Permenlh No. 23 Tahun 2008 tentang Pedoman Teknis Pencegahan Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Pertambangan Emas Rakyat
Permenlh No. 2 Tahun 2008 Tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
Kepmenlh No.111 Tahun 2003 Tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara
Perijinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air/Atau Sumber Air
Berbagai peraturan yang mengatur nilai ambang batas atau baku mutu pencemaran yang
menjadi acuan bagi para pelaku usaha untuk mengelola limbah yang dihasilkannya.
Produksi bersih merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya limbah yang dikembangkan
oleh Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) mulai tahun 1993. Pada tahun
1995, Pemerintah Indonesia telah mencanangkan Komitmen Nasional Penerapan Produksi
Bersih, dan sampai saat ini penerapan produksi bersih sudah dilakukan di beberapa kegiatan,
seperti tekstil, penyamakan kulit, kelapa sawit, electroplating, karet, tapioka, gula, perhotelan
dan perkotaan.
Dalam upaya meningkatkan penerapan Produksi Bersih di tingkat nasional, Pemerintah telah
mengeluarkan kebijakan yang tertuang dalam rencana jangka menengah dan jangka panjang,
sebagai berikut:
1. Melibatkan dan mengikutsertakan seluruh pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pengembangan Produksi Bersih untuk mengharmonisasikan setiap persepsi dan
pendekatan pelaksanaan produksi bersih dengan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
selama ini. Harmonisasi ini harus mendorong perubahan pola konsumsi dan produksi
yang berkelanjutan dimana pelaksanaannya harus secara terus menerus sesuai dengan
ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi.
2. Meningkatkan pemahaman konsep Produksi Bersih agar dapat diimplementasikan oleh
seluruh pihak yang berkepentingan baik secara individu, kelompok maupun institusi
sehingga
dapat
merancang
suatu
mekanisme
kontrol
peraturan
yang
saling
informasi,
dll)
maupun
nonfisik
(peraturan,
kebijakan,
dll)
untuk
Untuk mendorong implementasi dari produksi bersih di semua sektor kegiatan, Kementerian
Lingkungan Hidup sudah membentuk Pusat Produksi Bersih Nasional (PPBN), dengan fungsi
sebagai berikut :
1. Menampung semua informasi mengenai Produksi Bersih, dari sisi kebijakan,
pelaksanaan, status kemajuan, penerapan PB di industri, yang bertujuan untuk transfer
teknologi bersih
1.
Penyusunan Pedoman Teknis Penerapan Produksi Bersih untuk industri tekstil, kulit,
kelapa sawit, electroplating, karet, tapioka, gula, hotel dan perkotaan
Implementasi Produksi Bersih melalui pilot project pada industri tekstil, kelapa sawit,
kulit dan lingkungan industri kecil
Implementasi Produksi Bersih melalui konsultasi dan bimbingan teknis pada kurang lebih
500 industri, antara lain: automotive, agrobisnis, electroplating, tekstil, kulit, karet, CPO,
gula, dll.
Pelatihan Produksi Bersih, Good House Keeping, Chemical Management, Life Cycle
Analysis
2.
Departemen Pertanian
3.
Departemen Perhubungan
Mendorong penggunaan bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor seperti: BBG,
elpiji dan biodesel
Mengajukan usulan pengurangan bea masuk atau pajak bagi kendaraan yang ramah
lingkungan
4.
Meminimisasi kerusakan bentang alam dan pemulihan perubahan bentang alam agar
lebih bermanfaat
5.
Mengupayakan substitusi pemakaian bahan kimia yang bersifat berbahaya dan beracun
6.
1. Mempromosikan program produksi bersih agar semua pihak terkait mempunyai persepsi yang
sama, sehingga dapat dicapai suatu konsensus yang dinyatakan dalam Komitmen Nasional dalam
penerapan strategi produksi bersih di Indonesia.
2. Menganjurkan pelaksanaan produksi bersih termasuk berbagai perangkat manajemen
lingkungan, seperti audit lingkungan, sistem manajemen lingkungan (ISO 14001), evaluasi
kinerja lingkungan, ekolabel dan produktivitas ramah lingkungan (green productivity) di
Indonesia.
3. Mengkaji kembali kebijakan dan program nasional dalam pengelolaan lingkungan untuk
mengantisipasi diberlakukannya kebijaksanaan lingkungan yang bersifat global.
4. Mengantisipasi diberlakukannya standar-standar internasional di bidang lingkungan dengan
ikut aktif dalam keanggotaan ISO/ TC 207 agar Indonesia dapat melakukan negosiasi dengan
negara-negara maju yang ingin memberlakukan standar-standar lingkungan seperti Sistem
Manajemen Lingkungan (SML), Ekolabel maupun ketentuan lainya di bidang lingkungan secara
internasional.
5. Menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi aktif semua pihak dalam implementasi produksi
bersih dan semua perangkat manajemen lingkungan yang diperlukan berdasarkan prinsip
kemitraan.
6. Melaksanakan pembinaan teknis dengan cara memberikan bantuan tenaga ahli, melaksanakan
proyek-proyek percontohan serta menyebarluaskan informasi mengenai teknologi bersih melalui
seminar, penyuluhan, website, pendidikan dan latihan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan pemerintah adalah dengan mengembangkan kebijaksanaan yang
kondusif bagi penerapan produksi bersih disamping selalu melakukan upaya peningkatan
kesadaran masyarakat mengenai konsep produksi bersih, misalnya melalui jalur pendidikan dan
pelatihan,
melaksanakan
proyek-proyek
percontohan
(demonstration
project)
serta
penyebarluasan informasi melalui seminar, penyuluhan dan kegiatan lainnya yang berkaitan
dengan produksi bersih.
Partisipasi masyarakat sebagai konsumen misalnya dapat dilakukan dengan cara hanya membeli
barang atau produk yang akrab lingkungan (environmentally products) disamping mendorong
dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan program efisiensi, daur ulang, dll.
Peranan LSM dan lembaga-lembaga penelitian di berbagai instansi dan perguruan tinggi menjadi
sangat penting di dalam menyebarluaskan informasi mengenai produk akrab lingkungan. Di sisi
lain partisipasi masyarakat akan mendorong dunia usaha untuk terus berinovasi dalam
menghasilkan produk yang akrab lingkungan.
Saat ini para pelaku usaha sudah mulai menerapkan strategi produksi bersih di dalam
pengembangan bisnisnya karena dapat memperoleh manfaat sebagai berikut:
Meningkatkan daya saing dan kegiatan usahanya juga dapat berkelanjutan, mengingat semakin
besarnya peranan lingkungan hidup dalam kebijakan perdagangan internasional.
Dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dalam setiap kegiatan proses produksi secara
berkesinambungan maka perusahaan memperoleh keuntungan ekonomis dengan adanya
peningkatan efektifitas dan efisiensi di segala aspek.
Dengan menjalankan strategi produksi bersih perusahaan dapat menurunkan biaya produksi dan
biaya pengolahan limbah serta sekaligus mengurangi terjadinya kerusakan dan pencemaran
lingkungan.
Strategi produksi bersih merupakan metode kunci untuk mengharmonisasikan kepentingan
ekonomi dan pemeliharaan lingkungan.
ISO
ISO berasal dari bahasa Yunani yang berarti sama apapun negara, apapun bahasa semua
pake
ISO
ISO
adalah
lembaga
standar
internasional
STANDAR ISO
Membuat pengembangan, produksi dan penyediaan produk dn layanan yang lebih efisien,
Internasional
Seperti : Standar untuk kegiatan pertanian, kontruksi, Standar mesin, Standar perangkat
medis,
Standar
mutu,
Standar
Lingkungan
: Audit Lingkungan
: Label Lingkungan
ISO 14031
: Assessment/Analisa Berkelanjutan
ISO 14060
ISO 14001
adalah standar sistem manajemen utama yang mengkhususkan pada persyaratan bagi formulasi
dan
pemeliharaan
dari
SML
pencegahan
polusi,
kesesuaian
dengan
undang-undang
yang
ada,
perbaikan
berkesinambungan
SML
ISO 14001 dapat digunakan sebagai alat bantu; fokus terhadap pengendalian aspek
lingkungan atau arah aktifitas produk dan pelayanan yang berkenaan dengan pengelolaan
lingkungan;
SIAPA YG DAPAT MENGGUNAKAN ISO
Organisasi-organisasi dari berbagai jenis, sektor usaha dan ukuran dapat meningkatkan
kinerja
lingkungan
mereka
melalui
implementasi
standar
ini
MANFAAT ISO
Meningkatkan kinerja lingkungan sesuai komitmen manajemen puncak
Penghematan ongkos dapat dicapai melalui peningkatan efisiensi energi dan penggunaan
baik
Meningkatkan pemusatan tujuan bisnis dan mengkomunikasikan masalah-masalah
lingkungan terkini
IMPIKASI SML
Diperlukan extra sumberdaya dari organisasi ketika mengadopsi dan membangun SML
Birokrasi organisasi cenderung (berpotensi )meningkat karena adanya prosedur, intruksi
kerja proses sertivikasi
Standrat SML memuat persyaratan sistem manajemen yang berbasis pada siklus plan,
implement, check and review. Keterkaitan yang erat antar klausal elemen standrat
PRINSIP POKOK
Prinsip Pertama: Organisasi harus menetapkan kebijakan lingkungan dan memastikan
Pustaka
Anonim. tt. Kebijakan Produksi Bersih. http://www.menlh.go.id/kebijaksanaan-produksi-bersihdi-indonesia/. (diakses 7 Oktober 2015)
Saputra, Firdy Hari. 2012. ISO. http://firdyhs.blogspot.co.id/2012_12_01_archive.html. (diakses
7 Oktober 2015)
Widyarissantie, Astutie. 2012. Komitmen dan Kebijakan Nasional Terkait Dengan Penerapan
Produksi
Bersih
Di
Indonesia.
http://kisahsansan.blogspot.co.id/2012/12/kebijakan-dan-