Anda di halaman 1dari 29

3X4

LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA FLUIDA
MATERI

BUOYANCY

Disusun oleh:

NAMA : MICHAEL ADI

NIM : 195100907111044

KELOMPOK : O-5

HARI, TANGGAL : JUMAT, 16 OKTOBER 2020

ASISTEN :
1. Dzaky Abiyyu Alwasi 7. Safira Nurlita
2. Ling Rina 8. Lutvia Nurlipah
3. Citra Handayani 9. Savira Medita
4. Afifah Nahdah Amalia 10. Avisenna Divaldi
5. Hafizh Nur Salam 11. Rizka Amalia Safitri
6. Ryan Fauzi 12. Michelle Maria

LABORATORIUM TEKNIK SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
Michael Adi
195100907111044 - O5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar wilayah permukaan bumi digenangi oleh air. Keinginan dan keperluan
dalam bidang transportasi maupun eksplorasi perairan mendorong manusia untuk memahami
prinsip kerja air, termasuk gaya apung. Ribuan tahun lalu, manusia telah mengetahui dan
memanfaatkan kayu sebagai bahan terapung. Hingga Archimedes, mengungkapkan teori
revolusioner bahwa gaya apung air sama besar dengan berat air yang dipindahkan. Sejak itu,
hubungan antara massa jenis dan konsentrasi suatu padat, cair, atau gas dengan gaya apung
yang ditimbulkan semakin dipahami (Hua dkk., 2018).
Tak hanya berujung pada bidang transportasi dan pengujian kemurnian bahan, aplikasi
gaya apung (buoyancy) meluas pada berbagai jenis fluida. Mulai dari desain ventilasi rendah
panas, penentuan kualitas biogas, teknik aerasi gelembung, hingga penyingkiran polutan
minyak merupakan aplikasi dari prinsip buoyancy. Dalam aplikasinya di bidang gas, suhu dan
konsentrasi gas akan berpengaruh signifikan terhadap massa jenis (density) gas. Sehingga,
aplikasi buoyancy dan kerapatan (density), khususnya dalam bidang gas akan semakin
meluas karena suhu, tekanan, dan konsentrasi berpengaruh signifikan. (Gerber dan Nico,
2015).

1.2 Tujuan Praktikum


a. Mahasiswa mampu memahami prinsip tekanan ke atas fluida cair terhadap benda
terapung
b. Mahasiswa mampu menentkan kerapatan (density) dari kemampuan berbagai macam
fluida dalam mengangkat suatu benda.

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Buoyancy dan Density


Buoyancy merupakan derajat nilai keterapungan benda dalam suatu jenis fluida.
Berdasarkan prinsip gaya apung Archimedes, diketahui bahwa besarnya gaya apung pada
suatu benda tercelup sama besar dengan berat air yang dipindahkan. Adapun, berat air yang
dipindahkan bernilai perkalian massa jenis fluida dengan volume air yang dipindahkan (volume
benda tercelup) dan dikalikan oleh nilai percepatan gravitasi. Sehingga, konsentrasi suatu
bahan mempengaruhi nilai massa jenisnya, sehingga mempengaruhi nilai buoyancy-nya.
Dalam aplikasinya, tumpahan minyak walau secara teori akan terapung di atas air, dapat
tenggelam ke dasar laut akibat bercampur dengan partikel tersuspensi di laut (Hua dkk., 2018).
Tak hanya berlaku pada zat cair, gas sebagai fluida juga memiliki nilai buoyancy. Hal ini
dapat nampak jelas dengan penemuan dan penggunaan balon udara dan pesawat terbang.
Density diartikan sebagai massa per satuan volume. Gas sebagai fluida termampatkan
memiliki nilai density (massa jenis) yang sangat labil terhadap adanya perubahan suhu atau
konsentrasi. Oleh karenanya, density tergolong sifat termofisik gas yang sering dimodifikasi
dengan pemanasan sesuai kebutuhan (Anjarsari dkk., 2015).
Adapun pengaruh buoyancy dan dnsity tersebut sangatlah aplikatif. Mulai dari pemurnian
dan transportasi yang sederhana, hingga teknik pemisahan limbah dan aerasi. Perkembangan
berikutnya nilai gaya apung dapat dikombinasikan dengan perangkat elektrik sehingga lebih
efisien (Rivaldo dkk., 2018).

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Buoyancy


Menurut prinsip gaya apung, diketahui bahwa berat fluida yang dipindahkan bernilai sama
dengan gaya apung. Berat fluida tersebut akan berbanding lurus dengan nilai massa fluida.
Karena massa dengan massa jenis fluida bernilai sebanding, massa jenis fluida juga
sebanding dengan nilai gaya apung. Massa jenis fluida memiliki nilai yang berbeda-beda
menurut jenis fluidanya, serta dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, konsentrasi atau
kemurnian suatu bahan juga mampu mempengaruhi nilai massa jenis bahan tersebut (Gerber,
dan Nico, 2015).
Volume benda merupakan faktor utama lainnya dalam mempengaruhi nilai gaya apung.
Adapun semakin luas volume benda yang kontak dengan air, semakin besar berat air yang
dipindahkan, sehingga semakin besar pula nilai gaya apungnya. Hal ini menyebabkan benda
padat dengan massa jenis besar dapat mengapung di laut atau udara, seperti kapal besi dan
pesawat udara. Dalam penerapan lainnya, teknik aerasi memanaskan gas terlarut dalam
cairan, sehingga gas dengan volume tertentu akan membentuk gelembung dan naik ke
permukaan akibat gaya buoyancy (Annuar dkk., 2020).
Adapun sebagai gaya, nilai buoyancy tak lepas dari pengaruh percepatan gravitasi.
Karena nilai percepatan gravitasi bervariasi pada berbagai ketinggian, maka nilai buoyancy
juga akan bervariasi sesuai ketinggian suatu tempat dari pusat atau permukaan bumi. Hal ini
nampak jelas dalam zat gas, sehingga gas akan berhenti pada suatu lapisan di atmosfer ketika
nilai buoyancy-nya telah senilai dengan nilai massanya. Dalam aplikasinya, gerak vertikal
udara ini berkaitan dengan pertukaran panas yang terjadi sehingga dipertimbangkan dalam
desain ventilasi (Meng dkk., 2016).

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Density


Secara teoritis, diketahui bahwa massa jenis merupakan jumlah massa per satuan
volume. Sehingga massa dan volume merupakan faktor utama dalam massa jenis. Adapun

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
massa dan volume tersebut merupakan sifat alamiah masing-masing bahan. Perbedaan
massa jenis ini disebabkan oleh perbedaan kerapatan molekul penyusun bahan, yang
disebabkan oleh nilai gaya tarik intermolekul yang berbea antara bahan yang satu dengan
lainnya. Hal ini juga berlaku bila terdapat tambahan partikel dalam fluida, misalnya garam
dalam air laut. Garam akan meningkatkan volume air walaupun dalam jumlah kecil dan
mengubah massa jenis air (Hua dkk., 2018).
Walaupun hanya massa dan volume yang umum dipakai dalam ujian akademik, suhu dan
konsentrasi tidak lepas dari density dalam kehidupan nyata. Perubahan massa jenis akibat
suhu inilah yang dirasakan dalam bentuk angin, karena terjadi pertukaran massa gas panas
dan dingin. Perubahan ini juga dapat sengaja dilakukan, misalnya pemanasan pada balon
udara. Di sisi laiin, konsentrasi bahan membawa pengaruh besar dalam lingkup atmosfer. Gas
dapat diestimasi ketinggiannya dan potensi reaksinya melalui nilai density yang dimilikinya
(Meng dkk., 2016).

2.4 Rumus-Rumus yang Berhubungan dengan Buoyancy dan Density serta Dijelaskan
Masing-Masing
Besarnya nilai buoyancy atau nilai gaya apung ditentukan oleh berat air yang dipindahkan
oleh benda tersebut. Adapun diketahui bahwa dapat terjadi tiga keadaan akibat gaya tersebut,
yaitu tenggelam, melayang, dan terapung. Benda tenggelam bila beratnya melen=bihi nilai
gaya apung. Benda melayang bila beratnya sama dengan gaya apung. Benda terapung bila
beratnya lebih kecil dari nilai gaya apung. Perolehan nilai gaya apung didapat melalui
persamaan berikut:
𝐹𝑎 = 𝜌𝑓. 𝑔. 𝑉𝑓
Fa= gaya apung (N)
𝜌 f = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Vf = volume fluida yang dipindahkan atau volume benda tercelup (Rivaldo dkk., 2018)

Adapun berdasar Hukum Archimedes, berat fluida yang dipindahkan sama dengan nilai
gaya apung yang bekerja pada suatu benda. Karena fluida dan benda dianggap memiliki
percepatan gravitasi yang sama, maka massa dan volume benda tercelup serta massa dan
volume fluida yang dimasukkan dalam persamaan. Sehingga, diperoleh rumus sebagai
berikut:
𝜌𝑓. 𝑉𝑓 = 𝜌𝑏. 𝑉𝑏𝑓
𝑉𝑏𝑓
𝜌𝑓 = 𝜌𝑏
𝑉𝑓
𝜌 f = massa jenis fluida
𝜌 b = massa jenis benda
Vbf = volume benda tercelup
Vf = volume fluida yang dipindahkan (Anjarsari dkk., 2015).

2.5 Hukum Archimedes


Hukum Archimedes menyatakan bahwa berat fluida yang dipindahkan sama dengan nilai
gaya apung. Hal ini berarti massa jenis bahan dan massa jenis fluida akan berpengaruh
terhadap berat tersebut, sehingga mempengaruhi nilai gaya apung. Di sisi lain, volume benda
yang besar akan memperbesar juga volume fluida yang dipindahkan, sehingga menaikkan
nilai gaya apung. (Anjarsari dkk., 2015).
Aplikasi Hukum Archimedes dapat ditemukan dalam fase gas ataupun cair. Modifikasi
suhu dan konsentrasi bahan dilakukan guna menghasilkan gaya apung yang dikehendaki. Hal

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
ini bisa dilihat dalam aplikasi aerasi minyak limbah sawit, desain ventilasi, dan penanganan
tumpahan minyak (Annuar dkk., 2020).

2.6 Aplikasi Buoyancy dan Density pada Bidang TE/TL


Dalam lingkup Teknik Lingkungan, pengaruh buoyancy dan density dapat diaplikasikan
dalam teknik aerasi. Teknik ini mampu memisahkan polutan melalui pembuatan gas yang akan
naik ke permukaan oleh gaya apung. Hal ini memampukan pengolahan limbah yang lebih
maksimal, misalnya dalam penanganan Palm Oil Mill Effluent (POME) (Annuar dkk., 2020).
Aplikasi lainnnya dapat ditemukan dalam desain ventilasi. Perancangan ventilasi yang
efektif memanfaatkan gaya buoyancy udara yang terjadi akibat pertukaran panas. Melalui cara
ini, sistem ventilasi dapat semakin hemat energi karena mengurangi penggunaan
pendinginan/pemanasan yang disengaja (Meng dkk., 2016).

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat, Bahan, beserta Fungsinya


No. Alat/Bahan Dokumentasi Fungsi
1. Pipa Paralon Sebagai wadah perlakuan buoyancy

2. Penggaris Mengukur diameter dalam pipa,


diameter luar pipa, dan perbedaan
ketinggian air

3. Gelas Ukur Sebagai wadah zat cair

4. Timbangan Menimbang massa bahan perlakuan


Analitik

5. Air Sebagai media uji perlakuan


buoyancy

6. Telur Sebagai bahan perlakuan buoyancy

7. Gabus Sebagai bahan perlakuan buoyancy

8. Mangga Sebagai bahan perlakuan buoyancy

9. Kayu Sebagai bahan perlakuan buoyancy

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
10. Kentang Sebagai bahan perlakuan buoyancy

11. Susu Sebagai bahan perlakuan density

12. Minyak goreng Sebagai bahan perlakuan density

13. Termometer Mengukur suhu zat cair

14. Stopwatch Mengukur waktu dalam pengukuran


suhu

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
3.2 Langkah Kerja
3.2.1 Buoyancy

Alat dan Bahan

- Disiapkan
- Diukur diameter dalam dan luar paralon dengan penggaris
- Diukur massa masing-masing bahan perlakuan

Air

- Dimasukkan ke dalam pipa hingga mencapai 30 cm

Kentang

- Dimasukkan ke dalam pipa paralon


- Diukur penambahan ketinggian air yang terjadi
- Diamati keadaan benda (tenggelam, melayang, terapung)
- Ditambahkan batu, bila benda terapung, kemudian diukur
perubahan ketinggian airnya

Telur, mangga, gabus,


batu

- Diulangi pengujian, pengukuran, dan pengamatan serupa


pada bahan perlakuan ke 2,3,4, dan 5

Hasil

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
3.2 Density

Alat dan Bahan

- Disiapkan

Gelas ukur

- Ditimbang dengan timbangan analitik

Susu

- Diambil 50 ml dan dimasukkan ke dalam gelas ukur


- Ditimbang bersama dengan gelas ukur menggunakan
timbangan analitik
- Diukur suhu selama 3 menit

Minyak dan Air

- Diulangi pengukuran volume, massa, dan suhu dengan


cara serupa pada masing-masing minyak dan air

Hasil

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum


4.1.1 Data Hasil Pengamatan Buoyancy
No. Nama Benda Massa (kg) ∆H1 (m) ∆H2 (m)
1. Kentang 0,03802 0,003 0,003
2. Telur 0,07048 0,005 0,005
3. Mangga 0,285665 0,15 0,02
4. Gabus 0,004416 0,0005 0,01
5. Batu 0,213392 0,005 0,005
Keterangan:
D1 : 0,156 m
D2 : 0,164 m

4.1.2 Data Hasil Pengamatan Density


No. Massa Fluida + Gelas Beaker Massa Fluida T(oC)

1. Susu+Gelas Beaker = 0,178465 kg 0,051702 kg 32

2. Minyak+Gelas Beaker= 0,170864 kg 0,044101 kg 32

3. Air+Gelas Beaker= 0,176046 kg 0,049283 kg 30

4.1.3 Data Hasil Perhitungan


Massa Gelas Beaker = 0,126763 kg
Volume fluida = 5 x 10-5 m3
Massa Fluida
1. Susu = (Massa Susu+Gelas ukur) – (Massa Gelas Beaker)
= 0,178465 - 0,126763
= 0,051702 kg
2. Minyak = (Minyak+Gelas Beaker) - (Massa Gelas Beaker)
= 0,170864 - 0,126763
= 0,044101 kg
3. Air = (Air+Gelas Beaker) - (Massa Gelas Beaker)
= 0,176046 - 0,126763
= 0,049283 kg

Perhitungan
m 0,051702 kg
1. ρ susu = v
= 5 x 10-5 m3
= 1.034,04 kg/m3

m 0,044101 kg
2. ρ minyak = v
= 5 x 10-5 m3
= 882,02 kg/m3

m 0,049283 kg
3. ρ air = v
= 5 x 10-5 m3
= 985,66 kg/m3

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5

m
Jenis Fluida Massa Fluida (kg) Volume Fluida (m3) ρ= (kg/m3)
v

Air 0,049283 5 x 10-5 985,66

Minyak 0,044101 5 x 10-5 882,02

Susu 0,051702 5 x 10-5 1032,04

Perhitungan
1. Luas Tabung
A1 = ¼ x 𝜋 x (d1)2
= ¼ x 3,14 x (0,156)2
= 0,0191 m2

A2 =¼ x 𝜋 x (d2)2
=¼ x 3,14 x (0,164)2
= 0,02111 m2

2. Volume
 Volume Benda Tenggelam (V)
∆H1 x A1 + ∆H2 x A2
Kentang
V = 0,003 x 0,0191 + 0,003 x 0,02111 = 0,0001206
Telur
V = 0,005 x 0,0191 + 0,005 x 0,02111 = 0,0002010
Mangga
V = 0,15 x 0,0191 + 0,02 x 0,02111 = 0,003287
Gabus
V = 0,0005 x 0,0191 + 0,01 x 0,02111 = 0,00022065
Batu
V = 0,005 x 0,0191 + 0,005 x 0,02111 = 0,0002010
 Volume Total
∆H2 x A1 + ∆H2 x A2
Kentang
V = 0,003 x 0,01910 + 0,003 x 0,02111 = 0,0001206
Telur
V = 0,005 x 0,01910 + 0,005 x 0,02111 = 0,0002010
Mangga
V = 0,02 x 0,01910 + 0,02 x 0,02111 = 0,0008042
Gabus
V = 0,01 x 0,01910 + 0,01 x 0,02111 = 0,0004021
Batu
V = 0,005 x 0,01910 + 0,005 x 0,02111 = 0,0002010

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
 Volume Benda Terapung
Vtotal – Vtenggelam
Kentang
V = 0,0001206 - 0,0001206 = 0
Telur
V = 0,0002010 - 0,0002010 = 0
Mangga
V = 0,0008042 - 0,003287 = -0,0024828
Gabus
V = 0,0004021 - 0,00022065 = 0,00018145
Batu
V = 0,0002010 – 0,0002010 = 0

3. Massa Jenis Benda


𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎
 𝜌= 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 0,03802
Kentang 𝜌 = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
= 0,0001206 = 315,257
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 0,07048
Telur 𝜌 = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,0002010 = 350,646
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 0,285665
Mangga 𝜌 = = = 355,216
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 0,0008042
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 0,004416
Gabus 𝜌 = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,0004021 = 10,982
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 0,0213392
Batu 𝜌 = 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,0002010 = 106,1651

4. Gaya Apung
 Fa = 𝜌 𝑎𝑖𝑟 x Gravitasi x Vtotal
Kentang
Fa = 1000 x 10 x 0,0001206 = 1,206 N
Telur
Fa = 1000 x 10 x 0,0002010 = 2,01 N
Mangga
Fa = 1000 x 10 x 0,0008402 = 8,042 N
Gabus
Fa = 1000 x 10 x 0,0004021 = 4,021 N
Batu
Fa = 1000 x 10 x 0,0002010 = 2,01 N

5. Berat Benda
 W = Massa x G
Kentang
V = 0,03802 x 10 = 0,3802 N
Telur
V = 0,07048 x 10 = 0,7048 N
Mangga
V = 0,285665 x 10 = 2,85665 N
Gabus
V = 0,004416 = 0,04416

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
Batu
V = 0,213392 x 10 = 2,13392 N

6. Kerapatan Relative
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑥 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖
 KR = 𝐹𝐴
Kentang
0,3802
KR = = 0,31525
1,206
Telur
0,7048
KR = 2,01
= 0,35064
Mangga
2,85665
KR = = 0,035522
8,042
Gabus
0,0416
KR = 4,021
= 0,010345
Batu
2,13392
KR = 2,01
= 1,06165

7. Berat yang ditambahkan (BJ)


 BJ = 𝜌 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 x Gravitasi
Kentang
BJ = 315,25704 x 10 = 3.152,5707 N
Telur
BJ = 350,646766 x 10 = 3.506,646766 N
Mangga
BJ = 355,216364 x 10 = 3.552,16364 N
Gabus
BJ = 10,982342 x 10 = 109,82342 N
Batu
BJ = 106,1651741 x 10 = 1.061,651741 N

8. Massa Total
 Massa batu + massa benda (benda tenggelam, M batu = 0)
Kentang
Massa total = 0 + 0,03802 = 0,03802 kg
Telur
Massa total = 0 + 0,07048 = 0,07048 kg
Mangga
Massa total = 0,213392 + 0,285665 = 0,499057 kg
Gabus
Massa total = 0,213392 + 0,004416 = 0,217808 kg
Batu
Massa total = 0 + 0,213392 = 0,213392 kg

9. Volume Batu yang Ditambahkan


m.total (A1+A2) x ρ.air + m.batu (A1+A2) x ρ.air – V.total x ρ.benda
 = 𝜌.𝑏𝑎𝑡𝑢

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
Kentang
0,03802 (0,04021) x 1000 + 0(0,0421) x 1000 – 0,0001206 x 315,5704
=
1061,651741
1,490764200
= = 0,01404157646 m3
106,1651741
Telur
0,07084 (0,04021) x 1000 + 0(0,0421) x 1000 – 0,0002010 x 350,646766
= 1061,651741
2,763520800
= 106,1651741
= 0,02603025 m3
Mangga
0,499057 (0,04021) x 1000 + 0,213392(0,0421) x 1000 – 0,0008042 x 355,216364
=
1061,651741
28,76522017
= 106,1651741
= 0,27094779 m3
Gabus
0,213392 (0,04021) x 1000 + 0,213392(0,0421) x 1000 – 0,0004021 x 10,982342
=
1061,651741
17,15656864
= 106,1651741
= 0,16160260 m3
Batu
0,213392 (0,04021) x 1000 + 0(0,0421) x 1000 – 0 x 315,5704
= 1061,651741
8,58049232
= = 0,08082210002 m3
106,1651741

10. Berat yang ditambahkan


 W = BJ batu – Volume benda
Kentang
W = 1061,651741 – 0,0001206 = 1.061,6516 N
Telur
W = 1061,651741 – 0,000201 = 1.061,6515 N
Mangga
W = 1061,651741 – 0,0008042 = 1.061,6510 N
Gabus
W = 1061,651741 – 0,000402 = 1.061,6513 N
Batu
W = 1061,651741 – 0,000201 = 1.061,6515 N

11. Massa Batu


𝑤
 m=𝑔
Kentang
𝑤 1.061,6516
m= = = 106,16516 kg
𝑔 10
Telur
𝑤 1.061,6515
m= 𝑔
= 10
= 106,16515 kg
Mangga
𝑤 1.061,651
m= 𝑔
= 10
= 106,1651 kg
Gabus
𝑤 1.061,6513
m= = = 106,16513 kg
𝑔 10
Batu
𝑤 1.061,6515
m= 𝑔
= 10
= 106,16515 kg

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
12. Volume batu minimum untuk mengapung
𝑊
 v=
𝜌𝑔
Kentang
𝑊 1.061,6516
v = 𝜌𝑔 = 1000(10) = 0,1616516 m3 = 161.651,6 ml
Telur
𝑊 1.061,6515
v= = = 0,1616515 m3 = 161.651,5 ml
𝜌𝑔 1000(10)
Mangga
𝑊 1.061,651
v = 𝜌𝑔 = 1000(10) = 0,161651 m3 = 161.651,1 ml
Gabus
𝑊 1.061,6513
v = 𝜌𝑔 = 1000(10) = 0,1616513 m3 = 161.651,3 ml
Batu
𝑊 1.061,6515
v= = = 0,1616515 m3 = 161.651,5 ml
𝜌𝑔 1000(10)

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
4.2 Analisis Data Hasil Praktikum Buoyancy
Berdasarkan data sekunder, diperoleh massa bahan, perbedaan tinggi air 1, perbedaan
tinggi air 2, diameter dalam pipa, dan diameter luar pipa. Diperoleh bahwa massa kentang
sebesar 0,03802 kg, massa telur sebesar 0,07048 kg, massa mangga sebesar 0,285665 kg,
massa gabus sebesar 0,004416 kg, dan massa batu sebesar 0,213392 kg. Diperoleh
perbedaan tinggi air pertama pada kentang sebesar 0,003 m, pada telur sebesar 0,005 m,
pada mangga sebesar 0,15 m, pada gabus sebesar 0,0005 m, dan pada batu sebesar 0,005
m. Sedangkan, diperoleh ketinggian air pertama pada 0,003 m, pada telur sebesar 0,005 m,
pada mangga sebesar 0,02 m, pada gabus sebesar 0,01 m, dan pada batu sebesar 0,005 m.
Adapun, pada setiap perlakuan digunakan pipa paralon dengan diameter dalam sebesar 0,156
m dan diameter luar sebesar 0,164 m.
Melalui data awal tersebut, dilakukan perhitungan, sehingga diperoleh besaran setiap
bahan sebagai berikut. Luas diameter dalam tabung sebesar 0,0191 m2, luas diameter luar
sebesar 0,02111 m2. Volume dalam keadaan tenggelam pada kentang sebesar 1,206x10-4 m3;
pada telur sebesar 2,01 x10-4 m3 , pada mangga sebesar 3,287 x10-3 m3, pada gabus sebesar
2,206x10-4 m3, dan pada batu sebesar 2,01x10-4 m3. Berikutnya, diperoleh volume total berupa
volume hasil penambahan batu atau perkalian dengan diameter luar pipa, dengan volume total
kentang sebesar 1,206 x10-4 m3, volume total telur sebesar 2,01 x10-4 m3, volume total mangga
sebesar 8,042x10-4 m3, volume total gabus sebesar 4,021x10-4 m3, dan volume total batu
sebesar 2,01x10-4 m3. Berikutnya, diperoleh volume dalam keadaan terapung pada mangga
sebesar -2,4828x10-3 m3 dan pada gabus sebesar 1,814 x10-4 m3. Adapun ditentukan massa
jenis kentang sebesar 315,257 kg/m3, massa jenis telur sebesar 350,646 kg/m3, massa jenis
mangga sebesar 355,216 kg/m3, massa jenis gabus sebesar 10,982 kg/m3, dan massa jenis
batu sebesar 106,1651 kg/m3. Dengan acuan massa jenis dan volume total tersebut beserta
acuan gravitasi sebesar 10 m/s2, diperoleh nilai gaya apung pada kentang sebesar 1,206 N,
pada telur sebesar 2,01 N, pada mangga sebesar 8,042 N, pada gabus sebesar 4,021 N, dan
pada batu sebesar 2,01 N. DI samping itu, diperoleh berat kentang sebesar 3,802x10-1 N,
berat telur sebesar 7,048x10-1 N, berat mangga sebesar 2,8566 N, berat gabus sebesar 4,416
x10-2 N, dan berat batu sebesar 2,134 N. Adapun dengan perhitungan lanjutan, diperoleh
kecepatan relatif pada kentang sebesar 3,152 x10-1, pada telur sebesar 3,506 x10-1, pada
mangga sebesar 3,552 x10-2, pada gabus sebesar 1,0345 x10-2 , dan pada batu sebesar
1,062. Berikutnya, diesrimasi berat jenis pada kentang sebesar 3,152 x103 kgm-2s-2, pada telur
sebesar 3,506 x103 kgm-2s-2, pada mangga sebesar 3,552 x103 kgm-2s-2, pada gabus sebesar
1,098 x101 kgm-2s-2, dan pada batu sebesar 1,061x103 kgm-2s-2. Berikutnya, diperoleh massa
total kentang sebesar 3,802 x 10-2 kg, massa total telur sebesar 7,048 x 10-2 kg, massa total
mangga sebesar 4,99 x 10-1 kg, massa total gabus sebesar 2,178 x 10-1 kg, dan massa total
batu sebesar 2,134 x 10-1 kg. Kemudian, diperoleh volume batu yang ditambahkan pada
kentang sebesar 1,404 x10-2 m3, pada telur sebesar 2,603 x10-2 m3, pada mangga sebesar
2,709x10-1 m3, pada gabus sebesar 1,616 x10-1 m3, dan pada batu sebesar 8,082 x10-2 m3.
Selanjutnya, berat batu yang diestimasi pada kentang sebesar 1,0616516 x103 N, pada telur
sebesar 1,0616515 x103 N, pada mangga sebesar 1,0616511,061 x103 N, pada gabus
sebesar 1,06165131,061 x103 N, dan pada batu sebesar 1,06165151,061 x103 N. Terakhir,
diperoleh massa batu pada kentang sebesar 1,0616516x102 kg, pada telur sebear
1,0616515x102 kg, pada mangga sebesar 1,061651x102 kg, pada gabus sebesar
1,0616513x102 kg, dan pada batu sebesar 1,0616515x102 kg.
Adapun metode yang dipakai dalam penguuran besaran turunan menggunakan
pengolahan dari besaran pokok saja. Dalam hal ini, margin kesalahan dinilai cukup tinggi,
misalnya dengan adanya volume benda terapung yang bernilai negatif. Dianalisis bahwa
rumus yang dipakai, dinilai kurang sesuai, dibuktikan dengan pengurangan besaran dengan
dimensi yang berbeda (pada perhitungan berat jenis). Maka, analisis yang dilakukan akan
terbatas secaara numerik tanpa validasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

4.3 Analisis Data Hasil Praktikum Density

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
Berdasarkan data, diperoleh massa jenis susu, minyak, dan air melalui perbandingan
massa dan volume. Diketahui massa air sebesar 0,049283 kg, massa minyak sebesar
0,044101 kg, dan massa susu sebesar 0,051702 kg. Volume bahan perlakuan berupa susu,
minyak, dan air masing-masing bernilai 50 ml. Sehingga, diperoleh bahwa susu memiliki
massa jenis sebesar 1.034,04 kg/m3, massa jenis minyak sebesar 882,02 kg/m3, dan massa
jenis air sebesar 985,66 kg/m3. Sehingga, dianggap bahwa kerapatan susu lebih tinggi
daripada kerapatan air, dan kerapatan air lebih tinggi daripada kerapatan minyak. Dalam hal
ini, bila ketiga zat cair dicampurkan dalam satu wadah, minyak akan terletak pada lapisan
teratas, kemudian air, dan terakhir susu pada lapisan terbawah. Bila dihubungkan dengan
gaya apung berdasarkan Hukum Archimedes, diketahui bahwa urutan nilai gaya apung dari
yang terbesar ke terkecil terdapat pada susu, air, kemudian minyak.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Hubungan Massa dengan Buoyancy
Menurut analisis keadaan benda dan nilai buoyancy diperoleh bahwa benda terapung
mengalami gaya apung yang lebih besar daripada benda tenggelam. Hal ini mengingat bahwa
besarnya massa memudahkan benda untuk semakin memindahkan air, sehingga semakin
banyak berat air yang dipindahkan, semakin besar pula gaya apungnya. Namun, validasi data
praktikum kurang dapat dipertanggungjawabkan karena adanya volume terapung mangga
yang bernilai negatif. Terlepas dari hal itu, secara umum disimpulkan bahwa nilai gaya apung
bernilai sebanding dengan besarnya massa.

4.4.2 Urutan Nilai Buoyancy dari yang Terkecil hingga yang Terbesar dan Penjelasannya
Adapun, berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa, nilai gaya apung dari yang
terkecil ke terbesar berurutan terdapat pada kentang, batu dan telur, gabus, kemudian
mangga. Satu-satunya faktor perbedaan antara benda-benda tersebut adalah volume total,
karena percepatan gravitasi dan massa jenis air yang digunakan dianggap senilai. Karena
perhitungan nilai buoyancy hanya berasal dari pengolahan besaran pokok, maka urutan
volume total benda dari terkecil ke terbesar sama, yaitu kentang, batu dan telur, gabus,
kemudian mangga.

4.4.3 Hubungan Volume, Massa, Suhu dengan Densitas


Melalui perhitungan massa jenis, didapat bahwa volume dan massa merupakan faktor
utama yang berpengaruh terhadap densitas. Adapun berdasarkan rumus, massa bernilai
sebanding dengan massa jenis (densitas) sedangkan volume bernilai berbanding terbalik
dengan densitas. Pada percobaan ini, volume seluruh fluida bernilai setara, sehingga hanya
massa fluida yang dapat diujikan sebagai faktor pengaruh densitas. Melalui data yang
diperoleh bahwa nilai massa berbanding lurus dengan nilai densitas. Di samping itu, terdapat
pula faktor luar berupa suhu. Suhu tersebut mengakibatkan jarak antar molekul semakin
merenggang, sehingga volume bertambah. Dengan demikian. dapat disimpulkann bahwa nilai
suhu berbanding terbalik dengan nilai massa jenis.

4.4.4 Urutan Nilai Densitas dari yang Terkecil hingga Terbesar dan Penjelasannya
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa massa jenis fluida susu lebih besar
daripada massa jenis fluida air, dan massa jenis fluida air lebih besar daripada massa jenis
fluida minyak. Dengan menggunakan volume yang sama pada ketiga jenis fluida, dapat
diketahui bahwa massa jenis bernilai berbanding lurus dengan nilai massa. Adapun, bila ketiga
larutan tersebut diletakkan dalam satu wadah tanpa adanya pelarutan, maka susu akan
terletak di lapisan paling bawah, air di lapisan tengah, dan minyak di lapisan teratas. Hal ini
disebabkan karena massa jenis yang semakin besar menunjukkan massa fluida yang lebih
berat dan lebih rapat, sehingga lebih cenderung tenggelam (berada di lapisan bawah).

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
4.4.5 Perbandingan Literatur dengan Hasil Praktikum
Berdasarkan hasil praktikum, diketahui bahwa gaya apung terbesar terdapat pada
benda yang massanya paling besar yang bila dibandingkan dengan volume totalnya, memiliki
rasio perbandingan massa-volume (massa jenis) yang paling besar. Berdasarkan literatur,
diketahui bahwa besarnya gaya apung pada benda terapung dan melayang sama besar,
sehingga beban tambahan (yang digunakan untuk menambah massa jenis total) digunakan
untuk menentukan nilai gaya apung yang presisi. Adapun, terdapat kesamaan pernyataan
umum antara literatur dan rumus dalam praktikum tentang hubungan gaya apung denga
volume dan massa jenis. Hubungan itu menyatakan bahwa nilai gaya apung sebanding
dengan nilai massa jenis, nilai gaya apung sebanding dengan nilai percepatan gravitasi, dan
nilai gaya apung sebanding dengan nilai volume benda tercelup (Rivaldo dkk., 2018).
Pada percobaan densitas, dibuktikan bahwa nilai massa sebanding dengan nilai massa
jenis. Dengan referensi literatur, diketahui pula bahwa nilai massa jenis berbanding tebalik
dengan nilai volume. Sehingga, melalui kedua pernyataan tersebut disimpulkan bahwa nilai
massa jenis seanding dengan nilai massa dan berbanding terbalik dengan nilai volume suatu
benda (Antika dkk., 2012).

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Melalui percobaan dan studi literatur, dibuktikan bahwa nilai gaya apung merupakan
fungsi dari perkalian massa jenis fluida, percepatan gaya gravitasi, dan volume benda
tercelup. Pada percobaan didapat bahwa urutan nilai gaya apung terbesar ke terkecil terdapat
pada mangga (8,042 N), gabus (4,02 N), telur dan batu (2,01 N), kemudian kentang (1,206 N).
Selain itu, dibuktikan bahwa nilai massa jenis (densitas) merupakan fungsi dari perbandingan
massa dengan volume suatu zat. Sehingga, didapat urutan densitas terbesar ke terkecil pada
susu (1.034,04 kg/m3), air (985,66 kg/m3), kemudian minyak (882,02 kg/m3). Percobaan
tersebut dilakukan secara numerik dengan dibantu studi literatur. Adapun kevalidan data yang
diperoleh dianggap kurang memadai karena pengolahan data hanya didasarkan pada
pengukuran besaran pokok.

5.2 Saran
Apresiasi patut diberikan bagi asisten dan pengurus praktikum yang telah beradaptasi dan
mampu menyesuaikan sistem penilaian dengan metode yang berbeda dari tahun sebelumnya
(daring). Diharapkan pengumpulan praktikum dapat terus dilakukan secara daring melalui
internet, dengan pertimbangan efisiensi waktu pengumpulan, minimnya biaya pencetakan,
serta pembiasaan diri guna pembuatan jurnal skala nasional atau internasional yang dimuat
di internet pada masa mendatang. Adapun, terkait materi buoyancy dan density, diharapkan
dapat digantikan dengan materi lain, mengingat telah dilakukan praktikum dengan tujuan
serupa pada Fisika Dasar. Sehingga, pemilihan tema yang lebih aplikatif dan ditinjau dari
keadaan lapang sangat diharapkan.

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
DAFTAR PUSTAKA

Anjarsari, L., Arif S., dan Amir S., 2015. Desain dan Realisasi Alat Ukur Massa Jenis Zat
Cair Berdasarkan Hukum Archimedes Menggunakan Sensor Fotodioda. Jurnal Teori
dan Aplikasi Fisika 3 (2): 1-8.

Annuar Ariffin, Norwi I.M.N., Muhammad R.B., Juhana J., Lisendra M., dan Asep B.D.N., 2020.
Improved bubbling for membrane fouling control in filtration of palm oil mill effluent
anaerobic digester sludge. Journal of Water Processing Engineering 36: 1-9.

Gerber, Mandy dan Nico S., 2015. Density of biogas digestate depending on temperature
and composition. Bioresource Technology 192: 172-176.

Hua, Yujuan, Fateneh S.M., Zeyu Y., Bruce P.H., Carl E.B., 2018. Effect of evaporative
weathering and oil-sediment interactions on the fate and behau=viour of diluted
bitumen in marine environments. Chemosphere 191: 1038-1047.

Meng, Xiajojing, Yi W., Tiening L., Xiao X., Yingxue C., dan Jiangping Z., 2016. Influence of
radiation on predictive accuracy in numerical simulations of the thermal
environment in industrial buildings with buoyancy-driven natural ventilation.
Applied Thermal Engineering 96: 473-480.

Rivaldo, Lugy, Muhammad R.A.T.,dan Tutris T. , 2018. Resources Siswa SMA tentang
Konsep Gaya Archimedes. Jurnal Pendidikan Fisika 6 (3): 1-8.

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Antika, L., E. Julianty, Miroah, A. Nurul dan F. Hapsari, 2012. Pengukuran (Kalibrasi) Volume
dan Massa Jenis. Spektra: Jurnal FIsika dan Aplikasinya 13 (1): 22-28.

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
LAMPIRAN

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5

Praktikum Mekanika Fluida 2020


Michael Adi
195100907111044 - O5
LAMPIRAN TAMBAHAN

Praktikum Mekanika Fluida 2020

Anda mungkin juga menyukai