Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


MENGENAI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA
DENGAN METODE KOLAM OKSIDASI

Disusun Oleh :

Adinda Saraswati

10011181419006

Dosen Pembimbing :

Dr. Yuanita Windusari, M.SI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN METODE KOLAM
OKSIDASI

ADINDA SARASWATI

FALKUTAS KESEHATAN MASYARAKAT,ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SRIWIJAYA, E-mail : adinda_saras17@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari berbagai aktivitas
yang dapat menyebabkan bertambahnya kuantitas limbah cair dan salah satu sumber
penghasilnya adalah rumah tangga. Meningkatnya aktivitas manusia di rumah tangga
menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Volume
limbah rumah tangga meningkat 5 juta m3 pertahun dengan peningkatan kandungan rata-rata
50%. Untuk menghindari pencemaran lingkungan maka dibuat Pada perencanaan system kolam
oksidasi digunakan serangkaian kolam dalam pengolahan limbah cair yang terdiri dari kolam
penampungan / pengendapan awal,kolam falkutatif , kolam pematangan dan yang di atur oleh
Peraturan Manteri Republik Indonesia

Tujuan : Untuk mengetahui system pengolahan limbah cair menggunakan metode oksidasi

Metode : Pada metode ini menggunakan studi literature yang meliputi buku acuan,jurnal serta
artikel dari sumber internet yang merupakan hasil karya tulis ilmiah.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak terdapat peraturan
mengenai limbah domestic khususnya di rumah tangga dan terdapat cara yang dapat digunakan
untuk pengolaan limbah tersebut.

Kata Kunci : Peraturan Menteri Republik Indonesia Mengenai Pengolaan Lingkungan, Metode
kolam oksidasi.limbah rumah tangga
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari berbagai aktivitas yang dapat
menyebabkan bertambahnya kuantitas limbah cair dan salah satu sumber penghasilnya adalah
rumah tangga. Meningkatnya aktivitas manusia di rumah tangga menyebabkan semakin besarnya
volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke waktu. Volume limbah rumah tangga meningkat 5
juta m3 pertahun dengan peningkatan kandungan rata-rata 50% . Dari keadaan tersebut
menyebabkan terjadinya pencemaran yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia dan
lingkungan.

Sedangkan menurut Sulihingtyas, 2015 menyatakan bahwa . Pesatnya pertumbuhan penduduk


dan aktifitas manusia akan meningkatkan jumlah limbah sebagai akibat dari aktifitas manusia.
Kondisi tersebut juga akan berdampak buruk bagi lingkungan yang akan mengalami penurunan
kualitas lingkungan

Akibat dari pesatnya pertumbuhan penduduk itu sendiri sehingga menimbulkan suatu
Pencemaran yang biasanya terjadi dikota-kota besar yang ada di Indonesia tampaknya semakin
sulit untuk dikendalikan .Sebagai contoh yaitu mengenainya semakin kompleksnya suatu
permasalahan dalam mengatasi pencemaran air , khususnya pada air permukaan. Menurut hasil
penelitian sebelum sebelumnya mendapatkan informasi yang menunjukkan bahwa sering
terjadinya pencemaran air yang ada di Indonesia yaitu berada di dua kota besar,yaitu Kota
Jakarta dan Kota Bandung , yang didominasi dari sumber pencemar yang berasal dari suatu
daerah pemukiman atau dari sumber limbah domestic.

Limbah domestic didapat dari Sumber utama air limbah yaitu pada rumah tangga . Dimana dari
masyarakat sekitar ataupun masyarakat luar daerah yang berasal dari Indonesia membuang
ratusan ribu ton deterjen yang mengandung fosfor serta bahan organik seperti sisa makanan, dan
sebagainya ke saluran air, yang akibatnya juga mencemarkan perairan . Air limbah yang
mengandung bahan organik dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme sehingga
bila dibuang ke badan air akan meningkatkan populasi mikroorganisme, sehingga akan
menaikkan kadar BOD sedangkan sabun dan deterjen yang mengakibatkan naiknya pH air.

Tujuan pengolahan limbah cair secara biologis adalah menurunkan komponen terlarut,
khususnya senyawa organik sampai pada batas yang aman terhadap lingkungan dengan
memanfaatkan mikroba dan/atau tanaman. Dalam rangka menyisihkan bahan organik yang
terlarut, mikroorganisme yang ada akan menggunakan bahan organik sebagai nutrien bagi
pertumbuhannya menjadi sel-sel baru dan karbondioksida. Proses biotransformasi terjadi dalam
berbagai macam cara sesuai dengan mikroorganisme yang berperan didalamnya, misalnya jenis
mikroba autotrof atau heterotrof . Secara konvensional pengolahan limbah cair mencapai sukses
menurunkan BOD dan COD, meskipun penyisihan senyawa nutrien (nitrogen dan fosfor) masih
terus dicarikan model dan cara yang efisien .

Kolam oksidasi merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk dapat mengolah limbah
cair rumah tangga. Kolam ini terdiri dari serangkaian kolam yang bertujuan untuk menjernihkan
limbah cair sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Keunggulan teknologi ini dalam
pengolahan limbah cair, yaitu konstruksi sederhana, mudah dirancang dan diubah jika diperlukan
perubahan tanah, mampu memulihkan pencemaran berat, tetapi dengan masa penahanan yang
lebih lama, dapat tetap berfungsi walaupun limbah yang masuk beragam, seperti limbah
peternakan, limbah rumah tangga, dan limbah domestik lainnya, menghasilkan ganggang (alga)
yang mengandung protein tinggi, yang dapat dimanfaatkan untuk usaha perikanan dan biaya
pemeliharaan relative murah.

1.2 Limbah Cair

Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan pencemar yang
terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber
domestic (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu
tercampur dengan air tanah, air permukaan, atau air hujan Sesuai dengan sumber asalnya, maka
limbah cair mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan waktu, kualitas
limbah cair menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah kandungan bahan
pencemar didalam limbah cair. Dalam suatu analisis ternyata air limbah mempunyai sifat yang
dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar diantarannya.
Tabel 1. Sifat-sifat fisik, kimia, biologis dan air limbah serta sumber asalnya

Sifat-sifat air limbah Sumber asal limbah

Sifat fisik :
Warna Air buangan rumah tangga dan industri serta
bangkai organisme
Bau Pembusukan air limbah dan limbah industry
Endapan Penyediaan air minum, air limbah rumah
tangga dan industri,erosi tanah, aliran air
rembesan
Temperatur Air limbah rumah tangga dan industry
Kandungan bahan kimia Air limbah rumah tangga dan industry

Organik :
Karbohidrat Air limbah rumah tangga, perdagangan serta
limbah industri
Minyak, lemak, gemuk Air limbah rumah tangga, perdagangan serta
limbah
Pestisida Industri
Fenol Air limbah pertanian
Protein Air limbah industry Air limbah industri
Deterjen Air limbah rumah tangga, perdagangan
Lain-lain Air limbah rumah tangga, industri Bangkai
bahan organik

Non Organik
Kesadahan Air limbah dan air minum rumah tangga serta
rembesan air tanah
Klorida Air limbah dan air minum rumah tangga serta

Banyak macam senyawa kimia yang terkandung dalam limbah cair, sehingga adalah tidak
mungkin untuk membuat daftar dari kandungan tiap macam senyawa kimia tersebut, maka
karakteristik limbah cair biasanya dinyatakan dengan parameter lain, adapun bahan pencemar
yang dibuang dari limbah cair rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Jumlah rata-rata bahan pencemar yang dibuang melalui air limbah rumah tangga
(penghuni 2 orang)

Pencemaran Air seni Mandi,cuci,dapur

Penyakit menular Sedikit atau nihil Sedikit


Fosfor (mg/hari) 2,47 0,38-1,23
Nitrogen (mg/hari) 27,40 2,47
Kalium (mg/hari) 6,30 1,37
Bahan organik yang Sisa-sisa obat Kemungkinan ada
berbahaya bagi lingkungan
Air kotor (termasuk untuk 60-100 250-500
membersihkan (kg/hari)

BAB II

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dalkukan untuk mengolah limbah cair rumah tangga dengan metode kolam
oksidasi. Kolam oksidasi merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk dapat mengolah
limbah cair rumah tangga. Kolam ini terdiri dari serangkaian kolam yang bertujuan untuk
menjernihkan limbah cair sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Keunggulan teknologi ini
dalam pengolahan limbah cair, yaitu konstruksi sederhana, mudah dirancang dan diubah jika
diperlukan perubahan tanah . Kolam oksidasi dirancang dengan konstruksi sederhana, yang
dirancang dan diubah jik diperlukan perubahan tanah, mampu memulihkan pencemaran berat,
tetapi dengan masa penahanan yang lebih lama, dapat tetap berfungsi walaupun limbah yang
masuk beragam, seperti limbah peternakan, limbah rumah tangga, dan limbah domestik lainnya,
menghasilkan ganggang (alga) yang mengandung protein tinggi, yang dapat dimanfaatkan untuk
usaha perikanan dan biaya pemeliharaan relatif murah dan juga bedasarkan suatu peraturan
pengolahan lingkungan limbah cair rumah tangga yang telah ditetapkan.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Kolam Oksidasi


Pada proses pengolahan air limbah secara biologis, selain proses dengan biakan tersuspensi dan
proses dengan biakan melekat, proses lain yang sering digunakan adalah kolam (pond) dan
lagun. Pond atau kolam air limbah sering disebut kolam stabilisasi (stabilization pond) atau
kolam oksidasi (oxidation pond). Lagun untuk air limbah biasanya terdiri dari kolam tanah yang
luas, dangkal atau tidak terlalu dalam dimana air limbah dimasukkan kedalam kolam tersebut
dengan waktu tinggal yang cukup lama agar terjadi pemurnian secara biologis alami sesuai
dengan drajat pengolahan yang ditentukan.

Sistem pond atau lagun paling tidak sebagian dari system biologis dipertahankan dalam system
aerobic agar didapatkan hasil pengolahan sesuai yang diharapkan . menskipun suplai sebagian di
dapatkan dari proses difusi fotosintesis. Lagun dapat dibedakan dengan pond (kolam) dimana
untuk lagun suplay didapatkan dengan cara aerasi buatan sedangkan untuk pond (kolam) oksigen
dilakukan secara alami .

Kolam oksidasi mirip dengan kolam dangkal yang luas biasanya berbentuk empat persegi
panjang dengan kedalaman 1-1,5m. pada proses ini seluruh limbah cair diproses secara alamiah
dengan melibatkan ganggang hijau , bakter , dan sinar matahari. Kolam ini merupakan cara yang
ekonomis untuk pengolahan limbah cair selama luas tanah memungkinkan dan harganya relative
murah . keuntungan dari proses ini antara lain yaitu biaya yang dikeluarkan murah serta proses
yang dilakukan tergolong mudah.

Pada perencanaan system kolam oksidasi digunakan serangkaian kolam dalam pengolahan
limbah cair yang terdiri dari kolam penampungan / pengendapan awal,kolam falkutatif , kolam
pematangan . pada masing masing kolam tersebut memiliki fungsi tertentu . system pengolahan
limbah cair yang terjadi pada kolam adalah system alamiah dengan cara memanfaatkan system
aktivitas mikroorganisme yang menggunakan suatu materi yang terkandung didalam air limbah
sebagai bahan makanan pada kondisi lingkungan tertentu dan mendgradasinya atau
menstabilkannya menjadi bentuk yang sederhana . dalam menentukan dimensi kolam maka
digunakan volume limbah cair yang diperoleh dari hasilsebuah pengukuran dan perhitungan data
yang diperoleh disebuah lapangan . masing-masing kolam memiliki dimensi yang berbeda sesuai
peruntukannya.

Kolam Kola Kolam


penampunga m Pemata
n/ Falkut ngan
Pengendapa atif
n awal
Limbah Cair Rumah Tangga

Efluen

GAMBAR 1. Skema Pengolahan Skema Oksidasi

Terdapat tiga jenis kolam yang digunakan : (Encik dan Welyadi, 2016)

1. Kolam pengolahan pendahuluan secara anerobik


Limbah cair akan melewati para-para yaitu saringan yang fungsinya untuk menyaring
sampah yang terbawa bersama limbah cair sebelum masuknya ke kola mini.
Kolam anerobik beroperasi pada beban organic yang tinggi sebagai unit utama system
kolam yang pencapaiannya pengurangan zat organic semata-mata karena proses anerobik.
2. Kolam Falkutatif
Kolam fakultatif dioperasikan pada beban organik yang lebih rendah sehingga
memungkinkan pertumbuhan alga pada lapisan atas kolam. Kolam fakultatif dapat
digunakan sebagai unit pertama atau kedua dari suatu rangkaian kolam. Kolam ini
memerlukan oksigen untuk oksidasi biologis dari bahanbahan organik, terutama didapat
dari hasil fotosintesis ganggang hijau. Periode tinggalnya berkisar antara 5-30 hari
dengan kedalaman 1-1,5 meter. (Soeparman dan Suparmin, 2002).
Pada perencanaan kolam fakultatif dianggap bahwa terjadi pengadukan sempurna hanya
pada cairannya saja. Padatan yang ada di dalam air limbah akan mengendap di dasar
kolam sehingga dianggap tidak tersuspensi seperti pada proses lumpur aktif (Nusa, 2000).
3. Kolam pematangan
Menerima efluen yang berasal dari kolam falkutatif dan bertanggungjawab dari sebuah
kualitas efluen akhir. Waktu yang dibutuhkan berkisar antara 5-10 hari dengan kedalaman
kurang lebih 1,5 meter. Umunya kolam ini di desain untuk pengurangan koliform yang
berasal dari tinja dari pada untuk pengurangan BOD. Dimana sejumlah besar koliform
akan dikurangkan yang membutuhkan waktu 5hari. Pada proses ini akan terjadi proses
pematangan atau pembersihan terkahir air limbah dari pencemaran berupa padatan yang
tersuspensi,zat organic dan pengurangan bakteri.

3.2 Pengaturan Pengelolaan lingkungan Kegiatan Industri Rumah Tangga

Dalam mengatasi masalah terkait limbah rumah tangga maka dibuthkan penyempurnaan
kebijakan dari pemerintah daerah / kota dan peraturan daerah yang merupakan perangkat utama
dalam system pengolaan lingkungan,yaitu dengan cara dibentuknya peraturan mengenai
penglolaan lingkungan kegiatan industry rumah tangga yang mengacu kepada peraturan yang
sudah ada sebelumnya,seperti UU lingkungan hidup, Peraturan Menteri Negara lingkungan
hidup. Petrus Nugro Raharjo (2012). Berikut ini adalah peraturan yang sesuai dengan pengolaan
lingkungan yang ada di rumah tangga :
a. Undang-undang Republik Indonesia
Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya
Undang-undang RI nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Undang-undang RI nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Undang-undang RI nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
b. Peraturan Pemerintah / Keputusan Presiden Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1989 Tentang AMDAL dan
Penyehatan Lingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 1996 Tentang Izin Usaha Industri
Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 Tentang Pengolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air
c. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-
42/Menlh/11/1994 Tentang Audit Lingkungan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun 1995
Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kesehatan Industri
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001
Tentang Jenis Usaha Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan

BAB IV

KESIMPULAN

1. Kolam Oksidasi merupakan suatu salah satu cara yang bisa digunakan dalam mengelola
limbah cair yang berasal dari rumah tangga, karena konstruksi nya sederhana, mudah
dirancang dan efisien
2. Kolam Oksidasi terdiri atas tiga bagian yaitu kolam penampungan pengendapan awal,
kolam fakultatif dan kolam pematangan
3. Proses pengolahan limbah pada kolam oksidasi menggunakan proses biologi yaitu
dengan memanfaatkan aktivitas pertumbuhan mikroorganisme yang berkontak dengan air
limbah, sehingga mikroorganisme tersebut dapat menggunakan materi organik pencemar
yang ada sebagai bahan makanan dalam kondisi lingkungan tertentu dan mendegradasi
atau menstabilisasinya menjadi bentuk yang lebih sederhana.
4. Dalam mengatasi masalah terkait limbah rumah tangga maka dibuthkan penyempurnaan
kebijakan dari pemerintah daerah / kota dan peraturan daerah yang merupakan perangkat
utama dalam system pengolaan lingkungan,yaitu dengan cara dibentuknya peraturan
mengenai penglolaan lingkungan kegiatan industry rumah tangga yang mengacu kepada
peraturan yang sudah ada sebelumnya,seperti UU lingkungan hidup, Peraturan Menteri
Negara lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Andiese, Vera Wim. "Pengolahan limbah cair rumah tangga dengan metode kolam oksidasi."
JOURNAL TEKNIK SIPIL DAN INFRASTRUKTUR 1.2 (2012).

Ibrahim, Bustami. "Kaji ulang sistem pengolahan limbah cair industri hasil perikanan secara
biologis dengan lumpur aktif." Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 8.1 (2013).

Rahardjo, Petrus Nugro. "KAJIAN ASPEK KEBIJAKAN DAN REGULASI DALAM


MASALAH PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI RUMAH TANGGA." JURNAL
AIR INDONESIA 4.2 (2012).

Weliyadi, Encik. "UJI EFEKTIFITAS PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT


PERTAMEDIKA MENGGUNAKAN SISTEM BIOFILTER AEROB-ANAEROB." Jurnal
Harpodon Borneo 9.2 (2016).

Anda mungkin juga menyukai