Anda di halaman 1dari 10

Pemeriksaan SPT Tahunan Wajib

Pajak Orang Pribadi

Nabilah Delia Hapsari


(01031482225011)
A. Pemeriksaan atas SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang memiliki
Penghasilan Sehubungan dengan pekerjaan atau melakukan Pekerjaan
bebas dengan peredaran usaha tidak melebihi Rp 4.8 Miliar Setahun
Meskipun penghasilan yang diterima oleh WP telah dipotong PPh 21 oleh masing-masing pemberi kerja, namun
mereka teteap harus untuk mengisi SPT tahunan PPh orang pribadi untuk menghitung ulang pajak penghasilan atas
yang mereka terima sela satu tahun. Pengujian yang akan dilakukan oleh Pemeriksa Pajak sehubungan dengan SPT
PPh yang disampaikan oleh Orang Pribadi yang memiliki penghasilan sehubungan dengan pekerjaan atau pekerjaan
bebas akan difokuskan pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengujian Kelengkapan (completness) penghasilan yang dilaporkan


Untuk Pengujian Kebenaran jumlah penghasilan yan dilaporkan oleh WP, Pemeriksa Pajakn akan melakukan beberapa
hal sbg berikut:
a. pemanfaatan data internal DJP berupabukti piutang SPT Masa PPh Pemotong dan Pemungutan
Pemeriksa memanfaatkan informasi internal DJP berupa bukti potong seperti PPh Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23 maupun
Pasal 4 ayat (2) yang disampaikan oleh WP Pemotong/Pemungut yang bertransaksi dengn WP orang Pribadi yg
seddang melakukan pemeriksaan. Hal ini bertujuan untu memastikan bahwa WP telah melaporkan seluruh
penghasilan yang diterimanya dari seluruh pemberi kerja.
(Lanjutan)

b. pengujian rekening bank Wajib Pajak


Pengujian rekening koran Wajib Pajak, Pemeriksa akan dapat menentukan apakah Wajib Pajak telah melaporkan
seluruh penghasilan yang diterimanya dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. Karena rekening koran terdapat mutasi
masuk/ mutasi kredit yang dapat dimaknai sebagai penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak, namun tidak semua
mutasi kredit pada rekening WP merupakan penghasilan yang akan dikenakan pajank penghasilan. Contoh mutasi
kredit yang yang bukan penghasilan: 1. mutasi masuk transfer antar rekening dan 2. penerimaan uang dalam rangka
pelunasan piutang dari pihak lain.
Pemeriksa akan melakukan pengujian sisi kredit (sisi penerimaan) dari rekening dan dikurangi dengan penerimaan-
penerimaan yang menurut ketentuan perundang-undangan bukan merupakan objek pajak. lalu dari pengujian
tersebut pemeriksa dapat menentukan besarnya penghasilan WP selama satu tahun pajak.
c. perhitungan kekayaan bersih
Kekayaan bersih adalah selisih antara harta dan kewajiban/utang yang dimiliki oleh WP orang pribadi. Pertambahan
kekayaan bersih dapat menunjukkan besarnya penghasilan yang diterima oleh seseorang pada satu tahun pajak.
d. pengujian biaya hidup
Jumlah tanggungan Wajib Pajak serta pola dan gaya hidup dan keadaan tempat tinggal Wajib pajak perlu
diperhatikan untuk mendapatkan jumlah bjiaya hidup yang sewajarnya.
(Lanjutan)

2. Kebenaran Jenis/Sumber Penghasilan yang Dilaporkan


Pemeriksa Pajak melakukan Pengujian untuk memastikan agar seluruh penghasilan yang seharusnya dikenakan pajak,
telah dilaporkan oleh WP dalam SPT Tahunan PPh. Teknik yang dapat dilakukan Pemeriksa untuk memastikan
kebenaran asal sumber penghasilan adalah :
a. pemanfaatan data internal Direktorat Jendral Pajak berupa keberadaan dan penurunan nilai aset pada SPT pihak
yang memberikan warisan, dan;
b. konfirmasi ke notaris dlm hal warisan tersebut dibuat dalam bentuk akta notarial.
3. Kebenaran Penerapan Norma Perhitungan Penghasilan Neto
WP yang melakukan pekerjaan bebas, dan peredaran brutonya tidak melebihi Rp 4.800.000.000 dalam satu tahun
pajak, maka Wajib Pajak dapat menghitung penghasilan netonya menggunakan norma perhitungan penghasilan
neto. Lalu Pemeriksa akan melakukan pengujian kebenaran penerapan norma perhitungan penghasilan neto. Hal-
hal Kursial terkait norma perhitungan penghasilan neto:
a. kelayakan WP untuk menggunakan norma perhitungan penghasilan neto sbg dasar untuk menetukan
penghasilan neto;
b. jenis usaha WP; dan c. lokasi usaha WP.
4. Kebenaran Penerepan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
(Lanjutan)

4. Kebenaran Penerepan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Pemeriksa Pajak melakukan pengujian memastikan agar pengurangan penghasilan neto fiskal PTKP WP dalam SPT
telah sesuai dengan ketentuan yg berlaku. Teknik yang dapat Pemeriksa Pajak untuk memastikan kebenaran
penerapan PTKP adalah:
a. pengujian keabsahan dokume berupa kartu Keluarga dari WP; dan
b. konfirmasi ke aparat lingkungan (RT/RW atau kelurahan).
5. Kebenaran Penerapan Tarif Pajak Penghasilan
Pemeriksa pajak melakukan pengujian memastikan agar tarif yang dipergunakan oleh Wajib Pajak untuk
menghitung Pajak Penghasilan telah sesuai dengn ketentuan yang berlaku. Tarif yang berlaku adalah tarif
Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang PPh.
6. Kebenaran Kredit Pajak yang Diperhitungkan
Pemeriksa Pajak melakukan pengujian memastikan agar kredit pajak yang dinyatakan Waijb Pajak dalam SPT telah
sesusai dengan ketentuan yang berlaku. Teknik yang dapat Pemeriksa Pajak untuk memastikan kebenaran kredit
pajak yang diperhitungka WP adalh:
a. pemanfaatan data internal Direktorat Jendral Pajak berupa bukti potong PPh atau Surat Setoran Pajak (SSP); dan
b. konfirmasi ke pihak Pemotong/Pemungut pajak.
B. Pemeriksaan atas SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan
Usaha degan Perdaran, Usaha tidak melebihi
Rp 4,8 Miliar Setahun
Orang Pribadi yang melakukan usaha dengan perdaran usaha yang diterima selama 1 tahun tidak melebihi Rp
4.800.000.000 maka atas penghasilan tersebut dikenkan PPh bersifat Final sebesar 1% dari peredaran usahanya
berdasarkan ketentuan Perturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 dan dibayar untuk setiap masa pajak.
Wajib Pajak tidak diwajibkan melakukan pembukuan , Namun Waib Pajak teteap diminta melakukan pencatatan.
Pengujian yang akan dilakukak pemeriksa pajaksehubungan dengan SPT PPh yg disampaikan oleh Orang Pribadi
yang melakukan usaha dengan peredaran usahsa tidak melebihi Rp 4,8 Miliar Setahun akan difokuskan pada
beberapa hal sbg berikut:
1. Kelengkapan (completness) penghasilan yang dilaporkan
a. Pemanfaatan Informasi interenal/ dan atau Eksternal Direktorat Jenderal Pajak
dijadikan sebagai pembading kelengkapan penghasilan yang dilaporkan oleh WP dalam SPT Tahunan PPh Orang
Pribadi dapat berupa:
1. data laporan hasil audit dari kantor akuntan publik;
2. data devisa hasil ekspor; dan atau
3. data Pemberitahuan Eksor Barang (PEB)
Lanjutan

b. Penelusuran Angka
Penelusuran angka dilakukan oleh Pemeriksa Pajak untuk menguji apakah Wajib Pajak telah melaporkan seluruh
penghasilan yag diterimanya dlm SPT Tahunan PPh dilakukan dengan melakukan penelusuran angka penghasilan
yang dilaporkan pada SPT/laporan keuangan mundur kebuku besar, buku besar tambahan sampai ke jurnal umum.
c. Penelusuran Bukti
pemeriksaan bukti yang mendukung suatu transaksi yang telah dicatat (vouching) / yang seharusnya dicatat
(tracing). Penelusuran bukti terkait dengan akun penghasilan dapat dilakukan ke dokumen berupa kontrak
peenjualan. dengan vouching dan tracing ke kontrak penjualan, pemeriksa pajak dapat mengetahui apakah nilai
penjualan telah dilaporkan di laporan keuangan/SPT dicatat telah sesuai dengan kontrak yang terjadi.
d. Pengujian Keterkaitan
Pengujian yang dilakukan untuk meyakini suatu transaksi berdasarkan pengujian atas mutasi pos-os lain yg terkait.
berhubunga dengan transaksi tersebut. Pemriksa dapat menguji keterkaitan antara:
1. penerimaan tunai dgn penerimaan kas/bank, uang muka oenjualan (uji arus uang); atau
2. penghasilan kredit (akrual) dengan pelunasan piutang usaha ( uji arus piutang).
Apabila ada selisih antara hal-hal yang diuji maka Pemeriksa Pajak dapat menyimpulkan adanya indikasi bahwa WP
belum melaporkan seluruh penghasilan yang diterima.
Lanjutan

e. Ekualisasi atau Rekonsiliasi


pencocokan saldo 2 (dua) atau lebih angka yang mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Apabila hasilnya
terdapat perbedaan, maka perbedaan tersebut harus dapat dijelaskan. berdasarkan teknik tersebut, Pemeriksa
Pajak dapat melakukan pengujian atas kelengkapan (completness) atas penghasilan yang dilaporkan oleh Wajib
Pajak dengan melakukan ekualisasi atas nilai penghasilan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Orang Pribadi
dengan nilai penyerahan pada SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
f. Permintaan Keterngan/Bukti
pemeriksaan bukti yang mendukung suatu transaksi yang telah dicatat (vouching) / yang seharusnya dicatat
(tracing). Penelusuran bukti terkait dengan akun penghasilan dapat dilakukan ke dokumen berupa kontrak
peenjualan. dengan ini pemeriksa pajak dapat mengetahui apakah nilai penjualan telah dilaporkan di laporan
keuangan/SPT dan dalam hal telah dilaporkan apakah nilai yg dicatat telah sesuai dengan kontrak yang terjadi.
g. Konfirmasi
Konfirmasi adalah kegiatan untuk memperoleh penegasan atas kebenaran dan kelengkapan data dan/atau
informasi yang telah dimiliki kepada pihak lain terkait suatu transaksi yang dilakukan Wajib Pajak.
h. Pengujian Kebenaran Penghitungan Matematis
Pengujian kebenaran penghitungan matematis adalah pengujian yang dilakukan untuk meyakini kebenaran
penghitungan matematis, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian atas objek yang diperiksa.
Lanjutan

2. Kebenaran Pajak yang Telah Disetor


Teknik yang dapat ditempuh oleh pemeriksa pajak untuk memastikan kebenaran penyetoran pajak pada setiap
masa adalah pemanfaatan data internal Direktorat Jenderal Pajak berupa data pembayaran pajak yang dilakukan
oleh WP melalui Surat Setoran Pajak (SSP).
3. Kebenaran Penerapan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Teknik yang dapat ditempuh oleh pemeriksa pajak untuk memastikan kebenaran penerapan PTKP adalah :
a. Pengujian keabsahan dokumen berupa KK dari WP, dan
b. Konfirmasi ke aparat lingkungan (RT/RW atau Kelurahan)
4. Kebenaran Penerapan Tarif Pajak Penghasilan
Teknik yang dapat ditempuh oleh pemeriksa pajak untuk memastikan kebenaran penerapan tarif pajak penghasilan
adalah dengan melakukan pengujian kebenaran penghitungan matematis.
5. Kebenaran Kredit Pajak yang Dperhitungkan
Teknik yang dapat ditempuh oleh pemeriksa pajak untuk memastikan kebenaran kredit pajak yang diperhitungkan
oleh WP adalah :
a. Pemanfaatan data internal Direktorat Jenderal Pajak berupa bukti potong PPh atau SSP
b. Konfirmasi ke pihak pemotong/ pemungut pajak.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai