Di susun Oleh:
Elias : Nokuwo
Kelas : 3A-CA
NIM : 205154007
Jurusan : Akuntansi
Assalamualaikum.Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan jiwa dan raga
juga memberi kami kelancaran untuk dapat menyelesaikan makalah ini. serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu alla swasta yang kita nantikan di
akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas rahmat serta karunianya
Penulis mampu menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah
Akuntansi Manajemen 2 berjudul “Value Chain Analysis”
Penulis juga menyadari bahwa makalah yang telah disusun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun,
yang mana pada akhirnya dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................5
1.3. Tujuan..........................................................................................................................5
1.3 Manfaat............................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................7
2.1 Konsep Value Chain Analysis..........................................................................................7
2.2 Aktifitas Rantai Nilai.......................................................................................................8
2.3 Konsep Value Added......................................................................................................10
2.4 Analisis Value Chain Untuk Keunggulan Kompetitif...................................................10
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Simpulan........................................................................................................................13
3.2 Saran - Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan bisnis yang semakin ketat dikarenakan dampak globalisasi serta
perkembangan diberlakukanya era perdagangan bebas telah menggeser paradigma bisnis
dari Comparative Advantage menjadi Competitive Advantage, yang memaksa kegiatan
bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Strategi yang dimaksud adalah dimana
perusahaan berada dalam posisi strategis dan bisa beradaptasi dengan lingkungan yang
terus berubah. Hal ini berlaku prinsip going concern yang secara umum merupakan tujuan
didirikanya suatu entitas bisnis.(Widarsono,2014)
Dalam menghadapi tingkat persaingan perdagangan global, entitas bisnis terutama
yang telah berada pada skala industri di tuntut untuk mampu dan siap memiliki daya saing
yang tinggi. Daya saing yang kompetitif mutlak diperlukan bagi setiap industry agar tetap
dapat unggul. Daya saing industri dalam meraih kinerja perdagangan internasional yang
optimal salah satunya dipengaruhi oleh rantai nilai (value chain) yang efektif.
Untuk dapat terus berkembang perusahaan menggunakan langkah – langkah strategis
agar dapat unggul dalam persaingan. Dalam rangka menentukan strategi yang perlu
ditetapkan oleh setiap organisasi untuk dapat menemukan keunggulan kompetitifnya,
Porter (1998) menyarankan untuk melakukan identifikasi aktivitas dengan pendekatan
rantai nilai organisasi tersebut.
Porter (1985) dan Kaplinsky dan Morris (2002) menjelaskan rantai nilai yang efektif
merupakan kunci keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang dapat
menghasilkan nilai tambah (value added) bagi suatu industri. Rantai nilai bisa
digambarkan sebagai keseluruhan aktifitas yang disyaratkan untuk membawa barang atau
jasa dari tempat perancangan, melalui fase produksi yang beragam (melibatkan
transformasi fisik dan input dari beragam penyedia jasa), mengirimkan kepada konsumen
akhir, dan daur ulang setelah penggunaan. Selanjutnya analisis rantai nilai juga berfungsi
untuk mengidentifikasi tahap-tahap rantai nilai di mana industri dapat meningkatkan nilai
tambah (Value added) bagi pelanggan dan mengefisiensikan biaya yang dikeluarkan.
Industri mampu menjadi lebih kompetitif melalui efisiensi biaya atau peningkatan nilai
tambah (Value added) yang di peroleh melalui aktivitas rantai nilainya. (Mangifera, 2015)
Setiap aktivitas dalam suatu organisasi akan memberikan kontribusi kepada
pencapaian nilai yang diharapkan. Jika dilihat secara umum maka setiap organisasi akan
4
memiliki masing-masing rantai nilainya dan jika organisasi tersebut berinteraksi dalam
suatu rantai nilai yang besar, maka hal itu disebut sebagai sistem rantai nilai (value chain
system). (Porter, M.E. (1998).
Analisis Value Chain dapat digunakan sebagai salah satu alat analisis untuk
pengambilan keputusan strategis dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin
ketat. Keputusan untuk menentukan strategi kompetitif yang akan diaplikasikan, apakah
menggunakan strategi: Low Cost atau diferensiasi (Porter, 1985), untuk berkompetisi di
pasar. Masing-masing strategi tersebut membutuhkan penanganan pengelolaan yang
berbeda (Donelan, Kaplan, 1999). Sebagai contoh, strategi Low Cost membutuhkan
penekanan pada pemeliharaan/pengelolaan struktur biaya yang lebih rendah dari para
pesaing secara signifikan. Hal ini mungkin dapat dilakukan dengan membatasi penawaran
produk, mengurangi tingkat kerumitan produk, atau pembatasan layanan konsumen.
Strategi diferensiasi juga membutuhkan usaha pengendalian biaya secara berkelanjutan,
tetapi penekanan strategi manajemen akan diarahkan pada diferensiasi produk. Hal ini
mungkin dapat dilakukan dengan menawarkan penambahan fasilitas (Value added) dari
produk, meningkatkan line product, atau memperluas jaringan layanan konsumen.
Strategi apapun yang dipilih, strategi Analisis Value Chain dapat membantu perusahaan
untuk terfokus pada rencana strategi yang dipilih dan berusaha untuk meraih keunggulan
kompetitif.
5
1.3 Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak :
1. Secara Teoritis, menjadi informasi yang dapat terus dikembangkan bagi metode
analisis bisnis agar dapat terus bersaing secara kompetitif dan meningkatkan
informasi bisnis.
2. Secara Praktis, menjadi sumber literasi bagi kalangan pengusaha sehingga dapat
mengembangkan bisnis potensial agar memberikan keuntungan kompetitif yang
dapat meningkatkan produktifitas perekonomian.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
beda untuk perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan organisasi yang tidak berorientasi
pada laba.
Tujuan dari analisis value-chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value
chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk
menurunkan biaya. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah (Value added) dapat
membuat perusahaan lebih kompetitif.
8
• Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi
inputinput yang disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir. Termasuk
di dalamnya permesinan, pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan peralatan.
9
• Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration
(administrasi umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas seperti
general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi
pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui
infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan efektif dan konsisten
mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman, mengidentifikasi
sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.
Rantai nilai memberikan cara sistematik untuk membagi suatu perusahaan kedalam
berbagai aktivitas yang berbeda sehingga dapat digunakan untuk menelaah bagaimana
cara pengelempokan berbagai aktivitas dalam perusahaan. Dengan menggunakan analisas
rantai ini perusahaan bisa mendeteksi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non
value added) sehingga bisa dihilangkan.
10
2.4 Analisis Value Chain Untuk Keunggulan Kompetitif
Kegiatan analisa rantai nilai jika dilakukan dapat membantu suatu organisasi untuk
menentukan jenis keunggulan kompetitif yang ingin dicapai serta bagaimana
mencapainya. Ada dua komponen analisa rantai nilai yang harus dilakukan, yaitu: rantai
nilai industri dan rantai nilai internal organisasi tersebut. Terkait dengan analisa terhadap
rantai nilai industri, Porter (1998) menyampaikan bahwa terdapat lima kekuatan yang
berinteraksi dalam suatu industri yang menggambarkan seberapa menariknya, seberapa
menguntungkannya, serta kondisi persaingan pada masa yang akan datang suatu industri.
Kelima kekuatan itu adalah:
Langkah awal dalam analisis rantai nilai adalah memecah operasi suatu perusahaan
menjadi aktivitas atau proses bisnis tertentu, biasanya dengan mengelompokkan aktivitas
atas proses tersebut kedalam kategori aktivitas primer atau pendukung. Proses tersebut
disebut juga dengan identifikasi aktivitas.
11
tersebut adalah aktivitas-aktivitas yang perlu mendapat perhatian khusus dalam analisis
internal. Terdapat tiga pertimbangan penting dalam tahap analisis rantai ini.
Pertama, misi utama perusahaan perlu mempengaruhi pilihan aktivitas yang akan
diteliti secara rinci oleh manajer. Jika perusahaan tersebut fokus untuk menjadi penyedia
dengan biaya rendah, perhatian manajemen terhadap penurunan biaya harus sangat
terlihat. Selain itu, jika misi perusahaan didasarkan pada komitmen terhadap diferensiasi,
para manajer perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk aktivitas-aktivitas
yang menjadi kunci diferensiasi.
Kedua, sifat dari rantai nilai dan relatif pentingnya aktivitas-aktivitas dalam rantai
nilai tersebut bervariasi dari satu industri ke indutri lain. Ketiga, relatif pentingnya
aktivitas nilai dapat bervariasi sesuai dengan posisi perusahaan dalam sistem nilai yang
lebih luas yang mencakup rantai nilai dari para pemasoknya di hulu serta pelanggan atau
rekanan di hilir yang terlibat dalam penyediaan produk atau jasa bagi para pemakai akhir.
(Kusumawati, 2013)
Penggunaan metode analisis value chain dalam meningkatkan keunggulan kompetitif
bisa terlihat dari penelitian yang Nia Budi Puspitasari, dkk pada tahun 2012 mengenai
strategi pengembangan usaha kerajinan enceng gondok sebagai produk unggulan
kabupaten semarang dimana bisnis yang meningkat perkembangan bisnis tersebut sebesar
33, 33 % sehingga kompetitor sejenin semakin bermunculan. Penggunaan analisis value
chain membantu para pengusaha untuk menentukan nilai tambah bagi para konsumen
sehingga membuat status bisnis menjadi lebih kompetitif (Puspitasari,dkk. 2012)
Analisis value chain juga digunakan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif pada
perusahaan atau pelaku usaha bisnis rantai nilai ayam ras pedaging, melalui analisis
tersebut saran yang bisa diberikan untuk meningkatkan pengelolaan rantai nilai adalah
dengan memperbaiki rantai nilai melalui product upgrading, process upgrading, functional
upgrading, dan channel upgrading. Dengan demikian, daya saing ayam ras pedaging dapat
ditingkatkan.(Tanjung,dkk. 2014)
Para pendukung VCA berpendapat bahwa analisis ini memungkinkan manajer untuk
dapat mengidentifikasikan secara lebih baik keunggulan kompetiti perusahaan dengan
melihat perusahaan sebagai suatu proses rantai aktivitas yang betul-betul terjadi dalam
bisnis dan bukan hanya pembagian organisasi atau protokol akuntansi historis. Analisis
Value Chain dapat membantu perusahaan untuk terfokus pada rencana strategi yang
dipilih dan berusaha untuk meraih keunggulan kompetitif. (Wibowo, 2014)
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Analisis rantai nilai yang merupakan “the building blocks of competitive advantage”
menjelaskan dua kategori aktifitas yang berbeda dalam analisis rantai nilai. Pertama, lima
aktivitas utama yang meliputi logistik inbound, operasi, logistik outbound, pemasaran dan
penjualan dan jasa yang memberikan kontribusi pada penciptaan fisik dari produk dan
jasa, penjualan dan pengirimannya kepada pembeli, dan pelayanan setelah penjualan.
Kedua, adalah aktifitas yang menjadi pendukung aktifitas utama. Peran tersebut dianalisis
melalui aktivitas manusia dan infrastruktur perusahaan, sebagai proses penambahan nilai
yang digunakan sebagai penentu langkah –langkah strategis baik dalam mempertahankan
bisnis maupun meningkatkan nilai kompetitif bisnis di tengah persaingan.
3.2 Saran
Penggunaan analisis value chain (rantai nilai) sangat tepat digunakan untuk industri
dan komoditas – komoditas yang spesifik. Sehingga kajian mengenai salah satu alat
analisis dalam manajemen strategik ini sangat luas peluangnya untuk dibahas lebih
banyak lagi di komoditas potensial tertentu. Diantaranya sektor mina, agria bisnis dan
kreatif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Agni dan Purbayu Budi Santosa. (2013). “Rantai Nilai (Value Chain) Agribisnis
Labu Di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.” Diponegoro Journal Of
Economics, Volume 2, Nomor 4, , p. 4
Mangifera, L. (2015). “Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Pada Produk Batik Tulis Di
Surakarta.” Jurnal Manajemen dan Bisnis BENEFIT, 19(1), p. 24 - 33 Pearce
& Robinson. 2008. “Manajemen Strategis.” Jakarta: Salemba Empat.
Porter, M.E. (1998). “Competitive Advantage.” The Free Press, New York, USA
Puspitasari, N. B., Arvianto, A., Tauhida, D., & Hendra, A. (2013). Strategi Pengembangan
Usaha Kerajinan Enceng Gondok Sebagai Produk Unggulan Kabupaten
Semarang Menggunakan Analisis Rantai Nilai. Jurnal Teknik Industri Undip,
7(2), 113-122.
Shank J, Govindarajan V. (1992). “Strategic Cost Management: The Value Chain
Perspective.” Journal Of Management Accounting Research 4: 179–197.)
Tanjung, M. H., Daryanto, A., & Muladno, M. (2014). “Strategi Bersaing Pada Rantai Nilai
Ayam Ras Pedaging Pt Ciomas Adisatwa Region Jawa Barat Unit Bogor.” Jurnal
Manajemen & Agribisnis, 10(1), 40-49.
Wibowo, A. P. (2014). “Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Komoditas Ikan Bandeng Di
Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.” Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas Diponegoro.
Widarsono, A. (2010). “Strategis Value Chain Analysis (Analisis Stratejik Rantai Nilai):
Suatu Pendekatan Manajemen Biaya.” Universitas Pendidikan Indonesia.
Womack, J.P., Jones, D.T. (1996). “Lean Thinking.” Prentice Hall, USA
14