Anda di halaman 1dari 12

Kesehatan dan

Keselamatan Kerja
Bejana Tekan dan Pesawat Uap
KELOMPOK
Anggota Kelompok:
Siti Hardina (10011181419017)
Yopa Riyanda Puteri (10011181419018)
Rizqina Firra Madoona (10011181419022)
Mutiara Nurdzakiyah (10011181419028)
Nineng Marlina (10011181419027)
Nur Aini (10011181419052)
Annisa (10011181419252)
Bunga Sriwijaya Anda (10011281419086)
Arodiah Arum SS (10011381419153)
Definisi
Bejana Tekan

Bejana tekan adalah suatu wadah untuk menampung energi baik berupa cair
atau gas yang bertekanan atau bejana tekan adalah selain pesawat uap yang
mempunyai tekanan melebihi tekanan udara luar (atmosfer) dan mempunyai s
umber bahaya antara lain; kebakaran, keracunan, gangguan pernafasan, pe
ledakan, suhu ekstrem.

Yang termasuk bejana tekan adalah: bejana penampung (storage tank), b


ejana pengangkut, botol baja atau tabung gas, instalasi pendingin, instalasi pi
pa gas atau udara, reactor atau suatu tempat berlangsungnya reaksi kimia de
ngan jalan pencampuran, pemanasan dan pendinginan pada berbagai bah
an-bahan yang diperlukan (Hasibuan ,dkk,2013).
Definisi
Pesawat Uap
Pesawat Uap atau juga disebut Ketel Uap adalah suatu
pesawat yang dibuat untuk mengubah air didalamnya,
sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan
menggunakan pembakaran dari bahan bakar. Ketel uap
dalam keadaan bekerja, adalah sebagai bejana yang tertu
tup dan tidak berhubungan dengan udara luar karena selama
pemanasan, maka air akan mendidih selanjutnya berubah
menjadi uap panas dan bertekanan, sehingga berpotensi
terjadinya ledakan jika terjadi kelebihan tekanan
(over pressure).
Objek Pengawasan K3 Pesawat Uap
dan Bejana Tekan
Menurut Hendrajati (2010) objek pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:

Pesawat Uap Bejana Tekan Instalasi Pipa Lainnya

Ketel Uap Bejana Transport Instalasi Pipa Gas Operator Pesawat


Ketel Air Panas Bejana Penyimpan Instalasi Pipa Uap Uap
Ketel Vapour Gas Instalasi Pipa Air Juru Las
Pemanas Air Bejana Penimbun Instalasi Pipa Cairan Perusahaan Jasa
Pengering Uap Pesawat/Instalasi Teknik
Penguap Pendingin
Bejana Uap Botol Baja
Ketel Cairan Panas Pesawat Pembangkit
Gas Asetilin
Dasar Hukum Pengawasan K3 Pesawat
Uap dan Bejana Tekan
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930
2. Peraturan Uap Tahun 1930
3. Undang-Undang No.1 Tahun 1970, tentang Keselamatan
Kerja.
4. Permen No. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan
5. Permen No.01/Men/1982 Tentang Klasifikasi Juru Las
6. Permen No.01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-
syarat Operator Pesawat Uap.
Sumber Bahaya
Sumber bahaya pada pesawat uap
Bila manometer tidak berfungsi dengan baik, atau bila tidak dikalibrasi dapat menimbulkan
peledakan karena si operator tidak mengetahui tekanan yang sebenarnya dalam boiler dan alat
lain tidak berfungsi.
Bila safety valve tidak berfungsi dengan baik karena karat atau sifat pegasnya menurun.
Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik yang mana nosel-noselnya atau pipa-pipanya
tersumbat oleh karat sehingga jumlah air tidak dapat terkontrol lagi.
Bila air pengisi ketel tidak memenuhi syarat
Bila boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall atau tidak sering dikunci.
Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap
Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel
Karena perubahan tak sempurna atau rouster, nozel fuel tidal berfungsi dengan baik.
Karena umur boiler sudah tua sehingga material telah mengalami degradasi kualitas.
Sumber Bahaya
Sumber bahaya dan akibat yang dapat ditimbulkan oleh bejana tekan
Bahaya terhadap kebakaran yang kebanyakan ditimbulkan oleh bejana tekan penyimpan gas
asetilen, hidrogen, elpiji, karbon monoksida, metan dan lain-lain.
Bahaya terhadap keracunan dan iritasi oleh gas-gas seperti chlorine, sulful dioksida, hydrogen
cydrogen sulfide, karbon monoksida, amoniak dan lain-lain.
Bahaya terhadap pernapasan tercekik (aspisia) hingga pingsan seperti disebabkan oleh nitrogen,
argon, karbon dioksida, helium dan gas inert lainnya yang memenuhi ruangan yang mana
membuat kandungan oksigen jauh menurun.
Bahaya terhadap peledakan yang ditimbulkan oleh gas mudah terbakar yang ditampung dalam
bejana tekan yang mengalami kerusakan hingga dapat mengakibatkan ledakan.
Bahaya terkena cairan sangat dingin seperti yang disebabkan oleh gas nitrogen cair dan lain-lain.
Untuk menjaga keamanan penggunaan, setiap kandungan gas yang berbeda, tabung-tabung gas
memiliki warna yang berbeda seperti gas oksigen ditampung dalam tabung gas berwarna biru
muda.
Analisis Kasus
Pabrik Gula PT. Madubaru di Madukismo

Berdasarkan Tabel 1 data kecelakaan kerja di PG Madukismo PT. Madubaru


diketahui jumlah kasus kecelakaan kerja tahun 2014 sebanyak 73 kasus
dengan kasus pada instalasi ketel sebanyak 3 kasus dan tahun 2015 sebanyak
77 kasus dengan jumlah kasus pada instalasi ketel sebanyak 5 kasus yang
berarti terjadi peningkatan sebanyak 2 kasus.
Adapun risiko mekanik di instalasi kerja yaitu terjatuh ke dalam c
onveyor seperti yang sebelumnya pernah terjadi pada salah satu t
enaga kerja di saat produksi, kemudian terjepit alat, terjatuh dan
tertimpa alat. Sedangkan risiko elektrik diantaranya menyebabka
n tersetrum dan risiko tinggi akibat dari proses pengolahan air
dengan menggunakan bahan kimia.
Tenaga kerja melaksanakan perbaikan-perbaikan alat dan mesin
setiap setelah dilakukan periksa uji oleh DISNAKER. Namun, s
emua proses pengerjaan tersebut tidak dilengkapi dengan alat
pelindung diri yang baik, kemudian lingkungan serta kea
daan di tempat kerja yang rawan akan terjadinya kecelakaan. Se
hingga tenaga kerja dituntut untuk sangat berhati-hati dan me
waspadai lingkungan kerja sekitarnya.
Pengadaan standar operasional prosedur (SOP) yang ada di i
nstalasi kerja ketel hanya untuk operasional alat, sedangkan u
ntuk masa perawatan belum adanya SOP yang menjadi acuan d
asar bagi seluruh tenaga kerja di instalasi kerja ketel tersebut.
Pencegahan

Anda mungkin juga menyukai