Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah

1.1.1. Sejarah Perum Perhutani

Perum Perhutani mempunyai kisah panjang dalam sejarah pembentukannya, diawali


dengan terbentuknya Jawatan Kehutanan dengan Gouvernement Besluit (Keputusan
Pemerintah) tanggal 9 Februari 1897 nomor 21, termuat dalam Bijblad 5164. Sejarah hutan di
bawah kekuasaan Hindia Belanda itu segera berakhir setelah Indonesia memproklamasikan
diri sebagai negara merdeka pada 17 Agustus 1945. Hak, kewajiban, tanggung jawab, dan
kewenangan pengelolaan hutan di Jawa dan Madura oleh Jawatan Kehutanan Hindia Belanda
q.q. den Dienst van het Boschwezen, dilimpahkan secara peralihan kelembagaan kepada
Jawatan Kehutanan Republik Indonesia berdasarkan Pasal II Aturan Peralihan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia yang berbunyi: “Segala badan negara dan peraturan yang
ada masih langsung berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut undang-undang
dasar ini”.
Dengan disahkannya Ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, seperti tersebut dalam
Lampiran Buku I, Jilid III, Paragraf 493 dan Paragraf 595, industri kehutanan ditetapkan
menjadi Proyek B. Proyek B ini merupakan sumber penghasilan untuk membiayai proyek-
proyek A (Tambahan Lembaran Negara R.I. No. 2551). Pada waktu itu direncanakan untuk
mengubah status Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara yang bersifat komersial.
Kemudian diterbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun
1960 yang ditetapkan dan diundangkan pada tanggal 29 Maret 1961, dan berlaku surut sejak
tanggal 1 Januari 1961 tentang Perusahaan Negara. Untuk mewujudkan perubahan status
Jawatan Kehutanan menjadi Perusahaan Negara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 sampai dengan Nomor 30, tahun 1961, tentang ”Pembentukan
Perusahaan-Perusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)”.
Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang awalnya
berada di bawah Departemen Kehutanan diberi tanggung jawab dan hak pengelolaan hutan di
Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur sejak tahun 1972 berdasarkan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 tahun 1972. Wilayah kerja Perum Perhutani selanjutnya
diperluas pada tahun 1978 dengan masuknya kawasan hutan Negara di Provinsi Jawa Barat
berdasarkan PP Nomor 2 tahun 1978.
Dalam perkembangan selanjutnya, penugasan Perum Perhutani mengalami
penyesuaian dengan ditetapkannya PP Nomor 36 tahun 1986 tentang Perusahaan Umum
Kehutanan Negara dan disempurnakan pada tahun 1999 melalui penetapan PP Nomor 53
tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani).
Pada tahun 2001 bentuk pengusahaan Perum Perhutani ditetapkan oleh pemerintah
sebagai BUMN berbentuk Perseroan Terbatas (PT) Perhutani melalui PP Nomor 14 tahun
2001. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang
dimiliki PT. Perhutani, bentuk pengusahaan PT. Perhutani tersebut kembali menjadi BUMN
dengan bentuk Perum berdasarkan PP Nomor 30 tahun 2003 yang selanjutnya dalam
perjalanannya Peraturan Pemerintah tersebut digantikan menjadi Peraturan Pemerintah
Nomor 72 tahun 2010 yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2010.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang mengelola hutan milik negara, Perum
Perhutani memiliki visi dan misi sebagai berikut;
Visi : Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Misi: 1.
Mengelola sumberdaya hutan secara Lestari (Planet).
2. Meningkatkan manfaat pengelolaan sumberdaya hutan bagi seluruh pemangku
kepentingan (People).
3. Menyelenggarakan bisnis kehutanan dengan prinsip good corporate governance
(Profit).

1.1.2. Sejarah Perhutani Pine Chemical IndustryPemalang

Perhutani Pine Chemical Industry (PPCI) adalah sebuah industri kimia milik
Perhutani yang mengolah bahan baku berupa getah pinus menjadi produk gondorukem (gum
rosin), terpentin, dan produk derivatifnya, sepertiα-pinene, β-pinene, δ-carene, δ-limonene, α-
terpineol, dan cineol. PPCI Pemalang merupakan Kesatuan Bisnis mandiri (KBM) yang
dibentuk oleh Perhutani dibawah Bagian Komersial Kayu dan Non Kayu yang di dalamnya
terdapat beberapa divisi. PPCI Pemalang termasuk ke dalam Divisi Gondorukem Terpentin
Derivat dan Minyak Kayu Putih yang dipimpin oleh kepala divisi. Divisi ini membawahi
beberapa KBM, diantaranya KBM Gondorukem dan Terpentin I Jawa Tengah, KBM
Gondorukem dan Terpentin II Jawa Timur, dan KBM Minyak Kayu Putih serta KBM PPCI
Pemalang.
PPCI Pemalang didirikan bermula dari suatu proyek bernama Pabrik Derivat
Gondorukem Terpentin (PDGT) Pemalang yang merupakan wujud komitmen pengembangan
industri hilir hutan yang telah dirancang dalam masterplan roadmap bisnis perusahaan
dengan motto “Become a DOMINANT PLAYER in Gum Rosin dan Turpentine Derivative”.
Latar belakang pendirian PPCI Pemalang adalah tersedianya bahan baku, berupa
getah pinus, yang baik serta teknologi prosesnya yang sederhana, tetapi belum dimanfaatkan
secara maksimal.Selain itu, kebutuhan pasar yang tinggi juga menjadi faktor penting karena
nilai tambah produk yang tinggi dan kebutuhan dunia akan produk derivat dari terpentin dan
gondorukem sangat tinggi. PPCI Pemalang merupakan satu-satunya pabrik terbesar pengolah
hasil turunan dari terpentin dan gondorukem di kawasan Asia Tenggara.
Proyek PDGT Pemalang didirikan oleh Perum Perhutani dengan main contractor PT
Rekayasa Industri. Riwayat pendirian pabrik derivat gondorukem dan terpentin Pemalang
bermula dari kegiatan Feasibility Study(FS) atau Studi Kelayakan oleh PT. Pasadena
Engineering Indonesia pada tahun 2010. Kemudian, Kementrian BUMN mengeluarkan surat
persetujuan pada Mei 2011 yang dilanjutkan dengan penetapan lokasi pabrik derivat di
Pemalang. Pada Desember 2011,ground breakingpembangunan pabrik diresmikan oleh
Menteri BUMN. Konstruksi dimulai Februari 2012 oleh PT. Rekayasa Industri. Proyek ini
selesai pada Oktober 2013,laluProyek PDGT Pemalang berganti nama menjadi Perhutani
Pine Chemical Industry (PPCI) Pemalang.

1.2. Lokasi Pabrik

Secara geografis,PPCI Pemalang terletak di Jalan D. I. Panjaitan, Desa Saradan,


Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Alasan
kenapa pabrik ini berdiri di daerah tersebut adalah dulunya jauh dengan pemukiman warga
dan mendekati sumber bahan baku.
Gambar 1.1.Peta Lokasi Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang
Gambar 1.2. Layout PPCI Pemalang

1.3. Manajemen Perusahaan


Bentuk dan susunan organisasi di lingkungan PPCI Pemalangdipimpin oleh seorang
General Manageryang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh enam orang
ManagerDepartment. Tugas masing – masing bidang meliputi :
1. Departemen Produksi
Departemenproduksi memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan produksi agar
lancar dan efisien dalam memenuhi target produksi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.Departemenproduksi dipimpin oleh seorang manajer produksi
Adapun tugas Manajer Produksi adalah sebagai berikut :
a. Mengawasi semua kegiatan proses produksi yang berlangsung di pabrik
seperti proses menghasilkan sebuah produk, packaging, modifikasi suatu
unit, proses penyimpanan suatu produk dan proses lainnya.
b. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bawahannya serta menentukan
pembagian tugas bagi setiap bawahannya.
c. Mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan produksi agar dapat
mengetahui kekurangan dan penyimpangan/kesalahan sehingga dapat
dilakukan perbaikan untuk kegiatan berikutnya.
2. DepartemenMarketing
Departemenmarketing bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan
pemasaran produk dalam perusahaan sampai ke konsumen. Departemenmarketing
dipimpin seorang manajermarketing
Adapun tugas manajer marketingadalah sebagai berikut :
a. Bertugas untuk melakukan analisis pasar, meneliti persaingan dan
kemungkinan perubahan permintaan serta mengatur distribusi produksi.
b. Menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasaran perusahaan yang
mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga pendistribusian dan
promosi.
c. Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan sehingga
dapat ditentukan rencana volume (jumlah) penjualan.

3. Departemen Finansial dan Administrasi


Departemenfinansial dan administrasimempunyai tugas melaksanakan urusan
kepegawaian, rumah tangga, ketatausahaan, dan keuangan PPCI yang dipimpin
oleh seorang manajer finansial dan administrasi. Departemenfinansial dan
administrasi mempunyai tugas menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga,
kepegawaian, organisasi, tata laksana, hukum, hubungan masyarakat, serta
keprotokolan.
b. Pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi barang milik negara.

4. Departemen Research and Development


Departemen research and development (RnD) di suatu perusahaan
bertanggung jawab untuk segala aktivitas riset dan pengembangan di perusahaan
tersebut. Departemen RnD juga bertanggung jawab untuk memastikan kualitas
performansi dalam perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
perusahaan. Departemen RnD dipimpin oleh seorang manajer RnD.
Departemen RnD mempunyai tugas bertanggung jawab mengelolah sejumlah
dana tertentu yang telah dianggarkan perusahaan untuk riset dan pengembangan.
RnD melakukan tes dan tak jarang membuat alat tes sendiri dan terus
mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan perusahaan.

5. DepartemenHealth Safety and Environtment (HSE)


HSE (health, safety, environment) atau di beberapa perusahaan juga disebut
EHS, HES, SHE, K3LL (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lindung
Lingkungan), dan SSHE (security, safety, health, environment).Semua itu adalah
suatu departemen atau bagian dari struktur organisasi perusahaan yang
mempunyai fungsi pokok terhadap implementasi sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja (SMK3) mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
penerapan dan pengawasan serta pelaporannya.Sementara, di perusahaan yang
mengeksploitasi sumber daya alam ditambah dengan peran terhadap lingkungan
(lindungan lingkungan).

Departemen HSE dipimpin oleh seorang superitendent HSE. Secara umum


tugas dari departemen HSE adalah :
a. Memastikan keselamatan kerja memenuhi persyaratan HSE .
b. Menerapkan dan mempromosikan program HSE.
c. Melakukan inspeksi situs keamanan rutin dan tindak lanjut.
d. Membantu penyelidikan insiden.
e. Melakukan dan menyajikan temuan keselamatan bulanan.
f. Melakukan Diklat keamanan rutin, briefing, dll.

6. Melaksanakan penilaian risiko dan kontrol pada kegiatan situs. Departemen


Management Risk and Document Control
Pengendali dokumen (document controller) dalam sistem manajemen mutu
adalah orang atau tim yang ditunjuk untuk mengurusi masalah penerbitan,
pengesahan, pendistribusian, penyimpanan, pengendalian, dan pemusnahan
dokumen. Tugas pengendali dokumen pada dasarnya membantu wakil
manajemen (management representative) dalam menerapkan persyaratan
pengendalian dokumen. Pada penerapannya di lapangan, pengendali dokumen
bisa menerapkan sistem sentralisasi dimana seluruh dokumen baik format
maupun rekaman mutu disimpan terpusat pada satu lokasi dan dikendalikan oleh
pengendali dokumen atau bisa juga desentralisasi dimana pengendali dokumen
hanya mengurusi masalah penerbitan, pembaruan, dan pendistribusian dokumen
dan format sedangkan rekaman mutunya disimpan oleh bagian terkait.
Depertment management risk and document controldipimpin oleh seorang
supervisor. Beberapa tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan pekerjaan
pengendali dokumen:
a. Membantu management representative dalam menjalankan
prosedur pengendalian dokumen dan rekaman mutu.
b. Memasukkan data dokumen ke dalam daftar dokumen dan memastikan
bahwa informasi yang diberikan akurat dan up to date.
c. Memastikan dokumen disahkan sebelum didistribusikan.
d. Melakukan perubahan dokumen bila diperlukan dengan berkordinasi
dengan management representative.
e. Memastikan seluruh dokumen telah disosialisasikan dan didistribusikan ke
bagian yang berkepentingan.
f. Memastikan seluruh dokumen disimpan dan dijaga dari kerusakan serta
mudah untuk ditelusuri.
g. Menarik atau memusnahkan dokumen yang sudah kadaluarsa.

1.4. Tenaga Kerja

Jumlah pegawai yang berkerja di Perhutani Pine Chemical Industryadalah 89 orang


yang dibedakan menjadi 2, berdasarkan jam kerjanya yaitu:

1. Pegawai Non Shift


Hari : Senin – Kamis

Pukul : 08.00 – 17.00


Istirahat : 12.00 – 13.00
Hari : Jumat
Pukul : 08.00 – 17.00
Istirahat : 11.30 – 13.00
2. Pegawai Shift

Karyawan ini terutama bekerja pada bagian-bagian yang memerlukan


pengawasan selama 24 jam sehari, misal: Operator plant, keamanan, HSE
officer dan laboratorium kontrol kualitas. Jam kerja untuk karyawan ini
dibagi
2 jenisshift, yaitu 8 jam/shift hanya untuk analis laboratorium dan untuk
karyawan shift lainnya 12 jam/shift.
1. Shift 8 jam :
a. Shift I : mulai pukul 07.00 – 15.00

b. Shift II : mulai pukul 15.00 – 23.00


c. Shift III : mulai pukul 23.00 – 07.00
2. Shift 12 jam :
a. Shift I : mulai pukul 07.00 – 19.00
b. Shift II : mulai pukul 19.00 – 07.00

1.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan tanggung jawab seluruh pekerja, artinya mempunyai


pengertian usaha mengubah kondisi kerja yang tadinya tidak aman menjadi aman. Untuk
tercapainya hal itu maka pekerja dituntut untuk mentaati peraturan-peraturan keselamatan
kerja yang berlaku. Peraturan-peraturan yang berkenaan dengan keselamatan kerja, dalam hal
ini di Perhutani Pine Chemical Industry Pemalang didasarkan pada :
No. Peraturan Nomor Peraturan
1. Peraturan Mentri Tenaga - No. Per-03/MEN/1978
Kerja dan Transmigrasi RI - No. Per-04/MEN/1980
- No. Per-02/MEN/1982
- No. Per-09/MEN/VII/2010
- No. Per-03/MEN/1982
- No. Per-08/MEN/VII/2010
2. Peraturan Mentri Tenaga - No. Per-05/MEN/1985
Kerja RI - No. Per-01/MEN/1988
- No. Per-02/MEN/1989
3. Keputusan Mentri Tenaga - No. Kep-1135/MEN/1987
Kerja RI - No. Kep-333/MEN/1989
- No. Kep-186/MEN/1999
- No. Kep-187/MEN/1999
4. Keputusan Mentri Tenaga - No. Kep-75/MEN/2002
Kerja dan Transmigrasi RI - No. Kep-68/MEN/IV/2004
5. Keputusan Direktur Jendral - No. Kep-311/BW/2002
Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan
6. Keputusan Presiden RI - No. 22 Tahun 1993
7. Peraturan Mentri Perburuhan - No. 7 Tahun 1964
8. Instruksi Mentri Tenaga - No. Ins.11/M/B/1997
Kerja RI
Table 1.1 Peraturan-peraturan Keselamatan Kerja

Unit keselamatan dan kesehatan kerja (departementHSE) dibentuk dengan tujuan untuk
mencegah dan menanggulangi segala sesuatu yang menyebabkan kecelakaan kerja baik yang
secara langsung berpengaruh terhadap proses produksi maupun terhadap keselamatan dan
kesehatan karyawan yang bekerja, sehingga sumber-sumber produksi dapat digunakan secara
efisien dan produksi dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan yang berarti.
Struktur organisasi
Departemen HSE dipimpin oleh seorang HSE superintendent yang membawahi seorang
supervisor dan 3 orang safety officer
Unit Departemen HSE mempunyai tugas yang meliputi:
1. Tugas rutin:
a) Melakukan Safety Briefing sebelum karyawan bekerja
b) Menyusun rencana pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan pencemaran
lingkungan.
c) Melakukan inspeksi secara berkala atau khusus.
d) Melakukan pemerikasaan alat-alat pemadam kebakaran.
e) Melakukan safety patrol untuk mengawasi kesehatan, keselamatan dan
pengawasan lingkungan
f) Memantau kondisi lingkungan agar tetap aman
g) Memantau kondisi limbah dengan bekerjasama dengan unit waste water treatment
dan laboratorium sehingga presentase minyak yang terkandung di dalamnya kecil
dan layak dibuang ke lingkungan.
h) Memeriksa jaringan hydrant di seluruh lokasi rawan kebakaran di PPCI Pemalang
i) Mendata setiap 1 bulan sekali untuk mendata APAR (alat pemadam api ringan).
2. Tugas Non-rutin:
a) Mengadakan safety training baik kepada personil pemadam api dan keselamatan
kerja maupun karyawan biasa

b) Memberikan permit atau izin kerja khusus kepada karyawan yang ingin
menjalankan kegiatan pekerjaan khusus, misalnya penggalian, bekerja di ruangan
terbatas, pengisian atau pengosongan di suatu unit proses, pemotongan dan
pengelasan alat di unit tertentu, dan bekerja di ketinggian diatas 2 meter.
c) Mempersiapkan dan menyediakan alat penunjang keselamatan yang sewaktu waktu
dibutuhkan segera
d) Mengungkap terjadinya kebakaran dengan membuat laporan mengenai kecelakaan
kerja dari hasil data yang diperoleh.
e) Menanamkan kesadaran kepada semua pegawai akan pentingnya pencegahan
kebakaran dan keselamatan kerja.
f) Melakukan kampanye keselamatan kerja kepada para pegawai.
g) Melaksanakan perawatan, pemeliharaan, dan perbaikan terhadap peraltan-
peralatan penunjan kinerjaDepartemen HSE.
3. Tugas Darurat:
a) Memberikan pertolongan atau penanggulangan terhadap terjadinya kecelakaan
kerja.
b) Memadamkan api jika terjadi kebakaran baik di lingkungan PPCI Pemalang yang
dibantu oleh ERT (Emergency Responce Team) dimana anggotanya adalah
karyawan di setiap unit yang sudah diberikan pelatihan khusus mengenai keadaan
darurat

Fasilitas dan Penunjang Departemen HSE


PPCI Pemalang menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang pemadaman
api dan keselamatan kerja, sedangkan sarana yang dimiliki oleh unit pemadam api dan
keselamatan kerja di PPCI Pemalang adalah:
1. Alat Perlengkapan Diri (APD)
2. Sound Desible Meter.
3. Jockey Pump
4. Electrical Pump
5. Diesel Pump
6. Jaringan hydrant di seluruh lokasi pabrik.
7. Alat pemadam api ringan (APAR) dengan jumlah 50 buah.
8. Satu unit mobil kru dan peralatan siaga.
9. Alat komunikasi berupa radio, telepon, dan handytalky(gas proof).
10. Kamera.
11. Gas Detector.
Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mengubah kondisi kerja yang tidak
aman menjadi lokasi kerja yang nyaman. Sehingga para pekerja dapat bekerja secara aman
dan nyaman terhindar dari bahaya kecelakaan kerja. Keselamatan kerja merupakan
tanggung jawab stiap orang karena dengan adanya keselamatan kerja maka para karyawan
akan terbebas dari bahaya yang mungkin terjadi pada saat melakukan kerja.
Sistem pembagian tugas di DepartemenHSEdibagi berdasarkan shift yang berganti
tiap 12 jam dengan jumlah regushift sebanyak 3 regu.

Anda mungkin juga menyukai