Anda di halaman 1dari 30

BAB III

DESKRIPSI TEMPAT PKM

3.1. Gambaran Umum PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang


3.1.1. Sejarah PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang didirikan pada tanggal 24 Desember
1959, merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia. PT. Pusri Palembang
bertujuan untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta
secara khusus di bidang industri pupuk dan industri kimia lainnya, melalui usaha
produksi, perdagangan, pemberian jasa, dan usaha lainnya.
Secara legal, PT. Pusri resmi didirikan berdasarkan Akte Notaris Eliza
Pondaag nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran
Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. PT. Pusri telah
mengalami dua kali perubahan bentuk badan usaha. Perubahan pertama
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1964 yang mengubah statusnya
diubah dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Perubahan
kedua terjadi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1969 dan dengan
Akte Notaris Soeleman Ardjasasmita pada bulan Januari 1970, statusnya
dikembalikan ke Perseroan Terbatas (PT).
PT. Pusri Palembang memiliki perjalanan yang panjang, di antaranya pada
tahun 1997, Pusri ditunjuk sebagai induk perusahaan yang membawahi empat
BUMN yang bergerak di bidang industri pupuk dan petrokimia, yaitu PT.
Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kujang Cikampek, PT. Pupuk Kaltim dan PT. Pupuk
Iskandar Muda serta satu BUMN yang bergerak di bidang engineering,
procurement & construction (EPC), yaitu PT. Rekayasa Industri. Pada tahun 1998,
anak perusahaan Pusri bertambah satu BUMN lagi, yaitu PT. Mega Eltra yang
bergerak di bidang perdagangan.
Pada tahun 2010 dilakukan pemisahan (Spin Off) dari perusahaan Perseroan
(Persero) PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang atau PT. Pusri Palembang (Persero)
kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dan pengalihan hak dan kewajiban PT.
Pusri(Persero) kepada PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana tertuang di
dalam RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011.
Sejak tanggal 18 April 2012, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan PT. Pupuk
Indonesia Holding Company (PIHC) sebagai nama induk perusahaan pupuk yang
baru, menggantikan nama PT. Pusri Palembang (Persero). Hingga kini PT. Pupuk
Sriwidjaja Palembang tetap menggunakan brand dan merk dagang Pusri.
PT. Pusri Palembang memiliki 4 buah pabrik utama yaitu pabrik Pusri II,
III, IV dan IB yang mempunyai kapasitas produksi terpasang 2.280.000 ton urea
per tahun. Selain itu PT. Pusri Palembang juga memiliki sarana penunjang distribusi
dan pemasaran, antara lain : 7 (tujuh) buah kapal pengangkut urea curah, 1 (satu)
buah kapal pengangkut amonia, 595 buah gerbong kereta api pengangkut pupuk;
unit-unit pengantongan pupuk (UPP) di Belawan, Meneng, Surabaya, dan Cilacap;
gudang-gudang penyimpanan pupuk yang tersebar di seluruh Indonesia di Lini I
(30 buah), Lini II (61 buah) dan Lini III (289 buah).
3.1.1. Lokasi dan Tata Letak PT. Pusri Palembang

PT. Pusri Palembang terletak di tepi Sungai Musi dan terletak 7 km dari pusat

kota Palembang. Pabrik pupuk ini didirikan di Palembang karena sumber daya alam

berupa gas alam berupa gas bumi sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea dan

air sungai musi sebagai bahan penunjang untuk keperluan utilitas pabrik tersedia

dalam jumlah yang banyak dan dapat digunakan untuk sebagai prasarana

transportasi pengangkutan hasil produksi.

PT. Pusri Palembang terletak di antara dua kecamatan yaitu Kecamatan

Kalidoni dan Kecamatan Ilir Timur II. Kecamatan Kalidoni terdiri dari dua

kelurahan yaitu Kelurahan Sungai Buah dan Kelurahan Sungai Selayur. Kecamatan

Ilir Timur II terdiri dari dua kelurahan yaitu Kelurahan 1 Ilir dan Kelurahan 3 Ilir.

Batas-batas area PT. Pusri Palembang meliputi:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Sungai Selayur.


b. Sebelah Selatan berbatasan dnegan Sungai Musi.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sungai Selayur.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan 1 Ilir, 3 Ilir, dan Sungai

Buah.

Sumber : www.pusri.co.id
Gambar 3.1 Kawasan PT. Pusri Palembang

3.1.2. Logo, Visi dan Misi PT. PUSRI Palembang

Berikut ini adalah logo dari PT. Pusri Palembang:

Sumber : www.pusri.co.id
Gambar 3.2. Logo PT. PusriPalembang
Detail Elemen Visual Logo Perusahaan

1. Lambang Pusri yang berbentuk huruf "U"

melambangkan singkatan "Urea". Lambang ini telah terdaftar di

Ditjen Haki Dep. Kehakiman & HAM No. 021391.

2. Setangkai padi dengan jumlah butiran 24

melambangkan tanggal akte pendirian PT Pusri.

3. Butiran-butiran urea berwarna putih sejumlah

12, melambangkan bulan Desember pendirian PT Pusri.

4. Setangkai kapas yang mekar dari kelopaknya.

Butir kapas yang mekar berjumlah 5 buah Kelopak yang pecah


berbentuk 9 retakan ini, melambangkan angka 59 sebagai tahun

pendirian PT Pusri (1959).

5. Perahu Kajang, merupakan legenda rakyat dan

ciri khas kota Palembang yang terletak di tepian Sungai Musi.

Perahu Kajang juga diangkat sebagai merk dagang PT Pupuk

Sriwidjaja.

6. Kuncup teratai yang akan mekar, merupakan

imajinasi pencipta akan prospek perusahaan dimasa datang.

7. Komposisi warna lambang kuning dan biru

benhur dengan dibatasi garis-garis hitam tipis (untuk lebih

menjelaskan gambar) yang melambangkan keagungan, kebebasan

cita-cita, serta kesuburan, ketenangan, dan ketabahan dalam

mengejar dan mewujudkan cita-cita itu.

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/207/2012

tanggal 11 Juni 2012, visi PT. Pusri Palembang adalah menjadi

perusahaan pupuk terkemuka tingkat regional. Sedangkan misinya


adalah memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis

secara efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.

Selain itu, PT. Pusri Palembang memiliki nilai-nilai yang harus

dijunjung tinggi perusahaan yaitu :

1. Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama.

2. Bekerja secara professional untuk menghasilkan produk dan

memberikan pelayanan yang prima.

3. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, pelestarian

lingkungan serta memberdayakan masyarakat lingkungan.

Budaya yang diterapkan di PT. Pusri Palembang adalah :

1. Disiplin

2. Kerja Keras

3. Kreatif

3.1.2 Logo, Visi dan Misi PT. PUSRI Palembang


Berikut ini adalah logo dari PT. Pusri Palembang:
Gambar 3.1. Logo PT. Pusri Palembang

Sumber : www.pusri.co.id
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. SK/DIR/207/2012 tanggal 11
Juni 2012, visi PT. Pusri Palembang adalah menjadi perusahaan pupuk terkemuka
tingkat regional. Sedangkan misinya adalah memproduksi serta memasarkan pupuk
dan produk agribisnis secara efisien, berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.
Selain itu, PT. Pusri Palembang memiliki nilai-nilai yang harus dijunjung
tinggi perusahaan yaitu :

1. Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama.


2. Bekerja secara professional untuk menghasilkan produk dan
memberikan pelayanan yang prima.
3. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, pelestarian
lingkungan serta memberdayakan masyarakat lingkungan.
Budaya yang diterapkan di PT. Pusri Palembang adalah :
1. Disiplin
2. Kerja Keras
3. Kreatif
3.1.3. Struktur Organisasi PT. Pusri Palembang
Sejalan dengan Berkembangnya fungsi dan tangung jawab dari perusahaan
ini maka kini keadaan organisasi di lingkungan PT. Pusri berkembang sejalan
dengan kebutuhan yang ada struktur organisasi berdasarkan pada surat direksi PT.
Pusri dengan nomor SK/DIR/960 tertanggal 29 desember 1986. Strukturnya
mengikuti sistem organisasi garis besar dan staff dimana dewan komisaris bertugas
sebagai pengawas semua kegiatan yang dilaksanakan dewan direksi, juga
menetapkan kebijakan umum yang harus dilaksanakan. Direksi sebagai mandataris
dewan komisaris seluruh operasi fungsional perusahaan Direksi, terdiri dari seorang
direktur utama dan dibantu 4 anggota direksi lainya:
1. Direktur Produksi
2. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
3. Direktur Teknik dan Pengembangan
4. Direktur Komersil
Dalam Pengoperasian pabrik, direktorat yang berhubungan dengan proses
atau melaksanakan tugas operasional adalah Direktorat Produksi. Direktorat
Produksi membawahi Departemen dan Non Departemen yang terhubung dengan
Kompartemen Produksi, yaitu:
1. Departemen Operasi IB
2. Departemen Operasi II
3. Departemen Operasi III
4. Departemen Operasi IV
5. Departemen Operasi IIB
6. Departemen Operasi Pengantongan
7. Departemen Mekanikal
8. Depertemen Listrik
9. Departemen Instrumen
10. Departemen Perbengkelan
11. Departemen Rendal Pemeliharaan
12. Departemen K3 dan LH
13. Departemen Rendal Produksi
14. Departemen Inspeksi Teknik
15. Departemen Laboratorium
16. Departemen Reliability
Gambar 3.2. Struktur Organisasi PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

Sumber: PT. PUSRI Palembang


3.1.4. Proses Produksi
Produksi Pabrik PT. Pupuk Sriwidjaja terdiri dari produk utama dan produk
samping yang dihasilkan oleh Pabrik Utama Pusri IIB, III, IV, IB dan Pabrik Kecil
seperti Pabrik Pupuk Organik, CO2 cair dan padat/dry ice, serta Pabrik Nitrogen
dan Oksigen cair. Produk utama terdiri dari Ammonia dan Urea, sedangkan produk
samping terdiri dari Ammonia Ekses, Oksigen, Nitrogen, CO2 cair dan padat/Dry
Ice. Pemerintah menugaskan produsen pupuk untuk menjamin pengadaan dan
penyaluran pupuk sampai ke tangan petani dalam rangka pembangunan sektor
pertanian.Surat Keputusan (SK) Menperindag No 70/MPP/Kep/2/2003 tanggal 11
Februari 2003 telah mengatur kembali pola Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian, yaitu dengan pola rayonisasi distribusi pupuk
bagi produsen pupuk.
Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea
berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2
CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah
menghisap air (higroskopis). Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46%
dengan pengertian setiap 100 Kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%,
Kadar Biuret 1%, ukuran 1-3,35 MM 90% Min serta berbentuk Prill.
PT. Pusri Palembang memproduksi pupuk urea di empat unit pabrik yaitu
Pabrik Pusri IB, Pabrik Pusri IIB, Pabrik Pusri III, dan Pabrik Pusri IV. Setiap
pabrik terbagi atas tiga unit pabrik produksi yaitu Pabrik Urea, Pabrik Amonia, dan
Pabrik Utilitas yang saling tergantung satu dengan yang lainnya. Gambar
keseluruhan Pabrik PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang dapat dilihat pada gambar 3.3
berikut :
Gambar 3.3. Diagram Overall Pabrik PT. PUSRI

Sumber : www.pusri.co.id
1. Pabrik Utilitas
Pabrik utilitas ialah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu
maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik Ammonia dan urea. Produk yang
dihasilkan dari pabrik utilitas ini antara lain sebagai berikut :
a. Air Bersih (Filter water)
Bahan baku pembuatan air bersih adalah air Sungai Musi. Air sungai
dipompakan masuk ke Premix Tank (Floculator) kemudian dialirkan ke
Clarifier (Floc Treator) setelah dari Clarifier, air dikirim ke Clear Well
sebagai penampung air bersih sementara serta sebagai tempat pengaturan
PH. Setelah dari Clear Well disaring di Sand Filter. Air yang keluar dari
Sand Filter adalah merupakan air bersih (Filter Water) lalu ditampung ke
dalam Filter Water Tank.
b. Air Dermin (Dermin Water)
Air bersih (Filter water) dimasukkan ke dalam Carbon Filter yaitu
vessel yang didalamnya diisi dengan karbon aktif yang bertujuan untuk
mengikat zat-zat organik yang mungkin berada dalam air, kemudian air
dimasukkan ke dalam kation Exchanger untuk mengikat seluruh kation yang
berada dalam air. Sedangkan untuk mengikat anion yang ada, air tersebut
dikirim ke Anion Exchanger. Air keluar dari Anion Exchanger kemudian
dikirimkan ke Mix Bed Exchanger untuk mengikat kation dan anion yang
mungkin masih tersisa. Air Demin yang dihasilkan lalu disimpan di tangki
penyimpanan air Demin. Air Demin biasanya digunakan sebagai bahan
baku pembuatan uap air (air umpan ketel).
c. Uap Air
Air demin dari tangki penyimpanan, sebelum dialirkan ke boiler,
dialirkan dulu ke deaerator untuk menghilangkan udara dan gas-gas lain
yang terlarut, sehingga dapat mencegah terjadinya korosi. Sebagai pengikat
udara (oksigen) maka ke dalam deaerator diinjeksikan Hydrazine (N2H4)
sehingga bereaksi dengan O2 sebagai berikut :
N2H4 + O2 N2 + 2H2O
Dari deaerator kemudian dialirkan ke boiler (WHB dan PB) untuk
memproduksi uap air pada tekanan 42 kg/cm2 dan suhu 399oC. Sebagian
besar uap air dipakai di Pabrik Urea dan sebagian kecil ke Pabrik Offsite
serta Pabrik Ammonia.
d. Gas Nitrogen
Gas Nitrogen (N2) diproduksi di unit Air Separation Plant (ASP). N2
tersebut biasanya dipakai untuk memblanket vessel/HE bertekanan.
Nitrogen berada di dalam air dengan cepat akan berubah menjadi nitrogen
organik atau ammonia-nitrogen. Nitrogen organik diukur dengan metode
Kjeldal dengan mengimutkan tahap pengenceran untuk mengubah nitrogen
organik menjadi amonia dan analisis emonia melalui titrasi. Pemindahan
dari nitrogen organi ke dalam ammonia juga dimasukkan dalam tipe
pengolahan air kotor secara biologis. Ammonia kemudian digunakan oleh
bakteri untuk sel tiruan dengan menghasilkan oksidasi ke nitrit atau nitrat.
Nitrit akan cepat berubah menjadi itrat melalui oksidasi, sedangkan untuk
mendeteksi nitrat dapat dipergunakan kalorimetrik.
e. Udara Pabrik dan Instrumen
Udara pabrik adalah udara biasa yang dihisap dari atmosfer
menggunakan compressor. Sedangkan udara instrumen adalah udara yang
telah bersih dari uap air dan digunakan pada alat-alat instrumen.
Penghilangan uap dari udara dengan cara melewatkan udara tersebut
melalui Silica Gel atau Activated Alumina.
f. Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibangkitkan dengan menggunakan Gas Turbin
Generator (GTG) dengan bahan bakar gas bumi. Gas buang dari GTG
dimanfaatkan sebagai bahan bakar di WHB.
g. Air Pendingin
Tujuan dari Cooling Water Treatment System adalah untuk
menguraikan atau mencegah terjadinya 3 masalah, yaitu :
1. Masalah Korosi
2. Masalah Scaling/deposisi
3. Masalah Pertumbuhan Microorganisme
Keberhasilan dari Cooling Water Treatment tersebut tergantung
pada beberapa faktor, antara lain :
1. Jenis treatment yang digunakan
2. Kontrol yang baik terhadap parameter-parameter yang ditetapkan.

2. Pabrik Ammonia
Pabrik Ammonia ialah pabrik yang menghasilkan Ammonia sebagai hasil
utama dan Cabon Dioksida sebagai hasil sampingan yang keduanya merupakan
bahan baku pabrik urea.
Bahan baku pembuatan Ammonia adalah gas bumi yang diperoleh dari
Pertamina dengan komposisi utama Methane (CH4) sekitar 70 % dan Carbon
Dioksida (CO2) sekitar 10 %. Steam atau uap air diperoleh dari air sungai Musi
setelah mengalami suatu Proses Pengolahan tertentu di Pabrik Utility.
Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dimana sebelum udara ini
digunakan sebagai udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor udara.
Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 Unit, dengan urutan sebagai berikut :
1. Feed Treating Unit
Gas alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama
senyawa belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan
dahulu di unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada Katalisator di
Reforming Unit.
Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam
gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang
disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke
Reforming Unit.
2. Reforming Unit
Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan
uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi
yang berupa gas-gas Hydrogen dan Carbon Dioksida dikirim ke Secondary
Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas
sebagai berikut :
1. Hidrogen
2. Nitrogen
3. Karbon Dioksida
Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi
untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
3. Purification & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit
dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon dioksida yang telah
dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea.
Sisa Karbon dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan
menimbulkan racun pada katalisator Ammonia Converter, oleh karena itu
sebelum gas proses ini dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih
dahulu masuk ke Methanator.
4. Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas
Hidrogen dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai
tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi
pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga
didapatkan Ammonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan urea.
Hasil/Produk pada proses diatas adalah gas amonia cair serta karbon
dioksida yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.
Blok diagram sederhana dan proses pembuatan amonia dapat dilihat
pada gambar 3.4. dan 3.5.
Gambar 3.4. Blok Diagram Pabrik Ammonia

Sumber : www.pusri.co.id
Gambar 3.5. Proses Pembuatan Ammonia

Sumber : www.pusri.co.id

3. Pabrik Urea
Pabrik urea adalah pabrik yang menghasilkan pupuk urea baik yang ada di
Pusri IIB, Pusri III, Pusri IV dan Pusri IB. Dengan total kapasitas terpasang
sebesar 2.280.0000 ton urea per tahun.
Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3
yang disupply dari Pabrik Amonia. Proses pembuatan Urea tersebut dibagi
menjadi 6 unit, yaitu :
1. Sintesa Unit
Unit ini untuk mensintesa urea dengan mereaksikan Liquid NH3 dan
gas CO2 di dalam Urea Reaktor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga
larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan
operasi di Sintesa adalah 175 Kg/cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke
bagian Purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan
ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.
2. Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia
di unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan
pemanasan dengan dua step penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 G dan
22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian
Recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser.
3. Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara
vacum. Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang
diperlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea,
maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea
Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
4. Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8%
berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling
Tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh distributor,
dan dari distributor dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari
bawah dan menghasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim
ke bulk storage dengan belt conveyor.
5. Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi
diambil kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor
sebagian absorbent kemudian di-recycle kembali ke bagian sintesa.
6. Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser
didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut
kondensat kemudian diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas
CO2 dan gas NH3-nya dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-
recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke utilitas.
Gambaran blok diagram pabrik urea dan proses produksi pupuk urea dapat
dilihat pada gambar 3.6. dan 3.7.
Gambar 3.6. Blok Diagram Pupuk Urea

Sumber : www.pusri.co.id

Gambar 3.7. Proses Produksi Pupuk Urea

Sumber : www.pusri.co.id
3.2. Gambaran Khusus Lokasi PKM (Departemen K3 & LH)
Departemen K3 & LH merupakan salah satu departemen yang ada di PT.
Pusri Palembang, yang dalam proses bisnisnya berada di bawah naungan Direktur
Produksi dan General Manager Teknologi. Departemen K3 & LH dipimpin oleh
seorang Manajer serta membawahi beberapa bagian yakni Bagian PK & KK
(Penanggulangan Kebakaran dan Kecelakaan Kerja), Bagian Hiperkes (Hygiene
dan Pemeriksaan Kesehatan), Bagian Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup
yang terbagi menjadi dua yaitu pengendalian pencemaran dan pengawasan &
evaluasi, dan Kelompok TKL (Teknik Keselamatan dan Lingkungan)
Tugas utama dari departemen ini yaitu bertanggungjawab terhadap
kesehatan serta keselamatan kerja para karyawan, membuat peraturan-peraturan
yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta mengawasi dalam
pelaksanaannya sehingga dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja serta
mengontrol pengolahan limbah pabrik sehingga tidak mencemari lingkungan dan
udara. Setiap peraturan kerja yang dibuat oleh dinas ini memang lebih dominan
mengatur tentang keselamatan pekerja serta operasional dalam pabrik. Namun,
dalam penanggulangan keadaan darurat, peraturan–peraturan tersebut diberlakukan
kepada seluruh karyawan PT. PUSRI non pabrik serta seluruh masyarakat yang
terdapat dalam lingkungan PT.PUSRI.
Departemen ini memiliki rincian tugas sebagai berikut yaitu :
a) Mengawasi pelaksanaan peraturan K3 di perusahaan.
b) Memberikan pelatihan K3, baik yang bersifat wajib maupun tambahan.
Pelatihan ini dapat dilakukan secara in-house training maupun dilakukan di
luar lingkungan PT PUSRI. Sebagai contoh, yaitu prosedur standar
pemadaman api.
c) Melakukan penanggulangan kebakaran dan kecelakaan kerja.
d) Melakukan pemantauan lingkungan kerja. Contoh nya, pada lingkungan
sekitar kompresor, temperatur suatu area tertentu, atau tingkat kebisingan
yang ada. Kegiatan ini juga meliputi identifikasi masalah yang mungkin
timbul untuk kemudian dianalisa dan dicarikan jalan keluarnya (saran-saran
kerja).
e) Melakukan investigasi bila terjadi kebakaran atau kecelakaan sehingga
dinas ini dapat memberikan rekomendasi kepada bagian terkait berdasarkan
hasil investigasi tadi.
f) Pembuatan prosedur-prosedur keselamatan kerja, baik yang merupakan
hasil identifikasi di lapangan maupun hasil pengamatan di pelatihan.
Bagan struktur organisasi Departemen K3 & LH dapat dilihat pada
gambar 3.8.
Gambar 3.8. Bagan Organisasi Direktorat Produksi Divisi
Teknologi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

Direktur
Produksi

GM
Teknologi

Manager
K3 & LH

Superintendent Superintendent
Superintendent Superintendent Staf Senior
Pengendalian Pengawasan &
PK & KK Hiperkes TKL
Pencemaran Evaluasi

Sumber: Departemen K3 & LH PT. PUSRI Palembang

PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang memiliki komitmen untuk menerapkan K3


di lingkungan perusahaannya dan telah mencapai Zero Accident. Adapun tujuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Pusri Palembang adalah :
1. Menciptakan kondisi kerja dan sikap kerja yang aman.
2. Menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sehat dan meningkatkan
kebugaran karyawan.
3. Mengamankan tempat kerja dari resiko kebakaran, kebocoran dan
peledakan.
Sedangkan dalam pelaksanaan penerapan K3 di dalam industri ini yang
menjadi Sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Pupuk Sriwidjaja
Palembang adalah:
1. Zero Accident
2. Mencegah dan mengurangi rasa sakit akibat kerja
3. Mencegah terjadinya kebakaran, kebocoran dan peledakan.
Program-program yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran
meliputi program rutin (periodik), antara lain sebagai berikut:
1. Pembinaan dan pelatihan K3 kepada seluruh karyawan untuk selalu
menerapkan sikap kerja selamat melalui K3 dan safety talk, buletin K3,
gerakan bulan K3 nasional,dan lain-lain.
2. Penyusunan prosedur kerja dengan aspek K3 nya pada setiap pekerjaan
berbahaya.
3. Pengamanan dan pengawasan terhadap pekerjaan yang beresiko kecelakaan
4. Razia secara periodik terhadap sikap kerja karyawan di lapangan, serta
kepatuhannya terhadap peraturan K3.
5. Pelaksanaan identifikasi risiko melalui inspeksi K3 dan perondaan di
lingkungan kerja secara periodik.
6. Pengukuran secara dini kemungkinan adanya kebocoran gas berbahaya
yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran/peledakan.
7. Program pengukuran kebisingan, debu urea, bocoran gas Amonia, kualitas
air minum dan air kolam renang serta menganalisa dan membuat
rekomendasinya.
8. Penyelanggaraan Safety dan House Keeping Contest antar unit kerja di
lingkungan PT. Pusri Palembang
9. Program pemeriksaan, pemeliharaan dan penggantian sarana dan prasarana
K3 yang kondisinya tidak memenuhi syarat K3 lagi.
10. Pelaksanaan Hazops study pada setiap modifikasi peralatan pabrik dan
pabrik baru.
11. Pelatihan tanggap darurat dan evaluasi.
12. Tinjauan manajemen K3 melalui rapat P2K3.
13. Pelaksanaan audit K3 internal setiap tahun serta eksternal 3 tahun sekali.
14. Pelaksanaan komunikasi adanya potensi bahaya kepada karyawan/ pekerja
melalui safety poster, tanda peringatan dan petunjuk keselamatan kerja.
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang terdiri dari berbagai Departemen, seperti
yang telah dijelaskan bahwa salah satu dari departemen yang dimiliki oleh
perusahaan ini adalah Departemen K3 dan LH. Departemen ini pun memiliki
beberapa bagian yakni bagian Hiperkes, bagian TKL, bagian PK dan KK, bagian
PELH dan bagian PPLH.
3.2.1. Bagian Hiperkes
Bagian Hiperkes adalah unit kerja di bawah naungan Departemen K3 & LH
pada sub bagian K3. Bagian ini dipimpin oleh seorang Superintenden Hiperkes.
Bagian Hiperks memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mencegah gangguan kesehatan dan mencegah penurunan efisiensi kerja
2. Mengamankan efek samping teknologi
3. Menciptakan keserasian kerja antar karyawan dan pekerjanya
Bagian Hiperkes terdiri atas bagian higiene perusahaan dan bidang kesehatan kerja.
Bagan struktur organisasi bagian Hiperkes dapat dilihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.9. Bagan Organisasi Bagian Hiperkes

Sumber: Departemen K3 & LH PT. PUSRI Palembang

Bagian Hiperkes terbagi menjadi 2 bagian yaitu bidang Higiene perusahaan


dan bidang kesehatan kerja yang tugas – tugasnya sebagai berikut:
A. Staf Higiene Perusahaan
Kegiatan yang dilakukan berupa pengukuran pada lingkungan kerja secara
periodik maupun secara insidental bila kondisi pabrik mengalami masalah. Jenis
pengukuran lingkungan kerja yang dilakukan antara lain :
1. Pengukuran debu urea,alat yang digunakan adalah Dust Detector,
2. Pengukuran gas Amoniak (NH3), alat yang digunakan ada dua macam
diantaranya :
a. Paparan NH3 secara short term diukur menggunakan alat Dragger
Gas Detector.
b. Paparan NH3 secara Long Term diukur menggunakan Dragger
Polymeter.
3. Pengukuran bising, alat yang digunakan adalah Sound Level Meter,
4. Pengukuran pencahayaan, alat yang digunakan adalah Lux meter,
5. Pengukuran Temperatur Lingkungan Kerja, perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi temperatur di suatu ruang atau lingkungan kerja. Alat
yang digunakan adalah termometer dan Infrared Termometer. Temperatur
yang disarankan untuk ruang kerja berkisar antara 210C – 300C.
6. Pengukuran gerak udara, untuk mengetahui gerak udarayang harus ada di
suatu ruangan atau tempat kerja. Alat yang digunakan adalah Air Flow
Meter (NAB = 0,15 m3/second)
7. Pengukuran Kelembaban Udara, (Relative Humidity) menggambaran
kondisi kelembaban suatu ruangan atau tempat kerja. Alat yang digunakan
adalah Higrometer.
8. Pengukuran gas O2, CO, CH4, H2S dan LEL, dilakukan apabila ada
permintaan dari karyawan yang akan memasuki ruang kerja tertutup
(Confined Space). Alat yang digunakan adalah Gas Pump Detector CMX
270 (untuk O2,CO, dan CH4) dan Gas Pump Detector HMX 271 (untuk
O2,H2S, dan LEL).
9. Pest Control
Kegiatan Pest Control dilakukan di lingkungan perumahan
karyawan, pabrik, dan kapal. Ada 3 kegiatan utama dalam program ini yaitu:
a. Indoor Spraying
Kegiatan penyemprotan dilakukan di dalam raungan setiap 3-
6 bulan sekali dengan sasaran penyemprotan adalah serangga kecil
pada dinding lantai. Bahan yang digunakan yaitu Solfac 50 EC dan air
dengan konsentrasi 1%.
b. Outdoor Spraying
Penyemprotan dilakukan sebanyak 2 kali seminggu pada area
luar rumah, kantor, gedung, got, dan tong sampah yang ada di
perumahan dan perkantoran serta area pabrik dengan sasaran larva dan
jentik nyamuk. Bahan yang digunakan adalah campuran Malathion 95
EC dan solar konsentrasi 1%.
c. Fogging
Fogging dilakukan dengan pengasapan menggunakan alat
Swingfog SN dilakukan di luar rumah sebanyak 2 kali seminggu
dengan sasaran nyamuk dewasa. Bahan yang digunakan yaitu
campuran Malathion 95 EC dan solar dengan konsentrasi 3-5%
10. Kolam renang
Kolam renang merupakan salah satu faktor terjadinyapenularan
penyakit, karena itu keadaan air olam harus selalu diperiksa faktor fisik
maupun kimianya. Untuk pemeriksaan faktor fisik dapat dilakukan dengan
pemantauan pengolahan air,sedangkan faktor kimia dilakukan dengan
pemantauan kualitas air kolam meliputi kadar Chlorine (Cl2), Nitrit,
Nitrat, dan pH nya. Untuk mengukur kadar sisa chlorine , nitrit, dan nitrat,
digunakan alat comparator microquant 1.14801.0001, sedangkan untuk
mengukur pH air digunakan pH meter digital.
11. Drinking Water
Pemeriksaan kualitas air minum merupakan pemeriksaan rutin
yang dilakukan setiap bulan bekerja sama dengan laboratorium untuk
mengetahui kualitas air minum di lingkungan PT. PUSRI terhadap zat-zat
kimia dan organik yang ada di dalam air olahan sehingga dapat terhindar
dari zat – zat berbahaya yang berpotensi menimbulkan penyakit. Unsur –
unsur yang diperiksa antara lain adalah kadar pH, Iron (Fe), Chlorine,
nitrat, nitrit,dan turbidity (Kekeruhan).
12. Pembersihan line drinking water (Flushing)
Selain zat-zat kimia dan organik kualitas air minum juga
dipengaruhi oleh kebersihan pipa air minum. Untuk menjaga kebersihan
pipa air minu dilakukan flushing. Dilaksanakan 3 bulan sekali bekerja
sama dengan bagian utilitas dan umum.
Tabel 3.1 Pengukuran Lingkungan Kerja
No Jenis Pengukuran Alat Ukur Frekuensi
Pengukuran
1. Debu Urea Dust Level Meter 36 kali/ tahun
2. Gas Amoniak (𝑁𝐻3 ) Short Term: Drager Pump 108 kali/ tahun
Long Term: Drager Polymeter -
3. Bising Sound Level Meter 2 kali/ bulan
4. Pencahayaan Lux Meter 2 kali/ bulan
5. Temperature Termometer & Infrared 2 kali/ bulan
Termometer
6. Gerak Udara Air Flow Meter
7. Kelembapan Udara Higrometer 2 kali/ bulan
8. Pest Control Mesin Fogging 1 kali/ tahun
9. Kolam Renang pH: pH Meter Digital 2 kali/ bulan
Sisa Khlor: Comparator
Microquant 1.14801.0001
10. Analisa Air Bersih pH: pH Meter Digital
Kandungan Iron (Fe), Chlorine,
Nitrat, Nitrit, dan Turbidity
(Kekeruhan)

Sumber : Departemen K3 & LH PT, Pusri Palembang

B. Staf Kesehatan Kerja


Staf kesehatan kerja memiliki program yang difokuskan pada kesehatan individu
pekerja, yaitu:
a. Pengelolaan dan Evaluasi Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum kerja adalah
pemeriksaan yang dilakukan pada saat penerimaan karyawan baru.
Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setahun sekali.
Pemeriksaan kesehatan ini ditujukan pada pemantauan terjadinya
gangguan kesehatan dini dari tenaga kerja. Pemeriksaan kesehatan
khusus untuk tenaga kerja yang bekerja pada keadaan yang berbahaya
bagi kesehatan seperti petugas Pest Control, Radiologi, Radiografi,
dan Penyelam.
b. Pemeriksaan Gizi kerja
Pemeriksaan gizi kerja dilakukan setiap hari untuk menilai
higien sanitasi kantin dan mutu makanan dilihat dari segi kuantitas
dan kualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan.
c. Pembinaan Kesegaran Jasmani
Pembinaan kesegaran Jasmani dilakukan dengan mengadakan
kegiatan senam kesegaran jasmani yang dilakukan pada hari jumat
untuk area gedung utama, sedangkan untuk area pabrik dilakukan
pada hari selasa dan kamis.
d. Promosi Kesehatan
Upaya promosi kesehatan dilakukan yakni berupa pembuatan
leaflet, stiker, dan brosur-brosur tentang isu-isu kesehatan dan
menginformasikannya kepada karyawan.
3.2.2. Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan Kerja (PK & KK)
Bagian PK & KK adalah bagian yang bertugas untuk mencegah terjadinya
kebakaran dan kecelakaan kerja. Bagian ini dipimpin oleh seorang superintenden
PK & KK dan tugas umum dari bagian ini secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran di lingkungan
pabrik dan komplek perumahan PT Pusri Palembang.
2. Melakukan pengawasan terhadap risiko bahaya kebakaran dengan kegiatan
perondaan selama 24 jam dalam 3 shift kerja.
3. Melakukan pemeliharaan sarana pemadam kebakaran.
4. Memelihara dan menyediakan alat-alat keselamatan kerja untuk karyawan.
5. Mengeluarkan izin keselamatan untuk pekerjaan yang berisiko kebakaran
dan pekerjaan di dalam bejana bertekanan (confined space).
PT. Pupuk Sriwidaja Palembang membagi waktu kerja menjadi 2, yaitu :
1. Non-Shift (Hiperkes, TKL dan LH)
Waktu kerja:
a. Pukul 07.30 WIB sampai dengan 16.30 WIB (Senin-Kamis)
b. Pukul 07.30 WIB sampai dengan 17.00 WIB (Jumat)
2. Shift (PK & KK)
Waktu Kerja:
a. Day Shift : Pukul 07.00 WIB - Pukul 15.00 WIB
b. Swing Shift : Pukul 15.00 WIB – Pukul 23.00 WIB
c. Night Shift : Pukul 23.00 WIB – Pukul 07.00 WIB
3.2.3. Kelompok Teknik Keselamatan dan Lingkungan (TKL)
Kelompok Teknik Keselamatan dan Lingkungan (TKL) ini dipimpin oleh
seorang staf senior, bagian ini memiliki tugas antara lain sebagai berikut:
1. Mengevaluasi dokumen IBPPR untuk memastikan agar dokumen IBPPR
yang telah disusun sesuai dengan kondisi lapangan dan prinsip – prinsip K3.
2. Mengevaluasi kebutuhan pelatihan K3 untuk seluruh departemen yang ada
di PT. PUSRI berdasakan Tracking Need Analysis (TNA).
3. Menyusun dan mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja K3.
4. Memberikan pelatihan dan penyuluhan K3 untuk karyawan, kontraktor dan
anak perusahaan.
5. Menerbitkan saran keselamatan untuk unit kerja terkait berdasarkan temuan
hasil inspeksi di lapangan, baik berupa unsafe action maupun unsafe
condition.
6. Mengelola sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),
termasuk di dalamnya mengelola kegiatan audit SMK3.
7. Mengelola Contractor Safety Management System (CSMS)
8. Mengelola HAZOPS dan PSM (Process Safety Management)
9. Melakukan pengawasan terhadap Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
10. Merekrut, melatih dan mengevaluasi kinerja Representatif K3, dan
Representatif FFG/ P3K yang ada di seluruh unit kerja.
11. Melakukan pemeriksaan rutin terhadap peralatan angkat angkut yang ada di
PT. PUSRI Palembang, diantaranya pemeriksaan lift prilling tower,
overhead Travelly Care (OTC), forklift, mesin pengantongan, dll.
12. Melakukan Investigasi Kecelakaan
13. Menjalin hubungan dengan pihak eksternal untuk meningkatkan kinerja
K3LH di antaranya hubungan dengan Responsible Care Indonesia (RCI),
International Fertilizer Association (IFA).
14. Menerbitkan perizinan berupa:
a. SIM Pabrik: untuk karyawan yang mengemudikan kendaraan di dalam
area pabrik.
b. NSIK (Nomor Surat Izin Kendaraan): untuk karyawan yang bertugas
menerbitkan/menandatangani safety permit.
c. IMP (Izin Masuk Pabrik): untuk kendaraan yang akan masuk ke area
pabrik baik berupa kendaraan roda 2, roda 3 dan roda 4.
15. Menyusun skenario hasil pelaksanaan Penanggulangan Keadaan Darurat
(PKD) dan mengevaluasinya.
16. Menyusun materi rapat P2K3.
17. Membuat dan memasang himbauan peringatan-peringatan K3 di lapangan.

3.2.4. Bagian LH (Lingkungan Hidup)


Bagian Lingkungan Hidup (LH) berfungsi sebagai penanggung jawab,
pelaksana, pemantau, dan pengawas kualitas lingkungan dan sekitarnya termasuk
di dalamnya aspek biogeofisika, kimia, sosial, ekonomi, dan budaya. Sama seperti
Bagian K3, Bagian LH juga memiliki pembagian fungsi yakni sebagai berikut:
1. Bagian Pengendalian Pencemaran
Bagian ini bertugas sebagai penganalisa limbah dari seluruh
pabrik yang ada dan pengembangan teknik pengendalian pencemaran
dan limbah yang dihasilkan.
2. Bagian Pengawasan & Evaluasi Lingkungan Hidup
Bagian PELH bertugas sebagai pengawas dan pengevaluasi data serta
laporan hasil pemantauan kualitas limbah. Upaya dalam manajemen
pengelolaan industri terkait dengan lingkungan dilakukan melalui 3
pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan Teknologi.
2. Pendekatan Institusional.
3. Pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya.
Komitmen untuk melaksanakan kegiatan industri berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan diwujudkan melalui pengelolaan sumber
daya secara efektif dan efisien. Mengambil contoh pengendalian limbah
pabrik, Perusahaan telah menerapkan pengurangan jumlah limbah yang
dibuang ke media lingkungan berdasarkan empat prinsip, yaitu:
pengurangan dari sumber (reduce), sistem daur ulang (recycle),
pengambilan (recovery) dan pemanfaatan kembali (reuse) secara
berkelanjutan menuju produksi bersih.

3.2.5.Organisasi K3 dan LH
Jumlah karyawan departemen K3 dan LH dapat dilihat pada gambar 3.10
berikut :

Gambar 3.10
Jumlah Karyawan Departemen K3 dan LH

Bagian LH
Jumlah : 15 Orang
- Pengendalian
Pencemaran
Lingkungan Hidup
1. Superintendent : 1
orang
2. Koor. Lab : 1
orang
3. Staf PPLH : 1
orang
4. Analis Pelaksana :
7 orang
- Pengendalian dan
Evaluasi
Lingkungan Hidup

1. Superintendent : 1
orang

2. Staf PELH : 4
orang

Sumber : Departemen K3&LH PT. Pusri Palembang

Anda mungkin juga menyukai