Anda di halaman 1dari 8

Robust

Jurnal Teknik Industri


PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OVEN OPAK JEPIT DENGAN
PENDEKATAN ANTHROPOMETRI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
(STUDI KASUS : UD. HARAPAN MANDIRI, GRESIK)
Tegar Silo Aji, Mualim , Sabarudin Akhmad
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan
Jalan Raya Telang, Po Box 2, Kamal, Bangkalan 69162
E-mail : adJieRock@yahoo.co.id
UD. Harapan Mandiri adalah usaha perorangan yang bergerak dalam salah satu bidang usaha
produksi jajanan opak jepit. Dengan berkembangnya UKM ini dari waktu ke waktu, maka jajanan
opak jepit ini sudah dikenal masyarakat luas. Untuk pemasaran di kota Gresik UKM ini masih
kekurangan, sehingga tidak bisa mencukupi didaerah lain misalnya Surabaya, Lamongan dan
Sidoarjo. Selama ini kebutuhan pelanggan dan konsumen tidak dapat terpenuhi dalam kesehariharinya, sehingga perancangan dan pengembangan produk dibutuhkan untuk meningkatkan
produktivitas yang mampu menghasilkan output yang lebih banyak dari alat sebelumnya. Disisi lain
postur yang dilakukan pada aktivitas tersebut dapat menyebabkan cidera, oleh sebab itu metode yang
digunakan adalah metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment). RULA (Rapid Upper Limb
Assessment) merupakan suatu metode penelitian untuk menginvestigasi gangguan pada anggota badan
bagian atas. Selanjutnya mengidentifikasi postur kerja, sistem pemberian skor dan skala level
tindakan. Setiap pergerakan diberi skor yang telah ditetapkan. Hasil perhitungan postur kerja alat lama
skor akhirnya adalah 7 dan alat baru skor akhirnya adalah 3, jadi untuk alat yang baru resikonya lebih
kecil daripada alat lama yang resikonya lebih tinggi dan butuh tindakan perbaikan sekarang juga.
Kata Kunci : Perancangan dan Pengembangan Produk, Produktivitas, RULA (Rapid Upper Limb
Assessment).
Abstract
UD. Harapan Mandiri is that individual businesses engaged in one line of business flops
opaque snacks production. With the development of small and medium enterprises from time to time,
then snack opaque flops already widely known. For marketing in small and medium enterprise cities
Gresik is still short, so it can not be sufficient in other areas such as Surabaya, Lamongan and
Sidoarjo. During is time customer needs and consumers not be can be fulfilled in the life in the next,
so that design and product development are needed for improve the productivity which capable of
produce output which more a lot than appliance previous. On the other hand postures performed in
such activity can lead to injury, and therefore the method used is the method RULA (Rapid Upper
Limb Assessment). RULA (Rapid Upper Limb Assessment) is a research method to investigate
disturbances in the upper limbs. Further work to identify posture, scoring system and the scale action
level. Each movement is given a score that has been set. The results of calculations working posture
old tools final score was 7 and the new tools the final score 3, so for a new tool is smaller risk than
the old tool higher risk and take corrective action now.
Keyword : Design and Product Development, Productivity, RULA(Rapid Upper Limb Assessment).
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di desa Kedanyang Kecamatan Kebomas
Kabupaten Gresik, terdapat usaha perorangan
yang bergerak dalam salah satu bidang usaha
produksi jajanan opak jepit. Usaha tersebut
adalah UD. Harapan Mandiri, tiap harinya UD.
Harapan
Mandiri
mampu
memproduksi
maksimal 7 kg/hari perorang. Durasi waktu

proses produksinya kurang lebih selama 5 jam,


dikerjakan dengan 5 orang karyawan. Proses
produksinya dengan cara manual, yaitu
memotong adonan yang sudah jadi dengan pisau.
Membentuk potongan adonan dengan tangan
menjadi lingkaran kecil seperti pentol, lalu
dimasukan ke pemanggang antara 6-7 buah terus
dipres ditaruh diatas kompor gas selama 50 detik.
Pemanggang dibalik dibiarkan selama 50 detik
1

Robust
Jurnal Teknik Industri
lagi, setelah matang ambil pemanggang lalu buka
selanjutnya ambil opak jepit dengan pisau
ditaruh ke tempat yang sudah disediakan.
Dengan berkembangnya UKM ini dari waktu ke
waktu, maka jajanan opak jepit ini sudah dikenal
masyarakat luas. Untuk pemasaran di kota Gresik
UKM ini masih kekurangan, sehingga tidak bisa
mencukupi didaerah lain misalnya Surabaya,
Lamongan dan Sidoarjo. Oleh karena itu
terbatasnya alat produksi semua kebutuhan
pelanggan dan konsumen tidak dapat terpenuhi
dalam kesehari-harinya. Sehingga rancang
bangun alat produksi dibutuhkan untuk
meningkatkan produktivitas produksi yang
mampu menghasilkan output yang lebih banyak
dari alat sebelumnya.
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana cara melakukan perancangan
dan pengembangan produk oven opak jepit
dengan pendekatan Anthropometri untuk
meningkatkan produktivitas.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Merancang prototipe oven opak jepit sesuai
dengan Anthropometri.
2. Mendapatkan prototipe oven opak jepit yang
menghasilkan produktivitas lebih tinggi.
1.4. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini perlu dilakukan
pembatasan masalah agar arah dan tujuan
penelitian yang ditetapkan tidak menjadi kabur,
adapun batasan masalah yang dilakukan disini
adalah :
1. Desain didasarkan pada data antropometri.
2. Kaidah keselamatan dan kesehatan kerja
didasarkan pada rancangan yang telah ada
saat ini dengan alat pemanggang yang lama.
3. Pemilihan material untuk rancangan oven
opak jepit hanya berdasarkan data literatur
tanpa pengujian material secara fisik.
4. Kinerja / performasi yang diukur adalah :
Faktor manusia (kenyamanan,
keamanan kerja).
Faktor alat / mesin (Lama waktu
pemanggangan, tingkat kematangan
dan homogenitas pemanggangan).
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah :

1.

2.

Bagi UKM :
a. Dapat
meningkatkan
kapasitas
produksinya.
b. Dapat
meningkatkan
kualitas
produksinya.
c. Dapat
meningkatkan
kenyamanan
operator produksinya.
Bagi akademisi :
a. Dapat menjadi bahan referensi bagi
mahasiswa tentang sistem perancangan
produk, khususnya oven opak jepit
dengan pendekatan anthropometri.
b. Dapat menjadi bahan referensi bagi
pembaca
untuk
kemungkinan
pengembangan UKM makanan ringan
tradisional sehingga berdaya saing.
c. Mampu mengembangkan rancangan
oven opak jepit yang sesuai dengan
Antropometri.

2. LANDASAN TEORI
2.1. Perancangan Dan Pengembangan Produk
Menurut Widodo (2005) perancangan
produk pada dasarnya merupakan sebuah
langkah strategis untuk bisa menghasilkan
produk-produk industri yang secara komersial
harus mampu dicapai, guna menghasilkan laju
pengembalian modal (rate of investment).
2.2. Perancangan Menurut Phal Dan Beitz
Pahl dan Beitz mengusulkan cara
merancang produk sebagaimana yang dijelaskan
dalam
bukunya; Engineering Design: A
Systematic Approach dalam Ginting (2009).
Cara merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri
dari 4 kegiatan atau fase, yang masing-masing
terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase
tersebut adalah :
A. Perencanaan bagus
B. Perancangan konsep produk
C. Perancangan bentuk produk
D. Perancangan detail
2.3. Produktivitas
Produktivitas adalah tingkat usaha yang
dikeluarkan dalam rangka meraih hasil produksi
yang paling tinggi dengan sumber daya yang
minimal.
2.4. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
merupakan suatu metode penelitian untuk
menginvestigasi gangguan pada anggota badan
bagian atas.
2

Robust
Jurnal Teknik Industri
Dalam mempermudah penilaian postur tubuh,
maka tubuh dibagi atas 2 segmen grup yaitu grup
A dan grup B.

b.

Batang Tubuh (Trunk)

2.4.1. Penilaian Postur Tubuh Grup A :


a. Lengan Atas (Upper Arm)
Gambar 6. Postur tubuh bagian batang tubuh
(trunk)
c. Kaki (Legs)

b.

Gambar 1. Postur tubuh bagian lengan atas


(upper arm)
Lengan Bawah (Lower Arm)
Gambar 7. Postur tubuh bagian kaki (legs)

c.

d.

Gambar 2. Postur tubuh bagian lengan


bawah (lower arm)
Pergelangan Tangan (Wrist)

3. METODE PENELITIAN
3.1. Identifikasi Masalah
Masalah yang terjadi disana adalah proses
pemanggangan yang sangat berpengaruh
sehingga produksinya menjadi rendah. Karena
belum adanya oven opak jepit, sehingga
dilakukan penelitian dari alat pembuat opak jepit
tradisional menjadi produk oven opak jepit yang
sesuai dengan Anthropometri.

Gambar 3. Postur tubuh bagian pergelangan


tangan (wrist)
Putaran Pergelangan Tangan (Wrist
Twist)

3.2. Perumusan Masalah


Merumuskan permasalahan yang terjadi di
objek penelitian serta menetapkan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian yang akan
dilakukan.

Gambar 4. Postur tubuh bagian putaran


pergelangan tangan (wrist twist)

3.3. Tujuan Penelitian


Untuk menganalisa dan mengevaluasi alat
pembuat opak jepit tradisional dan mendapatkan
produk oven opak jepit yang lebih efektif, efisien
dan nyaman bagi penggunanya.

2.4.2. Penilaian Postur Tubuh Grup B :


a. Leher (Neck)

Gambar 5. Postur tubuh bagian leher (neck)

3.4. Studi Lapangan


Merupakan salah satu cara untuk
memperoleh data dengan melakukan pengamatan
secara langsung terhadap objek yang akan diteliti
untuk mendapatkan
informasi
mengenai
permasalahan dalam alat pembuat opak jepit
tradisional atau alat sebelumnya.
3.5. Studi Literatur
Melakukan studi untuk mendapatkan
pemahaman mengenai aspek ergonomi kerja,
khususnya Anthropometri dan Percentile serta
Fase Perencanaan, Fase Perancangan Konsep
Produk, Fase Perancangan Bentuk Produk, Fase
Perancangan Detail, Kualitas Produk dan RULA
3

Robust
Jurnal Teknik Industri
guna menunjang pencapaian tujuan dan
pemecahan masalah dengan pendekatan teori
yang sesuai.
3.6. Pengumpulan Data
1. Data Primer :
a. Wawancara kepada pemilik dan
pekerja.
b. Pengukuran data Anthropometri para
pekerja.
2. Data sekunder :
a. Fase Perencanaan, Fase Perancangan
Konsep Produk, Fase Perancangan
Bentuk Produk, Fase Perancangan
Detail.
b. Kualitas Produk
c. Postur kerja, berupa foto operator
ketika
melakukan
aktivitas
menggunakan produk lama dengan
produk baru.
3.7. Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi :
1. Fase Perencanaan :
a. Mengindentifikasi masalah yang akan
dikembangkan
b. Menentukan struktur produk alat baru.
c. Pembentukan
alternatif-alternatif
perencanaan.
d. Mengevaluasi terhadap kriteria teknis
dan ekonomis dalam perencanaan.
e. Tabel Anthropometri.
2. Fase Perancangan Konsep Produk :
a. Mengembangkan struktur produk.
b. Menentukan bentuk awal konsep
produk.
c. Memilih alternatif perancangan konsep
produk dengan gambar arsitektur
dibuat dengan menggunakan Software
AutoCad 2007.
d. Mengevaluasi terhadap kriteria teknis
dan ekonomis dalam perancangan
konsep produk.
3. Fase Perancangan Bentuk Produk :
a. Komponen-komponen yang sudah
digambar dibentuk menjadi ke suatu
produk.
b. Memilih alternatif gambar atau
arsitektur dari software AutoCad 2007.
c. Mengevaluasi dalam perancangan
produk dari segi teknis dan ekonomis.
4. Fase Perancangan Detail :
a. Susunan komponen produk, bentuk,
dimensi,
kehalusan
permukaan,

5.

material dari setiap komponen produk


ditetapkan.
b. Pembuatan setiap produk sudah
dilakukan dan perkiraan biaya sudah
dihitung.
c. Hasil akhir fase ini adalah gambar
rancangan lengkap dan spesifikasi
produk untuk
pembuatan sebuah
produk.
d. Perbandingan produk lama dengan
produk baru.
e. Proses pemanggang opak jepit alat
lama dan alat baru.
f. Uji kecukupan data, Uji keseragaman
data, dan Uji kenormalan data alat
lama.
g. Perhitungan Waktu Standart (WS) dan
Output Standart (OS) alat lama.
Menggunakan data RULA worksheet untuk
mengukur postur kerja dengan cara :
a. Membagi pengamatan tubuh operator
kedalam 2 grup, yaitu Grup A yang
terdiri atas lengan atas (upper arm),
lengan bawah (lower arm), pergelangan
tangan (wrist) dan putaran pergelangan
tangan (wrist twist). Grup B terdiri atas
leher (neck), batang tubuh (trunk) dan
kaki (leg), serta mengukur beban dan
skor aktivitas.
b. Menilai setiap postur kerja operator
menggunakan RULA kedalam skor A
dan skor B.
c. Menentukan skor RULA dari hasil
kombinasi perhitungan skor A dan skor
B.
d. Menentukan action level dari postur
kerja operator.

3.8. Analisis Hasil Dan Pembahasan


Setiap
langkah
pengambilan
dan
pengolahan data pada bab sebelumnya, akan
dianalisis dan dibahas pada bab ini.
3.9. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil
pengolahan data dan analisis hasil pengolahan
data. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari
permasalahan yang diangkat. Selain itu, diberkan
juga saran berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan.

Robust
Jurnal Teknik Industri
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Fase Perencanaan
Hasil dari observasi lapangan dan bentuk
diskusi awal berupa data segmen pengguna,
untuk data daftar segmen pengguna diperoleh
dengan daftar dan gambar pada tabel 1.
Tabel 1. Elemen kerja dengan menggunakan alat
lama
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Elemen Kerja
Menggulung adonan
Meletakkan adonan ke pemanggang opak A1 dan meletakkan pemanggang opak A1 ke kompor 1
Meletakkan adonan ke pemanggang opak B1 dan meletakkan pemanggang opak B1 ke kompor 2
Meletakkan adonan ke pemanggang opak A2
Membalik pemanggang A1 sekaligus meletakkan pemanggang opak A2 diatas pemanggang opak A1
Meletakkan adonan ke pemanggang opak B2
Membalik pemanggang B1 sekaligus meletakkan pemanggang opak B2 diatas pemanggang opak B1
Menggulung adonan
Mengambil pemanggang opak A1 dari kompor 1 sekaligus meletakkan pemanggang opak A2 ke kompor 1
Mengambil opak dari pemanggang opak A1 dan meletakkan opak ke tempat opak
Meletakkan adonan ke pemanggang opak A1
Membalik pemanggang A2 sekaligus meletakkan pemanggang opak A1 diatas pemanggang opak A2
Menggulung adonan
Mengambil pemanggang opak B1 dari kompor 2 sekaligus meletakkan pemanggang opak B2 ke kompor 2
Mengambil opak dari pemanggang opak B1 dan meletakkan opak ke tempat opak
Meletakkan adonan ke pemanggang opak B1
Membalik pemanggang B2 sekaligus meletakkan pemanggang opak B1 diatas pemanggang opak B2
Menggulung adonan
Mengambil pemanggang opak A2 dari kompor 1 sekaligus meletakkan pemanggang opak A1 ke kompor 1
Mengambil opak dari pemanggang opak A2 dan meletakkan opak ke tempat opak
Meletakkan adonan ke pemanggang opak A2
Membalik pemanggang A1 sekaligus meletakkan pemanggang opak A2 diatas pemanggang opak A1
Menggulung adonan
Mengambil pemanggang opak B2 dari kompor 2 sekaligus meletakkan pemanggang opak B1 ke kompor 2
Mengambil opak dari pemanggang opak B2 dan meletakkan opak ke tempat opak

4.2. Fase Perancangan Konsep Produk


Untuk mendapatkan ukuran/dimensi yang
digunakan dilakukan perhitungan persentile
terlebih dahulu dari data anthropometri yang
telah diukur.
Perhitungan dimensi tubuh dan tangan untuk
diaplikasikan ke produk yang di desain
(menggunakan 50 persentil) adalah :
1. Tinggi pemanggang
= D6 D9
= 1203 mm - 473 mm = 730 mm
2. Lebar pemanggang
= D15 = 350 mm
3. Panjang pengangan tempat pemanggang
opak
= D22 = 90 mm

4.

Panjang dari ujung tempat pemanggang


opak sampai ke ujung penganggan
= D26 = 260 mm

4.3. Fase Perancangan Bentuk Produk


Fase ini merupakan gambaran sketsa yang
harus dibentuk sedemikian rupa, sehingga
komponen-komponen tersebut secara bersama
menyusun bentuk produk dan dapat melakukan
fungsinya.
4.4. Fase Perancangan Detail
Berikut adalah gambaran layout dari alat
pemanggang yang baru :

Gambar 8. Alat pemanggang baru


Keterangan :
1. Oven
2. Saluran udara panas
3. Tempat pemanas/kompor gas
4. Lubang udara masuk
5. Pegangan cetakan
6. Cetakan
Sistem kerja pada alat baru ini adalah
udara masuk melalui lubang tempat kompor gas.
Lalu udara panas disalurkan ke pipa penyalur
udara panas menuju oven, didalam oven terdapat
4 pipa kecil yang saling terhubung dari pipa
penyalur udara panas utama. Dibagian atas ada 2
pipa kecil yang mengeluarkan udara panas
kebawah, dibagian bawah ada 2 pipa kecil yang
mengeluarkan udara panas keatas. Alat
pemanggang mengalami 1 proses pengapian dan
1 proses pengambilan opak ataupun pengisian
adonan opak. 1 proses pengapian yaitu proses
pengapian atas-bawah, setelah itu proses
pengambilan opak dan pengisian adonan.
Tabel 2. Elemen kerja dengan menggunakan alat
baru
No
1
2
3
4
5
6

Elemen Kerja
Menggulung adonan
Mengeluarkan dan membuka cetakan
Meletakan adonan ke pemanggang
Menutup dan memasukan cetakan
Mengeluarkan dan membuka cetakan
Mengambil opak matang dari pemanggang

Robust
Jurnal Teknik Industri
-

4.5. Penilaian Postur Kerja


Pada proses ini untuk penilaian postur kerja yang
dihasilkan adalah sebagai berikut :
4.5.1. Penilaian Postur Kerja Dengan Alat

Trunk

Lama

1
Legs

Neck

a. Postur Tubuh Grup A


- Lengan atas (upper arm)
Membentuk sudut 45-90 bengkok,
diberi skor 3 + 1 = 4.
- Lengan bawah (lower arm)
Membentuk sudut < 60 keluar dari
sisi tubuh, diberi skor 2 + 1 = 3.
- Pergelangan tangan (wrist)
Membentuk sudut 0-15, diberi skor
= 2.
- Putaran pergelangan tangan (wrist
twist)
Berada digaris tengah, diberi skor =
1.
Tabel 3. Skor grup A
1
Upper Arm Lower Arm
Wrist Twist
1
2
1
1
2
1
2
2
2
3
2
3
1
2
2
2
2
2
2
3
2
3
1
2
3
3
2
2
3
3
2
3
1
3
4
4
2
3
4
3
3
4
1
5
5
5
2
5
6
3
6
6
1
7
7
6
2
7
8
3
9
9

Kaki (legs)
Kaki seimbang, diberi skor = 1.
Tabel 4. Skor grup B

Wrist
2
3
Wrist Twist
Wrist Twist
1
2
1
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
7
6
7
7
7
7
7
7
8
8
8
8
9
9
9
9
9

1
2
3
4
5
6

4
Wrist Twist
1
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
7
7
7
7
8
8
9
9
9
9
9

Skor postur kerja grup A adalah = 4.


Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang,
lebih dari 4 kali/menit dengan skor =
1.
Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0.
Total skor untuk grup A adalah 4 + 1
= 5.

b. Postur Tubuh Grup B


- Leher (neck)
Membentuk sudut > 20 berputar,
diberi skor 3 + 1 = 4.
- Batang tubuh (trunk)
Membentuk sudut 0-20 berputar,
diberi skor 2 + 1 = 3.

1
1
2
3
5
7
8

2
Legs
2
3
3
3
5
7
8

1
2
2
3
5
7
8

3
Legs
2
3
3
4
6
7
8

1
3
4
4
6
7
8

4
Legs
2
4
5
5
7
8
8

1
5
5
5
7
8
8

5
Legs
2
5
5
6
7
8
9

1
6
6
6
7
8
9

6
Legs
2
6
7
7
7
8
9

1
7
7
7
8
8
9

2
7
7
7
8
8
9

Skor postur kerja grup B adalah = 6.


Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang,
lebih dari 4 kali/menit dengan skor =
1.
Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0.
Total skor untuk grup B adalah 6 + 1
= 7.
Skor akhir dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Skor grup C
Score
Group
A
1
2
3
4
5
6
7
8

Score Group B
1

1
2
3
3
4
4
5
5

2
2
3
3
4
4
5
5

3
3
3
3
4
5
6
6

3
4
4
4
5
6
6
7

4
4
4
5
6
6
7
7

5
5
5
6
7
7
7
7

5
5
6
6
7
7
7
7

Skor akhir untuk aktivitas


memanggang opak jepit dengan alat
lama adalah = 7. Berdasarkan skor
tersebut, maka level resiko dari aktivitas
memanggang opak jepit dengan alat
lama berada pada kategori level resiko
tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan
postur kerja sekarang juga.

4.5.2. Penilaian Postur Kerja Dengan Alat


Baru
a. Postur Tubuh Grup A
- Lengan atas (upper arm)
Membentuk sudut 20, diberi skor =
1.
- Lengan bawah (lower arm)
Membentuk sudut 60-100, diberi
skor = 1.
6

Robust
Jurnal Teknik Industri
-

Pergelangan tangan (wrist)


Membentuk sudut 0-15, diberi skor
= 2.
Putaran pergelangan tangan (wrist
twist)
Berada digaris tengah, diberi skor =
1.
Tabel 6. Skor grup A

Upper Arm Lower Arm

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3

1
Wrist Twist
1
2
1
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
4
3
4
3
4
5
5
5
6
6
6
7
7
7
8
9
9

Wrist
2
3
Wrist Twist Wrist Twist
1
2
1
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
7
6
7
7
7
7
7
7
8
8
8
8
9
9
9
9
9

4
Wrist Twist
1
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
7
7
7
7
8
8
9
9
9
9
9

Skor postur kerja grup A adalah = 2.


Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang,
lebih dari 4 kali/menit dengan skor =
1.
Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0.
Total skor untuk grup A adalah 2 + 1
= 3.

b. Postur Tubuh Grup B


- Leher (neck)
Membentuk sudut 0-10, diberi skor
= 1.
- Batang tubuh (trunk)
Membentuk sudut 90 (posisi
normal), diberi skor = 1.
- Kaki (legs)
Kaki seimbang, diberi skor = 1.

Tabel 7. Skor grup B


Trunk
1
Legs

Neck
1
1
2
3
5
7
8

1
2
3
4
5
6

2
Legs
2
3
3
3
5
7
8

1
2
2
3
5
7
8

3
Legs
2
3
3
4
6
7
8

1
3
4
4
6
7
8

4
Legs
2
4
5
5
7
8
8

1
5
5
5
7
8
8

5
Legs
2
5
5
6
7
8
9

1
6
6
6
7
8
9

6
Legs
2
6
7
7
7
8
9

1
7
7
7
8
8
9

2
7
7
7
8
8
9

Skor postur kerja grup B adalah = 1.


Skor aktivitas
Aktivitas dilakukan berulang-ulang,
lebih dari 4 kali/menit dengan skor =
1.
Skor beban
Beban < 2 kg dengan skor = 0.
Total skor untuk grup B adalah 1 + 1
= 2.
Skor akhir dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Skor grup C
Score
Group
A
1
2
3
4
5
6
7
8

Score Group B
1

1
2
3
3
4
4
5
5

2
2
3
3
4
4
5
5

3
3
3
3
4
5
6
6

3
4
4
4
5
6
6
7

4
4
4
5
6
6
7
7

5
5
5
6
7
7
7
7

5
5
6
6
7
7
7
7

Skor akhir untuk aktivitas


memanggang opak jepit dengan alat baru
adalah = 3. Berdasarkan skor tersebut,
maka level resiko dari aktivitas
memanggang opak jepit dengan alat baru
berada pada kategori level resiko kecil
dan diperlukan tindakan perbaikan postur
kerja dalam beberapa waktu kedepan.
4.5.3. Hasil Perhitungan Postur Kerja Alat
Lama Dengan Alat Baru
Hasil perhitungan untuk kedua
postur kerja berdasarkan metode Rapid
Upper Limb Assestment (RULA) untuk
pekerja bagian produksi di UD. Harapan
Mandiri, khususnya yang bertugas
memanggang
opak
jepit,
dapat
direkapitulasi pada tabel 9.

Robust
Jurnal Teknik Industri
Tabel 9. Rekapitulasi hasil perhitungan
postur kerja alat lama dengan alat baru

No Postur Kerja
1 Alat lama
2 Alat baru

Skor
Akhir
7
3

Level
Tindakan
Resiko
Perbaikan
Tinggi Sekarang juga
Kecil Beberapa waktu kedepan

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
1. Merancang prototipe oven opak jepit
sesuai dengan Anthropometri.
2. Pengurangan elemen kerja dari 25
elemen kerja alat lama menjadi 6 elemen
kerja untuk alat yang baru.
3. Dari hasil perhitungan postur kerja alat
lama skor akhirnya adalah 7 dan alat
baru skor akhirnya adalah 3, jadi untuk
alat yang baru resikonya lebih kecil
daripada alat lama yang resikonya lebih
tinggi dan butuh tindakan perbaikan
sekarang juga.
5.2. Saran
1. Pemilik usaha disarankan untuk benarbenar mempertimbangkan postur kerja
yang lebih baik, karena sangat
berpengaruh bagi para pekerja untuk
mengurangi resiko cidera dan dapat
menurunkan hasil produktivitasnya.
2. Didalam
penelitian
selanjutnya,
disarankan untuk lebih mencoba dengan
ide-ide yang lain didalam proses
pembuatan alat baru yang lebih
ergonomis
dan
mengutamakan
keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Atamney, L. M. and Corlett, N. 1993,
RULA : Survey Method for The
Investigation of Work Related
Upper Limb Disorder, Applied
Ergonomi. Journal of Human
Ergonomics. 24(2),91-99.
Fansuri, A. 2011. Rancang Bangun Alat
Oven
Pengasapan
Dingin
Berbasis Mikrokontroler. Tugas
Akhir Jurusan Teknik Industri.
Universitas
Atma
Jaya.
Yogyakarta.
Garvin, D. L. and Stanley, B.D. 1997.
Introduction To Total Quality,
Quality
Management
For
Production, Processing and

Services,
Prentice
Hall
International, Inc. London.
Hoyle, D. 2009. ISO 9000 Quality
System Handbook Sixth Edition.
Butterworth-Heinemann.
Kamaludin, I. 2011. Aplikasi Metode
Quality Function Deployment
Dan
Anthropometri
Untuk
Perancangan Mesin Oven Gas di
UD.Dupa Ceria. Tugas Akhir
Jurusan
Teknik
Industri.
Universitas
Trunojoyo.
Bangkalan.
Nurmianto, E. 2004. Ergonomi, Konsep
Dasar dan Aplikasinya Edisi 2.
Guna Widya. Surabaya.
Pahl and Beitz. 2009. Engineering
Design: A Systematic Approach.
London.
Peach, R. W. and Wilson, L. A. 2001.
ISO 9001 Quality Systems
Standart Paraphrased: A Quick
Resource for Getting Started.
Goal Q P C Inc. English.
Sumanth, D. J. 1984. Productivity
Engineering and Management:
Productivity
Measurement,
Evaluation,
Planning
and
Improvement in Manufacturing
and Service
Organizations.
Mcgraw-Hill College.
Sutalaksana,
Anggawistra
dan
Tjakratmadja. 1979. Teknik Tata
Cara Pengambilan Keputusan.
Jurusan Teknik Industri. Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Wibowo, S. H. 2011. Usulan
Perancangan
Ulang
Alat
Pengering
Kulit
Rajungan
Dengan
Pendekatan
Anthropometri. Tugas Akhir
Jurusan
Teknik
Industri.
Universitas
Trunojoyo.
Bangkalan.
Widodo. 2005. Perancangan dan
Pengembangan Produk. UII
Press Yogyakarta. Yogyakarta.
Wignjosoebroto, S. 2008. Ergonomi,
Studi Gerak dan Waktu Edisi
Pertama. Gunawidya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai