Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM LINGKUNGAN
PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN SAMPEL TANAH
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMAD GIBRALTAR ALAM
NIM : 195100900111040
KELOMPOK : M4
ASISTEN :

Andreas Daniswara Nisrina Arifah Hibatullah


Anisa Maulidya Saputri Nurila Dwiga Septiani
Carla Brach Kusuma M.P. Michele Maria Magdalena N.
David Manuel Anggasana Priska Dwi Handayani
Ling Rina Savira Medita Virgian Putri

LABORATORIUM KUALITAS AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 1


DAFTAR TABEL ........................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
1.1 Latar belakang ......................................................................................................... 4
1.2 Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5
2.1 Pengertian Sampel Tanah ....................................................................................... 5
2.2 Metode Pengambilan Sampel Tanah ....................................................................... 5
2.3 Pertimbangan Pemilihan Lokasi Pengambilan Sampel Tanah ................................. 5
2.4 Pengertian dan Prinsip Kerja Alat Sampel Tanah..................................................... 6
a. Auger soil sampler ..................................................................................................... 6
b. Ring soil sampler ....................................................................................................... 6
BAB III METODOLOGI .................................................................................................. 8
3.1 Gambar Alat dan Bahan beserta Fungsi .................................................................. 8
3.2 Diagram Alir ............................................................................................................10
3.2.1 Sampling Tanah Utuh ..........................................................................................10
3.2.2 Pengawetan Sampel Tanah .................................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................12
4.1 Analisa Prosedur.....................................................................................................12
4.1.1 Pengambilan Sampel Tanah Utuh........................................................................12
4.1.2 Pengawetan Sampel Tanah .................................................................................12
4.2 Perbandingan Pengambilan Sampel Tanah dengan Literatur .................................12
4.3 Perbandingan Pengawetan Sampel Tanah dengan Literatur ..................................13
4.4 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Sampel Tanah ...........................14
4.5 Aplikasi Pengambilan Sampel Tanah di Bidang Teknik Lingkungan........................14
BAB V PENUTUP ........................................................................................................15
5.1 Kesimpulan .............................................................................................................15
5.2 Saran ......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN ...............................................................................17
LAMPIRAN ...................................................................................................................18
LAMPIRAN TAMBAHAN .............................................................................................29

1
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Gambar Alat dan Bahan beserta Fungsi ........................................................ 8

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Auger Soil Sampler .................................................................................... 8


Gambar 3.2 Ring Soil Sampler ...................................................................................... 8
Gambar 3.3 Pisau ......................................................................................................... 8
Gambar 3.4 Coolbox ..................................................................................................... 8
Gambar 3.5 Wadah Sampel .......................................................................................... 9
Gambar 3.6 Kertas Label .............................................................................................. 9
Gambar 3.7 Tanah ........................................................................................................ 9
Gambar 3.8 Diagram Alir Cara Kerja Sampling Tanah Utuh .........................................10
Gambar 3.9 Diagram Alir Cara Kerja Pengawetan Sampel Tanah ...............................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, pengambilan sampel pada
sebuah penelitian hanya dilakukan jika sampel adalah sebuah keharusan. Dasar yang
digunakan dalam pengambilan sampel diakibatkan oleh alasan bersifat konstruktif, destruktif,
atau alasan yang bersifat teknis sehingga sampel adalah satu-satunya solusi.
Teknik sampling adalah sebuah cara atau metode yang dilakukan untuk menentukan
jumlah dan anggota sampel. Setiap anggota tentu saja merupakan wakil dari populasi yang
dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakter. Teknik sampling yang
digunakan juga harus disesuaikan dengan tujuan dari penelitian. Populasi terdiri dari
sekumpulan individu yang bersifat heterogen terbatas. Ada banyak variasi variabel yang
melekat pada masing-masing individu. Perbedaan ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal dari individu seperti halnya wilayah tempat tinggal, tingkat pendidikan, budaya atau
gaya hidup dalam suatu daerah tertentu. Subjektivitas dari individu-individu yang memiliki sifat
determinan yang berulang pada populasi akhirnya membentuk karakter dari populasi secara
umum. Berdasarkan karakter ini, dapat disimpulkan bahwa pengambilan sampel dari populasi
tidak bisa dilakukan begitu saja namun dibutuhkan suatu teknik agar sampel yang ditarik tetap
representatif.

1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui cara pengambilan sampel yang benar agar didapatkan
hasil pengujian lab yang valid
b. Mahasiswa mampu mengetahui cara meminimalkan kesalahan hasil analisa lab melaui
pengambilan dan pengawetan sampel sebagai tahap awal penelitian

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampel Tanah


Sampel tanah diambil dengan metode acak sistematik, yaitu titik pengamatan diambil
secara acak,sedangkantitik pengamatan lainnya di tentukan dengan jarak yang teratur dari
lahan pewakil tersebut. Kemudian sampel tanah diambil secara komposit. Pengambilan
contoh tanah meliputi dua macam sampel yaitu sampel tanah utuh menggunakan ring sampel
dan tanah biasa. Sampel tanah utuhdigunakan untuk analisa sifat fisik tanahmeliputi berat
berat isitanah, struktur tanah dan permeabilitas tanah, sedangkan sampel tanah biasa
digunakan untukan alisa tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah. Sedangkan
analisa di lapang di antaranya melakukan pengukuran panjang dan kemiringan lereng,
pengamatan komoditas tanaman serta tindakan pengelolaannya (Handayani dan
Karmilasanti, 2013).
Tanah merupakan sumber daya alam utama sebagai penunjang kehidupan tanaman,
hewan dan manusia dalam suatu ekosistem. Tanah memiliki peranan utama sebagai sumber
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme yang hidup di dalam tanah. Secara
langsung, kandungan unsur hara di dalam tanah menentukan kualitas nutrisi tanaman
(sebagai pakan dan pangan) yang tumbuh di atasnya dan secara tidak langsung menentukan
kualitas nutrisi hewan ternak dan manusia sebagai pengkonsumsi tanaman (sebagai pakan
dan pangan). Sampel tanah standar (reference soil samples) merupakan sampel tanah yang
digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi reliabilitas (reliability) hasil analisis kimia suatu
seri sampel tanah yang dilakukan oleh suatu laboratorium analisis tanah. Satu atau dua
sampel tanah standar biasanya selalu diikutsertakan dalam proses analisis suatu seri sampel
tanah yang akan dianalisis di laboratorium (Supriatin et al., 2017).

2.2 Metode Pengambilan Sampel Tanah


Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan metode proposive random sampling pada
lahan, pengambilan sampel dilakukan dengan cara menggunakan bor tanah dengan cara
menancapkan bor tanah sedalam 50 cm kemudian diangkat untuk diambil sampel tanahnya.
Sampel tanah yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam termos atau tempat
tertentu/plastik yang steril dan segera dibawa ke laboratorium, sampel tanah dikompositkan
menurut kedalamannya sebagai sampel yang mewakili wilayah tersebut. Sampel yang akan
diteliti diambil pada kedalaman tanah 0 cm, 25 cm dan 50 cm. Pengambilan sampel tanah
yang digunakan dalam penelitian dilakukan tiga tahap pengambilan yaitu: 1) pengambilan
sampel dilakukan di hutan sekunder. 2) pengambilan dilakukan di perkebunan kelapa sawit
yang berumur tujuh tahun dan perkebunan tanaman nenas binaan balai penyuluhan pertanian.
3) pengambilan sampel dilakukan di lahan percobaan pertanian dan peternakan. Sedangkan
pengukuran suhu tanah dan suhu udara dilakukan ketikan pengambilan sampel tanah tersebut
(Nurana, 2014).
Setiap lapisan diambil contoh untuk dianalisis suseptibilitas magnetik dan sifat fisiknya
dengan interval sampling 50 cm. dikarenakan pengambilan contoh dilakukan untuk dua kali
pengujian sifat, sehingga pengambilan tidak dilakukan terlalu detail dan juga dikarenakan
lereng yang diambil sampelnya tidak memungkinkan harusnya diambil sampel yang terlalu
detail karena lokasinya yang masih rawan terjadi gerakan tanah. Pengambilan contoh tanah
sangat berpengaruh terhadap hasil analisis di laboratorium. Metode atau cara pengambilan
contoh tanah yang tepat sesuai dengan jenis analisis yang akan dilakukan (Faridlah, 2016).

2.3 Pertimbangan Pemilihan Lokasi Pengambilan Sampel Tanah

5
Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat pengambilan sampel tanah yaitu
pengambilan sampel tanah pada hutan konservasi pasca terbakar dan sebagai
pembandingnya juga diambil sampel tanah hutan konservasi tidak terbakar. Tanah diambil
dari lahan terbakar seluas 20 ha dan hutan tidak terbakar yang menjadi pembanding seluas
3,025 ha. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan bor gambut. Pada setiap titik
sampel diambil contoh tanah pada kedalaman 0-50 cm, contoh tanah dimasukkan ke dalam
wadah kantong yang telah diberi label dan selanjutnya dibawa ke laboratorium. Karakteristik
fisik lahan gambut sebagian dapat ditentukan di lapangan, dan sebagian ditentukan dari hasil
analisis laboratorium. Karakteristik fisik yang ditentukan dalam pengamatan ini dapat
dilakukan secara langsung di lapangan yaitu ketebalan gambut, kedalaman muka air tanah
dan warna gambut (P., 2016).
Observasi ke lapangan untuk mengecek peta satuan lahan (land unit) yang diperoleh
melalui metode overlay (tumpang tepat) peta kontur, peta kelerengan lahan, peta penggunaan
lahan, dan peta geologi. Peta satuan lahan (land unit) digunakan sebagai pedoman penentuan
lokasi sampling dengan dasar strata ketinggian tempat dan penggunaan lahan yang
ditentukan dengan survei. Metode survei yang digunakan adalah stratified random sampling.
Strata ketinggian yang dipilih yaitu : T1 = 300-500 mdpl, T2 = 500-700 mdpl, dan T3 = 700-
900 mdpl (Wicaksono, 2015).

2.4 Pengertian dan Prinsip Kerja Alat Sampel Tanah


a. Auger soil sampler
Auger Soil Sampler adalah metode pengeboran yang menggunakan baut besar
berbentuk spiral. Alat ini digunakan untuk mengambil material dari bawah tanah. Ketika
bor ini digunakan, baut bor auger berputar masuk kedalam tanah dan material-material
yang dilewati secara otomatis bergerak ke atas. Banyak tipe auger yang tersedia pada
hari ini. Auger yang besar biasanya digunakan untuk bidang pertanian, konstruksi,
maupun industri (Eliud dan Kibiwott, 2011).
Langkah-langkah dalam pengambilan sampel tanah yaitu tentukan titik suatu lahan
untuk pengambilan sampel tanah, pasang soil sampling ring pada soil sampling auger,
tancapkan soil sampling auger ke dalam tanah hingga kedalaman 5 cm, lepaskan soil
sampling ring yang sudah berisi sampel tanah, lakukan pengukuran titik koordinat lahan
pengambilan sampel tanah dengan menggunakan GPS (Sulistyaningrum et al., 2014).

b. Ring soil sampler


Sampel tanah utuh yang digunakan untuk menganalisis bulk density, permeabilitas
tanah, serta porositas tanah, yang dilakukan dengan cara menggunakan ring sampel.
Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara mengambil tanah yang ada di
bawah tegakan eboni, kemudian bersihkan tanah dari seresah dan rumput lalu
meletakkan ring sampel di atas tanah. Ring sampel dimasukan ke dalam tanah dengan
menggunakan martil, setelah itu angkat ring sampel dengan menggunakan sekop beserta
tanah yang ada di dalamnya, kemudian ring yang berisi tanah diratakan dengan cutter
sehingga kedua permukaan benar-benar rata dengan bibir ring sampel. Selanjutnya
kedua ujung ring ditutup dengan menggunakan tutup ring yang terbuat dari plastik,
kemudian di beri label. Jumlah sampel tanah utuh adalah 16 yang diambil dari kedalaman
0-30 cm dan 30-60 cm pada masing-masing ketinggian (Evarnaz et al., 2014).
Sebelumnya, sampel tanah diambil dari lapang dengan soil sampling ring. Sampel
tanah dengan soil sampling ring direndam dalam bak air sampai setinggi 3 cm dari dasar
bak selama 24 jam. Soil sampling ring kemudian dipindah ke alat penetapan permeabilitas
(permeameter). Kemudian, ditambahkan air sampai beberapa cm di atas permukaan soil

6
sampling ring. Dilakukan pengukuran volume air yang mengalir melalui alat penetapan
permeabilitas tanah tersebut dan dicatat selang waktu hingga permukaan air mencapai
permukaan soil sampling ring (Sulistyaningrum et al., 2014).

7
BAB III
METODOLOGI

3.1 Gambar Alat dan Bahan beserta Fungsi


Tabel 3.1 Gambar Alat dan Bahan beserta Fungsi
No. Nama Alat dan Bahan Fungsi Gambar
1. Auger Soil Sampler Untuk mengambil sampel
tanah

Gambar 3.1 Auger Soil


Sampler
Sumber: Dokumentasi
pribadi, 2021
2. Ring Soil Sampler Untuk mengambil sampel
tanah

Gambar 3.2 Ring Soil


Sampler
Sumber: Dokumentasi
pribadi, 2021
3. Pisau Untuk mengecek batu di
dalam tanah

Gambar 3.3 Pisau


Sumber: Dokumentasi
pribadi, 2021
4. Coolbox Untuk menyimpan sampel
setelah pengambilan
sampel dan menjaga suhu
sampel

Gambar 3.4 Coolbox


Sumber: Dokumentasi
pribadi, 2021

8
5. Wadah Sampel Sebagai wadah sampel

Gambar 3.5 Wadah Sampel


Sumber: Dokumentasi
pribadi, 2021
6. Kertas Label Untuk menandai sampel

Gambar 3.6 Kertas Label


Sumber: Dokumentasi
pribadi, 2021
7. Tanah Sebagai sampel yang
diambil

Gambar 3.7 Tanah


Sumber: Dokumentasi
pribadi, 2021

9
3.2 Diagram Alir
3.2.1 Sampling Tanah Utuh

Alat dan Bahan

Disiapkan

Pisau

Dicek permukaan tanah apakah terdapat


batu atau tidak di dalamnya

Auger Soil Sampler

Digali tanah hingga kedalaman 25-30 cm

Ring Soil Sampler

Dimasukkan ke dalam tanah, kemudian diambil


tanah untuk dijadikan sampel

Hasil

Gambar 3.8 Diagram Alir Cara Kerja Sampling Tanah Utuh


Sumber: Data diolah, 2021

10
3.2.2 Pengawetan Sampel Tanah

Alat dan Bahan

Disiapkan

Coolbox

Diisi dengan es

Sampel

Dimasukkan ke dalam coolbox, kemudian ditutup

Hasil

Gambar 3.9 Diagram Alir Cara Kerja Pengawetan Sampel Tanah


Sumber: Data diolah, 2021

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Prosedur


4.1.1 Pengambilan Sampel Tanah Utuh
Pada proses pengambilan sampel tanah utuh, terdapat prosedur yang harus
dilakukan oleh praktikan. Pertama, alat dan bahan disiapkan, alat dan bahan yang
digunakan di antaranya adalah auger soil sampler untuk menggali atau melubangi tanah,
ring soil sampler untuk mengambil sampel tanah, pisau untuk mengecek batu di dalam
tanah, coolbox untuk menyimpan sampel setelah pengambilan sampel dan menjaga suhu
sampel, wadah sampel sebagai wadah sampel tanah, kertas label untuk menandai
sampel, dan tanah sebagai sampel yang diambil. Lalu, digunakan pisau untuk melakukan
pengecekan terhadap permukaan tanah apakah terdapat batu atau tidak di dalamnya.
Kemudian, digunakan auger soil sampler untuk menggali tanah hingga kedalaman 25-30
cm. Lalu, digunakan ring soil sampler untuk mengambil tanah dengan memasukannya ke
dalam tanah. Maka sampel tanah utuh berhasil didapatkan.
4.1.2 Pengawetan Sampel Tanah
Pada proses pengawetan sampel tanah, terdapat prosedur yang harus dilakukan
oleh praktikan. Pertama, alat dan bahan disiapkan, alat dan bahan yang digunakan di
antaranya adalah auger soil sampler untuk menggali atau melubangi tanah, ring soil
sampler untuk mengambil sampel tanah, pisau untuk mengecek batu di dalam tanah,
coolbox untuk menyimpan sampel setelah pengambilan sampel dan menjaga suhu
sampel, wadah sampel sebagai wadah sampel tanah, kertas label untuk menandai
sampel, dan tanah sebagai sampel yang diambil. Lalu, coolbox yang telah disiapkan diisi
dengan es. Kemudian, sampel dimasukkan ke dalam coolbox an ditutup rapat. Maka
pengawetan sampel tanah berhasil dilakukan.

4.2 Perbandingan Pengambilan Sampel Tanah dengan Literatur


Pengambilan sampel tanah untuk mengetahui sifat fisik tanah dibagi menjadi dua jenis
yaitu: 1. Sampel tanah utuh yang digunakan untuk menganalisis bulk densiy, permeabilitas
tanah, serta porositas tanah, yang dilakukan dengan cara menggunakan ring sampel.
Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan dengan cara mengambil tanah yang ada di bawah
tegakan eboni, kemudian bersihkan tanah dari seresah dan rumput lalu meletakan ring sampel
di atas tanah. Ring sampel dimasukan ke dalam tanah dengan menggunakan martil, setelah
itu angkat ring sampel dengan menggunakan sekop beserta tanah yang ada di dalamnya,
kemudian ring yang berisi tanah diratakan dengan cutter sehingga kedua permukaan benar-
benar rata dengan bibir ring sampel. Selanjutnya kedua ujung ring ditutup dengan
menggunakan tutup ring yang terbuat dari plastik, kemudian di beri label. Jumlah sampel tanah
utuh adalah 16 yang diambil dari kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm pada masing-masing
ketinggian. 2. Sampel tanah tidak utuh digunakan untuk analisis tekstur dan struktur, dimana
pengambilan sampel tanah tidak utuh dilakukan dengan cara mengambil tanah dari titik yang
telah ditentukan tempatnya. Jumlah sampel tanah tidak utuh ada 16 yang diambil dari
kedalaman 0-30 cm dan 30- 60 cm pada masing-masing ketinggian (Evarnaz et al., 2014).
Pengamatan sifat fisik tanah dengan cara pengambilan contoh tanah utuh sebelum dan
setelah pengolahan tanah menggunakan ring sample, masingmasing perlakuan 3 ulangan.
Ring sample yang digunakan mempunyai ukuran tinggi 4 cm, diameter dalam 7.63 cm,
diameter luar 7.93 cm, dan tabung ditutup dengan plastik di kedua ujungnya. Contoh tanah
utuh diambil pada kedalaman 10-20 cm dari permukaan tanah. Pengambilan contoh tanah
utuh dilakukan secara acak sederhana/ simple random sampling (SRS) yaitu metode

12
Systematic sampling (SyS). Pengambilan contoh tanah utuh sebelum tanah diolah diambil 1
hari sebelum pengolahan tanah dilakukan dan pengambilan contoh tanah utuh setelah tanah
diolah dilakukan 30 hari setelah pengolahan tanah pertama. Analisis laboratorium dilakukan
untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah, mencakup tekstur tanah, kadar air (%)sebelum dan
setelah pengolahan tanah, kerapatan isi (BD), berat jenis partikel (PD), ruang pori total (RPT),
dan kadar air tanah (pF1, pF2, pF2,54, pF4,2), pori drainase cepat dan lambat, air tersedia,
dan permeabilitas tanah (Purwanto dan Solahudin, 2019).
Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk memperoleh data karakteristik tanah yang
tidak dapat diperoleh langsung melalui pengamatan lapangan. Lokasi pengambilan sampel
tanah harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili areal yang diambil sampel
tanahnya. Sampel tanah yang diambil meliputi disturbed soil atau tanah terganggu yaitu tanah
yang kondisinya sudah tidak alami lagi karena telah terganggu oleh lingkungan luar dan
undisturbed soil atau tanah tidak terganggu yaitu tanah yang kondisinya masih alami karena
tidak terganggu oleh lingkungan luar. Sampel tanah tidak terganggu untuk uji berat volume,
permeabilitas, konduktivitas hidraulik. Sampel tanah tanah terganggu untuk analisis uji tekstur,
berat jenis, struktur, bahan organik. Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan penting
untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik
tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di
lapangan. Pengambilan sampel tanah disarankan untuk tidak dilakukan pada saat terjadi
hujan, karena hujan dapat menyebabkan kelembaban tanah yang berbeda dari seharusnya.
Pengambilan sampel tanah harus dilakukan dalam keadaan cuaca normal. Jadi, apabila
dibandingkan dengan literatur yang ada baik prinsip maupun prosedur, pengambilan sampel
tanah kelompok M4 sudah seusai dengan literatur.

4.3 Perbandingan Pengawetan Sampel Tanah dengan Literatur


Struktur tanah adalah susunan ikatan partikel-partikel tanah satu sama lain membentuk
agregat tanah, merupakan sifat tanah yang sangat ditentukan oleh partikel penyusun tanah.
Berdasarkan hasil analisis yang tertera pada tabel 1, menunjukkan bahwa struktur tanah di
kelerengan datar hingga landai memiliki struktur tanah remah. Struktur tanah remah
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya bahan organik tanah yang melalui kegiatan
mikroorganisme di dalam tanah. Sedangkan pada kelerengan agak curam dan kelerengan
curam memiliki struktur granular dan remah. Tanah dengan struktur baik (granular, remah)
mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling
bersinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk, di samping itu
struktur tanah harus tidak mudah rusak (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup
bila terjadi hujan (Evarnaz et al., 2014).
Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah merupakan usaha-
usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah, kuantitas, dan
kualitas air. Apabila tingkat produktivitas tanah menurun, terutama karena erosi maka kualitas
air terutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga
jumlah air bersih semakin berkurang. Erosi tanah merupakan kejadian alam yang pasti terjadi
di permukaan daratan bumi. Besarnya erosi sangat tergantung dari faktor-faktor alam di
tempat terjadinya erosi tersebut, akan tetapi saat ini manusia juga berperan penting atas
terjadinya erosi. Akibat dari adanya pengaruh manusia dalam proses peningkatan laju erosi
seperti pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan/atau pengelolaan
lahan yang tidak didasari tindakan konservasi tanah dan air menyebakan perlunya dilakukan
suatu prediksi laju erosi tanah sehingga bisa dilakukan suatu manajemen lahan. Manajeman

13
lahan berfungsi untuk memaksimalkan produktivitas lahan dengan tidak mengabaikan
keberlanjutan dari sumberdaya lahan (Sukasah et al., 2018).
Pengawetan sampel tanah dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
di antaranya adalah auger soil sampler untuk menggali atau melubangi tanah, ring soil sampler
untuk mengambil sampel tanah, pisau untuk mengecek batu di dalam tanah, coolbox untuk
menyimpan sampel setelah pengambilan sampel dan menjaga suhu sampel, wadah sampel
sebagai wadah sampel tanah, kertas label untuk menandai sampel, dan tanah sebagai sampel
yang diambil. Lalu, coolbox yang telah disiapkan diisi dengan es. Kemudian, sampel
dimasukkan ke dalam coolbox an ditutup rapat. Maka pengawetan sampel tanah berhasil
dilakukan. Jadi, apabila dibandingkan dengan literatur yang ada baik prinsip maupun prosedur,
pengawetan sampel tanah kelompok M4 sudah seusai dengan literatur.

4.4 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Sampel Tanah


Pada masing-masing lokasi tersebut, contoh tanah lapisan atas (top soil 0 – 20 cm)
diambil dengan menggunakan metode pengambilan sampel tanah bulk dimana sampel tanah
diambil pada satu titik pada suatu bidang lahan. Lahan tempat pengambilan sampel tanah
adalah lahan dengan vegetasi yang masih alami (lahan yang tidak pernah dipakai untuk
kegiatan budidaya tanaman pertanian). Tujuan pengambilan sampel tanah pada satu titik pada
suatu bidang lahan adalah untuk mendapatkan sampel tanah yang relatif homogen dari suatu
bidang lahan sehingga meminimalkan keragaman hasil analisis sifat (kimia) tanah di
laboratorium. Jumlah sampel tanah yang diambil pada setiap titik pengambilan adalah sekitar
200 kg pada lapisan atas 0 – 20 cm dengan luasan 100 cm x 100 cm. Selanjutnya, masing-
masing sampel tanah tersebut diaduk hingga merata atau homogen. Alat-alat yang digunakan
dalam pengambilan sampel tanah adalah cangkul, karung plastik, label, tali rafia (Supriatin et
al., 2017).

4.5 Aplikasi Pengambilan Sampel Tanah di Bidang Teknik Lingkungan


Aplikasi pengambilan sampel tanah di bidang teknik lingkungan salah satunya adalah
untuk mengetahui pengaruh karakteristik fisika-kimia tanah terhadap nilai indeks erodibilitas
tanah dan upaya konservasi lahan. Tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah sangat
berpengaruh terhadap nilai IE, sedangkan nilai IE tidak dapat ditunjukkan hanya dengan
permeabilitas tanah. Dimana, semakin besar persentase tekstur tanah debu (silt) maka
semakin besar pula nilai IE dan semakin kecil persentase tekstur tanah liat (clay) maka
semakin besar nilai IE, sedangkan untuk persentase tekstur tanah pasir (sand) tergantung dari
komposisi tekstur tanah debu (silt) dan tekstur tanah liat (clay). Selain itu, semakin besar
persentase kandungan bahan organik tanah maka semakin kecil nilai IE (Sulistyaningrum et
al., 2014).

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tanah merupakan sumber daya alam utama sebagai penunjang kehidupan tanaman,
hewan dan manusia dalam suatu ekosistem. Tanah memiliki peranan utama sebagai sumber
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme yang hidup di dalam tanah. Secara
langsung, kandungan unsur hara di dalam tanah menentukan kualitas nutrisi tanaman
(sebagai pakan dan pangan) yang tumbuh di atasnya dan secara tidak langsung menentukan
kualitas nutrisi hewan ternak dan manusia sebagai pengkonsumsi tanaman (sebagai pakan
dan pangan). Sampel tanah standar (reference soil samples) merupakan sampel tanah yang
digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi reliabilitas (reliability) hasil analisis kimia suatu
seri sampel tanah yang dilakukan oleh suatu laboratorium analisis tanah. Satu atau dua
sampel tanah standar biasanya selalu diikutsertakan dalam proses analisis suatu seri sampel
tanah yang akan dianalisis di laboratorium. Praktikum materi ini bertujuan agar mahasiswa
mampu mengetahui cara pengambilan sampel yang benar agar didapatkan hasil pengujian
laboratorium yang valid dan mahasiswa mampu mengetahui cara meminimalkan kesalahan
hasil analisa lab melaui pengambilan dan pengawetan sampel sebagai tahap awal penelitian.
Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk memperoleh data karakteristik tanah yang
tidak dapat diperoleh langsung melalui pengamatan lapangan. Lokasi pengambilan sampel
tanah harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili areal yang diambil sampel
tanahnya. Sampel tanah yang diambil meliputi disturbed soil atau tanah terganggu yaitu tanah
yang kondisinya sudah tidak alami lagi karena telah terganggu oleh lingkungan luar dan
undisturbed soil atau tanah tidak terganggu yaitu tanah yang kondisinya masih alami karena
tidak terganggu oleh lingkungan luar. Sampel tanah tidak terganggu untuk uji berat volume,
permeabilitas, konduktivitas hidraulik. Sampel tanah tanah terganggu untuk analisis uji tekstur,
berat jenis, struktur, bahan organik. Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan penting
untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik
tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di
lapangan. Pengambilan sampel tanah disarankan untuk tidak dilakukan pada saat terjadi
hujan, karena hujan dapat menyebabkan kelembaban tanah yang berbeda dari seharusnya.
Pengambilan sampel tanah harus dilakukan dalam keadaan cuaca normal.

5.2 Saran
Praktikum yang sudah dijalankan berjalan dengan baik dan lancar. Praktikan mampu
memahami tujuan, prinsip, serta materi-materi yang diberikan selama berlangsungnya
praktikum. Semoga ke depannya praktikum dapat terus berjalan dengan baik dan lancar tanpa
kendala.

15
DAFTAR PUSTAKA

Eliud, Limo Kipkoech dan Rotich Martin Kibiwott. 2011. Design of A Tractor Driven Hole Drilling
Machine for Tree-Planting. Final Year Project. Degree of Bachelor of Science in
Mechanical and Manufacturing Engineering, University of Nairobi.
Evarnaz, Novita, Bau Toknok, dan Sitti Ramlah. 2014. Sifat Fisik Tanah Di Bawah Tegakan
Eboni ( Diospyros celebica Bakh ) Pada Kawasan Cagar Alam Pangi Binangga
Kabupaten Parigi Moutong. Warta Rimba 2(2): 109-116.
Faridlah, Mela. 2016. Studi Karakteristik Tanah Residual Vulkanik Berdasarkan Sifat Magnetik
dan Sifat Keteknikan Tanah (Studi Kasus Daerah Longsor Desa Langensari Kabupaten
Bandung Barat). Skripsi. Program Studi Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Handayani, Rini dan Karmilasanti. 2013. Sifat Tanah Pada Areal Aplikasi Tebang Pilih Tanam
Jalur (TPTJ) di PT. Intracawood, Bulungan, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian
Dipterokarpa 7(1): 35-42.
Nurana. 2014. Enumerasi Jamur di Tanah Gambut pada Beberapa Macam Tipe Penggunaan
Lahan. Skripsi. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
P., Bambang Parulian. 2016. Analisis Sifat Fisika Tanah Satu Tahun Pasca Kebakaran pada
Kawasan Hutan Konservasi di Kelurahan Kerumutan Kecamatan Kerumutan
Kabupaten Pelalawan. Skripsi. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan
Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Sulistyaningrum, Dina, Liliya Dewi Susanawati, Bambang Suharto. 2014. Pengaruh
Karakteristik Fisika-Kimia Tanah Terhadap Nilai Indeks Erodibilitas Tanah dan Upaya
Konservasi Lahan. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 1(2): 55-62.
Supriatin, Sarno, Jamalam Lumbanraja, dan Dermiyati. 2017. Penetapan Sampel Tanah
Standar Untuk Menjamin Mutu (Quality Control) Hasil Analisis Sampel Tanah di
Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung. Laporan Penelitian. Jurusan Ilmu
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Wicaksono, Halim, Eka Tarwaca Susila Putra, dan Sri Muhartini. 2015. Kesesuaian Tanaman
Ganyong (Canna indica L.), Suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson),
dan Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) pada Agroforestri Perbukitan Menoreh.
Vegetalika 4(1): 87-101.

16
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Purwanto, Mohamad Yanuar Jawardi, dan Mohamad Solahudin. 2019. Pengaruh Pengolahan
Tanah dan Penambahan Jerami Terhadap Kebutuhan Air Penyiapan Lahan Padi
Sawah. Jurnal Keteknikan Pertanian 7(2): 185-192.
Sukasah, Moch. Gumilar, Agung Rahmadiningrat, dan Hikmaya Aji Ningrum. 2018. Konservasi
Tanah dan Air di Lahan Pertanian Bandung Timur. Jurnal Konservasi Tanah dan Air
1(2): 1-5.

17
LAMPIRAN

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
LAMPIRAN TAMBAHAN

29
30
31

Anda mungkin juga menyukai