A. TUJUAN
Sebagai pedoman dalam pengolahan air limbah pada Industri Plastik PT. Hokkan
Deltapack Mojokerto dengan sistem biologis (mikro organisme) meliputi
commisioning, operasional dan pemeliharaan
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pada pedoman ini adalah:
1. Tinjauan singkat CV. Anugerah Medika Sehat
Memberikan gambaran singkat mengenai unit-unit proses pengolahan air
limbah.
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk proses
Memberikan panduan bagi operator untuk operasional STP CV.
Anugerah Medika Sehat khususnya dari segi proses.
3. Troubleshooting
Memberikan gambaran bagi operator mengenai masalah yang mungkin
timbul dan bagaimana penyelesaiannya khususnya berkaitan dengan proses.
4. Kesehatan dan Keselamatan kerja
Memberikan gambaran secara umum mengenai kecelakaan dan penyakit
yang mungkin timbul saat operasional STP CV. Anugerah Medika Sehat dan
bagaimana cara identifikasi bahaya serta pencegahannya.
5. Instruksi kerja
Memberikan gambaran langkah-langkah kerja/instruksi kerja bagi
operator untukoperasional STP CV. Anugerah Medika Sehat.
6. Tanggap Darurat STP
Memberikan gambaran langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
kondisi Darurat di wilayah kerja CV. Anugerah Medika Sehat.
STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP)
SISTEM KERJA
SEWAGE TREATMENT PLANT SYSTEM
A. Prinsip Kerja
Pada kondisi normal Sewage Treatment Plant 3 MPD di CV. Anugerah
Medika Sehat dapatdilihat pada gambar bagan alir dibawah ini.
Bak Equalisasi
Bak Anaerob
Proses Biologi
Nutrisi/bakteri Aerobic
Bak Aerob
Bak Aerasi
Bak Pengendap Akhir
Sand Filter UV
Siram Tanaman
3. Bak Anaerob
Pengolahan biologi secara anaerob bertujuan untuk mereduksi
kandungan senyawa organik dalam air limbah dengan menggunakan bakteri
anaerob yaitu bakteri yang tidak memerlukan oksigen untuk proses
metabolismenya. Pada tangki anaerobik yang honey comb sebagai media
tempat hidup mikroba maka mikroba sanggup mereduksi kandungan
Metylene Blue Active Surfactan (MBAS), hal ini terjadi karena proses
anaerobik merupakan proses biologi yang memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme yang dapat tumbuh dan berkembang baik dalam lingkungan
dimana tidak terdapat molekul oksigen. Kolam Anaerobic cocok untuk
mengolah air limbah yang mengandung COD > 2500 mg/l dan rasio
BOD/COD <0,3.
Dimensi Unit Proses
Jumlah : 1 Unit
Material : Fiberglass (FRP)
Diameter : 1,10 m
Lebar : 0,73 m
Dalam : 1,10 m
Volume : 0,69 m3
4. Bak Aerob
Pada bak aerob menggunakan bakteri aerob yang digunakan untuk
membantu mendegadrasi bahan-bahan organik pada air limbah. Bakteri aerob
dalam metabolisme membutuhkan oksigen. Untuk menghasilkan oksigen dalam
air bisa menggunakan bantuan aerator dengan pendistribusian yang bisa di atur.
Dalam metabolisme bakteri aerob membutuhkan oksigen yang terlarut dalam air
atau Disolved Oxygen (DO). DO minimal untuk tumbuh kembang bakteri
membutuhkan 2 mg/l, tetapi untuk proses nitrifikasi membutuhkan DO lebih
tinggi sebesar 4 mg/l.
6. Sand Filter
Air dari bak pengendap akhir dialirkan ke unit Sand Filter dimana tekanan air
yang dialirkan bertekanan maksimal 3,5 Bar.
Spesifikasi Aerfresh Sand Filter:
Type : Aerfresh 30 - SF
Kapasitas : 10-12 m3/jam
Dimensi : Ø 760 x 1200 mm
Material : Mild Steel
Piping Koneksi : 1-1/2 inch in/out
Media : Silica Sand
Sistem Operasi : Manual Backwash
Pada proses filtrasi membutuhkan pressure kerja filter hanya sebesar 4 Bar
maksimum, untuk memperkecil tekanan/ mengurangi tekanan sebelum menuju ke
proses filtrasi diwajibkan memasang valve PRV (Pressure Reducing Valve) bila
tekanan air yang masuk terlalu besar. Setelah dari filter, dengan tambahan UV, air
hasil olahan dialirkan kembali ke wastafel.
7. Bak Chlorin.
Bak chlorin berfungsi sebagai tangki untuk menjernihkan air hasil olahan
limbah menjadi lebih jernih dengan bantuan klor. Desinfektan tank merupakan
bagian dari unit desinfeksi, dimana unit ini untuk memastikan air limbah
sebelum dibuang ke lingkungan parameter bakteri coli bisa memenuhi
standar yang ditetapkan.
Dimensi Unit Proses
Jumlah : 1 Unit
Material : Pas. Bata
Panjang : 0,75 m
Lebar : 0,50 m
Dalam : 0,50 m
Volume : 0,19 m3
Equipment :
Pompa Dosing
Jumlah : 1 Unit
Brand : Seko or Equal
Kapasitas : 0.9 liter/jam
Pressure : 10 bar
Motor : 16 W/230 Vac/1 ph/50 Hz
A. Persiapan awal
1. Periksa panel listrik dan pastikan tersedia supply arus listrik.
2. Pastikan kondisi IPAL bersih dari kotoran, daun-daun, plastik dll
3. Pastikan filter dan pompa listrik sudah terpasang dengan benar
4. Pemeriksaan bukaan kran atau valve dimasing masing jalur perpipaan.
B. Operasi Start-Up
1. Bak Equalisasi
a. Pastikan pompa celup terpasang dengan benar dan level sensor
otomatis sudah diatur.
b. Pastikan pompa dalam posisi ON di Panel
c. Pastikan kran yang menuju STP FRP IPAL sudah terbuka jika ada.
3. Bak Anaerob
a. Isi bakteri starter ke dalam bak anaerob
b. Pastikan bak dalam kondisi tertutup, kedap udara
4. Bak Aerob
a. Pastikan Aerator telah terpasang di bak aerasi
b. Isi bakteri starter ke dalam bak aerasi.
6. Bak Chlorin
a. Pastikan kran atau valve menuju bak chlorim telah terbuka
b. Isi bak chlorin dengan chlorin
7. Bak Clear Water
a. Pastikan pipa dari bak fish pond menuju bak clear water tidak tersumbat
b. Pastikan kebersihan dari bak clear water
C. Monitoring Proses
a. (minimal 2 kali sehari) Guna memonitoring kondisi proses diperlukan
pengecekan beberapa parameter kontrol yang harus dilakukan secara
berkala.
Equalization Tank dengan parameter uji:
pH
TSS
Warna Visual
Aerob Tank dengan parameter uji:
pH
DO
Warna Visual
E. Pemeliharaan Equipment
Equipment yang dioperasikan memerlukan perawatan khusus agar dapat
beroperasional dengan baik dan terhindar dari kerusakan.
Pompa Proses & Pompa Lumpur
Pengecekan debit secara berkala (per hari) secara visual, jika tidak
sesuai check debit dengan pengukuran.
Pembersihan saringan dan impeller pompa secara berkala (minimal
1 minggu sekali)
Pengecekan tegangan, amper (minimal 1 hari sekali).
Pengecekan kondisi mur-baut, pegangan pompa/pipa secara berkala
(minimal 1 minggu sekali)
Pengecekan tahanan lilitan dan isolasi kabel (minimal 1 bulan sekali).
Pengecekan impeller pompa, house pump dan kondisi valve secara
berkala (minimal 1 tahun sekali)
Overhaule ( 1 tahun)
Dosing Pump
Pengecekan panas motor, getaran motor, suara putaran motor, ampere
meter dan kipas motor.
Check debit secara berkala
Pengecekan tegangan, amper, tahanan lilitan dan isolasi.
Pengecekan kondisi mur-baut, getaran dan connector grounding
secaraberkala
Bersihkan non Return Valve secara berkala
Check Diapram
Pembersihan ceceran air di sekitar equipment
Panel Room
Pembersihan ruangan dari segala macam kotoran dan benda (1 hari
sekali).
Pengecekan kondisi name plate secara berkala (1 bulan sekali)
Pergantian komponen harus spesifikasinya sama/sesuai (jika
diperlukan)
Pengecekan kondisi kabel, terminal/TOR, kontaktor, NCB (NFB) &
Connecting antar kabel secara berkala ( minimal 1 bulan sekali)
F. Petunjuk Umum
1. Baca seluruh petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan dengan baik.
2. Ikuti petunjuk yang tercantum dalam manual untuk setiap pekerjaan.
3. Jika terjadi masalah di lapangan seperti kelistrikan, perpiaan dll bisa
dikonsultasikan dengan kami.
4. Untuk menjaga kontinyuitas operasional equipment hendaknya tersedia
spare part masing- masing equipment yang sesuai dengan spesifikasinya.
TROUBLESHOOTING
SEWAGE TREATMENT PLANT SYSTEM
A. Troubleshooting
Dalam operasional Instalasi pengolahan air limbah tidak dapat dihindari
kejadian-kejadian incidental yang mengganggu proses pengolahan baik dari segi
proses dan equipment pendukung. Untuk troubleshooting equipment akan dibahas
bagaimana penanganannya agar proses tetap berjalan:
Proses
a. Filamentous
Filamentous ditandai dengan pertumbuhan bakteri filamen yang
menutup permukaan air dan sangat mengganggu proses.
- Ciri-ciri :
Terdapat gumpalan lumpur naik
Terdapat lapisan filament pada permukaan air
Biasa terjadi pada saat MLSS tinggi
- Penyebab :
kekurangan nutrisi,
kekurangan oksigen
kekurangan flavours.
- Penanganan :
Perlu evaluasi pada proses Biologi
Penambahan khlorin dengan dosis disesuaikan
Wasting
b. pH<6
Pada kondisi pH < 6 proses biologi tidak dapat berjalan optimal dan
dapat berakibat bakteri yang berkembang tidak sesuai dengan yang kita
harapkan (bakteri pathogen)
- Ciri-ciri :
pH<6
perkembangan bakteri lambat (SV30 rendah)
- Penyebab :
Inlet pH rendah
Recovery proses gagal
- Penanganannya:
Perlu penambahan Coustic Soda di proses aerasi (hati-hati
sedikit demi sedikit,check pH sampai 7-8)
Check pH inlet, jika perlu ditambahkan Coustic pada Clarifier I
(pH 7-8)
c. pH>9 di effluent
e. Rising Sludge
Rising sludge ditandai dengan lumpur mengapung di permukaan air di
Aerobic Tank dan Clarifier
- Ciri-ciri:
Lumpur mengapung dipermukaan air dalam bentuk lempengan
- Penyebab :
Terjadinya proses denitrifikasi dimana nitrit dan nitrat dirubah
menjadi gas nitrogen. Gas nitrogen terbentuk pada lapisan
lumpur dan terperangkap dalam massa lumpur sehingga padatan
lumpur akan mengapung.
Terjadi shock load
DO terlalu rendah (DO<0.3ppm)
- Penanganannya:
Check DO, jika teralau rendah perlu disetting ulang level DO
meter
Meningkatkan return actived sludge
Meningkatkan sludge wasting rate
g. DO>4 ppm
- Penyebab
pH terlalu tinggi
terjadi bakteri mati/sludge digester
Blower berlebih
- Penanganannya
Dilakukan pengecheckan proses (pH, SV30, Check Bakteri,
COD, debit limbahmasuk 5 hari terakhir)
Penyesuaian dosis pHi atau penghentian jika terlalu tinggi
Penambahan Fresh water
Pengaturan Debit Blower/pengurangan Blower
Equipment
a. Pompa kondisi OFF
1. Motor pompa mati (OFF)
- Penyebab
Power failure
Over load/trip
Motor terbakar
Contactor rusak
Fuse Putus
Terjadi arus pendek
- Penanganannya:
Check supply listrik, jika listrik normal check yang lain
Check overload trip atau tidak, jika trip segera direset di TOR
Check level air untuk masing-masing bak, lihat level minimum
pompa OFF (jikaautomatic).
Check Fuse, jika putus segera diganti
Jika semua langkah tadi sudah dilakukan tetapi pompa masih mati
segera hubungi operator mechanical-elektrikal untuk
pengecheckan lebih lanjut dan perbaikan.
- Khusus
a. Safety maintenance
Pastikan breaker untuk alat yang akan di maintenance pada posisi
OFF
Pemasangan log pada tombol panel yang sedang diperbaiki
dilengkapi dengan kontak person yang berwenang pada log
tersebut.
Penguncian Panel Room selama perbaikan (kunci dibawa orang yang
bertanggung jawab)
Pastikan tidak ada aliran listrik pada kabel output
Pastikan lokasi/bak dalam kondisi kering.
Pemakaian APD yang sesuai
b. Panel Room
Pemakaian APD yang sesuai (sarung tangan karet untuk
menghindaritersengat listrik, sepatu safety, kacamata safety)
Dilarang menempatkan barang-barang mudah terbakar atau meledak
di Panel Room
Dilarang menempatkan barang-barang logam penghantar listrik
Dilarang menempatkan air dalam kemasan apapun
Pemasangan log pada tombol panel
Pastikan tidak ada kabel yang terkelupas dan tertutup rapat pada
kabel atausambungan kabel
Secara rinci gambar, fungsi dan cara operasional dari beberapa peralatan yang
digunakan pada Proses Pengolahan limbah Domestik (STP) CV. Anugerah Medika
Sehat ditampilkan seperti tabel berikut :
Cara Catatan /
Peralatan Fungsi
Pengoperasian Keterangan
Sebagai penyaring limbah
Bar Screen Manual Peralatan statis
kasar
Atur selector switch
Memindahkan larutan
Chemical pada manual, off,
chemical dari Tangki Manual/auto
Dozing Pump atau
Chemical ke titik injeksi
automatic
Menghidupkan tekan
Memindahkan Slugde tombol ON
/lumpur dari Clarifier Tank Manual / auto Mematikan tekan
RAS Pump
ke Aeration Tank (RAS) / Timer tombol OFF dan
Sludge Holding Tank (SHT) selector switch
auto manual
Menghidupkan tekan
tombol ON
Memindahkan air limbah
Manual / auto Mematikan tekan
Filter Pump Buffer Tank ke Tangki
Timer tombol OFF dan
Filter
selector switch
auto manual
TANGGAP DARURAT
SEWAGE TREATMENT PLANT SYSTEM
A. Tanggap Darurat
Dalam operasional Instalasi pengolahan air limbah tidak dapat dihindari kejadian-
kejadian incidental yang mengganggu proses pengolahan baik dari segi proses dan
equipment pendukung, hal ini sudah disampaikan dalam Manual Book. Untuk
troubleshooting yang sifatnya Major/besar yang mengakibatkan proses lumpuh total, dapat
dilakukan beberapa halberikut:
1.1 Listrik Mati
Kendala listrik mati secara total dapat terjadi, karena sumber listrik berasal dari luar
(PLN) sehingga listrik tergantung dari PLN.
Ada beberapa hal yang akan terjadi:
a. Banjir Limbah di Area Produksi
b. Equalisasi Meluap
c. Proses kimia-fisika dan biologi tidak berjalan
d. Jika lebih dari 4 jam, banyak bakteri mati, Aerasi berwarna hitam dan resiko bau
Untuk mengantisipasi hal tersebut harusnya disediakan:
a. Antisipasi di bagian produksi, jika sudah ada informasi akan pemadaman listrik
Perlu pengurangan produksi untuk mencegah air limbah tidak tertampung saat listrik
padam
b. Genzet
Genzet dapat mensuplay listrik ke STP, minimal proses biologi aerob tetap dapat
beroperasi.
c. Comppressor
Tampungan udara kompressore yang dapat digunakan udaranya , minimal dapat
memberikan sedikeit gelembung udara di proses biologi aerob.
d. Tangki Penampung Limbah
Menyediakan tangki-tangki penampung sementara
e. Pompa Air Diesel
Menyediakan pompa air yang berbahan bakar diesel atau bensin untuk menyedot air
limbah ke dalam bak penampung.
Namun jika hal hal diatas tidak ada atau tidak bisa dilakukan maka ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan, diantaranya:
a. Menyewa Genzet untuk STP setelah dapat info akan ada pemadaman listrik
b. Menutup saluran drainase agar tidak ada air limbah yang terbuang keluar, kemudian
dipompa dengan pompa diesel.
c. Sebisa mungkin memberikan suplay udara ke bak aerasi (dengan compressor atau
yang lain).
d. Mengundang pihak ke 3 yang mempunyai ijin pengelolaan limbah B3 untuk
menyedot air limbah.
1
1.4 Hasil Effluent tidak masuk Baku Mutu
Jika Effluent tidak masuk baku mutu maka yang harus dilakukan adalah:
a. Melakukan Re-proses, Air effluent air limbah dikembalikan ke Bak Aerasi untuk
diproses ulang. Operasikan pompa filter, namun pipa effluentnya dialirkan ke
BakAerasi
b. Menyerahkan air limbah ke pihak ke-3 yang berijin
c. Menghentikan produksi sumber limbah
2
- Menyerahkan air limbah ke pihak ke-3 yang berijin
- Menghentikan produksi sumber limbah
c. Air Sisa penyemprotan Kebakaran
Air yang digunakan untuk menyemprot area kebakaran tentunya akan
terkontaminasi oleh material/bahan setengah jadi/produk yang larut dalam air,
sehingga perlu pengolaan agar tidak mencemari lingkungan, maka langkah yang
harus dilakukan adalah:
- Penutupan saluran drainase dan air limbah agar tidak ada air limbah yang
keluardari lingkungan pabrik
- Mengendalikan air sisa semprotan dialirkan ke area atau bak tertentu.,
kemudiandiolah di Unit IPAL.
- Menyerahkan air limbah ke pihak ke-3 yang berijin