Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PUSAT

Anik
Abstract
Isnaini

NIP.dan
15406000544
Paper ini berisi tentang laporan keuangan pemerintah pusat
informasi
yang terkandung di dalamnya

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat


A. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Dasar hukum penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat
terdapat dalam UUU Nomor 1 tahun 2004 Pasal 55 ayat 1-2. Pasal tersebut
mengharuskan Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat untuk disampaikan kepada Presiden
dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Pasal
tersebut juga mengharuskan Menteri atau pimpinan lembaga selaku
Pengguna Anggaran atau Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan
laporan keuangan K/L.
B. Pihak Yang Wajib Menyusun Laporan Keuangan
Laporan keuangan di lingkungan pemerintah pusat disusun oleh entitas
pelaporan maupun entitas akuntansi. Entitas pelaporan di lingkungan
pemerintah pusat terdiri dari:
1. Pemerintah Pusat
2. Bendahara Umum Negara
3. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan
pemerintah pusat
Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola
anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi
dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang
diselenggarakannya. Entitas akuntansi pada pemerintah pusat terdiri dari
satuan kerja (satker) kementerian negara/lembaga baik yang ada di pusat
maupun daerah. Entitas akuntansi wajib menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
C. Komponen-Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Dengan penerapan basis akrual, kerangka konseptual SAP
mengklasifikasikan laporan keuangan menjadi:
a. Laporan Pelaksanaan Anggaran
Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
b. Laporan Finansial
Laporan Finansial terdiri dari:
1. Laporan operasional
2. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas (LAK)
c. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih
lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan
finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
D. Penjelasan Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Secara umum unsur-unsur laporan keuangan pemerintah pusat dan K/L
dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran


Laporan Realisasi Anggaran adalah laporan yang menyajikan
informasi
tentang
realisasi
pendapatan,
belanja,
transfer,
surplus/defisit dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode sert dengan realisasi periode
sebelumnya. Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Pusat merupakan
hasil konsolidasi dari LRA Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dengan
BUN, sehingga memuat seluruh transaksi yang dilaksanakan baik di K/L
maupun di BUN.
Laporan Realisasi Anggaran K/L sebagai Pengguna Anggaran hanya
memuat informai mengenai transaksi yang terkait K/L saja, yaitu
realisasi pendapatan, belanja, dan surplus/defisit, yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode serta
dengan realisasi periode sebelumnya. Kementerian negara/lembaga
sebagai
Pengguna
Anggaran
tidak
menyelenggarakan
dan
membukukan transaksi pembiayaan.
a. Manfaat Laporan Realisasi Anggaran
Informasi yang dimuat dalam Laporan Realisasi Anggaran dapat
berguna bagi para pengguna laporan untuk:
1) Mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya
ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap
anggaran.
2) Mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan
efektivitas penggunaan anggaran
3) Memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang
4) Mendapatkan indikasi bahwa perolehan dan penggunaan sumber
daya ekonomi telah dilaksanakan secara efektif, efisien, dan
hemat, dan telah dilaksanakan sesuai dengan APBN dan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Struktur Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya menyajikan
akun-akun sebagai berikut:
1) Pendapatan LRA
2) Belanja
3) Transfer
4) Surplus/defisit LRA
5) Penerimaan pembiayaan
6) Pengeluaran pembiayaan
7) Pembiayaan neto
8) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SILPA/SIKPA)
Pendapatan dalam Laporan Realisasi Anggaran diklasifikasikan
menurut jenis pendapatan dan belanja diklasifikasikan menurut
jenis belanja. Rincian lebih lanjut dari jenis pendapatan dan belanja
disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Klasifikasi belanja
menurut organisasi disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran
atau dalam Catatan atas Laporan Keuangan sedangkan klasifikasi
belanja menurut fungsi disajikan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.

SiLPA/SiKPA dalah
selisih
lebih/kurang antara realisasi
penerimaan dan pengeluaran atau antara realisasi pendapatan-LRA
dan Belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
selama satu periode laporan. SiLPA/SiKPA pada akhir periode
pelaporan dipindahkan ke Laporan Perubahan Saldo Anggaran
Lebih.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Saldo anggaran lebih adalah gunggungan saldo SiLPA [ada tahuntahun sebelumnya. Laporan Perubahan Saldo Anggaran (SAL) adalah
laporan yang menyajikan informasi tentang kenaikan atau penurunan
Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Laporan perubahan SAL hanya disajikan oleh Bendahara
Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan
keuangan konsolidasinya.
a. Manfaat Laporan Perubahan SAL
Informasi yang dimuat dalam Laporan Perubahan SAL dapat
berguna bagi para pengguna laporan untuk mengetahui kenaikan
atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun berjalan. Selain itu,
pengguna laporan juga dapat mengetahui jumlah Saldo Anggaran
Lebih yang digunakan pada tahun berjalan.
b. Struktur Perubahan SAL
Laporan Perubahan SAL menyajikan secara komparatif dengan
periode sebelumnya pos-pos berikut:
a) Saldo Anggaran Lebih Awal
b) Penggunaan Saldo Anggaran Lebih
c) Sisa Lebih/Kurang Pembiyaan Anggaran tahun berjalan
d) Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun sebelumnya
e) Lain-lain
f) Saldo Anggaran Lebih Akhir
Rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat pada Laporan
Perubahan SAL disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

3. Laporan Operasional
Laporan Operasional adalah laporan yang menyediakan informasi
mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan
yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit
operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya. Laporan Operasional
Pemerintah Pusat merupakan hasil konsolidasi dari Laporan
Operasional Kementerian Negara/Lembaga dengan BUN.
Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional untuk
mengevaluasi pendapatan-LO dan beban dalam menjalankan suatu
unit atau seluruh entitas pemerintahan. Laporan operasional disusun
untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual
sehingga penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas,
dan
Neraca
mempunyai
keterkaitan
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.

a. Manfaat Laporan Operasional


Informasi yang dimuat dalam Laporan Operasional dapat berguna
bagi para pengguna laporan untuk:
1) Mengetahui besarnya beban yang harus ditanggung oleh
pemerintah untuk menjalankan pelayanan
2) Mengetahui operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna
dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi,
efektivitas dan kehematan perolehan dan penggunaan sumber
daya ekonomi
3) Memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan pemerintah dalam periode mendatang
dengan cara menyajikan laporan secara komparatif
4) Mengetahui penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan
peningkatan ekuitas (bila surplus operasional)
b. Struktur Laporan Operasional
Laporan operasional paling sedikit menyajikan akun-akun berikut:
1) Pendapatan-LO
2) Beban
3) Surplus/defisit dari operasi
4) Surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional
5) Surplus/defisit sebelum pos luar biasa
6) Pos luar biasa
7) Surplus/defisit-LO
Surplus/defisit dari kegiatan non operasional merupakan
pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin, antara lain terdiri
dari surplus/defisit penjualan aset non lancar, surplus/defisit
penyelesaian kewajiban jangka panjang, dan surplus/defisit dari
kegiatan non operasional lainnya. Selisih lebih/kurang antara
surplus/defisit dari kegiatan operasional dan surplus/defisit dari
kegiatan non operasional merupakan surplus/defisit sebelum pos
luar biasa.
Pos luar biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam
Laporan Operasional. Pos Luar biasa memuat kejadian luar biasa
yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Kejadian yang tidak dapat diramalkan terjadi pada awal tahun
anggaran
2) Tidak diharapkan terjadi berulang-ulang
3) Kejadian di luar kendali entitas pemerintah
Sifat dan jumlah rupiah kejadian luar biasa harus diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
4. Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.
a. Manfaat Laporan Perubahan Ekuitas
Informasi yang dimuat dalam Laporan Perubahan Ekuitas dapat
berguna bagi para pengguna laporan untuk mengetahui kenaikan
atau penurunan ekuitas tahun berjalan. Saldo akhir yang ada dalam
Laporan Perubahan Ekuitas akan dipindahkan ke neraca.

b. Struktur Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan pos-pos berikut:
1) Ekuitas awal
2) Surplus/defisit-LO pada periode yang bersangkutan
3) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas,
antara lain berasal dari dampak kumulatf yang disebabkan oleh
perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar,
misalnya:
Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi
pada periode-periode sebelumnya
Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap
4) Ekuitas akhir
Penjelasan atas Laporan Perubahan Ekuitas disajikan dengan
struktur sebagai berikut:
1) Perbandingan dengan periode yang lalu
2) Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dan periode
yang lalu
3) Rincian yang diperlukan
4) Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan
5. Neraca
Neraca disajikan dengan cara menyandingkan aset, utang, dan
ekuitas tahun berjaan dengan tahun sebelumnya. Dengan demikian
neraca memberikan informasi mengenai posisi aset, kewajiban, dan
ekuitas pemerintah beserta perubahannya.
a. Manfaat Neraca
Informasi yang ada dalam neraca berguna bagi pihak-pihak
terkait antara lain untuk:
1) Merencanakan jenis-jenis pembiayaan dalam rangka menutup
defisit atau memanfaatkan surplus
2) Membantu dalam pengelolaan aset tetap
3) Membantu dalam pengelolaan utang
4) Membantu dalam pengelolaan kas
b. Struktur Neraca
Aset dalam neraca diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan non
lancar, sedangkan kewajiban diklasifikasikan ke dalam kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kklasifikasi aset
berguna untuk memberikan informasi tentang barang-barang yang
akan digunakan pada tahun depan dan tahun-tahun yang akan
datang. Klasifikasi kewajiban berguna untuk memberikan informasi
tentang kewajiban yang akan diselesaikan tahun deoan dan yang
akan digunakan pada tahun-tahun yang akan datang.
1) Aset lancar
Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila:
a) Diharapkan untuk segera direalisasikan, dipakai, atau dimiliki
untuk dijual dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan,
misalnya investasi jangka pendek, piutang, persediaan.
b) Berupa kas dan setara kas

2) Aset nonlancar
Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan
aset tak berwujud, yang digunakan secara langsung atau tida
langsung untuk kegiatan pemerintah. Aset non lancar meliputi:
investasi jangka panjang, aset tetap, aset lainnya.
3) Kewajiban jangka pendek
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan
akan dibayar dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi: utang PFK, utang bunga,
bagian lancar utang jangka panjang, utang jangka pendek
lainnya.
4) Kewajiban jangka panjang
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan
akan dibayar dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal
pelaporan. Contohnya antara lain utang luar negeri dan obligasi
pemerintah.
5) Ekuitas
Saldo ekuitas di neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada
Laporan Perubahan Ekuitas
6. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan nonanggaran.
a. Manfaat Laporan Arus Kas
Manfaat yang bisa diperoleh dari informai arus kas:
1) Sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang
2) Untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah
dibuat sebelumnya
3) Untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas
pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa
yang akan datang
4) Sebagai alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas
keluar selama periode pelaporan
5) Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan
arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan
bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur
keuangan pemerintah.
b. Struktur Laporan Arus Kas
Laporan arus kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, pendanaan, dan non anggaran. Klasifikasi ini diharapkan
dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap
posisi kas dan setara kas pemerintah.
1) Aktivitas Operasi

Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang


menunjukkan
kemampuan
operasi
pemerintah
dalam
menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktvitas
operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar.
Arus masuk kas dari operasi terutama diperoleh dari:
a. Penerimaan Perpajakan
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak
c. Penerimaan Hibah
d. Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah dan
Investasi Lainnya
e. Transfer Masuk
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Arus kas keluar untuk operasi terutama digunakan untuk:


Belanja Pegawai
Belanja Barang
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Lain-Lain/Tak Terduga
Transfer Keluar

2) Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam
rangka perolehan dan pelepasan sumber daya ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan
pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset non keuangan
terdiri dari:
a. Penjualan Aset Tetap
b. Penjualan Aset Lainnya
Arus kas keluar dari aktivitas investasi aset non keuangan
terdiri dari:
a. Perolehan Aset Tetap
b. Perolehan Aset Lainnya
3) Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan
dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan
defisit atu penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk
memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan
klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang.
Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan antara lain:
a. Penerimaan Pinjaman
b. Penerimaan Hasil Penjualan Surat Utang Negara
c. Penerimaan dari Divestasi
d. Penerimaan Kembali Pinjaman
e. Pencairan Dana Cadangan
Arus kas keluar dari aktivitas pendanaan antara lain:

a.
b.
c.
d.

Penyertaan Modal Pemerintah


Pembayaran Pokok Pinjaman
Pemberian Pinjaman Jangka Panjang
Pembentukan Dana Cadangan

4) Aktivitas non Anggaran


Arus kas dari aktivitas nonanggaran mencerminkan
penerimaan
dan
pengeluaran
kas
bruto
yang
tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan
pemerintah. Arus kas dari aktivitas nonanggaran antara lain
Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan kiriman uang. PFK
menggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yanng
dipotong dari Surat Perintah Membayar atau diterima secara
tunai dari pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes.
Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antar rekening kas
umum negara/daerah.
Arus masuk kas dari aktivitas nonanggaran meliputi
penerimaan PFK dan kiriman uang masuk.
Arus keluar kas dari aktivitas nonanggaran meliputi
pengeluaran PFK dan kiriman uang keluar.
7. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang
penjelasan akun-akun laporan keuangan dalam rangka pengungkapan
yang memadai
a. Manfaat Catatan atas Laporan Keuangan
1) Agar laporan keuangan dapat dipahami oleh pembaca secara
luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu atau
manajemen entitas pelaporan.
2) Pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan akuntansi yang
diterapkan akan membantu pembaca untuk dapat menghindari
kesalahpahaman dalam membaca laporan keuangan.
3) Untuk menginformasikan pengungkapan yang diperlukan atas
laporan keuangan
b. Struktur Catatan atas Laporan Keuangan
Pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan dapat
disajikan secara narasi, bagan, grafik, daftar, dan skedul atau
bentuk lain yang mengikhtisarkan secara ringkas dan padat kondisi
dan posisi keuangan entitas pelaporan dan hasil-hasilnya selama
satu periode. Struktur CaLK biasanya disajikan dengan struktur
berikut:
1) Informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas akuntansi
2) Kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro
3) Ikhtisar pencapaian target keuangan berikut hambatan dan
kendalanya
4) Kebijakan akuntansi yang penting
a) Entitas pelaporan
b) Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan
keuangan
c) Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan

d) Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan


dengan ketentuan-ketentuan pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintah oleh suatu entitas
e) Setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk
memahami laporan keuangan
5) Penjelasan pos-pos laporan keuangan
a) Rincian dan penjelasan masing-masing pos Laporan
Keuangan
b) Pengungkapan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam
lembar muka Laporan Keuangan
6) Informasi tambahan lainnya yang diperlukan

Anda mungkin juga menyukai