LABORATORIUM LINGKUNGAN
PENGENALAN ALAT SAMPLING LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengambilan sampel dan pengujian parameter kualitas lingkungan merupakan
pekerjaan yang tidak mudah karena polutan lingkungan mempunyai sifat yang dinamis.
Polutan juga bermigrasi seiring dengan pengaruh situasi dan kondisi setempat. Disamping
faktor migrasi terhadap ruang dan waktu, kadar parameter kualitas lingkungan yang berasal
dari air, udara dan tanah yang umumnya rendah merupakan problem analitik yang sering
muncul ketika menganalisis sampel lingkungan di laboratorium.
Untuk mengatasi permasalahan yang kompleks tersebut, perencanaan pengambilan
sampel yang komprehensif harus merupakan bagian integral dari suatu kegiatan pengujian
parameter kualitas lingkungan. Jika pengambilan sampel tidak memenuhi kesesuaian
terhadap kaidah yang berlaku, maka langkah selanjutnya berupa pengawetan, transportasi,
penyimpanan, preparasi, maupun pengujian di laboratorium akan sia-sia. Untuk itu alat alat
untuk melakukan pengambilan sampel juga penting untuk dikenal.
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling air
b. Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling tanah
c. Mahasiswa mampu untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat sampling udara
d. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis alat sampling
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sampel Air
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk keperluan analisis. Apabila
populasi berukuran besar, peneliti biasanya kesulitan untuk mempelajari semua karakteristik
yang ada pada populasi, hal ini mungkin dikarenakan adanya keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Oleh karena itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul dapat mewakili
(representative). Sampel representative adalah sampel yang memiliki ciri karakteristik yang
sama atau relatif sama dengan ciri karakteristik populasinya. Tingkat kerepresentatifan
sampel yang diambil dari populasi tertentu sangat tergantung pada jenis sampel yang
digunakan, ukuran sampel yang diambil, dan cara pengambilannya. Cara atau prosedur
yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi tertentu disebut teknik sampling
(Ediyanto et al., 2013).
Sampel adalah bagian dari populasi, kadang-kadang mencakup seluruh populasi dan
umumnya informasi dari sampel digunakan untuk penarikan kesimpulan tentang populasi itu.
Pada sisi lain, dikenal juga pengertian sampel butir. Pengertian butir sampel (sampel item)
dan bukan sampel butir, mereka mendefinisikan butir sampel sebagai contoh-contoh yang
serupa dengan apa yang akan muncul pada tes, terkait dengan atribut stimulus untuk
membatasi kompleksitas dari stimulus yang dihadapi peserta tes dan atribut respons untuk
menggambarkan dengan cepat bagaimana konstruk itu akan diukur (Rijanto, 20120).
b. Current Meter
Current meter merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk
menghitung kecepatan arus air, dimana kecepatan arus air akan dihitung dalam
satuan (meter/detik). Kecepatan arus air didapatkan dengan cara membandingkan
jumlah putaran kincir pada current meter selama waktu tertentu, kemudian
dikonversikan dengan rumus tertentu. Banyaknya putaran kincir pada current meter,
didapatkan dengan cara mendengarkan pulsa yang dihasilkan oleh current meter
menggunakan headphone, atau menghitung pulsa yang dihasilkan menggunakan
counter mekanik, sedangkan lama waktu pengukuran ditunjukkan oleh sebuah
stopwatch (Chang dan Indriaty, 2017).
c. Roll Meter
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai
Roll Meter ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50 meter.
Meteran ini sering digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan. Ketelitian
pengukuran dengan roll meter hingga 0,5 mm. Roll meter ini pada umumnya dibuat dari
bahan plastik atau plat besi tipis. Satuan yang dipakai dalam roll meter yaitu mm atau
cm, feet atau inch (Lestari, 2017).
Pengambilan sampel lamun menggunakan peralatan selam dasar (snorkeling)
atau peralatan selam SCUBA. Metode pengambilan sampel lamun dilakukan dengan
cara membentangkan roll meter yang tegak lurus dengan garis pantai ke arah tubir,
kemudian dilanjutkan pengamatan jenis-jenis lamun sepanjang roll meter tersebut. Jarak
pandang pengamat di sisi kiri dan kanan roll meter adalah 2 meter (Gosari dan Haris,
2012).
d. Impinger
Teknik analisa udara dengan impinger pada dasarnya terdiri dari beberapa
langkah. Langkah pertama adalah menarik udara contoh dengan pompa hisap ke
dalam tabung impinger yang berisi larutan penangkap. Setelah udara ditarik,
dilakukan pengukuran kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan
penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental. Terakhir
dilakukan penghitungan kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara
yang dipompa dan hasil pengukuran (Kurniawati, 2017).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat, Gambar, dan Fungsi
Tabel 3.1 Alat, gambar, dan fungsi
No Alat Gambar Fungsi
1. Botol sampel Sebagai wadah sampel air yang
akan diuji
Disiapkan
Botol sampel
1. Diikat dengan raffia
2. Dikalibrasi dengan memasukkan air lalu
dibuang
3. Diambil kembali air dari sumber sampel
Air sampel
1. Diambil dari sumber air di permukaan,
tengah, dan dasar
2. Diberi label pada botol
Coolbox
Hasil
Disiapkan
Permukaan tanah
Dicek menggunakan benda tajam untuk
mengetahui terdapat batu atau tidak didalamnya
Auger soil sampler
Ring sampler
Hasil
Disiapkan
Tabung
Pompa
- Dihidupkan dengan kecepatan tertentu
- Dihitung gas yang bereaksi dengan larutan
penangkap
Flow meter
- Dihitung kecepatan aliran udara yang di
sampling
- Dicatat waktu selesainya sampling
Larutan penangkap
Dianalisa di laboratorium
Kadar gas
Hasil
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Silvi Qiro’atul. 2015. Hubungan Paparan Debu dengan Kapasitas Vital Paru Pekerja
Batu Bara. Agromed Unila 2 (4) : 493 – 499.
Arifin, Moch. 2010. Kajian Sifatfisik Tanah Dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam
Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Pertanian MAPETA 12 (2) : 72–144.
Chang, Handy dan Fany Indriaty. 2017. Sistem Pengukur Kecepatan Arus Air Menggunakan
Current Meter Tipe “1210 AA”. TESLA 19 (1): 81-95.
Ediyanto et al. 2013. Pengklasifikasian Karakteristik Dengan Metode K-Means Cluster
Analysis. Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) 2 (2) : 133 – 136.
Faslih, Arman. 2011. Penyelidikan Lapisan Tanah Dengan Hand Boring Di Bantaran Sungai
Wanggu Kota Kendari. Unity Jurnal Arsitektur 2 (1) : 35-39.
Gosari, Benny Audy Jaya dan Abdul Haris. 2012. Studi Kerapatan Dan Penutupan Jenis
Lamun Di Kepulauan Spermonde. Torani 22 (3) : 156 – 162 .
Iswantoro dan Sutanto W.W.. 2013. Sampling Dan Preparasi Sampel Polutan Udara Di
Lingkungan PLTU Paiton Probolinggo. Prosiding Seminar Penelitian Dan
Pengelolaan Perangkat Nuklir. Yogyakarta, 11 September.
Kurniawati, et al. 2015. Pengelompokan Kualitas Udara Ambien Menurut Kabupaten/Kota Di
Jawa Tengah Menggunakan Analisis Klaster. Gaussian 4 (2) : 393 – 402.
Kurniawati, Irma Dita. 2017. Indikator Pencemaran Udara Berdasarkan Jumlah Kendaraan
Dan Kondisi Iklim (Studi di Wilayah Terminal Mangkang dan Terminal Penggaron
Semarang). Tesis. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lestari, Inggit Dwi. 2017. Modifikasi Penggunaan Laser Distance Meter Untuk Mengukur
Hasil Lompat Jauh Dan Lompat Jangkit. Skripsi. Jurusan Kepelatihan Olahraga,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Rahmayasa, Diva. 2013. Studi Daya Dukung Stabilisasi Tanah Lempung Lunak
Menggunakan Campuran Abu Ampas Tebu Dan Semen. Skripsi. Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.
Rijanto, Tri. 2012. Pengaruh Metode Dan Ukuran Sampel Terhadap Variansi Skor Hasil
Penyetaraan. Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 16 (1) : 365 – 383.
https://doi.org/10.21831/pep.v16i1.1122.
Sengkey et al. 2011. Tingkat Pencemaran Udara CO Akibat Lalu Lintas Dengan Model
Prediksi Polusi Udara Skala Mikro. Media Engineering 1 (2) : 119-126.
Tatangindatu, et al. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia Air pada Areal Budidaya Ikan di
Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. Budidaya Perairan 1 (2) : 8-
19. https://doi.org/10.35800/bdp.1.2.2013.1911.
Tolaka, et al. 2013. Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer, Agroforestri Dan Kebun Kakao Di
Subdas Wera Saluopa Desa Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten
Poso. Warta Rimba 1 (1) : 1-8.
Yahuli, et al. 2014. Kualitas air disekitar lokasi budi daya ikan di Desa Paslaten Kabupaten
Minahasa. Budidaya Perairan 2 (2) : 15-21. https://doi.org/10.35800/bdp.2.2.2014.
4902.
Zulkarnain, Deny Tri Achmadi. 2015. Evaluasi Produktivitas Alat Berat pada Pekerjaan
Dinding Penahan Tanah Soldier Pile dan Dinding Penahan Tanah Konvensional.
Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember.
LAMPIRAN
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip kerja dari Auger Soil Sampler!
Auger Soil Sampler merupakan suatu metode pemboran yang paling sederhana
dan ekonomis pada kedalaman yang dangkal, dilakukan dengan cara menekan dan
memutar auger masuk kedalam tanah dasar.
2. Jelaskan prinsip kerja dan perbedaan dari alat pengambilan sampel udara dibawah ini:
a. High Volume Sampler
HVS merupakan alat pengukuran debu untuk penentuan sebagai TSP (Total
Suspended Particulate). Alat ini menggunakan filter berbentuk segiempat dengan
porositas 0,3-0,45 pm dengan kecepatan pompa berkisar 1.000-1.500 Ipm (L/menit).
Alat ini dapat digunakan selama 24 jam setiap pengambilan contoh udara ambien.
d. Impinger
Impinger menarik udara yang terkontaminasi kedalam larutan penangkap dalam
impinger. Gas kontaminan dalam gelembung-gelembung udara berekasi dengan
reagen dalam larutan penangkap. Semakin kecil terbentuknya gelembung, maka
semakin baik reaksi yang terjadi. Oleh karena itu pada dinding tabung diberikan
tonjolan kecil pemecah gelembung.