Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

JUST IN TIME (JIT)

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Agung Prasasti C30121169
Abdila C30121031
Aswandi C30121050
Nanda C30121190
Dede Angryawan C30121091
Fatiyah Rahmanita C30118217
Wahyu Imam Prayoga C30121040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini yaitu para
anggota kelompok 3.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan baru bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa kita praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, November 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..……….i
DAFTAR ISI……………………………...………………………………...…….………. ii

BAB I.....................................................................................................................................
PEMBAHASAN....................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1
1.3 TUJUAN..................................................................................................................1
BAB 2....................................................................................................................................
PEMBAHASAN....................................................................................................................
2.1 JUST IN TIME (JIT)...............................................................................................2
2.2 PENDEKATAN JUST IN TIME (JIT).................................................................2.3
2.3 PENDEKATAN TRADISIONAL........................................................................3.5
2.4 MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL PERSEDIAAN……………...5.6
2.5 MODEL PERSEDIAAN TRADISIONAL……………………………………...6.7
2.6 PENDEKATAN TEORI KENDALA……………………………………………7.9

BAB 3....................................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN……..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 LATAR BELAKANG

Suatu perusahaan akan menjadi unggul dari para pesaingnya apabila memperhatikan
faktor-faktor penentu diantaranya waktu, mutu, biaya, dan sumber daya manusia. Salah satu
faktor penentu, yaitu waktu, yang dimana waktu ini menjadi faktor penting yang mempengaruhi
keunggulan daya saing. Perusahaan yang ingin unggul dari faktor waktu maka harus dapat
melayani permintaan konsumennya dengan tepat waktu, mengurangi waktu untuk aktivitas yang
tidak bernilai tambah dan mengefisienkan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat
agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan mengembangkan
dan menerapkan konsep - konsep Just In Time (JIT).

JIT dalam hal ini, memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan
dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi
perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaiman konsep just in time?
2. Bagaiman manajemen persediaan tradisonal?
3. Apa saja teori kendala dalam pengendalian manajemen?

1.3 TUJUAN
1. Mampu Mengetahui konsep just in time
2. Mampu Memahami mengenai manajemen persediaan tradisonal
3. Mampus Mengetahui teori kendala dalam pengendalian manajemen

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 JUST IN TIME (JIT)
Just In Time atau sering disingkat dengan JIT adalah suatu sistem produksi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah
yang dikehendakinya.Tujuan sistem produksi Just In Time (JIT) adalah untuk menghindari
terjadinya kelebihan kuantitas/jumlah dalam produksi (overproduction), persediaan yang
berlebihan (excess Inventory) dan juga pemborosan dalam waktu penungguan (waiting).
Dalam menjalankan sistem produksi Just In Time atau sistem produksi JIT ini, diperlukan
ketelitian dalam merencanakan jadwal-jadwal produksi mulai jadwal pembelian bahan produksi,
jadwal penerimaan bahan produksi, jadwal jalannya produksi, jadwal kesiapan produk hingga ke
jadwal pengiriman barang jadi.

2.2 PENDEKATAN JUST IN TIME (JIT)

Perubahan lingkungan tradisional ke pemanufakturan maju yang diikuti dengan


persaingan tajam bahkan berlevel global mengakibatkan system manajemen dengan pendekatan
tradisional yang berbasis Economic Order Quantity (EOQ) dan metode minimal-maksimal tidak
cocok lagi dalam lingkungan yang baru sehingga mendorong perusahaan menggunakan Just In
Time (JIT).

Sistem persediaan Just-In-Time bertujuan meminimalkan tingkat persediaan, kalau bisa


tingkat persediaan ditekan menjadi nol. Sistem semacam ini, suplier akan ditekan sedemikian
rupa sehingga bisa mendatangkan barang hanya beberapa jam sebelum dibutuhkan. Pada giliran
selanjutnya, supplier akan ditekan lebih lanjut agar bisa menyediakan barang dengan cepat.
Tentu saja perubahan perilaku semacam itu tidak hanya terjadi di perusahaan, tetapi juga pada
mata rantai pemasok perusahaan.

Dalam kondisi ideal, perusahaan yang menjalankan JIT akan membeli bahan baku
hanya untuk kebutuhan hari itu saja. Perusahaan tidak memiliki persediaan barang dalam proses
pada akhir hari tersebut, dan semua barang jadi yang diselesaikan hari itu telah dikirimkan ke
konsumen begitu produksi selesai. Dengan demikian, JIT berarti bahan baku yang diterima

2
segera masuk ke proses produksi, bahan-bahan produksi yang lain segera digabungkan dan
dikerjakan, dan produk yang telah jadi segera dikirimkan ke konsumen.

Just In Time merupakan suatu pendekatan manufaktur yang mempertahankan bahwa


produksi harus ditarik dari seluruh system dengan adanya permintaan dan bukannya mendorong
seluruh system dengan skedul yang tetap untuk mengantisipasi permintaan. Kebanyakan restoran
cepat saji, seperti McDonalds, menggunakan system tarikan untuk mengontrol persediaan barang
jadi mereka. Ketika seorang pelanggan memesan hamburger, maka hamburger itu diambil dari
rak. Ketika jumlah hamburger mulai menipis maka juru masak mulai memasak hamburger yang
baru. Permintaan pelanggan manarik seluruh bahan baku melalui system. Prinsip yang sama
digunakan dalam mengatur proses produksi sehingga setiap operasi memproduksi produk yang
diperlukaan untuk memuaskan permintaan dari operasi yang mendahuluinya.

Perusahaan Yang Menerapkan Just In Time (JIT) Akan Mendapatkan Keuntungan Antara Lain :

a) Modal kerja dapat ditunjang dengan adanya persediaan karena pengurangan-pengurangan


biaya persediaan.

b) Iokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan dapat digunakan untuk aktivitas lain
sehingga produktivitas meningkat.

c) Waktu untuk melakukan aktivitas produksi berkurang, sehingga dapat menghasilkan jumlah
proudk lebih banyak dan lebih cepat merespon konsumen.dan

d) Tingkat produk cacat berkurang, menakibatkan penghematan dan kepuasan konsumen


meningkat.

2.3 PENDEKATAN TRADISIONAL

System manajemen persediaan dengan pendekatan tradisional menganggap bahwa


ketidakpastian permintaan konsumen mengakibatkan ketidakpastian produksi dan pembelian
sehingga perusahaan harus memiliki persediaan. Manajemen berusaha untuk mengatasi
ketidakpastian tersebut melalui perencanaan sediaan yang sebaik mungkin. Dalam pendekatan
tradisional beranggapan bahwa masalah produksi dapat diatasi dengan mengelola persediaan.

3
Ada beberapa alasan yang mendorong kenapa dalam pendekatan tradisional perlu diadakan
persediaan seperti:

 untuk menyeimbangkan biaya penyimpanan dan pemesanan


 untuk memuaskan permintaan pelanggan
 untuk memanfaatkan potongan harga
 untuk berjaga jaga jika terjadi kenaikan harga
 untuk menjaga kelancaran proses produksi

Dalam pendekatan manajemen persediaan tradisional didasarkan pada metode minimal


dan maksimal. Metode ini menggambarkan batas minimal dan maksimal persediaan yang harus
diadakan opeh perusahaan. Supaya persediaan itu selalu berada diantara batas minimal dan
maksimal tersebut maka harus melakukan langkah-langkah berikut.

a. Menentukan Economic order quantity (EOQ)/ kuantitas pemesanan yang paling


ekonomis. Economic Order Quantity (EOQ) menjawab pertanyaan berapa banyak yang
harus dipesan . Economic Order Quantity (EOQ) atau Economic Lot Size (ELS)
merupakan suatu metode manajemen persediaan paling terkenal dan paling tua yand
diperkenalkan oleh FW. Harris sejak tahun 1914. Model ini dapat dipergunakan baik
untuk persediaan yang dibeli maupun yang dibuat sendiri, dan banyak digunakan sampai
saat ini karena penggunaannya relatif mudah.

Penentuan Besarnya EOQ Ini Dihitung Dengan Cara:

EOQ = 2 P x I

CxK

Dimana :

 K = Biaya Penyimpanan (Dalam Prosentase )


 I = Biaya Pemesanan
 P = Kebutuhan Bahan Dalam Satu Periode
 C = Harga Bahan

4
b. Reorder point (ROP) /titik pemesanan ulang.

Mengetahui kapan melakukan pemesanan ulang juga merupakan hal yang penting dalam
kebijakan perusahaan. Titik pemesanan ulang merupakan titik waktu dimana pesanan baru
harus dilakukan. Waktu tunggu merupanan waktu yang diperlukan untuk menerima
kuantitas pesanan ekonomis ketika suatu pesanan dilakukan. Untuk dapat menghitung titik
pemesanan ulang, maka tingkat pemakaian (rate of usage) dan waktu tunggu perlu
diketahui.

Titik pemesanan ulang dihitung dengan cara pemakaian per hari x rata-rata waktu tunggu.

c. Persediaan pengaman (safety stock).

Jika permintaan bahan atau produk tidak diketahui secara pasti, kemungkinan terjadinya
kekurangan persediaan muncul. Persediaan pengaman (safety stock) merupakan
persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan dalam menghadapi permintaan yang
berpluktuasi. Persediaan pengaman dihitung dengan cara pemakaian per hari x rata-rata
keterlambatan bahan

d. Persediaan maksimum.

Jika perusahaan harus memelihara persediaan pengaman , maka pada saat bahan atau
barang yang dipesan datang, persediaan menunjukkan tingkat minimal yaitu sebesar
persediaan pengaman, sehingga setelah bahan yang dipesan diterima, maka persediaan
akan naik kembali ke tingkat maksimal yaitu sebesar persediaan pengaman ditambah
Economic order quantity (EOQ)

2.4 MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL PERSEDIAAN (INVENTORY)

Manajemen Persediaan Tradisional Persediaan (inventory) merupakan segala sesuatu


yang disimpan (stok) untuk digunakandalam proses bisnis perusahaan maupun suatu organisasi.
Bentuknya bermacam-macam,mulai dari bahan mentah, barang setengah jadi, barang jadi atau
juga komponen pendukung proses produksi. Manajemen persediaan atau ada juga yang
menyebutnya sebagai sistem manajemen persediaan adalah sistem manajemen (merancang,
mengeksekusi dan mengevaluasi) persediaan dengan instrumen kebijakan terkait dengan :

5
a) Akapan pemesanan kembali harus dilakukan,
b) Berapa besar jumlah item yang harus dipesan,
c) Berapa rata-rata level persediaan yang harus dijaga dengan pengertian semacam ini,
paling tidak perusahaan memiliki panduan mengenai apa saja yang harus diputuskan
dalam setiap model persediaan yang dipilih.

jika persediaan merupakan bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka
biayayang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan
dan biaya penyimpanan.Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima
pesanan. Biaya persiapan atau penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan !
asilitas sehinggadapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Biaya
penyimpanan adalah biaya-biaya untuk menyimpan persediaan. Biaya habisnya persediaan
adalah biaya-biaya yangterjadi karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta oleh
pelanggan.

2.5 MODEL PERSEDIAAN TRADISIONAL

Alasan Tradisional Memiliki Persediaan


Alasan tradisional untuk menyimpan persediaan :
1. Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dengan biaya penyimpanan.
2. Untuk memenuhi permintaan pelanggan.
3. Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a.      Kerusakan mesin
b.      Kerusakan komponen
c.      Tidak tersedianya komponen
4. Untuk meyangga proses produksi yang tidak dapat diandalkan.
5. Untuk memanfaatkan diskon.
6. Untuk menghindari kenaikan harga di masa depan.

6
Kualitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) : Model Persediaan Tradisional
Kuantitas Pesanan Dan Total Biaya Pemesanan Dan Penyimpanan. 
Total biaya pemesanan dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut :

TC = PD/Q + CQ/2
     = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan
Dimana:
TC = Total Biaya Pemesanan Dan Biaya Penyimpanan
P    = Biaya Menempatkan Pesanan Dan Penerimaan Pesanan
D   = Jumlah Permintaan Tahunan Yang Diketahui
Q   = Jumlah Unit Yang Dipesan Setiap Kali Pesanan Dilakukan
C   = Biaya Penyimpanan Satu Unit Persediaan Selama Satu Tahun

Beberapa kuantitas pesanan lainnya mungkin menghasilkan total biaya yang lebih
rendah. Tujuannya adalah menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimalkan total biaya.
Kuantitas pesanan ini disebut kuantitas pesanan ekonomis (EOQ). Model EOQ adalah sebuah
contoh dari sistem persediaan yang didorong.

2.6 PENDEKATAN TEORI KENDALA

Jika suatu perusahaan memiliki sumber daya yang tidak terbatas dan permintaan untuk
tiap produk tidak terbatas, maka keputusan untuk membuat produk akan menjadi mudah dalam
jumlah yang tak terbatas. Namun kenyataannya tidak demikian, setiap perusahaan menghadapi
sumber daya dan permintaan yang terbatas untuk setiap produk. Keterbatasan ini disebut kendala
(constraint). Teori kendala beranggapan bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala
(constraint) dalam artian yang luas. Menurut teori kendala, jika ingin meningkatkan kinerja,
suatu perusahaan harus mengidentifikasikan kendala-kendalanya, mendayagunakan kendala-
kendalanya dalam jangka pendek maupun jangka panjang, dan menemukan cara untuk mengatasi
kendala tersebut.

7
Teori kendala, seperti Just In Time (JIT), meletakkan manajemen persediaan di tempat
yang penting dibandingkan sudut pandang tradisional. Teori ini beranggapan bahwa menurunkan
persediaan akan menurunkan penyimpanan dan karenanya akan menurunkan biaya-biaya
operasional dan akan berdampak pada kenaikan penghasilan bersih. Namun demikian teori ini,
teori ini juga berargumentasi bahwa penurunan persediaan akan meningkatkan daya saing
perusahaan, karena dengan menurunkan persediaan, akan diperoleh produk yang yang lebih baik,
dan tanggapan yang lebih cepat terhadap kebutuhan pelanggan. Produk yang lebih baik berarti
kualitas yang lebih tinggi. Ini berarti bahwa perusahaan mampu meningkatkan dan secara cepat
pula dapat melempar produk-produk yang lebih baik kepasaran. Meningkatnya produk lebih juga
merupakan suatu elemen kunci dalam persaingan.

Dalam pendekatan teori kendala dikenal dengan lima langkah untuk mencapai tujuannya
untuk meningkatkan kinerja perusahaan yaitu;

a) Mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi perusahaan. Biasanya kendala lebih


difukuskan pada kendala internal perusahaan karena kendala internal lebih mudah
dikontrol, seperti kendala bahan baku, jam kerja atau tenaga kerja. Bagi perusahaan yang
menghasilkan produk campuran, umumnya bahan baku yang digunakan lebih dari satu
jenis.

b) Mendayagunakan kendala-kendala yang mengikat. Salah satu cara untuk memaksimalkan


setiap kendala yang mengikat adalah dengan memastikan campuran produk optimal yang
dihasilkan. Langkah ini merupakan inti inti dari filosofi teori kendala dalam manajemen
jangka pendek dan secara langsung terkait dengan tujuan teori kendala untuk mengurangi
persediaan dan meningkatkan kinerja. Dalam kebanyakan organisasi perusahaan
semuanya memiliki kendala yang mengikat. Kendala mengikat yang utama disebut
drummer.

8
d) Menomorduakan kendala yang tidak me ngikat dalan setiap pengambilan keputusan.
Pada dasarnya, kendala drummer mengatur kapasitas seluruh pabrik. Dengan demikian,
maka seluruh departemen yang ada sepenuhnya akan mendukung pada kenutuhan
kendala drummer.

e) Memperbaiki kendala-kendala yang mengikat. Salah satu tindakan yang diambil untuk
memaksimalkan penggunaan kendala yang ada dengan melakukan suatu program
perbaikan yang berkelanjutan dengan cara menaikkan sejumlah tertentu input pada
kendala-kendala yang mengikat perusahaan. Namun demikian, jika terdapat dua kendala
yang mengikat maka salah satu kendala harus diberikan prioritas. Untuk membantu
menentukan yang mana diberikan prioritas, maka penguasaan metode simplek sangat
diperlukan.

e) Mengulangi langkah diatas.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Telah dikemukakan tiga pendekatan untuk mengatur persediaan yaitu tradisional, Just In
Time (JIT) dan teori kendala. Pendekatan tradisional didasarkan pada metode batas minimal dan
maksimal persediaan yang perlu disediakan oleh perusahaan. Supaya persediaan itu selalu berada
diantara batas minimal dan maksimal tersebut maka perusahaan harus menentukan Economic
Order Quantity (EOQ),Reorder point (ROP) dan Persediaan pengaman (safety stock).
Untuk menjamin agar penerapan Just In Time (JIT) dapat berhasil dengan baik maka
perusahaan perlu melakukan : a) kontrak jangka panjang dan menjaga hubungan baik dengan
supplier. b) Pertukaran data elektronik (electronic data interchange/EDI). EDI memungkinkan
para supplier untuk mengakses basis data pembelinya cecara on-line.
Dalam pendekatan teori kendala dikenal dengan lima langkah untuk mencapai tujuannya
untuk meningkatkan kinerja perusahaan yaitu; a) mengidentifikasi kendala-kendala yang
dihadapi perusahaan, b) mendayagunakan kendala-kendala yang mengikat. Salah satu cara untuk
memaksimalkan setiap kendala yang mengikat adalah dengan memastikan campuran produk
optimal yang dihasilkan, c) menomorduakan kendala yang tidak mengikat dalam setiap
pengambilan keputusan d) memperbaiki kendala-kendala yang mengikat. Salah satu tindakan
yang diambil untuk memaksimalkan penggunaan kendala yang ada dengan melakukan suatu
program perbaikan yang berkelanjutan dengan cara menaikkan sejumlah tertentu input pada
kendala-kendala yang mengikat perusahaan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Setena, I. M. (2014). blogspot. Retrieved from
http://nonregulerfeunwar.blogspot.com/2014/02/pengendalian-persediaan-berdasarkan.html.

widianti, a. (2016, oktober). scribd. Retrieved from


https://id.scribd.com/document/329359450/Manajemen-Persediaan-Tradisional.

yesung, a. (n.d.). academia. Retrieved from


https://www.academia.edu/12027640/TUGAS_AKUNTANSI_MANAJEMEN_MANAJEMEN_PERSEDIA
AN_Nama_Kelompok.

11

Anda mungkin juga menyukai