Manajemen Biaya :
Analisis Rantai Nilai (Value Chain Analysis)
Disusun oleh:
• Zerti Oktaveni (01031482225010)
• Nabilah Delia Hapsari (01031482225011)
Value Chain atau rantai nilai dalam bahasa Indonesia adalah proses bisnis
pengiriman proses atau layanan kepada pelanggan. Value chain mencakup segala
value chain. Sebagian besar organisasi mendukung dari 3 hingga 15 rantai nilai.
Diperkenalkan oleh Michael Porter dalam bukunya tahun 1985 yang berjudul
ini menekankan menangkap proses dan aktivitas yang “menambah nilai” pada
pandangan strategis tentang proses bisnis di seluruh organisasi dan produk yang
mereka dukung.
aktivitas utama dan aktivitas pendukungnya yang menambah nilai pada produk
akhir dan kemudian menganalisa kegiatan ini untuk mengurangi biaya atau
Analisis rantai nilai adalah alat strategi yang digunakan untuk menganalisis
yang paling berharga (yaitu sumber biaya atau keunggulan diferensiasi) kepada
kompetitif.
School, Amerika Serikat, yaitu Michael Porter. Pada tahun 1985, Porter menulis
Performance.
Lebih spesifik lagi, fungsi dari value chain adalah sebagai berikut:
pengembangan produk.
• Membantu perusahaan merancang produk agar lebih berkualitas.
Aktivitas analisis value chain sendiri terbagi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Primary Activities
pengawasan dan pelayanan. Dalam istilah bisnis, aktivitas ini dikenal dengan.
pelanggan.
Kegiatan utama dari value chain adalah seluruh kegiatan bisnis itu sendiri
yang tujuannya mampu menciptakan nilai atau manfaat bagi para konsumen
itu sendiri.
2. Support Activities
pengetahuan perusahaan.
chain adalah hal yang sangat penting. Tanpa aktivitas ini, rantai kegiatan
pada perusahaan mustahil terjadi. Jika pun berjalan, tidak mungkin akan
Kategori Rantai Nilai
Pada kategori ini, rantai nilai dan tata kelolanya terikat dalam perusahaan trans-
nasional yang terintegrasi secara vertikal (misalnya, anak perusahaan dan afiliasi
yang harus tunduk pada perintah dari kantor pusat). Kategori ini merupakan jenis
rantai nilai paling tradisional dan paling mendekati bentuk penanaman modal
Dalam hal ini, produsen hulu sangat bergantung pada pembeli hilir yang lebih
besar dan mapan (atau disebut dengan lead firms). Hal ini tidak hanya terkait
dengan transaksi bisnis atau pesanan, tetapi juga untuk mendapatkan bahan,
desain, eknologi, dll. Seringkali produsen harus melakukan investasi yang spesifik
demikian, diperlukan biaya peralihan yang tinggi untuk pindah ke bidang bisnis
baru. Produsen hulu tersebut seringkali perusahaan kecil yang kerap “terkurung”
Jenis rantai nilai ini mengacu pada suatu situasi dimana perusahaan produsen,
arusin formasi dua arah pada masalah seperti kondisi pasar, tecknologi/desain
produk dan proses dsb., maka hubungan intra rantai nilai dalam kategori ini
dari rantai nilai pasti (captive) ke hubungan (relational) dalam literatur lain
Dalam situasi seperti ini, perusahaan produsen kurang begitu bergantung pada
lebih generik dan tidak terlalu spesifik terhadap transaksi yang dilakukan. Ini
proses.
benar kompetitif dalam literatur ekonomi mikro. Dalam kategori ini, terdapat
Terdapat dua pendekatan melakukan analisis Value Chain, yaitu sebagai berikut –
1. Cost Advantage
produksi.
analisis:
Langkah 1.
barang atau jasa harus diidentifikasi secara jelas dan dipisahkan satu sama
perusahaan karena aktivitas rantai nilai tidak diatur dengan cara yang sama
Langkah 2.
Tetapkan kepentingan relatif dari setiap aktivitas dalam total biaya produk.
Total biaya produksi suatu produk atau jasa harus dipecah dan ditetapkan
Langkah 3.
memahami faktor apa yang mendorong biaya, manajer dapat fokus untuk
jam kerja, kecepatan kerja, tingkat upah, dll. Kegiatan yang berbeda akan
Langkah 4.
Identifikasi hubungan antar aktivitas. Pengurangan biaya dalam satu
produk dapat menyebabkan bagian yang kurang rusak dan biaya layanan
Langkah 5.
2. Differentiation Advantage
Langkah 1.
Langkah 2.
2. Tingkatkan kustomisasi;
superior dan nilai pelanggan akan menjadi hasil dari banyak kegiatan dan
pemasaran dan purna jual Apple menarik lebih banyak pelanggan dan
rantai nilai dan menghilangkan aktivitas kasar yang tidak berkontribusi pada
produk akhir.
Meskipun ada banyak manfaat untuk melakukan analisis value chain, ada
efisiensi kerja dan menambah nilai sambil mengurangi biaya dapat memiliki
beberapa kelemahan.
yang menambah nilai atau tidak terkadang bisa menjadi subjektif (karena
perilaku pelanggan yang tidak masuk akal), dan menerapkan rencana dapat
tidak pernah berakhir, karena persaingan tidak pernah berhenti, dan tolok ukur
yang konstan diperlukan untuk selangkah lebih maju dari yang lain. Biaya
value chain hanyalah setengah dari perjuangan. Ini dapat memakan banyak
Dari uraian mengenai analisis rantai nilai diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
merupakan alatanalisis yang berguna untuk memahami posisi perubahan dalam suatu rantai
yang membentuk nilai suatu produk. Analisis value chain harus dipandangdalam skala
yang luas, skala industri. Analisis Value Chain merupakan analisis aktifitas-aktifitas yang
menghasilkan nilai,baik yang berasal dari dalam dan luar perusahaan. Perusahaan harus
mampu mengenali posisinya pada rantai nilai yang membentuk produk atau jasa tersebut.
Hal ini sangat penting untuk mengidentifikasi kesempatan dari persaingan. Setelah
2. Perusahaan harus mampu memahami posisinya dalam rantai nilai tersebut, kemudian
menentukan strategi kompetitifnya: Low Cost atau Diferensiasi untuk bersaing dengan
pesaingnya. Perusahaan harus melakukan hubungan yang baik dengan supplier dan
distributor untuk memaksimalkan nilai produknya serta menimbulkan rasa percaya dari
supplier dan distributor supaya dapat tercipta hubungan yang baik, yang pada akhirnya