Anda di halaman 1dari 24

Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah menjadi permasalahan yang serius akhir-akhir ini. Semakin
berkembangnya sebuah kota, maka akan semakin banyak limbah yang dihasilkan. Disinilah
peran pengolahan air limbah diperlukan. Bila tidak ada pusat pengolahan dan pengolahan
air limbah, maka air limbah akan menjadi ancaman bagi penduduk kota tersebut. Banyak
penyakit dan kelainan kesehatan yang cukup serius bahkan mengancam jiwa yang dapat
timbul akibat limbah ini.

Pengolahan air limbah

Pengolahan air limbah bertujuan untuk memurnikan air limbah, yaitu air yang sudah
tercemar dengan zat-zat sisa dari produksi sebuah pabrik maupun kegiatan rumah tangga,
seperti mencuci dan mandi. Air hasil pengolahan dapat digunakan untuk 2 keperluan. Biasanya
untuk pabrik besar, Pusat pengolahan air limbah dibuat agar limbah yang dihasilkan menjadi
lebih aman untuk dibuang dan tidak merusak lingkungan maupun membahayakan makhluk
hidup disekitar, termasuk kita, manusia.

Air limbah yang sudah diproses melalui sistem Pengolahan air limbah akan dapat diuraikan
oleh mikroorganisme di alam. Jadi, Pengolahan air limbah ini selaras dengan proses
pemurnian air secara alami. Hal ini menjadi kewajiban setiap pabrik dan perusahaan saat ini.
Seperti yang kita tahu, kualitas air di banyak kota industri di Indonesia dapat dikatakan sangat
buruk. Sistem Pengolahan air limbah dapat mengatasi masalah itu. Yang menjadi masalah
adalah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membangun sistem pengolahan air
limbah mereka sendiri sangat besar. Belum lagi biaya perawatan dan pengoperasian yang
perlu dikeluarkan setiap bulannya. Oleh karena itu, dibutuhkan kecermatan dalam memilih
teknologi dan proses yang paling efektif, Sehingga pengolahan air limbah dapat berfungsi
dengan lebih optimal. Hal ini tidak hanya akan menghemat dana yang dikeluarkan, tetapi, hasil
yang didapat juga jauh lebih baik.

Teknologi pengolahan air limbah yang dipilih harus sesuai dengan limbah yang dihasilkan
oleh pabrik. Karena itu, pemilihan teknologi ini memerlukan penelitian dan pengumpulan data
secara mendalam agara benar-benar tepat sasaran.

Proses pengolahan air limbah pada banyak perusahaan terdiri dari


5 tahapan, antara lain:
1. Tahap pengolahan air limbah dalam bentuk fisik.

Artinya, semua zat padat dihilangkan pada tahap ini, sehingga tersisa zat cair saja.

2. Tahap pengolahan fisik lanjutan.

Kali ini, dilakukan pemurnian air yang lebih dalam lagi, agar semua zat pada yang tercampur
didalam air limbah benar-benar hilang.

3. Tahap ketiga adalah pengolahan air limbah tahap lanjutan.


Tahap ini diperlukan untuk menghilangkan zat-zat yang tidak dapat dihilangkan pada 2 tahap
pertama.

4. Tahap keempat adalah tahap pemurnian.

Biasanya, pengolahan air limbah tahap ini sudah mulai memasuki tahap ionisasi dan
penyerapan karbon. Sehingga, air benar-benar aman untuk dibuang dan diuraikan di alam.

5. Tahap terakhir adalah tahap pengolahan sisa-sisa 4 proses pengolahan sebelumnya.

Sisa-sia 4 Proses pengolahan air limbah yang pertama biasanya berbentuk seperti lumpur.
Lumpur ini akan diolah dan dihilangkan, seperti dengan dikeringkan, dibakar dan lainnya.
Setelah itu, lumpur sisa-sia pengolahan aman untuk dibuang ke alam.

Namun, ada juga sistem pengolahan air limbah yang bertujuan untuk memurnikan air agar air
dapat dikonsumsi kembali oleh manusia. Akan tetapi, proses ini sangat beresiko, karena belum
tentu semua zat berbahaya dapat dihilangkan. Meskipun jumlahnya kecil, bila dikonsumsi terus
menerus, maka akan dapat terakumulasi dan menimbulkan penyakit.

Sistem pengolahan air limbah jenis ini biasanya dilakukan pada daerah-daerah yang benar-
benar kekurangan air. Namun, di Indonesia proses pemurnian air limbah untuk kebutuhan air
minum tidak dilakukan.

Akibat dari air limbah bagi kehidupan masyarakat

Air limbah yang dihasilkan oleh beberapa industri memberi dampak yang sangat buruk bagi
masyarakat.

Beberapa dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung, antara lain:

 Pencemaran udara
 Pencemaran air
 Penyakit kulit
 Terkonaminasinya air
 Rusaknya Lingkungan hidup

Meskipun demikian, pengolahan air limbah kadang dilupakan oleh perusahaan karena
membutuhkan biaya yang sangat tinggi dalam pengolahannya. Seharusnya pengolahan air
limbah mutlak diperlukan di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Saat ini, Jakarta
bahkan terancam akan kehilangan sumber air bersih dari air tanah mereka, karena terlalu
banyak pusat pembuangan limbah yang dekat dengan sumber air bersih ini. Contohnya, septic
tank, limbah deterjen dan lainnya. Bahkan, saat diteliti, air di Jakarta saat ini sudah tercemar
dengan bakteri Coli karena adanya masalah ini dan tercemar oleh beberapa logam berat lainnya
akibat ketidak adaan pengolahan air limbah didalam perusahaan.
Pengolahan air limbah akan sangat membantu untuk mengatasi masalah air limbah di beberapa
kota. Hal ini juga perlu dilakukan untuk mencegah pencemaran yang dapat membahayakan
kesehatan dan kebersihan lingkungan. Namun, harus diperhatikan agar pengolahan air limbah
tidak lagi diperlukan oleh perusahaan, jikalau proses dan metode yang digunakan dalam
memproduksi adalah metode yang ramah lingkungan.

Mungkin saat ini belum banyak ditemukan teknologi dan metode yang benar-benar bebas dari
limbah, jadi sistem pengolahan limbah masih dibutuhkan. Oleh karena dibutuhkan kesadaran
dari seluruh pelaku industri untuk lebih memperhatikan air limbah yang akan dihasilkan oleh
perusahaan mereka. Dan kita tidak akan ada lagi sistem pengolahan air limbah yang tidak
sesuai dengan karakter limbah industrinya. Alam kita pun akan menjadi lebih bersih dan
manusia tidak perlu khawatir akan terkena berbagai macam penyakit akibat limbah dan polusi
yang ditimbulkan oleh pabrik. Selain itu, peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan
juga dibutuhkan.

Beberapa pengolongan pengolahan air limbah, antara lain:


1. STP Pengolahan air limbah

STP ( Sewage treatment plan ) adalah limbah yang dihasilkan oleh Rumah tangga, kantin
maupun rumah sakit, biasanya limbah yang dihasilkan adalah Deterjen, Minyak, dan sisa
makanan. sistem Pengolahan air limbah ini biasanya disebut sebagai STP.

2. WWTP pengolahan air limbah

WWTP ( Waste Water treatment Plan ) adalah Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang
dibuat untuk mengolah air limbah dari proses produkti, seperti limbah tekstil, Limbah
Percetakan dan Limbah lainnya.

Macam-macam teknologi yang digunakan untuk pengolahan air limbah, antara lain

1. Clarifier pengolahan air limbah

Clarifier merupakan proses pengolahan air limbah sederhana, dengan menggunakan chemical
yang biasa disebut Koagulan maupun Floakulan untuk mengendapkan kotoran yang
tersuspensi / Koloid, mengumpulkan dan mengendapkan kotoran tersebut. sehingga
dihasilkan air yang bersih secara fisik.

2. Ultrafiltrasi pengolahan air limbah

Ultrafiltrasi merupakan proses pengolahan air limbah yang merupakan pengganti dari
Clarifier, dengan hanya membutuhkan tempat yang tidak terlalu besar, Ultrafiltrasi banyak
digunakan untuk menggantikan fungsi dari clarifier.

3. Bioteknologi Pengolahan air limbah

Proses pengolahan limbah dengan menggunakan bioteknologi menjadi fokus utama para
pemerhati kesehatan, karena didalam proses ini, limbah diurai dengan tanpa menggunakan
zat kimia tambahan yang dapat berbahaya bagi kesehatan. Hanya menggunakan bakteri untuk
mengurai limbah hasil industri. sehingga menghasilkan air buangan yang benar-benar aman
bagi lingkungan dan kesehatan. Bioteknologi berkembang pesar di Negara Belanda.

Pengolahan Air Limbah


A. Jenis Pengolahan Air Limbah

Dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : pengolahan secara fisik, kimiawi dan biologi.

Pengolahan secara fisik :

Pengolahan secara fisik tidak dapat di terapkan untuk berbagai pengolahan limbah. Dalam
pengolahan limbah secara fisik, polutan akan di pisahkan dengan cara di endapkan. Hasil
yang dicapai sangant terbatas dan memerlukan waktu yang cukup lama.

Pengolahan secara kimiawi :

Pengolahan limbah secara kimiawi dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia


kedalam air limbah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah menentukan jenis bahan-bahan
kimia yang diperlukan.

Dalam pengolahan limbah secara kimiawi, waktu dan area yang di perlukan jauh lebih kecil
dibandingkan pengolahan limbah secara fisik dan biologi. Air limbah yang mengandung zat-
zat kimia termasuk logam berat, sangat tepat bila pengolahan limbah dilakukan secara
kimiawi.

Pengolahan secara biologi :

Pengolahan limbah secara biologi terutama memanfaatkan kerja mikroorganisme. Dalam


pengolahan limbah secara biologi, polutan yang degradabel yang segera dapat dihilangkan.
Polutan yang degradabel merupakan makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu singkat
bakteri akan berkembangbiak dan menghabiskan makanan yang ada didalam air limbah.

Proses penghancuran polutan secara biologi dapat dipercepat dengan memacu pertumbuhan
bakteri.
Bakteri akan tumbuh dan berkembang dengan pesat, apabila kondisi yang sesuai bagi
kehidupan bakteri terpenuhi. Kondisi yang sesuai antara lain adalah pH air limbah sekitar 7,
dan suhu air limbah sekitar 350 C.

Pengolahan limbah secara biologi sangat baik, tetapi memerlukan waktu yang lama dan area
yang luas.

B. Sumber Air Limbah


Limbah Industri
Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang
produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan
masalah lingkungan yang cukup serius. Buangan air limbah industri mengakibatkan
timbulnya pencemaran air sungai yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal di
sepanjang aliran sungai, seperti berkurangnya hasil produksi pertanian, menurunnya hasil
tambak, maupun berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk.

Seiring dengan makin tingginya kepedulian akan kelestarian sungai dan kepentingan menjaga
keberlanjutan lingkungan dan dunia usaha maka muncul upaya industri untuk melakukan
pengelolaan air limbah industrinya melalui perencanaan proses produksi yang effisien
sehingga mampu meminimalkan limbah buangan industri dan upaya pengendalian
pencemaran air limbah industrinya melalui penerapan installasi pengolahan air limbah. Bagi
Industri yang terbiasa dengan memaksimalkan profit dan mengabaikan usaha pengelolaan
limbah agaknya bertentangan dengan akal sehat mereka, karena mereka beranggapan bahwa
menerapkan instalasi pengolahan air limbah berarti harus mengeluarkan biaya pembangunan
dan biaya operasional yang mahal.

Di pihak lain timbul ketidakpercayaan masyarakat bahwa industri akan dan mampu
melakukan pengelolaan limbah dengan sukarela mengingat banyaknya perusahaan industry
yang dibangun di sepanjang aliran sungai, dan membuang air limbahnya tanpa pengolahan.
Sikap perusahaan yang hanya berorientasi “Profit motive” dan lemahnya penegakan
peraturan terhadap pelanggaran pencemaran ini berakibat timbulnya beberapa kasus
pencemaran oleh industry dan tuntutan-tuntutan masyarakat sekitar industry hingga
perusahaan harus mengganti kerugian kepada masyarakat yang terkena dampak.

Latar belakang yang menyebabkan terjadinya permasalahan pencemaran tersebut


dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

Upaya pengelolaan lingkungan yang ditujukan untuk mencegah dan atau memperkecil
dampak negatif yang dapat timbul dari kegiatan produksi dan jasa di berbagai sektor industri
belum berjalan secara terencana.
Biaya pengolahan dan pembuangan limbah semakin mahal dan dana pembangunan,
pemeliharaan fasilitas bangunan air limbah yang terbatas, menyebabkan perusahaan enggan
menginvestasikan dananya untuk pencegahan kerusakan lingkungan, dan anggapan bahwa
biaya untuk membuat unit IPAL merupakan beban biaya yang besar yang dapat mengurangi
keuntungan perusahaan.
Tingkat pencemaran baik kualitas maupun kuantitas semakin meningkat, akibat
perkembangan penduduk dan ekonomi, termasuk industri di sepanjang sungai yang tidak
melakukan pengelolaan air limbah industrinya secara optimal.
Perilaku sosial masyarakat dalam hubungan dengan industri memandang bahwa sumber
pencemaran di sungai adalah berasal dari buangan industri, akibatnya isu lingkungan sering
dijadikan sumber konflik untuk melakukan tuntutan kepada industri berupa perbaikan
lingkungan, pengendalian pencemaran, pengadaan sarana dan prasarana yang rusak akibat
kegiatan industri.
Adanya Peraturan Pemerintah tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran
air nomor: 82 Tahun 2001, meliputi standar lingkungan, ambang batas pencemaran yang
diperbolehkan, izin pembuangan limbah cair, penetapan sanksi administrasi maupun pidana
belum dapat menggugah industri untuk melakukan pengelolaan air limbah.
C. SIFAT AIR LIMBAH
Limbah cair memiliki 2 karakteristik yaitu karakteristik fisik dan kimia.

Adapun karakter fisiknya dari limbah cair antara lain :

Padatan : pada limbah cair terdapat padatan organic dan nonorganik yang mengendap dan
tersuspensi sehingga bisa mengendap dan menyebabkan pendangkalan.

Kekeruhan : kekeruhan menunjukkan sifat optis di dalam air karena terganggunya cahaya
matahari saat masuk ke dalam air akibat adanya koloid dan suspensi
Bau : bau dikarenakan karena adanya mikroorganisme yang menguraikan bahan organic.
Suhu : limbah cair memiliki suhu yang berbeda dibandingkan dengan air biasa, biasanya
suhunya lebih tinggi karena adanya proses pembusukan
Sedangkan karakter kimia dari limbah cair yaitu :

Keasaman : keasaman limbah cair dipengaruhi oleh adanya bahan buangan yang bersifat
asam atau basa. Agar limbah tidak berbahaya, maka limbah diupayakan untuk memiliki pH
netral.
Logam berat beracun : Cadmium dari industri tekstil, merkuri dari pabrik cat, raksa dari
industri perhiasan dan jenis logam berat yang lainnya.
Nitrogen : umumnya terdapat sebagai bahan organic dan diubah menjadi ammonia oleh
bakteri sehingga menghasilkan bau busuk dan bisa menyebabkan permukaan air menjadi
pekat sehingga tidak bisa ditembus cahaya matahari.
Fenol : salah satu bahan organic yang berasal dari industri tekstil, kertas, minyak dan
batubara sehingga menyebabkan keracunan.
BOD : kebutuhan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organic yang ada di
dalam air.
COD : kebutuhan oksigen yang diperlukan mikroba untuk menghancurkan bahan organik

D. LANGKAH-LANGKAH PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Langkah-langkah Pengolahan Air Limbah

Pembuangan air limbah baik yang bersumber dari kegiatan domestik (rumah tangga) maupun
industri ke badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan apabila kualitas air limbah
tidak memenuhi baku mutu limbah. Sebagai contoh, mari kita lihat Kota Jakarta. Jakarta
merupakan sebuah ibukota yang amat padat sehingga letak septic tank, cubluk (balong), dan
pembuangan sampah berdekatan dengan sumber air tanah. Terdapat sebuah penelitian yang
mengemukakan bahwa 285 sampel dari 636 titik sampel sumber air tanah telah tercemar oleh
bakteri coli. Secara kimiawi, 75% dari sumber tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum
yang parameternya dinilai dari unsur nitrat, nitrit, besi, dan mangan.

Trickling filter. Sebuah trickling filter bed yang menggunakan plastic media.

Bagaimana dengan air limbah industri? Dalam kegiatan industri, air limbah akan
mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan
aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa
peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat
memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat
dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses
produksi (end-pipe pollution prevention).

Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang
ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah
proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan peencemar sehingga pada
akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.

Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena
pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak
sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari
perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat.

Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang
digunakan. Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter
organik, karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran
jumlah zat organik yang terdapat dalam limbah.

Parameter ini terdiri dari total organic carbon (TOC), chemical oxygen demand (COD),
biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum
hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter total
suspended solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi. Sedangkan
kontaminan spesifik dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau inorganik.

 Pabrik air minum dalam kemasan


 Usaha air minum isi ulang
 Klien kami
 Lampu ultraviolet
 Ozon Generator
 Mesin Reverse osmosis
 Filter Ultrafiltrasi
 Pengolahan air bersih

Limbah cair industri pelapisan bermacam-macam, bersifat asam atau basa yang
mengandung sianida beracun dan logam. Sumber limbah berupa larutan di dalam bejana itu
sendiri atau air bilasan. Sumber utama air limbah adalah larutan pembilas yang agak encer, dan
sering mengandung 5 mg/l - 50 mg/l ion logam beracun. Larutan dalam bejana yang
berkonsentrasi tinggi jarang dibuang, akan tetapi jika dibuang, dampak racunnya terhadap air
penampung limbah mungkin besar. Pembuangan lemak dengan pelarut membuat pelarut itu
sendiri menjadi limbah dan limbah di air bilasan. Kebanyakan pelarut itu berbahaya terhadap
lingkungan karena mengandung: silene, tetrakloro-etilena, metilen klorida, aseton, keton, dan
lain-lain. Larutan alkali pembersih mengandung padatan tersuspensi, lemak, sabun, dan tingkat
pH-nya tinggi. Pengasaman menghasilkan pembuangan larutan asam secara berkala, dan air
bilasan dengan pH rendah. Pelapisan, perendaman, dan pencelupan dalam sianida
menghasilkan larutan yang mengandung sianida dan logam yang dilapisi. Air cucian lantai
sering tercemar oleh percikan, tetesan dan tumpahan larutan pembersih, larutan pengupas, dan
larutan pelapis.
Limbah domestik terbagi dalam dua kategori yaitu pertama, limbah cair domestik yang
berasal dari air cucian seperti sabun, deterjen, minyak dan pestisida.Kedua adalah limbah cair
yang berasal dari kakus seperti sabun, shampo, tinja dan air seni. Limbah cair domestik
menghasilkan senyawa organik berupa protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat Pada
musim kemarau saat debit air Kali Mas turun hingga 300% maka masukan bahan organik
kedalam badan air akan mengakibatkan penurunan kualitas air.

 Pertama, badan air memerlukan oksigen ekstra guna mengurai ikatan dalam senyawa
organik (dekomposisi), akibatnya akan membuat sungai miskin oksigen, membuat jatah
oksigen bagi biota air lainnya berkurang jumlahnya. Pengurangan kadar Oksigen dalam air ini
sering mengakibatkan peristiwa ikan munggut (ikan mati masal akibat kekurangan Oksigen).

 Kedua, Limbah organik mengandung padatan terlarut yang tinggi sehingga


menimbulkan kekeruhan dan mengurangi penetrasi cahaya matahari bagi biota fotosintetik.

 Ketiga, puluhan ton padatan terlarut yang dibuang hampir lebih dari 3 juta orang di
Surabaya akan mengendap dan merubah karakteristik dasar sungai, akibatnya beberapa biota
yang menetap didasar sungai akan tereleminasi atau bahkan punah.

 Keempat, bahan penimbul busa yang sebenarnya tidak diperlukan dalam proses
pencucian dan tidak ada hubungan antara daya bersih dengan busa yang melimpah. Kelima,
Fluorescent, berguna untuk membuat Pakaian lebih cemerlang.

Dampak limbah organik ini umumnya disebabkan oleh dua jenis limbah cair yaitu
deterjen dan tinja. Deterjen sangat berbahaya bagi lingkungan karena dari beberapa kajian
menyebutkan bahwa detergen memiliki kemampuan untuk melarutkan bahan bersifat
karsinogen, misalnya 3,4 Benzonpyrene, selain gangguan terhadap masalah kesehatan,
kandungan detergen dalam air minum akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Sedangkan
tinja merupakan jenis vektor pembawa berbagai macam penyakit bagi manusia.

Deterjen
Deterjen umumnya tersusun atas lima jenis bahan penyusun. Pertama, surfaktan yang
merupakan senyawa Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang berfungsi untuk mengangkat kotoran
pada pakaian. ABS memiliki sifat tahan terhadap penguraian oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable). Kedua, senyawa fosfat, (bahan pengisi) yang mencegah menempelnya
kembali kotoran pada bahan yang sedang dicuci. Senyawa fosfat digunakan oleh semua merk
deterjen memberikan andil yang cukup besar terhadap terjadinya proses eutrofikasi yang
menyebabkan Booming Algae (meledaknya populasi tanaman air) Ketiga, Pemutih dan
pewangi (bahan pembantu) zat pemutih umumnya terdiri dari zat natrium karbonat. Menurut
hasil riset organisasi konsumen Malaysia (CAP) Pemutih dapat menimbulkan kanker pada
manusia. sedangkan untuk penwangi lebih banyak merugikan konsumen karena bahan ini
membuat makin tingginya biaya produksi, sehingga harga jual produk semakin mahal. Padahal
zat pewangi tidak ada kaitannya dengan kemampuan mencuci.

Tinja
Bagian yang paling berbahaya dari limbah domestik adalah mikroorganisme patogen
yang terkandung dalam tinja, karena dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh
manusia, dalam 1 gram tinja mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu
bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10 derajat Celcius. Terdapat 4
mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu : virus, Protozoa, cacing dan
bakteri yang umumnya diwakili oleh jenis Escherichia coli (E-coli). Menurut catatan badan
Kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa air limbah domestik yang belum diolah memiliki
kandungan virus sebesar 100.000 partikel virus infektif setiap liternya, lebih dari 120 jenis
virus patogen yang terkandung dalam air seni dan tinja. Sebagian besar virus patogen ini tidak
memberikan gejala yang jelas sehingga sulit dilacak penyebabnya.
Setelah tinja memasuki badan air, E-coli akan mengkontaminasi perairan, bahkan pada
kondisi tertentu E-coli dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh dan dapat tinggal di
dalam pelvix ginjal dan hati.
Tingginya tingkat pencemaran domestik Kali Mas memberikan dampak yang
signifikan terhadap kualitas kesehatan masyarakat yang tinggal disepanjang bantaran Kali Mas,
hal ini merujuk pada data yang dikeluarkan oleh Paguyuban Kanker Anak Jawa Timur RSUD
Dr Soetomo Oktober 2003 yang menyebutkan bahwa 59% penderita kanker anak adalah
leukimia dan sebagian besar dari penderita kanker ini tinggal di Daerah Aliran Sungai Brantas
(termasuk Kali Surabaya dan Kali Mas). Jenis Kanker lainnya yang umum diderita Anak yang
tinggal di Bantaran Kali adalah kanker syaraf (neuroblastoma), Kanker kelenjar getah bening
(Limfoma), kanker ginjal (tumor wilms), dan Kanker Mata.
Ancaman serius ini harus memicu peran aktif Pemerintah dalam mengendalikan
pencemaran domestik, karena dibandingkan dengan Limbah cair industri, penanganan sumber
limbah domestik sulit untuk dikendalikan karena sumbernya yang tersebar. Upaya yang
dimaksudkan bukan penyuluhan kepada masyarakat untuk tidak membuang tinja atau deterjen
kesungai, tetapi lebih kepada mengarahkan industri-industri kita untuk menerapkan cleaner
production (industri yang berwawasan lingkungan) dengan menerapkan pengolahan limbah
dan menghasilkan produk-produk ramah lingkungan.
Sebagai konsumenpun masyarakat pemakai detergen juga harus berani memilih dengan
menggunakan produk-produk yang dihasilkan oleh industri yang telah memiliki predikat hijau,
predikat hijau ini diberikan oleh Kantor kementrian Lingkungan Hidup dalam program Proper
(Program Pentaatn Industri) dalam program ini diberikan predikat emas untuk industri yang
menerapkan industri bersih, predikat Hijau untuk industri yang telah mengelolah limbahnya
dan telah mengembangkan community development bagi masyrakat sekitar, predikat biru,
Predikat Merah dan Predikat hitam bagi industri yang menimbulkan kerusakan lingkungan.
Dengan memilih produk-produk dari industri berpredikat hijau berarti kita juga ikut serta dalam
menjaga kualitas lingkungan.
Pencemaran lingkungan sering diungkapkan dengan pembicaraan atau pemberitaan
melalui media massa. Ungkapan tersebut bermacam ragam popularisasinya dikalangan
pendengar atau pembaca, antara lain pernyataan yang menyebutkan : Pencemaran udara
oleh gas buang kendaraan bermotor amat terasa dikota-kota besar yang padat lalulintasnya;
pencemaran sungai oleh limbah cair industri sangat mengganggu kehidupan di perairan
; limbah pulp (bubur kayu) pabrik kayu mengandung BOD dan COD yang tinggi.; sampah
bahan berbahaya beracun mencemari air, dsb. Didalam bahasa sehari-hari, pencemaran
lingkungan dipahami sebagai sesuatu kejadian lingkungan yang tidak diingini, menimbulkan
gangguan atau kerusakan lingkungan bahkan dapat menimbulkan
gangguan kesehatan sampai kematian. Hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat disebut
pencemaran, misalnya udara berbau tidak sedap, air berwarna keruh, tanah ditimbuni
sampah. Hal tersebut dapat berkembang dari sekedar tidak diingini menjadi gangguan. Udara
yang tercemar baik oleh debu, gas maupun unsur kimia lainnya dapat menyakitkan saluran
pernafasan, mata menjadi pedas atau merah dan berair. Bila zat pencemar tersebut
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), kemungkinan dapat berakibat fatal. Hal
yang sama dapat terjadi pada air. Air yang tercemar dapat menimbulkan gangguan gatal pada
kulit, atau sakit saluran pencernaan bila terminum dan dapat berakibat lebih jauh bila ternyata
mengandung B3. Demikian pula halnya dengan tanah yang tercemar, 0yang pada gilirannya
dapat mengotori sumber air didekatnya.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup adalah : masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Limbah dan masalahnya.
Karena limbah dibuang ke lingkungan, maka masalah yang ditimbulkannya merata
dan menyebar di lingkungan yang luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat
lainnya. Limbah cair atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh
ke hilir, melampaui batas-batas wilayah akhirnya bermuara dilaut atau danau, seolah-olah laut
atau danau menjadi tong sampah. Limbah bermasalah antara lain berasal dari kegiatan
pemukiman, industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi. Limbah pemukiman selain
berupa limbahpadat yaitu sampah rumah tangga, juga berupa tinja dan limbah cair yang
semuanya dapat mencemari lingkungan perairan. Air yang tercemar akan menjadi sumber
penyakit menular.
Limbah industri baik berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau
dengan sifat limbah B3. Kegiatan industri disamping bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan, ternyata juga menghasilkan limbah sebagai pencemar lingkungan perairan,
tanah, dan udara. Limbahcair, yang dibuang ke perairan akan mengotori air yang
dipergunakan untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota
air. Limbah padatakan mencemari tanah dan sumber air tanah. Limbah gas yang dibuang ke
udara pada umumnya mengandung senyawa kimia berupa SOx, NOx, CO, dan gas-gas lain
yang tidak diinginkan. Adanya SO2 dan NOx diudara dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam yang dapat menimbulkan kerugian karena merusak bangunan, ekosistem perairan,
lahan pertanian dan hutan. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti
adalah limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada umumnya mengandung
berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic)
sehingga berbahaya bagi kesehatanmanusia. Limbah pertanian yang paling utama ialah
pestisida dan pupuk. Walau pestisida digunakan untuk membunuh hama, ternyata karena
pemakaiannya yang tidak sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, pestisida menjadi
biosida – pembunuh kehidupan. Pestida yang berlebihan pemakaiannya, akhirnya
mengkontaminasi sayuran dan buahbuahan yang dapat menyebabkan keracunan
konsumennya. Pupuk sering dipakai berlebihan, sisanya bila sampai diperairan dapat
merangsang pertumbuhan gulma penyebab timbulnya eutrofikasi. Pemakaian herbisida untuk
mengatasi eutrofikasi menjadi penyebab terkontaminasinya ikan, udang dan biota air lainnya.
Pertambangan memerlukan proses lanjutan pengolahan hasil tambang menjadi bahan yang
diinginkan. Misalnya proses dipertambangan emas, memerlukan bahan air raksa atau
mercury akan menghasilakan limbah logam berat cair penyebab keracunan syaraf dan
merupakan bahan teratogenik. Kegiatan sektor pariwisata menimbulkan limbah melalui
sarana transportasi, dengan limbah gas buang di udara, tumpahan minyak dan oli dilaut
sebagai limbah perahu atau kapal motor dikawasan wisata bahari.
Dampak Limbah Cair pada Kesehatan
Dalam paradigma Kesehatan Lingkungan ada 4 simpul yang berkaitan dengan proses
pajanan limbah cair yang dapat mengganggu kesehatan.
Simpul 1 : Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar atau biasa disebut
sebagai sumber emisi limbah. Sumber emisi limbah pada umumnya berasal dari sektor
industri, transportasi, yang mengeluarkan berbagai bahan buangan yang mengandung
senyawa kimia yang tidak dikehendaki. Emisi tersebut dapat berupa gas, cairan, maupun
partikel yang mengandung senyawa organik maupun anorganik.
Simpul 2 : Media lingkungan (air, tanah, udara, biota)
Emisi dari simpul 1 dibuang ke lingkungan, kemudian menyebar secara luas di lingkungan
sesuai dengan kondisi media transportasi limbah. Bila melalui udara, maka sebarannya
tergantung dari arah angin dominan dan dapat menjangkau wilayah yang cukup luas. Bila
melalui air maka dapat menyebar sesuai dengan arah aliran yang sebarannya dapat sangat
jauh. Komponen lain yang ikut menyebarkan emisi tersebut adalah biota air yang ikut
tercemar.
Simpul 3 : Pemajanan Limbah Cair ke manusia
Di lingkungan, manusia dapat menghirup udara yang tercemar, minum air yang tercemar,
makan makanan yang terkontaminasi dan dapat pula kemasukan Limbah melalui kulit. Pada
umumnya titik pemajanan B3 kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, oral (mulut) dan
kulit
Simpul 4 : Dampak Kesehatan yang timbul
Akibat kontak dengan Limbah Cair atau terpajan oleh pencemar melalui berbagai cara seperti
pada simpul 3, maka dampak kesehatan yang timbul bervariasi dari ringan, sedang, sampai
berat bahkan sampai menimbulkan kematian, tergantung dari dosis dan waktu pemajanan.
Jenis penyakit yang ditimbulkan, pada umumnya merupakan penyakit non infeksi antara lain
: Keracunan, kerusakan organ, kanker, hypertensi, asma bronchioli, pengaruh pada janin
yang dapat mangakibatkan lahir cacat (cacat bawaan), kemunduran mental , gangguan
pertumbuhan baik fisik maupun psikis, gangguan kecerdasan dll.
Macam- macam Limbah Pabrik atau Industri

Industri merupakan salah satu bidang perekonomian yang menjanjikan dalam kesuksesan. Bahkan
salah satu tolok ukur suatu negara dikatakan maju adalah apabila mata pencaharaian penduduknya
yang semula di bidang pertanian dapat beralih ke bidang industri. Industri di dunia pun ada banyak
sekali macamnya, ada industri makanan, industri tekstil, industri pembuatan elektronik, industri
pembuatan alat transportasi, hingga pembuatan alat- alat berat.

Industri yang ada pun bisa berskala kecil, menengah maupun berskala besar. Masing- masing skala
industri tersebut mempunyai limbahnya masing- masing. Dengan demikian limbah pabrik atau
industri ini ada bermacam- macam. Macam- macam limbah industri atau limbah pabrik (baca: sistem
pengolahan limbah cair industri) adalah sebagai berikut:

Limbah cair

Jenis limbah pabrik yang pertama adalah limbah pabrik yang berbentuk cair. Limbah pabrik cair
merupakan sisa- sisa produksi dari pabrik yang bentuknya cair. Biasanya limbah pabrik cair ini akan
dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, kali bahkan lautan. Limbah cair ini sifatnya ada yang
berbahaya dan ada pula yang dapat dinetralisir secara cepat.

Limbah pabrik yang berbahaya yang dibuang langsung ke saluran seperti kali, laut (baca: macam-
macam laut), maupun selokan tanpa dinetralisir terlebih dahulu pada akhirnya akan mencemari
saluran- saluran tersebut sehingga akan menyebabkan ekosistem air menjadi rusak, bahkan banyak
makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. Contoh limbah cair dari pabrik ini antara lain adalah sisa
pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, kandungan besi pada air,
kebocoran minyak di laut, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.

Limbah padat

Selain limbah cair, jenis limbah pabrik selanjutnya adalah limbah padat. Limbah padat merupakan
buangan dari hasil- hasil industri yang tidak terpakai lagi yang berbentuk padatan, lumpur maupun
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari kegiatan-
kegiatan industri, serta dari tempat- tempat umum. Limbah padat seperti ini apabila dibuang di
dalam air pastinya akan mencemari air tersebut dan dapat menyebabkan makhluk hidup yang
tinggal di dalamnya akan mati.

Sementara apabila dibuang di wilayah daratan tanpa adanya proses pengolahan, maka akan
mencemari tanah (baca: jenis-jenis tanah) di wilayah tersebut. Beberapa contoh dari limbah pabrik
padat antara lain adalah plastik, kantong, sisa pakaian, sampah kertas, kabel, listrik, bubur- bubur
sisa semen, lumpur- lumpur sisa industri, dan lain sebagainya.
Limbah gas

Selain limbah cair dan limbah padat, ada pula jenis limbah pabrik lainnya yakni limbah gas. Limbah
gas merupakan limbah yang disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia
yang berbentuk molekul- molekul gas dan pada umumnya memberikan dampak yang buruk bagi
kehidupan makhluk hidup yang ada di Bumi. Limbah gas ini tentu saja berbentuk gas. Oleh karena
bentuknya gas, maka limbah pabrik gas ini biasanya mencemari udara (baca: pengertian
pencemaran udara). Beberapa contoh limbah gas ini antara lain adalah kebocoran gas, pembakaran
pabrik, asap pabrik sisa produksi dan lain sebagainya.

Itulah beberapa macam limbah yang dapat dihasilkan dari aktivitas industri. Limbah- limbah pabrik
tersebut dapat mencemari tanah, air maupun udara yang pada akhirnya akan mencemari lingkungan
(baca: fungsi lingkungan) yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup. Padahal kita telah
mengetahui bahwasannya pencemaran merupakan hal yang tidak baik dan dapat menyebabkan
banyak dampak buruk.

Dampak Pencemaran Limbah Pabrik

Pencemaran merupakan peristiwa yang dapat merugikan makhluk hidup. Ada banyak sekali dampak
yang dapat ditimbulkan dari pencemaran limbah pabrik ini. Dampak- dampak yang ditimbulkan ini
tentu saja merupakan dampak yang buruk (baca: dampak pencemaran lingkungan). Adapun
dampak- dampak yang dapat muncul sebab adanya pencemaran limbah pabrik ini antara lain adalah
sebagai berikut:

Dampak bagi kesehatan

Dampak kesehatan yang ditimbulkan dari limbah pabrik ini antara lain adalah sebagai berikut:

Menyebabkan adanya sampah beracun.

Timbul penyakit yang menular dari rantai makanan

Timbulnya penyakit jamur.

Menyebabkan penyakit kolera, diare, dan tifus.

Timbul sampah yang dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan tikus.

Timbul sampah yang akan menjadi tempat perkembangbiakan lalat sehingga mudah menularkan
infeksi.

2. Dampak bagi lingkungan

Selain akan berdampak pada kesehatan, adanya limbah pabrik ini juga dapat menyebabkan dampak
buruk bagi lingkungan. Adapun beberapa dampak negatif yang disebabkan oleh limbah pabrik bagi
lingkungan antara lain adalah sebagai berikut:
Menurunnya kualitas lingkungan

Menurunnya estetika atau nilai keindahan lingkungan

Terhambatnya pengembangan negara

Membuat lingkungan kurang nyaman untuk ditempati

Membuat makhluk hidup yang terkena pencemaran menjadi musnah atau mati.

Itulah beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat adanya pencemaran yang dilakukan oleh
industri pabrik bagi lingkungan. Maka dari itulah bagi masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
yang merupakan daerah industri maka hal mengenai limbah ini harus selalu diwaspadai agar tidak
merusak lingkungan.

Demikianlah dampak- dampak yang bisa ditimbulkan oleh adanya pencemaran oleh limbah pabrik.
Dampak negatif tersebut akan selalu terasa apabila tidak diusahakan untuk mengolah limbah secara
baik dan benar. Maka dari itulah perlu adanya upaya- upaya tertentu agar limbah yang dihasilkan
dapat dinetralisir agar tidak membahayakan, dan apabila sudah terlanjur tercemar maka harus
diupayakan untuk mengatasi pencemaran- pencemaran tersebut.

Upaya Mengatasi Pencemaran Limbah Pabrik

Pencemaran yang terjadi di lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik akan menjadi persoalan
yang serius apabila tidak mendapatkan perhatian dengan baik. Pencemaran limbah pabrik akan
menyababkan dampak- dampak negatif yang sangat merugikan lingkungan dan juga makhluk hidup.
Dengan demikian perlu diadakan upaya- upaya agar dapat mengatasi pencemaran yang terjadi
(baca: pengolahan limbah rumah tangga). Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
pencemaran yang diakibatkan limbah pabrik antara lain adalah sebagai berikut:

Mengupayakan pengelolahan limbah sebaik mungkin

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pabrik merupakan limbah yang berbahaya, karena
sebagain pabrik menggunakan bahan- bahan kimia dalam operasional produksi pabrik mereka. Maka
dari itulah harus diupayakan langkah- langkah untuk membuat limbah menjadi ramah lingkungan
dan tidak mengandung zat- zat yang berbahaya. setelah limbah- limbah yang dihasilkan ini menjadi
ramah lingkungan, maka membuangnya langsung ke lingkungan tidak akan menyebabkan
pencemaran.

Contoh yang paling banyak adalah ketika limbah pabrik berupa limbah cair maupun limbah gas.
Setelah limbah cair dan gas ini diolah sedemikian rupa, maka bisa dilepas ke alam (misal ke laut dan
juga angkasa). Dan pembuangan limbah tersebut secara langsung di lingkungan tidak akan
menyebabkan pencemaran air dan juga pencemaran udara.
Tidak membuang limbah cair langsung ke sumber air

Cara bijak yang lainnya adalah tidak membuang limbah pabrik yang cair ke dalam sumber air (baca:
proses terjadinya mata air) secara langsung, terlebih tanpa adanya penyaringan dan pengolahan
terlebih dahulu. Limbah cair yang langsung berasal dari pabrik, tanpa diolah biasanya akan
menyebabkan lingkungan menjadi tercemar. Hal ini karena belum adanya pemisahan antara zat
yang berbahaya maupun tidak.

Apabila limbah segar seperti ini langsung di buang ke sungai (baca: manfaat sungai) maupun laut
maka akan menyebabkan ekosistem laut dan ekosistem sungai menjadi rusak dan tercemar. Hal ini
papsti akan berdampak pada matinya banyak makhluk hidup yang menghuni sumber air tersebut.

Mengubur limbah- limbah yang bersifat organik

Untuk limbah pabrik padat, maka perlu adanya tindakan yang berbeda antara limbah- limbah
organik dan non organik. Limbah- limbah yang bersifat organik bisa dikubur karena limbah tersebut
dapat terurai dengan abik apabila dikubur di dalam tanah (baca: jenis-jenis tanah). Dengan
mengubur limbah- limbah organik maka kita hanya mengatasi keberadaan limbah organik saja,
namun juga kita akan mendapatkan tanah yang lebih subur dan dapat digunakan untuk berbagai
kepentingan tertentu yang pastinya akan bermanfaat.

Menggunakan kembali limbah- limbah pabrik yang masih bisa didaur ulang

Selain limbah- limbah organik, ternyata limbah anorganik juga mempunyai penanganannya sendiri.
limbah pabrik anorganik yang sulit untuk diurai secara alami maka dapat dipilah- pilah. Dan limbah
yang bersifat anorganik ini dapat kita daur ulang untuk menjadi sesuatu yang baru. Limbah
anorganik yang masih bisa untuk didaur ulang sebaiknya kita daur ulang saja. Disamping kita
membantu menangani persoalan limbah padat pabrik, kita juga dapat menghamat bahan baku.

Menanam banyak pepohonan

Cara bijaksana yang selannjutnya adalah menanam banyak pohon di sekitar pabrik. Hal ini lebih
mengarah ke limbah gas. Limbah pabrik yang bersifat gas biasanya dibuang melalui cerobong asap
dan selanjutnya akan mencemari udara. Udara yang tercemar ini akan menyebabkan penipisan pada
lapisan ozon pada akhirnya apabila tidak ditangani dengan baik. Maka dari itulah, kita dianjurkan
untuk menanam pepohonan untuk dapat menetralisir udara yang telah tercemar tersebut agar tidak
terlalu berbahaya.

Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani pencemaran dari Limbah pabrik
tersebut. Sebagai manusia yang mengelola Bumi, maka kita harus memeperhatikannya dan
mengupayakan usaha- usaha yang baik agar dapat menyelamatkan lingkungan.
Karakteristik Limbah

Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, dari berbagai
skala rumah tangga layaknya industri pertambangan, dan hasil produksi lainnya. Limbah dianggap
lebih banyak menghasilkan hal negatif dibandingkan positif sehingga menjadi limbah mengganggu.
Karena itulah, masyarakat haruslah memberi perhatian akan kedatangan limbah.

Karakteristik fisik Limbah

Karakteristik fisik LimbahAdapun karakteristik fisik limbah terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1. Zat Padat

Pertama dalam karakteristik fisik limbah zat yang paling bisa dideteksi adalah zat padat. Dimana
total zat atau biasa disebut sebagai zat solid yakni seluruh zat padat yang tetap ada sebagai residu
setelah proses pemanasan pada suhu 103°C sampai 105°C dalam laboratorium, sehingga tidak akan
hancur dengan suhu panas yang rendah. Partikel padat didefenisikan sebagai supensed solid yang
dapat menembus kertas saring dengan diameter minimal 1 mikro dan cukup sulit dihancurkan.

2. Bau

Bau merupakan efek yang ditimbulkan dengan adanya limbah. Dinamakan sisa maka memiliki bau
yang tidak sedap. Bau tersebut dihasilkan oleh adanya gas-gas hasil dekomposisi atau penguraian
zat organik dalam air limbah (jika limbah khusus mencemari air). Gas-gas yang dapat menimbulkan
bau dalam air limbah antara lain, amonia dan senyawa organik sulfida.

Sulfida akan anda temukan jika berada di perairan yang kotor sebagai dekomposisi senyawa organik
dan sampah industri. Sulfida biasanya ditemukan sebagai sulfat, jika terdapat dalam air kotor dan
akan mengalami oksidasi dengan udara dan membentuk sulfida yang menimbulkan bau tidak sedap.
Sehingga anda mungkin akan mencium bau yang tidak sedap jika melewati sungai yang tercemar.
Dalam kondisi asam, air yang mengandung ion sulfida dapat menghasilkan hydrogen sulfida yang
sangat beracun meskipun dalam konsentarsi yang rendah (0,2 ppm) dan berbahaya meskipun hanya
digunakan untuk membasuh kulit.

Baca Juga :

Manfaat Sungai

Sungai Terpanjang di China


jenis Sungai

Erosi Sungai

3. Suhu

Untuk suhu air limbah biasanya lebih tinggi dari pada suhu disekitarnya, suhu yang cukup tinggi ini
juga menurunkan kadar DO (Dissolved Oxygen). Anda bisa mendeteksinya dengan menggunakan
termometer biasa.

4. Warna

Warna adalah karakteristik fisik paling mudah dilihat. Air limbah memiliki warna tertentu tergantung
dari kandungan air limbahnya. Seringkali air limbah yang baru saja dibuang berwarna abu-abu
ataupun akan berubah menjadi hitam. Warna ini dikarenakan adanya proses dekomposisi bahan
organik dan menurunnya jumlah oksigen sampai menjadi nol dan memudarkan warnanya.
Sayangnya air yang tidak berwarna bukan berarti tidak berbahaya.

5. Kekeruhan

Air limbah terlihat keruh disebabkan zat organik, lumpur, tanah liat, serta organisme lainnya yang
mengapung dan membutuhkan waktu mengendap yang lama. Semakin keruh air limbah dapat
dikatakan semakin besar kandungan limbahnya yang bisa diidentifikasi sekilas saja.

Baca juga:

Plankton Air Tawar

Ekosistem Air Tawar

Pencemaran Air Tanah

Negara Paling Kotor di Dunia

Karakteristik Kimia Limbah

1. Bahan Organik
Karakteristik Limbah dilihat dari bahan kimianya adalah berupa bahan organik. Air limbah terdapat
beberapa kandungan bahan organik berupa protein 65%, karbohidrat 25% dan lemak ataupun
minyak 10%. Lemak dalam limbah domestik bisa berasal dari sisa makanan, yang jika dibuang ke
sungai akan mengapung dan menutupi permukaan air sehingga termasuk kedalam bahan organik.
(Baca juga: Ekosistem Sungai) Minyak dan lemak memang tidak dapat terdegradasi dalam waktu
yang singkat, karena membutuhkan waktu cukup lama maka keberadaannya akan mengganggu
aktivitas organisme didalamnya dan ekosistem yang ada dalam tempat tercemar limbah.

2. BOD (Biologycal Oxygen Demand)

BOD atau Biologycal Oxygen Demand merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikro
organisme dalam lingkungan air untuk mengubah bahan organik yang ada didalam lingkungan air
terkait. Air buangan yang mengandung BOD akan berbahaya jika dibuang langsung.

Baca Juga :

Sumber Polusi Air

Pencemaran Air Sungai

Negara Penghasil Timah Terbesar

3. DO (Dissolved Oxygen)

Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut yaitu sebuah kebutuhan dasar yang menyokong kehidupan
tanaman dan hewan didalam air. Air memiliki kemampuan untuk menyediakan oksigen untuk
kelangsungan makhluk hidup yang ada didalamnya seperti halnya di laut.

Air mengandung kira-kira 8 ppm oksigen terlarut, standar minimum oksigen terlarut yang diperlukan
untuk kehidupan ikan adalah 5 ppm, apabila dibawah jumlah ini maka ikan dan biota air lainnya tidak
dapat melangsungkan kehidupan dan mati. Oksigen terlarut yang terdapat dalam air berasal dari
fotosintesis tumbuhan air dan juga oksigen dari atmosfer yang masuk kedalam air.

Meskipun ikan dan hewan lainnya di dalam air bernafas menggunakan alat pernafasan khusus,
namun mereka tetap membutuhkan kandungan oksigen terlarut dalam air. Sayangnya oksigen ini
akan rusak dan hilang jika adanya limbah dan juga berbagai pembuangan yang merusak oksigen
terlarut tersebut.

Baca Juga :
Lautan Paling Dalam di Dunia

Pencemaran Air Laut

Sumber Daya Alam Laut

4. COD (Chemical Oxygen Demand)

COD yaitu jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik dilihat secara kimiawi
yang terdapat didalam air dengan sempurna agar bahan tersebut bisa berubah menjadi bentuk
lainnya dengan cara alami.

5. pH (Puissance d’Hydrogen Scale)

pH atau pun derajat keasaman adalah ukuran yang menunjukan kadar asam dan juga basa dalam
suatu larutan. Larutan bersifat netral jika memiliki pH = 7, sedangkan larutan bersifat basa jika pH >
7 dan bersifat asam jika < 7. Air limbah memiliki pH netral yang disebabkan karena adanya buffer air.

Ketika air limbah memiliki pH yang tidak netral maka akan menjadi limbah yang membahayakan.
Apabila terjadi perubahan keasaman pada air limbah menjadi pH naik (alkali) maupun menjadi pH
turun (asam), dapat mengganggu ekosistem air. Sedangkan pH air limbah yang sangat rendah
bersifat korosif terhadap logam seperti baja serta dapat mengakibatkan perkaratan pada pipa besi.

Baca juga:

Pengolahan Limbah Domestik

Pengolahan Limbah Cair Industri

Negara Termiskin di Asia

Karakteristik Biologi Limbah

Setelah Kimia dan Fisik maka karakteristik akan dilihat dari Biologi Limbah, limbah juga
mempengaruhi benda tak hidup dan juga benda hidup yang bisa menimbulkan penyakit yang
membahayakan. Bakteri yang digunakan sebagai indikator adalah Escherichia coli dimana bakteri
yang hidup dalam kotoran manusia dan hewan ini bisa ditemukan juga dalam limbah yang dianggap
membahayakan dan mencemari.

Baca Juga :
Pencemaran Limbah

Bahaya Limbah Bauksit Bagi Lingkungan

Pengolahan Limbah Cair Industri

Dampak Negatif Limbah

Selain karakteristik limbah yang sudah dibahas, berikut beberapa dampak yang ditimbulkan dari
adanya limbah di lingkungan tempat tinggal :

1. Eutrofikasi

Eutrofikasi yakni efek atau dampak limbah pertama pada perairan. Dimana perairan menjadi terlalu
subur sehingga terjadi ledakan jumlah fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk
fotosintesis. Bukannya baik, fitoplankton di bagian bawah akan mengalami kematian secara massal
termasuk hewan seperti ikan dan tanaman yang membutuhkan sinar matahari lainnya. Selain itu
terjadi kompetisi dalam mengkonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada tempat tersebut.
Alga dianggap cukup membahayakan untuk sebuah ekosistem di laut.

2. Plastik

Plastik, yang menjadi masalah terbesar dan paling berbahaya, selain itu masalah plastik tidak pernah
ada ujungnya. Sangat banyak hewan yang hidup di laut mengkonsumsi plastik karena kesalahan dan
buruknya pengelolaan limbah. Jika diekspos akan banyak hewan yang harus memakan plastik karena
pembuangan yang sembarangan dan tentu saja membahayakan.

Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini dan
menyebabkan mereka mati. Selain itu, tanah yang ada pada bumi sudah banyak tercemar plastik,
karena plastik tidak bisa diuraikan dan akan tetap menjadi sampah hingga puluhan tahun kedepan.

Baca Juga :

Ciri- ciri Tanah Ekspansif

Sumber Daya Alam Tanah

Tanah Regosol

3. Menaikan Emisi CO2


Peningkatan emisi CO2 akibat dari banyaknya transportasi, penggunaan listrik berlebihan serta
buangan industri akan memberi efek peningkatan kadar keasaman laut. Hal ini menyebabkan
adanya peningkatan CO2 atau karbon dioksida dan tentu akan berakibat buruk bagi manusia terkait
dengan kesehatan pernafasan. Padahal semua hal yang menyebabkan CO2 meningkat rata-rata
sikap atau ulah dari manusia. Salah satu fungsi laut adalah sebagai penyerap dan penetral CO2
terbesar di bumi. Saat CO2 di atmosfir meningkat maka laut juga akan menyerap lebih banyak CO2
yang mengakibatkan meningkatnya derajat keasaman laut. Hal ini mempengaruhi kemampuan
karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang. Jika hal ini berlangsung secara
terus menerus maka hewan-hewan tersebut akan punah dalam jangka waktu dekat.

Dampak kesehatan yang akan ditimbulkan dari limbah antara lain adalah sebagai berikut:

Menyebabkan adanya sampah beracun dan berbahaya bagi semua makhluk hidup

Timbul penyakit yang menular dari rantai makanan dan juga penyakit baru yang tidak terdeteksi
sebelumnya

Timbulnya penyakit jamur yang sulit dihilangkan

Menyebabkan penyakit kolera, diare, dan tifus serta penyakit berbahaya lainnya. Mungkin terdengar
penyakit yang ringan namun bisa menyebabkan kematian

Timbul sampah yang dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan tikus serta hewan
serangga berbahaya dan menularkan virus lainnya. Karena kita tidak pernah bisa memantau hal
lainnya

Timbul sampah yang akan menjadi tempat perkembangbiakan lalat sehingga mudah menularkan
infeksi serta hal yang membuat kita lemah dan mudah sakit.

Baca juga :

Sumber Daya Alam Energi

Fenomena Alam Bulan Kembar

Contoh Ekosistem Alam

Contoh Sumber Daya Alam Non Hayati

Jadi itulah beberapa karakteristik limbah yang sudah kami bahas. Limbah sendiri dapat merusak
lingkungan hidup dengan zat-zat kimianya. Dampak yang ditimbulkan dari adanya limbah juga tidak
main-main. Bagi kesehatan limbah sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit.
Limbah industri
Limbah adalah sisa buangan hasil dari suatu kegiatan produksi. Yang dimaksud produksi
bisa dalam skala domestik atau rumah tangga atau produksi dalam skala yang lebih
besar. Dari pengertian limbah ini, maka limbah industri adalah sisa buangan yang
dihasilkan dari proses produksi pada suatu industri. Tentu saja karena sifatnya industri,
maka jumlahnya lebih besar daripada limbah skala domestik atau rumah tangga.
Diperlukan penanganan yang serius untuk limbah industri karena dampaknya pada
lingkungan lebih besar daripada limbah domestik. Ada dua macam limbah industri, yakni
limbah dalam bentuk cair dan juga limbah dalam bentuk padat yang biasa disebut
sampah. Kedua jenis limbah industri ini tentu saja tidak sedikit yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun.

Dampak limbah industri kepada lingkungan


Jika dilihat ukuran dan materinya, dampak limbah industri lebih berbahaya dibanding
limbah domestik. Akan tetapi jika limbah domestik menjadi massal karena jumlahnya juga
bisa berbahaya. Limbah industri lebih berbahaya dikarenakan secara kuantitas memang
besar dan terus menerus dihasilkan dengan kandungan zat yang sama. Dapat kita
ilustrasikan bahwa sebuah pabrik menghasilkan suatu produk A1 secara terus menerus,
bahkan 24 jam, maka selamanya kandungan limbahnya akan sama. Jika tidak dikelola
dengan baik, maka lingkungan akan menanggungnya secara terus menerus. Oleh karena
itulah maka limbah industri lebih berbahaya.

Dampak limbah dari industri pangan


Industri pangan adalah suatu usaha yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari
dan juga termasuk dalam salah satu penghasil limbah industri. Beberapa industri pangan
yang menghasilkan pencemaran lingkungan antaranya adalah industri tempe tahu,
pengolahan hasil laut dan tepung tapioka. Limbah ini dapat dihasilkan ketika proses
pencucian atau pengolahan. Limbah industri yang dihasilkan oleh kegiatan industri
pangan dapat berupa sejenis garam, mineral, karbohidrat, lemak dan protein. Jika
pengolahan limbah ini tidak benar, maka dapat menyebabkan pencemaran berat terhadap
air dan udara. Hal yang paling terasa dari pencemaran ini adalah umumnya bau yang
menyengat dan menusuk hidung. Hal yang ada bisa lebih berbahaya lagi jika industri
pangan tersebut menggunakan bantuan zat kimia yang menghasilkan limbah berupa
alkohol, insektisida dan energi panas. Jika tidak diolah dan langsung dibuang ke sungai
maka dapat mengganggu ekosistem air. Ikan dan bioat lainnya dapat mati.
Dampak limbah dari industri sandang
Limbah dari industri sandang ini tidak kalah serius ancamannya bagi lingkungan daripada
industri pangan. Seperti misalnya dalam kegiatan penyamakan kulit, batik printing dan
bahan sandang lainnya tidak dapat dihindari proses pencelupan yang menggunakan zat
kimia. Terlebi lagi dalam proses tersebut membutuhkan air dalam jumlah besar hingga
sisa buangannya pun banyak sekali. Dalam limbah bekas celupan dan pencucian bahan-
bahan sandang mengandung zat kimia berbahaya seperti zat pewarna, minyak, serta zat-
zat lain yang membutuhkan oksigen besar. Hal in sangat berbahaya dan beracun. Jika
tidak dikelola dengan benar, bahkan langsung saja dibuang ke sungai maka yang terjadi
adalah pencemaran lingkungan berat yang mengancam kesehatan manusia secara
keseluruhan.

Dampak limbah dari industri kimia


Industri kimia dan bahan bangunan dapat menjadi ancaman serius bagi
keberlangsungsan makhluk hidup, entah itu dalam skala besar atau skala kecil. Sebagai
contoh, untuk memproduksi alkohol, dibutuhkan air dalam jumlah yang cukup besar.
Sama seperti yang terjadi dalam industri sandang, limbah dari produksi alkohol jelas
berupa limbah cair dalam jumlah besar. Dalam limbah cair ini pasti terkandung senyawa
organik, anorganik dan mikroorganisme serta bahan berbahaya lainnya. Ketika proses
produksi selesai, pencucian peralatan dapat membuang hasil CaSO4 yang dilepaskan ke
aliran air. Dalam proses produksi, limbah ini secara tidak langsung atau langsung dapat
mengancam kelangsungna makhluk hidup. Keracunan adalah salah satunya, seperti
keracunan CO dalam jumlah besar dapat berujung kepada kematian. Sementara
keracunan air raksa, asbes, timbal, arsen dan lain sebagainya dampaknya akan terasa
dalam jangka panjang setelah menumpuk dalam tubuh.

Dampak limbah dari industri logam, elektronika dan pelumas


Dampak limbah industri ini juga sama bahayanya dengan yang lain. Misalnya dalam
proses produksi baja yang menggunakan berbagai macam mesin dan cor menghasilkan
limbah berupa asap, gas dan debu. Partikel yang ada dalam asap dan debu tersebut
mengandung logam berat, dimana jika terhirup terus menerus dalam jangka waktu yang
panjang akan menimbulkan ancaman kesehatan bagi makhluk hidup.Industri logam juga
penyumbang polusi suara berupa kebisingan yang dalam jarak tertentu dapat melebihi
batas toleransi yang diterima pendengaran manusia. Baik industri logam atau industri
elektronika menghasilkan gas buang yang dapat mencemari udara, salah satunya adalah
karbon monoksida atau CO. Seperti yang disebutkan diatas, dalam kadar tertentu, gas ini
berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain CO, ada juga gas belerang
yang dihasilkan dari industri baja dan elektronika dapat mengganggu ekosistem
lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Jenis-jenis limbah industri
Jika kita berbicara mengenai limbah industri dilihat dari karakternya, maka limbah industri
dapat dikategorikan dalam beberapa jenis limbah, yakni padat, cair dan gas. Ada juga
limbah dalam bentuk partikel. Hasil buangan buangan berupa gas dan partikel adalah
bagian yang paling dominan dalam pencemaran udara di sekitar industri. Menurut hasil
penelitian, lebih dari 90% dari pencemaran udara adalah sumbangan limbah industri
dalam bentuk gas, baik itu karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen oksida, sulfur oksida
dan beberapa jenis partikel lain. Parameter penting di dalam ekosistem air adalah jumlah
oksigen terlarut di dalamnya. Jika kadar oksigen terlarut dalam air menurun dalam jumlah
dan kualitasnya, maka akan terjadi ancaman tehadap makhluk hidup yang tinggal di
dalamnya. Hal ini dapat terjadi jika ada pencemaran pada air yang diakibatkan limbah
dalam bentuk cair.

Limbah industri dalam skala apapun adalah ancaman bagi keberlangsungan makhluk
hidup dan ekosistem dimana makhluk itu tinggal. Sehingga penanganan limbah industri
tidak boleh dianggap sepele jika tidak menghendaki kerugian yang lebih besar terjadi.
Kesadaran tentang bahaya limbah industri ini harus dimiliki oleh siapapun, baik pemilik
modal yang mendirikan industri, birokrasi yang memberikan ijin dan juga masyarakat di
manapun mereka berada. Hal ini untuk menumbuhkan sinergi yang baik untuk mencari
solusi bagaimana industri tidak terhambat pertumbuhannya, namun juga tidak mencemari
lingkungan. (iwan)

referensi : http://kakisewu.wordpress.com/2008/03/28/dampak-limbah-industri/

Anda mungkin juga menyukai