Anda di halaman 1dari 5

FOTO

LAPORAN PRAKTIKUM BERWARNA

3X4
MEKANIKA FLUIDA
MATERI

BUOYANCY

Disusun oleh:

NAMA : Moh. Rajiv Rohman Aritaga

NIM : 195100207111008

KELOMPOK : B6

HARI, TANGGAL : Selasa, 13 Oktober 2020

ASISTEN :
Dzaky Abiyyu Alwasi Safira Nurlita
Ling Rina Lutvia Nurlatipah
Citra Handayani Savira Medita
Afifah Nahdah Amalia Avisenna Divaldi
Hafizh Nur Salam Rizka Amalia Safitri
Ryan Fauzi Michelle Maria

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
Nama : Moh. Rajiv Rohman Aritaga
Nim : 195100207111008
Kelompok : B6

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu IPA yang mengkaji tentang berbagai
fenomena alam dan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan
teknologi dan konsep hidup yang harmonis dengan alam. Ilmu Fisika membantu untuk
menguak dan memahami tabir misteri alam semesta ini. Fisika juga menekankan pada
pemberian pengalaman secara langsung agar lebih menjelajahi dan memahami konsep-
konsep fisika dari gejala-gejala alam sekitarnya. Oleh karena itu, fisika sebaiknya dipelajari
dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Fandri, 2015).
Semua benda yang tercelup ke dalam fluida akan mendapat gaya apung sebanding
dengan berat fluida yang dipindahkannya. Karena tekanan pada setiap titik di permukaan
banda setara dengan specific weight dari fluida dan kedalaman, maka total gaya yang
bekerja pada bagian kiri dan kanan benda tersebut menjadi sama dan dapat diabaikan
(kesetimbangan gaya arah horizontal, ΣFx=0) (Sugiri, 2017).

1.2 Tujuan praktikum


1.2.1 Mahasiswa mampu memahami prinsip tekanan keatas fluida cair terhadap benda
terapung.
1.2.2 Mahasiswa mampu menentukan kerapatan (density) dari kemampuan berbagai
macam fluida dalam menangkat suatu benda.

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Moh. Rajiv Rohman Aritaga
Nim : 195100207111008
Kelompok : B6

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian buoyancy dan density
Gaya angkat adalah gaya dari fluida yang dinamis untuk membuat objek bergerak
secara tegak lurus pada gerak relatif objek yang berhubungan dengan fluida. Gaya angkat
mengarahkan gerakan naik dan turun secara tegak lurus. Gaya apung disebabkan benda
atau tubuh seseorang yang berada dalam fluida dan gaya dinamika dikarenakan adanya
gerakan relatif dalam fluida tersebut. Gaya dinamika biasanya terdiri dari dua komponen:
gaya tarik (drag force) dan gaya angkat (lift force) (Sunandarti, 2017).
Gaya Buoyancy adalah gaya apung yang dapat mempengaruhi penyebaran asap
dalam sebuah ruangan. Gaya ini terjadipada asap karena terkait langsung terhadap
konveksi alamiah, Pada sesuatu sistem, jika terdapat dua buah fluida yang memiliki
massa jenis yang berbeda satu sama lain akan mempengaruhi oleh gaya apung, dimana
fluida yang memiliki massa jaenis lebih kecil akan mengapung dilingkungan sekitar yang
memiliki massa jenis yang lebih besar (Fanther, 2012).
Ketika tubuh terendam (sebagian atau seluruhnya) dalam fluida, ia menggantikan
sejumlah cairan, yang menghasilkan gaya vertikal ke atas yang diberikan oleh cairan ke
tubuh. Gaya vertikal ke atas yang cenderung mengangkat benda disebut gaya apung.
Besarnya gaya apung sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Besarnya
kecenderungan benda terendam untuk terangkat ke dalam fluida, akibat gaya ke atas
(gaya apung) yang berlawanan dengan gaya gravitasi. Titik di mana gaya apung bekerja
disebut sebagai pusat gaya apung. Pusat gaya apung akan bertepatan dengan pusat
gravitasi seluruh benda (Pandhare, 2010).

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi buoyancy


Faktor faktor yang mempengaruhi buoyancy adalah pertama, semakin berat benda
semakin besar gaya apung. Kedua, semakin besar volume benda semakin tenggelam.
Ketiga, pengaruh gaya apung. Keempat, siswa tidak bisa menentukan benda 5 tenggelam
dan terapung. Terakhir, parameter tekanan hidrostatis pada bejana berhubungan (Qosim
dkk, 2016).
Pertama, semakin banyak fluida yang berada di atas suatu titik, semakin besar tekanan
hidrostatis yang dialami titik tersebut. Kedua, gaya apung yang dialami benda bergantung
pada massa jenis fluida meskipun benda tersebut sama-sama terapung di berbagai jenis
fluida tersebut. Ketiga, tekanan fluida di ruang tertutup lebih besar daripada tekanan pada
ruang terbuka meskipun kedua bejana tersebut saling berhubungan. Terakhir, besar gaya
angkat yang terjadi pada benda berbanding terbalik dengan besar massa jenis zat cair
yang digunakan (Prastiwi, 2017).
Faktor yang mempengaruhi gaya apung adalah pertama benda terapung karena ada
udara dalam benda. Kedua, benda yang bersifat tenggelam tidak mendapatkan gaya
apung. Ketiga, air dengan volume besar memberikan gaya apung yang lebih besar
daripada air dengan volume kecil. Keempat, ketika sudah berada dalam fluida, gaya
apung yang dialami benda bergantung pada kedalamannya. Kelima, benda terapung
karena gaya apung tidak sama dengan berat benda (Berek,2016).

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Moh. Rajiv Rohman Aritaga
Nim : 195100207111008
Kelompok : B6

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi density


Faktor yang mempengaruhi massa jenis maka kita akan memanipulasi massa jenis
dan kedalaman zat cair. Percobaan yang dilakukan mengenai fluida statis dimana kita
mengamati faktorfaktor yang mempengaruhi pada tekanan zat cair.Kita menggunakan
tiga buah gelas ukur yang diisi fluida yang berbeda. Disini kita akan melihat perbandingan
tekanan dengan massa jenis dan tekanan dengan ketinggian yang dihasilkan setelah
benda yang terapung di atas fluida di tarik ke dasar gelas ukur, setelah kita melakukan
percobaan tersebut maka kita dapat membandingkan besar atau kecilnya tekanan yang
dihasilkan pada tiap tiap jenis fluida yang berbeda. Dengan percobaan seperti ini kita
dapat membuktikan teori–teori dari tekanan hidrostatis (Yulianto, 2017).
Faktor yang mempengaruhi massa jenis, Pertama, pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Kedua, Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Ketiga, Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya (Saputra, 2018).

2.4 Rumus-rumus yang berhubungan dengan buoyancy dan density serta dijelaskan
masing-masing
Satuan SI massa jenis adalah kg/m³. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah:
𝑚
𝜌=𝑉
Dimana: P = massa jenis (kg/m³)
m = massa (kg) atau gram/ml
V = volume (m³) atau ml (Asidu, 2017)
Perhitungan teknis dilakukan pada setiap material rumpon, yaitu menghitung gaya apung
dan gaya tenggelam material rumpon. Rumus untuk perhitungan ini adalah sebagai
𝜌𝑤
berikut: 𝐹 = ( 𝜌𝑏 ) 𝑥 𝑊
Keterangan: F = gaya apung (gs)
ρw = berat jenis air laut (gs/cm3)
ρb = berat jenis benda (gs/cm3)
w = berat benda (gs)
Fs = gaya tenggelam (gs)
EB = ekstra gaya apung (gs)
TF = total gaya apung (gs)
TFs = total gaya tenggelam (gs) (Ronny, 2010)

2.5 Hukum Archimedes


Dalam hukum Archimedes, bahwa semua benda yang tercelup ke dalam fluida akan
mendapat gaya apung sebanding dengan berat fluida yang dipindahkannya. Karena
tekanan pada setiap titik di permukaan banda setara dengan specific weight dari fluida
dan kedalaman, maka total gaya yang bekerja pada bagian kiri dan kanan benda tersebut
menjadi sama dan dapat diabaikan (kesetimbangan gaya arah horizontal, ΣFx=0)
(Sugiri,2017).
Prinsip yang sama mengeluarkan tenaga sekecil mungkin, dan mendapatkan daya laju
yang seoptimal mungkin. Pada prinsipnya sikap mengapung dilakukan sebagai wujud dari
perpindahan pusat titik berat (Center Of Gravity). Hukum Archimedes menjelaskan “bila
sebuah benda berada dalam air, ia akan mendapatkan tekanan keatas yang besarnya
sama dengan berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut.” (Sunandarti, 2017).

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020


Nama : Moh. Rajiv Rohman Aritaga
Nim : 195100207111008
Kelompok : B6

2.6 Aplikasi buoyancy dan density pada bidang TL/TE


Pembutan buoyancy tank dilakukakan di galangan atau fabrikasi. Setelah buoyancy
tank selesai dibuat di galangan atau fabrikasi, kemudian dibawa ke lokasi anjungan lepas
pantai yang akan dipasang buoyancy tank dengan kapal pengangkut. Setelah buoyancy
tank sampai pada anjungan lepas pantai, kemudian buoyancy tank dipersiapkan untuk
dipasang. Pemasangan dilakukan dengan cara menenggelamkan buoyancy tank dan
dikaitkan pada struktur kaki jacket dengan sistem klem khusus. Pemasangan buoyancy
tank dilakukan dengan bantuan crane dan para penyelam. Setelah terpasang di struktur
kaki jacket dan dinyatakan sudah siap kemudian buoyancy tank diisi udara dengan
bantuan compressor (Utama, 2012).
Menurut Frahmana (2015), dalam jurnalnya yang berjudul “Perencanaan Bendung
Gerak dengan Pintu Air (Floodgate) Tipe Drum Gate untuk Kontrol Banjir pada Daerah
Aliran Sungai Bendung Walahar Kabupaten Karawang”, digunakan prinsip Archimedes.
Dimana parameter dimensi pintu adalah saat pintu terapung. Hal itu akan terjadi pada
saat w < Fa. Proses buka tutup pintu menggunakan prinsip archimedes bebas.

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2020

Anda mungkin juga menyukai