Anda di halaman 1dari 30

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian


Perkembangan dunia usaha industri dewasa ini dan masa mendatang diwarnai

dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa
tinggi tingkat produktivitas dan seberapa bersaingnya harga produk di pasar tetapi
juga kualitas produk, kenyamanan, kemudahan serta ketepatan waktu dalam
pencapaiannya. Karakteristik lingkungan dunia usaha industri saat ini ditandai oleh
perkembangan yang sangat cepat di segala bidang. Persaingan ekonomi yang semakin
ketat menuntut kepekaan manajemen suatu perusahaan untuk mengantisipasi setiap
perubahan yang terjadi.
Kualitas dan harga dari suatu produk memang masih memegang peranan yang
cukup besar dalam menentukan keberhasilan penjualan produk tersebut di pasar,
namun kemampuan perusahaan dalam meyediakan produk dalam jumlah dan waktu
yang tepat merupakan faktor penentu dari kesuksesan dari produk tersebut. Hal ini
tentunya tidak terlepas dari manajemen permintaan, perencanaan prioritas dan
perencanaan kapasitas yang baik yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
2

Manajemen permintaan dimana perusahaan mampu meramalkan permintaan


mendatang akan produknya, kemudian dibuatkan penjadwalan induk dan material apa
saja yang dibutuhkan dalam setiap periodenya yang tentunya harus disesuaikan
dengan kapasitas yang tersedia. Sepatu merk Nike memiliki bermacam jenis sepatu
olahraga, seperti : sepatu bola, sepatu tennis, sepatu basket dan sepatu lari. Dari
berbagai jenis sepatu tersebut, ruang lingkup kegiatan PT Pratama Abadi Industri
bergerak dalam bidang manufaktur sepatu lari ( running shoes ). Perusahaan ini
memproduksi berbagai tipe running shoes dalam berbagai jenis ukuran baik untuk
anak anak maupun orang dewasa. Spesifikasi dari tiap tipe sepatu telah diberikan
oleh pihak Nike untuk kemudian diproduksi oleh PT Pratama Abadi Industri sesuai
dengan syarat spesifikasi yang telah ada. Dengan melakukan peramalan permintaan
yang tepat, PT Pratama Abadi Industri dapat senantiasa menyediakan produk sesuai
jumlah pesanan sehingga dapat menjadi kestabilan produksi, dan untuk memastikan
ketersediaan produknya tiap periode, peramalan harus ditidaklanjuti dengan
perhitungan aggregate planning, Resource Reqiurement Planning, penyusunan
jadwal produksi induk (Master Production Scheduling = MPS) yang divalidasi
dengan Rough Cut Capacity Planning, yang dilanjutkan dengan pembuatan
perencanaan kebutuhan material (Material Ruquirement Planning = MRP), kemudian
divalidasi dengan Capacity Requirement Planning, secara tepat berdasarkan struktur
produk sesuai dengan Bill of Material yang tepat. Keseluruhan proses tersebut
diatas
juga disebut sebagai satu kesatuan Manufacturing Resource Planning (MRP II).
3

1.2

Identifikasi dan Perumusan Masalah


PT Pratama Abadi Industri berencana untuk menurunkan toleransi over run

pada tiap-tiap factory, dimana toleransi over run sebesar 11% dari total produksi.
PT
Pratama Abadi Industri berencana menurunkannya hingga 5% dari total produksi,
untuk mengurangi kelebihan produksi rata-rata 5500 unit tiap modelnya.Over run
adalah kuantitas dari kelebihan produksi yang terjadi. Pengurangan over run
dipengaruhi oleh adanya keterbatasan tempat penyimpanan atau gudang yang
disediakan oleh pabrik sehingga pada kondisi aktual pihak pabrik menggunakan
sebagian space kosong di lantai produksi sehingga mengganggu jalannya produksi.
Selain permalasahan diatas, pihak pabrik sering menghadapi kesulitan dalam
memenuhi perubahan permintaan yang terjadi di tengah periode, dimana kasus yang
sering terjadi adalah penambahan jumlah order yang terjadi mendadak, yang tidak
bisa diatasi dengan stock yang ada.

1.3

Ruang Lingkup

Produk yang di teliti hanya pada ukuran 10 atau man shoes.

Periode perhitungan dalam 1 bulan digunakan waktu 4 minggu, dan untuk


waktu produksi 1 minggu adalah 6 hari kerja.

Data penjualan sepatu yang didapatkan dari periode November 2005 sampai
April 2008 yaitu sebanyak 30 data dan sudah cukup untuk dilakukan
perhitungan selanjutnya.
4

Penelitian mengenai usulan penerapan sistem MRP II ini hanya sampai pada
tingkat perencanaan operasional dan tidak sampai hasil implementasi atau
penerapan dan tidak memperhitungkan faktor biaya penerapan sistem.

Data yang digunakan untuk analisa dan pembahasan adalah data-data


pemesanan bahan baku, waktu tunggu bahan baku yang akan digunakan dari
waktu perusahaan melakukan pemesanan sampai pada waktu bahan baku
tersebut tiba di gedung. Safety stock bahan baku yang menjadi kebijakan
perusahaan atas pertimbangan yang berdasarkan pengalaman.

Data-data yang berkaitan dengan perencanaan kebutuhan kapasitas seperti


efisiensi, set-up mesin, dan lain-lain didapatkan dari nilai rata-rata
keseluruhan sesuai data dan informasi dari pihak perusahaan yang terkait.

Tipe atau model sepatu NIKE yang diteliti lebih lanjut, ditentukan
berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi ABC yaitu kelompok produk A.

1.4

Tujuan dan Manfaat


1.4.1

Tujuan Penelitian

a. Menerapkan pendekatan peramalan permintaan konsumen dengan


metode yang tepat agar perusahaan dapat mengantisipasi jumlah
permintaan konsumen terlebih dahulu.
5

b. Membuat perhitungan perencanaan agregat untuk mendapatkan pola


produksi dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan
kondisi perusahaan.
c. Membuat

perhitungan

Perencanaan

Kebutuhan

Sumber

Daya

(Resource Requirement Planning) untuk mengetahui kecukupan


sumber daya.
d. Menyusun jadwal produksi induk (Master Production Scheduling)
untuk produk NIKE golongan A yang diproduksi oleh PT Pratama
Abadi Industri.
e. Membuat

perhitungan

Rough

Cut

Capacity

Planning

untuk

memvalidasi MPS.
f. Menyusun Kebutuhan Material (Material Requirement Planning =
MRP) untuk produk NIKE golongan A yang diproduksi oleh PT
Pratama Abadi Industri sesuai dengan Bill of Material.
g. Membuat perhitungan Capacity Requirement Planning yang berguna
untuk memvalidasi MRP.

1.4.2

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi pihak perusahaan adalah sebagai masukan

dan bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan-kebijakan di masa yang


akan datang, sehingga dapat :
6

Merencanakan prioritas dan kapasitas agar dapat memenuhi target


produksi sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Mengoptimalkan sistem produksi yang dilakukan oleh bagian produksi


sehingga dapat mengontrol inventory atau persediaan.

1.5

Gambaran Umum Perusahaan


1.5.1 Sejarah Umum perusahaan
PT. Pratama Abadi Industri adalah salah satu Mitra Kerja Nike-Indo
Coorporation di Indonesia yang memproduksi sepatu olahraga merk Nike.
Berdiri pada tanggal 12 Juni 1989. Bentuk dari perusahaan ini adalah PMA (
Penanaman Modal Asing ), dimana pemiliknya adalah Mr. Seo Yeoung Yul,
warga berkebangsaan Korea.
PT. Pratama Abadi Industri memiliki visi dan misi dalam menjalankan
usahanya

yaitu

Meningkatkan

kualitas

hidup

konsumen

dengan

menyediakan sepatu atletik yang berkualitas tinggi dengan produk dagang


Nike, dengan produk utamanya Runing Category Shoes. Demi tercapainya
visi dan misi tersebut, perusahaan juga membuat motto : Small but the best
in the world .
PT. Pratama Abadi Industri dipimpin oleh presiden direktur dan
kegiatan operasional produksi yang membawahi dapartemen departemen
produksi. Di PT Pratama Abadi Industri kapasitas produksi per bulannya
7

mencapai 650.000 pasang sepatu untuk diekspor ke Beverton (USA) untuk


kemudian disebarluaskan ke berbagai negara seperti Belgia, Kanada, Jepang,
dan lain-lain. Sejak PT Pratama Abadi Industri didirikan, perusahaan ini telah
menerapkan system Direct Line untuk memproduksi produknya, dimana pada
sistem ini akan membutuhkan banyak inventory / persediaan demi
berlangsungnya produksi secara terus menerus. Sehingga dapat dipastikan
(telah terbukti) bahwa proses produksi tidak pernah kekurangan bahan baku
sehingga proses produksi tersebut dapat terus berjalan. Namun tanpa disadari
persediaan / inventory yang banyak tersebut menimbulkan masalah yang lain,
yaitu biaya yang besar dan jumlah cacat produksi yang cukup banyak karena
semakin besar inventory, maka akan semakin sulit untuk dikontrol.
Perusahaan menyadari betul bahwa bukan yang terkuat / terpintar yang
dapat berjalan, tapi yang paling mudah beradaptasi terhadap perubahan. Oleh
karena itu pada tahun 2003 pihak perusahaan mulai untuk menguji coba
sistem baru yang terinspirasi dari lean system manufacturing memegang salah
satu prinsip, yaitu segala sesuatu yang tidak terpakai / tidak dibutuhkan akan
dihilangkan. Sistem ini dikenal dengan nama NOS (Novus Ordo Seclorum)
yang artinya Era Baru Telah Dimulai.
Tujuan dari NOS antara lain :

Kualitas lebih baik

Biaya operasi lebih rendah


8

Lead time lebih pendek

Fleksibilitas lebih besar


Sistem NOS memiliki konsep yang sama dengan Just in Time dimana

segala jumlah dan waktu penyediaan dibuat agar tepat saat dibutuhkan. Jadi,
NOS hanya akan memproduksi produknya sesuai kebutuhan / permintaan
pasar saja.
Meskipun perusahaan telah menerapkan sistem NOS, bukan berarti
sistem Direct Line akan dihilangkan. Perusahaan tetap memakai sistem Direct
Line dengan beberapa pertimbangan, seperti akan banyaknya pekerja yang
harus diberhentikan jika sistem Direct Line dihilangkan karena perlu
diketahui bahwa perusahaan memakia sistem padat karya dalam merekrut para
pekerjanya.

1.5.2

Struktur Organisasi Perusahaan


PT Pratama Abadi Industri merupakan perusahaan yang memiliki

struktur organisasi fungsional dengan melibatkan semua orang yang terlibat


dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas fungsional berkaitan ke dalam
satu kelompok. Untuk lebih jelasnya, PT Pratama Abadi Industri dapat dilihat
pada lampiran.
9

Dari hasil kerjasama PT. Pratama Abadi Industri dengan LPT-UI


(Lembaga Psikologi Terapan Univ. Indonesia), PT. Pratama Abadi Industri
telah melakukan restrukturisasi organisasi secara internal dan menyeluruh.
Hal ini dilakukan adalah sebagai upaya pembenahan organisasi dalam
menghadapi persaingan dan tantangan di dunia industri sepatu olahraga, dan
juga sebagai upaya peningkatan sistem manajemen dan kinerja seluruh
komponen serta jajaran yang ada di dalam tubuh organisasi PT. Pratama
Abadi Industri.
Presiden Direktur dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
khususnya

dalam

mensupport

pelaksanaan

proses

produksi

secara

independent dibantu oleh 2 lembaga yang kedudukannya setara dengan


DIrektur, yaitu :
1. Dept. Industrial Engineering

: Mr. Choi Young Do

2. Dept. Quality Assurance

: Mr. Nooh

Berikut di bawah ini adalah gambaran struktur organisasi PT. Pratama Abadi
Industri yang terdiri dari 6 Direktorat dan masing masing dipimpin oleh
seorang Direktur :
1.

Direktorat Operasional

: Mr. Im Young Yul

2.

Direktorat Support

: Mr. Kim Beum Soon

3.

Direktorat Produksi 1

: Mr. Yoon Ho Yoon

4.

Direktorat Produksi 2
: Mr. Gregorius Djap

5.

Direktorat Business Management

: Mr. Billy Kim


10

6.

Direktorat Product Development

A.

Direktorat Operasional

: Mr. Lee Young Ha

Direktorat opearsional terdiri dari 3 departemen, dipimpin oleh


seorang Direktorat dan dibantu oleh seorang :
General Manager HRD GA

: H. Abdi Rahman

Masing masing departemen dipimpin oleh seorang Department Head :


1.

Departemen Personalia HRD

: Iwan Setiawan, SH.


Ir. Lutfi Taufik

2.

Departemen General Affair

: Drs. Dida Juanda

3.

Departemen Legal Affair

: Ivan Siregar

B.

Direktorat Support
Direktorat support terdiri dari 3 departemen, dipimpin oleh seorang

Direktur dan dibantu oleh Konsultan Asing dan Dept. Head untuk masing
masing departemen.
1. Departemen Accounting

: Drs. Suharto

2. Departemen Logistic

: Effendi Siregar

3. Departemen EDP

: Ir. Purwono

C.
Direktorat Produksi
Direktorat Produksi terdiri dari 13 departemen, dipimpin oleh 2 orang

Direktur Produksi 1 dan 2 yang dibantu oleh Technical Advisor dan Dept.
Head untuk masing masing departemen.
1. Departemen PPIC

: Suyatmi
11

2. Departemen Laboratorium

: Rahmat Sulaiman

3. Departemen Upper

: Slamet Widodo

4. Departemen Mixing

: Muhail

5. Departemen Assembling

: Ilham Qawiyayudin

6. Departemen Outsole Press

: Sutikno

7. Departemen Direct Line

: Eri Subagio

8. Departemen Phylon

: Tunggul Situmorang

9. Departemen Poly urethane

: Mukti Ali

10. Departemen Stockfit

: Usman Kodrat

11. Departemen Maintenance

: Ir. Syahrul Rizal

12. Departemen NOS

: Gregorius,ST

13. Departemen QA

: Guntur Irianto

D.

Direktorat Business Management


Direktorat Business Management terdiri dari 2 departemen, dipimpin

oleh seorang Direktur dan dibantu oleh Konsultan Asing dan Dept. Head
untuk masing masing departemen.
1. Departemen Business Relation
: Drs. Salim Mulia

2. Departemen Coorporate Responsibility : DR. Ir. Christyawati. K


E.

Direktorat Product Development


Direktorat Product Development terdiri dari 1 departemen, dipimpin

oleh seorang direktur dan dibantu oleh seorang General Manager.


1. Departemen IDC

: Drs. Vicky Raynal


12

1.5.2.1 Pembagian Tugas Dan Tanggung Jawab


Setiap karyawan memiliki tugas dan wewenangnya masingmasing sesuai dengan struktur
organisasi yang ada dan telah diatur
oleh perusahaan. Pembagian tugas dan wewenang harus jelas dan tepat
sesuai dengan jabatan dan ruang lingkup kerja yang dimilikinya.
Secara khusus, tugas dan wewenang pekerja diatur oleh orang yang
memiliki kewenangan dalam ruang lingkup kerjanya. Dalam
berorganisasi perlu adanya kolaborasi dan kerjasama yang erat antara
masing-masing departemen untuk mewujudkan kinerja yang optimal.
Dengan adanya tugas dan wewenang yang jelas maka karyawan dapat
mengetahui apa yang menjadi tugas dan wewenangnya serta kepada
siapa mereka harus mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.
Berdasarkan struktur organisasi, urain tugas dan tanggung
jawab untuk beberapa jabatan factory 3 perusahan sebagai berikut :
o Nama Pekerjaan
Bertanggung Jawab Ke

: Manager
: Manufacturing Director

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Bersama dengan PPIC dan Process Support Coordinator,


menyusun rencana kerja factory.
2. Mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan di
factory 3.
13

3. Memberi saran penyelesaian masalah produksi yang tidak


dapat ditangani bawahan langsung sesuai dengan keahlian.
4. Melakukan tindak lanjut terkait peningkatan kualitas hasil
produksi dan pengembangan sistem / prosedur kerja di factory
3.
5. Menyiapkan hal hal yang diperlukan dalam audit MESH
internal atau eksternal di factory 3.
o Nama Pekerjaan
Bertanggung Jawab Ke

: Assistant Manager
: Manager

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Mengontrol jalannya aktivitas produksi dan dukungan produksi


pembuatan sepatu untuk memastikan tercapainya target
produksi (Kuantitas dan kualitas) di lingkup departemen.
2. Mengadakan pertemuan koordinasi berkala dengan jajaran
manajemen di bawahnya tentang masalah produksi, dukungan
produksi, dan memproduksi di lingkup departemen.
3. Mengajukan usulan tentang promosi dan transfer karyawan
kepada Factory Manager berdasarkan masukan dari bawahan
langsung.
4. Memberikan laporan terkait isyu-isyu MESH di departemen
kepada Factory Manager.
14

o Nama Pekerjaan

NOS

Line

1-2

Value

Stream

Coordinator
Bertanggung Jawab Ke

: Manager

Tugas dan Tanggung Jawab:


1. Menganalisis kesiapan seluruh sumber daya yang digunakan
untuk proses produksi sepatu secara berkala.
2. Mengatur pembagian sumber daya di NOS line 1-2 untuk
mencapai target produksi.
3. Bersama Section Head, mengadakan pertemuan koordinasi
berkala dengan jajaran manajemen di bawahnya tentang
masalah produksi dan non-produksi.
4. Bekerjasama dengan staff IE, NOS, & QA Dept. dalam analisis
dan pengarahan untuk implementasi proses / cara kerja / tools
baru di NOS line 1-2.
5. Memberi masukan kepada Factory Manager tentang kondisi
karyawan di NOS line 1-2 (jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan dan kualitas pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja).
6. Menilai kinerja Upper Line Group Leader & Assembling Line
Group Leader secara berkala sesuai peraturan yang berlaku.
o Nama Pekerjaan
Bertanggung Jawab Ke

: Process Support Coordinator


: Assistant Manager
15

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Bersama dengan Manager, Assistant Manager, dan PIC PPIC,


menyusun rencana kerja factory serta menginformasikannya ke
jajaran manajemen di bawahnya.
2. Bersama PIC CR memberikan pelatihan terkait isyu-isyu
MESH kepada bawahan langsung.
3. Mengatur pembagian sumber daya di lingkup Process Support
agar dapat memberi dukungan terhadap kelancaran produksi
sepatu di factory.
o Nama Pekerjaan
Bertanggung Jawab Ke

: Group Leader
: Section Head / Dept. Head / Factory
Manager.

Tugas dan Tanggung Jawab:


1. Memberi informasi secara berkala tentang kondisi sumber daya
di groupnya kepada Value Stream Coordinator.
2. Mengatur pembagian kerja dan menilai kinerja Team Leader
sesuai standar kerja yang ada untuk memenuhi target produksi.
3. Mengadakan koordinasi dengan Group Leader / Team Leader
dalam satu aliran produksi sepatu tentang aktivitas produksi
secara kontinyu.
4. Membuat laporan pencapaian target produksi proses (cutting,
sewing, stockfit, assembling).
16

o Nama Pekerjaan

: Team Leader

Bertanggung Jawab Ke

: Group Leader / Section Head

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Memeriksa kesiapan sumber daya yang akan digunakan dalam


proses (cutting, sewing, stockfit, assembling) setiap hari sesuai
standar.
2. Memberikan instruksi kepada bawahan langsung tentang target
produksi setiap hari.
3. Menyampaikan evaluasi terhadap pencapaian target produksi
setiap hari kepada bawahan langsung..
4. Mengawasi proses kerja dan memeriksa hasil kerja bawahan
langsung selama aktivitas berlangsung.
5. Menyelesaikan masalah teknis yang terjadi pada proses di
dalam team.
o Nama Pekerjaan

: Operator

Bertanggung Jawab Ke

: Team Leader

Tugas dan Tanggung Jawab

1. Memeriksa

kesiapan

peralatan

kerja

sesuai

standar

pemeriksaan yang ada.


2. Menghadiri briefing harian yang dipimpin oleh atasan
langsung untuk mendapatkan instruksi tentang target produksi
dan hasil kerja sebelumnya.
17

3. Menjalankan aktivitas sesuai prosedur kerja standar.


4. Memelihara peralatan kerja sesuai pedoman pemeliharaan yang
ada.
5. Melapor kepada atasan langsung ketika terjadi masalah untuk
mendapatkan penanganan segera.
6. Mengikuti kegiatan pendidikan atau pelatihan yang ditugaskan
oleh perusahaan.
7. Membaca dan menyimak informasi atau pengumuman (tertulis
atau lisan) yang dikeluarkan oleh factory atau perusahaan.

1.5.2.2 Pengaturan Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja


PT. Pratama Abadi Industri merupakan sebuah perusahaan
yang menggunakan sistem padat karya dalam merekrut tenaga
kerjanya. Bentuk perusahaan adalah PMA (Penanaman Modal Asing),
sehingga di dalamnya terdapat tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja
asing. Berdasarkan data karyawan terakhir, tercatat 10.576 tenaga
kerja Indonesia yang bekerja pada PT. Pratama Abadi Industri (pada
berbagai jabatan).
Berikut adalah jumlah karyawan / factory :
Factory 1

: 1679 orang

Factory 2

: 1376 orang

Factory 3

: 1299 orang
18

Factory 4

: 1579 orang

Factory 5

: 2785 orang

PPIC sebanyak 100 orang, maintenance sebanyak 126 orang,


Quality Assurance (QA) sebanyak 211 orang, Industrial Engineering
(IE) sebanyak 13 orang, personalia (HRD) sebanyak 35 orang, CR
sebanyak 5 orang, IDC sebanyak 242 orang, Technical sebanyak 17
orang, logistic sebanyak 52 orang, sekretaris sebanyak 1 orang, trading
sebanyak 15 orang, IT sebanyak 30 orang, customer service sebanyak
5 orang, satpam dan lainnya sebanyak 122 orang, dan sisanya tersebar
pada bagian lain sebanyak 884 orang.
Perusahaan telah menetapkan Perjanjian Kerja Bersama yang
telah terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Banten. Perjanjian Kerja Bersama dibuat dan disetujui oleh PT.
Pratama Abadi Industri dengan serikat pekerja yang menyangkut
tentang hubungan ketenagakerjaan industrial yang ditetapkan demi
kepentingan bersama. Untuk hal-hal yang merupakan tanggung jawab,
disiplin, tata tertib, dan peraturan yang diatur dalam Perjanjian Kerja
Bersama ini diberlakukan untuk semua karyawan.
19

Selama jam kerja dan berada di wilayah perusahaan, semua


pekerja berkewajiban mentaati peraturan kerja yang berlaku. Setiap
pekerja wajib memenuhi dan mentaati hal-hal berikut :
a. Mulai bekerja di tempat tugasnya masing-masing teapat pada
jam kerja yang telah ditetapkan dan tidak dibenarkan
meninggalkan pekerjaan sebelum waktunya kecuali dengan ijin
atasan.
b. Mengikuti dan memenuhi petunjuk dan instruksi yang
diberikan oleh atasannya atau pimpinan perusahaan.
c. Memelihara dan menjaga dengan baik milik perusahaan yang
dipercayakan kepadanya dan melapor kepada perusahaan jika
terjadi hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian maupun
bahaya bagi perusahaan.
d. Memelihara alat-alat kerja, mesin, dan lingkungan kerja untuk
mencegah timbulnya bahaya dalam bekerja.
e. Memakai alat keselamatan kerja dan berpakaian seragam yang
telah ditetapkan.
Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja atas peraturan yang
dibuat dalam Perjanjian Kerja Bersama akan menyebabkan pekerja
yang bersangkutan dikenakan sangsi yang merupakan korektif dan
pengarahan terhadap tindakan pekerja.
20

Jam kerja yang berlaku pada PT. Pratama Abadi Industri


adalah sama untuk seluruh tenaga kerja. Hari kerja adalah hari senin
sampai sabtu, sedangkan pada hari Minggu perusahaan tidak
beroperasi sama sekali. Seluruh tenaga kerja diwajibkan hadir pada
hari-hari kerja yangtelah ditentukan oleh perusahaan, kecuali pada
hari-hari raya resmi oleh pemerintah ataupun terdapat kebijakan
tertentu dari perusahaan.
Hari kerja

: Senin Jumat

Jam kerja

: 1. Shift Siang

: 07.00 16.00 WIB


(jam kerja normal)
16.00 19.00 WIB
(jam kerja normal)

2. Shift Malam

: 19.00 04.00 WIB


(jam kerja normal)
04.00 07.00 WIB
(jam kerja normal)

Waktu istirahat ditetapkan sebagai berikut :


1. Shift Siang

: 12.00 13.00 WIB

2. Shift Malam

: 24.00 01.00 WIB


21

Dengan

memperhatikan

kepentingan

perusahaan,

maka

perusahaan akan meminta kepada pekerja untuk melaksanakan kerja


lembur di luar jam kerja biasa. Karyawan akan melaksanakan kerja
lembur apabila terjadi hal di bawah ini :
o

Dalam jangka waktu tertentu banyak pekerjaan yang belum


tertuntaskan.

Permintaan pusat harus segera dipenuhi secepatnya.

Dalam keadaan darurat atau karena tertundanya produksi karena


mesin rusak dan target produksi tidak terpenuhi.

1.5.3

Kesanggupan pekerja dan sudah disepakati oleh atasannya.

Pemasaran
Pemasaran merupakan semua kegiatan yang bertujuan untuk

memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen seefisien


mungkin dengan maksud menciptakan permintaan efektif. Tugas utama yang
dilakukan pemasaran adalah memberikan kepuasan kepada pembeli dengan
segala kemampuan untuk dapat menjual produknya secara terus menerus.
22

Pemasaran juga merupakan akhir dari rangkaian kegiatan yang


dilaksanakan perusahaan dan menjadi penentu dari keberhasilan perusahaan.
Keberhasilan atau kesuksesan dari sebuah perusahaan tergantung dari
koordinasi seluruh departemen terkait yang terdapat di dalam perusahaan,
antara lain : koordinasi antara departemen marketing, PPIC, dan purchasing.
Tetapi PT. Pratama Abadi Industri tidak memiliki departemen marketing
karena pada dasarnya perusahaan hanya memproduksi, sedangkan yang
memasarkan ataupun menjual diserahkan kepada pabrik pusat yang terletak di
Beverton, USA.

1.5.3.1

Hasil Produksi
Hasil produksi merupakan tujuan utama perusahaan

dari kegiatan operasional yang dilaksanakan perusahaan. Hasil


produksi berupa produk-produk sepatu dengan berbagai jenis
tertentu. Produk yang

dihasilkan oleh PT. Pratama Abadi

Industri adalah sepatu olahraga (running shoes) yang dibagi lagi


berdasarkan modelnya. Model sepatu yang diproduksi biasanya
akan berubah-ubah dalam jangka waktu yang tidak menentu dan
berbeda untuk setiap modelnya ( biasanya cukup lama, sekitar 1
tahun).
23

1.5.3.2

Distribusi Produk
PT. Pratama Abadi Industri merupakan perusahaan

yang membantu NIKE Income dalam bidang produksi. Dimana


setiap produk yang dihasilkan, akan dikirim ke luar negeri
(ekspor). Tidak ada satu pun produk yang dijual di Indonesia.
Jadi, PT. Pratama Abadi Industri tidak memikirkan hal-hal yang
berhubungan dengan pemasarannya karena perusahaan hanya
bertugas memproduksi saja. Ketika produk selesai diproduksi
(packed), setiap dus/karton diberi label yang bertuliskan nama
Negara tujuan, lalu dikirim ke Beverton. Beverton merupakan
pabrik pusat NIKE yang terletak di Amerika Serikat (USA).
Selanjutnya, Beverton yang akan mengatur segala hal mengenai
pemasaran, termasuk yang akan mengirimkan produk-produk
jadi tersebut ke berbagai negara tujuan. Daerah pemasaran NIKE
hampir ke seluruh negara di dunia, antara lain : Kanada, Brazil,
USA, India, Thailand, Vietnam, Perancis, Swedia, Belgia, Afrika
Selatan, Argentina, Uruguay, Chillie.
24

1.5.4

Proses Produksi
Pada prinsipnya proses produksi yang dilakukan pada pembuatan

sepatu di PT. Pratama Abadi Industri terdiri dari 3 tahap utama, yaitu :
1. Proses pembuatan upper body (uppersole), yaitu pembuatan bagian
atas pada sepatu.
2. Proses pembuatan outsole, yaitu proses pembuatan bottom (bagian
bawah dari sepatu)
3. Proses assembling, yaitu proses perakitan sepatu (uppersole dan
outsole)
Berikut adalah berbagai departemen yang ada dalam PT. Pratama
Abadi Industri yang juga disesuaikan dengan jenis prosesnya :
1. Departemen Material
Merupakan tempat pengadaan bahan baku coating, berupa bahan kain
atau bahan tekstil/stroble, bahan kulit dan eva sponge. Dari
departemen ini akan diteruskan ke departemen cutting dan sebagian
lagi masuk ke laminating process baru kemudian masuk ke
departemen cutting.
2. Departemen Cutting
Bahan-bahan dari departemen material akan dipotong sesuai dengan
pola atau design yang telah ditentukan berdasarkan klasifikasi order.
Hasil dari proses departemen ini akan masuk ke departemen sewing
namun sebagian ada yang harus dibordir ataupun melalui proses eject
25

molding terlebih dahulu (kedua proses ini dilakukan oleh perusahaan


lain) baru kemudian dikirim ke departemen sewing.
3. Departemen Sewing
Bahan-bahan dari departemen cutting yang berupa potongan, dijahit di
departemen sewing, dibentuk hingga menjadi uppersole kemudian
dipindahkan ke bagian assembling.
4. Departemen Polyurathane (PU)
Departemen ini adalah departemen pendukung untuk pengerjaan pada
bagian tengah sepatu (midsole) yang dipasangi air bag. Pada tahap ini
dilakukan pengecatan air bag lalu dikeringkan pada suhu tertentu.
Pembuatan midsole ini menggunakan campuran isocyanat dan ployol,
dicetak di mold bersama air bag, setelah midsole jadi kemudian
dibawa ke departemen preparing (stockfit).
5. Departemen Phylon
Departemen ini menghasilkan midsole dari bahan baku eva sponge
yang juga akan masuk ke mesin cutting, splitting diteruskan ke
grinding size, grinding finishing sebagai perata kemudian di press
menjadi midsole phylon, QA inspection dan kemudian akan masuk ke
bagian preparing.
26

6. Departemen Press
Departemen ini menghasilkan produk outsole. Bahan baku yang
digunakan adalah rubber (karet). Karet diproses di bagian rolling,
setelah menjadi lembaran kemudian dipotong-potong sesuai pola yang
diminta. Potongan tersebut dibentuk pada mold lalu dipress,
menghasilkan outsole yang kemudian akan dikirim ke departemen
preparing.
7. Departemen Assembling
Departemen assembling mengerjakan proses perakitan sepatu, upper
dan sole (bottom) digabungkan dengan proses yang dikerjakan di
departemen ini menjadi produk sepatu jadi dan siap untuk diekspor.
Untuk menjaga kualitas produknya, maka setiap proses yang terjadi di
setiap departemen selalu diperiksa kualitasnya oleh bagian QA
(Quality Assurance) inspection.

Anda mungkin juga menyukai