Anda di halaman 1dari 4

Oleh : Instalasi Kesehatan Lingkungan RS. Paru dr.

Ario Wirawan Salatiga


 Kerabat paru, air limbah yang berasal dari limbah rumah sakit merupakan salah satu
sumber pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air limbah
rumah sakit mengandung senyawa organik yang cukup tinggi juga kemungkinan
mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikro-organisme patogen yang dapat
menyebabkan penyakit terhadap masyarakat di sekitarnya. Oleh karena potensi
dampak air limbah rumah sakit terhadap kesehatan masyarakat sangat besar, maka
setiap rumah sakit diharuskan mengolah air limbahnya sampai memenuhi persyaratan
standar yang berlaku.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di RSU SOFIFI dengan Sistem Biofilter untuk
kapasitas 200 TT. Sistem Biofilter adalah IPAL yang dalam prosesnya memanfaatkan bakteri
untuk menguraikan polutan dan zat-zat organik dalam air limbah. IPAL sistem Biofilter
prinsipnya menggunakan media sebagai tempat melekatnya biomasa/bakteri untuk tumbuh
dan berkembang biak.

Proses pengolahan dimulai dari pretreatment yang berada di 3 titik yaitu laboratorium
mikrobiologi, kitchen dan laundry. Air limbah hasil dari semua kegiatan di rumah sakit
menuju titik inlet yang sudah dipasang filter untuk menyaring limbah/sampah dalam bentuk
padat. Selanjutnya mengalir ke bak equalisasi/ bak penampung awal limbah yang berbentuk
silinder dengan kedalaman 5 m dan diameter 2 m sebanyak 2 unit. Di dalam bak equalisasi
ini terdapat pompa submersible/pompa celup untuk memompa air limbah baku ke reaktor
biofilter dengan sistem operasional otomatis (water level control) yaitu sistem ketinggian air
dengan indikator pelampung.

Reaktor Biofilter ada 4 unit dan setiap unit terdiri dari dua stage untuk menyempurnakan
proses dan menambah efisiensi proses penguraian polutan dalam air limbah. Di dalam reaktor
air limbah mengalir dari bawah ke atas melalui pipa distributor dan  terdapat media untuk
tempat melekatnya bakteri aerob. Di dalam reaktor biofilter juga terjadi sistem sparger untuk
mendistribusikan aliran oksigen agar kontak oksigen, air dan bakteri yang melekat di media
merata, dan terjadi proses reduksi zat-zat organik, BOD, COD, amonia,detergent dan polutan
lain, juga dilengkapi defoaming untuk mereduksi bau dan busa yang timbul. Kebutuhan
oksigen bakteri disuplai dari blower yang ditempatkan di ruang panel. Sisa treatment yang
berupa sludge akan terkumpul di bagian dasar biofilter dan dikembalikan ke bak equalisasi,
dan sludge harus dikuras apabila jumlahnya sudah banyak melalui proses overhole setiap 2
tahun sekali. Setelah dari biofilter air limbah menuju post treatment, disini akan terjadi proses
pemisahan suspended solid, bau, warna dari air limbah.

Dari post treatment air akan mengalir ke bak indikator yang terdapat ikan sebagai indikator.
Apabila ikan hidup maka air limbah yang diolah sudah layak untuk dibuang ke badan air.
Untuk membunuh mikroorganisme patogen, sebelum titik outlet air limbah dikontakkan
dengan senyawa khlor. Air olahan yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat
langsung dibuang ke sungai atau saluran kota.

Kewajiban rumah sakit dalam hal ini Instalasi Kesehatan Lingkungaan adalah mengirim
sampel air limbah ke laboratorium yang terakreditasi untuk diuji sampel fisika-kimia dan
mikrobiologi sebulan sekali, dengan parameter sesuai Baku Mutu Bagi Kegiatan Rumah
Sakit. Selain itu mencatat debit limbah harian dan juga mengukur  pH dan mengirim laporan
ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga.

Tahap-tahapan proses treatment :

1. Penyaluran air limbah


2. Equalisasi anareob dan Pre Treatment
3. Penguraian polutan dan aerasi di reaktor biofilter I, II, III dan IV
4. Proses di post treatment I dan II
5. Deteksi mutu effuent & klorinasi (UV system)
Kelebihan IPAL dengan Sistem Biofilter :
1. Mutu output terjamin
2. Kebutuhan lahan kecil
3. Kebisingan dan bau minimal
4. Maintenance mudah
5. Dari segi estetika menarik
6. Volume lumpur kecil,
Sistem operasonal IPAL secara otomatis artinya sebagian besar peralatan sudah berjalan
otomatis sehingga operator tidak perlu mengoperasikan setiap hari. Yang perlu dilakukan
operator adalah mengontrol operasional sehingga bila timbul masalah bisa segera diketahui.
Seperti mengangkat dan membersihkan pompa submersible, membersihkan flowmeter,
mengedrain, mengontrol doshing pump dan bak kaporit, mengontrol blower, membersihkan
dan mengecek semua bak kontrol, membersihkan grease trap, membersihkan kolam
indikator, mengganti ikan, mengontrol lampu UV, mengecek saringan di inlet, mengangkat
sampah terapung di bak equalisasi dll. Untuk itu diharapkan operator / petugas IPAL yang
ditunjuk harus rajin, disiplin dan bertanggungjawab.

Anda mungkin juga menyukai