1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini yaitu para
anggota kelompok 3.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan baru bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa kita praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..……….i
DAFTAR ISI……………………………...………………………………...…….………. ii
BAB I.....................................................................................................................................
PEMBAHASAN....................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1
1.3 TUJUAN..................................................................................................................1
BAB 2....................................................................................................................................
PEMBAHASAN....................................................................................................................
2.1 JUST IN TIME (JIT)...............................................................................................2
2.2 PENDEKATAN JUST IN TIME (JIT).................................................................2.3
2.3 PENDEKATAN TRADISIONAL........................................................................3.5
2.4 MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL PERSEDIAAN……………...5.6
2.5 MODEL PERSEDIAAN TRADISIONAL……………………………………...6.7
2.6 PENDEKATAN TEORI KENDALA……………………………………………7.9
BAB 3....................................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN……..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11
ii
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 LATAR BELAKANG
Suatu perusahaan akan menjadi unggul dari para pesaingnya apabila memperhatikan
faktor-faktor penentu diantaranya waktu, mutu, biaya, dan sumber daya manusia. Salah satu
faktor penentu, yaitu waktu, yang dimana waktu ini menjadi faktor penting yang mempengaruhi
keunggulan daya saing. Perusahaan yang ingin unggul dari faktor waktu maka harus dapat
melayani permintaan konsumennya dengan tepat waktu, mengurangi waktu untuk aktivitas yang
tidak bernilai tambah dan mengefisienkan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat
agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan mengembangkan
dan menerapkan konsep - konsep Just In Time (JIT).
JIT dalam hal ini, memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan
dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi
perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional.
1.3 TUJUAN
1. Mampu Mengetahui konsep just in time
2. Mampu Memahami mengenai manajemen persediaan tradisonal
3. Mampus Mengetahui teori kendala dalam pengendalian manajemen
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 JUST IN TIME (JIT)
Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah
yang dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari
terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction), persediaan yang
berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).
Dalam menjalankan sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini, diperlukan
ketelitian dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal pembelian bahan produksi,
jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya produksi, jadwal kesiapan produk hingga ke
jadwal pengiriman barang jadi.
Dalam kondisi ideal, perusahaan yang menjalankan JIT akan membeli bahan baku
hanya untuk kebutuhan hari itu saja. Perusahaan tidak memiliki persediaan barang dalam proses
pada akhir hari tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan hari itu telah dikirimkan ke
konsumen begitu produksi selesai. Dengan demikian, JIT berarti bahan baku yang diterima
2
segera masuk ke proses produksi, bahan-bahan produksi yang lain segera digabungkan dan
dikerjakan, dan produk yang telah jadi segera dikirimkan ke konsumen.
Perusahaan Yang Menerapkan Just In Time (JIT) Akan Mendapatkan Keuntungan Antara Lain :
b) Iokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan dapat digunakan untuk aktivitas lain
sehingga produktivitas meningkat.
c) Waktu untuk melakukan aktivitas produksi berkurang, sehingga dapat menghasilkan jumlah
proudk lebih banyak dan lebih cepat merespon konsumen.dan
3
Ada beberapa alasan yang mendorong kenapa dalam pendekatan tradisional perlu diadakan
persediaan seperti:
EOQ = 2 P x I
CxK
Dimana :
4
b. Reorder point (ROP) /titik pemesanan ulang.
Mengetahui kapan melakukan pemesanan ulang juga merupakan hal yang penting dalam
kebijakan perusahaan. Titik pemesanan ulang merupakan titik waktu dimana pesanan baru
harus dilakukan. Waktu tunggu merupanan waktu yang diperlukan untuk menerima
kuantitas pesanan ekonomis ketika suatu pesanan dilakukan. Untuk dapat menghitung titik
pemesanan ulang, maka tingkat pemakaian (rate of usage) dan waktu tunggu perlu
diketahui.
Titik pemesanan ulang dihitung dengan cara pemakaian per hari x rata-rata waktu tunggu.
Jika permintaan bahan atau produk tidak diketahui secara pasti, kemungkinan terjadinya
kekurangan persediaan muncul. Persediaan pengaman (safety stock) merupakan
persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan dalam menghadapi permintaan yang
berpluktuasi. Persediaan pengaman dihitung dengan cara pemakaian per hari x rata-rata
keterlambatan bahan
d. Persediaan maksimum.
Jika perusahaan harus memelihara persediaan pengaman , maka pada saat bahan atau
barang yang dipesan datang, persediaan menunjukkan tingkat minimal yaitu sebesar
persediaan pengaman, sehingga setelah bahan yang dipesan diterima, maka persediaan
akan naik kembali ke tingkat maksimal yaitu sebesar persediaan pengaman ditambah
Economic order quantity (EOQ)
5
a) Akapan pemesanan kembali harus dilakukan,
b) Berapa besar jumlah item yang harus dipesan,
c) Berapa rata-rata level persediaan yang harus dijaga dengan pengertian semacam ini,
paling tidak perusahaan memiliki panduan mengenai apa saja yang harus diputuskan
dalam setiap model persediaan yang dipilih.
jika persediaan merupakan bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka
biayayang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan
dan biaya penyimpanan.Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima
pesanan. Biaya persiapan atau penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan !
asilitas sehinggadapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Biaya
penyimpanan adalah biaya-biaya untuk menyimpan persediaan. Biaya habisnya persediaan
adalah biaya-biaya yangterjadi karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta oleh
pelanggan.
6
Kualitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) : Model Persediaan Tradisional
Kuantitas Pesanan Dan Total Biaya Pemesanan Dan Penyimpanan.
Total biaya pemesanan dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut :
TC = PD/Q + CQ/2
= Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan
Dimana:
TC = Total Biaya Pemesanan Dan Biaya Penyimpanan
P = Biaya Menempatkan Pesanan Dan Penerimaan Pesanan
D = Jumlah Permintaan Tahunan Yang Diketahui
Q = Jumlah Unit Yang Dipesan Setiap Kali Pesanan Dilakukan
C = Biaya Penyimpanan Satu Unit Persediaan Selama Satu Tahun
Beberapa kuantitas pesanan lainnya mungkin menghasilkan total biaya yang lebih
rendah. Tujuannya adalah menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimalkan total biaya.
Kuantitas pesanan ini disebut kuantitas pesanan ekonomis (EOQ). Model EOQ adalah sebuah
contoh dari sistem persediaan yang didorong.
Jika suatu perusahaan memiliki sumber daya yang tidak terbatas dan permintaan untuk
tiap produk tidak terbatas, maka keputusan untuk membuat produk akan menjadi mudah dalam
jumlah yang tak terbatas. Namun kenyataannya tidak demikian, setiap perusahaan menghadapi
sumber daya dan permintaan yang terbatas untuk setiap produk. Keterbatasan ini disebut kendala
(constraint). Teori kendala beranggapan bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala
(constraint) dalam artian yang luas. Menurut teori kendala, jika ingin meningkatkan kinerja,
suatu perusahaan harus mengidentifikasikan kendala-kendalanya, mendayagunakan kendala-
kendalanya dalam jangka pendek maupun jangka panjang, dan menemukan cara untuk mengatasi
kendala tersebut.
7
Teori kendala, seperti Just In Time (JIT), meletakkan manajemen persediaan di tempat
yang penting dibandingkan sudut pandang tradisional. Teori ini beranggapan bahwa menurunkan
persediaan akan menurunkan penyimpanan dan karenanya akan menurunkan biaya-biaya
operasional dan akan berdampak pada kenaikan penghasilan bersih. Namun demikian teori ini,
teori ini juga berargumentasi bahwa penurunan persediaan akan meningkatkan daya saing
perusahaan, karena dengan menurunkan persediaan, akan diperoleh produk yang yang lebih baik,
dan tanggapan yang lebih cepat terhadap kebutuhan pelanggan. Produk yang lebih baik berarti
kualitas yang lebih tinggi. Ini berarti bahwa perusahaan mampu meningkatkan dan secara cepat
pula dapat melempar produk-produk yang lebih baik kepasaran. Meningkatnya produk lebih juga
merupakan suatu elemen kunci dalam persaingan.
Dalam pendekatan teori kendala dikenal dengan lima langkah untuk mencapai tujuannya
untuk meningkatkan kinerja perusahaan yaitu;
8
d) Menomorduakan kendala yang tidak me ngikat dalan setiap pengambilan keputusan.
Pada dasarnya, kendala drummer mengatur kapasitas seluruh pabrik. Dengan demikian,
maka seluruh departemen yang ada sepenuhnya akan mendukung pada kenutuhan
kendala drummer.
e) Memperbaiki kendala-kendala yang mengikat. Salah satu tindakan yang diambil untuk
memaksimalkan penggunaan kendala yang ada dengan melakukan suatu program
perbaikan yang berkelanjutan dengan cara menaikkan sejumlah tertentu input pada
kendala-kendala yang mengikat perusahaan. Namun demikian, jika terdapat dua kendala
yang mengikat maka salah satu kendala harus diberikan prioritas. Untuk membantu
menentukan yang mana diberikan prioritas, maka penguasaan metode simplek sangat
diperlukan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Telah dikemukakan tiga pendekatan untuk mengatur persediaan yaitu tradisional, Just In
Time (JIT) dan teori kendala. Pendekatan tradisional didasarkan pada metode batas minimal dan
maksimal persediaan yang perlu disediakan oleh perusahaan. Supaya persediaan itu selalu berada
diantara batas minimal dan maksimal tersebut maka perusahaan harus menentukan Economic
Order Quantity (EOQ),Reorder point (ROP) dan Persediaan pengaman (safety stock).
Untuk menjamin agar penerapan Just In Time (JIT) dapat berhasil dengan baik maka
perusahaan perlu melakukan : a) kontrak jangka panjang dan menjaga hubungan baik dengan
supplier. b) Pertukaran data elektronik (electronic data interchange/EDI). EDI memungkinkan
para supplier untuk mengakses basis data pembelinya cecara on-line.
Dalam pendekatan teori kendala dikenal dengan lima langkah untuk mencapai tujuannya
untuk meningkatkan kinerja perusahaan yaitu; a) mengidentifikasi kendala-kendala yang
dihadapi perusahaan, b) mendayagunakan kendala-kendala yang mengikat. Salah satu cara untuk
memaksimalkan setiap kendala yang mengikat adalah dengan memastikan campuran produk
optimal yang dihasilkan, c) menomorduakan kendala yang tidak mengikat dalam setiap
pengambilan keputusan d) memperbaiki kendala-kendala yang mengikat. Salah satu tindakan
yang diambil untuk memaksimalkan penggunaan kendala yang ada dengan melakukan suatu
program perbaikan yang berkelanjutan dengan cara menaikkan sejumlah tertentu input pada
kendala-kendala yang mengikat perusahaan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Setena, I. M. (2014). blogspot. Retrieved from
http://nonregulerfeunwar.blogspot.com/2014/02/pengendalian-persediaan-berdasarkan.html.
11