Disusun oleh :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) PTPN X (Persero)
Unit Industri Bobbin
2. Bak Aerasi
Actived Sludge Chamber (Aerasi Aerob) merupakan salah satu bagian dari
unit IPAL di perusahaan BOBBIN Kabupaten Jember. Bagian unit ini berfungsi
sebagai tempat penguraian limbah organik dari hasil pengolahan produk industri
di perusahaan BOBBIN menggunakan bakteri. Mekanisme kerja dari unit ini
adalah aerasi aerob, yaitu penggunaan bakteri, dan udara (dissolved oksigen) pada
proses pengurangan larutan-larutan kimia yang terdapat dalam limbah. Bakteri
yang digunakan oleh perusahaan BOBBIN adalah jenis bakteri yang berasal dari
lumpur aktif sepitenk. Alasan penggunaan lumpur tersebut dikarenakan pada
lumpur tersebut terdapat berbagai macam bakteri yang mampu mendegradasi zat-
zat kimia yang terdapat pada limbah. Pemilihan lumpur sepitenk yang digunakan
berdasarkan lama waktu tanah tersebut telah digunakan sebagai tempat
pembuangan. Tanah yang dipilih adalah tanah yang paling lambat telah menjadi
tempat pembuangan tinja selama 5 tahun. Proses pengambilan lumpur aktif
sepitenk hanya dilakukan satu tahap diawal pemasangan dengan cara melakukan
penyedotan pada titik yang ditentukan.
Proses selanjutnya adalah pengembangbiakan bakteri pada lumpur
tersebut. Tahapan awal pada proses pengembangbiakan adalah inkubasi bakteri
selama kurang lebih satu bulan sebelum dimasukkannya limbah pada tanki
tersebut. Selama 1 bulan dilakukan pengecekan pH, dan kondisi bakteri. Bakteri
tersebut diberikan nutrisi berupa tetes tebu ataupun gula pasir, pupuk urea,
ponska, dan yakult. Pemberian nutrisi ini bertujuan agar bakteri dapat berkembang
dengan baik. Bakteri tersebut dikontrol pertumbuhannya melalui pengamatan
spektroskopi menggunakan mikroskop. Apabila bakteri telah memenuhi kriteria
standar untuk digunakan sebagai pengurai limbah maka dilakukan proses
pengolahan limbah pada unit tersebut dengan cara menambahkan limbah yang
akan diolah. Daya tampung limbah pada unit aerasi aerob di pabrik BOBBIN ini
adalah sebesar 80 mL/ 30 menit. Limbah yang berlebih dialirkan kedalam Buffer
tank II. Unit ini merupakan salah satu bagian unit IPAL di pabrik BOBBIN.
Buffer Tank berfungsi sebagai tempat untuk bak cadangan penampungan limbah
yang berlebih yang masuk kedalam aerasi aerob. Mekanisme kerja dari unit ini
adalah limbah berlebih yang masuk pada sludge chamber aerasi aerob akan
ditampung dalam buffer tank, lalu dialirkan kembali kedalam aerasi aeron apabila
limbah yang terdapat dalam aerasi aerob telah diproses dan telah berpindah
memasuki unit proses selanjutnya. Buffer tank hanya sebagai bak cadangan untuk
mengatur debit imbah yang masuk dalam sludge chamber aerasi aerob.
(a) (b)
Gambar 5. Media Biofilter (a) Bioball (b) Sarang Tawon
Salah satu media penyangga yang digunakan adalah bioball. Bioball
mempunyai keunggulan antara lain pemasangannya mudah, ringan, dan mudah
dicuci ulang. Jenis bioball yang dipilih pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) kali ini yang berbentuk bola dengan diameter ± 3 cm. Bioball jenis ini
dipilih karena memiliki diameter paling kecil dan dengan bentuknya yang seperti
bola (random packing) dapat meminimalkan terjadinya clogging (tersumbat).
Bioball ini berfungsi sebagai tempat hidup bakteri-bakteri yang diperlukan untuk
menjaga kualitas air. Sedangkan untuk biofilter tipe sarang tawon dibuat dengan
cara dicetak dari bahan tahan karat dan ringan misalnya PVC. Biofilter tipe sarang
tawon mempunyai luas permukaan spesifik yang besar dan volume rongga
(porositas) yang besar, sehingga dapat melekatkan mikroorganisme dalam jumlah
yang besar untuk mengurangi penyumbatan. Oleh karena itu, memungkinkan
untuk pengolahan air limbah dengan beban konsentrasi yang tinggi serta efisiensi
pengolahan yang cukup besar.
Air limbah yang berasal dari settling chamber akan dialirkan menuju
biofilter aerob. Biofilter aerob dalam prosesnya diberikan aerasi atau dihembus
dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik
yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media.
Air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi dalam air
maupun yang menempel pada permukaan media sehingga dapat meningkatkan
efisiensi penguraian zat organik. Setiap 2-3 bulan sekali bakteri dan lumpur yang
ada dalam biofilter aerob akan dialirkan menuju active sludge chamber. Hal ini
berfungsi untuk pengembangbiakan bakteri yang ada. Sedangkan air yang telah
terpisah akan dialirkan menuju proses anaerob untuk diproses lebih lanjut.
6. Karbon Aktif
Pada tahapan ini terjadi proses penyerapan sisa-sisa TSS dari limbah oleh
karbon aktif yang terdapat pada tanki. Hasil yang diperoleh dari pengolahan pada
unit carbon filter ini berupa air yang belum jernih (berwarna kuning bening),
namun kadar COD pada air tersebut telah memenuhi standar baku mutu
pemerintah yaitu sebesar 200 ppm. Karbon tersebut diaktifkan dengan cara dicuci
seminggu sekali menggunakan air dan setiap 2 bulan sekali dicuci menggunakan
larutan asam sulfat. Fungsi pencucian yaitu untuk backwash.
7. Proses AOP
AOP (Advanced Oxidation Processes) adalah satu atau kombinasi dari
beberapa proses seperti ozone, hydrogen peroxide, ultraviolet light, titanium
oxide, photo catalyst, sonolysis, electron beam, electrical discharges (plasma)
serta beberapa proses lainnya untuk menghasilkan hidroksil radikal. Sistem
instrumentasi yang digunakan adalah metode Advanced Oxidation Processes
(AOP). Sistem AOP yang digunakan adalah kombinasi antara Ozon-UV-H2O2 dan
karbon aktif. Ozon pada proses ini dihasilkan dari O2 murni yang ditembak
dengan modul tertentu. Ozon berfungsi mengoksidasi komponen-komponen
makromolekul dalam air limbah yang belum dapat terdegradasi setelah berbagai
proses dalam sistem IPAL. Pada pabrik Bobbin Kebun Kertosari memiliki 8 unit
modul penembak listrik O2 untuk menghasilkan ozon. Konsep dasar sistem AOP
yaitu dengan menggunakan ozon dan uliteraviolet. Ozon merupakan oksidator
yang kuat yaitu dengan adanya unsur oksigen yang tidak stabil, sehingga sangat
reaktif. Hal ini dapat diterangkan dalam reaksi berikut ini:
O2 + UV O*.......................(1)
O*+ O2 O3..........................(2)