JUST-IN-TIME (JIT)
Di susun Oleh:
Elias : Nokuwo
Kelas : 3A-CA
NIM : 205154007
Jurusan : Akuntansi
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan jiwa dan raga
juga memberi kami kelancaran untuk dapat menyelesaikan makalah ini. serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu alla swasta yang kita nantikan di
akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas rahmat serta karunianya
Penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata
kuliah Akuntansi Manajemen 2 berjudul “Just-In-Time (Jnt)”
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang telah disusun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun,
yang mana pada akhirnya dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
3. Sejarah Just-In-Time
Just-In-Time dikembangkan oleh Toyota Motor Corporation tahun 1973. Tujuan
utamanya adalah pengurangan biaya atau perbaikan produktivitas dengan menghilangkan
berbagai pemborosan. Pengembangan yang sangat penting dalam perencanaan dan
pengendalian operasional saat ini adalah JIT manufacturing yang kadang disebut
sebagai”produk tanpa persedian”. JIT bukan hanya sekedar sebuah metode yang bertujuan
untuk mengurangi persediaan. JIT juga memperhatikan keseluruhan system produksi
sehingga komponen yang bebas dari cacat dapat disediakan untuk tingkat produksi
selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan – tidak terlambat dan tidak terlalu cepat.
4. Pengertian Just-In-Time
Sistem produksi tepat waktu (Just-In-Time) adalah sistem produksi atau sistem
manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang
pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang
diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
JIT mempunyai empat aspek pokok sebagai berikut:
a. Produksi Just-In-Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada
saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
b. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.
c. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai
dengan fluktuasi permintaan.
d. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.
5. Tujuan Utama Sistem Just-In-Time
Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan
Just-In-Time, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Aliran Material yang lancar – Sederhanakan pola aliran material. Untuk itu
dibutuhkan pengaturan total pada lini produksi. Ini juga membutuhkan akses langsung
dengan dan dari bagian penerimaan dan pengiriman. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan aliran material yang tidak terputus dari bagian penerimaan dan
kemudian antar tiap tingkat produksi yang saling berhubungan secara langsung,
samapi pada bagian pengiriman. Apapun yang menghalangi aliran yang merupakan
target yang haru diselidiki dan dieliminasi.
b. Pengurangan waktu set-up – Sesuai dengan JIT, terdapat beberapa bagian produksi
diskret yang memilki waktu set-up mesin yang kadang-kadang membutuhkan waktu
beberapa jam. Hal ini tidak dapat ditoleransi dalam sistem JIT. Pengurangan waktu
setup yang dramatis telah dapat dicapai oleh berbagai perusahaan, kadang dari 4-7
jam menjadi 3-7 menit. Ini membuat ukuran batch dapat dikurangi menjadi jumlah
yang sangta kecil, yang mengijinkan perusahaan menjadi sangat fleksibel dan
responsif dalam menghadapi perubahan permintaan konsumen.
c. Pengurangan lead time vendor – Sebagai pengganti dari pengiriman yang sangat
besar dari komponen-komponen yang harus dibeli setiap 2/3 bulan, dengan sistem JIT
kita ingin menerima komponen tepat pada saat operasi produksi membutuhkan. Untuk
itu perusahaan kadang-kadang harus membuat kontrak jangka panjang dengan vendor
untuk mendapatkan kondisi seperti ini.
d. Komponen zero defect – Sistem JIT tidak dapat mentolelir komponen yang cacat,
baik itu yang diproduksi maupun yang dibeli. Untuk komponen yang diproduksi,
teknis kontrol statistik harus digunakan untuk menjamin bahwa semua proses sedang
memproses komponen dalam toleransi setiap waktu. Untuk komponen yang dibeli,
vendor diminta untuk menjamin bahwa semua produk yang mereka sediakan telah
diproduksi dalam sistem produksi yang diawasi secara satistik. Perusahaan kan selalu
memiliki program sertifikasi vendor untuk menjamin terlaksananya hal ini.
e. Kontrol lantai produksi yang disiplin –Dalam system pengawasan lantai produksi
tradisional, penekanan diberikan pada utilitas mesin, waktu produksi yang panjang
yang dapat mengurangi biaya set up dan juga pengurangan waktu pekerja. Untuk itu,
order produksi dikeluarkan dengan memperhatikan faktorfaktor ini. Dalam JIT,
perhitungan performansi tradisional ini sangat jauh dari keinginan untuk membentuk
persediaan yang rendah dan menghilangkan halhal yang menghalangi operasi yang
responsif. Hal ini membuat waktu awal pelepasan order yang tepat harus dilakukan
setiap saat. Ini juga berarti, kadangkadang mesin dan operator mesin dapat saja
menganggur. Banyak manajer produksi yang telah menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk menjaga agar mesin dan tenaga kerja tetap sibuk, mendapat kesulitan
membuat penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan agar berhasil menggunakan
operasi JIT. Perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT akan
mendapatkan manfaat yang besar.
6. Penerapan JIT dalam Berbagai Bidang Fungsional Perusahaan
a. Pembelian JIT
Pembelian JIT adalah sistem penjadwalan pengadaan barang dengan cara sedemikian
rupa sehingga dapat dilakukan penyerahan segera untuk memenuhi permintaan atau
penggunaan. Pembelian JIT dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan
dengan aktivitas pembelian dengan cara:
1) Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-
sumber yang dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya.
2) Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
3) Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan.
4) Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
5) Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.
Penerapan pembelian JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya
dan manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1) Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.
2) Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.
3) Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga banyak
biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.
4) Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga beli
secara individual
5) Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.
b. Produksi JIT
Produksi JIT adalah sistem penjadwalan produksi komponen atau produk yang tepat
waktu, mutu, dan jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan oleh tahap produksi
berikutnya atau sesuai dengan memenuhi permintaan pelanggan.
Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara:
1) Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses dalam setiap workstation
(stasiun kerja) atau tahapan pengolahan produk (konsep persediaan nol).
2) Mengurangi atau meniadakan “Lead Time” (waktu tunggu) produksi (konsep
waktu tunggu nol).
3) Secara berkesinambungan berusaha sekeras-kerasnya untuk mengurangi biaya
setup mesin-mesin pada setiap tahapan pengolahan produk (workstation).
4) Menekankan pada penyederhanaan pengolahan produk sehingga aktivitas
produksi yang tidak bernilai tambah dapat dieliminasi.
Perusahaan yang menggunakan produksi JIT dapat meningkatkan efisiensi dalam
bidang:
1) Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan
2) Persediaan bahan, barang dalam proses, dan produk selesai
3) Waktu perpindahan
4) Tenaga kerja langsung dan tidak langsung
5) Ruangan pabrik
6) Biaya mutu
7) Pembelian bahan
Penerapan produksi JIT dapat mempunyai pengaruh pada sistem akuntansi biaya dan
manajemen dalam beberapa cara sebagai berikut:
1) Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan
2) Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk aktivitas
tidak langsung
3) Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya tenaga
kerja dan overhead pabrik secara individual
4) Mengurangi keterincian informasi yang dicatat dalam “work tickets”
X = (I + F) / (P - V)
11. Kesimpulan
Dalam menangani tingginya biaya, menurunnya laba, dan menajamnya persaingan telah
mengakibatkan perusahaan mencari cara-cara untuk merampingkan kegiatan usaha mereka
dan mengumpulkan lebih banyak data akurat untuk tujuan pengambilan keputusan. Oleh
karena itu muncullah ide Just-In-Time (JIT) yang hanya memproduksi apabila ada
permintaan. Akibatnya pemborosan dapat dihilangkan dalam skala besar, yaitu berupa
perbaikan kualitas dan biaya produksi yang lebih rendah. Tujuan utama JIT adalah untuk
meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha
pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta perbaikan kinerja pengiriman.
Prinsip dasar JIT adalah meningkatkan kemampuan secara terus-menerus untuk merespon
perubahan dengan meminimisasi pemborosan. Ada empat aspek pokok dalam sistim JIT yaitu
:
a. Menghilangkan semua aktivitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai
tambah terhadap produk.
b. Komitmen terhadap kualitas prima.
c. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
d. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas yang
memberikan nilai tambah.
Persediaan JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang
secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan bahwa proses atau orang yang
membuat unit-unit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan
sisa. Sistim JIT menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai
barang akan dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus
menerus agar dapat berproduksi Dalam system JIT menerapkan untuk membeli barang hanya
dalam kuantitas yang dibutuhkan saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang
kepada pemasok agar bersedia mengirimkan barang yang kita pesan sesering mungkin. Hal
ini agar tidak adanya persediaan di gudang.
Produksi JIT adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi
menghasilkan secepatnya saat diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi.
Perusahaan harus memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya
persediaan.
Pada sistem JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan
perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Dalam
pengiriman barang dalam JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan
kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukn pesanan
terhadap perusahaan produksi dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan
beralih ke perusahaan produksi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tjiptono, Fandi dan Diana Anastasia. Total Quality Management, Yogyakarta : Andi Offset,
1994.
Cherrington, Hubbard & Luthy, Cost Accounting, San Fransisco : West Publishing Company,
1994.
Hansen & Mowen, Akuntansi Biaya, Ed. 4, Jakarta : Salemba Empat, 2000.
Gayle, Raybun, Akuntansi Biaya Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Ed.
1999.