Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN ALAT PENGEPRESS TAHU UNTUK TINGKAT INDUSTRI

RUMAH TANGGA DENGAN GOOGLE SKETCHUP

Petrus Darmawan 1), Erni Suparti 2)


1)
Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi
Email : ptrs.darmawan@gmail.com
2)
Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi
Email : erni_industri@yahoo.com

ABSTRAKSI
The background of this research is because Tofu industry still use traditional tools such
as stone for pressing, its weight is about 10-15 kg . The stone is lifted onto the board by
employees. The process can lead to fatigue in the employee because the employee had to do it
over and over. With this background, we designed press tools that ease the burden of lifting out
of the employees .
Methods to be used in achieving these goals begins with identifying the problem
identifying the user needs a tool , an alternative design with google sketchup design, design and
test results. The test result of the design is done by calculating the energy consumption incurred
pressing employees after using the tool 's design . The result shows the average energy
consumption when it still used the manual press is 0.62 kcal / min . While the average energy
consumption after using a tool designed is 0.25 kcal / min . It can be concluded that the results
of the design tool can reduce personnel expenses .

Keywords : press tools, google sketchup

1. PENDAHULUAN untuk memperbaiki proses pengolahan tahu


Tahu merupakan produk olahan kedelai agar dapat membantu sebagian masyarakat
yang berprotein tinggi. Sebagai produk Indonesia dalam meningkatkan produktivitas
makanan, tahu awalnya dikenal hanya untuk tahu.
lauk makan nasi. Namun akhir – akhir ini Pembuatan tahu secara tradisional
produk tahu banyak dikembangkan menjadi dilakukan dengan urutan proses antara lain
bisnis makanan ringan yang digemari sebagai berikut : perendaman kedelai,
masyarakat. Macam makanan ringan yang penggilingan, perebusan, penyaringan
dikembangkan dengan berbahan dasar tahu bubur kedelai, penggumpalan, serta
antara lain tahu pong, tahu bulat, tahu bakso, pengepresan dalam suatu cetakan. Alat –
kripik tahu, dan tahu isi. Bahkan hotel – hotel di alat yang digunakan untuk melakukan
Indonesia menyajikan menu makanan dengan tahapan proses tersebut masih sederhana.
bahan dasar tahu antara lain sup bola tahu. Hanya pada penggilingan saja yang
Munculnya berbagai macam produk menggunakan mesin. Namun pada saat
olahan tahu membangkitkan industri tahu di pengepresan, alat yang digunakan masih
Indonesia. Di setiap daerah di Indonesia tergolong tradisional yaitu berupa batu yang
terdapat masyarakat yang mengusahakan diangkat secara manual oleh karyawan.
industri tahu. Sampai saat ini terdapat sejumlah Gambar 1 berikut menunjukkan alat
84.000 industri tahu di Indonesia pengepres tahu yang berupa batu :
(www.sains.kompas.com, 2012). Angka
tersebut merupakan angka yang menunjukkan
jumlah yang cukup besar dibandingkan dengan
jumlah industri lain. Industri tahu merupakan
industri rumah tangga yang biasanya masih
menggunakan alat – alat tradisional dalam
pengolahannya. Hal ini menumbuhkan ide

1
mengurangi tingkat kelelahan karyawan dengan
google sketchup?

2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :

Mulai 

Studi Pustaka dan Kajian Literatur  Studi Lapangan

Gambar 1 Alat pengepres tahu yang berupa


Identifikasi masalah dan 
batu kebutuhan pemakai alat 
Dokumentasi peneliti, 2012

Batu sebagai alat press tradisional • Perancangan / desain dengan 


google sketchup 
dengan berat total 10 kg tersebut harus diangkat • Pengembangan konsep 
dan dipindahkan oleh karyawan ketika akan • Arsitektur produk 

digunakan. Pemakaian batu sebagai alat tidak


pengepres menimbulkan masalah pada
karyawan yaitu karyawan menjadi cepat lelah Rancangan 
dan mengalami pegal – pegal pada lengan
tangan. Hal ini dapat menurunkan produktivitas
kerja karyawan. Jika tahu yang dicetak banyak, ya 
karyawan harus berulang – ulang mengangkat Membuat sampel produk/alat
dan kemudian memindahkan batu kembali.
Berdasarkan permasalahan yang
dihadapi karyawan pada industri tahu, Menguji hasil rancangan 
penelitian ini akan dilakukan usulan rancangan
alat pengepres tahu. Rancangan yang diusulkan
Melakukan analisa 
adalah alat pengepres yang tidak memerlukan
proses mengangkat dan memindah batu.
Perancangan alat pengepres tahu dilakukan Kesimpulan dan saran 

dengan memanfaatkan aplikasi google


sketchup. Sketchup merupakan produk dari
google yang membantu dalam merancang Selesai 
gambar tiga dimensi.
Penelitian yang pernah dilakukan
berkaitan dengan perancangan alat press tahu
yaitu dilakukan oleh Suwahyo dkk, 2008. Gambar 2 Metodologi penelitian
Suwahyo membuat alat press tahu
menggunakan dongkrak mekanik sistem ulir Tahapan penelitian pada gambar 2 tersebut
dimana alat penekan dari bawah sedangkan sisi dapat dijelaskan sebagai berikut :
atas cukup diberi balok penahan. Alat tersebut
kurang sesuai apabila diterapkan pada alat cetak Studi Pustaka dan Kajian Literatur
tahu yang alasnya merupakan papan yang statis Tahap pertama penelitian dilakukan
sehingga tidak bisa bergerak menekan. Dalam dengan studi pustaka dan kajian literatur.
penelitian ini, alat press dirancang berada di sisi Informasi yang ingin diperoleh pada tahap ini
atas dengan mempertimbangkan bentuk alat adalah mengenai desain produk atau alat yang
pencetak tahu yang mempunyai papan alas ergonomis, proses pembuatan tahu, serta
statis dan papan atas dapat bergerak naik turun. deskripsi alat pengepress tahu tradisional.
Berdasarkan latar belakang masalah
yang diuraikan, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : bagaimana
bentuk rancangan alat pengepress tahu untuk
2
Studi Lapangan produk. Sampel produk dibuat di
Studi Lapangan di UD Budi Rahayu Laboratorium Sistem Manufaktur Universitas
dilakukan untuk mengetahui keluhan – keluhan Setia Budi, Surakarta.
yang dialami karyawan ketika melakukan
proses pembuatan tahu. Dari studi lapangan ini
diperoleh informasi bahwa hal yang paling Menguji Hasil Rancangan
dikeluhkan adalah mengenai alat pengepress Y=1.80411(0.0229038)X+(4.71733x104)X2
tahu yang masih manual. Alat ini menimbulkan Dimana :
kelelahan dan pegal – pegal pada lengan tangan. Y : energi (kilokalori per menit)
X: kecepatan denyut jantung (denyut per menit)
Identifikasi Masalah dan Kebutuhan
Pemakai Alat Setelah besaran kecepatan denyut jantung
Identifikasi masalah diperoleh melalui disetarakan dalam bentuk energi, maka
studi lapangan dan wawancara di UD Budi konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja
Rahayu. Kebutuhan pemakai alat diperoleh tertentu bisa dituliskan dalam bentuk matematis
melalui wawancara terhadap beberapa sebagai berikut :
karyawan di industri kecil tersebut. Kebutuhan
pemakai alat perlu diketahui agar rancangan KE = Et – Ej
alat press yang dibuat dapat menampung dan
mengatasi masalah yang dihadapi karyawan. Keterangan :
KE : konsumsi energi untuk suatu kegiatan
Perancangan Alat, Pengembangan Konsep, kerja tertentu (kilokalori per menit)
dan Arsitektur Produk Et : pengeluaran energi pada waktu kerja
Setelah diperoleh informasi kebutuhan tertentu (kilokalori per menit)
pemakai, maka dilakukan perancangan atau Ej : pengeluaran energi pada saat istirahat
desain alat dan pengembangan konsep dengan (kilokalori per menit)
google sketchup. Setelah itu ditentukan Dengan demikian, konsumsi energi
arsitektur produk yaitu kelengkapan komponen pada waktu kerja tertentu merupakan selisih
yang diperlukan oleh alat press. antara pengeluaran energi pada waktu kerja
Jika rancangan produk sudah selesai tersebut dengan pengeluaran energi pada
dibuat maka tahap selanjutnya adalah membuat saat istirahat.
sampel Setelah alat berhasil dibuat, maka perlu
diuji apakah hasil rancangan yang diteliti
mampu mengatasi keluhan karyawan. Melakukan Analisa
Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat Analisa dilakukan terhadap data
kelelahan karyawan sebelum dan sesudah konsumsi energi yang dikeluarkan karyawan.
menggunakan alat press yang telah dirancang. Jika konsumsi energi yang dikeluarkan ketika
Untuk mengetahui tingkat kelelahan karyawan menggunakan alat press lebih kecil daripada
dicatat data denyut jantung sehingga diperoleh ketika menggunakan batu, maka alat press yang
perhitungan konsumsi energi yang dikeluarkan dirancang berhasil mengatasi permasalahan
untuk melakukan proses pengepressan. karyawan. Namun, jika konsumsi energi setelah
Dalam hal penentuan konsumsi energi, menggunakan alat press lebih besar daripada
biasa digunakan parameter indeks kenaikan ketika menggunakan batu, maka alat press tidak
bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini berhasil mengatasi permasalahan karyawan.
merupakan perbedaan antara kecepatan denyut
jantung pada waktu kerja tertentu dengan
kecepatan denyut jantung pada waktu istirahat. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk merumuskan hubungan antara Identifikasi Masalah dan Kebutuhan
energi expenditure dengan kecepatan denyut Pemakai Alat
jantung, dilakukan pendekatan kuantitatif UD Budi Rahayu merupakan industri
hubungan antara energi expenditure dengan pembuatan tahu yang sedang berkembang.
kecepatan denyut jantung dengan menggunakan Setiap hari UD tersebut berhasil mengolah
analisis regresi. Bentuk regresi hubungan energi kedelai sebanyak 1-1,5 kuintal kedelai. Setiap
dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi periode pemasakan diperlukan 7 kg kedelai.
kuadratis dengan persamaan sebagai berikut : Sehingga setiap hari UD Budi Rahayu
melakukan pemasakan sebanyak :
Jumlah pemasakan tiap hari :
3
1,5 kuintal : 7 kg
150 kg : 7 kg = 21 kali pemasakan Cetakan tahu yang berjumlah 3
diletakkan di atas papan dengan ketinggian 70
UD Budi Rahayu memiliki 3 alat cetak cm dari lantai dasar. Cetakan berupa kayu
tahu dengan masing – masing dua alat terdiri dari dua bagian yaitu bagian alas dan
pengepress berupa batu. penutup. Cetakan bagian alas berupa kotak
Setiap kali pemasakan 7 kg kedelai dilakukan mempunyai ukuran 60 cm x 60 cm dengan
pencetakan di 3 tempat cetak. Dalam satu hari ketebalan sebesar 15 cm. Bagian penutup
dilakukan pengangkatan batu sebagai berupa papan dengan ukuran 59,9 cm x 59,9 cm
pengepress sebanyak : dengan ketebalan kayu 3 cm.
21 pemasakan x 3 x 2 = 126 kali pengangkatan
Prinsip kerja alat :
Setelah dilakukan pengepressan selama Sari pati tahu yang dihasilkan oleh tiap
kurang lebih 15 menit, maka batu diangkat 7 kg kedelai dimasukkan ke dalam 3 cetakan
kembali untuk diletakkan di tempat semula. sesuai dengan ketebalan yang diinginkan.
Jadi kalau dihitung, total pengangkatan batu Setelah itu, cetakan ditutup dengan papan
sebagai alat press dalam satu hari adalah penutup dan dipress dengan batu selama 15
sebanyak : menit.
126 x 2 = 252 kali
Karyawan di UD Budi Rahayu adalah Perancangan Alat dan Pengembangan
tenaga perempuan dimana tenaga perempuan Konsep
masih lebih rendah daripada laki – laki. Rancangan Alat Alternatif I
Pengangkatan batu seberat 15 kg tiap hari
sebanyak 252 kali tersebut menimbulkan
berbagai keluhan, diantaranya adalah:
• Rasa pegal pada lengan tangan
• Rasa nyeri pada tulang punggung dan
belikat
Berdasarkan analisis masalah di UD
Budi Rahayu diperoleh kebutuhan akan alat
press antara lain :
• Alat press yang dirancang harus mampu
memperkecil beban angkat yang selama
ini dilakukan
• Ukuran tinggi alat press harus sesuai
dengan anthropometri tubuh manusia
sehingga karyawan tidak terlalu
membungkuk ataupun tidak terlalu tinggi Gambar 4 Gambar alternatif 1 rancangan alat
ketika melakukan pengepressan press tahu tampak keseluruhan

Deskripsi Alat Press yang Saat Ini Prinsip kerja alat :


Digunakan : 1. Alat press dengan beban berupa batu
Berikut adalah gambar alat press yang saat ini diganti menjadi air yang ditempatkan
digunakan : pada suatu penampung
2. Ketika sari pati tahu siap di press, press
diturunkan melalui pegangan pemutar
sampai di atas alat cetak
3. Setelah siap, bak penampung air untuk
press diisi air melalui kran hingga
penuh
4. Press siap digunakan
5. Setelah sari pati tahu menjadi tahu, air
dialirkan melalui lubang pembuangan
dan akan ditampung di bak penampung.
Setelah dikomunikasikan dengan pengguna
Gambar 3 Alat press yang saat ini digunakan diketahui bahwa pengguna merasa alternatif
rancangan 1 ini kurang praktis dan
4
membutuhkan waktu lebih lama daripada mempunyai tinggi siku di bawah ukuran 957
proses yang dilakukan dengan alat press berupa mm bisa menggunakannya dengan normal atau
batu. Hal ini disebabkan oleh proses pengisian tidak terlalu tinggi. Dari tinggi 886 mm
dan pembuangan air untuk pengepressan. Atas tersebut dikurangi dengan tebal cetakan yaitu
saran tersebut, maka dibuatlah alternatif 15 cm (150mm) sehingga tinggi cetakan yaitu
rancangan yang kedua. 736 mm.
Tinggi, lebar dan panjang alat
Rancangan Alat Alternatif 2 ditentukan berdasarkan papan cetak yang
selama ini digunakan. Tinggi Panjang alat
ditentukan dari panjang alat cetak di kali tiga
karena setiap alat terdiri dari 3 cetakan. Panjang
alat dihitung dengan 3 x 60 cm = 180 cm
dengan kelonggaran untuk gerakan 20 cm,
sehingga panjang alat 200 cm (2 m).

Arsitektur Produk
Dari rancangan alat yang ke 2 maka
ditentukan arsitektur produknya yaitu berupa
kelengkapan komponen yang dibutuhkan,
antara lain :
Gambar 5 Gambar alternatif 2 rancangan alat • Besi pipa kotak ukuran 4 cm x 4 cm
press tahu tampak keseluruhan untuk rangka utama
• Plat besi 3,5 cm x 5 mm untuk rangka
Alat press tahu yang pada alternatif 1 papan cetak
menggunakan air sebagai pemberat, diganti • As besi untuk putaran tali pemberat
menjadi besi seberat 30kg sebagai pemberat. • Kawat seling diameter 3 mm untuk tali
Pemberat tersebut ditarik dan diturunkan pemberat
dengan bantuan roda gigi dan beberapa buah Kuat tarik untuk kawat seling dihitung
pillow block (bantalan peluncur). Dengan dengan rumus sebagai berikut :
adanya roda gigi dan bantalan peluncur T=8 x D2
menyebabkan gaya untuk menarik besi T =kekuatan tarik rope/ seling dalam
pemberat menjadi lebih ringan (beban menjadi ton
lebih ringan). Rancangan alat alternatif 2 ini D = diameter seling dalam inchi
lebih sesuai dengan kebutuhan pemakai Dalam rancangan ini kawat seling
daripada rancangan pada alternatif 1. berdiameter 3 mm. Jika i inchi = 25,4
mm, maka 3 mm = 0,118 inchi. Dengan
Ukuran Alat demikian besarnya kuat tarik kawat
Ukuran yang diperlukan dalam perancangan seling diameter 3 mm :
antara lain : T = 8 x 0,1182 = 0, 111 ton = 111 kg.
1. Tinggi alat Dengan berat pemberat press 30 kg,
2. Lebar alat maka kawat seling dengan diameter 3
3. Tinggi papan cetak mm ini masih cukup aman digunakan.
4. Panjang alat • Plendes besi (untuk kekuatan pada
sambungan)
Besarnya ukuran alat ditentukan berdasarkan • Roda gigi untuk putaran tali pemberat
data anthropometri orang Indonesia juga • Pillow block (bantalan luncur)
disesuaikan dengan ukuran alat cetak yang • Baut
selama ini digunakan. Data anthropometri orang
Indonesia terlampir. Membuat Sampel Produk / Alat
Data anthropometri orang Indonesia Setelah rancangan produk sesuai
yang diperlukan diantaranya adalah tinggi siku dengan kebutuhan pemakai serta arsitektur
berdiri : untuk menentukan tinggi papan cetak produk sudah ditentukan, maka dibuatlah
dari lantai. Dari tabel diketahui tinggi siku sampel produk/ alat sebagai berikut :
berdiri wanita Indonesia yaitu 957 mm. Dengan
data pada persentil 5 yaitu 886 mm. Persentil 5
digunakan dengan harapan 5% orang yang

5
Cara kerja alat :
1. Sebelum digunakan, pemberat diangkat
ke atas dengan menggunakan pemutar
yang berupa roda gigi.
2. Setelah pemberat diangkat, alat
pemutar dikunci agar tidak bergerak
turun.
3. Papan cetak diisi dengan sari pati tahu
4. Setelah itu alat press diturunkan dengan
membuka kunci pemutar
5. Alat press akan terus turun ke bawah
untuk mengepress sari pati tahu sampai
waktu yang dibutuhkan

Menguji Hasil Rancangan


Pengujian alat dilakukan dengan
Gambar 5 Sampel alat secara keseluruhan membandingkan antara jumlah energi yang
diperlukan ketika menggunakan alat press
berupa batu dengan ketika menggunakan alat
press hasil rancangan. Setelah itu dilakukan uji
hipotesis menggunakan software SPSS.
Konsumsi energi dihitung melalui denyut
jantung dari sampel. Sampel yang diambil
untuk keperluan pengukuran denyut jantung
adalah 10 mahasiswi Fakultas Teknik
Universitas Setia Budi.
Perhitungan konsumsi energi dilakukan
secara dua tahap. Tahap pertama yaitu
perhitungan konsumsi energi yang dikeluarkan
untuk mengangkat beban pada alat press
tradisional. Tahap kedua yaitu perhitungan
konsumsi energi yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan alat press hasil rancangan.
Berikut menunjukkan hasil perhitungan
konsumsi energi tahap I dan tahap II.
Gambar 6 Alat untuk menaikkan dan
menurunkan pemberat Tabel 1 Perhitungan Konsumsi Energi (KE)
Tahap I
(Proses Pengepressan Tradisional)
Et Ej KE
(kkal/menit) (kkal/menit) (kkal/menit)
2,94 3,75 0,82
3,10 3,89 0,79
2,74 3,69 0,95
2,94 3,69 0,75
2,84 3,95 1,12
2,94 3,32 0,38
4,02 4,38 0,35
2,99 3,44 0,45
3,32 3,56 0,24
3,44 3,75 0,31
Rata - rata 0,62
Gambar 7 Besi pemberat yang diletakkan di
kanan dan kiri alat press

6
Tabel 2 Perhitungan Konsumsi Energi (KE) Tabel 3 Tabel uji hipotesis dengan
Tahap II SPSS 16.0
(Proses Pengepressan Menggunakan Alat Hasil
Rancangan)
Et Ej KE
(kkal/menit) (kkal/menit) (kkal/menit)
2,94 3,27 0,33
3,10 3,27 0,17 Berdasarkan tabel 3 diperoleh t hitung
sebesar 3,922. Nilai t hitung tersebut kemudian
2,74 3,50 0,76
dibandingkan dengan nilai t tabel. Pada taraf
2,94 3,38 0,44 nyata α = 5% dan derajat bebas 9 diperoleh t
2,84 2,89 0,05 tabel 1,833. Karena t hitung > t tabel maka
2,94 3,27 0,33 kesimpulannya adalah menolak Ho. Dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima, berarti rata –
4,02 4,09 0,07
rata konsumsi energi sebelum menggunakan
2,99 3,15 0,16 alat lebih besar daripada setelah menggunakan
3,32 3,38 0,06 alat (µ1>µ2). Dengan alat hasil rancangan
3,44 3,56 0,12 diperoleh hasil konsumsi energi yang
Rata- rata 0,25 dikeluarkan lebih sedikit.
Et : pengeluaran energi saat istirahat
Ej : pengeluaran energi setelah bekerja
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan tabel 1 dan 2 diperoleh Kesimpulan
hasil perbandingan antara konsumsi energi yang 1. Dengan google sketchup dapat dirancang
dikeluarkan untuk melakukan pengepressan gambar tiga dimensi dari rancangan alat
dengan alat tradisional dan pengepressan press tahu.
dengan alat hasil rancangan. Langkah 2. Rancangan alat press tahu menggantikan
selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis batu sebagai press manual dengan press
untuk membuktikan bahwa konsumsi energi berupa besi pemberat yang diangkat
tahap II lebih kecil daripada konsumsi energi dengan piranti roda gigi.
tahap I. Berikut adalah langkah yang dilakukan 3. Hasil uji alat menunjukkan alat press
dalam uji hipotesis : tahu hasil rancangan membutuhkan
Ho : rata – rata konsumsi energi energi yang lebih sedikit dibandingkan
sebelum dan sesudah menggunakan alat alat press manual.
hasil rancangan adalah sama (µ1 =µ2)
H1 : rata – rata konsumsi energi Saran :
sebelum menggunakan alat lebih besar 1. Alat yang dirancang perlu diperbaiki agar
daripada setelah menggunakan alat banyaknya putaran roda gigi untuk
(µ1>µ2) mengangkat pemberat dapat lebih
Dengan menggunakan software SPSS dikurangi.
16.0 untuk uji dua sampel berpasangan 2. Perlu dirancang papan cetak tahu yang
diperoleh hasil sebagai berikut : ergonomis untuk melengkapi alat press.

7
5. REFERENSI Institut Teknologi Bandung Press,
Bandung.
Assauri, S.1985, “Manajemen Produksi
dan Operasi”, Lembaga Pemerintah, Tri Radiyati et.al. 1992, “Pengolahan
Jakarta. Kedelai”, Hal. 9 – 14, BPTTG
Puslitbang Fisika Terapan – LIPI,
Jensen, Alfred dan Chenoweth Harry H. Subang.
1991, ”Kekuatan Bahan
Terapan”, Edisi Keempat, Ulrich, K.T dan Eppinger, S.D. 2004,
Erlangga, Jakarta. ”Perancangan dan
Pengembangan Produk”, Edisi
Madyana. 1996, ”Analisa Perancangan Ketiga, Salemba Teknik, Jakarta.
Kerja dan Ergonomi”,
Universitas Atmajaya Yogyakarta Wignjosoebroto, S. 1995, ”Pengantar
Press, Yogyakarta. Teknik Industri”, PT Guna Widya,
Jakarta
Niemann, G. 1992, ”Elemen Mesin”, Jilid
1, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta. Yamit, Y. 1996, ”Manajemen Produksi dan
Operasi”, Edisi Pertama,
Nurmianto, E. 1996, ”Ergonomi Konsep Ekonisia, Yogyakarta.
Dasar dan Aplikasi”, ITS, PT
Guna Widya, Surabaya. www.blogs.unpad.ac.id, 2011
www.deptan.go.id, 2011
Suwahyo et.al. 2008, “Food processing
machinery - Design and www.kopi-secangkir.blogspot.com, 2010
construction” , Fakultas Teknik www.makalahsejarahonline.blogspot.com
UNES, Semarang.
, 2010
Sutalaksana, I. Z. 1979, ”Teknik Tata Cara
www.sains.kompas.com, 2012
Kerja”, Jurusan Teknik Industri,
www.skripsiarsitek.com, 2011

8
9
10

Anda mungkin juga menyukai