PT. Pusri Palembang terletak di tepi Sungai Musi dan terletak 7 km dari pusat
kota Palembang. Pabrik pupuk ini didirikan di Palembang karena sumber daya alam
berupa gas alam berupa gas bumi sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea dan
air sungai musi sebagai bahan penunjang untuk keperluan utilitas pabrik tersedia
dalam jumlah yang banyak dan dapat digunakan untuk sebagai prasarana
Kalidoni dan Kecamatan Ilir Timur II. Kecamatan Kalidoni terdiri dari dua
kelurahan yaitu Kelurahan Sungai Buah dan Kelurahan Sungai Selayur. Kecamatan
Ilir Timur II terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan 1 Ilir dan Kelurahan 3 Ilir.
Buah.
Sumber : www.pusri.co.id
Gambar 3.1 Kawasan PT. Pusri Palembang
Sumber : www.pusri.co.id
Gambar 3.2. Logo PT. PusriPalembang
Detail Elemen Visual Logo Perusahaan
Sriwidjaja.
1. Disiplin
2. Kerja Keras
3. Kreatif
Sumber : www.pusri.co.id
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/207/2012 tanggal 11
Juni 2012, visi PT. Pusri Palembang adalah menjadi perusahaan pupuk terkemuka
tingkat regional. Sedangkan misinya adalah memproduksi serta memasarkan pupuk
dan produk agribisnis secara efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.
Selain itu, PT. Pusri Palembang memiliki nilai-nilai yang harus dijunjung
tinggi perusahaan yaitu :
Sumber : www.pusri.co.id
1. Pabrik Utilitas
Pabrik utilitas ialah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu
maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik Ammonia dan urea. Produk yang
dihasilkan dari pabrik utilitas ini antara lain sebagai berikut :
a. Air Bersih (Filter water)
Bahan baku pembuatan air bersih adalah air Sungai Musi. Air sungai
dipompakan masuk ke Premix Tank (Floculator) kemudian dialirkan ke
Clarifier (Floc Treator) setelah dari Clarifier, air dikirim ke Clear Well
sebagai penampung air bersih sementara serta sebagai tempat pengaturan
PH. Setelah dari Clear Well disaring di Sand Filter. Air yang keluar dari
Sand Filter adalah merupakan air bersih (Filter Water) lalu ditampung ke
dalam Filter Water Tank.
b. Air Dermin (Dermin Water)
Air bersih (Filter water) dimasukkan ke dalam Carbon Filter yaitu
vessel yang didalamnya diisi dengan karbon aktif yang bertujuan untuk
mengikat zat-zat organik yang mungkin berada dalam air, kemudian air
dimasukkan ke dalam kation Exchanger untuk mengikat seluruh kation yang
berada dalam air. Sedangkan untuk mengikat anion yang ada, air tersebut
dikirim ke Anion Exchanger. Air keluar dari Anion Exchanger kemudian
dikirimkan ke Mix Bed Exchanger untuk mengikat kation dan anion yang
mungkin masih tersisa. Air Demin yang dihasilkan lalu disimpan di tangki
penyimpanan air Demin. Air Demin biasanya digunakan sebagai bahan
baku pembuatan uap air (air umpan ketel).
c. Uap Air
Air demin dari tangki penyimpanan, sebelum dialirkan ke boiler,
dialirkan dulu ke deaerator untuk menghilangkan udara dan gas-gas lain
yang terlarut, sehingga dapat mencegah terjadinya korosi. Sebagai pengikat
udara (oksigen) maka ke dalam deaerator diinjeksikan Hydrazine (N2H4)
sehingga bereaksi dengan O2 sebagai berikut :
N2H4 + O2 N2 + 2H2O
Dari deaerator kemudian dialirkan ke boiler (WHB dan PB) untuk
memproduksi uap air pada tekanan 42 kg/cm2 dan suhu 399oC. Sebagian
besar uap air dipakai di Pabrik Urea dan sebagian kecil ke Pabrik Offsite
serta Pabrik Ammonia.
d. Gas Nitrogen
Gas Nitrogen (N2) diproduksi di unit Air Separation Plant (ASP). N2
tersebut biasanya dipakai untuk memblanket vessel/HE bertekanan.
Nitrogen berada di dalam air dengan cepat akan berubah menjadi nitrogen
organik atau ammonia-nitrogen. Nitrogen organik diukur dengan metode
Kjeldal dengan mengimutkan tahap pengenceran untuk mengubah nitrogen
organik menjadi amonia dan analisis emonia melalui titrasi. Pemindahan
dari nitrogen organi ke dalam ammonia juga dimasukkan dalam tipe
pengolahan air kotor secara biologis. Ammonia kemudian digunakan oleh
bakteri untuk sel tiruan dengan menghasilkan oksidasi ke nitrit atau nitrat.
Nitrit akan cepat berubah menjadi itrat melalui oksidasi, sedangkan untuk
mendeteksi nitrat dapat dipergunakan kalorimetrik.
e. Udara Pabrik dan Instrumen
Udara pabrik adalah udara biasa yang dihisap dari atmosfer
menggunakan compressor. Sedangkan udara instrumen adalah udara yang
telah bersih dari uap air dan digunakan pada alat-alat instrumen.
Penghilangan uap dari udara dengan cara melewatkan udara tersebut
melalui Silica Gel atau Activated Alumina.
f. Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibangkitkan dengan menggunakan Gas Turbin
Generator (GTG) dengan bahan bakar gas bumi. Gas buang dari GTG
dimanfaatkan sebagai bahan bakar di WHB.
g. Air Pendingin
Tujuan dari Cooling Water Treatment System adalah untuk
menguraikan atau mencegah terjadinya 3 masalah, yaitu :
1. Masalah Korosi
2. Masalah Scaling/deposisi
3. Masalah Pertumbuhan Microorganisme
Keberhasilan dari Cooling Water Treatment tersebut tergantung
pada beberapa faktor, antara lain :
1. Jenis treatment yang digunakan
2. Kontrol yang baik terhadap parameter-parameter yang ditetapkan.
2. Pabrik Ammonia
Pabrik Ammonia ialah pabrik yang menghasilkan Ammonia sebagai hasil
utama dan Cabon Dioksida sebagai hasil sampingan yang keduanya merupakan
bahan baku pabrik urea.
Bahan baku pembuatan Ammonia adalah gas bumi yang diperoleh dari
Pertamina dengan komposisi utama Methane (CH4) sekitar 70 % dan Carbon
Dioksida (CO2) sekitar 10 %. Steam atau uap air diperoleh dari air sungai Musi
setelah mengalami suatu Proses Pengolahan tertentu di Pabrik Utility.
Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dimana sebelum udara ini
digunakan sebagai udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor udara.
Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 Unit, dengan urutan sebagai berikut :
1. Feed Treating Unit
Gas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama
senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan
dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di
Reforming Unit.
Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam
gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang
disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke
Reforming Unit.
2. Reforming Unit
Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan
uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi
yang berupa gas-gas Hydrogen dan Carbon Dioksida dikirim ke Secondary
Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas
sebagai berikut :
1. Hidrogen
2. Nitrogen
3. Karbon Dioksida
Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi
untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
3. Purification & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit
dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah
dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea.
Sisa Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan
menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu
sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih
dahulu masuk ke Methanator.
4. Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas
Hidrogen dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai
tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi
pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga
didapatkan Ammonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan urea.
Hasil/Produk pada proses diatas adalah gas amonia cair serta karbon
dioksida yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.
Blok diagram sederhana dan proses pembuatan amonia dapat dilihat
pada gambar 3.4. dan 3.5.
Gambar 3.4. Blok Diagram Pabrik Ammonia
Sumber : www.pusri.co.id
Gambar 3.5. Proses Pembuatan Ammonia
Sumber : www.pusri.co.id
3. Pabrik Urea
Pabrik urea adalah pabrik yang menghasilkan pupuk urea baik yang ada di
Pusri IIB, Pusri III, Pusri IV dan Pusri IB. Dengan total kapasitas terpasang
sebesar 2.280.0000 ton urea per tahun.
Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3
yang disupply dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi
menjadi 6 unit, yaitu :
1. Sintesa Unit
Unit ini untuk mensintesa urea dengan mereaksikan Liquid NH3 dan
gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga
larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan
operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke
bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan
ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
2. Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia
di unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan
pemanasan dengan dua step penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 G dan
22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian
Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.
3. Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara
vacum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang
diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea,
maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea
Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
4. Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8%
berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling
Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh distributor,
dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari
bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim
ke bulk storage dengan belt conveyor.
5. Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi
diambil kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor
sebagian absorbent kemudian di-recycle kembali ke bagian sintesa.
6. Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser
didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut
kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas
CO2 dan gas NH3-nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-
recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.
Gambaran blok diagram pabrik urea dan proses produksi pupuk urea dapat
dilihat pada gambar 3.6. dan 3.7.
Gambar 3.6. Blok Diagram Pupuk Urea
Sumber : www.pusri.co.id
Sumber : www.pusri.co.id
3.2. Gambaran Khusus Lokasi PKM (Departemen K3 & LH)
Departemen K3 & LH merupakan salah satu departemen yang ada di PT.
Pusri Palembang, yang dalam proses bisnisnya berada di bawah naungan Direktur
Produksi dan General Manager Teknologi. Departemen K3 & LH dipimpin oleh
seorang Manajer serta membawahi beberapa bagian yakni Bagian PK & KK
(Penanggulangan Kebakaran dan Kecelakaan Kerja), Bagian Hiperkes (Hygiene
dan Pemeriksaan Kesehatan), Bagian Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
yang terbagi menjadi dua yaitu pengendalian pencemaran dan pengawasan &
evaluasi, dan Kelompok TKL (Teknik Keselamatan dan Lingkungan)
Tugas utama dari departemen ini yaitu bertanggungjawab terhadap
kesehatan serta keselamatan kerja para karyawan, membuat peraturan-peraturan
yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta mengawasi dalam
pelaksanaannya sehingga dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja serta
mengontrol pengolahan limbah pabrik sehingga tidak mencemari lingkungan dan
udara. Setiap peraturan kerja yang dibuat oleh dinas ini memang lebih dominan
mengatur tentang keselamatan pekerja serta operasional dalam pabrik. Namun,
dalam penanggulangan keadaan darurat, peraturan–peraturan tersebut diberlakukan
kepada seluruh karyawan PT. PUSRI non pabrik serta seluruh masyarakat yang
terdapat dalam lingkungan PT.PUSRI.
Departemen ini memiliki rincian tugas sebagai berikut yaitu :
a) Mengawasi pelaksanaan peraturan K3 di perusahaan.
b) Memberikan pelatihan K3, baik yang bersifat wajib maupun tambahan.
Pelatihan ini dapat dilakukan secara in-house training maupun dilakukan di
luar lingkungan PT PUSRI. Sebagai contoh, yaitu prosedur standar
pemadaman api.
c) Melakukan penanggulangan kebakaran dan kecelakaan kerja.
d) Melakukan pemantauan lingkungan kerja. Contoh nya, pada lingkungan
sekitar kompresor, temperatur suatu area tertentu, atau tingkat kebisingan
yang ada. Kegiatan ini juga meliputi identifikasi masalah yang mungkin
timbul untuk kemudian dianalisa dan dicarikan jalan keluarnya (saran-saran
kerja).
e) Melakukan investigasi bila terjadi kebakaran atau kecelakaan sehingga
dinas ini dapat memberikan rekomendasi kepada bagian terkait berdasarkan
hasil investigasi tadi.
f) Pembuatan prosedur-prosedur keselamatan kerja, baik yang merupakan
hasil identifikasi di lapangan maupun hasil pengamatan di pelatihan.
Bagan struktur organisasi Departemen K3 & LH dapat dilihat pada
gambar 3.8.
Gambar 3.8. Bagan Organisasi Direktorat Produksi Divisi
Teknologi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
Direktur
Produksi
GM
Teknologi
Manager
K3 & LH
Superintendent Superintendent
Superintendent Superintendent Staf Senior
Pengendalian Pengawasan &
PK & KK Hiperkes TKL
Pencemaran Evaluasi
3.2.5.Organisasi K3 dan LH
Jumlah karyawan departemen K3 dan LH dapat dilihat pada gambar 3.10
berikut :
Gambar 3.10
Jumlah Karyawan Departemen K3 dan LH
Bagian LH
Jumlah : 15 Orang
- Pengendalian
Pencemaran
Lingkungan Hidup
1. Superintendent : 1
orang
2. Koor. Lab : 1
orang
3. Staf PPLH : 1
orang
4. Analis Pelaksana :
7 orang
- Pengendalian dan
Evaluasi
Lingkungan Hidup
1. Superintendent : 1
orang
2. Staf PELH : 4
orang