Anda di halaman 1dari 10

JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH

Rian Ahmad Jamaliyah

PENGUKURAN KERJA PEGAWAI UNTUK OPTIMALISASI


PRODUKSI OTAK-OTAK DENGAN METODE TIME STUDY
PADA UKM PUTRA AR KABUPATEN CIAMIS
Rian Ahmad Jamaliyah1, Eky Aristriyana2
1,2 Teknik Industri Universitas Galuh

Jl. R.E. Martadinata No. 150 Ciamis


1rianahmadjamal@gmail.com

2ekkyaristriyana@gmail.com

Abstract— Companies generally prioritize smooth production processes to increase productivity. A


smooth production process can be seen from the productivity of a company in carrying out a good
production process. UKM Putra AR is a company engaged in the production of processed meat foods
such as; Oh meatballs and brains. These two products are very much ordered by consumers,
especially Otak-Otak Aduhai. The problem that arises in UKM Putra AR, especially in Otak Otak
Aduhai products, is that there is no standard time set by the company for the production process,
this is an obstacle in planning and production scheduling on the productivity of orders from
consumers.
Therefore, to increase the productivity of the Otak-Otak Aduhai production process and orders to be
fulfilled, it is necessary to determine the timing of the production process of Otak-Otak Aduhai. The
method that will be used to determine the standard time or standard time is the Time Study method
with a stopwatch, this is because the work done by the operator occurs directly.
Keywords— Standard Time; Time Study; Stopwatch.

Abstrak— Perusahaan pada umumnya mengutamakan kelancaran proses produksi untuk


meningkatkan produktivitas. Proses produksi yang lancar dapat dilihat dari produktivitas sebuah
perusahaan dalam menjalankan proses produksi yang baik. UKM Putra AR merupakan sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang produksi makanan olahan daging seperti ; Bakso dan Otak-
Otak Aduhai. Kedua produk ini sangat banyak dipesan oleh konsumen khususnya Otak-Otak Aduhai.
Permasalahan yang timbul di UKM Putra AR khususnya pada produk Otak-Otak Aduhai yaitu tidak
adanya waktu standar yang di tetapkan oleh perusahaan untuk proses produksinya, ini yang menjadi
penghambat dalam perencanaan dan penjadwalan produksi terhadap produktivitas pemesanan dari
konsumen.
Oleh sebab itu untuk meningkatkan produktivitas proses produksi Otak-Otak Aduhai dan pesanan
dapat terpenuhi, harus dilakukan penentuan waktu baktu pada proses produksi Otak-Otak Aduhai.
Metode yang akan digunakan untuk menentukan waktu baku atau waktu standar adalah metode
Time Study dengan Stopwatch, hal ini dikarenakan perkerjaan yang dilakukan oleh operator terjadi
secara langsung.
Kata kunci— Waktu Baku; Time Study; Stopwatch.

produktivitas. Produktivitas merupakan faktor


I. PENDAHULUAN penting dalam kesejahteraan (UKM) dan
Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah salah satu aspek yang menentukan
salah satu usaha yang memberikan kontribusi keberhasilan suatu UKM dalam persaingan
signifikan dalam memacu pertumbuhan dunia usaha. Tingkat produktivitas yang
ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya dicapai UKM merupakan indikator seberapa
serap UKM terhadap tenaga kerja sangat efektif dan efisien UKM tersebut dalam
besar dan dekat dengan masyarakat kecil. mengkombinasikan produksi dan
Harapan yang ingin dicapai dalam suatu sumberdayanya saat ini.
usaha khususnya (UKM) ialah meningkatkan

35
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |
JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH
Rian Ahmad Jamaliyah

Usaha Kecil Menengah (UKM) di langsung. Metode Time Study dengan


Kabupaten Ciamis memiliki potensi yang Stopwatch adalah pengukuran waktu kerja
cukup besar untuk dikembangkan, namun dengan jam henti untuk mengetahui
kenyataannya perkembangan UKM saat ini produktivitas pekerja di lapangan. Dari hasil
masih dikatakan belum baik. Hal ini dapat pengukuran tersebut akan dihasilkan waktu
dilihat dari kemajuan UKM yang rendah dan baku untuk menyelesaikan suatu siklus
bahkan banyak yang stagnan. Pengelolaan pekerjaan yang nantinya akan digunakan
yang kurang baik dan perencanaan jumlah sebagai waktu standar produksi Otak-Otak
produksi yang optimal belum dilakukan oleh Aduhai.
pengelola UKM. Sehingga banyak produk Berdasarkan permasalahan diatas
yang tidak efisien dan efektif yang berdampak rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
pada laba yang diperoleh perusahaan. : Bagaimana penentuan waktu proses
Perusahaan pada umumnya produksi Otak-Otak Aduhai yang ada pada
mengutamakan kelancaran proses produksi UKM Putra AR di Ciamis, dan Bagaimana
untuk meningkatkan produktivitas. Proses penentuan waktu baku proses produksi Otak-
produksi yang lancar dapat dilihat dari Otak Aduhai dengan menggunakan metode
produktivitas sebuah perusahaan dalam Time Study pada UKM Putra AR di Ciamis ?
menjalankan proses produksi yang baik. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Proses produksi merupakan kegiatan atau mengetahui waktu proses produksi Otak-Otak
rangkaian yang saling berkaitan untuk Aduhai pada UKM Putra AR di Ciamis, dan
memberikan nilai tambah dan kegunaan suatu menentukan waktu baku atau proses produksi
barang. Proses produksi juga disebut aktivitas Otak-Otak Aduhai dengan menggunakan
pengolahan bahan baku dan pembantu metode Time Study pada UKM Putra AR di
dengan memanfaatkan peralatan sehingga Ciamis.
menghasilkan produk yang lebih berharga
dari bahan awal. Peningkatan produktivitas II. LANDASAN TEORI
dan kualitas ini berkaitan dengan waktu 2.1 Proses Produksi
produksi, didalamnya terdapat waktu baku Proses produksi adalah kegiatan yang
dan waktu standar guna mengoptimalkan mengkombinasikan faktor-faktor produksi
proses produksi sesuai dengan waktu yang (man, money, material, machine, method)
telah ditentukan. yang ada untuk menghasilkan suatu produk,
UKM Putra AR merupakan sebuah baik berupa barang atau jasa yang dapat
perusahaan yang bergerak dibidang produksi diambil nilai lebihnya atau manfaatnya oleh
makanan olahan daging seperti ; Bakso dan konsumen. Sifat proses produksi adalah
Otak-Otak Aduhai. Kedua produk ini sangat mengolah, yaitu mengolah bahan baku dan
banyak dipesan oleh konsumen khususnya bahan pembantu secara manual dengan
Otak-Otak Aduhai, oleh karena itu Putra AR menggunakan peralatan, sehingga
harus memenuhi pesanan yang diminta oleh menghasilkan suatu produk yang nilainya
konsumen dengan tepat waktu. lebih dari barang semula.
Permasalahan yang timbul di UKM Putra Produk atau barang adalah hasil kegiatan
AR khususnya pada produk Otak-Otak Aduhai produksi yang mempunyai sifat-sifat fisik dan
yaitu tidak adanya waktu standar yang di kimia, serta ada jangka waktu antara saat
tetapkan oleh perusahaan untuk proses diproduksi dengan saat produk tersebut
produksinya, ini yang menjadi penghambat dikonsumsi atau digunakan. Adapun jasa
dalam perencanaan dan penjadwalan adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak
produksi terhadap produktivitas pemesanan mempunyai sifat-sifat baik fisik maupun kimia
dari konsumen. Oleh sebab itu untuk serta tidak ada jangka maupun waktu.
meningkatkan produktivitas proses produksi
Otak-Otak Aduhai dan pesanan dapat 2.2 Perancangan Sistem Kerja
terpenuhi, harus dilakukan penentuan waktu Sistem kerja merupakan rangkaian tata kerja
baktu pada proses produksi Otak-Otak Aduhai dan prosedur kerja yang kemudian
untuk mengetahui berapa lama produk membentuk suatu kebulatan pola tertentu
tersebut dibuat. Metode yang akan digunakan dalam rangka melaksanakan suatu bidang
untuk menentukan waktu baku atau waktu pekerjaan (KBBI, 2005). Menurut Kleiner
standar adalah metode Time Study dengan (2006), sistem kerja terdiri dari dua atau lebih
Stopwatch, hal ini dikarenakan pekerjaan orang yang bekerja bersama-sama (personel
yang dilakukan oleh operator terjadi secara sub-sistem), berinteraksi dengan teknologi

36
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |
JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH
Rian Ahmad Jamaliyah

(technological sub-system) dalam sistem Sesuai dengan namanya, pengukuran waktu


organisasi yang dicirikan oleh lingkungan ini menggunakan jam henti (stopwatch)
internal (both physical and cultural). Menurut sebagai alat utamanya. Cara ini sering
Freivald (2010), elemen-elemen sistem kerja digunakan karena merupakan cara yang
terdiri dari organisasi, human, tasks, paling banyak dikenal. Alasan lainnya yang
environment, dan tools/teknologi. menyebabkan metode ini sering digunakan
adalah kesederhanaan aturan-aturan
pengukuran yang dipakai.

Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu


dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik.
Aturan-aturan tersebut dijelaskan dalam
langkah-langkah berikut ini.

2.4.1 Langkah-langkah Sebelum


Melakukan Pengukuran
Di bawah ini adalah sebagian langkah yang
perlu diikuti agar maksud di atas dapat
tercapai
1. Penetapan Tujuan Pengukuran
Sebagai mana halnya dengan berbagai
kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan
Gambar 2.2 Ruang lingkup perancangan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam
sistem kerja pengukuran waktu, hal-hal penting yang
harus diketahui dan ditetapkan adalah
Komponen pembentuk sistem kerja antara peruntukan penggunaan hasil
lain : pengukuran, tingkat ketelitian, dan
1. Manusia tingkat keyakinan yang diinginkan dari
2. Bahan hasil pengukuran tersebut.
3. Mesin
4. Lingkungan Kerja 2. Melakukan Penelitian Pendahuluan
5. Ergonomi Tujuan yang ini dicapai dari pengukuran
waktu adalah waktu yang pantas
2.3 Metode Time Study diberikan kepada pekerja dalam
Time Study adalah teknik pengukuran menyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu
pekerjaan dengan cara pengumpulan data suatu sistem kerja dengan kondisi yang
berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk telah ada selama ini termasuk di antara
menyelesaikan suatu pekerjaan. Metode Time yang dapat dicarikan waktu yang pantas
Study digunakan untuk menghitung tersebut. Artinya akan didapat juga waktu
nilai standard time suatu pekerjaan (Pawiro, yang pantas untuk menyelesaikan
2015). pekerjaan, namun dengan kondisi yang
bersangkutan itu. Suatu perusahaan
Menurut Trisiany dan Halim (2006) kegunaan biasanya menginginkan waktu kerja yang
utama dari time study adalah sesingkat-singkatnya agar dapat meraih
menghasilkan waktu standar suatu pekerjaan keuntungan yang sebesar-besarnya.
dengan kondisi tertentu, sehingga setelah itu keuntungan demikian tidak akan
dapat dihitung produktivitasnya. diperoleh jika kondisi kerja dari
Tahap-tahap dalam menentukan standard pekerjaan-pekerjaan yang ada di
time yaitu : perusahaan tersebut tidak menunjang
1. Mengukur basic time, untuk mengetahui tercapainya hal tadi. (Sutalaksana, Iftikar
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk Z, 2006:133)
menyelesaikan suatu aktivitas pekerjaan.
2. Menentukan rate, untuk memberi bobot 3. Memilih Operator
pekerjaan yang diteliti. Operator yang akan melakukan
3. Menghitung standard time. pekerjaan yang diukur bukanlah orang
yang begitu saja diambil dari tempat
2.4 Pengukuran Waktu Jam Henti kerja. Orang ini harus memenuhi

37
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |
JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH
Rian Ahmad Jamaliyah

beberapa persyaratan tertentu agar


pengukuran dapat berjalan dengan baik
dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat-
syarat tersebut adalah berkemampuan
normal dan dapat diajak bekerja sama.

Gambar 2.4 Kurva Belajar

Gambar 2.4 menunjukan kurva


pengembangan penguasaan pekerjaan
oleh operator sejak mulai mengenalnya
sampai terbiasa. Lengkungannya
Gambar 2.3 Distribusi kemampuan para dikenal sebagai lengkungan belajar
pekerja (leaning curveI)operator baru dapat
diukur bila sudah berada pada tingkat
4. Melatih Operator penguasaan maksimum yang
Walaupun operator yang baik telah ditunjukan oleh garis stabil mendatar
didapat kadang-kadang pelatihan pada curva. Pada tingkat ini operator
masih diperlukan bagi operator tersebut telah memiliki penguasaan paling tinggi
terutama jika kondisi dan cara kerja yang dapat ia capai. Biasanya latihan-
yang dipakai tidak sama dengan yang latihan lebih lanjut tidak akan
biasa dijalankan dengan operator. Hal mengubah banyak ketinggian tersebut.
ini terjadi jika yang akan diukur adalah Disamping mempelajari kurva belajar
sistem kerja baru sehingga operator operator yang bersangkutan,
tidak berpengalaman menjalankannya. penguasaan yang telah baik biasanya
Bahkan bila sistem kerjanya adalah tercerminkan pada gerakan-gerakan
yang sudah ada selama ini, operator yang “halus” (tidak kaku), berirama dan
pun bisa kurang menguasai tanpa banyak melakukan perencanaan-
pekerjaannya terutama bila banyak perencanaan gerakan.
perubahan rancangan yang dilakukan.
Dalam keadaan seperti ini operator 5. Mengurai Pekerjaan Atas Elemen
harus dilatih terlebih dahulu, karena Pekerjaan
sebelum diukur operator harus sudah Disini pekerjaan dipecah menjadi
terbiasa dengan kondisi dan cara kerja elemen pekerjaan, yang merupakan
yang telah ditetapkan (dan telah gerakan bagian dari pekerjaan yang
dilakukan) itu. Harap diingat bahwa bersangkutan. Elemen-elemen inilah
yang dicari adalah waktu penyelesaian yang diukur waktunya.
pekerjaan yang didapat dari suatu
penyelesaian wajar dan bukan
penyelesaian dari orang yang bekerja
kaku dengan berbagai kesalahan.
(Sutalaksana, Iftikar Z, 2006:136)

38
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |
JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH
Rian Ahmad Jamaliyah

Lembar-lembar pengamatan
digunakan untuk mencatat hasil-hasil
pengukuran. Agar catatan ini baik
biasanya lembaran-lembaran itu
disediakan sebelum pengukuran
dengan kolom dan baris yang
memudahkan pencatatan dan
pembacaan kembali. Pada dasarnya
ada dua macam lembar pengamatan.
Pertama untuk pengukuran
keseluruhan seperti pada Gambar 2.8.

Gambar 2.5 komponen sebuah


bolpoin

6. Menyiapkan Perlengkapan
Pengukuran
Setelah kelima langkah diatas
dijalankan dengan baik, tibalah
sekarang pada langkah terakhir
sebelum melakukan pengukuran, yaitu
menyiapkan perlengkapan yang
diperlukan. Hal-hal tersebut adalah:
a. Jam henti
b. Lembaran-lembaran pengamatan
c. Pena atau pensil
d. Papan pengamatan
Gambar 2.9 Contoh lembar
pengamatan pengukuran siklus

Contoh bentuk papan yang baik, yaitu


yang bersifat ergonomik diperlihatkan
pada Gambar 2.13

Gambar 2.6 Jam henti biasa

Gambar 2.6 menunjukan sebuah jam


henti biasa, yaitu yang mempunyai
sebuah jarum penunjuk. Bila tombol A
ditekan jarum akan berputar dan
berhenti jika tombol B ditekan. Tombol
C berfungsi untuk mengembalikan
jarum ke skala nol.

39
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |
JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH
Rian Ahmad Jamaliyah

Gambar 2.13 Sebuah contoh papan Batas-batas kontrol yang dibentuk dari data
pengamatan merupakan batas seragam tidaknya data.
Sekelompok data dikatakan seragam bila
Jika alat-alat ini telah disiapkan, selesailah berada di antara kedua batas kontrol. Bila di
sudah persiapan-persiapan yang mendahului luar batas-batas itu, yang secara statistika
pengukuran. Ini berarti tahap berikutnya, yaitu disebut berasal dari sistem yang berbeda,
pengukuran waktu, sudah bisa dimulai. ( dinyatakan sebagai data-data yang tidak
Sutalaksana, Iftikar Z, 2006:149) seragam. (Sutalaksana, Iftikar Z, 2006:154)
Uji keseragaman data adalah pengujian yang
2.4.2 Melakukan Pengukuran Waktu dilakukan terhadap data pengukuran untuk
Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengetahui apakah data yang diukur telah
mengamati dan mencatat waktu-waktu kerja seragam dan berasal dari satu sistem yang
baik setiap elemen ataupun siklus dengan sama. Uji keseragaman data dilakukan
menggunakan alat-alat yang telah disiapkan dengan tahapan perhitungan sebagai berikut:
di atas. Bila operator telah siap di depan a. Membagi data ke dalam beberapa
mesin atau di tempat kerja lain yang waktu subgroup.
kerjanya akan diukur, pengukur memilih posisi
untuk tempat dia berdiri mengamati dan k = 1 + 3,3 log N
mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikiran Keterangan:
rupa sehingga operator tidak terganggu N : Jumlah pengamatan
gerakan-gerakannya ataupun merasa k : Jumlah subgroup
canggung karena merasa terlampau diamati b. Menghitung rata-rata sub group.
(misalnya jika pengukur berdiri dekat dengan
operator). Posisi ini pun hendaknya ̅
Ʃ𝑥𝑖
𝑥̿ =
𝑘
memudahkan pengukur mengamati jalannya
Keterangan:
pekerjaan sehingga dapat mengikuti dengan
𝑥̿ : Nilai rata – rata subgroup (detik)
baik saat-saat siklus atau elemen bermula
̅ : Jumlah rerata – rata subgroup (detik)
Ʃ𝑥𝑖
dan berakhir. Umumnya posisi agak 2
menyamping dibelakan operator sejauh
K : banyaknya subgroup
sekitar 1,5 meter merupakan tempat terbaik.
Berikut ini adalah hal-hal yang dikerjakan
c. Menghitung standar deviasi dari waktu
selama pengukuran berlangsung.
penyelesaian.
2.4.3 Tingkat Ketelitian, Tingkat keyakinan,
dan Pengujian Keseragaman Data 𝜎 = 𝑆𝐷√Ʃ(𝑥𝑖 − 𝑥̿ )2
1. Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan 𝑁
Yang dicari dengan melakukan pengukuran- (untuk N > 30)
pengukuran ini adalah waktu yang 𝜎 = 𝑆𝐷√Ʃ(𝑥𝑖 − 𝑥̿ )2
sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan 𝑁−1
suatu pekerjaan. Yang ideal tentunya (untuk N < 30)
dilakukan pengukuran-pengukuran yang Keterangan:
sangat banyak (sampai tak terhingga kali, 𝜎 : Standar deviasi waktu
misalnya), karena dengan demikian diperoleh xi : Data ke-i
jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak 𝑥̿ : Nilai rata – rata subgroup (detik)
mungkin karena keterbatasan waktu, tenaga, N : Banyaknya data
dan tentunya biaya. Namun, sebaliknya jika
dilakukan hanya beberapa kali pengukuran d. Menghitung standar deviasi dari distribusi
saja, dapat diduga hasilnya sangat kasar. nilai rata – rata sub group.
Membebankan waktu, tenaga, dan biaya yang Standar deviasi dari distribusi nilai rata–
sangat besar tetapi hasilnya tidak dapat rata subgroup dapat dihitung dengan
dipercaya. menggunakan persamaan:
σ
2. Pengujian keseragaman data σ𝑥̅ =
√𝑁
Tugas pengukur adalah mendapatkan data
Keterangan:
yang seragam ini. Karena ketidakseragaman
σ𝑥̅ : Standar deviasi dari nilai rata–rata sub
dapat datang tanpa disadari maka diperlukan
group
suatu alat yang dapat “mendeteksi” hal itu.
𝜎 : standar deviasi waktu

40
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |
JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH
Rian Ahmad Jamaliyah

N : banyaknya data setiap sub group 3. dan gangguan yang tidak terhindarkan.
(Sutalaksana, Iftikar Z, 2006:156)
e. Menghitung nilai Batas Kendali Atas (BKA)
dan Batas Kendali Bawah (BKB). Rumus
untuk menghitung Batas Kendali Atas dan III. METODE PENELITIAN
Batas Kendali Bawah Uraian Tahap Penelitian
Berdasarkan flow chart penelitian ada
BKA = 𝑋̅ + 3𝜎𝑥̅ beberapa tahap dalam penelitian ini,
BKB = 𝑋̅ − 3𝜎𝑥̅ diantaranya :
a. Mulai
Keterangan: Mulai yaitu langkah awal dalam
𝜎𝑥̅ : Standar deviasi dari nilai rata–rata penelitian.
subgroup b. Tema sentral
𝑋̅ : Nilai rata–rata subgroup (detik) Tema sentral yaitu penentuan tema yang
K : Nilai tingkat keyakinan akan diambil pada penelitian.
Data yang dikatakan seragam berada di c. Rumusan masalah
antara kedua batas kendali, dan tidak Perumusan masalah dilakukan atas
seragam jika berbeda di luar batas kendali. permasalahan dalam lingkup tema
sentral yang didapat di lokasi penelitian.
2.4.4 Melakukan Penghitungan Waktu d. Pengumpulan data
Baku Dilakukan pengumpulan data untuk
Cara untuk mendapatkan waktu baku dari diolah ke tahap berikutnya. Data yang
data yang terkumpul adalah sebagai berikut. dikumpulkan yaitu:
a. Hitung waktu siklus adalah waktu 1. Data Primer
penyelesaian rata-rata selama pengukuran Merupakan data yang diperoleh secara
W s =Ʃxi langsung dari UKM Putra AR yang
N memproduksi Otak-Otak Aduhai melalui
Dimana Ʃxi = jumlah waktu pengukuran wawancara kepada pegawai-pegawai
N = jumlah pengamatan serta observasi secara langsung dari
yang dilakukan pengukuran yang dilakukan.
b. Hitung waktu normal 2. Data Sekunder
Wn = Ws x p Merupakan data yang diperoleh secara
Dimana p = faktor penyesuaian tidak langsung seperti data administrasi,
W s = waktu siklus yang meliputi sejarah dan perkembangan
Faktor penyesuaian ini maksudnya adalah perusahaan, data perencanaan dan
jika pengukur berpendapat bahwa penjadwalan produksi serta permintaan
operator bekerja dengan kecepatan tak dari konsumen.
wajar. Maksud tak wajar disini bisa terlalu e. Uji Statistik Data
cepat atau terlalu lambat. Tujuannya Agar data dapat diolah data yang
adalah untuk mendapatkan waktu siklus dihasilkan harus sudah melalui uji
rata-rata yang wajar. keseragam dan uji kecukupan data untuk
1. P = 1 (jika pekerja bekerja dengan wajar) mendapatkan hasil yang pasti.
2. P < 1 (jika pekerja bekerja terlalu lambat) 1. Uji keseragaman data
3. P > 1 (jika pekerja bekerja terlalu cepat) Uji keseragaman data adalah
c. Hitung waktu baku pengujian yang dilakukan terhadap
W b = W n (1 + 1) data pengukuran untuk mengetahui
Dimana 1 = kelonggaran atau apakah data yang diukur telah
allowance seragam dan berasal dari satu
W n = waktu normal sistem yang sama.
Dimana 1 adalah kelonggaran yang 2. Uji kecukupan data
diberikan kepada pekerja untuk Uji kecukupan data adalah proses
menyelesaikan pekerjaan disamping pengujian yang dilakukan terhadap
waktu normal. data pengukuran untuk mengetahui
Kelonggaran diberikan dalam tiga kondisi apakah data yang diambil untuk
yaitu; penelitian sudah mencukupi untuk
1. kebutuhan pribadi dilakukan perhitungan waktu baku.
2. menghilangkan rasa lelah f. Penghitungan data

41
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |
JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH
Rian Ahmad Jamaliyah

Data-data yang dikumpulkan kemudian


diolah menggunakan metode
pemecahan masalah yang telah
ditentukan sebelumnya, yakni metode
time study. Data tersebut kemudian
diolah untuk menghasilkan waktu baku.
Cara untuk mendapatkan waktu baku
dari data yang terkumpul adalah
sebagai berikut.
1. Hitung waktu siklus
W s =Ʃxi
N
Dimana Ʃxi = jumlah waktu pengukuran
N = jumlah pengamatan yang
dilakukan
2. Hitung waktu normal
Wn = Ws x p

Dimana p = faktor penyesuaian


W s = waktu siklus

Faktor penyesuaian ini maksudnya adalah


jika pengukur berpendapat bahwa
operator bekerja dengan kecepatan tak
Gambar 1 Fow Chart Penelitan
wajar. Maksud tak wajar disini bisa terlalu
cepat atau terlalu lambat. Tujuannya IV. HASIL PENELITIAN
adalah untuk mendapatkan waktu siklus
4.1 Menghitung Waktu Siklus Rata-Rata
rata-rata yang wajar.
(Ws)
1. P = 1 (jika pekerja berkerja dengan
Hitung waktu siklus adalah waktu
wajar)
penyelesaian rata-rata selama pengukuran.
2. P < 1 (jika pekerja bekerja terlalu lambat)
Maka dapat dihitung waktu siklus (ws) dengan
3. P > 1 (jika pekerja bekerja terlalu cepat)
rumus :
3. Hitung waktu baku
W s =Ʃxi
W b = W n (1 + 1)
N
Dimana 1 = kelonggaran atau
Dimana Ʃxi = jumlah waktu pengukuran
allowance
N = jumlah pengamatan yang dilakukan
W n = waktu normal
Dimana 1 adalah kelonggaran yang
diberikan kepada pekerja untuk
menyelesaikan pekerjaan di samping
waktu normal.
Kelonggaran diberikan dalam tiga kondisi
yaitu;
1. kebutuhan pribadi
2. menghilangkan rasa lelah
3. dan gangguan yang tidak terhindarkan.

g. Analisis hasil penelitian


Setelah pengolahan data dihasilkan
kemudian di analisis. Didalamnya terdapat
perbandingan antara waktu hasil pengukuran
yang dihasilkan dari peneltian dengan
menggunakan metode time study dan waktu
yang diterapkan oleh perusahaan. Langkah Tabel 4.13 Rekapitulasi Penghitungan Waktu
penelitian disajikan pada gambar di bawah. Siklus

42
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |
JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH
Rian Ahmad Jamaliyah

Ws Penimbangan
No Proses Ʃxi N 3
(detik) ikan dan bumbu 64,16863 0,45 93,04451
1 Proses perendaman 2953 30 98,4333 Penimbangan
4
2 Proses penyeduhan 1747 30 58,2333 tepung tapioka 47,286 0,45 68,5647
Penimbangan ikan Proses
3 1906 30 63,5333 5
dan bumbu pengadonan 308,555 0,45 447,404
Penimbangan Proses
4 1404 30 46,8 6
tepung tapioka pencetakan 261,5567 0,45 379,2572
5 Proses pengadonan 9165 30 305,5 Proses
7
6 Proses pencetakan 7769 30 258,967 penggorengan 310,676 0,45 450,4802
Proses 8 Proses penirisan 317,3087 0,45 460,0976
7 9228 30 307,6 9 Proses packing 386,997 0,22 472,1363
penggorengan
8 Proses penirisan 9425 30 314,167
9 Proses packing 10366 30 345,533

4.2 Menghitung Waktu Normal (Wn) V. PEMBAHASAN


dengan Faktor Penyesuaian Berdasarkan perhitungan dan pengolahan
Untuk menghitung waktu normal, terlebih data dihasilkan waktu baku untuk proses
dahulu menentukan faktor penyesuaian atau perendaman sebesar 118,887 detik dengan
performance rating dengan metode waktu proses perusahaan yaitu 36000 detik
westinghouse. Penilaian faktor penyesuaian jam kerja dibagi 300 adonan atau 120 detik,
ini dilakukan terhadap operator pada setiap proses penyeduhan 70,69652 dengan waktu
tahapan proses dan kondisi yang ada di UKM proses perusahaan yaitu 36000 detik jam
tersebut. Berikut faktor penyesuaian di UKM kerja dibagi 300 adonan atau 120 detik,
PUTRA AR. proses penimbangan ikan dan bumbu yaitu
93,04451 dengan waktu proses perusahaan
Tabel 4.23 Rekapitulasi Perhitungan Waktu yaitu 36000 detik jam kerja dibagi 300 adonan
Normal atau 120 detik, proses penimbangan tepung
Ws Wn
No Proses
(detik)
P
(detik)
tapioka yaitu 68,5647 dengan waktu proses
Proses perusahaan yaitu 36000 detik jam kerja dibagi
1
perendaman 98,4333 0,99 97,44897 300 adonanatau 120 detik, proses
2
Proses pengadonan yaitu 447,4048 dengan waktu
penyeduhan 58,5333 0,99 57,94797 proses perusahaan yaitu 36000 detik jam
Penimbangan
3
ikan dan bumbu 63,5333 1,01 64,16863 kerja dibagi 75 adonan atau 480 detik, proses
Penimbangan pencetakan yaitu 379,2572 dengan waktu
4
tepung tapioka 46,8 1,01 47,268 proses perusahaan yaitu 36000 detik jam
Proses kerja dibagi 75 adonan atau 480 detik, proses
5
pengadonan 305,5 1,01 308,555
penggorengan yaitu 450,4802 detik dengan
Proses
6 waktu proses perusahaan yaitu 36000 detik
pencetakan 258,967 1,01 261,5567
Proses jam kerja dibagi 75 adonan atau 480 detik,
7
penggorengan 307,6 1,01 310,676 proses penirisan yaitu 460,0976 detik dengan
8 Proses penirisan 314,167 1,01 317,3087 waktu proses perusahaan yaitu 36000 detik
9 Proses packing 345,533 1,12 386,997
jam kerja dibagi 75 adonan atau 480 detik,
proses packing yaitu 472,1363 detik dengan
4.3 Menghitung Waktu Baku (Wb) dengan waktu proses perusahaan yaitu 36000 detik
Faktor Kelonggaran jam kerja dibagi 75 adonan atau 480 detik.
Untuk menghitung waktu baku, terlebih
dahulu menentukan faktor kelonggaran
(allowance) yang diberikan terhadap operator VI. KESIMPULAN
pada setiap tahapan proses produksi. Berikut 1. Proses perendaman sebesar 118,887
ini adalah penilaian faktor kelonggaran di detik dengan waktu proses perusahaan
UKM PUTRA AR :
yaitu 36000 detik jam kerja dibagi 300
Tabel 4.33 Rekapitulasi Perhitungan Waktu
adonan atau 120 detik.
Baku
2. Proses penyeduhan 70,69652 dengan
Wb
No Proses Wn (detik) waktu proses perusahaan yaitu 36000
I (detik)
Proses detik jam kerja dibagi 300 adonan atau
1
perendaman 97,44897 0,22 118,8877 120 detik.
Proses 3. Proses penimbangan ikan dan bumbu
2
penyeduhan 57,94797 0,22 70,69652
yaitu 93,04451 dengan waktu proses

43
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |
JU RN AL IN D UST R I AL G AL UH
Rian Ahmad Jamaliyah

perusahaan yaitu 36000 detik jam kerja Bukaka Teknik Utama TBK. Jurnal Ilmiah Manajemen
Fakultas Ekonomi (JIMFE), Vol. 1, NO. 1, Tahun 2015,
dibagi 300 adonan atau 120 detik. Hal. 12-18
4. Proses penimbangan tepung tapioka 9. Yusup Kurnia, Eky Aristriyana. 2019. Penentuan Waktu
yaitu 68,5647 dengan waktu proses Baku Produksi Palet Dengan Menggunakan Stopwatch
perusahaan yaitu 36000 detik jam kerja dan Motion Time Measurment I Pada CV. Bintang
Perdana di Pamarican Kabupaten. Jurnal Industrial
dibagi 300 adonan atau 120 detik. Galuh, Vol. 1 (2) 2019
5. Proses pengadonan yaitu 447,4048
dengan waktu proses perusahaan yaitu
36000 detik jam kerja dibagi 75 adonan
atau 480 detik.
6. Proses pencetakan yaitu 379,2572
dengan waktu proses perusahaan yaitu
36000 detik jam kerja dibagi 75 adonan
atau 480 detik.
7. Proses penggorengan yaitu 450,4802
detik dengan waktu proses perusahaan
yaitu 36000 detik jam kerja dibagi 75
adonan atau 480 detik.
8. Proses penirisan yaitu 460,0976 detik
dengan waktu proses perusahaan yaitu
36000 detik jam kerja dibagi 75 adonan
atau 480 detik.
9. Proses packing yaitu 472,1363 detik
dengan waktu proses perusahaan yaitu
36000 detik jam kerja dibagi 75 adonan
atau 480 detik.

UCAPAN TERIMA KASIH


Saya sampaikan terima kasih kepada
semua sivitas akademika Fakultas Teknik
Unigal atas bantuan dan motivasinya
sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

REFERENSI
1. Amanda Nur Cahyawati, Fajar Al Munawar, Amelia
Anggraeni, Destri Anggun Rizky. 2018. Analisa
Pengukuran Kerja Dengan Menggunakan Metode
Stopwatch Time Study.
2. Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
3. Jaidan Jauhari. 2010. Upaya pengembangan usaha kecil
menengah (UKM) Dengan memanfaatkan e-commerce.
Jurnal Sistem Informasi (JSI), Vol. 2, NO. 1, April 2010
4. Kurnia Ayu Putranti, Sam Herodian, dan M. Faiz Syuaib.
2012. Studi Waktu (Time Study) Pada Aktivitas
Pemanenan Kelapa Sawit di Perkebunan Sari Lembah
Subur, Riau. Jurnal Keteknikan Pertanian, Vol. 26, No. 2,
Oktober 2012
5. Maman Hilman. 2017. Optimasi Proses Produksi Produk
Makanan Pada UKM Makanan Di Kabupaten Ciamis
Dengan Metode Integer Linier Programming. Jurnal
Media Teknologi, Vol. 4, NO. 1, Agustus 2017
6. Sutalaksana, Iftikar Z. 2006. Teknik Perancangan Sistem
Kerja. Institut Teknologi Bandung: Bandung
7. Trismi Ristyowati, dan Tri Wibawa, 2018. Perancangan
Sistem Kerja Untuk Meningkatkan Hasil Produksi
Melalui Pendekatan Macro Ergonomic Analysis And
Design Di Sentra Industri Batik Ayu Arimbin Sleman.
Jurnal OPSI Vol. 11, NO. 2, Desember 2018
8. Tutus Rully, Noni Tri Rahmawati. 2015 Perencanaan
Pengukuran Kerja Dalam Menentukan Waktu Standar
Dengan Metode Time Study Guna Meningkatkan
Produktivitas Kerja Pada Divisi Pompa Minyak PT.

44
JIG | Vol. 2 (1) 2020 |

Anda mungkin juga menyukai