Anda di halaman 1dari 26

PENGELOLAAN KUALITAS AIR

Materi Kuliah:
1) Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme
2) Baku mutu air dan air limbah
3) Pencemaran titik dan pencemaran garis serta
pengaruhnya terhadap kualitas air
4) Indeks Kualitas Air
5) Status Mutu Air
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

 Ion Utama (major ion) terlarut di dalam perairan dalam jumlah


banyak, yaitu kalsium (Ca²⁺), Magnesium (Mg²⁺), Natrium
(Na⁺), Kalium (K⁺), Klor (Cl⁻) bikarbonat (HCO₃⁻), dan sulfat
(SO₄²⁻).

 Nutrien utama yang dibutuhkan oleh hampir semua sel makhluk


hidup adalah karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N), oksigen
(O), fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), sulfur (S) Kalsium
(Ca) dan Besi (Fe).
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

 Minor ion (dalam jumlah sedikit) yang terdapat di perairan adalah


fosfat (PO₄³⁻, HPO₄²⁻, dan H₂PO₄⁻), Nitrat (NO₃²⁻) dan
amonium (NH₄⁺). Kadang-kadang silika (SiO₂), besi (Fe), Mangan
(Mn), dan Molibdenum (Mo).

 Ion renik (trace) adalah ion yang terdapat di perairan dalam jumlah
sangat sedikit, biasanya dinyatakan dalam nanogram/liter –
mikrogram/liter, seperti tembaga (Cu), Seng (Zn), Boron (B), flor
(F), brom (Br), kobalt (Co), Air raksa (Hg), Kadmium (Cd), perak
(Ag), kromium (Cr), Vanadium (V), arsen (As), antimonium (Sb),
timah (Sn),dll.

 Beberapa ion renik dibutuhkan oleh organisme akuatik


Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

 Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang


(latitude), ketinggian dari muka laut (altitude), waktu dalam
hari, sirkulasi udara, penutupan awan, aliran serta kedalaman
air.

 Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas,


reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi. Juga menyebabkan
terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organik oleh
mikroba.
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

Stratifikasi suhu pada perairan tergenang;


 Epilimnion, lapisan bagian atas perairan, hangat, suhu relatif
konstan
 Termoklin/metalimnion, lapisan dibawah lapisan epilimnion,
perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar
 Hipolimnion, lapisan dibawah lapisan metalimnion, lebih
dingin, perbedaan suhu secara vertikal relatif kecil, massa air
bersifat stagnan, tidak mengalami pencampuran, densitas lebih
besar
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

 Inti atom mengandung proton (+), neutron (netral) serta


dikelilingi oleh orbit elektron yang bermutan negatif
 Biasanya proton, neutron, dan elektron negatif berada dalam
kondisi kesetimbangan
 Isotop : atom dari suatu unsur kimia yang sama memiliki
jumlah neutron yang bervariasi
 Beberapa isotop (Radioisotop/Radionuklida) bersifat tidak
stabil, untuk mencapai kestabilan, melepaskan gelombang
elektromaknetik.
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

 Alpha partikel, terdiri dari atas 2 proton, dan 2 neutron,


kemampuan penetrasi sangat kecil, hilang energi pada jarak
pendek, radiasi ini memasuki tubuh makhluk hidup melalui
pernapasan dan dapat merusak jaringan tubuh karna akan
mengalami Ionisasi.

 Beta Partikel, terdiri atas elektron/proton, tergatung pada


neutron, kemampuan penetrasi > alpha artikel, dapat menembus
jaringan tubuh namun tertahan oleh air, kaca, dan logam,
berbahaya bagi makhluk hidup
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

 Radiasi Gamma (Sinar X), gelombang radiasi


elektromagnetik pendek yang tidak bermuatan, memiliki
kemampuan penetrasi yang cukup kuat

 Radiasi neutron, hanya ditemukan pada reaktor nuklir,


nukleus yang tidak stabil memiliki kelebihan neutron dalam
jumlah besar, nukleus yang tidak stabil kemudian pecah dan
menghasilkan neutron yang memiliki penetrasi tinggi.
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

 Sifat radioaktivitas atom menurun dengan bertambahnya


waktu

 Radioaktif dengan waktu paruh pendek akan melepaskan


radiasi dalam jumlah besar dan berbahaya bagi makhluk
hidup, sedangkan radioaktif dengan waktu paruh panjang
melepaskan radiasi dalam jumlah sedikit dan relatif lebih
tidak berbahaya bagi makhluk hidup
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

 Air mudah tercemar oleh mikroorganisme berbahaya (patogen)


yang masuk melalui limbah.
 Air juga memainkan peranan yang penting dalam penyebaran
penyakit.
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme

Jenis Patogen Jenis penyakit


Bakteri:
1. Campylobacter jejuni Gastroenteritis
2. Legionella pneumophila Penyakit pernafasan
3. Salmonella Tipoid, paratipoid, salmonellosis
4. Shigella Disentri basilus
5. Vibrio cholerae/ comma Kolera
6. Yesinia enterocolitica Gastroenteritis
Virus:
1. Enterovirus Poliomyelitis, penyakit pernafasan,
meningitis, dan hepatitis
2. Rotavirus Diarrhoea & enteritis
Major Ion, Minor Ion, thermal, radioaktif dan
mikroorganisme
Jenis Patogen Jenis penyakit
Protozoa:
1. Cryptosporidium Diarrhoea
2. Entomoeba histolytica Disentri amoeba
3. Giardia lamblia Diarrhoea
4. Naegleria fowleri Meningoencephalitis
Halminthes:
1. Diphyllobothrium latum Infeksi cacing
2. Taenia saginata Infeksi cacing
3. Schistosoma spp. bilharzia
4. Clonorchis sinensis Infeksi treamatoda
5. Dracunculus medinensis Cacing guinea
Baku Mutu air dan Air Limbah

PP RI No. 82 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan


Pengendalian Pencemaran Air:

 Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air


sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya
untuk menjadi agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya

 Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air
Baku Mutu air dan Air Limbah

Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :


a) Kelas satu, air yang peruntukann ya dapat digunakan
untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut;

b) Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan


untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan
atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut;
Baku Mutu air dan Air Limbah

c) Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan


untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
imengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;

d) Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan


untuk mengairi,pertanaman dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut
Baku Mutu air dan Air Limbah
Permen LH No.05 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah:

 Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud
cair.

 Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan/atau
kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen
dan asrama.

 Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dari suatu
usaha dan/atau kegiatan.
Indeks Kualitas Air
 pemantauan kualitas air terhadap badan air adalah sebagai
bahan kajian guna engevaluasi program pengendalian kualitas
lingkungan pada umumnya dan kualitas perairan pada
khususnya.

 Pada dasarnya indek kualitas air adalah merupakan petunjuk


atau informasi guna menterjemahkan tingkat pencemaran
yang didasarkan hubungan kuantitas tiap parameter air.

 Penilaian IKA didasarkan atas pengaruh tiap parameter bahan


pencemar terhadap peruntukkan kualitas air.
Status mutu air
KEPMEN LH No. 115 Thn 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status
Mutu air, yang dimaksud dengan :
a) Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan
kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu
tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang
ditetapkan.

 Penentuan status mutu air dapat menggunakan Metode STORET atau


Metode Indeks Pencemaran.
PENENTUAN STATUS MUTU AIR
DENGAN METODA STORET

 Dengan metoda STORET ini dapat diketahui parameter-parameter


yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air
 prinsip metoda STORET adalah membandingkan antara data kualitas
air dengan baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna
menentukan status mutu air
PENENTUAN STATUS MUTU AIR
DENGAN METODA STORET
PENENTUAN STATUS MUTU AIR
DENGAN METODA STORET
 Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan
menggunakan sistem nilai dari “US-EPA (Environmental
Protection Agency)”

Kelas skor Status mutu air


Kelas A baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu

Kelas B baik, skor = -1 s/d -10 cemar ringan


Kelas C sedang, skor = -11 s/d -30 cemar sedang

Kelas D buruk, skor ≥ -31 cemar berat


PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN
METODA INDEKS PENCEMARAN
 Indeks Pencemaran(Pollution Index) yang digunakan untuk menentukan
tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan
(Nemerow, 1974).

 Indeks ini memiliki konsep yang berlainan dengan Indeks Kualitas Air
(Water Quality Index). Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu
peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan
bagi seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai.

 Metoda ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan


dapat atau tidaknya sungai dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan
nilai parameter-parameter tertentu.
PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN
METODA INDEKS PENCEMARAN
 Evaluasi terhadap nilai PI adalah :

Indek Pencemaran (IP) Status Mutu air


0 ≤ PIj ≤1,0 memenuhi baku mutu (kondisi baik)
1,0 < PIj ≤ 5,0 cemar ringan
5,0 < PIj ≤10 cemar sedang
PIj > 10 cemar berat

Anda mungkin juga menyukai