Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN
PENGENALAN ALAT SAMPLING LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :

NAMA : ITSARI ANGGINTA


NIM : 185100900111003
KELOMPOK : M1
ASISTEN :
Ahmad Raihan Darmawan Nazarina Firda
Dinda Amelia Ramadhani Nina Wahtuwardani
Dianita Dwi Agustin Rafika Aisha Damayanti
Made Dewi Suastini Zalfa Karina

LABORATORIUM PENGOLAHAN LIMBAH

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengambilan sampel dan pengujian parameter kualitas lingkungan merupakan
pekerjaan yang tidak mudah karena polutan lingkungan mempunyai sifat yang dinamis.
Polutan juga bermigrasi seiring dengan pengaruh situasi dan kondisi setempat. Disamping
faktor migrasi terhadap ruang dan waktu, kadar parameter kualitas lingkungan yang berasal
dari air, udara dan tanah yang umumnya rendah merupakan problem analitik yang sering
muncul ketika menganalisis sampel lingkungan di laboratorium.
Untuk mengatasi permasalahan yang kompleks tersebut, perencanaan pengambilan
sampel yang komprehensif harus merupakan bagian integral dari suatu kegiatan pengujian
parameter kualitas lingkungan. Jika pengambilan sampel tidak memenuhi kesesuaian
terhadap kaidah yang berlaku, maka langkah selanjutnya berupa pengawetan, transportasi,
penyimpanan, preparasi, maupun pengujian di laboratorium akan sia-sia. Untuk itu alat alat
untuk melakukan pengambilan sampel juga penting untuk dikenal.

1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling air
b. Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling tanah
c. Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling udara
d. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis alat sampling
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampel Air
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk keperluan analisis. Apabila
populasi berukuran besar, peneliti biasanya kesulitan untuk mempelajari semua karakteristik
yang ada pada populasi, hal ini mungkin dikarenakan adanya keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul dapat mewakili
(representative). Sampel representative adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang
sama atau relatif sama dengan ciri karakteristik populasinya. Tingkat kerepresentatifan
sampel yang diambil dari populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang
digunakan, ukuran sampel yang diambil, dan cara pengambilannya. Cara atau prosedur
yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi tertentu disebut teknik sampling
(Ediyanto et al., 2013).
Sampel adalah bagian dari populasi, kadang-kadang mencakup seluruh populasi dan
umumnya informasi dari sampel digunakan untuk penarikan kesimpulan tentang populasi itu.
Pada sisi lain, dikenal juga pengertian sampel butir. Pengertian butir sampel (sampel item)
dan bukan sampel butir, mereka mendefinisikan butir sampel sebagai contoh-contoh yang
serupa dengan apa yang akan muncul pada tes, terkait dengan atribut stimulus untuk
membatasi kompleksitas dari stimulus yang dihadapi peserta tes dan atribut respons untuk
menggambarkan dengan cepat bagaimana konstruk itu akan diukur (Rijanto, 20120).

2.2 Pengertian Alat Sampel Air dan Cara


a. Botol Sampel
Pengambilan sampel air dilakukan dengan menggunakan botol sampel yang
dimodifikasi dan telah diberi pemberat serta penutup botol dari styrofom dan tali.
Botol sampel tersebut dimasukan sampai pada kedalaman yang diinginkan (0.5 m
dari permukaan perairan dan 0.5 m dari dasar perairan) lalu ditarik penutup botolnya.
Setelah botol sampel penuh terisi air yang ditandai dengan keluarnya gelembung
udara, maka botol sampel langsung ditarik ke permukaan untuk mengisi botol sampel
lain yang telah diberi label (Tatangindatu et al., 2013).
Sampel air untuk analisis oksigen terlarut (DO) diambil pada sampling I,
sampling II, dan sampling III. Sedangkan sampel air untuk analisis, nitrit (NO2) dan
fosfat (PO4) diambil 2 kali yaitu awal penelitian (sampling I) dan akhir penelitian
(sampling III) di bagian kolam air dengan menggunakan botol sampel. Sampel air
dimasukkan dalam botol sampel yang telah diberi label kemudian disimpan dalam
cool box agar temperaturnya terjaga 40 C dan selanjutnya dibawa ke laboratorium
(Yahuli et al., 2014).

b. Current Meter
Current meter merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk
menghitung kecepatan arus air, dimana kecepatan arus air akan dihitung dalam
satuan (meter/detik). Kecepatan arus air didapatkan dengan cara membandingkan
jumlah putaran kincir pada current meter selama waktu tertentu, kemudian
dikonversikan dengan rumus tertentu. Banyaknya putaran kincir pada current meter,
didapatkan dengan cara mendengarkan pulsa yang dihasilkan oleh current meter
menggunakan headphone, atau menghitung pulsa yang dihasilkan menggunakan
counter mekanik, sedangkan lama waktu pengukuran ditunjukkan oleh sebuah
stopwatch (Chang dan Indriaty, 2017).
c. Roll Meter
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai
Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50 meter.
Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan. Ketelitian
pengukuran dengan roll meter hingga 0,5 mm. Roll meter ini pada umumnya dibuat dari
bahan plastik atau plat besi tipis. Satuan yang dipakai dalam roll meter yaitu mm atau
cm, feet atau inch (Lestari, 2017).
Pengambilan sampel lamun menggunakan peralatan selam dasar (snorkeling)
atau peralatan selam SCUBA. Metode pengambilan sampel lamun dilakukan dengan
cara membentangkan roll meter yang tegak lurus dengan garis pantai ke arah tubir,
kemudian dilanjutkan pengamatan jenis-jenis lamun sepanjang roll meter tersebut. Jarak
pandang pengamat di sisi kiri dan kanan roll meter adalah 2 meter (Gosari dan Haris,
2012).

2.3 Pengertian Sampel Tanah


Sampel tanah utuh digunakan untuk analisa sifat fisik tanah meliputi berat berat isi
tanah, struktur tanah dan permeabilitas tanah. Sedangkan sampel tanah biasa digunakan
untuk analisa tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah. Pengambilan contoh tanah
meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh menggunakan ring sampel dan tanah
biasa (Arifin, 2010).
Tanah adalah material yang terdiri dari agregat mineral-mineral padat yang tidak
tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik telah
melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang
kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Tanah terjadi sebagai produk pecahan dari
batuan yang mengalami pelapukan mekanis atau kimiawi. Pelapukan mekanis terjadi apabila
batuan berubah menjadi fragmen yang lebih kecil tanpa terjadinya suatu perubahan kimiawi
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu pengaruh iklim, eksfoliasi, erosi oleh angin
dan hujan, abrasi, serta kegiatan organik (Rahmayasa, 2013).

2.4 Pengertian dan Prinsip Kerja Alat Sampel Tanah


a. Augler Soil Sampler
Pada tahap ini pengeboran dilakukan dengan menekan mata bor ke tanah
sesuai dengan titik as yang ditentukan. Pengeboran ini menggunakan mata bor auger
hingga kedalaman tertentu dimana kondisi lubang tanah galian membutuhkan casing
untuk mencegah tanah runtuh sehingga digunakan cairan betonite (slurry bentonite).
Cairan bentonite dicampur pada alat khusus yang telah ditempatkan di lapangan.
Sehingga pada waktu dibutuhkan saat pengeboran, cairan bentonite tersebut tinggal
dialirkan dengan sistem gravitasi melalui pipa-pipa yang disambungkan ke tangki
(Zulkarnain, 2015).
Sebelum pengeboran dilakukan pembersihan top soil sampai kedalaman 0,2
m dibuka dan mata bor dipasang pada elevasi tersebut. Pengeboran dilakukan
sampai kedalaman 3,0 meter, dilakukan tahap demi tahap pada setiap interval
kedalaman 0,1-0,2 m sesuai kapasitas Hand Bor Auger. Interpretasi lapisan tanah
dilakukan visualisasi langsung dilapangan dari tanah yang dikeluarkan dari hand
auger (Faslih, 2011).

b. Ring Soil Sampler


Tanah-tanah yang akan diambil sampelnya diratakan dan di bersihkan kemudian
ring sampel diletakkan tegak lurus dengan permukaan tanah tersebut dan kemudian
dipukul (ring tersebut hingga tertanam sampai pada ke dalaman yang telah ditentukan).
Lalu tanah di sekeliling ring digali dengan pisau atau sendok semen mendekatiring.
Setelah itu tanah diiris dengan pisau atau cutter sampai mendekati tabung ± 1 (satu) cm
dari tabung. Ring sampel ditekan atau dipukul dengan pelan mengunakan palu kayu
sampai tiga perempat bagiannya masuk ke dalam tanah (Tolaka et al., 2013).
Sampel tanah diambil dengan metode acak sistematik, yaitu titik pengamatan
diambil secara acak, sedangkan titik pengamatan lainnya di tentukan dengan jarak yang
teratur dari lahan pewakil tersebut. Kemudian sampel tanah diambil secara komposit.
Pengambilan contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh
menggunakan ring sampel dan tanah biasa (Arifin, 2010).

2.5 Pengertian Sampel Udara


Udara dibedakan menjadi udara emisi dan udara ambien. Udara emisi yaitu udara
yang dikeluarkan oleh sumber emisi seperti knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas
buang industri. Sedangkan udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi yang
sehari-hari dihirup oleh makhluk hidup. Untuk mendapatkan udara ambien yang berkualitas
baik perlu dilakukan pengendalian pencemaran udara. Pengendalian pencemaran udara
dapat dilakukan salah satunya dengan (Kurniawati et al., 2015).
Pengukuran ambien udara CO di lokasi dimana dilakukan pengukuran arus lalulintas.
Pengukuran ambien udara ini terdiri dari 2 bagian yaitu pengambilan sampling CO di udara
dan pengambilan sampling suhu, kelembaban dan kecepatan angin. Pengambilan sampling
CO menggunakan alat Ecoline 6000 Gas Analyzer sedangkan pengambilan sampling suhu,
kelembaban dan kecepatan angin, menggunakan alat Intelligent Meter (Sengkey et al.,
2011).

2.6 Pengertian dan Prinsip Kerja Alat Sampel Udara


a. High Volume Sampler (HVS)
Pengambilan sampel udara ambient dilakukan selama 24 jam dan pengambilan di
3 lokasi. Alat High Volume Air Sampler digunakan untuk sampel udara ambient jenis filter
TSP. Alat High Volume Air Sampler digunakan di setiap sampling dengan filter TSP
selama 24 jam/lokasi (Iswantoro dan Sutanto, 2013).

b. Middle Volume Sampler (MVS)


Middle Volume Sampler, menggunakan filter berbentuk lingkaran dengan
porositas 0.3- 0.45 µm. Kecepatan pompa yang dipakai untuk penangkapan debu
adalah 50-500 lpm. Operasional dari MVS sama dengan HVS, perbedaannya hanya
terletak pada ukuran filter membrannya. HVS menggunakan filter A4 persegi panjang,
sedangkan MVS menggunakan filter bulat diameter 12 cm (Aini, 2015).

c. Low Volume Sampler (LVS)


Low Volume Sampler dapat digunakan untuk mengukur partikulat di dalam
maupun di luar ruangan. Pompa vakum bertujuan untuk menarik partikulat di udara
ke dalam alat, kemudian ukuran partikulat disortir oleh pemisah (impaktor) dan
partikel debu diendapkan pada filter. Setelah itu dilakukan analisis secara gravimetri.
Metode pengukuran dengan LVS menggunakan filter berbentuk lingkaran dengan
porositas 0.3-0.45 µm dengan kecepatan pompa penangkap 10-30 lpm (Aini, 2015).

d. Impinger
Teknik analisa udara dengan impinger pada dasarnya terdiri dari beberapa
langkah. Langkah pertama adalah menarik udara contoh dengan pompa hisap ke
dalam tabung impinger yang berisi larutan penangkap. Setelah udara ditarik,
dilakukan pengukuran kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan
penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental. Terakhir
dilakukan penghitungan kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara
yang dipompa dan hasil pengukuran (Kurniawati, 2017).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat, Gambar, dan Fungsi
Tabel 3.1 Alat, gambar, dan fungsi
No Alat Gambar Fungsi
1. Botol sampel Sebagai wadah sampel air yang
akan diuji

2. Current meter Untuk mengukur kecepatan arus


air

3. Roll meter Untuk mengukur jarak, panjang,


atau kedalaman

4. Auger soil sample Untuk menggali tanah dengan


kedalaman tertentu

5. Ring sample Untuk mengambil sampel tanah

6. High Volume Untuk menyerap debu dengan


Sampler kecepatan 1000-1500 L/menit

7. Middle Volume Untuk menyerap debu dengan


Sampler kecepatan 50-500 L/menit
8. Low Volume Untuk menyerapdebu dengan
Sampler kecepatan 10-30 L/menit

9. Impinger Untuk mengukur kualitas udara

Sumber: Google (2020)

3.2 Diagram Alir


3.2.1 Sampling Air

Alat dan Bahan

Disiapkan

Botol sampel
1. Diikat dengan raffia
2. Dikalibrasi dengan memasukkan air lalu
dibuang
3. Diambil kembali air dari sumber sampel

Air sampel
1. Diambil dari sumber air di permukaan,
tengah, dan dasar
2. Diberi label pada botol

Coolbox

Dimasukkan botol sampel

Hasil

Gambar 3.1 Diagram Alir Sampling Air


Sumber: Data diolah, 2020.
3.2.2 Sampling Tanah

Alat dan Bahan

Disiapkan

Permukaan tanah
Dicek menggunakan benda tajam untuk
mengetahui terdapat batu atau tidak didalamnya
Auger soil sampler

Digali tanah dengan kedalaman 25 cm

Ring sampler

1. Dimasukkan pada galian tanah


2. Diambil tanah sebagai sampel

Hasil

Gambar 3.2 Diagram Alir Sampling Tanah


Sumber: Data diolah, 2020.

3.2.1 3.2.3 Sampling Udara (Impinger)


Alat dan Bahan

Disiapkan

Tabung

Dimasukkan larutan penangkap sebanyak 10 mL

Pompa
- Dihidupkan dengan kecepatan tertentu
- Dihitung gas yang bereaksi dengan larutan
penangkap
Flow meter
- Dihitung kecepatan aliran udara yang di
sampling
- Dicatat waktu selesainya sampling
Larutan penangkap

Dianalisa di laboratorium

Kadar gas

Dihitung secara stokiometrik

Hasil

Gambar 3.3 Diagram Alir Sampling Udara (Impinger)


Sumber: Data diolah, 2020.
3.3 Analisa Prosedur Pengambilan Sampel
3.3.1 Sampling Air
Pertama, siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Ikat botol sampel dengan
rafia, kalibrasi dengan memasukkan air lalu dibuang, kemudian ambil lagi air dari
sumber sampel. Setelahnya ambil air sampel dari sumber air permukaan, tengah,
dan dasar dan diberi label pada botol sampel. Setelah sampel didapatkan, masukkan
botol sampel ke dalam coolbox.

3.3.2 Sampling Tanah


Pertama, siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Cek permukaan tanah
dengan benda tajam untuk mengetahui ada atau tidak batu didalamnya. Setelah
dipastikan, gali tanah dengan menggunakan Auger soil sampler sedalam 25 cm.
Kemudian masukkan Ring sampler pada tanah yang sudah digali tersebut dan
diambil tanah sebagai sampel.

3.3.3 Sampling Udara (Impinger)


Pertama, siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Masukkan tabung ke
dalam larutan penangkap sebanyak 10 ml. Lalu hidupkan pompa dengan kecepatan
tertentu dan hitung gas yang bereaksi dengan larutan penangkap. Kemudian hitung
kecepatan aliran udara Flow meter dan catat waktu selesainya sampling. Jika semua
sudah selesai, analisa larutan penangkap di laboratorium dengan kadar gas dihitung
secara stokiometrik.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk keperluan analisis, sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul dapat mewakili (representative). Pengambilan
sampel pada praktikum ini terbagi menjadi 3, yaitu sampling air, sampling tanah, dan
sampling udara. Alat yang dibutuhkan untuk sampling air adalah botol sampel, Current
Meter, dan Roll meter. Alat yang dibutuhkan untuk sampling tanah adalah Augler Soil
Sampler dan Ring Sample. Alat yang dibutuhkan untuk sampling udara adalah High Volume
Sampler (HVS), Middle Volume Sampler (MVS), Low Volume Sampler (LVS), dan Impinger.

5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Silvi Qiro’atul. 2015. Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja
Batu Bara. Agromed Unila 2 (4) : 493 – 499.
Arifin, Moch. 2010. Kajian Sifatfisik Tanah Dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam
Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Pertanian MAPETA 12 (2) : 72–144.
Chang, Handy dan Fany Indriaty. 2017. Sistem Pengukur Kecepatan Arus Air Menggunakan
Current Meter Tipe “1210 AA”. TESLA 19 (1): 81-95.
Ediyanto et al. 2013. Pengklasifikasian Karakteristik Dengan Metode K-Means Cluster
Analysis. Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) 2 (2) : 133 – 136.
Faslih, Arman. 2011. Penyelidikan Lapisan Tanah Dengan Hand Boring Di Bantaran Sungai
Wanggu Kota Kendari. Unity Jurnal Arsitektur 2 (1) : 35-39.
Gosari, Benny Audy Jaya dan Abdul Haris. 2012. Studi Kerapatan Dan Penutupan Jenis
Lamun Di Kepulauan Spermonde. Torani 22 (3) : 156 – 162 .
Iswantoro dan Sutanto W.W.. 2013. Sampling Dan Preparasi Sampel Polutan Udara Di
Lingkungan PLTU Paiton Probolinggo. Prosiding Seminar Penelitian Dan
Pengelolaan Perangkat Nuklir. Yogyakarta, 11 September.
Kurniawati, et al. 2015. Pengelompokan Kualitas Udara Ambien Menurut Kabupaten/Kota Di
Jawa Tengah Menggunakan Analisis Klaster. Gaussian 4 (2) : 393 – 402.
Kurniawati, Irma Dita. 2017. Indikator Pencemaran Udara Berdasarkan Jumlah Kendaraan
Dan Kondisi Iklim (Studi di Wilayah Terminal Mangkang dan Terminal Penggaron
Semarang). Tesis. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lestari, Inggit Dwi. 2017. Modifikasi Penggunaan Laser Distance Meter Untuk Mengukur
Hasil Lompat Jauh Dan Lompat Jangkit. Skripsi. Jurusan Kepelatihan Olahraga,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahmayasa, Diva. 2013. Studi Daya Dukung Stabilisasi Tanah Lempung Lunak
Menggunakan Campuran Abu Ampas Tebu Dan Semen. Skripsi. Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
Rijanto, Tri. 2012. Pengaruh Metode Dan Ukuran Sampel Terhadap Variansi Skor Hasil
Penyetaraan. Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 16 (1) : 365 – 383.
https://doi.org/10.21831/pep.v16i1.1122.
Sengkey et al. 2011. Tingkat Pencemaran Udara CO Akibat Lalu Lintas Dengan Model
Prediksi Polusi Udara Skala Mikro. Media Engineering 1 (2) : 119-126.
Tatangindatu, et al. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di
Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. Budidaya Perairan 1 (2) : 8-
19. https://doi.org/10.35800/bdp.1.2.2013.1911.
Tolaka, et al. 2013. Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer, Agroforestri Dan Kebun Kakao Di
Subdas Wera Saluopa Desa Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten
Poso. Warta Rimba 1 (1) : 1-8.
Yahuli, et al. 2014. Kualitas air disekitar lokasi budi daya ikan di Desa Paslaten Kabupaten
Minahasa. Budidaya Perairan 2 (2) : 15-21. https://doi.org/10.35800/bdp.2.2.2014.
4902.
Zulkarnain, Deny Tri Achmadi. 2015. Evaluasi Produktivitas Alat Berat pada Pekerjaan
Dinding Penahan Tanah Soldier Pile dan Dinding Penahan Tanah Konvensional.
Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember.
LAMPIRAN
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip kerja dari Auger Soil Sampler!
Auger Soil Sampler merupakan suatu metode pemboran yang paling sederhana
dan ekonomis pada kedalaman yang dangkal, dilakukan dengan cara menekan dan
memutar auger masuk kedalam tanah dasar.

2. Jelaskan prinsip kerja dan perbedaan dari alat pengambilan sampel udara dibawah ini:
a. High Volume Sampler
HVS merupakan alat pengukuran debu untuk penentuan sebagai TSP (Total
Suspended Particulate). Alat ini menggunakan filter berbentuk segiempat dengan
porositas 0,3-0,45 pm dengan kecepatan pompa berkisar 1.000-1.500 Ipm (L/menit).
Alat ini dapat digunakan selama 24 jam setiap pengambilan contoh udara ambien.

b. Middle Volume Sampler


MVS merupakan alat penangkapan debu dengan kecepatan pompa yang dipakai
adalah 50-500 Ipm (L/menit) dan menggunakan filter berbentuk lingkaran dengan
porositas 0,3-0,45 pm. Operasional dari MVS sama dengan HVS, perbedaannya hanya
terletak pada ukuran filter membran dan kecepatan pompanya.

c. Low Volume Sampler


LVS digunakan untuk mengukur partikulat didalam maupun diluar ruangan. Pompa
vakum bertujuan untuk menarik partikulat di udara ke dalam alat, kemudian ukuran
partikulat disortir oleh pemisah (impaktor) dan partikel debu diendapkan pada filter.
Setelah itu dilakukan analisi secara gravimetri. LVS menggunakan filter berbentuk
lingkaran dengan porositas 0,3-0,45 pm serta kecepatan pompa penangkap 10-30 lpm
(L/menit).

d. Impinger
Impinger menarik udara yang terkontaminasi kedalam larutan penangkap dalam
impinger. Gas kontaminan dalam gelembung-gelembung udara berekasi dengan
reagen dalam larutan penangkap. Semakin kecil terbentuknya gelembung, maka
semakin baik reaksi yang terjadi. Oleh karena itu pada dinding tabung diberikan
tonjolan kecil pemecah gelembung.

3. Jelaskan teknik pengambilan sampel udara emisi dan ambien!


Sampling udara emisi adalah teknik sampling udara pada sumbernya seperti
cerobong pabrik dan saluran knalpot kendaraan bermotor. Teknik sampling udara
ambien adalah sampling kualitas udara pada media penerima polutan udara/emisi
udara. Dari sisi parameter yang akan diukur, pemantauan kualitas udara terdiri dari
pemantauan gas dan partikulat.

Anda mungkin juga menyukai