NIM : 01031482225011
Matkul : Audit Sistem Informasi
Dengan adanya teknologi ini, pemrosesan pembayaran telah menjadi lebih efisien,
cepat, dan dapat diakses dengan mudah bagi pengguna. Hal ini telah mengubah cara
bisnis melakukan transaksi dan memberikan kemudahan kepada konsumen dalam
melakukan pembayaran.
Perolehan barang dan jasa meliputi hal – hal seperti pembelian bahan baku, peralatan,
perlengkapan, prasarana, raparasi dan pemeliharaan serta penelitian dan
pengembangan
SIFAT SIKLUS
Siklus pembayaran melibatkan setiap keputusan dan proses yang dibutuhkan untuk
memperoleh barang dan jasa guna melaksanaan operasi perusahaan. Siklus tersebut
biasanya dimulai dengan pengajuan permintaan pembelian oleh seorang karyawan
berwenang yang membutuhkan barang dan jasa dan berakhir dengan pembayaran atas
setiap manfaat yang diterima.
2. Order Pembelian ( PO ) :
suatu dokumen yang mencatat uraian, jumlah, dan informasi, yang berkaitan dengan
barang dan jasa yang hendak dibeli perusahaan
6. Cek ( Check ) :
Alat pembayaran untuk setiap perolehan pada saat jatuh tempo. Saat cek telah
diotorisasi oleh pejabat yang berwenang maka saat itu cek sudah merupakan suatu
aktiva.
3) Pengakuan Kewajiban :
Bagian hutang dagang umumnya bertanggung jawab menguji ketepatan setiap
perolehan dan mencatatnya ke dalam daftar voucher atau buku harian hutang dagang.
Harus ada cross check antara faktur penjualan dari pemasok dengan dokumen order
pembelian, serta dengan dokumen penerimaan barang.
Pengendalian penting adalah bagian pencatat hutang dagang tidak mempunyai akses
terhadap pengeluaran kas,dan aktiva lainnya.
Pengujian Transaksi
Ada 4 pengujian pembayaran yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Perolehan atas barang dan jasa untuk kepentingan perusahaan ( Validitas ) :
Untuk memastikan bahwa barang dan jasa memang untuk keperluan perusahaan,
bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok manajemen tertentu yang
dibebankan menjadi biaya atau aktiva perusahaan.
Perolehan Yang Dicatat Adalah Untuk Setiap Barang Dan Jasa Yang Diterima,
Sejalan Dengan Kepentingan Terbaik Dari Pihak Klien ( Validitas )
Kalau Auditor merasa puas bahwa pengendalian terhadap tujuan ini cukup memadai,
pengujian setiap transaksi yang tidak tepat dan sah dapat dikurangi. Kecukupan
pengendalian mungkin akan mencegah klien untuk memasukkan transaksi-transaksi
yang sebenarnya memberikan manfaat bagi manajemen atau karyawan lain dan buka
bagi perusahaan yang sedang diaudit, sebagai beban maupun sebagai aktiva
perusahaan.
Kelalaian untuk mencatat perolehan barang dan jasa yang diterima selalu mempunyai
akibat secara langsung terhadap hutang dagang. Auditor dapat memahami dan
menguji struktur pengendalian intern untuk mengurangi risiko yang ditetapkan
sehingga akan mengurangi pengujian rincian hutang kalau dia merasa pasti bahwa
semua perolehan sudah dicatat secara tepat dan sesuai dengan saat terjadinya. Karena
audit atas hutang dagang biasanya membutuhkan cukup banyak waktu, maka strktur
pengendalian intern yang efektif yang diuji dengan layak, dapat sangat mengurangi
biaya audit.
Kalau pihak klien menggunakan sistem persediaan perpetual, maka pengujian
terhadap rincian persediaan juga dapat sangat dikurangi kalau auditor yakin bahwa
catatan perpetual tersebut dapat diandalkan. Pengendalian terhadap perolehan didalam
catatan perpetual tersebut biasanya diuji sebagai bagian pengujian transaksi untuk
setiap perolehan, dan pengendalian terhadap tujuan ini ememegang peranan kunci
dalam audit.
Pemasukan maupun jumlah biaya per unit ke dalam catatan persediaan perpetual
memungkinkan dikuranginya pengujian atas perhitungan secara phisik berserta biaya
per unit kalau setiap pengendalian berlaku secara efektif.
Setiap Perolehan Dinilai Dengan Benar ( Penilaian )
Karena penilaian terhadap banyak perkiraan seperti :
Aktiva
Hutang
Biaya
Tergantung pada tempatnya pencatatan setiap transaksi didalam buku harian
pembelian, perluasan pengujian rincian terhadap banyak perkiraan neraca dan beban
akan tergantung pada hasil evaluasi auditor atas keefektivan pengendalian intern
melalui evaluasi yang tepat atas transaksi perolehan itu sendiri.
Sebagai contoh kalau auditor yakin bahwa setiap aktiva tetap telah dinilai dengan
benar didalam catatan pembukuan awal, maka dapat diterima untuk melakukan
vouching lebih kecil terhadap perolehan didalam periode berjalan daripada kalau
pengendalain tidak memadai.
Karena vouching terhadap perolehan aktiva tetap periode berjalan untuk tujuan
penilaian dan klasifikasi serta verifikasi klasifikasi untuk perkiraan beban merupakan
prosedur audit yang relative menyita waktu, maka penghematan waktu audit sangat
penting artinya.
Dalam audit yang biasa, perkiraan-perkiraan yang paling banyak menyita waktu untuk
diverifikasi dengan pengujian rincian saldo keuangan adalah :
Perkiraan piutang dagang
Persediaan
Aktiva tetap
Hutang dagang
Perkiraan beban
Dari kelima perkiraan tersebut, ada empat yang berhubungan langsung dengan siklus
perolehan dan pembayaran. Jumlah penghematan waktu secara keseluruhan dapat
begitu besar kalau auditor dapat mengurangi pengujian rincian saldo setiap perkiraan
dengan menggunakan pengujian transaksi untuk memverifikasi keefektifan struktur
pengendalian intern perolehan.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwa pengujian transaksi atas siklus perolehan
dan pembayaran mendapat perhatian yang besar dalam setiap audit yang dilaksanakan
dengan baik, terutama kalau pihak klien sudah memiliki struktur pengendalian intern
yang efektif.
Untuk setiap tujuan tersebut, auditor harus menempuh proses yang sama dan logis
seperti yang telah dibahas dalam bab-bab terdahulu.
Pertama, ia harus memahami struktur pengendalian intern untuk menentukan jenis
pengendalian mana yang ada. Setelah auditor mengidentifikasikan semua
pengendalian dan kelemahan untuk setiap tujuan, ia dapat melakukan penilaian
pendahuluan atas resiko pengendalian atas setiap tujuan.
Pada saat ini, ia harus memutuskan pengendalian mana yang direncanakan hendak
diuji untuk memenuhi penilaian pendahuluan atau resiko pengendalian .
Setiap jenis pengendalian ini harus diuji untuk melihat kesesuaiannnya (compliance)
dan dievaluasi untuk melihat keefektifannya . Pengujian substansif untuk melihat
kesalahan moneter yang berkaitan dengan tujuan tersebut sebagian besar dapat
ditetapkan berdasarkan penilaian dan perencanaan pengujian .
Kembali lagi, penekanan dalam setiap metodologi tersebut adalah pada tepatnya :
Penentuan prosedur
Ukuran sampel
Jenis perkiraan yang akan dipilih
Waktunya
Pengujian substantif kas juga dapat dilakukan oleh auditor untuk mengetahui
kebenaran saldo kas dalam laporan keuangan. Beberapa prosedur audit yang umum
dilakukan dalam pengujian substantif kas antara lain:
Perhitungan ulang, termasuk pengecekan akurasi aritmatika atas dokumen sumber
dan catatan akuntansi atau melakukan perhitungan yang independen
Konfirmasi saldo kas dengan bank
Pengecekan dokumen pendukung seperti bukti kas masuk dan keluar