PENDAHULUAN
1.1. Sejarah
Perhutani Pine Chemical Industry (PPCI) adalah sebuah industri kimia milik
Perhutani yang mengolah bahan baku berupa getah pinus menjadi produk gondorukem (gum
rosin), terpentin, dan produk derivatifnya, sepertiα-pinene, β-pinene, δ-carene, δ-limonene, α-
terpineol, dan cineol. PPCI Pemalang merupakan Kesatuan Bisnis mandiri (KBM) yang
dibentuk oleh Perhutani dibawah Bagian Komersial Kayu dan Non Kayu yang di dalamnya
terdapat beberapa divisi. PPCI Pemalang termasuk ke dalam Divisi Gondorukem Terpentin
Derivat dan Minyak Kayu Putih yang dipimpin oleh kepala divisi. Divisi ini membawahi
beberapa KBM, diantaranya KBM Gondorukem dan Terpentin I Jawa Tengah, KBM
Gondorukem dan Terpentin II Jawa Timur, dan KBM Minyak Kayu Putih serta KBM PPCI
Pemalang.
PPCI Pemalang didirikan bermula dari suatu proyek bernama Pabrik Derivat
Gondorukem Terpentin (PDGT) Pemalang yang merupakan wujud komitmen pengembangan
industri hilir hutan yang telah dirancang dalam masterplan roadmap bisnis perusahaan
dengan motto “Become a DOMINANT PLAYER in Gum Rosin dan Turpentine Derivative”.
Latar belakang pendirian PPCI Pemalang adalah tersedianya bahan baku, berupa
getah pinus, yang baik serta teknologi prosesnya yang sederhana, tetapi belum dimanfaatkan
secara maksimal.Selain itu, kebutuhan pasar yang tinggi juga menjadi faktor penting karena
nilai tambah produk yang tinggi dan kebutuhan dunia akan produk derivat dari terpentin dan
gondorukem sangat tinggi. PPCI Pemalang merupakan satu-satunya pabrik terbesar pengolah
hasil turunan dari terpentin dan gondorukem di kawasan Asia Tenggara.
Proyek PDGT Pemalang didirikan oleh Perum Perhutani dengan main contractor PT
Rekayasa Industri. Riwayat pendirian pabrik derivat gondorukem dan terpentin Pemalang
bermula dari kegiatan Feasibility Study(FS) atau Studi Kelayakan oleh PT. Pasadena
Engineering Indonesia pada tahun 2010. Kemudian, Kementrian BUMN mengeluarkan surat
persetujuan pada Mei 2011 yang dilanjutkan dengan penetapan lokasi pabrik derivat di
Pemalang. Pada Desember 2011,ground breakingpembangunan pabrik diresmikan oleh
Menteri BUMN. Konstruksi dimulai Februari 2012 oleh PT. Rekayasa Industri. Proyek ini
selesai pada Oktober 2013,laluProyek PDGT Pemalang berganti nama menjadi Perhutani
Pine Chemical Industry (PPCI) Pemalang.
Unit keselamatan dan kesehatan kerja (departementHSE) dibentuk dengan tujuan untuk
mencegah dan menanggulangi segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja baik yang
secara langsung berpengaruh terhadap proses produksi maupun terhadap keselamatan dan
kesehatan karyawan yang bekerja, sehingga sumber-sumber produksi dapat digunakan secara
efisien dan produksi dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti.
Struktur organisasi
Departemen HSE dipimpin oleh seorang HSE superintendent yang membawahi seorang
supervisor dan 3 orang safety officer
Unit Departemen HSE mempunyai tugas yang meliputi:
1. Tugas rutin:
a) Melakukan Safety Briefing sebelum karyawan bekerja
b) Menyusun rencana pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan pencemaran
lingkungan.
c) Melakukan inspeksi secara berkala atau khusus.
d) Melakukan pemerikasaan alat-alat pemadam kebakaran.
e) Melakukan safety patrol untuk mengawasi kesehatan, keselamatan dan
pengawasan lingkungan
f) Memantau kondisi lingkungan agar tetap aman
g) Memantau kondisi limbah dengan bekerjasama dengan unit waste water treatment
dan laboratorium sehingga presentase minyak yang terkandung di dalamnya kecil
dan layak dibuang ke lingkungan.
h) Memeriksa jaringan hydrant di seluruh lokasi rawan kebakaran di PPCI Pemalang
i) Mendata setiap 1 bulan sekali untuk mendata APAR (alat pemadam api ringan).
2. Tugas Non-rutin:
a) Mengadakan safety training baik kepada personil pemadam api dan keselamatan
kerja maupun karyawan biasa
b) Memberikan permit atau izin kerja khusus kepada karyawan yang ingin
menjalankan kegiatan pekerjaan khusus, misalnya penggalian, bekerja di ruangan
terbatas, pengisian atau pengosongan di suatu unit proses, pemotongan dan
pengelasan alat di unit tertentu, dan bekerja di ketinggian diatas 2 meter.
c) Mempersiapkan dan menyediakan alat penunjang keselamatan yang sewaktu waktu
dibutuhkan segera
d) Mengungkap terjadinya kebakaran dengan membuat laporan mengenai kecelakaan
kerja dari hasil data yang diperoleh.
e) Menanamkan kesadaran kepada semua pegawai akan pentingnya pencegahan
kebakaran dan keselamatan kerja.
f) Melakukan kampanye keselamatan kerja kepada para pegawai.
g) Melaksanakan perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan terhadap peraltan-
peralatan penunjan kinerjaDepartemen HSE.
3. Tugas Darurat:
a) Memberikan pertolongan atau penanggulangan terhadap terjadinya kecelakaan
kerja.
b) Memadamkan api jika terjadi kebakaran baik di lingkungan PPCI Pemalang yang
dibantu oleh ERT (Emergency Responce Team) dimana anggotanya adalah
karyawan di setiap unit yang sudah diberikan pelatihan khusus mengenai keadaan
darurat