦⁄√3 = 0,090593499 / √3 = 0,178978583
3 𝑄2𝑏 ′ 3 (0,32722 ).9,3
𝐴𝐶 = √ = √ = 0,466459036
𝑔 9,81

𝑏′ = 𝑎 + 𝑏 = 4,88 + 4,42 = 9,3 m


0,466459036
𝑉𝐶 = √𝑔 𝐴𝐶 /𝑏′ = √9,81 𝑥 9,3
= = 0,701454951
𝑣2
𝐸𝑚𝑖𝑛 = 𝑦𝐶 + 2𝑔𝑐 = 0,08235772629 + (0,701454951)2
2 x 9,81
= 0.107436
B7

C. Desain Saluran Drainase Kecil Penampang Segi Empat


Q = 0,1 m3/s
S = 0,0005
n = 0,01
𝐴 1
𝑅 = 𝑃 = 2𝑦
R = 0,31 / 2
= 0,155
𝑏 = 2𝑦
𝐴 = 𝑏𝑦 = 2𝑦 2
=2x(0,31)2 = 0,1922
𝐴 2/3 1/2
𝑄= 𝑅 𝑆
𝑛
0.1 = 2Y^2/0.01 (1/2y)^2/3
(0.0005)^1/2

1 x 10^-3 = 0.22 y
^2/3+2

2 x 10^-3 = 0.22 y^8/3

y^8/3 = (1x 10^-3) / 0.22

y^8/3 = 0.00456

y = 0.132

b=2Y
b= 2 x 0.132
b= 0.264

3 (𝑄/𝑏)2 3 ( 0.1 ⁄ 0.264 )2


𝑦𝑐 = √ =√ = 0.244554
𝑔 9,81

𝑦 > 𝑦𝑐 , aliran subkritis 𝑦 < 𝑦𝑐 , aliran superkritis


𝑦 konstruksi = 𝑦𝑘 = 𝑦𝑐 + 0,1 𝑦𝑐 = 0.244554 + (0,1) 0.244554
𝑦𝑘 = 0.269009
Aliran subkritis

Anda mungkin juga menyukai