LABORATORIUM LINGKUNGAN
PENGAMBILAN DAN PENGAWETAN SAMPEL TANAH
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMAD GIBRALTAR ALAM
NIM : 195100900111040
KELOMPOK : M4
ASISTEN :
1
DAFTAR TABEL
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui cara pengambilan sampel yang benar agar didapatkan
hasil pengujian lab yang valid
b. Mahasiswa mampu mengetahui cara meminimalkan kesalahan hasil analisa lab melaui
pengambilan dan pengawetan sampel sebagai tahap awal penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat pengambilan sampel tanah yaitu
pengambilan sampel tanah pada hutan konservasi pasca terbakar dan sebagai
pembandingnya juga diambil sampel tanah hutan konservasi tidak terbakar. Tanah diambil
dari lahan terbakar seluas 20 ha dan hutan tidak terbakar yang menjadi pembanding seluas
3,025 ha. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan bor gambut. Pada setiap titik
sampel diambil contoh tanah pada kedalaman 0-50 cm, contoh tanah dimasukkan ke dalam
wadah kantong yang telah diberi label dan selanjutnya dibawa ke laboratorium. Karakteristik
fisik lahan gambut sebagian dapat ditentukan di lapangan, dan sebagian ditentukan dari hasil
analisis laboratorium. Karakteristik fisik yang ditentukan dalam pengamatan ini dapat
dilakukan secara langsung di lapangan yaitu ketebalan gambut, kedalaman muka air tanah
dan warna gambut (P., 2016).
Observasi ke lapangan untuk mengecek peta satuan lahan (land unit) yang diperoleh
melalui metode overlay (tumpang tepat) peta kontur, peta kelerengan lahan, peta penggunaan
lahan, dan peta geologi. Peta satuan lahan (land unit) digunakan sebagai pedoman penentuan
lokasi sampling dengan dasar strata ketinggian tempat dan penggunaan lahan yang
ditentukan dengan survei. Metode survei yang digunakan adalah stratified random sampling.
Strata ketinggian yang dipilih yaitu : T1 = 300-500 mdpl, T2 = 500-700 mdpl, dan T3 = 700-
900 mdpl (Wicaksono, 2015).
6
sampling ring. Dilakukan pengukuran volume air yang mengalir melalui alat penetapan
permeabilitas tanah tersebut dan dicatat selang waktu hingga permukaan air mencapai
permukaan soil sampling ring (Sulistyaningrum et al., 2014).
7
BAB III
METODOLOGI
8
5. Wadah Sampel Sebagai wadah sampel
9
3.2 Diagram Alir
3.2.1 Sampling Tanah Utuh
Disiapkan
Pisau
Hasil
10
3.2.2 Pengawetan Sampel Tanah
Disiapkan
Coolbox
Diisi dengan es
Sampel
Hasil
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
Systematic sampling (SyS). Pengambilan contoh tanah utuh sebelum tanah diolah diambil 1
hari sebelum pengolahan tanah dilakukan dan pengambilan contoh tanah utuh setelah tanah
diolah dilakukan 30 hari setelah pengolahan tanah pertama. Analisis laboratorium dilakukan
untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah, mencakup tekstur tanah, kadar air (%)sebelum dan
setelah pengolahan tanah, kerapatan isi (BD), berat jenis partikel (PD), ruang pori total (RPT),
dan kadar air tanah (pF1, pF2, pF2,54, pF4,2), pori drainase cepat dan lambat, air tersedia,
dan permeabilitas tanah (Purwanto dan Solahudin, 2019).
Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk memperoleh data karakteristik tanah yang
tidak dapat diperoleh langsung melalui pengamatan lapangan. Lokasi pengambilan sampel
tanah harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili areal yang diambil sampel
tanahnya. Sampel tanah yang diambil meliputi disturbed soil atau tanah terganggu yaitu tanah
yang kondisinya sudah tidak alami lagi karena telah terganggu oleh lingkungan luar dan
undisturbed soil atau tanah tidak terganggu yaitu tanah yang kondisinya masih alami karena
tidak terganggu oleh lingkungan luar. Sampel tanah tidak terganggu untuk uji berat volume,
permeabilitas, konduktivitas hidraulik. Sampel tanah tanah terganggu untuk analisis uji tekstur,
berat jenis, struktur, bahan organik. Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan penting
untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik
tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di
lapangan. Pengambilan sampel tanah disarankan untuk tidak dilakukan pada saat terjadi
hujan, karena hujan dapat menyebabkan kelembaban tanah yang berbeda dari seharusnya.
Pengambilan sampel tanah harus dilakukan dalam keadaan cuaca normal. Jadi, apabila
dibandingkan dengan literatur yang ada baik prinsip maupun prosedur, pengambilan sampel
tanah kelompok M4 sudah seusai dengan literatur.
13
lahan berfungsi untuk memaksimalkan produktivitas lahan dengan tidak mengabaikan
keberlanjutan dari sumberdaya lahan (Sukasah et al., 2018).
Pengawetan sampel tanah dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
di antaranya adalah auger soil sampler untuk menggali atau melubangi tanah, ring soil sampler
untuk mengambil sampel tanah, pisau untuk mengecek batu di dalam tanah, coolbox untuk
menyimpan sampel setelah pengambilan sampel dan menjaga suhu sampel, wadah sampel
sebagai wadah sampel tanah, kertas label untuk menandai sampel, dan tanah sebagai sampel
yang diambil. Lalu, coolbox yang telah disiapkan diisi dengan es. Kemudian, sampel
dimasukkan ke dalam coolbox an ditutup rapat. Maka pengawetan sampel tanah berhasil
dilakukan. Jadi, apabila dibandingkan dengan literatur yang ada baik prinsip maupun prosedur,
pengawetan sampel tanah kelompok M4 sudah seusai dengan literatur.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanah merupakan sumber daya alam utama sebagai penunjang kehidupan tanaman,
hewan dan manusia dalam suatu ekosistem. Tanah memiliki peranan utama sebagai sumber
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme yang hidup di dalam tanah. Secara
langsung, kandungan unsur hara di dalam tanah menentukan kualitas nutrisi tanaman
(sebagai pakan dan pangan) yang tumbuh di atasnya dan secara tidak langsung menentukan
kualitas nutrisi hewan ternak dan manusia sebagai pengkonsumsi tanaman (sebagai pakan
dan pangan). Sampel tanah standar (reference soil samples) merupakan sampel tanah yang
digunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi reliabilitas (reliability) hasil analisis kimia suatu
seri sampel tanah yang dilakukan oleh suatu laboratorium analisis tanah. Satu atau dua
sampel tanah standar biasanya selalu diikutsertakan dalam proses analisis suatu seri sampel
tanah yang akan dianalisis di laboratorium. Praktikum materi ini bertujuan agar mahasiswa
mampu mengetahui cara pengambilan sampel yang benar agar didapatkan hasil pengujian
laboratorium yang valid dan mahasiswa mampu mengetahui cara meminimalkan kesalahan
hasil analisa lab melaui pengambilan dan pengawetan sampel sebagai tahap awal penelitian.
Pengambilan sampel tanah dilakukan untuk memperoleh data karakteristik tanah yang
tidak dapat diperoleh langsung melalui pengamatan lapangan. Lokasi pengambilan sampel
tanah harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili areal yang diambil sampel
tanahnya. Sampel tanah yang diambil meliputi disturbed soil atau tanah terganggu yaitu tanah
yang kondisinya sudah tidak alami lagi karena telah terganggu oleh lingkungan luar dan
undisturbed soil atau tanah tidak terganggu yaitu tanah yang kondisinya masih alami karena
tidak terganggu oleh lingkungan luar. Sampel tanah tidak terganggu untuk uji berat volume,
permeabilitas, konduktivitas hidraulik. Sampel tanah tanah terganggu untuk analisis uji tekstur,
berat jenis, struktur, bahan organik. Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan penting
untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat-sifat fisik
tanah di laboratorium harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya sifat fisik tanah di
lapangan. Pengambilan sampel tanah disarankan untuk tidak dilakukan pada saat terjadi
hujan, karena hujan dapat menyebabkan kelembaban tanah yang berbeda dari seharusnya.
Pengambilan sampel tanah harus dilakukan dalam keadaan cuaca normal.
5.2 Saran
Praktikum yang sudah dijalankan berjalan dengan baik dan lancar. Praktikan mampu
memahami tujuan, prinsip, serta materi-materi yang diberikan selama berlangsungnya
praktikum. Semoga ke depannya praktikum dapat terus berjalan dengan baik dan lancar tanpa
kendala.
15
DAFTAR PUSTAKA
Eliud, Limo Kipkoech dan Rotich Martin Kibiwott. 2011. Design of A Tractor Driven Hole Drilling
Machine for Tree-Planting. Final Year Project. Degree of Bachelor of Science in
Mechanical and Manufacturing Engineering, University of Nairobi.
Evarnaz, Novita, Bau Toknok, dan Sitti Ramlah. 2014. Sifat Fisik Tanah Di Bawah Tegakan
Eboni ( Diospyros celebica Bakh ) Pada Kawasan Cagar Alam Pangi Binangga
Kabupaten Parigi Moutong. Warta Rimba 2(2): 109-116.
Faridlah, Mela. 2016. Studi Karakteristik Tanah Residual Vulkanik Berdasarkan Sifat Magnetik
dan Sifat Keteknikan Tanah (Studi Kasus Daerah Longsor Desa Langensari Kabupaten
Bandung Barat). Skripsi. Program Studi Fisika, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan
Indonesia.
Handayani, Rini dan Karmilasanti. 2013. Sifat Tanah Pada Areal Aplikasi Tebang Pilih Tanam
Jalur (TPTJ) di PT. Intracawood, Bulungan, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian
Dipterokarpa 7(1): 35-42.
Nurana. 2014. Enumerasi Jamur di Tanah Gambut pada Beberapa Macam Tipe Penggunaan
Lahan. Skripsi. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan,
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
P., Bambang Parulian. 2016. Analisis Sifat Fisika Tanah Satu Tahun Pasca Kebakaran pada
Kawasan Hutan Konservasi di Kelurahan Kerumutan Kecamatan Kerumutan
Kabupaten Pelalawan. Skripsi. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan
Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Sulistyaningrum, Dina, Liliya Dewi Susanawati, Bambang Suharto. 2014. Pengaruh
Karakteristik Fisika-Kimia Tanah Terhadap Nilai Indeks Erodibilitas Tanah dan Upaya
Konservasi Lahan. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 1(2): 55-62.
Supriatin, Sarno, Jamalam Lumbanraja, dan Dermiyati. 2017. Penetapan Sampel Tanah
Standar Untuk Menjamin Mutu (Quality Control) Hasil Analisis Sampel Tanah di
Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Lampung. Laporan Penelitian. Jurusan Ilmu
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Wicaksono, Halim, Eka Tarwaca Susila Putra, dan Sri Muhartini. 2015. Kesesuaian Tanaman
Ganyong (Canna indica L.), Suweg (Amorphophallus paeoniifolius (Dennst.) Nicolson),
dan Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) pada Agroforestri Perbukitan Menoreh.
Vegetalika 4(1): 87-101.
16
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Purwanto, Mohamad Yanuar Jawardi, dan Mohamad Solahudin. 2019. Pengaruh Pengolahan
Tanah dan Penambahan Jerami Terhadap Kebutuhan Air Penyiapan Lahan Padi
Sawah. Jurnal Keteknikan Pertanian 7(2): 185-192.
Sukasah, Moch. Gumilar, Agung Rahmadiningrat, dan Hikmaya Aji Ningrum. 2018. Konservasi
Tanah dan Air di Lahan Pertanian Bandung Timur. Jurnal Konservasi Tanah dan Air
1(2): 1-5.
17
LAMPIRAN
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
LAMPIRAN TAMBAHAN
29
30
31