BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa
tinggi tingkat produktivitas dan seberapa bersaingnya harga produk di pasar tetapi
juga kualitas produk, kenyamanan, kemudahan serta ketepatan waktu dalam
pencapaiannya. Karakteristik lingkungan dunia usaha industri saat ini ditandai oleh
perkembangan yang sangat cepat di segala bidang. Persaingan ekonomi yang semakin
ketat menuntut kepekaan manajemen suatu perusahaan untuk mengantisipasi setiap
perubahan yang terjadi.
Kualitas dan harga dari suatu produk memang masih memegang peranan yang
cukup besar dalam menentukan keberhasilan penjualan produk tersebut di pasar,
namun kemampuan perusahaan dalam meyediakan produk dalam jumlah dan waktu
yang tepat merupakan faktor penentu dari kesuksesan dari produk tersebut. Hal ini
tentunya tidak terlepas dari manajemen permintaan, perencanaan prioritas dan
perencanaan kapasitas yang baik yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
2
1.2
pada tiap-tiap factory, dimana toleransi over run sebesar 11% dari total produksi.
PT
Pratama Abadi Industri berencana menurunkannya hingga 5% dari total produksi,
untuk mengurangi kelebihan produksi rata-rata 5500 unit tiap modelnya.Over run
adalah kuantitas dari kelebihan produksi yang terjadi. Pengurangan over run
dipengaruhi oleh adanya keterbatasan tempat penyimpanan atau gudang yang
disediakan oleh pabrik sehingga pada kondisi aktual pihak pabrik menggunakan
sebagian space kosong di lantai produksi sehingga mengganggu jalannya produksi.
Selain permalasahan diatas, pihak pabrik sering menghadapi kesulitan dalam
memenuhi perubahan permintaan yang terjadi di tengah periode, dimana kasus yang
sering terjadi adalah penambahan jumlah order yang terjadi mendadak, yang tidak
bisa diatasi dengan stock yang ada.
1.3
Ruang Lingkup
Data penjualan sepatu yang didapatkan dari periode November 2005 sampai
April 2008 yaitu sebanyak 30 data dan sudah cukup untuk dilakukan
perhitungan selanjutnya.
4
Penelitian mengenai usulan penerapan sistem MRP II ini hanya sampai pada
tingkat perencanaan operasional dan tidak sampai hasil implementasi atau
penerapan dan tidak memperhitungkan faktor biaya penerapan sistem.
Tipe atau model sepatu NIKE yang diteliti lebih lanjut, ditentukan
berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi ABC yaitu kelompok produk A.
1.4
Tujuan Penelitian
perhitungan
Perencanaan
Kebutuhan
Sumber
Daya
perhitungan
Rough
Cut
Capacity
Planning
untuk
memvalidasi MPS.
f. Menyusun Kebutuhan Material (Material Requirement Planning =
MRP) untuk produk NIKE golongan A yang diproduksi oleh PT
Pratama Abadi Industri sesuai dengan Bill of Material.
g. Membuat perhitungan Capacity Requirement Planning yang berguna
untuk memvalidasi MRP.
1.4.2
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi pihak perusahaan adalah sebagai masukan
1.5
yaitu
Meningkatkan
kualitas
hidup
konsumen
dengan
segala jumlah dan waktu penyediaan dibuat agar tepat saat dibutuhkan. Jadi,
NOS hanya akan memproduksi produknya sesuai kebutuhan / permintaan
pasar saja.
Meskipun perusahaan telah menerapkan sistem NOS, bukan berarti
sistem Direct Line akan dihilangkan. Perusahaan tetap memakai sistem Direct
Line dengan beberapa pertimbangan, seperti akan banyaknya pekerja yang
harus diberhentikan jika sistem Direct Line dihilangkan karena perlu
diketahui bahwa perusahaan memakia sistem padat karya dalam merekrut para
pekerjanya.
1.5.2
dalam
mensupport
pelaksanaan
proses
produksi
secara
: Mr. Nooh
Berikut di bawah ini adalah gambaran struktur organisasi PT. Pratama Abadi
Industri yang terdiri dari 6 Direktorat dan masing masing dipimpin oleh
seorang Direktur :
1.
Direktorat Operasional
2.
Direktorat Support
3.
Direktorat Produksi 1
4.
Direktorat Produksi 2
: Mr. Gregorius Djap
5.
6.
A.
Direktorat Operasional
: H. Abdi Rahman
2.
3.
: Ivan Siregar
B.
Direktorat Support
Direktorat support terdiri dari 3 departemen, dipimpin oleh seorang
Direktur dan dibantu oleh Konsultan Asing dan Dept. Head untuk masing
masing departemen.
1. Departemen Accounting
: Drs. Suharto
2. Departemen Logistic
: Effendi Siregar
3. Departemen EDP
: Ir. Purwono
C.
Direktorat Produksi
Direktorat Produksi terdiri dari 13 departemen, dipimpin oleh 2 orang
Direktur Produksi 1 dan 2 yang dibantu oleh Technical Advisor dan Dept.
Head untuk masing masing departemen.
1. Departemen PPIC
: Suyatmi
11
2. Departemen Laboratorium
: Rahmat Sulaiman
3. Departemen Upper
: Slamet Widodo
4. Departemen Mixing
: Muhail
5. Departemen Assembling
: Ilham Qawiyayudin
: Sutikno
: Eri Subagio
8. Departemen Phylon
: Tunggul Situmorang
: Mukti Ali
: Usman Kodrat
: Gregorius,ST
13. Departemen QA
: Guntur Irianto
D.
oleh seorang Direktur dan dibantu oleh Konsultan Asing dan Dept. Head
untuk masing masing departemen.
1. Departemen Business Relation
: Drs. Salim Mulia
: Manager
: Manufacturing Director
: Assistant Manager
: Manager
o Nama Pekerjaan
NOS
Line
1-2
Value
Stream
Coordinator
Bertanggung Jawab Ke
: Manager
: Group Leader
: Section Head / Dept. Head / Factory
Manager.
o Nama Pekerjaan
: Team Leader
Bertanggung Jawab Ke
: Operator
Bertanggung Jawab Ke
: Team Leader
1. Memeriksa
kesiapan
peralatan
kerja
sesuai
standar
: 1679 orang
Factory 2
: 1376 orang
Factory 3
: 1299 orang
18
Factory 4
: 1579 orang
Factory 5
: 2785 orang
: Senin Jumat
Jam kerja
: 1. Shift Siang
2. Shift Malam
2. Shift Malam
Dengan
memperhatikan
kepentingan
perusahaan,
maka
1.5.3
Pemasaran
Pemasaran merupakan semua kegiatan yang bertujuan untuk
1.5.3.1
Hasil Produksi
Hasil produksi merupakan tujuan utama perusahaan
1.5.3.2
Distribusi Produk
PT. Pratama Abadi Industri merupakan perusahaan
1.5.4
Proses Produksi
Pada prinsipnya proses produksi yang dilakukan pada pembuatan
sepatu di PT. Pratama Abadi Industri terdiri dari 3 tahap utama, yaitu :
1. Proses pembuatan upper body (uppersole), yaitu pembuatan bagian
atas pada sepatu.
2. Proses pembuatan outsole, yaitu proses pembuatan bottom (bagian
bawah dari sepatu)
3. Proses assembling, yaitu proses perakitan sepatu (uppersole dan
outsole)
Berikut adalah berbagai departemen yang ada dalam PT. Pratama
Abadi Industri yang juga disesuaikan dengan jenis prosesnya :
1. Departemen Material
Merupakan tempat pengadaan bahan baku coating, berupa bahan kain
atau bahan tekstil/stroble, bahan kulit dan eva sponge. Dari
departemen ini akan diteruskan ke departemen cutting dan sebagian
lagi masuk ke laminating process baru kemudian masuk ke
departemen cutting.
2. Departemen Cutting
Bahan-bahan dari departemen material akan dipotong sesuai dengan
pola atau design yang telah ditentukan berdasarkan klasifikasi order.
Hasil dari proses departemen ini akan masuk ke departemen sewing
namun sebagian ada yang harus dibordir ataupun melalui proses eject
25
6. Departemen Press
Departemen ini menghasilkan produk outsole. Bahan baku yang
digunakan adalah rubber (karet). Karet diproses di bagian rolling,
setelah menjadi lembaran kemudian dipotong-potong sesuai pola yang
diminta. Potongan tersebut dibentuk pada mold lalu dipress,
menghasilkan outsole yang kemudian akan dikirim ke departemen
preparing.
7. Departemen Assembling
Departemen assembling mengerjakan proses perakitan sepatu, upper
dan sole (bottom) digabungkan dengan proses yang dikerjakan di
departemen ini menjadi produk sepatu jadi dan siap untuk diekspor.
Untuk menjaga kualitas produknya, maka setiap proses yang terjadi di
setiap departemen selalu diperiksa kualitasnya oleh bagian QA
(Quality Assurance) inspection.