Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nabilah Delia Hapsari

NIM : 01031482225011
Matkul : Audit Sistem Informasi

AUDIT ATAS SIKLUS PEMBAYARAN

Overview Teknologi Pembayaran


Teknologi pada pemrosesan pembayaran mencakup berbagai metode dan alat yang
digunakan untuk melakukan transaksi keuangan secara elektronik. Beberapa teknologi
yang umum digunakan dalam pemrosesan pembayaran adalah sebagai berikut:

1. Pemrosesan Pembayaran Nirkontak: Teknologi ini digunakan ketika kartu kredit,


kartu debit, key fob, kartu pintar, atau perangkat seluler menggunakan identifikasi
frekuensi radio untuk melakukan pembayaran. Pada teknologi ini, tidak perlu secara
fisik menyentuh mesin pembayaran atau kartu, sehingga pembayaran dapat dilakukan
dengan cepat dan mudah.
2. Mobile Payment: Ini adalah metode pembayaran di mana konsumen menggunakan
perangkat seluler mereka, seperti smartphone atau tablet, untuk melakukan transaksi
pembayaran. Melalui berbagai aplikasi pembayaran mobile, pelanggan dapat
melakukan pembelian online, pembayaran di toko fisik, atau transfer uang secara
instan melalui ponsel mereka.
3. Payment Gateway: Ini adalah platform yang memfasilitasi transaksi pembayaran
online antara penjual dan pembeli. Payment gateway bertindak sebagai perantara
antara pengguna, toko online, dan bank untuk memproses pembayaran secara aman
dan efisien. Beberapa contoh payment gateway yang populer adalah PayPal, Stripe,
dan Square.
4. E-Wallet: E-Wallet, atau dompet elektronik, adalah aplikasi mobile yang
memungkinkan pengguna menyimpan informasi pembayaran mereka, seperti kartu
kredit atau debit, dalam bentuk digital. Pengguna dapat mengakses dompet elektronik
mereka pada saat pembayaran dan membuat transaksi cepat dan mudah tanpa perlu
mengeluarkan fisik kartu mereka.
5. Point of Sale (POS) Systems: Sistem POS adalah perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan di toko fisik untuk memproses pembayaran. Sistem POS dapat
menerima pembayaran dengan kartu kredit, kartu debit, dan pembayaran nirkontak.
Mereka juga dapat mengelola persediaan, mencatat penjualan, dan menyediakan
laporan keuangan.

Dengan adanya teknologi ini, pemrosesan pembayaran telah menjadi lebih efisien,
cepat, dan dapat diakses dengan mudah bagi pengguna. Hal ini telah mengubah cara
bisnis melakukan transaksi dan memberikan kemudahan kepada konsumen dalam
melakukan pembayaran.

Perolehan barang dan jasa meliputi hal – hal seperti pembelian bahan baku, peralatan,
perlengkapan, prasarana, raparasi dan pemeliharaan serta penelitian dan
pengembangan

SIFAT SIKLUS
Siklus pembayaran melibatkan setiap keputusan dan proses yang dibutuhkan untuk
memperoleh barang dan jasa guna melaksanaan operasi perusahaan. Siklus tersebut
biasanya dimulai dengan pengajuan permintaan pembelian oleh seorang karyawan
berwenang yang membutuhkan barang dan jasa dan berakhir dengan pembayaran atas
setiap manfaat yang diterima.

Fungsi dan Arus Dokukmen Siklus Pembayaran Perusahaan Manufaktur

1. Permintaan Pembelian ( purchase requisition ) :


suatu permintaan akan barang dan jasa oleh seorang karyawan yang berwenang.
Misalnya :
 Permintaan bahan oleh mandor
 Reparasi kendaraan ke pihak luar oleh bagian umum kantor
 Permintaan asuransi inventaris perusahaan oleh manajemen

2. Order Pembelian ( PO ) :
suatu dokumen yang mencatat uraian, jumlah, dan informasi, yang berkaitan dengan
barang dan jasa yang hendak dibeli perusahaan

3. Laporan Penerimaan Barang ( receiving report ) :


Suatu dokumen yang dibuat pada saat barang berwujud diterima yang menunjukan
uraian tentang barang, jumlah yang diterima , tanggal penerimaan dan data lain yang
dipandang perlu .

4. Faktur Penjual (vendor`s invoice ):


Suatu dokumen yang menunjukan hal - hal seperti uraian dan jumlah barang serta jasa
yang diterima, harga termasuk ongkos angkut, syarat – syarat potongan tunai, dan
tanggal penagihan.

5. Buku tambahan hutang dagang (accounts payable subsidiary ledger):


buku besar tambahan untuk mencatat masing masing perolehan, pembayaran kas, dan
saldo total yang harus dibayar kepada penjual.

6. Cek ( Check ) :
Alat pembayaran untuk setiap perolehan pada saat jatuh tempo. Saat cek telah
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang maka saat itu cek sudah merupakan suatu
aktiva.

7. Laporan rekanan penjual ( Vendor’s statement ) :


Laporan yang dibuat oleh pemasok dari klien yang dibuat setiap akhir bulan,
mengenai saldo awal, pembayaran, dan perolehan. Dapat dimanfaatkan untuk
dilakukan pemeriksaan silang antara laporan klien dan pemasok.

Fungsi-Fungsi Dalam Siklus Serta Pengendalian Intern :

1) Pemrosesan order pembelian ( processing purchase order ) :


Permintaan setiap barang dan jasa yang dibuat oleh pegawai pihak klien merupakan
titik awal siklus. Bentuk pasti dari permintaan dan persetujuan yang dibutuhkan
tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijaksanaan perusahaan. Agar
pengendalian intern berjalan dengan baik, bagian pembelian sebaiknya tidak
bertanggung jawab mengotorisasi perolehan atau menerima barang .
2) Penerimaan Barang Dan Jasa :
Kalau barang sudah diterima, pengendalian yang memadai mengharuskan
dilakukannya penelitaian atas uraian, jumlah, saat kedatangan, serta kondisi barang.
Hampir semua perusahaan mempunyai bagian penerimaan barang yang bertugas
pembuat laporan penerimaan sebagai bukti bahwa barang sudah diterima dan diteliti.
Biasanya sebuah tembusan dikirimkan ke bagian gudang dan lembar tembusan lain di
berikan kebagian hutang dagang agar mereka mendapat informasi yang diperlukan.

3) Pengakuan Kewajiban :
Bagian hutang dagang umumnya bertanggung jawab menguji ketepatan setiap
perolehan dan mencatatnya ke dalam daftar voucher atau buku harian hutang dagang.
Harus ada cross check antara faktur penjualan dari pemasok dengan dokumen order
pembelian, serta dengan dokumen penerimaan barang.
Pengendalian penting adalah bagian pencatat hutang dagang tidak mempunyai akses
terhadap pengeluaran kas,dan aktiva lainnya.

4) Pemrosesan dan Pencatatan Pembayaran Kas :


Pengendalian terpenting dalam fungsi pembayaran kas terdiri dari penandatanganan
setiap cek oleh pejabat tertentu dengan otorisasi yang benar, pemisahan tanggung
jawab antara yang menandatangani setiap cek dengan yang menangani hutang
dagang, dan adanya pemeriksaan yang teliti atas setiap dokumen pendukung oleh
penandatanganan cek pada saat cek ditandatangani.

 Pengujian Transaksi
Ada 4 pengujian pembayaran yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Perolehan atas barang dan jasa untuk kepentingan perusahaan ( Validitas ) :
Untuk memastikan bahwa barang dan jasa memang untuk keperluan perusahaan,
bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok manajemen tertentu yang
dibebankan menjadi biaya atau aktiva perusahaan.

2. Setiap perolehan yang terjadi telah dicatat ( kelengkapan ) : Kelalaian mencatat


suatu perolehan barang dan penerimaan jasa akan berakibat langsung terhadap
hutang dagang. Jika klien menggunakan sistem perpetual maka auditor dapat
mengurangi pengujian karena sistem tersebut lebih dapat diandalkan.

3. Setiap perolehan diklasifikasi dengan tepat ( klasifikasi ) : Auditor dapat


mengurangi pemeriksaan suatu pengujian jika yakin bahwa pengendalian intern
telah memadai. Pemisahan atas aktiva dan biaya yang terkait seperti :
pemeliharaan aktiva, reparasi, prasarana sangat menyita waktu.

4. Verifikasi terhadap pembayaran Kas : Pengujian terhadap pembayaran kas


umumnya dilakukan bersamaan. Pengendalian internal pokok, pengujian
pengendalian yang umum , pengujian substantive yang umum untuk setiap tujuan
pengendalian intern. Asumsi yang mendasari pengendalian internal dan prosedur-
prosedur audit ini adalah adanya buku harian pembelian yang terpisah untuk
mencatat seluruh perolehan.
Penting untuk mengaitkan sistem pengendalian intern dengan tujuan – tujuan
pengendaliannya, pengujuian pengendalian dengan pengendaliannya, dan pengujian
substantive transaksi dengan kesalahan moneter yang mungkin akan ada atau tidak
ada tergantung pada pengendalian dan kelemahan yang terdapat di dalam sistem
tersebut.
Perlu diingatkan bahwa seperangkat pedoman prosedur untuk suatu penugasan audit
tertentu akan berbeda sesuai dengan pengendalian intern serta factor-faktor lainnya.
Empat dari tujuh tujuan audit atas perolehan memerlukan perhatian khusus. Kempat
tujuan audit tersebut akan dibahas satu persatu berikut ini.

Perolehan Yang Dicatat Adalah Untuk Setiap Barang Dan Jasa Yang Diterima,
Sejalan Dengan Kepentingan Terbaik Dari Pihak Klien ( Validitas )

Kalau Auditor merasa puas bahwa pengendalian terhadap tujuan ini cukup memadai,
pengujian setiap transaksi yang tidak tepat dan sah dapat dikurangi. Kecukupan
pengendalian mungkin akan mencegah klien untuk memasukkan transaksi-transaksi
yang sebenarnya memberikan manfaat bagi manajemen atau karyawan lain dan buka
bagi perusahaan yang sedang diaudit, sebagai beban maupun sebagai aktiva
perusahaan.

Dalam beberapa kasus, transaksi-transaksi seperti itu benar-benar kelihatan, misalnya


perolehan suatu barang untuk kepentinagn pribadi yang tidak diotorisasi oleh pejabat
yang berwenang, atau penggelapan sebenarnya atas kas dengan cara mencatat
pembelian palsu ke dalam daftar voucher. Dalam kejadian lain , kebenaran akan suatu
transaksi lebih sukar untuk dievaluasi, seperti pembayaran para pejabat perusahaan
kepada suatu perkumpulan yang mempunyai gedung pertemuan dan olahraga diluar
kota ( Country club ) , beban yang dibayarkan untuk liburan keluar negeri bagi para
anggota manajemen beserta keluarganya, atau pembayaran tidak resmi kepada pejabat
luar negeri yang disetujui oleh manajemen.
Kalau pengendalian untuk setiap transaksi seperti ini tidak memadai, maka
pemeriksaan lebih luas terhadap setiap dokumen pendukungnya harus dilakukan.

Setiap Perolehan Yang Terjadi Telah Dicatat ( Kelengkapan )

Kelalaian untuk mencatat perolehan barang dan jasa yang diterima selalu mempunyai
akibat secara langsung terhadap hutang dagang. Auditor dapat memahami dan
menguji struktur pengendalian intern untuk mengurangi risiko yang ditetapkan
sehingga akan mengurangi pengujian rincian hutang kalau dia merasa pasti bahwa
semua perolehan sudah dicatat secara tepat dan sesuai dengan saat terjadinya. Karena
audit atas hutang dagang biasanya membutuhkan cukup banyak waktu, maka strktur
pengendalian intern yang efektif yang diuji dengan layak, dapat sangat mengurangi
biaya audit.
Kalau pihak klien menggunakan sistem persediaan perpetual, maka pengujian
terhadap rincian persediaan juga dapat sangat dikurangi kalau auditor yakin bahwa
catatan perpetual tersebut dapat diandalkan. Pengendalian terhadap perolehan didalam
catatan perpetual tersebut biasanya diuji sebagai bagian pengujian transaksi untuk
setiap perolehan, dan pengendalian terhadap tujuan ini ememegang peranan kunci
dalam audit.
Pemasukan maupun jumlah biaya per unit ke dalam catatan persediaan perpetual
memungkinkan dikuranginya pengujian atas perhitungan secara phisik berserta biaya
per unit kalau setiap pengendalian berlaku secara efektif.
Setiap Perolehan Dinilai Dengan Benar ( Penilaian )
Karena penilaian terhadap banyak perkiraan seperti :
 Aktiva
 Hutang
 Biaya
Tergantung pada tempatnya pencatatan setiap transaksi didalam buku harian
pembelian, perluasan pengujian rincian terhadap banyak perkiraan neraca dan beban
akan tergantung pada hasil evaluasi auditor atas keefektivan pengendalian intern
melalui evaluasi yang tepat atas transaksi perolehan itu sendiri.

Sebagai contoh kalau auditor yakin bahwa setiap aktiva tetap telah dinilai dengan
benar didalam catatan pembukuan awal, maka dapat diterima untuk melakukan
vouching lebih kecil terhadap perolehan didalam periode berjalan daripada kalau
pengendalain tidak memadai.

Setiap Perolehan Di Klasifikasi dengan tepat ( Klasifikasi )

Seorang auditor dapat mengurangi pengujian rincian beberapa jenis perkiaraan


tertentu kalau ia yakin bahwa struktur pengendalian intern sudah memadai untuk
memberikan kepastian yang layak tentang klasifikasi yang tepat dalam buku harian
pembelian.
Walaupun semua perkiraan sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh pengendalian
efektif atas klasifikasi, namun ada dua hal yang sangat dipengaruhi, yaitu :
 Perolehan aktiva tetap periode berjalan
 Semua perkiraan beban seperti reparasi dan pemeliharaan, prasarana dan
periklanan.

Karena vouching terhadap perolehan aktiva tetap periode berjalan untuk tujuan
penilaian dan klasifikasi serta verifikasi klasifikasi untuk perkiraan beban merupakan
prosedur audit yang relative menyita waktu, maka penghematan waktu audit sangat
penting artinya.

Vertifikasi terhadap pembayaran kas


Asumsi yang mendasari pengendalian dan prosedur audit ini adalah adanya
pemisahan antara pembayaran kas dan buku harian pembelian. Uraian yang
menyangkut metodologi dan proses pengembangan prosedir audit utuk perolehan juga
berlaku untuk pembayaran kas.
Setelah auditor menetapkan prosedurnya, pengujian terhadap perolehan dan
pembayaran kas umumnya dilaksanakan bersama – bersama. Contohnya, untuk
pemeriksaan sebuah transaksi yang dipilih dari buku harian pembelian, faktur rekanan
dan laporan penerimaan barang akan diperiksa bersama-sama dengan cek yang telah
dibatalkan untuk pembelian bersangkutan. Jadi, vertifikasi dipercepat tanpa
mengurangi keefektifan pengujian tersebut.

Sampling atribut untuk pengujian transaksi


Karena pentingnya arti pengujian atas transaksi perolehan dan dasarnya sama dengan
yang diterapkan untuk pengujian transaksi penjualan seperti ysng telah dibahas dalam
bab sebelumnya.
Akan tetapi harus diperhatikan, dengan mengacu terhadap hampir seluruh tujuan
utama yang disajikan sebelumnya, bahwa sebagian besar atribut penting dalam siklus
perolehan dan pembayaran mempunyai akibat langsung secara moneter terhadap
setiap perkiraan yang bersangkutan. Selain itu banyak jenis kesalahan yang
kemungkinan ditemukan merupakan kesalahan pendapatan laba dan hal ini sangat
penting bagi auditor.
Sebagai contoh, mungkin ada kesalahan pisah batas persediaan atau tidak tepatnya
pencatatan jumlah beban tertentu. Akibatnya tingkat deviasi yang dapat ditoleransi
yang dipilih auditor dalam pengujian banyak atribut dalam siklus ini secara relative
rendah. Karena jumlah dolar masing-masing transaksi dalam siklus ini mencakup
suatu rentang yang luas, umumnya pos-pos yang sangat besar jumlahnya dan tidak
sering terjadi dipisahkan dan diuji dengan dasar 100%.

Dalam audit yang biasa, perkiraan-perkiraan yang paling banyak menyita waktu untuk
diverifikasi dengan pengujian rincian saldo keuangan adalah :
 Perkiraan piutang dagang
 Persediaan
 Aktiva tetap
 Hutang dagang
 Perkiraan beban
Dari kelima perkiraan tersebut, ada empat yang berhubungan langsung dengan siklus
perolehan dan pembayaran. Jumlah penghematan waktu secara keseluruhan dapat
begitu besar kalau auditor dapat mengurangi pengujian rincian saldo setiap perkiraan
dengan menggunakan pengujian transaksi untuk memverifikasi keefektifan struktur
pengendalian intern perolehan.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwa pengujian transaksi atas siklus perolehan
dan pembayaran mendapat perhatian yang besar dalam setiap audit yang dilaksanakan
dengan baik, terutama kalau pihak klien sudah memiliki struktur pengendalian intern
yang efektif.

Untuk setiap tujuan tersebut, auditor harus menempuh proses yang sama dan logis
seperti yang telah dibahas dalam bab-bab terdahulu.
Pertama, ia harus memahami struktur pengendalian intern untuk menentukan jenis
pengendalian mana yang ada. Setelah auditor mengidentifikasikan semua
pengendalian dan kelemahan untuk setiap tujuan, ia dapat melakukan penilaian
pendahuluan atas resiko pengendalian atas setiap tujuan.
Pada saat ini, ia harus memutuskan pengendalian mana yang direncanakan hendak
diuji untuk memenuhi penilaian pendahuluan atau resiko pengendalian .
Setiap jenis pengendalian ini harus diuji untuk melihat kesesuaiannnya (compliance)
dan dievaluasi untuk melihat keefektifannya . Pengujian substansif untuk melihat
kesalahan moneter yang berkaitan dengan tujuan tersebut sebagian besar dapat
ditetapkan berdasarkan penilaian dan perencanaan pengujian .

Setelah auditor mengembangkan prosedur untuk setiap tujuan, maka prosedur-


prosedur dapat digabungkan ke dalam program audit yang dapat digunakan secara
efisien. Metodologi ini juga sama dengan metodologi yang digunakan dalam bab
sebelumnya untuk penjualan dan penerimaan kas.

Kembali lagi, penekanan dalam setiap metodologi tersebut adalah pada tepatnya :
 Penentuan prosedur
 Ukuran sampel
 Jenis perkiraan yang akan dipilih
 Waktunya

Pengujian substantif akun-akun pembayaran


Pengujian substantif akun-akun pembayaran adalah pengujian yang dilakukan oleh
auditor untuk mengevaluasi kebenaran akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi
barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut. Pengujian substantif
utang usaha menjadi salah satu pengujian yang dapat digunakan oleh auditor untuk
memeriksa kewajaran dan adanya salah saji atau monetary errors. Tujuan utama
pengujian substantif terhadap utang usaha adalah untuk menemukan adanya
unrecorded liabilities. Berikut adalah beberapa prosedur audit yang umum dilakukan
dalam pengujian akun- akun pembayaran, khususnya utang usaha:
 Memeriksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas
 Menelusuri neraca saldo utang usaha
 Pencarian utang usaha yang belum tercatat
 Perhitungan ulang, termasuk pengecekan akurasi aritmatika atas dokumen sumber
dan catatan akuntansi atau melakukan perhitungan yang independen

Pengujian substantif kas juga dapat dilakukan oleh auditor untuk mengetahui
kebenaran saldo kas dalam laporan keuangan. Beberapa prosedur audit yang umum
dilakukan dalam pengujian substantif kas antara lain:
 Perhitungan ulang, termasuk pengecekan akurasi aritmatika atas dokumen sumber
dan catatan akuntansi atau melakukan perhitungan yang independen
 Konfirmasi saldo kas dengan bank
 Pengecekan dokumen pendukung seperti bukti kas masuk dan keluar

Dalam melakukan pengujian substantif akun-akun pembayaran, auditor harus


memperhatikan risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang potensial. Selain
itu, auditor juga harus memperhatikan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum
dalam mengevaluasi kebenaran akun-akun tersebut.

Anda mungkin juga menyukai