Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PERUBAHAN MASSA ZEOLIT TERHADAP KADAR Ph

LIMBAH PABRIK GULA MELALUI MEDIA FILTRASI

Arista Rahayu 1,* Masturi 2 and Ian Yulianti 2


1
Department of Physics, Postgraduate Semarang State University
Jalan Bendan Ngisor, Sampangan, Semarang
2
Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang
Jalan Taman Siswa Sekaran, Gunungpati, Semarang

Email: aristarahayu5@gmail.com

Abstrak

Pabrik gula merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah (padat, gas dan
cair). Limbah pabrik gula menjadi salah satu permasalahan karena memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan. Limbah cair menjadi sorotan karena akan dibuang ke
sungai yang airnya sering dimanfaatkan oleh masyarakat. Limbah cair umumnya lebih
bersifat bahan organik yang mudah terurai oleh mikroorganisme yang jika dibuang ke
perairan akan menyebabkan turunnya pH. Dibutuhkan suatu cara penanganan limbah
cair pabrik gula yang dapat menghasilkan bahan buangan yang tidak menimbulkan
pencemaran. Filtrasi merupakan proses pemisahan campuran solida likuida melalui
media porous yang mana solida tersuspensi tertahan di dalam media dan likuida atau
cairannya terlewatkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode filtrasi. Variasi massa
zeolit adalah 200, 300, 400, 500, 600 gram untuk mengetahui perubahan kadar pH pada
limbah cair pabrik gula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan massa zeolit
menyebabkan peningkatan kadar pH sebasar 6,09 sampai dengan 6,64.

Kata kunci: filtrasi, kadar pH, limbah cair pabrik gula

PENDAHULUAN Menurut Isyuniarto, dkk (2007) berbagai


industri sekarang ini termasuk industri gula,
Industri gula nasional memegang membuang limbah ke sungai tanpa ada
peranan penting dalam memenuhi tingkat pengolahan terlebih dahulu atau sudah
permintaan gula yang terus meningkat dengan dilakukan pengolahan tetapi masih belum
kualitas yang baik untuk dapat bersaing memenuhi standar baku mutu limbah cair yang
dengan gula impor yang saat ini membanjiri sudah ditetapkan oleh pemerintah sehingga
pasaran di Indonesia (Yani, dkk 2012). dapat mengganggu lingkungan.
Industri gula menghasilkan produk Limbah yang dihasilkan pabrik gula
utama yaitu gula pasir serta produk sampingan berupa limbah padat yaitu ampas tebu dan
berupa tetes tebu yang menjadi bahan untuk limbah cair yang berasal dari air pendingin, air
memproduksi alkohol, spiritus, dan penyedap proses dari pencucian pada penghilangan
masakan. warna dan pencucian endapan.
Perkembangan industri gula di Indonesia Limbah cair harus mendapat lebih
yang semakin pesat tidak dapat dipisahkan dari banyak perhatian dan menjadi sorotan karena
masalah pencemaran lingkungan akibat limbah limbah cair ini akan dibuang ke sungai yang
yang dihasilkan. Limbah merupakan buangan airnya sering dimanfaatkan oleh masyarakat.
hasil produksi yang kehadirannya pada waktu Limbah cair pabrik gula dapat menimbulkan
dan tempat tertentu tidak dikehendaki dampak terhadap lingkungan jika tidak
lingkungan karena akan memberikan pengaruh ditangani secara tepat karena mengandung
yang merugikan (Adityanto 2007). sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak dan
sisa bahan kimia yang digunakan baik dalam METODE
proses pengolahan dan pembersihan.
Masalah yang mungkin timbul dalam Penelitian dilaksanakan pada bulan
operasi pabrik gula akibat limbah cair Oktober di laboratorium workshop Universitas
diantaranya polusi badan air karena Semarang. Sampel limbah cair pabrik gula
kontaminasi, deoksigenisasi oleh effluent diambil dari salah satu pabrik gula di Pati.
limbah cair serta bau menyengat akibat Sampel diambil dari bak pengendapan air
biodegradasi limbah dalam bentuk gas limbah yang sudah siap dialirkan. Sampel
hidrogen sulfida (LPP 2006). diambil satu kali pada satu bak.
Pengolahan tebu menjadi gula Penelitian ini bersifat eksperimen
3 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
menghasilkan limbah cair sebanyak 1-2 m /ton
tebu (Cliffto 1994). Syarat limbah untuk dapat massa zeolit yang berbeda pada media filtrasi
dibuang ke badan air yaitu limbah cair harus yang berisi kerikil, pasir, pasir silika, arang
memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. aktif dengan massa yang disamakan terhadap
Beberapa parameter yang harus terpenuhi baku kadar pH limbah cair pabrik gula.
mutunya adalah: biological oxygen demand Variabel pengaruh dalam penelitian ini
(BOD), chemical oxygen demand (COD), total yang digunakan sebagai perlakuan adalah
suspended solid (TSS), minyak dan lemak, massa kerikil, pasir, pasir silika dan arang aktif
sulfida, pH, serta kuantitas (volume) limbah yang telah disamakan yaitu sebesar 200 g
yang dihasilkan. sebagai media filtrasi dan massa zeolit sebesar
pH merupakan derajat keasaman atau 200 g, 300 g, 400 g, 500 g, 600 g. Sedangkan
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Air variabel terpengaruh adalah kadar pH sebelum
murni bersifat netral dengan pH sebesar 7,0 dan sesudah perlakuan. Kadar pH diukur
pada suhu 250C. Larutan pH kurang dari tujuh dengan menggunakan pH meter untuk setiap
disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH variasi massa zeolit.
lebih dari tujuh dikatakan bersifat basa. Penelitian dilakukan dengan tiga tahapan
Dalam pengolahan limbah, peranan pH yaitu: tahap persiapan, pelaksanaan dan
sangat penting karena mikroorganisme pengumpulan data.
memerlukan lingkungan dengan pH tertentu. Pada tahap persiapan, materi yang
Secara umum, rentang pH yang dapat ditolerir dibutuhkan adalah 11 botol air mineral dengan
oleh mikroorganisme adalah pada kisaran 6–9 kapasitas 600 ml sebagai wadah sampel
(PPRI 2001). sebelum dan sesudah difiltrasi, 1 dirigen
Selain penting dalam proses pengolahan, dengan kapasitas 5 liter air limbah pabrik gula
pH merupakan salah satu parameter baku mutu yang siap untuk dialirkan ke sungai, neraca
air limbah. Air limbah yang sudah diolah harus digital, 6 buah pralon yang sudah ada dipasang
memenuhi rentang pH tertentu (kisaran pH kran, pasir silika 200 gram, pasir 200 gram,
normal) sebelum dialirkan ke perairan agar batu kerikil 200 gram, arang aktif 200 gram
kehidupan biota perairan tidak terganggu. dan zeolit (200 g, 300 g, 400 g, 500 g, 600 g).
Salah satu cara agar pH berada pada kisaran Pada tahap pelaksanaan, penelitian
normal adalah melalui media filtrasi. dilakukan dengan mengalirkan limbah cair
Filtrasi merupakan proses penjernihan pabrik gula ke dalam filter 1 (filter yang
atau penyaringan air limbah melalui media mempunyai massa pasir silika 200 g, pasir 200
(pada penelitian ini digunakan variabel massa g, arang aktif 200 g, batu kerikil 200 g, dan
kerikil, pasir, pasir silika dan arang aktif yang zeolit 200 g), filter 2 (filter yang mempunyai
sama tetapi dengan variabel massa zeolit yang massa pasir silika 200 g, pasir 200 g, arang
berbeda), dimana selama limbah cair industri aktif 200 g, batu kerikil 200 g, dan zeolit 300
gula melalui media filtrasi ini akan terjadi g), filter 3 (filter yang mempunyai massa pasir
perbaikan kualitas terutama kadar pH. Hal ini silika 200 g, pasir 200 g, arang aktif 200 g,
disebabkan adanya pemisahan partikel-partikel batu kerikil 200 g, dan zeolit 400 g), filter 4
tersuspensi dan koloid, reduksi bakteri dan (filter yang mempunyai massa pasir silika 200
organisme lainnya dan pertukaran konstituen g, pasir 200 g, arang aktif 200 g, batu kerikil
kimia yang ada dalam air limbah. 200 g, dan zeolit 500 g), filter 5 (filter yang
mempunyai massa pasir silika 200 g, pasir 200
g, arang aktif 200 g, batu kerikil 200 g, dan
zeolit 600 g). Tutup rapat hasil sampel dan Pada saat melakukan filtrasi dengan
dimasukkan kotak untuk diperiksa di menggunakan zeolit maka terjadi mekanisme
laboratorium kimia. Setelah selesai penyisihan zat organik dan anorganik,
pengambilan sampel lalu dikirim ke sehingga terjadi perubahan sifat kimia air
laboratorium kimia Universitas Negeri limbah berupa pH. Hal ini ditandai dengan
Semarang untuk dilakukan periksaan penangkapan dan penyerapan bahan organik
parameter pH. dan anorganik melalui permukaan zeolit yang
Pengumpulan data dilakukan dengan membuat kondisi limbah menjadi alkalinitas
massa kerikil, pasir, pasir silika dan arang aktif (Gintings 1998), di mana semakin lama waktu
yang telah disamakan yaitu 200 g sebagai pengontakan dengan media pemisah yang
media filtrasi dan massa zeolit 200 g, 300 g, bersifat basa, maka sifat kimia (pH) air limbah
400 g, 500 g, 600 g. Adanya perbedaan massa menuju ke sifat basa.
zeolit dalam media filtrasi bertujuan untuk Hasil penelitian juga menunjukkan sifat
melihat perubahan kadar pH pada limbah cair anomali pada penambahan massa zeolit 400
pabrik gula. Data yang diperoleh dari hasil gram yaitu mempunyai nilai pH sebesar 6,16.
analisis kandungan pH dari tiap perlakuan Hal tersebut terjadi karena limbah cair yang
untuk mengetahui perlakuan mana yang dapat digunakan adaah bagian endapan yang
menghasilkan kadar pH yang sesuai dengan berwarna sangat keruh sehingga dimungkinkan
nilai baku mutu PPRI No. 82 Tahun 2001 yaitu pada proses filtrasi terjadi penurunan pada
berkisar 6-9. waktu kontak antara zeolit dan limbah cair
sehingga pH yang dihasilkan masih cukup
HASIL DAN PEMBAHASAN rendah.
Peningkatan nilai pH dari limbah cair
Penelitian ini menggunakan media dengan penambahan massa zeolit menjadi
filtrasi untuk mengetahui pengaruh massa reaksi kimia dari zeolit itu sendiri. Telah
zeolit (200 g, 300 g, 400 g, 500 g dan 600 g) diketahui bahwa zeolit merupakan bahan
terhadap perubahan kadar pH untuk mineral yang bermuatan negatif, yang dapat
mendapatkan pH berkisar 6-9 sesuai dengan dinetralkan oleh logam-logam alkali atau alkali
nilai baku mutu PPRI No. 82 Tahun 2001. tanah. Zeolit memiliki pori-pori yang terisi
Kadar pH sebelum dan sesudah filrasi ion-ion K, Na, Ca, Mg dan molekul H2O,
dengan penambahan massa zeolit ditunjukkan sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran
pada tabel 1. ion dan pelepasan air secara bolak-balik.
Tabel 1. Kadar pH sebelum dan sesudah Selain sebagai penukar kation, zeolit juga
penambahan massa zeolit berfungsi sebagai penyerap kation-kation yang
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
No Sampel Kadar pH Massa Kadar seperti Pb, Al, Fe, Mn, Zn, dan Cu. Adanya
sebelum Zeolit pH zeolit tersebut dapat mengurangi pencemaran
filtrasi setelah lingkungan (Oste et al. 2002).
filtrasi Penggunan zeolit mampu menyerap
1 S-1 5,08 200 g 6,09 logam berat pada limbah perairan seperti Pb,
2 S-2 5,08 300 g 6,27 Hg dan Cd (Vaulina 2002). Zeolit dapat
3 S-3 5,08 400 g 6,16 mengabsorpsi CO2, H2S dan NH3, serta
4 S-4 5,08 500 g 6,47 mengurangi tercucinya unsur N.
5 S-5 5,08 600 g 6,64 Pemanfaatan zeolit dibidang pertanian
selama ini adalah sebagai bahan untuk
Dari tabel 1 terlihat bahwa kadar pH meningkatkan kualitas pupuk organik (Jabri
sebelum filtrasi untuk semua sampel adalah 2008). Selain itu, pemberian zeolit 0,5 kg pada
sama. Penambahan massa zeolit pada proses kompos 0,216 m3 dengan proses dekomposisi
filtrasi secara umum adalah meningkatkan nilai selama 3 minggu dapat meningkatkan pH
pH pada limbah cair pabrik gula. Peningkatan kompos, ketersediaan N, P dan K serta
tersebut terjadi karena waktu kontak antara menurunkan nisbah C/N kompos (Susanti dan
zeolit dan air limbah yang semakin lama di Panjaitan, 2010). Penambahan sebanyak 5%
dalam kolom proses (Bernasconi dkk 1995). zeolit pada tanah pasir meningkatkan populasi
bakteri dan populasi jamur (Djajadi et al. Cliffton, P. 1994. Limbah Cair Berbagai
2010) . Industri di Indonesia, Sumber
Pemberian zeolit 20% pada urine dapat Pengendalian dan Baku Mutu.
mengurangi hilangnya unsur N, karena N Environmental Management
diadsorbsi oleh zeolit sebesar 21,27 mg L-1 Development in Indonesia, Jakarta.
dalam bentuk ammonium, selanjutnya N akan Djajadi. Helianto. B dan Hidayah, N. 2010.
dilepas secara lambat. Zeolit juga dapat Pengaruh media tanam dan frekuensi
menghilangkan bau dan menurunkan kadar pemberian air terhadap sifat fisik, kimia
amoniak pada urine (Sumarlin 2008). dan biologi tanah serta pertumbuhan
Peningkatan nilai pH yang tertinggi jarak pagar. Jurnal Littri. 16(2): 64-69.
adalah pada penambahan massa zeolit 600 Gintings, Perdana. Ir. 1992. Mencegah dan
gram sebesar 6,64. Nilai tersebut berada pada Mengendalikan Pencemaran Industri.
kisaran rentang nilai pH yang dapat ditolerir Edisi 1. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
oleh mikroorganisme yaitu 6,5-9. Isyuniarto, Usada, Widdi, Suryadi dan P.,
Dengan demikian dapat disarankan bagi Agus. Proses Ozonisasi Limbah Cair
pabrik gula untuk melakukan pengolahan Pabrik Gula. Jurnal Kimia Indonesia.
limbah cair pabrik dengan menggunakan Vol. 2 (1), p 1-5.
metode filtrasi dengan susunan berikut: pasir, Jabri. A. 2008. Kajian metode penetapan
pasir silika, arang aktif dan zeolit dengan kapasitas tukar kation zeolit sebagai
massa zeolit 600 gram untuk setiap 600 ml pembenah tanah untuk lahan pertanian
limbah cair, sehingga didapatkan limbah cair terdegradasi. Jurnal Standardisasi. 10(2):
pabrik gula setelah diolah lebih aman ketika 56-69.
dibuang di lingkungan. Dengan kata lain, LPP. 2006. Penuntun Analisis Limbah Cair
limbah cair dari pabrik tersebut menjadi lebih Pabrik Gula. LPP: Yogyakarta.
ramah lingkungan. Mohamad Yani, Ikawati Purwaningsih dan
Mas Nandang Munandar. 2012.
PENUTUP Penilaian Daur Hidup (Life Cycle
Assessment) Gula Pada Pabrik Gula
Dari hasil penelitian yang telah Tebu Life Cycle Assessment Of Sugar
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pH At Cane Sugar Industry. E-Jurnal
limbah pabrik gula yang tertinggi diperoleh Agropabrik Indonesia. Vol. 1 No. 1, p
pada penggunaan massa zeolit 600 gram yaitu 60-67
sebesar 6,64 sedangkan pH limbah terendah Oste. L. A, Lexmond. T. M, and Riemsdijk. V.
diperoleh pada penggunaan massa zeolit 200 2002. Metal immobilization in soils
gram yaitu sebesar 6,06. using synthetic zeolites. Journal of
Pemberian zeolit dapat menaikkan nilai Environmental quality. Proquest
pH pada limbah cair pabrik gula. Peningkatan Research Library. 31 : 813-821.
massa zeolit dapat menunjukkan peningkatan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nilai pH limbah cair pabrik gula sehingga Nomor 82 Tahun 2001. Tentang
memiliki nilai normal pH air untuk dibuang di Pengelolaan Kualitas Air dan
lingkungan. Pengendalian Pencemaran Air.
Sumarlin. L. O, Muharam. S dan Vitaria. A.
2008. Pemerangkapan ammonium
DAFTAR PUSTAKA (NH4+) dari urine dengan zeolit pada
berbagai variasi konsentrasi urine.
Adityanto, Batara Nur. 2007. Aktivitas Isolat Jurnal Valensi. 1(3) :110-117.
Bakteri Aerob dari Lumpur Aktif Vaulina. E. 2002. Potensi zeolit alam sebagai
Pengolahan Limbah Cair dala absorban logam-logam berat pada
Mendegradasi Limbah Organik. Skripsi. limbah perairan. Majalah Ilmiah
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Universitas Jenderal soedirman.
Bernasconi, G. 1995. Teknologi Kimia, Bagian Purwokerto. 2(28): 1-8.
2 Cetakan Pertama PT Pradnya
Paramida Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai