Anda di halaman 1dari 29

Sistem Manajemen

Lingkungan
(Environment Management System)

Pertemuan ke 2
Pengantar Teknik Lingkungan
PENGERTIAN

Bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang


 Bersifat dinamis dan selalu
meliputi struktur organisasi, tanggung jawab,
berkembang,
pelaksanaan, prosedur, dan sumber daya untuk
 Melibatkan semua orang,
mengembangkan, mengimplementasikan,
 Setiap komponen saling
mencapai, mengevaluasi dan memelihara
ketergantungan,
kebijakan lingkungan (ISO 14001:2004)
 Terintegrasi ke dalam sistem
manajemen organisasi,
Manajemen Lingkungan (Pengelolaan Lingkungan) menurut
 Konsisten dalam kegiatan dan
Undang-undang No 23/1997 adalah upaya terpadu untuk
perilaku,
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,  Standard operasi,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian  Mencerminkan visi jangka panjang
lingkungan hidup dan kegiatan jangka pendek.
Sistem Manajemen Lingkungan
Tujuan : Sustainable development (mencapai tujuan ekonomi dan lingkungan)

Sistem
Manajemen Standar International Standart Organization
Lingkungan yang keluar (ISO)

Pengelolaan ISO 14001 : 2004


Lingkungan Environmental System Manajemen

Harus dapat
diukur
Contoh :
ISO 14001 merupakan sertifikat
YANG DIKELUARKAN jika suatu bahan baku proses limbah
usaha dan/atau kegiatan telah Ketertiban
menerapkan system manajemen dokumen
lingkungan
Suatu perusahaan mendapatkan
ISO 14001 apabila memiliki
Sertifikat erdapat masa kada luarsanya dokumen lingkungan Recycle
Kebijakan Lingkungan

 Pernyataan mengenai maksud Plan

dan prinsip-prinsip dalam


Siklus
peningkatan kinerja lingkungan Action
PDCA
SML Do
 Kerangka kerja dan arahan
untuk keseluruhan kegiatan Check
 Motivator untuk melaksanakan
SML

 Mencakup komitmen: Aspek Lingkungan

 Perbaikan berkelanjutan
Persyaratan hukum dan
 Pencegahan pencemaran PERENCANAAN persyaratan lainnya

 Penataan terhadap
Tujuan, sasaran, dan
peraturan program
DEFINISI

 Aspek lingkungan: bagian dari kegiatan organisasi,


produk atau jasa yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan
 Dampak lingkungan: setiap perubahan yang terjadi
pada lingkungan, baik yang menguntungkan maupun
yang merugikan, sebagian atau seluruhnya yang
diakibatkan oleh kegiatan organisasi produk atau jasa
 Aspek penting lingkungan: aspek lingkungan yang
memiliki atau dapat memiliki dampak penting
lingkungan
Posisi Manajemen Lingkungan

Perencanaan Pelaksanaan Limbah akibat kegiatan:


sebelum kegiatan: Kegiatan:  Pengendalian penc

 AMDAL  RKL  PP Udara

 ANDAL  RPL  PP Air dan Laut

 RKL  Produksi bersih  PPL B3

 RPL  Audit  PKL


Lingkungan  Superkasih
 SML
 Proper
 Ekolabel
 CDM
 dll
Instrumen Pengelolaan LH

Secara teoritis AMDAL merupakan salah satu


AMDAL instrumen pengelolaan lingkungan hidup

 AMDAL mulanya diatur dalam UULH 1982 yang selanjutnya diatur lebih rinci dengan PP No 29
Tahun 1986.

 AMDAL merupakan suatu upaya atau pendekatan untuk mengkaji apakah kegiatan pemanfaatan
atau pengolahan SDA atau kebijakan pemerintah dapat menimbulkan dampak terhadap
lingkungan yang selanjutnya dilakukan untuk mengambil keputusan kelayakan dan Izin
Lingkungan.

 Negara yang pertama kali mengintrodusir pendekatan ini kedalam proses pengambilan keputusan adalah AS
melalui UU yang terkenal dengan nama “ the National Environmental Plicy Act” (NEPA) yang di undangkan
pada tahun 1967. berdasarkan NEPA pembangunan harus dikaji tidak saja manfaat ekonominya tetapi juga
dampaknya terhadap lingkungan hidup. Kajian tersebut dikenal sebagai Environmental Impact Assessment
(EIA). Perbedaan EIA dan AMDAL berada pada pengelolaan dampak. Di dalam AMDAL kajian dampak
tidak selalu di artikan pengaruh negatif tetapi juga pengaruh positif
Pengertian dan Penyusunan Dokumen AMDAL

Analisis mengenai dampak lingkungan


IZIN LINGKUNGAAN adalah izin yang diberikan
(Amdal) adalah kajian mengenai dampak
kepada setiap orang yang melakukan Usaha
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau
direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan UKL/UPL dalam rangka perlindungan Lingkungan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha Hidup sebagai prasyarat memperoleh Izin Usaha
dan/atau kegiatan (UU No. 32 tahun 2009 dan/ atau Kegiatan. (PP No 27 Tahun 2012 tentang
tentang Perlindungan & Pengelolaan Izin Lingkungan)
Lingkungan).

Penyusunan Dokumen AMDAL :


Dampak Penting adalah perubahan lingkungan  Kerangka Acuan (KA)
hidup yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh  Analisis Dampak Lingkungan (Andal)
suatu Usaha dan/ atau Kegiatan (PP No 27 Tahun  RKL-RPL
2012 tentang Izin Lingkungan)
Sistematika AMDAL

KA-ANDAL Ruang lingkup kajian AMDAL yang merupakan hasil


Kerangka Acuan ANDAL pelingkupan

Telaahan secara cermat dan mendalam tentang


ANDAL besar dan sifat penting dampak dari suatu rencana
Analisis Dampak Lingkungan usaha dan/atau kegiatan

RKL Upaya penanganan/pengelolaan dampak penting


Rencana Pengelolaan Lingk. terhadap lingkungan hidup

Upaya pemantauan komponen lingkungan yang


RPL
terkena dampak penting dari suatu rencana usaha
Rencana Pemantauan Lingk.
dan/atau kegiatan
Fungsi dan Manfaat AMDAL

Fungsi AMDAL
1. Memberi masukan dalam pengambilan keputusan
2. Memberi pedoman upaya pencegahan, pengendalian dan
pemantauan dampak kegiatan dan/atau lingkungan hidup
3. Memberikan informasi dan data bagi perencanaan pembangunan
suatu wilayah

Manfaat AMDAL
1. Mengetahui sejak awal dampak positif dan negatif suatu usaha
dan/atau kegiatan
2. Menjamin aspek keberlanjutan proyek pembangunan
3. Menghemat Penggunaan Sumber Daya Alam
4. Kemudahan dalam memperoleh kredit bank
Dokumen AMDAL

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan rencana kegiatan
1.3 Pelaksana Studi (pemrakarsa & tim penyusun dok Amdal)

II. PELINGKUPAN
2.1 Deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan;
2.2 Deskripsi umum rona lingkungan hidup awal
2.3 Hasil pelibatan masyarakat
Susunan
2.4 Dampak penting hipotetik (DPH)
Kerangka Acuan 2.5 Batas wilayah studi dan batas waktu kajian

III. METODE STUDI


3.1 Metode pengumpulan data dan analisis data;
3.2 Metode prakiraan dampak penting
3.3 Metode evaluasi

IV. DAFTAR PUSTAKA

V. LAMPIRAN

Apabila KA diterima pada saat siding KA, maka dapat dilakukan penyusunan ANDAL
DOKUMEN AMDAL
I. PENDAHULUAN
1.2 Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan;
1.2 Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
1.3 Batas wilayah studi dan batas waktu kajian

II. DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL


2.1 Komponen Lingkungan yang terkena dampak penting
2.2 Usaha dan/atau kegiatan yg telah ada di sekitar serta dampaknya

III. PRAKIRAAN DAMPAK PENTING


ANDAL 3.1 Penggunaan data
3.2 Prakiraan dampak  telaahan dg cara menganalisis perbedaan kondisi kualitas
lingkungan (antara tanpa kegiatan dan ada kegiatan)
3.3 Dampak langsung dan tidak langsung
3.4 Pemilihan alternatip
3.5 Tingkat kepentingan dampak

IV. EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN


4.1 Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan
4.2 Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
4.3 Kesimpulan kelayakan lingkungan dari pemrakarsa

V. DAFTAR PUSTAKA

VI. LAMPIRAN
DOKUMEN AMDAL
1.PENDAHULUAN

2. RENCANA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
• Matrik/tabel untuk PENGELOLAAN dampak lingkungan
• Peta lokasi pengelolaan LH sesuai dengan kaidah kartograf

3. RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
RKL/RPL • Matriks/tabel untuk PEMANTAUAN dampak lingkungn
• Peta lokasi pemantauan LH sesuai dengan kaidah kartografi

4. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH


YANG DIBUTUHKAN

5. PERNYATAAN KOMITMEN
PELAKSANAAN RKL-RPL

6. DAFTAR PUSTAKA
7. LAMPIRAN

Jika RKL/RPL diterima saat siding AMDAL maka akan


diterbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan
Instrumen Pengelolaan LH
AUDIT LINGKUNGAN
Audit Lingkungan mirip dengan medical check up yaitu evaluasi secara rutin mengenai kondisi suatu perusahaan.
Audit lingkungan dapat dilakukan oleh intern perusahaan (internal audit) maupun oleh pihak luar (eksternal audit).
Untuk audit sistem manajemen lingkungan seorang auditor harus memenuhi kriteria auditor.

Audit lingkungan telah dikenal sejak tahun 1970, tepatnya sejak beberapa badan usaha di AS secara sukarela
menerapkan audit lingkungan sebagai bagian dari manajemen usaha mereka dengan penamaan atau sebutan yang
berbeda-beda seperti “Environment reviews”, “Survey assessment”, dan “quality control”

Bagi kegiatan-kegiatan yang wajib AMDAL, audit lingkungan merupakan instrument yang dapat digunakan untuk
memastikan apakah RKL dan RPL dilaksanakan.

Internal

AUDIT

Eksternal
Instrumen Pengelolaan LH
PROGRAM PENILAIAN PERUSAHAAN DALAM
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (PROPER)

PRINSIP DASAR PELAKSANAAN PROPER RUANG LINGKUP PROPER

Mendorong perusahaan dalam  Pengendalian pencemaran air


pengelolaan lingkungan melalui :
 Pengendalian pencemaran udara
 Instrument insentif reputasi/citra bagi
perusahaan yang mempunyai kinerja  Pengelolaan limbah B3
pengelolaan lingkungan yang baik
(emas,hijau)  Persyaratan AMDAL

 Instrument disinsentif reputasi/citra  Beberapa aspek pendukung “beyond


bagi perusahaan yang mempunyai
complience”
kinerja pengelolaan lingkungan yang
buruk (merah, hitam).
PROPER

PERUSAHAAN WAJIB PROPER

 Sektor industri manufaktur

 Prasarana dan jasa (MPJ)

 Pertambangan, energi, minyak dan


gas bumi (PEM)

 Pertanian dan dan kehutanan (PDK)

Perusahaan yang berpotensi menimbulkan


pencemaran lingkungan WAJIB diikutsertakan
dalam PROPER
PERINGKAT PROPER

Peringkat Uraian
Untuk usaha/kegiatan yang telah berhasil melaksanakan upaya

Emas pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan


atau melaksanakan produksi bersih serta telah mencapai hasil yang
sangat memuaskan
Untuk usaha/kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengendalian

Hijau pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan mencapai hasil
lebih baik dari persyaratan yang ditentukan sebagaimana diatur dalam
peraturan peundang-undangan
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya

Biru pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dan


telah mencapai hasil sesuai dengan persyaratan minimum
sebagaimana diatur dalam peraturan peundang-undangan
Untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya

Merah pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup tetapi


belum mencapai persyaratan minimum sebagaimana diatur dalam
peraturan peundang-undangan
Untuk usaha dan atau kegiatan yang belum melaksanakan upaya
Hitam pengendalian pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang
berarti.
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT HITAM

Aspek Indikator
1. Perusahaan tidak melalukan pengelolaan air limbah
(bila diperlukan)
Pencemaran air 2. Perusahaan tidak melakukan pengolahan air limbah
3. Air limbah > 500% dari BMAL (izin)

4. Perusahaan tidak mempunyai alat pengendalian


pencemaran udara (bila diperlukan)
5. Perusahaan tidak melakukan pengendalian
Pencemaran udara pencemaran udara
6. Emisi udara >500% dari BME (izin)

7. Perusahaan tidak mengelola limbah B3 dan


mempunyai dampak terhadap lingkungan dan
Limbah B3 kesehatan masyarakat

8. Perusahaan tidak mempunyai dokumen AMDAL atau


RKL/RPL yang disetujui yang berwenang
AMDAL/UKL/UPL
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT MERAH

Aspek Indikator
9. Perusahaan belum mempunyai izin pembuangan air limbah
(apabila telah diwajibkan)
10. Perusahaan melakukan pengambilan contoh dan analisis air
limbah kurang dari sekali per bulan
11. Perusahaan belum melakukan pelaporan hasil pemantauan air
limbah setiap 3 bulan ke instansi terkait
12. Perusahaan belum mempunyai alat ukur debit atau alat ukur debit
Pencemaran air tidak berfungsi dengan baik
13. Tidak dilakukan pengukuran debit harian
14. Konsentrasi air limbah belum memenuhi BMAL atau persyaratan
yang ditetapkan dalam izin
15. Kualitas air limbah berdasarkan beban air limbah belum
memenuhi BMAL yang ditetapkan di dalam izin

16. Perusahaan belum mempunyai izin untuk pembuangan limbah ke


laut (dumping)
Pencemaran air laut
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT MERAH

Aspek Indikator
17. Stack yang mengeluarkan emisi belum dilengkapi
dengan tempat pengambilan sample emisi udara dan
peralatan pendukung lainnya
18. Stack yang ada belum dilengkapi dengan alat
pemantauan udara sebagaimana yang dipersyaratkan
(tergantung jenis industri)
19. Belum dilakukan pengukuran emisi udara untuk
Pencemaran udara semua stack sebagaimana yang dipersyaratkan dalam
peraturan (harian atau setiap 6 bulan)
20. Perusahaan tidak melaporkan hasil pemantauan
emisi udara kepada instansi terkait sebagaimana
mestinya
21. Emisi udara yang dihasilkan belum memenuhi Baku
Mutu Emisi Udara sebagaimana yang
dipersyaratkan.
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT MERAH

Aspek Indikator
22. Perusahaan belum mempunyai semua izin
pengelolaan limbah B3 yang dilakukan untuk semua
aspek sebagaimana yang dipersyaratkan
23. Perusahaan belum melakukan pelaporan pengelolaan
limbah B3 sesuai dengan yang dipersyaratkan
24. Penyimpanan Limbah B3 belum dilakukan
Limbah B3 sebagaimana yang dipersyaratkan dalam izin
25. Pengelolaan limbah B3 di lokasi (on site incenerator)
belum dilakukan sesuai dengan yang dipersyaratkan
26. Pengelolaan Limbah B3 di lokasi (on site landfil)
belum dikelola dengan baik dan sesuai dengan
sebagaimana yang dipersyratkan dalam izin
27. Perusahaan belum melakukan persyaratan-
persyaratan di dalam AMDAL dan RKL/RPL
AMDAL/UKL/UPL 28. Perusahaan tidak melakukan pelaporan UKL/UPL
kepada instansi terkait sebagaimana yang
dipersyaratkan
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT BIRU

Aspek Indikator
29. Perusahaan mempunyai izin pembuangan air limbah (apabila
telah diwajibkan)
30. Perusahaan melakukan pengambilan contoh dan analisis air
limbah paling tidak sekali per bulan
31. Perusahaan melakukan pelaporan hasil pemantauan air limbah
setiap 3 bulan ke instansi terkait
32. Perusahaan mempunyai alat ukur debit atau alat ukur debit
Pencemaran air berfungsi dengan baik
33. Perusahaan telah melakukan pengukuran debit harian air
limbah
34. Konsentrasi air limbah memenuhi BMAL atau persyaratan
yang ditetapkan dalam izin
35. Kualitas air limbah berdasarkan beban air limbah memenuhi
BMAL yang ditetapkan di dalam izin
36. Perusahaan mempunyai izin untuk pembuangan limbah ke laut
Pencemaran air laut (dumping)
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT BIRU

Aspek Indikator
37. Stack yang mengeluarkan emisi telah dilengkapi
dengan tempat pengambilan sample emisi udara dan
peralatan pendukung lainnya
38. Stack yang ada dilengkapi dengan alat pemantauan
udara sebagaimana yang dipersyaratkan (tergantung
jenis industri)
Pencemaran udara 39. Perusahaan melakukan pengukuran emisi udara
untuk semua stack sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam peraturan (harian atau setiap 6 bulan)
40. Perusahaan melaporkan hasil pemantauan emisi
udara kepada instansi terkait sebagaimana mestinya
41. Emisi udara yang dihasilkan memenuhi Baku Mutu
Emisi Udara sebagaimana yang dipersyaratkan.
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT BIRU

Aspek Indikator
42. Perusahaan mempunyai semua izin pengelolaan
limbah B3 yang dilakukan untuk semua aspek
sebagaimana yang dipersyaratkan
43. Perusahaan melakukan pelaporan pengelolaan
limbah B3 sesuai dengan yang dipersyaratkan
44. Penyimpanan Limbah B3 belum dilakukan
Limbah B3 sebagaimana yang dipersyaratkan dalam izin
45. Pengelolaan limbah B3 di lokasi (on site incenerator)
dilakukan sesuai dengan yang dipersyaratkan
46. Pengelolaan Limbah B3 di lokasi (on site landfil)
dikelola dengan baik dan sesuai dengan sebagaimana
yang dipersyratkan dalam izin
47. Perusahaan melakukan persyaratan-persyaratan di
dalam AMDAL dan RKL/RPL
AMDAL/UKL/UPL 48. Perusahaan melakukan pelaporan UKL/UPL kepada
instansi terkait sebagaimana yang dipersyaratkan
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT HIJAU


Aspek Indikator
49. Perusahaan telah melakukan kegiatan swapantau air limbah
dan melaporkan hasil swapantau air limbah kepada instansi
terkait (paling tidak 20 data swapantau per bulan
Pencemaran air 50. IPAL yang ada terawat dan berfungsi dengan baik
51. Konsentrasi air limbah yang dihasilkan < 50% BMAL (izin)
52. Beban pencemaran yang dihasilkan < 50% BMAL (izin)
53. Emisi udara < 50% Baku Mutu Emisi Udara
Pencemaran udara 54. Peralatan pengendalian pencemaran terawat dengan baik
55. Perusahaan telah melakukan minimalisasi limbah B3 > 50%
Limbah B3 dari total limbah B3 yang dihasilkan
56. Perusahaan telah mempunyai sistem pengelolaan sumber
daya yang baik
57. Perusahaan telah melakukan housekeeping dengan baik
Pelaksanaan 58. Perusahaan telah melalukan penggunaan dan konversi energi
ramah lingkungan dengan efisien
produksi bersih 59. Perusahaan telah melakukan penggunaan konversi air
dengan baik
60. Penggunaan bahan baku yang efisien
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT HIJAU

Aspek Indikator
61. Perusahaan mempunyai komitmen dan kebijakan lingkungan
yang kuat
Sistem manajemen 62. Perusahaan mempunyai organisasi pengelolaan lingkungan
yang layak untuk mencapai target dan objektif pengelolaan
lingkungan yang ada
63. Perusahaan mempunyai STD (sitem tanggap darurat) yang
baik
64. Perusahaan mempunyai organisasi yang bertanggung jawab
dalam kegiatan pengembangan dan partisipasi masyarakat
65. Perusahaan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan
disekitar lokasi kegiatan perusahaan
Partisipasi dan 66. Perusahaan mempunyai hubungan yang baik dengan
hubungan masyarakat masyarakat di sekitar lokasi kegiatan perusahaan
67. Perusahaan mengikutsertakan masyarakat dalam
pengambilan keputusan yang berdampak pada masyarakat
sekitar baik langsung maupun tidak langsung
KRITERIA PERINGKAT PROPER

KRITERIA PERINGKAT EMAS


Aspek Indikator
68. Konsentrasi air limbah yang dihasilkan < 5% BMAL
(izin)
Pencemaran air 69. Beban pencemaran yang dihasilkan < 5% BMAL
(izin)
70. Emisi udara < 5% Baku Mutu Emisi Udara
Pencemaran udara
Pengelolaan Limbah 71. Perusahaan telah melakukan minimalisasi limbah B3
> 95% dari total limbah B3 yang dihasilkan
B3
Pelaksanaan produksi 72. Perusahaan telah menggunakan bahan baku dan
energi ramah lingkungan
bersih
73. Perusahaan telah melaksanakan program hubungan
Partisipasi & masyarakat (community relation) dan pengembangan
hubungan masyarakat masyarakat (community development)
KAPAN MENDAPAT EMAS???

Aspek Indikator Program


Pencemaran  Konsentrasi air limbah yang dihasilkan <  Pembuatan Waste Water Garden untuk
air 5% BMAL (izin) pengolahan limbah dari Laboratorium
 Beban pencemaran yang dihasilkan < 5%
BMAL (izin)
Pencemaran  Emisi udara < 5% Baku Mutu Emisi  Peningkatan pengendalian operasi dan
udara Udara perawatan EP ???
Pengelolaan  Perusahaan telah melakukan minimalisasi  Pembuatan kompos untuk limbah
Limbah B3 limbah B3 > 95% dari total limbah B3 domestik
yang dihasilkan  Optimalisasi kiln sebagai incenerator

Pelaksanaan  Perusahaan telah menggunakan bahan  Peningkatan proyek BBMA (bahan bakar
produksi baku dan energi ramah lingkungan dan material alternatif)
bersih
Partisipasi &  Perusahaan telah melaksanakan program  Penajaman Program Comdev & Comrel
hubungan hubungan masyarakat (community
masyarakat relation) dan pengembangan masyarakat
(community development)

Anda mungkin juga menyukai