Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya perkembangan teknologi berbanding lurus juga dengan


perkembangan industri. Industri yang berkembang juga menghasilkan produk namun juga
menghasilkan sisa produksi yang mengalir ke perairan masyarakat. Hasil sisa produksi tidak
semuanya baik untuk lingkungan luas di masyarakat ada juga yang berdampak buruk kepada
perairan masyarakat sehingga menjadi air limbah. Air limbah tidak semua dihasilkan oleh
sisa hasil produksi saja, namun ada juga yang dihasilkan dari sisa pembuangan rumah
tangga.
Pengetahuan lingkungan diperlukan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat
terhadap kepedulian lingkungan yang mungkin terjadi dari pencemaran buatan atau yang
dari alami. Salah satu yang dapat dilakukan untuk mengatasi air limbah adalah dengan cara
pengolahan air limbah. Pengolahan air limbah digunakan agar perairan masyarakat tidak
tercemari oleh limbah kotor yang dihasilkan baik rumah tangga maupun industri.
Secara umum didalam limbah industry/perdagangan banyak mengandung zat
berbahaya harus di lakukan penanganan khusus terlebih dahulu agar kandungan zat
berbahaya dapat di minimalisir terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air.
Salah satu cara pengeloaan air limbah yaitu SPT atau Sewage Treatment Plant. Sewage
Treatment Plant adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah air limbah
industry/perdagangan dengan kombinasi proses pengolahan biologis anaerob dan aerob.
Secara umum proses pengolahannya dibagi menjadi dua tahap yakni pertama proses
penguraian anaerob dan yang ke dua proses pengolahan lanjut dengan sistem biofilter
anaerob-aerob.
Sistem ini mengolah air limbah secara Biologi, dengan menciptakan suatu kondisi
dimana mengembang biakkan bakteri-bakteri yang terkandung di dalam air limbah tersebut
menjadi lebih baik, dan melakukan proses dekomposisi/ penguraian zat - zat pencemar
secara optimal, dan aman untuk di salurkan ke drainase kota atau badan air. Ada pula
kelebihan sistem ini yaitu air dari olahan bisa di pergunakan kembali (Recycle) untuk
menyiram tanaman, yang tentunya air tersebut sudah aman.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengolahan Sewage Treatment Plant di mall Jatiland
2. Proses Sewage Treatment Plant (Extended aeration system)

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengolahan Sewage Treatment Plant di mall Jatiland
2. Untuk mengetahui proses Sewage Treatment Plant (Extended aeration system)

2
BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian Air Limbah

Menurut Ehless dan Steel, air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang yang

berasa dari rumah tangga, industry maupun tempat-tampat umum lainnya, dan pada

umumnya mengandung bahn-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan

manusia serta mengganggu lingkungan hidup.

Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan

sampah cair yang berasal dari daerah pemikiman, perdagangan, perkantoran dan industry,

bersama-sama dengan air tanah, air permukiman dan air hujan yang mungkim ada (Haryoto

Kusnoputranta, 1985).

Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa

dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industry,

perhotelan, dan lain sebagainya. Meskipun merupaka air sisa, namun volumenya besar,

karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari

tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemari). Selanjutnya air limbah ini

akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunaka oleh manusia lagi. Oleh karena

itu, buangan ini harus dikelola dan atau dioleh secara baik.

2.1 Sumber Air Limbah

Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dilompokkan

menjadi sebagai berikut :

3
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air

limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Air limbah rumah tangga terdiri dari

3 fraksi penting, yaitu :

a. Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogen

b. Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta

kemungkinan kecil mikro-organisme.

c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi,

grey water sering juga disebut dengan istilah sullage.

Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta

dengan air bilangan toilet disebut sebagai black water. Mikroba pathogen banyak

terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit

bawaan.

2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis

industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat

bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,

antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna, mineral,

logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan

jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.

3. Air buangan kota praja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari

daerah; perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-

tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam

jenis air limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah tangga. Air limbah rumah

tangga sebagian besar mengandung bahan-bahan organik sehingga memudahkan di

4
dalam pengolahannya. Sebaliknya, limbah industri lebih sulit pengolahannya karena

mengandung pelarut mineral, logam berat, dan zat-zat organic lain yang bersifat

toksik. Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain:

a. Kebiasaan manusia

Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang dihasilkan.

b. Penggunaan system pembuangan kombinasi atau terpisah

Pada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau lebih

per kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume air limbah mencapai rata-

rata 25-50 galon per kapita.

c. Waktu

Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi pada waktu

dalam sehri dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan air , yang

menyebabkan aliran air limbah lebih banyak dibandingkan pada tengah hari

yang volumenya sedikit, dan pada malam hari agak meningkat lagi.

2.3 Sifat Air Limbah

Sifat air limbah penting untuk diketahui, karena hal ini akan menentukan pengolahan

yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar dapat

digolongkan sebagai berikut:

1. Karakteristik fisik

a. Padatan : pada limbah cair terdapat padatan organic dan nonorganik yang

mengendap dan tersuspensi sehingga bisa mengendap dan menyebabkan

pendangkalan.

5
b. Kekeruhan : kekeruhan menunjukkan sifat optis di dalam air karena

terganggunya cahaya matahari saat masuk ke dalam air akibat adanya koloid dan

suspense.

c. Bau : bau dikarenakan karena adanya mikroorganisme yang menguraikan bahan

organik.

d. Suhu : limbah cair memiliki suhu yang berbeda dibandingkan dengan air biasa,

biasanya suhunya lebih tinggi karena adanya proses pembusukan.

2. Karakteristik kimiawi

a. Keasaman : keasaman limbah cair dipengaruhi oleh adanya bahan buangan yang

bersifat asam atau basa. Agar limbah tidak berbahaya, maka limbah diupayakan

untuk memiliki pH netral.

b. Logam berat beracun : Cadmium dari industri tekstil, merkuri dari pabrik cat,

raksa dari industri perhiasan dan jenis logam berat yang lainnya.

c. Nitrogen : umumnya terdapat sebagai bahan organic dan diubah menjadi

ammonia oleh bakteri sehingga menghasilkan bau busuk dan bisa menyebabkan

permukaan air menjadi pekat sehingga tidak bisa ditembus cahaya matahari.

d. Fenol : salah satu bahan organic yang berasal dari industri tekstil, kertas, minyak

dan batubara BOD : kebutuhan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan

senyawa organic yang ada di dalam air.

e. COD : kebutuhan oksigen yang diperlukan mikroba untuk menghancurkan bahan

organik sehingga menyebabkan keracunan.

3. Karakteristik bakteriologis

Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD.

Sedangkan bakteri pathogen banyak terdapat dari hasil buangan dari peternakan,

6
rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga khususnya dari

kamar mandi/wc. Kandungan bakteri pathogen serta organism golongan E. coli

terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya

tidak berperan dalam proses pengolahan air limbah. Limbah industri tidak banyak

mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang berhubungan dengan

potensi adanya bakteri diantaranya industri makanan/minuman, pengalengan ikan

dan daging, abbatoir.

Beberapa mikroorganisme dalam air limbah, antara lain:

1. Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa

2. Kelompok tanaman dan bintang : algae, cacing

2.4 Parameter Air Limbah

Berikut adalah parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah.

1. Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, dissolved solid)

2. Kandungan zat organik

3. Kandungan zat anorganik (mis; P, Pb, Cd, Mg)

4. Kandungan gas (mis: O2, N, CO2)

5. Kandungan bakteri (mis: E.coli)

6. Kandungan pH

7. Suhu

2.5 Dampak Pembuangan Air Limbah

Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar tentunya dapat

menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain:

1. Gangguan Kesehatan

7
Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit

bawaan air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya

dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang

mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga

dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain).

2. Penurunan Kualitas Lingkungan

Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan danau)

dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai contoh, bahan

organic yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat

menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut didalam sungai tersebut.

Dengan demikian menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen

akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Adakalanya, air

limbah juga dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan

pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun

sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya.

3. Gangguan Terhadap Keindahan

Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan

ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh : air limbah yang mengandung

pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima.

Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, tetapi

terjadi gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut.

Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai

menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air,

maka dapat menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.

8
4. Gangguan terhadap kerusakan benda

Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri

anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses

perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (mis. Pipa saluran air limbah) dan

bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka biaya

pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian

material.

Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air limbah yang

dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan seperti yang disebutkan dalam Baku

Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu

dilakukan pengolahan air limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan.

2.6 Pengolahan Air Limbah

Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan

terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan

rencana pengolahan yang baik. Pengolahan air limbah dapat dilakukan secara alamiah

maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya

dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan bantuan

peralatan misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste Water

Treatment Plant / WWTP).

2.6.1 Tujuan Pengolahan Air Limbah

Adapun tujuan dari pengolahan air limbah itu sendiri, antara lain:

1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga.

2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air.

3. Menghindari pencemaran tanah permukaan.

9
4. Menghilangkan tempat berkembang biaknya bibit dan vektor penyakit.

2.6.2 Syarat Sistem Pengolahan Air Limbah

Sementara itu, sistem pengolahan air limbah yang diterapkan harus memenuhi

persyaratan berikut:

1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.

2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan.

3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di dalam

penggunaannya sehari-hari.

4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit.

5. Tidak terbuka dan harus tertutup.

6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.

2.6.3 Langkah-langkah Pengolahan Air Limbah

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengelolah air limbah. Ada 5 tahap

yang di perlukan dalam pengolahan air limbah. yaitu:

1. Pengolahan Awal (Pretreatment) : Tahap ini melibatkan proses fisik yang

bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam limbah.

Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and

grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment): pengolahan tahap pertama

memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah

pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi ialah neutralization, chemical

addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan filtration.

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment): tahap kedua dirancang untuk

menghilangkan zat terlarut dari limbah yg tak dapat dihilangkan dgn proses fisik.

10
Peralatan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated

sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,

rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment): Proses-proses yang terlibat dalam

pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation,

filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta

thickening gravity or flotation. pada proses ini dilakukan pemisahan secara kimia

untuk lebih memurnikan air yang belum sepenuhnya bersih.

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment): Lumpur yang terbentuk sebagai hasil

keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses

digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration,

centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.

2.6.4 Jenis Pengolahan Limbah

Pengolahan limbah cair industri dapat dibagi menjadi dua, pengolahan menurut

tingkat perlakuan dan pengolahan menurut karakteristiknya.

1. Pengolahan berdasarkan tingkat perlakuan

Menurut tingkatan prosesnya, pengolahan limbah dapat digolongkan menjadi 5

tingkatan. Namun, tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena pilihan

tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah yang diketahui dari hasil

pemeriksaan laboratorium. Dengan mengetahui jenis-jenis parameter dalam limbah,

dapat ditetapkan jenis peralatan yang dibutuhkan. Berikut beberapa tahapan

pengolahan air limbah.

a. Pra-pengolahan (pre-treatment)

11
Pada tahap ini, saringan kasar yang tidak mudah berkarat dan berukuran ±

30×30 cm untuk debit air 100 m2 per jam sudah cukup baik. Untuk mendapatkan

hasil yang lebih baik, saringan dapat dipasang secara seri sebanyak dua atau tiga

saringan. Ukuran messnya (besar lubang kawat tikus) dapat dibandingkan

dengan kawat kasa penghalang nyamuk. Saringan tersebut diperiksa setiap hari

untuk mengambil bahan yang terjaring. Contoh bahan-bahan yang terjaring

dapat berupa padatan terapung atau melayang yang ikut bersama air. Bahan

lainnya adalah lapisan minyak dan lemak di atas permukaan air.

b. Pengolahan primer (primary treatment)

Pada tahapan ini dilakukan penyaringan terhadap padatan halus atau zat

warna terlarut maupun tersuspensi yang tidak terjaring pada penyaringan

terdahulu.

Pengolahan secara kimia dilakukan dengan cara mengendapkan bahan

padatan melalui penambahan zat kimia. Reaksi yang terjadi akan menyebabkan

berat jenis bahan padatan menjadi lebih besar daripada air. Tidak semua reaksi

dapat berlaku untuk semua senyawa kimia (terutama senyawa organik).

Pengolahan secara fisika dilakukan melalui pengendapan maupun

pengapungan yang ditujukan untuk bahan kasar yang terkandung dalam air

limbah. Penguapan dilakukan dengan memasukkan udara ke dalam air dan

menciptakan gelembung gas sehingga partikel halus terbawa bersama

gelembung ke permukaan air. Sementara itu, pengendapan (tanpa penambahan

bahan kimia) dilakukan dengan memanfaatkan kolam berukuran tertentu untuk

mengendapkan partikel-partikel dari air yang mengalir di atasnya.

c. Pengolahan sekunder (secondary treatment)

12
Tahap ini melibatkan proses biologis yang bertujuan untuk menghilangkan

bahan organik melalui proses oksidasi biokimia. Di dalam proses biologis ini,

banyak dipergunakan reactor lumpur aktif dan trickling filter.

d. Pengolahan tersier (tertiary treatment)

Pengolahan tersier merupakan tahap pengolahan tingkat lanjut yang

ditujukan terutama untuk menghilangkan senyawa organik maupun anorganik.

Proses pada tingkat lanjut ini dilakukan melalui proses fisik (filtrasi, destilasi,

pengapungan, pembekuan, dan lain-lain), proses kimia (absorbs karbon aktif,

pengendapan kimia, pertukaran ion, elektrokimia, oksidasi, dan reduks), dan

proses biologi (pembusukan oleh bakteri dan nitrifikasi alga).

2. Pengolahan berdasarkan karakteristik

Proses pengolahan berdasarkan karakteristik air limbah dapat dilakukan secara:

1. Proses fisik, dapat dilakukan melalui:

a. Penghancuran

b. Perataan air (misalnya: mengubah system saluran dan membuat kolam)

c. Penggumpalan (misalnya: menggunakan alumunium sulfat dan ferrosulfat)

d. Sedimentasi

e. Pengapungan

f. Filtrasi

2. Proses kimia, dapat dilakukan melalui:

a. Pengendapan dengan bahan kimia

b. Pengolahan dengan logoon atau kolam

c. Netralisasi

d. Penggumpalan atau koagulasi

13
e. Sedimentasi (misalnya dengan discrete settling, floculant settling, dan zone

settling)

f. Oksidasi dan reduksi

g. Klorinasi

h. Penghilangan klor (biasanya menggunakan karbon aktif atau natrium sulfat)

i. Pembuangan fenol

j. Pembuangan sulfur

3. Proses biologi, dapt dilakukan dengan:

a. Kolam oksidasi

b. Lumpur aktif (mixed liquid suspende solid / MLSS)

c. Trickling filter

d. Lagoon

e. Fakultatif

f. Proses fisika kimia biologi

g. Pengolahan tingkat lanjut

2.7 Sewage Treatment Plant (Extended Aeration System)

Sewage Treatment Plant (STP) adalah Sistem pengolahan air limbah domestic. Pada

umumnya STP serin kita jumpai pada pusat bisnis, missal Gedung perkantoran, mallm

maupun rumah sakit dll. Dimana aor limbah harus kita olah agar tidak memcemari

lingkungan sekitar, dan hasil olahan limbah tersebut akan rutin di periksa sample

dengan uji lanoratorium oleh Dinas Lingkungan Hidup Daerah setempat. Untuk

mengetahui apakah terdapat unsur pencemaran atau tidak terhadap lingkungan, dan

tentunya itu sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab pemilik STP tersebut.

14
Pada “system extended aeration” ini mengolah air limbah secara Biologi dengan

menciptakan suatu kondisi dimana mengembang biakkan bakteri, bakteri yang

terkandung di dalam air limbah tersebut menjadi lebih baik, dan melakukan poses

dekomposisi/penguraian zat-zat pencemar secara optimal, dan aman untuk di salurkan

ke Drainase Kota.

Ada pula kelebihan system ini, air dari olahan bisa di pergunakan kembali (Recycle) untuk

menyiram tanaman yang tentunya air tersebut sudah aman.

2.7.1 Proses Sewage Tratment Plant

Terdiri dari Screen Chamber, Equalization Tank, Aeration Tank, Sedimentation Tank,

Chlorination Tank, Sludge Tank, Blower Room dan Effluent Tank .

1. Screen Chamber adalah Suatu "Bak" yang dilengkapi dengan screen ( Tipe Basket

Screen) yang memiliki fungsi sebagai penyaring sampah-sampah/padatan

kasar seperti kertas tissue, plastik, pembalut, dan lain-lain yang ada dalam air limbah

awal sebelum masuk pada Equalization Tank juga di tambahkan Comunitor untuk

membantu memperkecil sampah organic dan dilengkapi dengan diffuser untuk

menghancurkan tinja (feces).

2. Equalization Tank adalah Suatu "Bak" yang digunakan untuk menyama-ratakan

(homogenisasi) aliran air dan kualitas air limbah. Di dalam bak ini juga di suplai

udara dari "air blower" yang berfungsi sebagai pengaduk yang ditransfer

menggunakan diffuser (tipe Air Seal Diffuser), sehingga proses homogenisasi dapat

tercapai. Kemudian akan di alirkan menggunakan "Equalizing pump" yang bekerja

secara automatic berdasarkan flow switch (pelampung).

15
3. Aeration Tank adalah komponen utama dalam sistem ini dimana pada bagian ini

terjadi penguraian zat-zat pencemar (Senyawa Organic). Di dalam Aeration Tank ini,

air limbah di hembus dengan udara sehingga mikro organisme "aerob" yang ada

akan menguraikan zat organic dalam air limbah. Energi yang diperoleh dari hasil

penguraian tadi akan di pergunakan oleh mikro organisme untuk proses

pertumbuhannya. Dengan demikian biomassa akan tumbuh dan berkembang dalam

jumlah besar, yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air

limbah. Penambahan udara dalam air tersebut mempergunakan air blower yang

berfungsi menyuplai udara sehingga tercipta kondisi aerobik. Selain itu, bak aerasi in

dilengkapi dengan diffuser (air seal diffuser) yang berfungsi menciptakan

gelembung-gelembung udara (bubble) agar proses penyerapan oksigen oleh mikro

organisme dapat lebih optimal.

4. Sedimentation Tank adalah Sistem untuk pengendapan partikel - partikel floc(

Activated Sludge / lumpur aktif ).sebagian lumpur aktif akan di kembalikan kedalam

bak aerasi dan sebagian lagi akan di buang kedalam bak penampung lumpur (sludge

tank). Airlift System yang dipasang pada tanki ini bertujuan mengembalikan/recycle

sebagian besar lumpur mengendap untuk di olah kembali, sementara Scum

Skimmer berfungsi menyedot permukaan air dari sampah/padatan ringan. "Airlift"

dan "Scum Skimmer" yang digunakan menggunakan tenaga udara yang di

hembuskan dari air blower. Pengembalian kembali Lumpur aktif dan buih harus

kontinyu(terus menerus) agar proses berhasil. Dalam "Sedimentation Tank" terjadi

pengendapan lumpur aktif, sedangkan air limbah yang sudah diolah (lebih jernih)

mengalir secara gravitasi melalui gutter masuk kedalam chlorin tank dan sebagian

masuk kedalam Buffer Tank yang selanjutnya masuk kedalam proses Recycle.

16
5. Chlorination Tank adalah Air olahan yang berasal dari proses pengendapan, di

injeksikan "kaporit" / chlorine terlebih dulu untuk membunuh bakteri - bakteri

pathogen, kemudian akan mengalir secara gravitasi ke dalam bak effluent (Effluent

Tank).

6. Effluent Tank adalah Bak proses akhir dengan bantuan pompa submersible, air hasil

pengolahan sebagian akan di alirkan kedalam saluran pembuangan.

7. Sludge Tank adalah merupakan bak penampung lumpur sementara sebelum di

buang oleh mobil tinja.untuk mencegah terjadinya kondisi septic,maka

dipergunakan udara untuk mengaduk , sehingga kondisi aerob tetap terjaga. Bak ini

apabila sudah hampir penuh, harus dibuang dengan menggunakan mobil tinja.

8. Blower Room adalah merupakan ruang kontrol sistem STP, dimana blower control

panel dan pompa dossing serta tanki kimia berada di sini. Setiap

harinya operator STP harus masuk ke dalam ruangan ini untuk pengecekan sistem

dan pembuatan larutan desinfektan.

9. Water Recycling Plant adalah alat yang terdiri Filter Pump, Sand Filter dan Carbon

Filter plus Chlorinator lengkap dengan aksesorisnya. Penjelasan proses sebagai

berikut :

a. Clear Water Pump merupakan bak penampung air yang telah melalui

proses filtrasi sand filter dan carbon filter.

b. Filter Pump berfungsi untuk memompa air dari Effluent Tank STP menuju Sand

Filter dan Carbon Filter. Pompa bekerja secara auto berdasarkan Water Level

Control dan Pressure switch.

c. Sand Filter berfungsi untuk mengurangi kekeruhan (turbidity) di dalam air. Media

yang digunakan adalah Silica Sand dan Gravel sebagai support. Sand Filter

17
bekerja secara manual/sistem pencuciannya (backwash) dengan mengubah

posisi valve sesuai instruksi arah valve. Proses backwash di maksudkan untuk

membuang kotoran yang tertahan pada lapisan atas media filter dengan cara

merubah aliran air berlawanan yaitu dari bawah ke atas.dilakukan setiap hari

selama 15-30 menit tergantung kapasitas tabung filter.

d. Carbon Filter berfungsi untuk menghilangkan bau warna dan zat organik yang

larut dalam air. Carbon aktif sebagai media filter bekerja dengan

menyerap/adsorbsi material organic yang larut dalam air. Sistem pencuciannya

sama persis dengan Sand Filter.

18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Jatiland Mall Kecematan Ternate Tengah.

3.2 Pelaksanaan Survey Lapangan

Pelaksanaan survey lapangan meliputi :

a. Pengecekan Sewage Treatment Plant 1

b. Pengecekan Sewage Treatment Plant 2

c. Pengecekan Pompa Udara

19
3.3 Skema Pengelolahan Air Limbah Jatiland Mall

TOKO/RESTOURAN/
WC

STP 1

MIXING MOTOR
(Awal) DIFLUENT

MOTOR
BAKTERI

Memindahkan ke
MOTOR

awal
BAKTERI
SPT 2

MOTOR
DIFLUENT

LAST
POMPA BLOWER TANK
(Oksigen untuk
bakteri

Keterangan :

Pompa Blowe : Pompa Udara (Oksigen untuk Bakteri)

Pompa Supplay : Untuk menyalurkan/memindahkan Limbah

ke SPT 2

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Air limbah yaitu kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari
pemukiman, rumah tangga, dan juga berasal dari industri dan juga air buangan lainnya.

Tujuan dari pengolahan air limbah sendiri untuk menetralkan air dari bahan-bahan
terapung, menguraikan bahan organic biodegradable, minimalkan bakteri patogen, serta
meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan sekitar.

4.2 Saran

Air limbah harus sangat diperhatikan pengolahannya karena pada masa sekarang ini
ketersediaan air bersih sangat berkurang. Air limbah yang dibuang sebaiknya di olah terlebih
dahulu sebelum dibuang ke badan air. Pengolahan air sewage treatment plant merupakan
salah satu sistrem pengolahan limbah yang baik karena memanfaatkan bakteri sebagai
pengurai zat berbahaya.

21

Anda mungkin juga menyukai