Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN PERSEDIAAN SISTEM JUST IN TIME

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Femella Dwi Berlianna (22441953)

MT. Zahra SyafaAl Salsabila (22441954)

Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

Ika Farida Ulfah, S.Pd, M.Si

PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “ Manajemen Persediaan Sistem Just In Time” ini dapat tersusun
sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen.

Kami selaku penyusun makalah ini sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus. kami
berharap ada manfaat yang bisa diperoleh oleh pembaca.

Ponorogo, 13 Desember 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era perkembangan modern seperti saat ini banyak persaingan antar badan usaha satu
dengan yang lainnya semakin ketat. Hal ini disebabkan dari permintaan konsumen yang
semakin melunjak tinggi akan kebutuhannya, sehingga menuntut agar badan usaha
menetapkan pengendalian secara tepat supaya perusahaan dapat memenuhi permintaan
konsumen dan tetap mampu bersaing dengan badan usaha lain. Disamping itu masalah
persediaan juga sangat penting yang harus diolah perusahaan. Untuk mengantisipasi
masalah persediaan tersebut ialah menerapkan sistem pengendalian persediaan. Kelebihan
atau kekurangan persediaan adalah permasalahan yang biasa dihadapi perusahaan, maka
sistem pengendalian adalah solusi untuk permasalahan tersebut(Rahmawi et al. 2023).

Pada saat ini telah terdapat berbagai macam sistem pengendalian persediaan yang
telah dikembangkan oleh para ahli. Dimana masing masing sistem tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu ada kemungkinan suatu sistem persediaan
akan cocok untuk diterapkan pada suatu perusahaan tertentu, namun tidak cocok untuk
diterapkan pada perusahaan lain. Just in Time (JIT) dikembangkan pada Toyota Motor
Company di Jepang oleh Taichi Ohuo dan mulai dikenal secara luas tahun 1978. Metode
ini menekankan semua material harus menjadi bagian aktif dalam sistem produksi dan
tidak boleh menimbulkan masalah yang akibatnya timbul biaya persediaan, dalam Just in
Time persediaan diusahakan seminimum mungkin dan barang atau bahan harus tersedia
dalam jumlah dan waktu yang tepat saat diperlukan serta dengan spesifikasi atau mutu
yang tepat sesuai yang dikehendaki(Rahmawi et al. 2023).

Dalam pengertian luas, Just In Time ialah suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan
aktivitas yang diperlukan oleh segmensegmen internal lainnya dalam suatu perusahaan.
Just In Time dapat diterapkan dalam berbagai bidang fungsional perusahaan seperti
misalnya pembelian, produksi, distribusi, administrasi dan sebagainya. Sedangkan
Algoritma Wagner Within adalah metode yang menggunakan prosedur optimasi yang
didasari model progam dinamis yang memberikan solusi yang optimal dan tidak terlalu
banyak persyaratan matematika dalam penyelesaian masalah dinamis deterministik
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, muncullah beberapa rumusan masalah yang akan dibahas,
yaitu antara lain :
1. Pengertian Dari Manajemen Persediaan Sistem Just In Time
2. Konsep Dasar Sistem Just In Time
3. Peranan Sistem Just In Time
4. Tujuan Dan Manfaat Sistem Just In Time
5. Persyaratan- Persyaratan Just In Time Yang Harus Dipenuhi Dalam Penerapan Just In
Time

1.3 Tujuan
Dari Rumusan Masalah Tersebut, Dapat Diambil Beberapa Tujuan Antara Lain :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Manajemen Persediaan Sistem Just In Time
2. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Sistem Just In Time
3. Untuk Mengetahui Peranan Sistem Just In Time
4. Untuk Mengetahui Tujuan Dan Manfaat Sistem Just In Time
5. Untuk Mengetahui Persyaratan- Persyaratan Just In Time Yang Harus Dipenuhi Dalam
Penerapan Just In Time
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Manajemen Persediaan Sistem Just In Time


Just in Time pertama kali dibuat di Jepang oleh Toyota sepuluh tahun yang lalu, dan
kemudian diikuti oleh banyak produsen manufaktur Amerika dan Jepang seperti Hewlet
Packard, IBM, dan Harley Davidson. Suatu filosofi operasi yang disebut Just in Time
telah muncul sebagai cara untuk mengurangi pemborosan di perusahaan manufaktur(Imai
2012). Just in Time merupakan suatu filosofi operasi manajemen, yaitu sumber daya,
termasuk material personel, dan fasilitas yang digunakan dalam keadaan tepat waktu. Just
in Time adalah sebuah filosofi pemecahan masalah secara berkelanjutan dan memaksa
yang mendukung produksi yang ramping (lean). Produksi yang ramping (lean
Production) memasok pelanggan persis sesuai dengan keinginan pelanggan ketika
pelanggan menginginkannya, tanpa pemborosan, melalui perbaikan berkelanjutan (Heizer
and Render, 2010:258).

Sasaran utama just in time adalah meningkatkan produktivitas system produksi atau
operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai
(pemborosan) bagi suatu produk. Sasaran just in time menitikberatkan pada continuos
improvement untuk mencapai biaya produksi yang rendah, tingkat produktivitas yang
lebih tinggi, kualitas dan realibitas produk yang lebih baik, memperbaiki waktu
penyerahan produk akhir dan memperbaiki hubungan kerja antara pelanggan dengan
pemasok (Ariani, 2012).

Menurut Rosnani Ginting (2007:231), Just In Time (JIT) merupakan integrasi dari
serangkaian aktivitas desain untuk mencapai produksi volume tinggi dengan
menggunakan minimum persediaan bahan baku, Wok In Proses (WIP), dan Produk Jadi.
Selain itu dijelaskan pula oleh William J. Stevenson dan Sum Chee Choung (2014:343),
bahwa Just In Time (JIT) merupakan sebuah sistem pemrosesan yang sangat
terkoordinasi dimana barang bergerak melalui sistem dan jasa dilakukan tepat pada saat
dibutuhkan. Pangestu Subagyo (2000:183) menyatakan bahwa Just In Time (JIT) atau
yang sering disebut sistem produksi tepat waktu adalah cara produksi yang menentukan
jumlahnya hanya berdasarkan atas jumlah barang yang benar-benar akan dijual atau
diperlukan, diproduksi pada setiap bagian secara tepat waktu sesuai dengan kebutuhan,
demikian juga pembelian dan pemesanan masukan produksinya.(Wahyuli, Halpiah, and
Putra 2022)

2.2 Konsep Dasar Sistem Just In Time


Menurut Evan Jaelani (2009) terdapat delapan prinsip yang harus dijadikan dasar
pertimbangan di dalam menentukan sistem strategi produksi dengan metode Just In Time
sebagai berikut :

1. Berproduksi sesuai dengan pesanan jadwal produksi induk


Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan segala aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah bagi seluruh produk atau jasa. Dalam hal ini mencakup
seluruh aktifitas atau sumber daya yang menjadi sasaran untuk pengurangan atau
penghilangan.
2. Produksi dalam jumlah kecil
Produksi dilakukan dalam jumlah lot yang kecil untuk menghindari perencanaan dan
jeda waktu yang kompleks seperti halnya dalam produksi jumlah besar. Fleksibilitas
aktivitas produksi akan bisa dilakukan, karena hal tersebut memudahkan untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam rencana produksi terutama menghadapi
perubahan-perubahan permintaan pasar.
3. Mengurangi pemborosan
Pemborosan harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada. Semua pemakaian
sumber-sumber input (material, energi, jam, kerja mesin atau orang, dan lainlain)
tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai taerget produksi.
4. Perbaikan aliran produk secara terus-menerus
Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada lima disiplin di tempat kerja
yaitu 5-S yang antara lain : Seiri atau pemilahan yaitu disiplin ditempat kerja dengan
cara melakukan pemisahan berbgai alat atau komponen ditempat masing-masing
sehingga untuk mencarinya nanti bila diperlukan akan lebih mudah. Seiton atau
penataan yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanan fungsional
dan membuang waktu untuk mencari barang. Seiso atau pembersihan yaitu disiplin
ditempat kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaan dan tingkat
kebersihan. Seiketsu atau pemantapan/ perawatan yaitu manajemen visual dan
pemantpn 5-S seperti pemberian tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel, kode,
dsb. Shitsuke atau pembiasaan yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang
berdisiplin(Sulastri 2012).
5. Penyempurnaan kualitas produk
Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas produk dengan melihat prinsip
manajemen yaitu memelihara pengendalian proses dan membuat semua orang
bertanggung-jawab terhadap tercapainya mutu, meningkatkan pandangan manajemen
terhadap mutu, terpenuhinya pengendalian mutu produk dengan tegas, memberikan
wewenang kepada karyawan untuk mengadakan pengendalian mutu produk,
menghendaki koreksi terhadap produk cacat oleh karyawan, tercapainya inspeksi 100
% terhadap mutu produk dan tercapai komitmen terhadap pengedalian mutu jangka
panjang(Janson B and Nurcaya 2019).
6. Respek terhadap semua orang / karyawan
Dengan metode Just In Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan diberi
kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil keputusan apakah
suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan karena dijumpai adanya
masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.
7. Mengurangi segala bentuk ketidakpastian
Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok dengan cara menjalin
hubungan abadi dan memilki satu pemasok yang lokasinya berdekatan dengan
perusahaan yang masih kerabat dengan pemilik perusahaan, sedang dalam proses
produksi dengan cara menerapkan sistem produksi tarik dengan bantuan kartu kanban
dan produksi campur merata(Lase, Zai, and Lase 2022).
8. Perhatian dalam jangka panjang
Karakteristik pemeliharaan dengan berpegang pada kontrak jangka panjang,
memperbaiki mutu, fleksibelitas dalam mengadakan pesanan barang, pemesanan
dalam jumlah kecil yang dilakukan berkali-kali, mengadakan perbaikan secara terus-
menerus dan berkesinambungan.

2.3 Peranan Sistem Just In Time


Dalam sistem Just in Time ada beberapa peranan penting yaitu menghasilkan sebuah
produk hanya ketika dibutuhkan dan hanya dalam kuantitas yang diminta oleh pelanggan.
Menurut Kuncoro (2005:293) berpendapat bahwa Just in Time memiliki beberapa
peranan penting diantaranya:

1. Meningkatkan laba.
2. Meningkatkan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui:
a. Pengendalian biaya.
b. Peningkatan kualitas.
c. Perbaikan kinerja kualitas.

2.4 Tujuan Dan Manfaat Sistem Just In Time


Tujuan strategis Just in Time adalah untuk meningkatkan keuntungan dan
meningkatkan daya saing perusahaan, menurut Hansen dan Mowen (2007:412). Untuk
mencapai kedua tujuan ini dilakukan dengan mengontrol biaya, memperbaiki proses
pengiriman, meningkatkan kualitas, dan membuat harga lebih berdaya saing.
Menghasilkan produk hanya jika diperlukan dan dalam kuantitas yang diminta pelanggan
adalah tujuan utama Just in Time, menurut Krismiaji (2011:125).

Manfaat utama sistem Just in Time adalah akan mengubah daya telusur biaya,
meningkatkan akurasi penentuan kos produk, menurunkan kebutuhan alokasi biaya tak
langsung, mengubah perilaku dan kepentingan relatif biaya tenaga kerja langsung, dan
mempengaruhi sistem penentuan kos pesanan dan kos proses. Tunggal (2009:71) terdapat
2 manfaat yang dapat ditemukan dari Just in Time antara lain:

1. Manfaat tangibles, yaitu:


a. Turn over pembelian bahan baku/suku cadang bertambah.
b. Ketepatan pengiriman meningkat.
c. Lead time pengiriman berkurang.
d. Pekerjaan ekspedisi berkurang.
e. Waktu implementasi perubahan-perubahan oleh pemasok berkurang.
2. Manfaat intangibles, yaitu:
a. Memperbaiki kualitas produk.
b. Berhasil mendorong pemasok memenuhi kualitas yang diperlukan.
c. Memperbaiki produktivitas.
d. Jadwal produksi yang lebih baik.
e. Mengurangi keperluan untuk menginspeksi barang-barang yang masuk.
f. Meningkatkan efisiensi
g. Memperbaiki posisi kompetitif.
h. Memperbaiki desain produk.
i. Memperbaiki moralitas dalam produksi.
j. Lebih banyak kontak personal dengan pemasok.
k. Mengurangi pekerjaan klerikal.

2.5 Persyaratan- Persyaratan Just In Time Yang Harus Dipenuhi Dalam Penerapan
Just In Time

Anda mungkin juga menyukai